NovelToon NovelToon

Orang Ke 3

Perkenalan

Aku Andrian Kusuma biasa orang dekat ku memanggil Ian, umurku 28 tahun, tahun ini.

Keluarga Kusuma terkenal dengan bisnis penerbitan karya karya orang yang memiliki skil atau kelebihan dalam bentuk seni entah itu lukisan ataupun karya tulis.

Aku sebagai wakil CEO disana dan yang pasti CEO-nya adalah Ayahku, Ayah Kusuma.

Aku bekerja di perusahaan Ayahku sejak usia ku 22 tahun menginjak 23 tahun saat aku sudah menyelesaikan kuliahku jurusan sastra di Negeri sebrang.

Aku peringatkan jangan pernah menggodaku karena aku mempunyai istri dan aku sangat mencintainya, cantik itu sudah pasti bodinya saja aduhai bak gitar spanyol karena dia seorang model.

Dia juga sangat mencintaiku, dia rela meninggalkan keluarganya demi mempertahankanku dan memperjuangkanku.

Dan sudah 3 tahun tepat pada hari ini aku membina rumah tanggaku dengan dia tapi mungkin yang Kuasa alam semesta ini belum mempercayai kami untuk memiliki keturunan jadi sampai sekarang kami belum mempunyai anak.

Karena hal itulah ibu ku terus mengunjing keadaan istri ku yang belum mempunyai anak, aku dan istriku slalu berusaha berbagai cara program kehamilan tapi bagaimana lagi semuanya belum di kehendaki sang ILahi tapi kami tidak putus asa terus berusaha berjuang dan tidak lupa berdoa.

Memang dari awal orang tuaku tidak menyetujui pernikahan kami karena pekerjaan istriku sebagai model, sudah tau lah bagaimana pandangan orang umum ketika mengetahui perkerjaan model tapi aku percaya pada istriku sampai sekarang.

Mungkin itulah alasan orang tuaku yang terus berusaha memisahkan kami.

Ini dia Istri tersayangku Nina Salman, anak ke 2 dari keluarga Salman yang berasal dari negeri Jiran. Usianya 26 tahun, terpaut 2 tahun dengan ku.

Pertama kali kita bertemu saat mengadakan pelelangan lukisan di Singapore 4 tahun silam, dan betepatan gedung keluarga Salman yang di tempati sebagai tempat pelelangan.

Kami berkenalan dan belum ada sebulan kami menjalin hubungan sampai setahun akhirnya kami memutuskan untuk menikah mesti tanpa restu orang tua.

...🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹...

Hai guys kenalin gue Melanie Anggita, panggil aja Lani. Umurku baru 22 tapi belum genap sih he he he 😁. Gue bukan anak kota pada umumnya, gue hanya anak kampung, kampungan itu gaya gue.

Sebenarnya gue kuliah tapi biasalah anak jaman sekarang mana ada yang benar benar kuliah.hidup gue terlalu santai gak mau ambil pusing dengan omongan orang sekitar, dan kuliah adalah yang alasanku saja agar terbebas dari rumah orang tua gue yang terlalu banyak aturan.

Meskipun gue dari kampung bukan berarti gue orang miskin ya, jangan salah bapak gue juragan sapi terkenal di kampung gue dan Mak gue termasuk orang sosialita di kampung tapi juga memiliki kerjaanlah gak hanya enak enakan makan uang bapak, Mak gue salah satu pegawai kecamatan yang masa jabatannya masih lama.

Juragan Luis sebutan buat bapak gue, wah orang kampung kog namanya kayak bule ? jelaslah wonk bapak gue emang bule tapi gak tau deh blasteran mana sama mana he he he 😁

Bu Zainab adalah Mak gue, uiwihhh namanya islami banget ya Mak. Mak gue asli orang kampung tempat tinggal gue kog. Beliau orangnya sangat anggun dan priyayi khas orang desa, behhh kalau ngomong halusnya minta ampun bahasanya.

Dari kecil gak pernah tuh Mak gue bentak gue apalagi sampai mukul gue, gue sangat di manja karena gue anak perempuan satu satunya. Beda sama bapak bule gue, ampun gue crewetnya dan jangan lupa banyak banget peraturannya sampai pusing gue jadi anaknya.

Ow ya... gue hanya 2 bersaudara , gue anak bungsu punya saudara laki laki namanya Bang Satria. Dia udah nikah dan di boyong istrinya ke pulau sebrang karena kerjanya juga di pulau sebrang. Pekerjaan yang menjanjikan dalam pasutri itu, istri pengacara dan Abang gue polisi.

Sebenarnya bapak bule gue gak ngebolehi Bang Satria jadi polisi karena baginya menjadi polisi adalah kerja yang membahayakan dan pasti tidak ada yang nerusin usaha bapak bule gue jadi juragan sapi. Kalau gue yang jelas kagak mau lah masak cewek secantik gue harus ngurus sapi sih ? ha ha ha 😆 ogah banget dah...

Kuliah gue aja jurusan sastra, meskipun dari pertama bapak bule gue daftarin gue jurusan peternakan hewan.

Ok balik lagi pada inti. Suatu hari bapak bule gue benar benar marah saat mengetahui kalau gue jarang kuliah dan aku tidak lulus wisuda tahun ini.

Murkanya bapak bule kali ini benar benar di luar batas, gue di usir dari rumah. Gue di suruh hidup mandiri di luar sana, ok dasar kepala batu gue yain aja omongan bapak gue, padahal Mak gue udah nyegah gue untuk pergi. Tapi gue berjanji dalam jangka setahun aku kembali dan akan sukses di luar sana tanpa embel embel uang orang tua gue.

Astaga ternyata gue cantik juga ya 🤣🤣🤣... udah jangan di lihatin terus, terpesona entar lu sama gue ✌️✌️✌️

Anniversary Yang Ke 3

" Anniversary sayang." Ucap Ian sudah membuka tutup mata Nina

"wahhh sayang." Nina terkejut membelalak kedua bola matanya menyaksikan pemandangan di sekitarnya .

Pemandangan di puncak yang di terangi lampu kelap kelip menghiasi atasan tanah di bawah tempat mereka, kini mereka di atas puncak di lantai paling atas.

"maafkan aku sayang tidak bisa membawamu berlibur sesuai janjiku." sedikit rasa kecewa pada dirinya.

"it's ok sayang, pekerjaanmu lebih penting untuk masa depan." Nina mengembangkan senyum agar suaminya tidak merasa kecewa.

Kue yang di pesan Ian sudah datang, kue brownies yang di hiasi buah cherry kesukaan Nina.

"make A wish dulu sayang." pinta Ian.

Nina dan Alan sama memejamkan mata, tidak ada yang tau doa apa yang mereka ucapan dalam hati, hanya mereka sendirilah yang tau.

Hari ini tepat ulang tahun ke 3 pernikahan mereka. Sebenarnya Ian menjanjikan liburan ke Paris untuk merayakan Anniversary mereka namun sayang Ayah Kusuma tidak mengizinkan dan memberi banyak pekerjaan untuknya, kecewa sudah pasti Ian rasakan pada ayahnya.

"hadiah ku mana sayang ?" Nina yang seakan menodong suaminya minta hadiah.

Ian merogoh kantong celananya dan membuka kotak berwarna silver yang berbulu itu di depan Nina.

Silau kata pertama yang akan di ucap orang yang tidak pernah mengenal berlian. Berlian dengan rantai warna putih dan manik merah menyalah berbentuk love sebagai hiasan.

" wah cantik sekali sayang.". Puji Nina saat melihat isi dalam kotak silver berbulu.

"secantik kamu sayang."

"sengaja aku pesan dari jauh hari, dengan warna kesukaanmu." jelas Ian.

"pasanganin." rengek Nina dengan manja.

Ian berjalan mendekat ke belakang istrinya, mengaitkan kedua sisi kalung berlian ke leher Nina.

"sempurna."

"makasih sayang "

"sama sama."

"makin cinta aku sama kamu." Nina mencubit pelan pipi Ian.

Merangkul pinggul sintal istrinya dengan mesra, wajah mereka mulai mendekat saat Ian ingin maraup bibir di depannya tiba tiba suara troli terdengar, gagal sudah ciumannya karena makan malam sudah datang.

Nina yang merasa malu dengan pelayan pengantar makan malam, mendorong pelan tubuh suaminya dan kembali duduk.

"makan dulu sayang di lanjut nanti saja." ucap Nina dengan ngedipkan sebelah matanya.

"makanlah yang banyak, nanti gantian aku yang akan memakanmu "

"siap suamiku." jawab Nina penuh semangat.

Makan dengan tenang itulah kebiasaan Ian sedari kecil, setelah makan malam mereka tidak lagi ingin keliling puncak yang sudah di rencana dari awal.

Mereka lebih suka masuk kamar yang sudah di pesan Ian dengan dekorasi paling romantis yang tersedia di villa tersebut.

Menjelajahi hutan belantara yang sudah hampir sebulan ini Ian tinggalkan karena kesibukan masing masing, dimana tempat ternyaman anaconda Ian bersemedi.

Lampu kamar yang sengaja di pesan remang remang menjadikan adrenaline tersendiri buat Ian untuk menapaki setiap jengkal landasan sebelum memasuki hutan lebatnya.

Malam pajang bak malam pertama mereka lalui dengan bercucuran keringat yang membasahi tubuh mereka, suara suara aneh khas orang yang menikmati menjadi suara yang memicu kecepatan kapasitas.

Cat dinding berwana abu abu, lampu remang remang di sudut kamar, ranjang king size berwarna merah terang serta kelopak bunga mawar yang tersebar di seluruh ruangan itu seakan menjadi saksi bisu aksi pasangan suami istri itu.

Puncak yang terkenal dengan suhu rendah berhawa dingin itu malah membuat mereka berkeringat sendiri, ya karena mereka sendirilah yang membuatnya menjadi suhu panas, terpanas malahan.

Seakan tak ada puasnya dengan pasang itu, mengulangi terus dan terus sampai adzan subuh terdengar.

Ambruk tanpa tenaga, namun senyum bahagia terlihat jelas di wajah mereka. Polos bak bayi yang baru lahir mereka berpelukan, hanya sehelai selimut tebal sebagai pembungkusnya.

-

-

-

-

-

Ayah dan Bunda Andrian

"Harusnya ayah memberi pekerjaan yang lebih untuk Ian yah." ucap nyonya Kusuma yaitu Sarah.

" tidakkah itu berlebihan bun, memberi pekerjaan pada hati libur kantor." Jawab Ayah Kusuma yang meletekkan teh mawar kesukaan istrinya.

Sarah sepertinya tidak rela jika anak semata wayangnya merayakan hari pernikahannya dengan sang istri.

Majalah yang dari tadi di bolak balik saja tanpa niat membaca hanya sebagai pelampiasan, kini di banting dengan kasar oleh Sarah kemudian berjalan meninggalkan suaminya yang mematung tanpa mencegah.

"sabar sabar." cicit Kusuma yang mengusap dadanya.

Pria menawan berwibawa jika berhadapan dengan para pegawainya saja namun saat berhadapan dengan istrinya jangankan berwibawa mendapatkan sorotan mata dari Sarah saja nyalinya masih besar biji kedelai.

Tidak ingin belahan jiwanya lama lama merajuk Kusuma menyusul ke kamar dengan segera.

Ceklek

Pintu kamar terbuka istrinya tidak ada di dalam, dengan rasa cemas Kusuma mencari kesemua sudut ruangan namun hasilnya nihil.

Terus Sarah dimana ya ?

"Bun...."

Teriak Kusuma sampai tiga kali tapi tidak ada jawaban sampai ia keluar kamar.

"bunda..." teriaknya lagi.

"apa si ayah berisik deh." tiba suara bunda sudah ada di belakang Ayah.

Bunda masuk kamar mencari ponselnya yang di letakkan dalam laci.

"Bun jangan marah, kita kan sudah bahas masalah Ian berkali kali."

Kini Ayah sudah duduk samping Bunda yang sudah memainkan ponselnya.

"dari awal bunda tidak setuju yah Ian menikahi Nina."

"maaf ayah yang kurang tegas waktu itu."

"tapi itu sudah menjadi keputusan Ian Bun, kita bisa apa. Anak bunda 1 itu keras kepala, Bunda tau sendiri kan."

"anak kita bukan anak Bunda saja, dan anak kita cuma 1 gak ada lain." tegas Bunda

"ya ya Ayah salah lagi."

Ayah masih mencoba merayu istrinya terus, merangkul tubuh istrinya dan mencium cengkuk leher dari belakang sambil membisikan kata kata fulgar di telinga Bunda.

" bikin lagi kalau gitu Bun, biar Ian bukan hanya satu satunya anak kita."

" kan tadi malam udah yah." jawab Bunda yang masih bermain ponselnya entah siapa yang di tunggu dalam ponsel itu.

" Lagi..." Ayah merengek bak anak kecil yang minta gamenya di ulang.

" pinggang bunda encok yah."

"ihhh Bunda..."

Sungguh Ayah benar benar bikin Bunda risih di saat moodnya sedang kondisi down seperti ini.

" Big No Ayah, jangan berisik." ucap Sarah yang penuh ketegasan agar suaminya berhenti merengek bak anak kecil itu.

Panggil masuk pada ponsel Bunda kemudian menggeser tombol hijau panggil pun tersambung.

"selamat siang Bu." bunda berdiri dari tempat duduknya.

"..."

"ok baiklah saya tunggu."

Bunda langsung memutuskan panggilannya dan meletakan kembali di atas nakas.

"siapa Bun.?"

" gantinya mbak Asih yah."

" lah mbak Asih kenapa Bun."

"mau pulang kampung di jodohin sama orang tuanya."

"ow."

" yah jalan yuk, kemana gitu. Bosen bunda di rumah terus kalau Ayah kerja."

"lah Bunda maunya kemana ?"

" makan deket sini saja "

" ok Kanjeng Ratu, laksanakan."

" bentar bunda ganti baju dulu."

" Ayah tunggu di bawah ok."

Setelah Ayah keluar dari kamar, Bunda langsung ganti baju hanya membawa ponselnya saja tanpa tas.

Bunda dulunya hanya wanita dari kalangan biasa, hanya saja Ayah yang sudah di mabuk cinta langsung melamar tidak lama kemudian mereka menikah.

Meskipun dari kalangan biasa tapi pesona dan sopan santun Bunda mampu membawa restu kedua orang tua Ayah.

Tepat setahun pernikahannya mereka mengandung anak pertama mereka yang belum sempat di lahirkan ke dunia karena kecelakaan yang di alami Bunda saat pulang dari mengunjungi ibunya di kampung.

Rizki masih berpihak pada mereka selang 7 bulan setelah keguguran, bunda mengandung lagi yaitu anak semata wayangnya Andrian Kusuma.

Kelahiran Andrian sungguh membawa keberuntungan bagi keluarga Kusuma, karena setelah kelahiran Andrian, usaha keluarga Kusuma langsung melonjak drastis dan berjaya waktu itu. Namun sayang kabar duka menyelimuti mereka Bapak Kusuma meninggal dunia karena serangan jantung mendadak.

Tidak ada yang tau pasti alasan Bunda tidak merestui putranya menikah dengan Nina saat itu, ia hanya berfirasat kalau Nina tidak baik untuk Andrian. 90 % firasat seorang ibu yang melahirkan nyawa ke dunia tidak bisa di bohongi.

-

-

-

-

-

Ayah Kusuma sama Bunda Sarah lagi kencan ❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!