NovelToon NovelToon

Dulu Dibully, Sekarang Suami

1. Hanya gadis penuh luka.

...WARNING🔥🔥...

...CERITA INI MASIH BANYAK KEKURANGAN BAIK DARI EYD,TULISAN,KATA,DAN JUGA PENERANGAN LATAR....

...MOHON DIMAKLUMI KARENA AUTHOR MASIH PEMULA 🙏...

...APABILA TYPO BERTEBARAN DIMANA MANA,SAYA SELAKU AUTHOR MEMINTA MAAF YAH...

...SAYA BERNIAT MEREVISINYA JIKA SUDAH TAMAT📕...

...🍁MOHON KEBIJAKANNYA YAH 🍁...

...🍃Soundtrack #promise-Exo🍃...

...🌾🌾Pernah menjadi orang yang paling bersinar bukan berarti kamu akan tetap bersinar sampai akhir🌾🌾...

    Langkah penuh harapan dimulai lagi pagi ini. Dengan sepatu berwarna hitam dengan kaos kaki berwarna abu muda yang hanya berukuran sampai mata hari kaki seorang gadis berambut sedikit panjang terurai berjalan dengan sedikit tergesa-gesa menuju sebuah gedung pencakar langit yang megah juga menjulang sangat tinggi itu.

Nafas sedikit terengah-engah saat ia sampai disebuah ruangan yang sering disebut sebagai ruangan khusus ganti baju dengan banyak sekali loker disana.

"Huh, syukurlah aku tidak telat lagi seperti kemarin. " Gumam gadis itu dengan penuh kecemasan dan rasa lega yang datang secara bersamaan.

Setelah selesai mengganti pakaian yang tadinya berupa rok berwarna hitam dan baju sepotong berwarna peach kini berubah menjadi sebuah celana hitam panjang dan baju berwarna biru muda.

Ia pun mulai melakukan ritual kerjanya setiap hari menjadi seorang OG (Office Girl) disebuah perusahaan real estate yang sudah berdiri sejak lama itu dengan pemimpin yang kian berganti dari masa ke masa. Seperti kemarin baru saja diumumkan akan ada lagi pemimpin baru kali ini karena pemimpin yg lama sudah pensiun dan ingin melepaskan dunia kerja.

"Feli, giliran lu tuh bersihin kamar mandi. " Ketus seorang gadis yang berprofesi sama dengan gadis yang sedang kita bicarakan ini.

Yah nama gadis ini adalah feli Clayressa. Nama yang bagus bukan? Tapi siapa sangka sebuah nama cantik dan indah seperti itu ternyata tidak membawa nasib yang bagus untuknya. Nama itu tak bisa membuat ia menjadi orang hebat dan malah berakhir menjadi seorang tukang bersih-bersih disebuah perusahaan.

Feli yang mendengar seruan tadi langsung bangkit berdiri dan menurut saja berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan nya. Ia sungguh tak habis pikir dengan rekan kerjanya. Padahal mereka sudah bekerja selama satu bulan lebih tapi masih saja memperlakukan Feli begitu dingin seolah tak membiarkan Feli untuk dekat dengan mereka.

Mungkin karena masa lalu Feli yang begitu kelam mereka bersikap seolah Feli tidak pantas untuk dijadikan sebagai salah satu circle pertemanan yang baik.

Feli memang memiliki masa lalu begitu kelam dan itu sangat terkenal saat itu. Ia pernah menjadi tersangka kematian seluruh keluarganya hingga ia ditahan atas tuduhan pembunuhan anggota keluarga nya sendiri. Ia sangat terpukul dengan berita bahwa keluarganya yang sudah direnggut nyawanya dan ia malah dibuat lebih terpukul lagi saat ia di kambing hitamkan menjadi seorang pelaku pembunuhan itu.

Ia ditahan sejak ia menduduki bangku SMA kelas dua hingga tak bisa melanjutkan sekolahnya lagi. Dan berita mengejutkan lainnya adalah ia tiba-tiba dibebaskan beberapa bulan yang lalu oleh orang yang ia sendiri tidak tahu siapa. Ia tiba-tiba dicabut tuduhan dan dibiarkan kembali melihat dunia luar sejak beberapa tahun berlalu.

Dan ia pun mencoba untuk memulai kehidupan yang baru tanpa keluarganya dan tanpa orang orang disisinya. Kini ia sendirian dan hanya bisa bergantung pada dirinya sendiri.

Puluhan tempat kerja ia datangi namun tak ada satupun yang bersedia menerimanya. Ia sendiri kaget bukan main saat ia mendapatkan kesempatan bekerja sebagai tukang bersih-bersih dikantor tempat ia bekerja saat ini.

Siapa sangka orang-orang yang menjadi rekan kerjanya ternyata percaya dengan berita bahwa ia adalah seorang narapidana yang pernah membunuh seluruh anggota keluarganya. Karena itu ia dikucilkan dan dianggap sangat hina oleh mereka.

Feli tak bisa menepis rasa sakit itu tapi ia bukanlah lagi anak manja yang dulu. Sekarang ia harus kuat dan juga bisa bersabar agar bisa bertahan hidup ditengah kejamnya dunia ini.

"Jangan lupa juga buang sampahnya keluar. " Sebuah suara dari arah pintu mengagetkan Feli yang sedang ngelap kaca kamar mandi itu.

Feli menoleh dan segera mengangguk. Ia sedikit kesal karena mereka berlagak seolah mereka adalah bos ditempat itu padahal derajat mereka dengan Feli sama saja kenapa bertingkah seolah Feli lah bawahan disana?.

"Tahan, tahan Feli. Kamu harus sabar. Senyum yah. " Feli melihat dirinya dikaca kamar mandi itu dengan bibir mencoba untuk melengkung namun entah kenapa sangat susah untuk ia lakukan.

Berkali-kali ia coba untuk tersenyum namun tak kuasa. Dan setitik air mata kini telah berhasil jatuh dari pelupuk matanya yang sudah berair sejak tadi namun ia tahan agar terlihat kuat.

"Hiks,,, aku lelah." Feli terjatuh diatas lantai dan menangisi hidupnya yang sangat pilu itu.

"Aku ingin berhenti tapi, hiks,,, " Feli sungguh bingung harus bagaimana ia akan bertahan saat dirinya sendiri selemah ini.

"Huh,, aku tidak lemah aku pasti bisa. " Feli kemudian berdiri kembali dan menghapus air matanya dengan kasar lalu memperbaiki penampilannya lalu melanjutkan kerjanya membersihkan kamar mandi itu dengan menahan air matanya agar tidak jatuh lagi.

Ia memegang kalung nya sekilas dan melihat wajah-wajah tersenyum keluarganya dari foto yang berada di dalam kalung itu.

Senyuman terukir dibibir Feli"Aku jadi semangat saat melihat senyuman kalian. Keluargaku. "

"Woyy, kenapa lama banget sih? Masa bersihin kamar mandi aja selama itu sih? "

Feli hanya bisa diam saja dan terus saja melanjutkan pekerjaan nya. Ia benar-benar sangat dongkol dengan rekannya yang sok kebos bosan itu.

"Abis bersihin kamar mandi jangan lupa siapin minum buat bos, baru aja asisten pribadi bos nyuruh buat buatin minum. " Setelah mengatakan itu ia langsung pergi begitu saja.

Feli hanya bisa mendengus pelan. Selalu saja ia yang dikorbankan untuk membuat minum buat bosnya. Memang bos mereka sedikit menjengkelkan. Saat  mereka mengantarkan minum untuk bosnya. Bosnya sering mencari kesempatan untuk menggoda mereka padahal umurnya sudah termasuk tua.

Feli mengembalikan peralatan kebersihannya ketempat semula dan kini ia menuju tempat penyimpanan bahan minuman untuk membuat minuman untuk bosnya itu.

"Hah, semoga saja kali ini ia tak berulah lagi. " Gumam Feli sedikit gugup saat hendak memasuki ruangan bosnya itu.

Karena kemarin ia hampir saja digodain sama bosnya itu saat hendak memberikan minum. Dan kali ini ia kembali kesana dengan hati was-was.

Pintu sudah terbuka ia melihat seorang laki-laki sedang duduk membelakangi nya. Dengan perlahan ia berjalan.

"Ini minuman pesanan bapak." Feli sedikit gugup dan meletakkan gelas itu diatas meja bosnya itu.

"Saya permisi pak. "

"Tunggu! "

Kursi itu berputar dan Feli dikagetkan dengan seseorang yang duduk diatas kursi itu bukanlah bosnya. Melainkan orang lain yang ia tidak kenali sama sekali.

Laki-laki yang sedang duduk itu berdiri dan menatap Feli dengan mata tak bisa berkedip sama sekali.

"Ma,, maaf anda siapa? Kenapa bisa berada di dalam ruangan bos saya? " Tanya Feli dengan pelan.

"Sial, dia tidak mengenaliku? " Batin laki-laki itu sedikit kesal.

"Kurangajar sekali dia melupakan ku setelah semua yang ia lakukan dulu. " Batinnya lagi menahan amarah.

"Saya adalah bos baru disini. Jaga sopan santun mu. " Ketus laki-laki itu sedikit marah.

"Ma,, maaf Pak, saya tidak tahu tadi. Sa,, saya permisi pak. " Feli langsung keluar karena takut akan membuat masalah nantinya.

"Sial, dia benar-benar tidak mengenaliku atau hanya sedang berpura-pura tidak kenal. " Geram laki-laki itu dengan tangan terkepal.

...🎋🎋Bersambung 🎋🎋...

...(Start:18 juni 2021)...

Huhuyyy heyyo whatsapp gaess 🙃kembali lagi dengan author gesrek dan random ini🙃aku harap cerita ku ini akan membuat kalian betah yah🙃.

Maaf kalau kurang bagus 😕

Note: Mohon maaf jika sedikit menyinggung atau menyalahi hukum saat menulis cerita ini. maklum saya masih pemula dan cerita ini hanya untuk menghibur penat dan lelah kalian. jangan terlalu dibawa serius dan mohon saling menghargai. Terima kasih 🙃

Pai pai say🍃

2. pencarian yang akan berakhir.

...🍃🍃Soundtrack #lights out-Exo🍃🍃...

...🌾🌾Kau tau apa rasanya saat kata-kata yang kau ucapkan selama ini ternyata sebuah belati yang menusuk hati namun, kau menganggap nya hanya sebuah guyonan 🌾🌾...

      Seorang pemuda bertubuh gagah dan tegap, tidak lupa dengan kulit putih bersih terawat layaknya sebuah prasasti berharga yang tak ternoda. Bulu mata hitam lentik hingga perempuan yang melihat itu sampai iri.

Pemuda yang saat ini kita bicarakan adalah seorang pemuda yang sukses diusia muda dan menjadi idola banyak orang. Namanya sudah ada dimana-mana dan bahkan sampai kepenjuru negri saking sukses nya, belum lagi kemampuan public speaking nya bukan main-main.

Nama pemuda itu adalah ANGKASA LANGIT PUTRA, seolah sedang membuktikan namanya, ia sungguh sukses hingga mencapai popularitas setinggi langit.

Hari ini ia dipindahkan kekota asalnya setelah lama menjiwai bidang bisnis real estate diluar negeri. Ia memutuskan untuk menetap di kota asalnya karena sejak SMA ia sudah lama meninggalkan kota kelahirannya itu untuk menuntut ilmu hingga ia sampai sesukses sekarang.

Sebenarnya ia memiliki sebuah tujuan hingga begitu bersemangat ingin menginjakkan kakinya ditanah kelahirannya itu.

"Bagaimana? Kamu sudah pastikan kalau ia memang bekerja disana? " Tanya Angkasa dengan wajah penuh harap.

Laki-laki yang berstatus sebagai asisten pribadinya itu langsung mengangguk dengan cepat "Saya sudah memastikannya saat tuan masih di USA, dan benar itu adalah nona Feli yang pernah menjadi teman sekelas tuan saat SMA. " Jelas laki-laki yang bernama Radon itu.

Senyuman terukir dibibir Angkasa, namun senyuman itu sedikit berbeda dari sebuah senyuman yg umumnya dikeluarkan oleh beberapa orang. Seperti tersirat sedikit niat buruk disana.

"Baiklah kerja bagus, nanti bonusmu akan saya kirimkan. Saya penasaran sudah seperti apa dia sekarang. "

"Jalankan mobilnya menuju kantor, dan semua berkas Sudah selesai kamu urus kan? " Tanya Angkasa kearah Radon yang masih sibuk menyetir itu.

"Sudah semua tuan, dan pak Anton sudah keluar dari kantor sejak semalam mulai hari ini yang resmi menjadi pemimpin kantor adalah tuan. Apakah kita tidak kerumah terlebih dahulu tuan, sepertinya nyonya dirumah sudah menunggu tuan. "

Sebuah gelengan Angkasa berikan "Kita ke kantor saja, entah kenapa saya sangat penasaran dengan gadis itu. Nanti saya hubungi mamah saja untuk memberitahu kan kalau saya akan pulang nanti malam. "

"Baiklah tuan," Ucap Radon memutar arah menuju kantor yang akan dipimpin oleh Angkasa.

Langkah Angkasa begitu tergesa saat memasuki kantor nya. Ia sedikit tersenyum saat melihat sekeliling kantor yang tidak terlalu jauh dari ekspektasinya itu.

Awalnya ia sedikit ragu dengan kualitas kantor yang akan ia pimpin itu, karena melepaskan pekerjaan diluar negeri sebenrnya adalah pilihan sembrono yang ia sendiri bingung kenapa bisa melakukan hal itu. Sebuah perusahaan besar kini berubah jadi perusahaan yang tidak sebanding dengan perusahaan yang ia pimpin dahulu.

"Bagaimana tuan? Apa tuan ingin merubah keputusan tuan? Sepertinya kantor ini terlalu kecil untuk tuan. "

"Hmm lumayan juga, tidak selamanya kita harus berada diatas. Anggap saja saya sedang beristirahat saat ini, perusahaan lama saya terlalu ribet dan banyak sekali urusan. " Senyum Angkasa tiba-tiba saja terbit tanpa sebab.

"Mungkin ini saatnya saya istirahat sembari menghibur diri hahahah. "

Radon hanya diam saja sedikit tidak faham dengan jalan pikiran bossnya itu. Entah apa yang membuat ia begitu ingin bekerja diperusahaan ini. Memang sudah termasuk perusahaan yang maju dan juga sukses hanya saja Radon merasa ini sungguh tak sebanding dengan perusahaan yang dulunya dipimpin oleh Angkasa.

"Silahkan masuk tuan, ini adalah ruangan tuan. Apakah masih ada yg tuan butuhkan? "

"Santai saja Rad, hari ini kamu tidak usah bekerja dulu. Mungkin kamu masih lelah kan? Sebagai gantinya kamu tolong minta kepada petugas dikantor ini untuk membuatkan saya minuman. "

"Baiklah tuan, saya permisi. " Radon berjalan pelan meninggalkan Angkasa menuju para OG sedang beraktivitas.

"Wahh tak terasa setelah bertahun-tahun lamanya aku bisa menghirup udara kota ini. "

"Bagaimana yah keadaannya sekarang? Apakah ia akan semakin cantik dengan bibir menyebalkan itu atau malah sebaliknya? Aku jadi tidak sabar untuk bertemu dengan nya. "

Angkasa berdiri sejenak dan berjalan menuju jendela kemudian melihat kearah luar.

"Siapa sangka aku akan berubah sejauh ini? Wahh sungguh sebuah kejutan sekali. "

Setelah beberapa saat Angkasa lelah berdiri dan berjalan melihat seisi ruangan nya ia kembali duduk dan melihat berkas yang ada dibelakang meja hingga kini posisinya sedang membelakangi arah pintu.

Tiba-tiba ia sedikit mendengar suara ketukan lalu pintu terbuka. Namun, karena terlalu sibuk dengan berkas itu Angkasa bahkan tak bergerak barang sedikitpun.

"Ini minuman pesanan bapak, " Ucap seorang gadis dari arah belakang.

Angkasa benar-benar mengenali suara itu, bagaimana bisa bahkan setelah beberapa tahun lamanya ia masih hafal dengan jelas suara itu? Benar-benar sesuatu sekali.

"Saya permisi pak. "

Mendengar gadis itu akan pergi Angkasa langsung panik tanpa alasan.

"Tunggu."

Ia putar kursinya menghadap kearah gadis itu dan jantungnya sedikit berdetak kencang karena benar saja gadis itu adalah gadis yang ia temui saat masih SMA dulu.

Manik milik Angkasa tak berkedip sama sekali saat melihat wajah gadis berseragam OG itu. Ia sangat yakin kalau saat ini gadis yang sudah lama ingin ia temui itu adalah gadis yang ada di hadapan nya itu. Wajah itu tak berubah sama sekali, masih dengan kulit putih bersih dan mata below yang meneduhkan hati namun, kini ia sudah menetapkan hatinya untuk tak lagi jatuh pada manik mata itu.

"Ma,, maaf anda siapa? Kenapa bisa berada di dalam ruangan bos saya? " Tanya Feli dengan pelan karena kaget saat melihat Angkasa kini sudah berada di dalam ruangan milik bossnya.

Ada rasa kesal dalam hati Angkasa saat Feli itu menunjukkan bahwa ia sama sekali tak mengenalnya. Bagaimana bisa gadis itu tak mengenalinya, laki-laki yang dulunya pernah menjadi bagian dari kenangannya itu. Bahkan Angkasa tak melupakan setiap moment itu barang sedetikpun.

"Sial, dia tidak mengenaliku? " Batin Angkasa sedikit kesal, tidak lupa dengan tangan yang mulai terkepal itu.

"Kurangajar sekali dia melupakan ku setelah semua yang ia lakukan dulu. " Batinnya lagi menahan amarah.

"Saya adalah bos baru disini. Jaga sopan santun mu. " Ketus Angkasa sedikit marah, entah kenapa saat tau Feli tak mengenal nya ia sungguh marah.

"Ma,, maaf Pak, saya tidak tahu tadi. Sa,, saya permisi pak. " Feli langsung keluar karena takut akan membuat masalah nantinya.

Pintu tertutup rapat dan Feli menghilang dibalik pintu itu. Seperginya Feli, Angkasa langsung merasa marah dan kesal karena gadis itu benar-benar tidak mengenalinya.

"Sial, dia benar-benar tidak mengenaliku atau hanya sedang berpura-pura tidak kenal. " Geram Angkasa dengan tangan terkepal.

Lagi-lagi ingatan dulu terputar dalam otak Angkasa. Seluruh perlakuan Feli yang membuat ia begitu terluka hingga rasa sakit itu masih terasa hingga kini.

Angkasa dan Feli adalah teman satu sekolah dan satu kelas saat masih menduduki bangku SMA. Saat itu Angkasa bukanlah Angkasa yang saat ini, ia adalah Angkasa yang berbeda dan sangat jauh berbeda.

Saat SMA kelas satu ia memiliki tubuh gemuk dan juga kulit yang kurang terawat. Padahal ia adalah keturunan konglomerat seperti Feli namun, karena penampilan Angkasa yang begitu jauh dari kriteria good looking ia menjadi bahan olok-olokan satu kelas, dan bahkan sering kali dipermalukan oleh siswa-siswi satu sekolahan.

Lebih parahnya lagi, siapa sangka ia adalah seorang pemuja gadis cantik dan primadona di sekolahnya. Ia tak sengaja menjatuhkan surat yang ia tulis hingga berita bahwa ia menyukai Feli si gadis cantik, kaya dan juga ayu itu mulai menyebar keseluruhan penjuru sekolah.

Orang orang semakin gencar membully Angkasa dan Feli adalah oknum paling bersemangat melakukan itu. Gadis itu menunjukkan bahwa ia sungguh tidak suka bahwa seorang Angkasa yang bertubuh gemuk itu menyukai gadis cantik sepertinya.

Dan karena tak sanggup dengan penghinaan itu Angkasa memilih untuk pindah sekolah keluar negeri saat masih menduduki bangku SMA kelas satu.

Mengingat itu lagi-lagi Angkasa merasa marah dan dendam itu kian bergejolak ingin disalurkan.

...🎋🎋bersambung 🎋🎋...

Huhuyyy part 2 nya udah gaes🙃semoga betah yah🌷

Pai pai say 🙃

3. Rencana dan maksud

...🍃🍃Soundtrack #Hot sauce-Nct dream🍃🍃...

...🌾🌾Gelap bukan kamu, terang juga bukan kamu. Tapi kenapa kamu seolah memiliki kedua sisi itu?🌾🌾...

     Setelah duduk beberapa saat di dalam ruangan nya, Angkasa memilih untuk keluar sebentar dan melihat-lihat isi kantor. Ia memang sedikit merasakan perbedaan rasa saat berada di kantor yang dulu dengan yang sekarang ini. Lebih nyaman dikantor lama tapi entah kenapa ada jiwa ingin tau dalam hatinya dan selalu ingin berada dikantor itu lebih lama lagi.

"Halo pak," Sahut Radon dari seberang telepon.

"Iya."

"Begini pak, ibu baru saja menghubungi saya menanyakan kenapa bapak belum juga sampai kerumah. "

"Ck, nyonya satu itu. Yasudah kamu pulang saja biar saya yang mengurus itu."

"Baiklah pak, saya pamit. "

Setelah sambungan terputus Angkasa segera menekan nomor ponsel milik mamahnya.

"Kenapa kamu belum juga sampai dirumah? Bukankah seharusnya kamu sudah sampai sejak tadi? "

"Sabar dulu dong mah, Langit pulang nanti malam aja, Langit masih ada urusan di kantor. "

"Urusan apa? Kamu baru pindah kesana hari ini tidak mungkin langsung kerja, perusahaan macam apa yang memperlakukan putraku seperti itu? "

Sedikit kekehan dari Angkasa saat mamahnya mengatakan itu "Mamah tenang saja, Langit baik-baik saja. Nanti saja Yah mah kita lanjut ngobrolnya. "

Angkasa buru-buru mematikan sambungan saat melihat gadis yang selalu saja berhasil mengalihkan perhatian nya itu. Ia melihat Feli sedang ditarik oleh dua orang gadis berpakaian sama dengan nya menuju sebuah ruangan.

Ia sedikit penasaran lalu berjalan mengikuti mereka dengan pelan. Ia tak ingin ketahuan sedang ikut campur dan merasa penasaran.

Sampai didepan pintu yang sedikit terbuka Angkasa melihat kedalam dan disana sudah ada mereka bertiga. Feli terlihat sangat disudutkan oleh kedua orang itu.

"Kenapa kamu belum juga membersihkan ruangan penyimpanan itu? " Tanya yang lain.

Feli sedikit mengepalkan tangannya namun ia tahan "Bukankah kita sama-sama bekerja dan digaji, kenapa setiap hari aku yang bertugas disana? Sedangkan kalian hanya mengerjakan hal-hal kecil saja. Apa gaji ku lebih tinggi dibandingkan kalian hingga semua pekerjaan berat harus aku yang mengerjakan nya? " Bela Feli sedikit kesal. Sudah lama ia tahan kata-kata itu namun, rekan kerjanya sungguh sudah kelewatan dan tidak sadar akan posisi.

Mereka tertawa pelan "Sama-sama bekerja? Hei sadarlah gadis gila. Kamu pikir kami mau bekerja dengan gadis rendahan seperti mu itu? Kami takut dan juga was-was karena kami bekerja dengan mantan narapidana seperti mu. Keluarga mu saja kamu sanggup untuk membunuh mereka bagaimana dengan kami yang bukan siapa-siapa. " Ledek mereka.

"Sudah syukur kami mau berbicara dengan mu. Masih saja banyak protes cepat selesai kan itu. " Mereka berjalan hendak keluar.

"Kalau kalian benar-benar takut dengan ku tidak mungkin kalian berani memerintahkan ku. Kalian pasti tau kalau aku bukanlah orang yang membunuh keluarga ku. Kenapa aku bisa bebas padahal aku sama sekali tidak mengajukan sidang banding dan bahkan tak menyewa kuasa hukum. " Feli benar-benar sedikit kesal karena ucapan mereka.

"Berhenti memerintahkan ku dengan mengatasnamakan masa lalu ku. " Kesal Feli namun mereka sama sekali tidak peduli dan malah memilih untuk pergi.

Angkasa yang sejak tadi berdiri diluar dan sembunyi di balik dinding saat kedua orang itu keluar. Ia melihat lagi kearah Feli yang masih saja berdiri didalam ruangan itu.

Wajah gadis itu memerah menahan tangis dengan terus saja menepuk dadanya keras hingga terdengar jelas ditelinga Angkasa. Feli mendongakkan kepala nya keatas sembari berbicara sendiri.

"Jangan,, jangan menangis. Hal sepele seperti itu bukanlah hal yang wajar untuk ditangisi. Kamu pantas diperlakukan seperti itu. Kamu tak pantas disayangi. "

Angkasa mendengar jelas semua yang diucapkan Feli.Ia memang sudah mendengar cerita tentang Feli dari Radon, ia tau kalau gadis itu sudah pernah ditahan karena tuduhan atas kematian seluruh anggota keluarga nya itu.

Dan Angkasa juga tau kalau berita itu sudah menyebar keseluruh kota. Karena saat itu keluarga Feli merupakan salah satu keluarga elit pemilik perusahaan terkenal. Jadi, wajar saja banyak awak media yang tertarik untuk meliput nya.

Angkasa sendiri sedikit ragu dengan berita itu. Memang ia memiliki kenangan buruk dengan gadis itu namun, sebelum kenangan buruk itu ia lalui ia juga memiliki kenangan indah dengan Feli saat gadis itu pernah menjadi gadis baik dan lembut padanya.

"Tidak mungkin dia melakukan itu. " Tanpa sadar kata-kata itu keluar dari bibir Angkasa.

Tiba-tiba saja pintu terbuka dan keluar lah Feli dengan wajah sudah normal kembali seolah tidak ada yang terjadi.

"E,, eh bapak. Maaf Pak apa ada yang bapak butuhkan? " Tanya Feli dengan sopan. Ia sudah sempat memberikan kesana buruk pada bosnya itu. Kalau sampai ia dipecat karena kesalahan nya itu bisa habis dia. Tak ada perusahaan yang mau menerima dia selain perusahaan itu.

Angkasa melihat kearah Feli. Matanya terus saja memperhatikan setiap inci dari wajah gadis itu. Sejak SMA hingga sekarang kenapa masih saja secantik itu? Dan bahkan semakin cantik saja? Dan kenapa dia tidak kehilangan aura dewinya meskipun dengan seragam pekerjaan itu?.

"Pak, maaf. Apa ada yang bisa saya bantu? " Tanya Feli lagi dengan pelan.

Angkasa langsung menyadarkan dirinya dari pikiran gila itu. Kenapa saat berada dihadapan gadis itu ia hampir saja melupakan niat awalnya datang ke kota asalnya itu?.

"Tidak ada, kamu bekerjalah yang baik dan jangan bermalas-malasan. " Angkasa. Memilih untuk pergi begitu saja.

"Baik Pak, Terima kasih atas nasehatnya. " Feli sedikit menunduk setelah itu ia bernafas lega karena ketakutannya hampir dipecat itu tidak kenyataan.

"Gila kamu Langit, bisa-bisanya kamu masih saja berpikiran kalau gadis jahat itu cantik, dia bukanlah tipe ideal seorang laki-laki sempurna seperti mu. Kamu bisa mendapatkan yang lebih baik dan cantik dibandingkan dia. " Angkasa sungguh tak habis pikir dengan jalan pikiran nya itu.

"Mungkin karena kurang istirahat aku jadi serandom ini. Baiklah tubuh gagahku, mari kita pulang saja hari ini dan beristirahat. Untuk rencana selanjutnya kita pikirkan besok saja. "

"Putra berhargaku, sudah berapa lama kamu tidak menginjakkan kakimu dirumah kita ini sayang? "

Ini yang membuat ia sedikit malas untuk kembali kerumah, sikap mamahnya yang begitu heboh seakan mereka sudah lama tak bertemu. Padahal udah minggu sebelum kedatangan Angkasa mamahnya sudah berkunjung ke USA.

"Duhh mamah ngk usah heboh deh, baru juga ketemu gayanya udah kayak ngk jumpa puluhan tahun aja. "

"Hehehe sehari aja ngk jumpa pangeran mamah tuh kayak setahun aja. "

"Lebay," Sahut Angkasa melepaskan pelukan mamahnya kemudian beralih menyalim ayahnya.

"Vania mana mah? " Tanya Angkasa saat ia tak melihat adik semata wayangnya itu.

"Mungkin lagi dikamarnya. "Ayah menyahuti.

" Yasudah aku langsung keatas aja mah, pah. Lagian mau istirahat juga. Capekk banget. "

Angkasa langsung naik keatas saat mendapatkan izin dari kedua orang tuanya itu.

Angkasa memang sudah sukses dan juga dewasa. Tapi tetap saja angkasa diperlakukan seperti anak kecil oleh kedua orang tuanya itu. Apalagi mamahnya, paling heboh kalau menyangkut Angkasa, Angkasa ngk boleh capek Angkasa ngk boleh banyak kerja Angkasa ngk boleh panas panasan. Banyak hal yang membuat Angkasa kadang dongkol liat kelakuan mamahnya yang memperlakukan ia bak tuan putri padahal ia sama sekali tak menginginkan itu.

"Wahh siapa nih yang sok-soan belajar rajin sampai lupa nyambut kedatangan masnya? " Goda Angkasa saat melihat adiknya sedang sibuk dengan buku-buku nya itu.

Gadis berambut pendek itu melihat kearah pintu, betapa kagetnya ia melihat Angkasa kakak kesayangan sekaligus teman bercandanya itu kini sudah berdiri diambang pintu sembari tersenyum hangat padanya.

"Mas Langit! "

"Akhh,, hahaha. "

Angkasa tertawa pelan setelah ringisan itu. Bagaimana ia tidak meringis saat Vania adiknya langsung melompat ke dalam dekapannya itu.

"Huuu kok ngk ngabarin mau pulang kesini? " Tanya Vania masih dalam dekapan Angkasa.

Kekehan terdengar dari bibir Angkasa "Hehehe namanya juga surprise sayang. " Angkasa melepaskan pelukannya lalu mengelus pelan rambut adiknya itu.

"Mari masuk mas. " Vania menarik Angkasa kedalam kamar nya lalu mendudukkan Angkasa diatas ranjangnya.

"Wahh ngk berubah sama sekali yah, masih saja kotor kayak dulu hehehe. " Goda Angkasa pada adiknya itu.

"Iihh mas juga ngk berubah masih aja nyebelin kayak dulu. " Kesal Vania.

"Kenapa ngk ikut mamah ke USA dua minggu lalu? "

"Aku ujian mas, mas kira aku juga ngk mau ikut apa? Pengen banget malah. Kangen banget sama mas. " Lagi-lagi Vania menghambur kepelukan Angkasa hingga Angkasa tertawa pelan.

Jarak antara Angkasa dan Vania adiknya memang sangat jauh sekali. Bayangkan saja saat ini Angkasa sudah menginjak usia 28 tahun sedang adiknya baru saja berusia 14 tahun masih menduduki bangku SMP kelas satu.

"Yaudah besok jalan-jalan sama mas mau? Mas beliin apa aja deh yang tuan putri Vania mau. "

"Bener yah, janji yah. " Vania tersenyum girang.

"Janji sayang. "

"Yeiii seneng banget deh, muuaahh makacih mas ganteng. " Vania memang sering melayangkan ciuman dipipi Angkasa saat ia sedang senang.

"Mas ke kamar dulu yah sayang, mas capek banget mau istirahat. "

"Oke mas. " Vania lanjut belajar lagi sedangkan Angkasa kembali ke kamar nya untuk beristirahat.

...🎋🎋Bersambung🎋🎋...

Wahhh akhirnya part 3 berhasil ku ketik lagi🙃susah banget ih ngumpulin niat buat ngetik lagi setelah vakum satu bulan nulisnya 😭😭Ngk tau kenapa turun semangat gini buat nulis 😭semoga aja kalian suka yah🙃

Pai pai say😅

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!