NovelToon NovelToon

Aku Tidak Mandul

Bab 1 PROLOG

Aku Sandra Mahesa putri satu satunya di keluarga ku. Ayah ku bernama Bagas Mahesa dan ibuku bernama Sarah Ayunda. Aku bekerja sebagai manager di sebuah restoran.

Keluarga ku adalah keluarga yang bisa di bilang cukup, tapi tak lebih dari itu..

Aku mencintai suami ku yang bernama Abimanyu, aku tak tahu nama belakang nya, ia mengatakan kalau ia tak punya marga karena ia hanyalah orang miskin.

Aku bertemu dengan nya saat aku sendiri yang mengantar kan pesanan pelanggan yang ada di perusahaan tempat nya bekerja sebagai satpam. Saat itu semua pelayan yang ada di restoran sedang sibuk melayani pelanggan yang hari itu cukup ramai. Hingga akhirnya aku sendiri yang mengantar makanan.

Dia mengantar kan ku hingga meja pegawai yang memesan makanan dari restoran. Aku melihat pegawai laki laki itu terlihat segan pada mas Abi dan itu agak aneh menurut ku, kenapa dia harus segan pada seorang satpam yang jelas jelas jabatan nya lebih rendah darinya. Namun aku segera menepis perasaan itu.

Sejak saat itu, aku mulai dekat dengan nya karena obrolan obrolan kami yang terasa nyambung, hingga 3 tahun kami kenal, dia mengajak ku menjalin hubungan yang lebih serius sebagai sepasang kekasih.

Aku tidak menyangka akan hal itu, pria yang aku sukai selama ini, ternyata juga menyimpan perasaan untukku. Dan tanpa pikir panjang aku menerima tawarannya.

Kami menjalani hubungan dengan baik , dia juga sepertinya paham menjaga batasan. Ia tak pernah menyentuhku lebih dari sekedar pegangan tangan. Dan itulah yang membuatku makin yakin, jika ia adalah orang yang tepat menjadi imamku suatu saat nanti.

Dia memang bukan tipe pria yang royal dengan pacarnya, tapi aku tidak masalah akan hal itu Karena aku paham, gaji bekerja sebagai satpam memang tidak seberapa.

Walaupun begitu, dia sering mengajakku makan di angkringan pinggir jalan , seperti makan bakso atau nasi goreng.

Itu membuatku merasa bahagia dengan cara yang sederhana.

Setelah 2 tahun kami berpacaran, dia berencana melamar ku di hadapan orang tuaku. Dia terlebih dulu minta izin padaku dan akupun menyetujuinya, kenapa harus menolak, jika aku sudah yakin padanya. pikirku.

Kami pun berangkat ke Surabaya bersama , sebelum sampai disana aku terlebih dahulu menghubungi kedua orang tuaku. Sekedar agar mereka berada di rumah saat kami sampai disana.

Sesampainya di sana, mas Abi menyalami kedua orang tuaku. Kami pun menuju ruang keluarga.

Mas Abi kemudian mengutarakan niatnya pada kedua orang tua ku.

Setelah beberapa percakapan akhirnya kedua orang tua ku menerima lamaran mas Abi, karena melihat keseriusan mas Abi. Aku sangat merasa bahagia hari itu, aku akan menikah dengan pria yang aku cintai.

Hingga pernikahan itu di langsung kan dengan cukup sederhana di rumah ku. Tidak ada dekotasi layaknya pernikahan. Hanya ada beberapa kerabat orang tuaku, dan dari pihak nya ia membawa satu orang yang ia sebut teman nya. Aku tidak menanyakan tentang itu, mungkin mas Abi hanya membawa temannya karena memang sudah tidak memiliki keluarga.

Setelah menikah aku ikut bersama mas Abi dan pindah ke Jakarta sebagai istrinya.

Ayah dan Ibu bilang, istri harus ikut kemanapun suami melangkah. Meskipun berat meninggalkan keluarga ku , namun aku tetap mematuhi mereka.

Hari hari kami sebagai suami istri di lalui dengan penuh suka cita. Kami selalu bercerita hal hal kecil satu sama lain.

Setelah menjalani pernikahan selama 5 tahun, suatu hari aku di kejutkan dengan kedatangan nya ke rumah dengan membawa seorang wanita cantik dengan pakaian seksinya. Dan yang membuatku tak kalah terkejut adalah penampilannya berubah seratus delapan puluh derajat. Ia memakai setelan jas yang terlihat berkelas berwarna hitam legam, bisa di pastikan harganya tak bisa di remehkan.

Ia mengatakan akan menikah dengan wanita disampingnya atas permintaan keluarganya. Ia juga tak berniat menolak karena sudah menginginkan keturunan.

Dia juga mengatakan wanita itu bersedia menjadi istri kedua. Namun siapa sangka istri kedua hanya kenyataan di balik layar dan di hadapan keluarganya wanita itu adalah satu satunya istrinya.

Aku tidak pernah menyangka , perusahaan tempat suamiku bekerja sebagai satpam adalah perusahaan milik keluarganya yang akan di wariskan padanya setelah menikahi wanita itu.

Selama kami hidup menjadi suami istri tak pernah sekalipun aku melihatnya membawa laptop atau apapun itu yang bisa mengatakan ia adalah pekerja kantoran.

Setiap hari aku harus melihatnya bermesraan dengan istri barunya, padahal dia mengatakan akan bersikap adil, tapi tak ada keadilan yang aku dapatkan sesuai yang di katakan nya. Awalnya ia berniat membeli rumah untuk Anita istri keduanya, namun niat itu di urungkan karena mereka berpikir untuk apa harus memberikan satu rumah untukku, orang yang belum bisa memberinya keturunan.

Akhirnya, sebagai istri pertama aku justru dijadikan pembantu rumah tangga. Bagaimana tidak aku hanya dekat dengannya saat waktu makan, ia memang memberiku kartu seperti yang ia lakukan untuk Anita, namun bukan untukku melainkan untuk kebutuhan dapur dan lain lain seperti listrik dan sejenisnya.

Bahkan untuk tidur sekamar dengan ku pun tak pernah, ia akan berbicara dengan kasar padaku, dan sebaliknya ia akan berbicara lembut selembut sutra pada Anita. Dulu ia juga melakukannya padaku.

Namun sejak tiga tahun pernikahan sikap nya padaku berubah karena aku belum bisa memberinya keturunan.

Sebelum menikah kembali, setiap malam dia selalu menggempur ku agar secepatnya memliki anak. Aku merasa seperti budak seksnya karena tak jarang aku sakit karena melayani nya semalaman.

Dia bahkan tak perduli jika aku sakit, ia akan pergi ke club' jika aku tak bisa melayaninya, keinginan memiliki anak membuat hormon seksnya meningkat. Sehingga dia tidak akan tahan satu malam pun tanpa melakukan nya.

Aku hanya bisa pasrah , berharap suatu hari nanti kami akan mendapatkan keturunan sehingga mas Abi akan kembali menjadi dirinya yang dulu, yang lembut dan penuh kasih sayang.

Aku merindukannya, merindukan suamiku yang dulu aku kenal. Aku tidak mengenal mas Abi yang sekarang, dia begitu dingin dan keras pada ku.

Aku mencoba bertahan , demi cinta yang ada di hati ini,. tak pernah sekalipun terpikir olehku, pernikahan yang di landasi cinta dan di awali dengan penuh kebahagian akan menjadi seperti ini.

Pernikahan yang dulu di penuhi cinta , kesabaran , kedamaian dan keharmonisan kini bagai kehidupan di neraka untukku.

Namun kesabaranku ternyata tidak ada artinya bagi mas Abi, dia lebih memilih menikah lagi dengan wanita lain.

***

Selamat membaca perjalanan Sandra meluluhkan kembali hati suaminya, juga keluarga suaminya yang hanya memandang status.

Bab 2

" Mas persediaaan bahan makanan di rumah sudah habis, aku mau pergi ke pasar. Apa mas butuh sesuatu.?" Tanya Sandra pada Abi yang tengah bermain ponsel. Karena ini hari minggu, jadi mereka tidak bekerja.

" Tidak." Jawab Abi singkat, tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

" Baiklah aku pergi dulu." Pamit Sandra kemudian meraih tangan Abi dan menciumnya.

Sandra pun keluar untuk membeli apa yang di perlukan. Sandra memakai helm kemudian menaiki motor matic yang selalu setia mengantarnya saat bekerja.

Sedangkan Abi mempunyai motor yang sudah terlihat sangat lusuh. Tempat kerja mereka memang bersebrangan, namun Abi tak pernah mau berangkat bersama, entah apa alasannya,.Sandra pun tak tau.

" Saya mau telor sekilo, tempe, tahu, kobis, cabe, sama ikannya 2 kilo, Tolong di hitung itu." Ucap Sandra pada penjual.

" Semuanya 190 ribu neng." Ucap pak penjual setelah menghitung belanjaan yang Sandra sebut tadi.

" Ini pak uangnya." Ujar Sandra menyodorkan dua lembar uang berwarna merah padanya.

" Ini neng kembaliannya." Ucapnya memberikan 2 lembar uang lima ribuan.

" Eh gak usah, buat bapak aja ya." Ucap Sandra tersenyum.

" Tapi neng..."

" Udah gak papa."Potong Sandra saat pak penjual membantah.

" Terima kasih ya neng."

" Sama sama pak."

Sandra pun pulang dan melihat ruang tamu yang kosong, pasti suaminya itu sedang pergi. Sandra tau karena itulah yang di lakukan Abi saat sedang libur, ia akan pergi bersama teman temannya layaknya anak ABG.

Sandra mulai melakukan rutinitas nya setiap hari yaitu membersihkan rumah, meskipun rumah mereka sederhana, tapi bersih itu indah bukan.

Waktu menunjukkan pukul 9 malam saat Abi membuka pintu rumah. Sandra yang memang menunggu suaminya pun menghampiri dan mencium tangannya.

" Mas ayo makan malam, sudah buatkan." Ajak Sandra menyentuh lengan bagian atas Abi

" Aku sudah kenyang." Jawab Abi kemudian melangkah menuju kamar.

" Sampai kapan kamu bersikap seperti ini mas, jika kita memang belum di beri keturunan itu bukan salahku, tapi memang Tuhan belum berkenan memberikan." Batin Sandra menatap punggung suaminya dengan menahan sesak di dada akan perlakuan Abi yang sudah berubah.

Dulu dia begitu lembut padanya, memperlakukan nya layaknya anak kecil, bahkan tak jarang dia dengan suka rela memasak untuk Sandra, dia selalu menghadapi kemarahan Sandra dengan canda tawa, sehingga Sandra melupakan rasa marahnya.

Sebenarnya Sandra marah untuk hal yang sepele, seperti Abi makan diluar saat Sandra sudah masak, Abi tidak mengabari jika akan pulang telat, dia memang security yang harus siap 24 jam, tapi perusahannya cukup baik memberikan jatah shift sehingga dia sudah pulang jika pukul 6 sore.

walaupun terkadang Abi pulang telat atau bahkan tak pulang sama sekali karena teman ganti shift nya tidak berangkat, jadi ia harus menggantikannya, itulah yang ia katakan pada Sandra.

Sandra akhirnya makan tanpa suaminya, Sandra hanya dapat makan sedikit karena sudah tidak selera.

Sandra masuk ke kamar di mana Abi sudah tertidur membelakanginya. Iapun mengambil baju tidur dari lemari dan segera masuk ke kamar mandi.

Setelah keluar dari kamar mandi, Ia membaringkan tubuhnya di samping Abi yang sudah terpejam.

Namun saat aku baru mulai memejam kan matanya, tiba tiba ada tangan yang meraih pinggang nya dari belakang.

" Apa kau lupa melayani suamimu ini." Bisik Abi di telinganya membuat Sandra merinding.

" Maaf".Ucapnya tertunduk.

Mereka pun kembali melakukan hubungan suami istri hanya agar Sandra bisa segera mengandung.

Pagi harinya seperti biasa Sandra bangun lebih awal, setelah mandi iapun menuju dapur dan memulai berkutat dengan peralatan dapur favoritnya.

Sandra mulai menggoreng tempe, dan membuat sayur sup. Hanya itu yang ia masak, ia kemarin memang banyak belanja, tapi untuk setidaknya satu minggu.

Mereka harus berhemat, bukan apa apa, Sandra sudah menggunakan banyak uang dari gajinya untuk berobat agar segera mengandung, meski hingga saat ini mereka belum di karuniai keturunan di usianya yang ke 27 tahun dan Abi 32 tahun.

Setelah selesai menata makanan di meja makan, Sandra berjalan menuju kamar untuk memanggilnya makan.

Ceklek

" Mas, makanan sudah siap." Ucapnya pada Abi yang sudah siap dengan seragam putih dan biru gelapnya.

" Iya." Jawab Abi kemudian berjalan melewati Sandra keluar dari kamar, iapun mengikuti Abi menuju ruang makan.

" Mas, apa mas ada uang.?" Tanya nya pelan di sela makan mereka.

" Memangnya kenapa.?" Tanya Abi balik.

" Sudah dua bulan kita belum bayar listrik, kalau sampai kita menunggak untuk yang ke tiga bulan, maka listrik akan di padam kan." Jawab Sandra berusaha menelan makanan dengan susah payah.

" Apa gajimu sebagai manager di restoran terkenal tidak cukup, kau kan tau gajiku menjadi security tak sebesar gajimu." Ucap Abi masih mengunyah makanan nya santai.

" Maaf mas, aku sudah menggunakan gajiku untuk melakukan pengobatan untuk kesuburan."Jawab Sandra tertunduk.

" Untuk apa, sudah berulang kali kau berobat, tapi tidak ada perubahan. Kau hanya buang buang uang sampai kita telat bayar listrik." Ucap Abi kemudian beranjak.dari kursinya.

" Tapi aku sedang berusaha, aku yakin suatu saat akan membuahkan hasil."Ucapnya berdiri menyusul suaminya dan meraih telapak tangan Abi.

" Aku sudah terlambat, untuk bayar listrik, kau jual saja perhiasan yang sempat kau beli itu." Ucap Abi menghempaskan tangan Sandra dan keluar dari rumah menaiki motornya.

"Apa kau tidak punya uang sama sekali, apa aku harus menjual perhiasan darimu itu. " Batin Sandra kemudian bersiap karena ia juga harus bekerja.

Sandra mengambil cincin kawinnya dengan Abi, mungkin ini jalan satu satunya dari pada harus tidur dalam kegelapan.

Ia menaruh cincin itu di tas tangan kecil yang selalu ia bawa kemana mana. Sandra akan menjualnya setelah pulang dari bekerja.

Sandra menuju restoran x tempatnya bekerja, ia sudah bekerja selama delapan tahun, tiga tahun sebelum ia menikah dengan suaminya Abi. Itu sebabnya ia cukup akrab dengan pak Seno pemilik restoran itu, pak Seno mulai memperkerjakan Sandra sebagai manager sejak empat tahun lalu, setahun setelah ia menikah.

Sandta memakirkan motornya di parkiran khusus pegawai.

Ia pun masuk, terlihat sudah ada pelayan yang sedang membersihkan meja sebelum para pelanggan datang.

" Pagi bu." Sapa Intan salah satu dari mereka.

" Pagi." Jawabnya tersenyum dengan mengangguk pada Intan.

Begitupun para pelayan lainnya menyapa nya hingga ia sampai di ruangannya.

Sandra mulai memeriksa data pemasukan dan pengeluaran, terlihat keuntungan yang cukup signifikan.

Waktu menunjukkan makan siang, pasti restoran akan mulai ramai.

Para pengunjung mulai berdatangan, kebanyakan pelanggan adalah pekerja kantoran , karena lokasi restoran memang bersebrangan dengan gedung Sanjaya Grup, salah satu perusahaan yang sudah tidak di ragukan lagi kesuksesannya.

Bab 3

Para pengunjung mulai berdatangan, kebanyakan pelanggan adalah pekerja kantoran , karena lokasi mereka memang bersebrangan dengan gedung Sanjaya Grup, salah satu perusahaan yang sudah tidak di ragukan lagi kesuksesannya.

Seperti yang sering ia lakukan, Sandra akan mengantar sendiri makanan untuk presdir di sana, awalnya memang hanya pegawai biasa yang memesan dan minta di antarkan. Namun, beberapa hari ini, presdir mereka juga melakukan hal yang sama,

Sandra.menyebrang jalan, setelah sampai di basement, ia tidak melihat suaminya ada di sana, mungkin Abi ada pekerjaan oleh bosnya, pikirnya. Sandra pikir tempatnya bekerja sudah di pindahkan, karena sudah 2 minggu ini ia tak pernah melihat Abi di depan gerbang.

Kali ini, ia harus mengantarkannya secara langsung ke ruangan pak presdir, karena pegawai yang biasa mengambil alih makanan darinya sedang sangat sibuk.

Sandra sudah sampai di lobi, karena hampir setiap hari ia kesana, Sandra sudah tidak perlu lagi izin pada resepsionis, mereka langsung membiarkan nya masuk.

Sandra berjalan menuju lift dan menekan angka 12, lantai tempat ruangan sang presdir.

Tok

Tok

Tok

Sandra mengetuk pintu.

" Masuk."Terdengar suara yang mengizinkan nya masuk, Sandrapun memutar handle pintu dan masuk.

" Ini pak makan siangnya." Ucapnya kemudian menaruh makanan itu di atas meja kerja.

" Kau boleh keluar." Ucap pria itu cukup membuat Sandra tersentak, walaupun posisinya saat ini membelakangi Sandra, namun ia sangat mengenal suara itu, suara suaminya.

" Tidak mungkin itu dia, meskipun aku sudah lama tak melihatnya di gerbang, mana mungkin ia adalah presdir, pikranku sudah menghayal kemana mana." Batin Sandra menatap punggung sang presdir dan lagi lagi membuatnya merasa mengenali pria dihadapannya itu.

" Saya permisi." Ucap Sandra dengan menunduk.

Iapun keluar dari ruangan itu dan berjalan menuju lift.

" Kenapa suaranya begitu mirip ya, apa karena aku kangen saat tidak melihatnya 2 minggu ini." Gumam Sandra saat berada di lift.

Ia keluar dari lift dan segera menuju restoran.

Sepulang dari restoran , Sandra pergi ke toko perhiasan di mana cincinnya di beli. Dengan terpaksa Sandra menggadaikannya, ia tak ingin menjualnya karena bagaimanapun juga itu adalah emasyang di beli dari uang pemberian suaminya, Kalau bicara mas kawin, dulu Abi memberikan uang seratus ribu, dan ia simpan di lemari dengan aman.

Pukul 7.00 malam, setelah membayar tagihan listrik dengan uang hasil menggadaikan cincin, Sandra sampai di rumah, ia segera mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai mandi, ia menuju dapur membuat makan malam.

Namun saat ia baru mulai memegang pisau, telpon di saku celananya berdering.

" Halo." Sapanya pada si penelpon.

" Kau masaklah yang banyak, akan ada tamu aku akan tranfer uang agar kau memasak makanan yang agak berkelas." Ucap penelpon yang tak lain adalah Abi, suaminya.

" Memangnya tamu siapa, tidak biasanya kau mengundang tamu."

" Kau tinggal masak saja, tak perlu banyak tanya." Ucap Abi tegas dan langsung memutus telepon.

" Sebenarnya siapa ya, apalagi mas Abi sampai mau mengeluarkan uang hanya untuk sebuah makanan, itu bukanlah kebiasaannya." Gumam Sandra kemudian segera pergi ke atm untuk memgambil uang yang di transfer Abi.

Sandra kembali ke rumah setelah membeli bahan masakan yang diperlukan menggunakan uang Abi.

Ya semenjak 3 tahun perhikahan, Abi sangat jarang memberikan uang untuk dapur, sehingga gaji Sandra tidak akan cukup, apalagi untuk membayar listrik, itu sebabnya tagihan listrik sampai menunggak.

Sandra merasa heran, sebenarnya kemana gaji suaminya, karena ia tak pernah melihat suaminya membeli sesuatu jika memang Abi menggunakannya untuk kebutuhan pribadi.

Setelah selesai memasak, Sandra menatanya di meja makan. Ada rendang, ayam kecap, semur telur dan mie goreng seafood dan tentunya nasi.

Ting Tong

Sandra mendekat dan membuka pintu mendengar bel berbunyi.

Betapa terkejutnya Sandra melihat suaminya turun dari mobil mewah bersama seorang perempuan yang berpakaian seksi yang menggandeng lengannya. Dan yang membuat Sandra tak kalah terkejut, suaminya memakai setelan jas yang bisa di pastikan harganya mencapai jutaan.

" Mas." Lirihnya saat mereka mendekat.

" Ayo kita masuk, aku akan menjelaskannya di dalam." Ucap Abi saat melewati Sandra bersama wanita itu.

"Ada apa sebenarnya." Batin Sandra kemudian masuk menyusul mereka.

" Apa presdir yang aku lihat di kantor itu memang mas Abi."

Kini mereka bertiga sudah duduk di meja makan. Abi duduk bersebalahan dengan wanita itu, sedangkan Sandra duduk di seberangnya. Karena meja berbentuk persegi panjang dengan dua kursi di satu sisi dan dua kursi di sisi yang lain.

Selama makan , Sandra merasa hatinya terasa sakit, bagaimana tidak kedua manusia di depannya saling menyuapi tanpa memperdulikannya sebagai istri dari si pria.

Tapi Sandra hanya diam, karena ia mengenal bagaimana perangai suaminya yang tidak suka jika ia mempertanyakan tindakannya.

Setelah selesai makan, kini mereka berada di ruang keluarga.

" Aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Ucap Abi dengan menggenggam erat tangan wanita itu.

Sandra hanya diam menunggu kalimat selanjutnya dengan menatap intens mereka berdua.

" Aku akan menikahi Anita."

Deg...!!!

"Apa maksudmu mas.?" Teriak Sandra yang sudah tidak bisa menahan amarahnya yang sedari tadi ia tahan.

" Kau tenang saja, aku tidak akan menceraikan mu. Kau masih beruntung karena aku masih mau bertahan dengan wanita tak berguna sepertimu." Balas Abi menatapnya dengan tajam.

" Tapi..."

" Tidak ada tapi tapian, aku akan tetap menikahinya, ini juga atas keinginan keluargaku. Aku kesini hanya memberi tau, bukan meminta izin. Kau setuju atau tidak aku akan tetap menikah."

" Keluarga.?"

" Apa kau tidak tau, suamimu dan calon suamiku ini , adalah anak dari pemilik perusahaan yang sukses, Bagas Sanjaya." Sela Anita di tengah pembicaraan mereka.

" Maksudnya, tempat mas bekerja sebagai satpam.?" Tanya Sandra setelah mendengar penjelasan Anita.

" Benar "

"Lalu kenapa kau tak pernah mengenalkan ku pada keluargamu mas."

" Itu karena, mereka hanya ingin menantu dari keluarga terpandang, dan kau pasti sadar siapa dirimu." Ucap Anita menjawab pertanyaan untuk Abi dengan pandangan mengejeknya pada Sandra.

" Itu artinya...." Gumam Sandra namun masih terdengar jelas.

" Ya, di hadapan mereka ini adalah pernikahan pertamaku, jadi kau terima saja nasibmu sebagai wanita yang tak dapat mengandung. Tadinya aku berencana mengenalkan mu pada mereka jika kita sudah memliki anak, namun sepertinya itu tidak akan pernah terjadi.." Hardik Abi kemudian berdiri dan Anita pun mengikutinya karena tangan mereka masih saling menggenggam.

" Mas mau kemana, apa mas tidak tdur di rumah." Ucapnya menghentikan langkah mereka.

" Mulai saat ini aku akan tinggal di rumahku sampai aku menikah dengan Anita." Jawab Abi kemudian kembali berjalan keluar rumah menaiki mobil mewah nya bersama Anita.

" Kenapa kau tega melakukan semua ini mas." Gumamnya meluruhkan tubuhnya menyangga dengan kaki yang terlipat.

Sandra hancur sehancur hancurnya, ia tak pernah menyangka pernikahan atas dasar saling mencintai selama lima tahun harus di akhiri dengan pernikahan kedua suaminya.

Kenapa suaminya harus menyembuntikan jati diri dari nya, apa sebegitu besar rasa takut kalau Sandra akan menghabiskan uangnya. Hingga mereka harus hidup pas pasan selama ini.

Walaupun begitu, Sandra tidak masalah , tapi kenapa harus ada yang namanya poligami . Dimana mana tidak ada wanita yang rela dimadu.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!