"bagaimana ? apa ada klien lagi ? "
selvia melirik ke arah assistennya . menatap sesaat , dan menunggu jawaban daari mulut assistennya . lalu memalingkan wajahnya dan berfokus menatap laptop yang ada di hadapannya , " ada bu , tapi masih lama sebenarnya . namun klien kali ini memaksa ibu untuk turun tangan langsung " sekilas selvia menghela nafas atas jawaban dari alexander assisten pribadinya .
tanpa membalas ucapan alexander , selvia kembali fokus pada tumpukan lembaran yang ada di hadapannya dan menggabaikan alexander begitu saja . dirinya begitu penasaran sepenting apa klien kali ini , hingga harus dirnya sendiri yang di minta untuk menangganinya .
selvia membuka email yang sudah di kirim oleh alexander beberapa waktu lalu , dengan perlahan selvia membaca data klien VIP tersebut . sedikit tidak asing selvia memperhatikan nama pasangan pengantin wanitanya , " nama ini ? bukan pria itu saja yang punya , kenapa aku harus merasa gugup ? " batin nya .
alexander melirik jam yang ada di tangannya dengan keadaan cemas , bagaimana dirinya tidak cemas pasalnya selvia bosnya belum menjawab bersedia atau tidak menanggani klien vip kali ini . ringtone ponsel alexander berbunyi hingga membuatnya terkejut " aahh copot , ah bos jantungan . hmm iya bos saya " .
" ke ruanganku sekarang ! " ucap selvia lalu menutup ponselnya , tanpa mendengar jawaban dari alex . tak lama dari luar ruangan terdengar suara ketukan dua kali lalu terbuka , tanpa menoleh pun selvia sudah tahu siapa yang datang . " apa klien kali ini meminta sesuatu selain harus aku yang menjadi w.o mereka ? "
" tidak ada bu hanya saja pihak lelakinya ingin sekali anda yang memikirkan tema pernikahan mereka "
" yang ingin menikah itu saya atau mereka ? kenapa harus saya semua ? kalau semua saya , mending saya saja yang menikah tidak perlu mereka " ketus selvia ,
" sa - saya tidak tahu bu , maaf " alexander merasa tertekan dengan keadaan seperti ini . " ja - jadi bagaimana bu ? " dengan keadaan memberanikan diri alex bertanya pada selvia .
" kita ambil , cepat hubungi mereka dan cari tanggal meeting sesuai jadwal yang mereka inginkan dan ingat aku ingin keduanya hadir , bukan salah satu dari mereka . kau mengerti ? " selvia sangat sensitif dengan pekerjaan yang menanggani tamu vip .
" baik bos !! " . alex dengan wajah pucat , namun puas mendegar keputusan dari selvia . hingga muncul bentuk seteangah lingkaran dari sudut bibirnya , seraya melangkahkan kakinya menuju keluar ruangan .
selvia melihat ke arah meja kerjanya yang penuh dengan berkas - berkas klien , selvia memiliki usaha wedding yang cukup di bilang sudah terkenal di kalangan beberapa usaha kaya raya bahkan sampai artis papan atas . usaha yang di mulainya dari kecil , kini telah menjadi usaha mewah . namun dirinya enggan merenovasi temat usaha nya , karena ada alasan yang memberatkan hatinya . padahal beberapa klien sudah sering mengutarakan komplain mereka yang begitu sempit . selvia bersiap - siap untuk segera meninggalkan butik lalu pergi menemui klien lainnya , mengajak alex untuk ikut bersamanya dan meninggalkan tempat kerjanya dengan orang kepercayaannya setelah alex . selvia berjalan menuju parkiran , lalu menyalakan mesin mobil nya seraya menggunakan kacamata hitam andalannya . terlihat sangat cantik bahkan modis untuk umurannya , lalu melirik ke pintu mobil yang baru saja di buka oleh alex dan tersenyum tipis .
" jangan senyum sama gue , hari ini lo udah berhasil buat gue jantungan . ah mau copot beneran jantung gue hari ini gara - gara lo sel " keluh alex
" ha - ha - ha , ya lo tau kan ? gue dari dulu paling tidak suka klien ribet , apalagi kalau gue sendiri yang sampai turun tangan kaya gini . kalau dia gak percaya sama orang - orang gue , yaudah cari tempat lain aja gitu loh maksud gue " ucap selvia
alex hanya menarik nafas lalu memutar badannya menghadap kaca mobil dan bersolek layaknya perempuan pada umumnya , namun dirinya melupakan bahwa dirinya seorang pria . kedua sudah menjalin persahabatan saat masih duduk di bangku SMA , baik buruknya selvia . alex sudah paham sekali , bahkan selvia pun sama .
" ke caffe langganan kita sekolah dulu bagaimana ? " seketika alex membulatkan kedua bola matanya , menatap kearah selvia .
" klien ? bagaimana ? ''
" undur atau batalkan untuk hari ini dan ganti dengan hari lain , aku hanya ingin suasana hatiku merasa nyaman dan tenang dulu sebelum bertemu dengan klien " ucap selvia dan perlahan menjalankan mobilnya .
sepanjang jalan menelusuri padatnya kota , mobil sedan berwarna merah miliknya melaju dengan sangat elegan . di dalam mobil alex memutar lagu kesukaannya dari salah satu group boyband korea terkenal , menyanyi dengan irama tempo yang di buat olehnya sendiri . terkadang alex adalah hiburan selvia ketika sedang pusing dengan jadwal w.o mereka yang padat , alex mulai ikut bersama selvia semenjak kedua orang tua nya mengalami kecelakaan dan meninggal . bahkan alex tinggal di satu atap yang sama bersama selvia dan juga ibu selvia .
tak cukup waktu lama untuk tiba di caffe yang mereka inginkan , saat turun dari mobil semua orang langsung melihat kearah selvia . dulu waktu sekolah pun selvia sudah menjadi primadona sekolah , bahkan sampai guru muda yang mengajar sudah menginjar dirinya . bohong saja kalau setiap mata pria tak menginginkan dirinya wanita cantik , pintar , ramah , lembut , dan sedikit tegas , bisa di sebut seperti manusia hampir sempurna .
" du - du - du , mulai deh mata buaya - buaya . kenapa sih ? emang gak pernah ya liat bencong kaya gue ? " celetuk alex hingga membuat selvia tertawa geli , melihat tingkah sahabatnya .
keduanya masuk dan langsung menghampiri kasir untuk memesan minuman , " ice cappuchino latte satu , dan macha cream satu " ucap selvia .
" macha ice or hot kak ? " sambung si pelayan .
" yang ice mas , soalnya kalo hot itu di ranjang " celetuk alex , hingga membuat si kasir tersipu malu dan menjadi salah tingkah .
" mau duduk dimana lex ? " tanya selvia seraya melihat - lihat tempat yang nyaman untuk dirinya dan juga alex , matanya tertuju pada bangku yang berada di bawah pohion rindang dekat kolam kecil .
alex mengikuti arah langkah selvia yang berhenti pada bangku yang di usulkannya sedari tadi dengan alex . " di sindang ce ? " tanya alex .
" iya , disini ajalah . toh ngambil orderan juga gak terlalu jauh kan ? " pembelaan selvia di benarkan oleh batin alex.
" lo gak jemput zeline ? "
" udah , sama ibu gue tadi . sekitar jam 1 an lah , kenapa ? tumben lu nanya anak gue "
" lo sih bandel , coba gue yang jadi bapaknya gak bakal dah lo pusing "
" kata siapa ? malah justru makin pusing , kalo lo yang jadi daddy nya zeline yang ada nanti anak gue gak bisa membedakan mana daddy mana mami nya . soalnya ada 2 perempuan di hadapannya , lagian gue gak mau ambil pusing masalah daddy nya zeline . cukup klien gue aja yang ribet , urusan hidup gue sama anak gue jangan " .
dengan tatapan serius , alex mendekatkan wajahnya pada selvia " lu gak punya niatan gitu ? untuk ngasih tau ke zeline siapa daddy nya ? dan dimana dia sekarang ? " tanya alex , alex memang sangat mengkhawatirkan selvia dengan sangat tulus . karena yang alex tau , sahabatnya ini paling tidak ingin merepotkan orang sekitarnya .
" woy !!! kenapa sih harus di bahas lagi ? " sedikit menyentuh tangan alex untuk memberitahu bahwa minuman mereka sudah selesai .
alex berjalan menuju kasir dengan gerakan gemulai nya , dan kembali lagi dengan lari - lari kecilnya menuju selvia . " ini bos ice nya " seraya menyodorkan cup milik selvia .
" terima kasih sahabatku " mengambil cup yang berada di tangan alex , " hmm yummy banget lega gitu , rasa minuman di caffe ini tuh gak pernah berubah ya . jadi kangen masa - masa remaja dulu " raut wajah yang di tunjukkan selvia seperti sedang menjadi artis iklan coffe cup .
" kayanya lo harus perlahan menceritakan pada zeline , sel . zeline sudah sekolah dasar kelas 1 , dan lo mau dia terus - menerus menganggap daddy nya masih di luar kota ? hah ? luar kota kok kaya bang toyib gak selesai - selesai bu " selvia hanya terdiam dan memainkan sedotannya yang ada di hadapannya .
" nanti aja , gue gak mau nanti dia jadi banyak bertanya dimana tepatnya daddynya tinggal " bukan itu sebenarnya alasan selvia menyembunyikan ayah dari zeline , hanya saja rasa sakit itu masih membekas di benaknya sampai detik ini .
ringtone ponsel selvia berbunyi dengan sangat keras , segera dirinya menyambar ponsel yang ada di atas meja . ternyata zeline menelpon ke ponselnya " ada apa sayang ? "
" mom "
" yes , dear ? "
" where is mom ? what are you doing ? , and with whom are you mom ? " selvia tersenyum mendengar pertanyaan dari anak gadis nya .
" mommy disini sayang , bersama uncle alex . elin mau di bawain apa sayang ? "
" cake and milkshake , boleh mom ? "
" sure baby , dimana grand ma ? apa kalian sudah makan ? "
" grand ma sedang cooking sama mbak laras , yasudah ya mom . eline mau mengerjakan tugas dulu , hati - hati mom "
" yes baby , thank you so much and i love you "
" love you to mom "
selvia memandangi ponselnya setelah mengakhiri pembicaraannya dengan putri kecilnya , yang sekarang sudah semakin bertumbuh besar . tanggung jawab seorang ibu dan sekaligus ayah bagi zeline , membuat selvia sudah nyaman dengan statusnya sekarang .
ketika sudah menghabiskan minumannya , selvia mengajak alex kembali untuk meninggalkan caffe . alexpun mengikuti langkah selvia dengan cepat dan membawa beberapa cake yang telah di pesan oleh selvia untuk zeline , " mau kemana lagi ? '' belum di jawab ponsel alex pun berteriak dan segera mengangkatnya .
" ya , zeline wedding dengan alex , oh iya bu bagaimana ? kalau begitu akan saya sampaikan kepada bos saya ya " alexpun mengakhiri pembicaraannya .
" siapa ? " sebelum membuka pintu mobil selvia langsung bertanya pada alex .
" klien special anda sayang " sahut alex dan segera menaiki mobil , di dalam mobil alex sempat melirik ke arah selvia " hmm , na " panggil alex ragu - ragu .
" why ? "
" lu ada yang aneh gak sih ? sama klien kali ini " .
" aneh nya ? namanya ? " alex mengangguk , ternyata bukan hanya dirinya yang merasakan hal aneh . " bukan dia doang kan lex , yang bernama seperti itu ? " alex langsung terdiam dan tak ingin melanjutkan lagi pembicaraannya .
selvia menarik nafas dalam - dalam , berusaha keras mengendalikan diri . berusaha menetralisir rasa sesak yang tiba - tiba hadir di hatinya . melihat raut wajah yang di pancarkan oleh selvia , alex merasa ingin menggutuk dirinya karena pertanyaan bodohnya tadi . berusaha tenang di hadapan alex dan melajukan mobil sedan merahnya menuju rumah .
selama di perjalanan selvia berusaha mencari topik lain , agar alex merasa tidak terlalu canggung kepadanya " hmm lex , kita punya klien namanya pak robi kan ya ? ''
" iya sel punya , hmm sel sorry banget ya " alex menunjukkan rasa tidak enaknya kepada selvia sahabat sekaligus bos nya di pekerjaan .
" gue udah terbiasa lex , dan lu juga harus bantu gue melupakan itu ya ? " jawab selvia dengan nada halus nya lalu berfokus pada menyetirnya , alex hanya mengangguk dengan cepat .
" oh iya sel , tadi lo kan nanya tentang pak robi ? ada apa ? " selvia yang sekarang mengangguk . " ada masalah ya sama pernikahan anaknya ? " tanya alex kembali .
" oh , enggak kok bukan itu masalahnya . pak robi mengirimkan sesuatu kerumah untuk mu . katanya , pak robi puas dengan acara anaknya di hotel lusa kemarin "
" benarkah ? kira - kira apa ya ? pasti alat make up . ha - ha - ha " alex memang selalu mendapatkan banyak reward dari beberapa klien yang begitu puas dengan hasil kerjanya .
akhirnya selvia berhasil memarkirkan mobilnya di garasi rumah yang di bilang cukup besar . namun , tak terlalu besar seperti rumah orang berada pada umumnya . alex yang segera keluar untuk membantu menurunkan barang - barang dari mobil , tak lama datanglah ART dari selvia yaitu sila dan tina . keduanya segera bergegas membantu alex mengangkat barang - barang ke dalam rumah , " mbal sil , dimana ibu dan zeline ? " tanya selvia yang juga sibuk membantu karyawannya .
" ada bu , non zeline sama grandma lagi di kamar atas sedang menonton " ucap sila , salah satu dari art nya .
selvia dan alex langsung masuk membawa barang - barang di bantu oleh kedua art nya ,meletakkan barang nya di ruang tamu . " oh iya mbak sil , boleh saya minta tolong ? "
" iya bu , boleh dong bu " jawab sila , seraya tersenyum merapikan letak barang yang ia bawa sedaritadi .
" panaskan masakan buat saya , saya sengaja tidak makan karena ingin makan masakan mbak sil " sahut selvia .
" ya ampun bu , jadi malu saya . padahal masak juga di bantu grandma tadi , baik bu saya panaskan dan saya hidangkan . saya pamit ke dapur dulu ya bu , tin duluan ya " tina mengangguk .
" tin , ini tidak perlu semua nya di bereskan . biar nanti saya dan ibu saja yang merapihkannya , karena ada beberapa yang harus di tinggal dan ada juga yang akan dibawa kembali besok " ucap alex kepada tina .
" baik pak , "
" tin maaf , sama nitip milkshake dan cake ini ya untuk zeline . hidangkan saja di meja makan , "
" baik bu "
alex mengajak selvia untuk melihat zeline juga ibu yang sedang berada di kamar zeline di atas , suara pintu terbuka membuat kedua nya terkejut dan langsung menoleh ke arah pintu kamar . selvia tersenyum melihat kedua malaikat nya , seketika rasa lelah yang ia rasakan , seakan - akan hilang beegitu saja . bersama dengan mood nya yang sedang naik - turun .
" bu " panggil alex , yang langsung memeluk ibu selvia dan menciumi pipi wanita paruh baya tersebut .
" ah , kalian sudah pulang ? bagaimana pekerjaan hari ini ? " tanya bu dewi kepada anak - anaknya ,
" baik bu , apa ibu sudah makan ? " tanya selvia ,
" belum , ibu ingin makan sama anak - anak ibu dan cucu ibu bersamaan " jawab bu dewi .
" mommy .... ? " panggil zeline , dan berjalan menghampiri selvia yang masih berdiri di ambang pintu .
" yes , sweety ? ada apa sayang ? " selvia membuka tangannya menyambut anak gadisnya untuk hadir ke dalam pelukkannya .
" my cake ? "
" di bawah sayang , apa elin ingin memakannya ? " zeline mengangguk dengan cepat , " mari bu , sekalian makan malam bersama " ajak selvia kepada ibunya , serta membawa zeline untuk turun ke bawah . alex pun mengikuti langkah dan menggenggam tangan ibu dewi untuk selalu di sampingnya .
sesampainya di meja makan selvia langsung memberikan cake yang sudah di tanyakan oleh zeline , sejak di kamar . ibu dewi memperhatikan selvia , pandangannya terlihat samar dan berubah menjadi airmata yang turun begitu saja . alex yang berada di sampingnya langsung mengelus punggung tangan bu dewi dengan lembut .
" kau seperti almarhum ayah mu , pekerja keras demi keluarga dan juga anak nya . bahkan walau dirinya hanya makan nasi dan garam , yang penting keluarganya jangan sampai tidak makan " ucap lirih ibu dewi , yang sesaat mengenang suami nya .
selvia tersenyum menatap ibunya , lalu mengambil tangan sebelahnya dan meletakkan di atas tangan dirinya . " kenapa bu ? kangen ayah ya ? " ibu dewi hanya mengangguk malu , seraya menghapus airmata nya .
" grandma ? don't cry ! , grandpa always be happy " ucap zeline hingga membuat suasana meja makan menjadi haru .
" makan , laper gue " ucap alex , sehingga membuat ukiran tawa pada wajah ibu dewi .
" lex , habis makan kita keruang kerja . ada yang harus di bahas masalah besok " alex menyetujui dan melanjutkan makannya dengan sangat lahap .
acara makan malam berakhir saat zeline dan ibu dewi berpamitan terlebih dahulu , zeline sudah menjadi anak madiri sejak dirinya masih berumur 1 tahun . dirinya paham betul kerja keras mommy nya saat ini , apalgi di tambah dirinya sudah tak memiliki ayah di dekatnya . sementara alex dan selvia berjalan menuju ruang kerja , dengan membawa barang - barang yang sudah di pisahkan oleh tina sebelumnya . selvia berjalan terlebih dahulu , dan di susul oleh alex yang menutup pintu .
" apa yang di bicarakan oleh klien tadi ? " tanya selvia tanpa melirik ke arah alex .
alex perlahan menghentikan kegiatannya dan perlahan jalan menuju selvi , menarik nafas perlahan dan menghebuskannya sedikit . bersiap - siap memulai pembicaraan . " tadi nyonya mugita mohede menelpon dan katanya besok beliau juga calon suaminya akan datang ke ka .. "
" jam berapa ? " selvia langsung memeotong pembicaraan alex .
" sepertinya pagi , tapi yang jelas mereka akan mengabari kita saat berangkat nanti " alex memutar tubuhnya dan berjalan kembali menuju sofa yang ada di hadapan meja kerja selvi , dalam sekali tarikan nafas alex sudah bisa di tebak bahwa dirinya sudah perlahan mulai masuk kedalam mimpi tidurnya .
selvia segera duduk di meja nya dan menggambil selembar kertas yang ada di hadapannya , dirinya ingin membuat pilihan 3 tema dalam konsep pernikahan kali ini . pertama tema adat , nasional , dan juga modern masa kini . dirinya tidak ingin mengecewakan klientnya , apalagi klien kali ini akan memberikan banyak keuntungan bagi usahanya . satu - persatu tema di selesaikan dengan baik , bahkan jam sudah menunjukkan pukul 2 malam . tetapi mata selvia masih dengan tajam melihat tiap - tiap desain yang ia coret , hanya demi mendapatkan hasil terbaik nya untuk klien vip nya kali ini .
sesekali dirinya tersenyum memandang foto zeline yang terlihat begitu menggemaskan , seketika airmatanya jatuh mengingat zeline lahir tanpa ada ayah di sampingnya bahkan sosok yang ia harapkan . tapi itu tak membuat selvia menjadi wanita yang lemah , bahkan dirinya bersyukur karena zeline telah memberikan segalanya tanpa ada kekurangan dalam hidupnya . zeline adalah anugrah yang di titipkan tuhan , untuknya , ibunya , bahkan mendiang ayah selvia .
waktu menunjukkanpukul 4 subuh , selvia berniat pergi membangunkan ibunya untuk beribadah bersama . namun selvia selalu terlambat , ibunya sudah bersiap - siap untuk sholat dan tersenyum menatap ke arahnya . " apa kau tidak tidur lagi nak ? '' tanya ibu dewi kepada selvia .
" tidur bu , sebentar saja . apa ibu sudah ingin sholat ? tunggu sel ya bu , sel ambil wudhu dulu ". ibu dewi pun mengangguk kepada selvia yang sudah berlalu masuk ke dalam pintu kamar mandi .
" maaf grandma , sarapan pagi ini mau di buatin apa ? " sila yang datang menghampiri ibu dewi .
" apa aja sil , sepertinya alex dan selvi akan pergi pagi sekali nanti . bagaimana kalau buatkan mereka sereal dan sandwich saja , jangan lupa siapkan buah nya " . jelas ibu dewi , tak lama selvia muncul dari arah kamar mandi . dan bersiap memulai jama'ah dengan ibu dewi .
selama menunggu bos mereka sila dan tina sibuk berada di dapur menyiapkan sarapan , alex yang baru saja terbangun segera berjalan menuju ruang makan di dekat dapur . karena melihat selvia yang sudah tidak ada di meja kerjanya , sila yang terkejut karena kehadiran alex yang sudah hadir secara tiba - tiba di meja makan . membuat sila menjatuhkan gelas dan membuat suara yang sangat keras , gelas yang jatuh begitu saja di lantai membuat ibu dewi dan selvia berlari menghampiri sumber suara dengan tatapan khawatir . " ada apa sil ? " tanya selvi dengan panik .
" pak alex bu , tiba - tiba muncul dan langsung duduk disana " tunjuk sila yang masih gemetar karena terkejut , ibu dewi hanya tertawa mendengar pengakuan sila .
" ya ampun , saya pikir ada apa sil . bereskan cepat takut zeline bangun dan turun ke bawah , lo juga lex bukan nya langsung mandi habis bangun tidur . lo tau kan kita ada klien pagi buta begini !! " alex mengangkat tubuhnya dan menghilang di balik pintu kamar mandi . " oh iya tin , sil saya minta tolong ya . tolong , bawakan saya beberapa gaun yang ada di etalase deket kamar grandma ya "
" baik bu "
jam sudah menunjukkan pukul setegah 7 pagi , alex dan selvia yang sudah bersiap - siap segera menyantap sarapannya , sementara ibu dewi sedang sibuk dengan cucunya . zeline memang cucu yang segala sesuatunya harus bersama neneknya , bahkan ketika beradu mulut dengan selvia . zeline akan lebih memilih bersama neneknya daripada harus meminta maaf pada selvia , kadang selvia sudah mengajarkannya untuk tidak selalu bergantung pada neneknya . namun , zeline hanya tersenyum penuh makna .
" tin , saya dan alex pergi dulu ya . nanti kalo grandma nanya sama zeline bilang aja saya sudah berangkat duluan " pamit selvia dan segera menyambar tas nya yang berada di meja dan di susul alex , yang membawa beberapa berkas milik selvia . " oh iya , gaun yang saya suruh sudah di masukan ke dalam mobil ? "
" sudah bu , hati - hati bu , pak "
selvia segera melajukan mobil merahnya yang sempat ia panaskan selama menyantap sarapan pagi tadi , selama di perjalanan dirinya menyuruh alex membaca tema yang di buatnya semalaman . agar alex paham saat menjelaskan kepada klien nanti , alex yang membaca sekaligus menggoyangkan lidahnya dengan beberapa sandwich yang di bekalkan oleh sila .
tak butuh waktu lama untuk tiba di kantor nya , saat keduanya turun beberpa karyawan sudah hadir dan terkejut melihat kedua bos mereka hadir sepagi ini . selvia yang langsung tiba memasang wajah seriusnya , di ikuti oleh alex yang berada di belakangnya . alex memberikan aba - aba pada karyawannya untuk segera membuka pintu , selvia yang langsung berjalan menuju ruangannya . sementara alex menyuruh beberapa karyawan menurunkan gaun dan barang - barang yang ada di mobil , seketika keadaan menjadi menegang tak karuan .
saat semua orang sibuk dengan urusan nya masing - masing , alex mendengar suara deruan mobil yang baru saja memakirkan di depan kantornya . mobil mewah alphard terbaru sudah terparkir cantik dengan elegan , alex langsung berjalan menuju ruangan selvia untuk memberitahukan bahwa klien pentingnya sudah datang . selvia yang mendengar ucapan alex langsung menghela nafasnya dengan berat , segera menyambar ponselnya dan berjalan ke luar ruangan untuk menyambut klien nya tersebut .
pintu mobil terbuka turunlah pasangan yang akan menggunakan jasa w.o selvia , wanita cantik yang turun bersama pria yang sangat tampan . namun , langkah kaki selvia terhenti seketika . tubuhnya membeku , dan jantungnya seakan berhenti berdetak . dirinya menatap lelaki itu dengan mata terbuka lebar , " ini tak mungkin ! ini tidak mungkin ! tidak mungkin lelaki itu ? " ucap hatinya .
lelaki itu membalas menatap kembali selvia dari balik sudut matanya , matanya nanar . selama beberapa saat mereka saling memandang satu sama lain , terkejutnya selvia pun sama juga dengan yang sedang di rasakan alex saat ini . selvia memejamkan matanya sesaat , berharap bayangan lelaki ini segera menghilang . berharap semua yang terjadi hanya fatamorgana . namun , saat dirinya kembali membuka mata secara perlahan . sosok lelaki itu masih ada di hadapannya , ya lelaki masa lalunya , sedang berdiri menatap dirinya .
perkenalkan : LEO KIM
dan ini calon istrinya : MUGITA MOHEDE
selvia berusaha menjadi profesional dalam pekerjaannya , alex segera mengajak pengantin wanitanya untuk melihat proposal wedding mereka . sementara lelaki yang ada di hadapannya selvia masih dengan posisi yang sama , selvia menepis kenyataan yang ada di hadapannya lelaki ini sangat mirip . tetapi lelaki ini lebih tinggi , lebih berisi . bahunya lebar dan kokoh , dada bidang yang berbentuk oleh kemeja putih yang dikenakannya . tidak ! dirinya pasti salah . lelaki ini hanya kebetulan mirip dengan leo , lagi pula lelaki yang ada di hadapannya memiliki kedewasaan yang sangat menawan . serta karisma yang tidak dimiliki oleh leo , di tambah lagi lelaki yang ada di hadapannya sekarang sangat tampan .
tanpa melepas pandangannya dari selvia , lelaki itu sedikit berdehem mengeluarkan suara . " selvia ? "
bagai di sambar petir saat cuaca masih pagi , ucapan dari mulut lelaki itu bagai gelagar halilintar di telinga selvia . tubuhnya gemetar , bagaimana bisa lelaki ini mengenal betul namanya ? mungkinkah alex memberitahu namanya pada lelaki ini ? selvia menelan salvina nya untuk membasahi tenggorokannya yang terasa amat kering , dengan susah payah selvia membuka mulutnya . " le - leo ... ? " tanyanya dengan nada sedikit ragu - ragu .
" benarkah ? apa ini kau selvia ? " leo membuka matanya yang sipit menjadi melebar seketika , lalu berjalan perlahan mendekat . namun , selvia segera membalikan tubuhnya dan menyusul alex juga calon istri leo .
jantung selvia semakin menimbulkan suara yang tidak beraturan , lelaki yang telah menjadi masa lalunya . kini berada di hadapannya , lelaki yang teramat di cintainya . lelaki yang di harapkannya sudah lenyap dari daftar manusia di bumi ini , satu - satunya manusia yang paling tidak ingin dia temui lagi . bahkan berharap nama lelaki ini sudah terpajang di pusaran makam umum .
" apa kabar selvia ? "
selvia seketika mematung di saat langkah demi langkahnya hampir mendekati alex juga calon istri leo , sulit bagi selvia menerima kenyataan . bahwa , orang yang paling dia benci ada dihadapannya . selvia meremas ponsel yang ada di tangannya dengan suara begetar " baik " . ucapnya dengan suara hampir tidak terdengar oleh seisi ruangan , tanpa menoleh atau menatap ke arah leo .
leo menatap kepergian selvia dengan perasaan nanar , hatinya begitu sakit melihat wanita yang pernah menjadi belahan jiwanya tak ingin mengenal dirinya kembali . selvia menarik nafas dalam - dalam , berusaha mengendalikan keresahannya . berusaha menahan nyeri yang mulai merayapi hatinya , saat koreng yang tertinggal disana terbuka sedikit - demi sedikit .
sekali lagi selvia menarik nafasnya dengan panjang lalu membuangnya perlahan , berusaha menunjukkan bahwa . betapa tidak perdulinya dia kepada lelaki ini , dan berusaha menunjukkan bahwa tidak pernah ada sesuatu yang istimewa yang pernah terjadi di antara mereka di masa lalu . berusaha menampilkan sikap tenang dan formal yang selalu di tampilkannya setiap kali berhadapan dengan klien , tapi sayangnya toleransi keramahan pada klien satu ini sudah menghilang .
" jadi , kamu CEO dari w.o zeline wedding ? " leo menatap tajam dengan raut wajah tampak tak percaya .
dengan gerakan kaku , selvia menganggukan kepala dan mempercepat langkahnya menghampiri alex . " bagaimana nona ? hmm " selvia kesulitan menyebut nama sang wanita .
" mugita , namanya mugita mohede " sahut leo berjalan mendekati calon istrinya .
alex yang mendengar nama mugita disebut , seketika berteriak tidak percaya dengan apa yang dirinya saksikan " mu - mugita mohede ? model terkenal di luar negri ? dan sedang kerja sama dengan indonesia ? sekarang menikah dengan kau leo ? " tanya alex yang masih tidak percaya .
" apa kalian saling mengenal ? " tanya mugita kepada leo .
" kami satu kelas , dan bersekolah di tempat yang sama " . jawab alex dengan lantang , dan hanya di balas senyuman oleh mugita .
" mari duduk dan kita bahas tema pernikahan kalian ! " ajak selvia , di ikuti oleh alex juga mugita .
kenyataan yang harus di terima oleh selvia adalah dirinya harus menyiapkan pernikahan dari orang yang pernah singgah di hatinya . namun , siapa yang menyangka kalau calon suami dari model dunia adalah lelaki yang di kenal olehnya . bahkan , lelaki yang pernah menjadi miliknya ? . selvia menjadi sangat bingung dengan perasaan aneh merambat hatinya , perasaan yang sama sekali tidak dirinya ketahui .
" via " panggil leo membuat jantung selvia semakin bergetar , bagaimana tidak ? panggilan singkat itu selalu menjadi panggilan yang paling di tunggunya setiap ingin bangun tidur , dan saat berangkat sekolah .
selvia menarik nafasnya tanpa sadar tangannya meremas sofa , dan ingin sekali berteriak kepada lelaki yang baru saja memanggilnya dengan nama yang sudah tak ingin ia dengar . namun , selvia berusaha untuk tetap profesional pada pekerjaannya . " iya , ada yang anda butuhkan ? " jawab selvia tak acuh .
selvia menyelipkan seuntai rambut yang terlepas dari ikatannya ke belakang telinga , " tapi aku rasa , tema nasional lebih cocok dengan anda berdua . bagaimana ? " .
" terserah anda saja ibu via " nada sedikit tidak suka leo membuat selvia terkejut . dengan cepat dirinya beradu pandang dengan alex , saling menatap penuh dengan pertanyaan .
" bukannya ini acara anda berdua ? bagaimana menjadi terserah saya ? "
" bukan , hanya dia saja " dengan santai leo menjawab dan berdiri , berjalan ke arah gaun . tatapan via berubah menjadi tatapan penasaran ke arah mugita , hanya saja mugita sekedar tersenyum memandang alex dan selvia .
" hmm jadi , kalian akan mengadakan pesta dimana ? gedung ? hotel ? " tanya alex merubah suasana , namun tak ada sautan yang keluar dari keduanya .
mugita berdiri lalu menghampiri leo yang sibuk memandang gaun , tangan leo sedikit ditarik paksa oleh mugita . dengan wajah sedikit menahan kesal , akhirnya leo menuruti keinginan mugita . untuk kembali duduk bersama alex dan juga selvia , " maaf , leo hanya kelelahan karena habis dinas dan langsung saya bawa kemari " . namun , alex dan selvia hanya tersenyum memandang keduanya .
" kalian boleh melakukan apa saja , dan gunakan apapun tema yang cocok untuk pernikahan kami " . ucap leo santai , " bahkan kalau ada dekor yang teramat special atau istimewa , silahkan saja . tidak usah di pikirkan masalah budget " . jelas leo
hmm .. tawaran yang amat menggiurkan ! jarang sekali ada klien yang melibatkan kebebasan penuh kepada w.o , untuk memastikan acara mereka . apalagi dengan budget tak terbatas kebanyakan dari mereka begitu cerewet dan ingin ikut campur , tapi ya ... memang itu hak mereka sebagai pemilik uang . dan sampai sejauh ini , sudah dapat di tebak . klien kali ini adalah klien yang paling mengguntungkan bagi selvia juga alex .
tanpa sadar leo memandang selvia dengan tatapan bahagia , perempuan yang di carinya bertahun - tahun yang lalu . tiba - tiba muncul di hadapannya ! leo tidak pernah menduga , pertemuan tak sengaja dengan pak robi klien perusahaannya membawa dirinya kepada perempuan yang amat di cintainya ini . saat selvia berdiri untuk mengambil laptopnya , leo memandangi tubuh ramping selvia . seketika nafas leo seperti tertahan , saat selvia kembali dari membawa laptopnya . selvia kembali menyelipkan seuntai rambut nya ke balik telinga , jari - jari indah yang dulu sering di genggamnya . rambut indah yang dulu sering di belainya , selvia tampak begitu cantik dalam balutan dress kantor yang di gunakannya . bahkan , kini selvia tampak lebih cantik dari ingatannya .
bagaimana bisa leo melupakan mata bulat jernih dengan bulu mata yang panjang dan lentik itu , bibir munggil namun tebal di bawah , serta dagu yang sedikit lancip itu . segala sesuatu yang amat di sukainya dan amat di rindukannya dari perempuan ini . tanpa sadar leo menelan ludah , membasahi tenggorokannya yang terasa kering . " apa kau menjaga via dengan baik ? alex ? " alex terkejut mendengar pertanyaan dari leo , dan sekilas melihat mugita yang sibuk dengan ponselnya .
" menurut lo ? setidaknya gue nggak kaya lo ! yang - " .
" alex " selvia langsung menegur alex
leo hanya tersenyum canggung . " bagaimana kabar ibu dan ayah ? " . leo menggabaikan sifat dingin yang di tunjukkan oleh selvia .
pertanyaan leo membuat darah selvia membeku , selvia tidak mengerti untuk apa leo bertanya tentang keluarganya lagi ? apakah lelaki ini ingin mengulang kembali kebersamaan mereka dulu ? selvia" tersenyum sinis . tidak ! itu tidak akan terjadi . baginya , leo adalah masa lalu . dan , akan selalu tetap begitu . " baik " jawabnya dingin .
leo terkejut mendengar begitu sinisnya selvia kepada dirinya , rasa kecewa menyelimuti hatinya . selvia yang bersikap seakan dirinya tidak pernah menjadi bagian istimewa dalam kehidupan leo , sikap selvia sangat membuat lelaki yang di hadapannya tidak berarti . leo merasa terbuang apakah selvia sangat hati atas kebodohannya di masa lalu ? begitu marahkah selvia kepadanya ? leo menundukkan kepala , dan mendesah pelan . dirinya tidak pernah menyalahkan selvia jika membencinya , sejak awal memang semua sudah menjadi kesalahannya .
selvia berjalan mendekati mugita , leo yang melirik kearah selvia dari bulu matanya . wanita itu sedang berbicara dengan calon istrinya , sekilas leo mulai menilai keduanya . dirinya masih tau benar bagaimana sifat wanita yang pernah menjadi istimewa , leo menarik nafas dalam - dalam mengatakan pada dirinya . bahwa , karena kebodohannya . dirinya menjadi kehilangan sosok yang amat di cintainya sampai detik ini , diam - diam leo kembali menelusuri jari - jari panjang dan lentik selvia dengan matanya .
mencari benda bulat yang melingkari jari manis perempuan itu , ada sedikit harapan muncul dalam pikirannya saat tidak menemukan cincin nikah di jari indah wanita itu . tetapi , apa mungkin wanita secantik dan sepintar dirinya belum menikah ? atau , mungkin sudah bercerai ? atau mungkin dirinya tak suka memakai cincin nikahnya ? tapi , apakah suaminya tidak merasa cemas ? bukankah sama saja seperti memancing para lelaki lain untuk mendekati istrinya ? ya , tuhan . begitu banyak yang ingin ku tanyakan padanya .
sepertinya ini bukan saat yang tepat , mungkin sama sepertinya selvia pasti sangat terkejut dengan pertemuan tak terduga ini . mungkin saat ini , wanita yang sedang di pandangnya sangat ingin mengeluarkan kemarahannya . kemarahan yang sudah di pendam sejak lama bahkan selama bertahun - tahun , leo bisa menerima itu karena apa yang di lakukannya dulu pasti sangat menyakitkan selvia . leo sangat berharap , suatu saat nanti selvia mau mendengarkan penjelasannya . dan , mau memaafkan semua kesalahannya .
selvia dapat merasakan mata leo sedang memandang dirinya , di pandangi diam - diam oleh calon suami orang lain sudah menjadi hal biasa bagi selvia . banyak sekali klien lelaki yang bersikap seperti ini pada dirinya , namun berbeda dengan tatapan leo . tatapan leo itu membuatnya sulit untuk tetap bersikap tenang dan tak peduli , hampir 8 tahun sudah ia tidak bertemu leo . tetapi dirinya masih tak menyangka lelaki ini masih memiliki pengaruh yang begitu kuat atas dirinya , masih sanggup membuat jantungnya berdebar resah .
" hmm .. via , alex " leo melirik selvia , lalu melempar pandangannya ke arah alex dengan gugup . " apa kalian mau makan siang bersama kami ? '' jantungnya berdebar penuh harap , karena leo merasa belum puas memandang selvia .
" bagaimana bu ? " tanya alex , kepada selvia .
" iya , sekalian kita bahas berapa uang muka w.o yang harus masuk ? " sahut mugita , namun tak bergeming dari ponselnya .
" terima kasih atas tawaran nya , tidak perlu repot - repot . itu bisa kita bahas lain waktu , lagi pula pernikahan kalian masih 3 bulan lagi bukan ? " selvia menolak dengan sopan .
rasa kecewanya menggumpal , hingga membuat sesak dada leo . mugita bersiap - siap untuk berpamitan , karena jadwalnya sudah menumpuk untuk pemotretan majalah . namun , berbeda dengan leo yang masih ingin disini . alex dan selvia pun mengantar keduanya di ambang pintu , tetapi leo memutar kembali tubuhnya dan menunggumpulkan keberanian untuk bertanya pada selvia . " via , sudah berapa anakmu ? " selvia mengeluh dalam hatinya . ini yang sangat ingin dia hindari , dirinya tak ingin lelaki ini bertanya - tanya tentang kehidupan pribadinya .
sekilas selvia melihat ke arah mugita , tetapi hanya ada senyum terpaksa dari raut wajah nya . selvia mempertimbangkan sejenak , perlu tidaknya memberitahu lelaki ini . dengan nada yang malas akhirnya selvia menjawab pertanyaan leo , " satu " jawabnya seraya membuang pandangannya ke sembarang arah .
" perempuan ? laki - laki ? "
alex dan selvia langsung beradu pandang , saat mendengar nada antusias dari leo . " perempuan " jawab alex .
" sepertinya jadwalku tidak bisa menunggu lama " ucap mugita , membuat alex dan selvia tersenyum paksa .
" baiklah , sampai jumpa 3 hari lagi untuk melihat tempat pernikahan kalian " jawab alex dan melambaikan tangan pada calon pasangan pengantin itu .
akhirnya airmata yang tertahan sejak tadi tumpah begitu saja , alex yang melihatnya langsung memeluk selvia . dirinya tahu betapa berat yang selama ini di rasakan selvia , dan sekarang orang yang telah menghancurkannya muncul tanpa di undang .
jangan lupa untuk vote dan like setiap membaca episodenya , dukungan dari kalian sangat membantu author untuk menjadi semangat menulis . jangan lupa jadikan favorite juga ...
sayang army banyak - banyak ........
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!