Di sebuah desa kecil tinggal seorang gadis cantik dan juga periang yang bernama Anna Anetha.
Sejak SMP ayah Anna telah meninggal dunia, dan sekarang Anna tinggal bersama dengan ibunya yang sedang sakit-sakitan.
"Buk.. Anna berangkat dulu yah" Salim Anna di tangan sang ibu.
"Iya nak, ibu doakan semoga kamu lulus dan acara perpisahan kamu berjalan dengan baik".
"Amin buk, kalau gitu Anna berangkat kesekolah dulu yah".
"Iya nak" Angguknya.
Anna pun segera keluar dari dalam kamar sang ibu dan langsung menuju ke sekolahnya. Karna hari ini adalah hari kelulusan sekaligus hari perpisahan Anna.
"Pak.. Angkot" Teriak Anna.
"Buruan neng".
"Iya pak" Anna langsung masuk kedalam angkot.
Setibanya Anna di depan gerbang sekolah menengah atas itu, "Anna" Teriak sahabatnya Anna.
"Nay" Senyum Anna melambaikan tangannya.
"Kamu baru nyampe Na?" Tanya Nayra.
"Iya Nay".
"Sama.. Aku juga baru nyampe Na, ayok.." Rangkul Nayra di lengannya Anna.
"Ayok".
"Oohh iya Na".
"Mmmmmmm".
"Kamu jantungan enggak sih Na?".
"Jantungan kenapa Nay?"
"Aku jantungan lihat hasil kelulusan kita nanti Anna, Hehehehe".
"Aku juga Nay".
Ting.. Ting...
Suara kericuhan siswa siswi sekolah menengah membuat Anna dan Nayra langsung berlari menuju papan pengumuman.
"Geser-geser, geser sedikit dong" Geser Nayra. "Buruan Na" Tarik Nayra ditangannya Anna.
"Iyah Nay".
Begitu Nayra dan Anna berada didepan papan kelulusan, "Haaahhhh" Hela Anna menarik nafas. Kemudian Anna melihat urutan namanya paling atas secara perlahan.
"Anna.. Aku lulus Anna" Teriak Nayra memeluk Anna.
"Benarkah?" Senang Anna.
"Iya Na.. Kamu lihat ini" Tunjuk Nayra.
"Wah.. Selamat ya Nay" Tawa Anna memeluk Nayra.
"Hahahhaha" Tawa Nayra melompat-lompat, begitu juga dengan Anna yang ikut sangat senang.
"Aakkhh iya.. Nama kamu udah ketemu belum Na?" Tanya Nayra melepaskan pelukan Anna.
"Belum Nay".
"Iikkhhh.. Kamu kok enggak bilah sih Na" Nayra langsung mencari nama sahabatnya itu. "Aakkhhh.. Ketemu" Lalu Nayra mengeser jarinya ke sebelah kanan. "Anna kamu Lulus" Teriak Nayra melihat Anna.
"Mana-mana Nay?".
"Ini Na".
"Hahahhaha.. Aku lulus juga Nay".
"Iya Na".
"Selamat ya Anna" Peluk Nayra lagi.
"Terima kasih Nay" Bahagia Anna memeluk Nayra. "Ibu pasti senang mendengar kabar ini" Batinnya.
Dikantin.
"Acaranya jam berapa Nay?" Tanya Anna menikmati segelas jus segar.
"Kalau enggak salah acaranya mulai jam 12 Na" Jawab Nayra memakan baksonya.
"Aku enggak sabar lagi Nay beritahu kabar gembira ini sama ibu".
"Terus Na.. Kamu mau lanjut kuliah dimana nantinya?".
"Aku enggak kuliah Nay".
"Loh.. Kenapa Na?".
"Kamu tau sendiri kan Nay ibu aku sedang sakit dan enggak mungkin aku ninggalin ibu sendiri disini. Semenjak ayah aku meninggal, aku harus bekerja keras setelah pulang sekolah untuk mencukupi kehidupan kami berdua Nay".
Dengan perasaan bersalah, "Maafkan aku ya Na" Sedih Nayra menghentikan makanannya.
"Hheeemmm.. Tidak apa-apa kok Nay" Senyum Anna. "Emang kamu mau kuliah dimana Nay?".
"Aku akan kuliah di ibu kota Na".
"Ibu kota, berarti jakarta Nay?".
"Iya Na".
"Wah.. Selamat yah Nay, kamu memang hebat" Jempol Anna.
"Kamu udah pernah enggak Na ke jakarta?".
"Belum Nay".
"Nanti.. Kalau aku punya uang aku akan mengajak mu kesana Na".
"Benarkah Nay?" Senang Anna.
"Iya Na" Angguk Nayra.
"Hahahha.. Terima kasih Nay, kamu memang sahabat terbaikku".
"Kamu juga sahabat terbaik ku Na".
Kini acara perpisahan pun telah tiba dan semua siswa siswa telah berkumpul di lapangan untuk menyambut kata sambutan dari kepala sekolah.
"Semuanya sudah disini?" Tanya guru Bk.
"Sudah pak" Teriak semua siswa.
Kepala sekolah langsung mengambil alih untuk menyampaikan pesan-pesan penting kepada semua siswa.
"Panas Na" Lelah Nayra.
"Iya.. Panas banget Nay".
"Iikkhhh.. Kepala sekolahnya lama banget sih" Kesal Nayra.
"Sabar Nay" Senyum Anna.
"Apa semua bisa dimengerti" Ucap kepala sekolah.
"Bisa pak".
"Bapak harap kalian semua selalu mengingat pesan-pesan bapak ini".
"Iya pak".
"Sekian untuk hari ini" Undurnya.
Kemudian semua siswa bertepuk tangan dengan meriah.
"Akhirnya selesai juga".
"Iya Nay".
"Duduk disitu yok Na" Ajak Nayra.
"Ayok".
Acara bebas pun berlangsung dengan lancar, ada yang berpuisi, ada yang berpantun, ada yang menari, dance, drama, dan juga menyanyi.
"Oohhh iya Na, kamu kan pintar menyanyi" Lihat Nayra.
"Terus..?".
"Kamu nyanyi gih sana" Tarik Nayra ditangannya Anna.
"Tapi Nay".
"Sudah jangan banyak melawan".
"Hhhmmmm" Ngalah Anna tersenyum.
"Kamu tunggu disini, aku daftar kamu dulu" Pergi Nayra.
"Iya Nay".
Begitu Nayra pergi dari sampingnya, "Aku mau nyanyi apa yah?" Gumam Anna berpikir.
"Anna" Panggil Nayra.
"Udah?".
"Udah.. Kamu siap-siap yah".
"Tapi aku enggak tau mau nyanyi apa Nay".
"Hhhmmm" Pikir Nayra mencari lagu yang cocok untuk Anna nyanyikan. "Aku tau Na".
"Apa Nay?".
"Hanya Rindu"
"Hanya Rindu?".
"Iya Na".
"Iya deh.."
"Kamu tau kan Na lagu itu?".
"Tau Nay".
"Bagus, lagu itu salah satu lagu favorit aku" Senyum Nayra.
"Aku juga Nay".
Setelah yang lainnya selesai bernyanyi, "Kini kita akan memanggil untuk yang selanjutnya".
"Itu pasti kamu Na".
"Ini dia Anna dari kelas IPS silahkan naik ke atas panggung".
"Yeee.. Naik Na" Dorong Nayra dengan pelan.
"Iya Nay" Anna langsung naik keatas panggung.
"Mau nyanyi apa?" Tanya sang Mc.
"Hanya Rindu".
"Baiklah" Dia pun segera memberitahu sang pemain musik. "Kamu sudah siap".
"Iyah".
Suara musik pun langsung berbunyi, "Hanya Rindu- Andmesh kamaleng".
Saat ku sendiri, ku lihat foto dan video
Bersamamu yang telah lama ku simpan
Hancur hati ini melihat semua gambar diri
Yang tak bisa, ku ulang kembali
Ku ingin saat ini, engkau ada di sini
Tertawa bersamaku, seperti dulu lagi
Walau hanya sebentar, Tuhan tolong kabulkanlah
Bukannya diri ini tak terima kenyataan
Hati ini hanya rindu
Segala cara telah kucoba
Agar aku bisa tanpa dirimu
Namun semua, berbeda
Sulitku menghapus kenangan bersamamu
Ku ingin saat ini, engkau ada di disini
Tertawa bersamaku, seperti dulu lagi
Walau hanya sebentar, Tuhan tolong kabulkanlah
Bukan diri ini tak terima kenyataan
Hati ini hanya rindu
Hanya rindu
Ku ingin saat ini, engkau ada di disini
Tertawa bersamaku, seperti dulu lagi
Walau hanya sebentar, Tuhan tolong kabulkanlah
Bukannya diri ini tak terima kenyataan
Bukannya diri ini tak terima kenyataan
Hati ini hanya rindu
Hati ini hanya rindu
Ku rindu senyummu, Ibu...
Semua siswa siswa langsung bertepuk tangan dengan meriah, "Suara kamu sangat bagus sekali" Teriak mereka memuji Anna.
"Kamu hebat Anna" Jempol teman-teman 1 kelasnya Anna.
Dengan senyum bahagia Anna turun dari atas panggung, "Anna" Peluk Nayra. "Suara kamu benar-benar bagus sekali Na".
"Terima kasih Nay".
"Suara kamu bahkan mengalahkan suara artis-arti penyanyi".
"Hahahhaha.. Kamu ada-ada saja Nay".
"Aku serius Na".
"Iya..iya Nay, aku percaya".
"Hehehehe.. Peluk lagi Na".
"Mmmmm" Anna memeluk Nayra kembali.
"Kalau gitu aku pulang duluan ya Nay".
"Iya Na.. Hati-hati dijalan yah".
"Dah.. Nay" Lambai Anna.
"Dah juga Na" Balas Nayra.
Anna langsung masuk kedalam angkot sedangkan Nayra dijemput oleh sang pelayan dengan mobil.
Setibanya Anna di rumah, "Bu.. Anna pulang bu" Masuknya kedalam kamar sang Ibu. "Loh.. Ibu kemana ya?" Gumam Anna keluar dari dalam kamar. "Bu.. Ibu".
"Anna" Panggil sang tetangga.
"Iya buk" Jawab Anna melihatnya.
"Anna.. Ibu kamu masuk rumah sakit, tadi Juan yang membawanya" Beritahunya.
"Apa? ibu masuk rumah sakit?" Panik Anna.
"Iya Na.." Angguknya.
"Ibu dirumah sakit mana Buk?".
"Dirumah sakit xx Na".
"Terima kasih banyak ya buk, Anna pergi dulu".
"Iya Anna".
Anna segera berangkat kerumah sakit yang tidak terlalu jauh dari kampung halamannya.
Begitu Anna keluar dari dalam angkot, dia langsung bergegas masuk kedalam loby dan menanyai sang resepsiones rumah sakit. "Atas nama Karina buk".
"Tunggu sebentar yah dek".
"Iya buk".
"Atas nama Karina ada di lantai 5 ruangan 509 kelas 1".
"Terima kasih ya buk".
"Sama-sama".
Ceklek..
"Astaga ibu" Sedih Anna menghampiri sang ibu yang sedang terbaring lemas diatas bed.
"Anna.. Kamu sudah pulang Nak?" Senyumnya melihat Anna.
"Iya buk" Angguk Anna meneteskan air matanya.
"Kenapa kamu menangis Nak?".
"Anna merasa bersalah bu, maafkan Anna yah".
"Kenapa kamu merasa bersalah Nak?".
"Anna tidak ada disaat ibu kesakitan".
"Ya ampun.. Ibu tidak apa-apa Nak, tadi itu Juan hanya melihat ibu keringatan saja, terus Juan membawa ibu kerumah sakit, dan sekarang ibu sudah merasa baikan".
"Anna khawatir sama ibu" Peluk Anna meneteskan air matanya.
"Anna" Panggilnya mengusap punggung Anna.
"Iya buk" Jawab Anna melap air matanya.
"Maafkan ibu ya nak, ibu enggak bisa berbuat apa-apa untuk menyekolahkan mu seperti anak orang lain".
"Tidak apa-apa buk, yang penting ibu baik-baik saja Anna sudah merasa sangat bahagia sekali".
Dengan tawa kecil Kirana melihat putri satu-satunya itu, "Apa sangkut paut ya Na kamu selalu berada disamping ibu sama kuliah?".
"Mmmmm.. Anna enggak perlu lanjut kuliah buk, asalkan Anna selalu berada disamping ya ibu selamanya".
"Hahahha.. Ibu sangat mencintai kamu Nak" Elusnya diwajah Anna "Dan ibu harap setelah kamu dewasa nanti, kamu menemukan laki-laki yang baik dan tulus mencintai kamu apa adanya Anna".
"Amin buk" Senyum Anna.
Sekarang telah menunjukkan pukul 17.30 sore. "Buk.. Anna balik sebentar dulu ya ganti pakaian, soalnya rumah pun belum sempat Anna kunci sangking khawatirnya tadi, Heheheh".
"Iya Nak".
"Anna tinggal sebentar ya buk" Anna langsung keluar dari ruang rawatan sang ibu.
"Hati-hati dijalan Anna".
"Iya buk".
Setelah Anna keluar, "Aakkhh.. Aakkhh" Lemas ya dengan nafas terengah-engah. Kemudian menetaskan air mata, "Maafkan ibu Anna, ibu tidak sanggup lagi menahan rasa sakit ini semua" Tangisnya dengan perasaan sangat terpukul.
Sesampainya Anna dirumah, "Aku mandi dulu ajah, siap itu aku beres-beras untuk dibawa kerumah sakit" Gumam Anna mengambil handuknya.
15 menit Anna didalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah terasa bau dan juga lengket.
"Aakkhh.. Segarnya" Keluar Anna dari kamar mandi menuju kamarnya.
Ceklek..
"Pakai baju apa yah?" Gumam Anna melihat lemari pakainya. "Yang ini ajah lebih santai" Anna langsung memakai pakaiannya dan segera membereskan barang-barang yang akan Anna bawa.
"Beres.. Sekarang tinggal berangkat" Kemudian Anna melihat foto yang berada diatas meja laci kecil itu. "Bawa ini juga, ibu pasti senang".
Sesudah itu Anna langsung keluar dari dalam rumah dan segera menuju rumah sakit.
Dirumah sakit.
Ceklek..
"Ibu.. Anna datang" Ujar Anna memasuki ruangan itu. "Loh.. Ibu saya mana sus?".
"Pasien sudah meninggal dunia 20 menit yang lalu".
"Ma-maksud suster?" Lemas Anna menjatuhkan barang bawaannya.
"Iya.. Pasien telah meninggal dunia".
"Ti..Dak.." Anna langsung jatuh pingsan.
"Eeekkhhh" Kejut kedua suster itu langsung membawa Anna.
15 menit Anna diruang rawatan, "Eekkmmmhhhh.."Pusing Anna memegang kepalanya.
"Anna.. Kamu sudah sadar?".
"Aakkhh.. Kak Juan" Duduk Anna.
"Aku bantu".
"Terima kasih kak".
"Sama-sama".
"Ibu mana kak? kok Anna bisa ada disini?" Tanya Anna melihat Juan.
Deng..
"Hhhfffmmmsss" Juan membuat nafasnya dengan berat. "Anna".
"Iya kak".
"Kamu harus terima kenyataan ini Anna".
"Maksud kak Juan?" Bingung Anna melihat Juan.
"Ibu.. Ibu sudah meninggal dunia Anna, dan kamu harus mengikhlaskan keperg..
"Tidak.. Aku yakin itu semua mimpi, aku harus cek sendiri keruangan ibu".
"Anna" Tahan Juan.
"Lepasin kak".
"Anna".
"Lepasin tangan Anna kak" Bentak Anna menghempaskan tangannya Juan.
"Anna" Bentak balik Juan.
"Aarrrkkhhh.. Anna enggak akan percaya kak, Hiks.. hiks.." Tangis Anna.
"Kamu yang kuat ya Anna" Peluk Juan ikut sedih.
"Ibu.. Ibu.. Kenapa ibu meninggalkan Anna" Masih tangis Anna di pelukan Juan.
.
Dimakannya Kirana, Anna tak henti-hentinya meneteskan air matanya.
"Yang sabar ya Nak, Kirana sudah tenang dialam sana".
"Tapi ibu sangat jahat Bi sama Anna, ibu pergi tampa menunjukkan rasa sakit sama sekali sama Anna buk, Hiks.. Hiks..".
"Bibi ngerti perasaan kamu Nak" Peluk Bibi Tuti dengan sayang.
"Kamu harus terima ya Anna kalau ibu kirana sudah pergi" Ucap Juan.
"Iya kak" Angguk Anna.
"Ayok nak.. Kita pulang sekarang".
"Mmmmmm".
Sesampainya mereka didepan rumah, para tetangga Anna langsung tersenyum kepadanya. "Terima kasih ya ibu-ibu Anna ucapkan telah membantu keluarga kami untuk semua biayanya".
"Iya Anna.. Kita semua kan keluarga di kampung ini".
Anna tersenyum, "Semoga Tuhan membalas semua kebaikan kalian".
"Amin".
1 minggu kemudian..
"Anna" Panggil Tuti.
"Iya Bi".
"Kamu ikut bibi ke kota yah nak".
"Ke kota bi?".
"Iya".
"Terus rumah ini gimana bi?".
"Kamu tenang saja Na, Bibi sudah suruh Juan yang menjaga rumah ini".
"Terus.. Anna kerja apa disana Bi?".
"Begini Anna.. Kamu mau enggak bekerja sebagai pelayan di rumah tempatnya bibi bekerja?".
"Mau-mau Bi, Anna mau bekerja di tempatnya Bibi" Senyum Anna.
"Bibi senang kamu mau nak" Tuti langsung mengelus rambutnya Anna. "Besok kita langsung berangkat".
"Besok Bi?".
"Iyah Anna".
"Hhhmmm.. Apa enggak kecepatan Bi?".
"Enggak kecepatan gimana Na?".
"Iya bi, ibu kan baru pergi".
"Mau sampai kapan kamu akan bersedih seperti ini terus Anna?".
"Tapi bi".
"Sudahlah Nak, kita tinggal mendoakan Kirana terus yah".
"Iyah bi".
"Anak pintar, kalau gitu bibi masak dulu yah untuk makan malam kita" Bangkit Tuti dari atas sofa.
"Anna bantuin bibi yah".
"Tidak usah Anna".
"Kenapa bi?".
"Kalau enggak kamu beres-beres pakaian saja untuk dibawa besok".
"Iya deh Bi" Bangkit Anna menuju kamarnya.
"Nak Juan.. Bibi titip rumah Anna yah" Ucap Tuti.
"Iya bi" Angguk Juan tersenyum.
"Kamu baik-baik disini yah nak".
"Iya bi".
"Kak Juan.. Kalau nanti kakak sudah menikah dengan kak Santi, maaf ya Anna enggak bisa datang ke pernikahan kakak".
"Iya Anna.. Tapi kalau kamu ada waktu kamu tetap harus datang".
"Iya kak" Angguk Anna.
"Kalau gitu kami pergi dulu ya nak".
"Iya bi, hati-hati dijalan".
"Dah.. kaka Juan" Lambai Anna.
"Dah.. Anna" Balas Juan. "Semoga kamu baik-baik saja Anna dimana pun kamu berada" Doa Juan dalam hati.
.
Begitu Tuti dan Anna sampai di kota, "Wah.. Jadi ini kota jakarta bi?" Kagum Anna melihat kota besar itu.
"Iya Anna, kamu suka tinggal disini?".
"Anna suka bi" Senang Anna.
"Ayok".
"Iya bi".
Tuti dan Anna segera menaiki salah satu bus yang menuju tempat majikannya, "Ternyata di kota naik bus" Batin Anna.
"Duduk Na".
"Iya bi" Anna duduk di kursi.
Selama 25 menit perjalan, Tuti dan Anna langsung turun dari dalam bus.
"Rumah ya mana bi?".
"Ada didalam kompleks ini Na, ayok" Genggam Tuti ditangannya Anna. "Permisi pak" Senyum Tuti kepada security kompleks itu.
"Iya" Kemudian mereka memeriksa Tuti dan Anna dan juga barang bawaan mereka. "Silahkan masuk".
"Terima kasih pak".
"Mmmmmm".
"Hhhmmm.. Ribet juga yah mau masuk saja" Gumam Anna tersenyum kepada sang security.
"Seperti inilah Anna rumah-rumah disini" Beritahu Tuti.
"Wah.. Ini benar-benar rumah bi?" Kejut Anna melihat mension-mension mewah itu.
"Iya Anna".
"Baru kali ini Anna melihat rumah seperti istana bi".
"Ini belum seberapa Anna dibandingkan dengan milik majikan bibi".
"Seperti apa bi besarnya lagi?" Penasaran Anna.
"Kamu lihat saja nanti".
"Enak ya bi jadi orang kaya".
"Enak Anna, tapi kita orang biasa ini bisa apa" Senyum Tuti.
Sesampainya mereka di depan mension keluarga Martinz, "Ini Anna".
"OMG.. Ini benar-benar istana bi" Takjub Anna geleng-geleng kepala.
"Ayok masuk".
"Anna takut bi" Tahan Anna.
"Takut kenapa Anna?" Heran Tuti melihat Anna
"Anna takut sama yang punya rumah bi".
Tuti langsung tertawa kecil, "Na.. Yang punya rumah baik, kamu enggak usah takut, ayok masuk".
Dengan langkah berat Anna mengikuti Tuti dari belakang, "Semoga saja tidak terjadi apa-apa" Doa Anna.
Tingnong..
"Siapa?" Tanya si petugas keamanan.
"Saya pak.. Tuti" Jawab Tuti.
Si petugas keamanan segera membukakan pintu gerbang, "Baru pulang bi?" Tanya mereka.
"Iya pak" Senyum Tuti.
"Dia siapa?" Tanya mereka melihat Anna.
"Oohh dia ini keponakan saya pak, namanya Anna" Jawab Tuti memperkenalkan Anna.
"Oohh.. Keponakan bi Tuti cantik juga ya" Puji mereka.
"Terima kasih pak" Tunduk Anna tersenyum.
"Kalau gitu kami permisi dulu ya pak".
"Iya bi" Angguk mereka.
"Mereka baik-baik juga ya bi" Senang Anna.
"Iya, mereka semua baik-baik".
Tuti dan Anna langsung masuk melalui pintu belakang.
Ceklek..
"Bi Tuti" Kejut para pelayan yang ada dimension itu.
"Apa kabar kalian semua?" Senyum Tuti.
"Ternyata pelayan-pelayan disini masih muda-muda juga yah" Gumam Anna.
"Baik bi..Tapi" Gantung mereka.
"Tapi apa?"..
"Tuan muda Devano mengalami kecelakaan kemarin bi, dan sekarang tuan muda berada didalam kamar ya".
"Dan kami tidak ada yang berani melayani tuan muda bi".
"Terus.. dia siapa bi?" Tanya mereka melihat Anna.
"Dia Anna.. Keponakan bibi yang dari kampung".
"Keponakan bibi?".
"Iya".
"Oohhhh" Angguk mereka melihat Anna.
Dengan senyum manis Anna menyapa mereka, "Hay".
"Tolong bantuin kita dong bi" Ucap mereka tampa membalas sapaan Anna.
"Tidak apa-apa Anna" Senyum Anna dalam hati.
"Iya bi.. Salah satu diantara kita ditugaskan untuk merawat tuan muda".
"Bibi bisa apa kalau nyonya yang langsung memerintah kalian".
"Yah bi" Lesu mereka.
"Nyonya dimana?".
"Ada bi, diruang tamu dengan tuan besar".
"Saya kesana sebentar".
"Iya bi".
"Terus Anna bi?" Tanya Anna tak mau tinggal.
"Kamu ikut bibi, tasnya taruh disana sebentar".
"Iya bi" Anna menaruh tasnya, kemudian mengikuti Tuti dari belakang. Hingga kini mereka telah berada diruang keluarga, "Waahh.. Rumahnya sangat cantik sekali" Kagum Anna tampa menyadari tatapan David, Anisa dan Tuti.
"Anna.. Anna" Panggil Tuti.
Anna pun yang belum menyadari. "Permisi Nyonya" Tuti langsung menghampiri Anna. "Anna" Panggil Tuti.
"Eekkhhh.. Bibi" Kejut Anna.
"Apa yang sedang kamu lakukan Anna" Bisik Tuti.
"Maksud bibi?".
"Nyonya dan Tuan sedang melihat kamu Anna".
"Astaga.. Mati aku" Tunduk Anna dihadapan David dan Anisa.
"Ayok mendekat" Tarik Tuti mendekati sofa.
"Siapa dia bi?" Tanya Anisa.
"Ini nyonya keponakan saya, namanya Anna".
"Dari kampung?".
"Iya nyonya" Kemudian Tuti melihat Anna.
Anna pun yang mengerti, "Hallo nyonya, namanya saya Anna Anetha" Sapa Anna dengan sopan.
"Anna?".
"Iya nyonya"
"Hhhhmmmm" Dengus Anisa melihat Anna dari atas sampai bawah. "Kamu terlihat masih sangat muda sekali?".
"Iya Nyonya.. Saya baru lulus SMA" Senyum Anna.
"Anna.. Jangan tersenyum seperti itu" Tegur Tuti.
"Tidak apa-apa bi" Ucap Anisa. "Apa kamu mau bekerja disini?".
"Iya nyonya.. Saya mau bekerja disini".
"Tapi pekerjaan ini tidak mudah".
"Pekerjaan apapun itu saya siap mengerjakannya nyonya".
"Baiklah.. Saya suka semangat kamu, dan saya harap kamu tidak menyesalinya".
"Iya nyonya".
Kemudian Anisa bangkit berdiri dari atas sofa, "Ayok ikut saya".
"Astaga.. Apakah nyonya akan mempekerjakan Anna untuk mengurus tuan muda?" Batin Tuti khawatir.
"Baik nyonya" Angguk Anna.
Anisa dan Anna langsung menaiki anak tangga menuju kamarnya Devano yang sedang terbaring diatas tempat tidurnya.
Tok.. Tok..
"Vano.. Ini Mama sayang".
"Ada apa Mah?".
"Mama bisa masuk sebentar?".
"Iya Mah".
Ceklek..
"Hhhhhmmmm" Lihat Devano.
"Kamu lagi apa sayang?" Hampiri Anisa.
"Tidak ngapa-ngapain Mah" Jawab Devano. Kemudian Devano melihat ke ambang pintu, "Dia siapa Mah?".
"Aakkhh.. Dia pelayan baru kamu sayang".
"Pelayan?".
"Iya.. Yang akan mengurus kamu".
"Vano tidak butuh Mah".
"Vano.. Kamu butuh seseorang untuk membantu kamu".
"Mah.. Vano tidak butuh dia".
"Ayolah sayang.." Bujuk Anisa. "Kamu kemarilah" Panggil Anisa.
"Iya nyonya" Dengan perasaan takut Anna memasuki kamarnya Devano.
"Ini anak saya, namanya Devano" Beritahu Anisa.
"Hallo tuan Devano" Tunduk Anna.
"Hohooo.. Berani sekali kamu menyebut nama saya" Tegur Devano tak suka.
"Ma-maafkan saya tuan" Mulai takut Anna.
"Tidak apa-apa Anna, anak saya ini sebenarnya baik".
"I-iya nyonya".
"Mulai sekarang.. Kamu yang akan mengurus anak saya, kamu mengerti".
"Saya mengerti nyonya".
"Bagus.. Kalau gitu saya tinggal dulu, dan kamu bisa bertanya kepada anak saya langsung".
"Iya nyonya".
"Mama keluar dulu ya sayang, kamu jangan terlalu kasar dengannya".
"Mmmmmm" Gumam Devano.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!