NovelToon NovelToon

Kenapa Harus Menikah Dengan Mu

Akibat taruhan.

Reynaldi di tantang oleh Romeo untuk balapan mobil, antara mobil ferari milik Romeo dan lamborgini miliknya, tak tanggung-tangung, kali tahuran mereka gila-gilaan.

Siapa yang kalah harus menikah dengan pasien rumah sakit jiwa, jika tak ingin mobil mereka sebagai barang taruhan.

Tanda tangan kontrak sudah di sepakati antara lamborgini Hurakan dan ferari 448 pista.

"Eh Al, kali ini lo ngak bakalan menang melawan gue," Romeo.

"Ah.. bacot loh, kita lihat saja siapa yang akan menang, dan mobil ferari loh tuh bakalan jadi milik gue, seru Aldi percaya diri.

"Eh, lamborgini loh yang akan jadi milik gue" tukas Romeo.

"Kita lihat saja bro, lo kawinin tuh pasien rumah sakit jiwa," serunya.

Dan mereka pun kebut-kebutan, di sirkuit balap mobil, mereka saling kejar mengejar, berbagai strategi mereka lakukan, sorak sorakan terdengar dari masing-masing kubu, dan sebuah drone di gunakan untuk merekam jejak mereka.

Kebut-kebutan terjadi, mereka pun semakin sengit melaju, di kegelapan malam.

Suara klakson sahut menyahut, mengiringi mereka saat saling salip menyalip, tujuh belas putaran, Aldy kini berada di depan, kecepatan mobilnya mulai tak terkendali, ia tak menyangka mobil mahal miliknya ternyata banyak menguras bahan bakar, dan kali ini ia melakukan kecerobohan, mobilnya melamban pada putaran terakhir dan akhirnya berhenti seketika di putaran akhir.

Tak ayal lagi, sudah di pastikan ia kalah dalam perarungan ini.

"Yoiiii Aldi Lamborgini lo milik gue, " pekik Romeo.

"Sialllll!!!, mampus gue, kalau sampai mobil ini di ambil Romeo maka, bokap ngak akan percayakan perusahaanya pada gue, dan pasti ia akan mempercayakanya pada Heru," umpatnya.

"Anjriit, lo ngak bisa apa bantuin menang, mampus saja lo," ia menutup pintu mobilnya dengan kasar, dan menendang velag mobil itu, tapi justru kakinya yang merasa sakit.

Tak lama berselang, Romeo dan Timnya datang menghampiri Aldi.

Mereka menyoraki Aldi ,"Hu beli mobil mampu, bahan bakar nya lo ngak mampu," ledek mereka.

"Bawa sini kunci mobil lo Di," pinta Romeo sambil menadahkan tanganya ke aldi.

"Ngak, gue ngak mau nyerahin mobil gue ke lo Rom," tolaknya, ia pun menepis tangan Romeo.

"Lo ngak bisa gitu Al, kemaren kita taruhan, lo ambil BMW milik gue, gue santuy aja, dan saat lo dan tim lo ngejual mobil itu, gue santuy, gue beli lagi mobil baru, lo kan juga anak konglongmerat, tinggal merengek saja sama Dedy loh, pasti dia mau beliin lo lagi, Iya ngak bro," serunya kepada timnya dan mereka pun menyoraki Aldi.

Aldi hanya diam, ia terus berpikir bagaimana caranya agar mobil mewah hadiah dari nyokapnya itu tak sampai jadi milik Romeo dan timnya.

"Gimana Al, lama banget lo mikirnya, atau lo mau ambil alternatif lainya, menikahi pasien rumah sakit jiwa, Hahaha, " mereka semua tertawa mentertawakan Aldi.

Aduh nyesel gue ikut taruhan gila-gilaan ini, ku pikir aku bakalan mengang lagi, ngak tahunya, anjrit,anjrit, mana mau gue mobil ini di ambil Romeo, batinya.

"Iya Rom, gue bakalan nikahin pasien rumah sakit jiwa, cuma nikahin aja kan apa susah nya," tutur Aldi.

"Loh ngak cuma nikahin, lo harus hamilin juga, nih lihat nih surat kontrak kita," Romeo menunjukan surat kontrak tersebut.

Anjrit, Romeo sengaja ngejebak gue, nih, batin Aldi'

"Iya sekalian gue hamilin, nanti gue pilih pasien yang cantik di sana, trus gue kawinin dan bikin dia hamil, trus gue balikan dia lagi ke rumah sakit jiwa gitu kan maksud loh..., gila loh," Aldi semakin kesal iya pun jadi sedikit stress.

Hahaha, mereka mentertawakan Aldi.

"Eh biar cantik seperti apa pun kalau gila tetap saja gila, tapi ngak apa biar lo ketularan gila," mereka semua mentertawakan Aldi.

"Ok, Sepupu gue menjadi dokter di sebuah rumah sakit jiwa, banyak orang stress, dan depresi di sana, jadi besok loh ikut gue, lo pilih yang mana, nanti administrasinya biar aku yang urus," Romeo.

Aldi hanya diam, iya tak tahu harus berkata apa lagi, selama ini ia selalu menang dalam tahuran, baik itu kecil-kecilan atau pun taruhan besar.

Sebelumnya ia menang dan mendapat mobil BMW milik Romeo, tapi kali ini, ia tak mungkin menyerahkan mobil super mewahnya itu ketangan Romeo.

Akhirnya lo masuk jebakan gue Al, selama ini loh, selalu merendahkan gue karna selalu kalah, loh juga ngak mungkin kan mau nikah dengan orang strees, hahaha, mampus aja loh Al, koleksi mobil mewah gue bertambah lagi, gue sengaja merelakan mobil mobil murahan itu, biar lo yakin loh itu hebat, dan kali ini loh makan sendiri akibat dari mulut loh, yang suka sesumbar, batin Romeo.

"Jadi bagaimana Al, mobil loh serahin ke gue, atau lah kawinin tuh pasien kakak sepupu gue," ejek Romeo mereka pun mentertawakan Aldi.

Aldi mendungus kesal, suatu pilihan sulit dan gila, kenapa harus menihkah dengan orang strees, pikirnya.

Tapi jika ia menyerahkan mobil itu, Aldi akan kehilangan kepercayaan keluarga nya.

"Sialll!!!!, "Teriaknya, suaranya menggema di seluruh stadion .

Mereka yang mendengar, semakin mengejek dan mentertawakan Aldi.

Aldi pulang kerumahnya dengan wajah yang merah padam, dan saat ia akan menaiki anak tangga nya, ia berpapasan dengan Heru.

Heru memperhatikan muka Aldi yang merah padam, ia pun membuntutinya hingga ke kamar.

"Aldi tunggu! "seru Heru.

Tapi ia terus saja melangkah menapaki anak tangga.

"Aldi," Heru menarik tangan Aldi.

"Apaan sih," bentak Aldi seraya melepaskan cengraman tangan Heru.

"Eh bisa ngak sih, kamu ngak usah campurin urusan ku, kamu urus saja dirimu sendiri," ucapnya dengan kasar.

"Aldi, Mama sama Papa itu meminta ku untuk menjaga kamu, jadi segala sesuatu yang terjadi pada kamu itu, menjadi tanggung jawab ku," papar Heru dengan lemah lembut.

"Ahhh...kamu pikir aku bayi, yang harus di jagain sama kamu, ingat loh tu cuma saudara tiri gua, jadi jangan belagu," Aldi pun menunjuk muka Heru.

"Eh.. Al siapa bilang kita saudara tiri, kita itu saudara kandung, saudara satu ayah," papar nya menjelaskan.

"Ah sudalah, loh sama emak loh tu sana, tukang rebut kasih sayang, loh dan emak loh, slalu di belain, loh udah ngambil perhatian dan kasih sayang papa ke gue, tak hanya itu, emak loh yang tukang rayu itu, sudah membuat berantakan rumah tangga nyokap gue," hardiknya, Aldi meninggalkan Heru.

Sementara Heru hanya terbungkam mendengar kata kata Aldi.

Selama ini Aldi selalu salah paham terhadap ia dan ibunya, mereka semua menyayangi Aldi, tapi karna sikaf Aldi yang suka hura- hura, Akhirnya Papa mereka tak mempercayakan perusahaan pada Aldi.

Please

🍎Like

🍎komen

🍎vote nya

Rahasia besar

Igun mendekati gadis yang di temuinya beberapa bulan yang lalu, gadis itu meringkuk seperti menahan sakit, tubuh nya gemetar dan saat di periksa, sekujur tubuh gadis itu penuh luka memar dan luka berdarah.

Tak ada yang tahu secara pasti apa yang menyebabkanya depresi, pihak rumah sakit hanya memperkirakan bahwa gadis itu trauma akibat kekerasan seksual yang dialami.

Karna tak ada laporan, kasus nya pun ditutup, dan mereka juga tak melakukan visum terhadap gadis malang itu.

"Siapa nama kamu?" tanya Igun

"Aira " jawabnya gemetar.

Dan hanya itu yang bisa di jawab olehnya, Aira bahkan tak tahu alamat dan nama orang tuanya, Aira begitu ketakutan saat ada lelaki yang mendekatinya.

Hanya dengan Igun ia mau di dekati, iGun seorang Pisikiater, yang bekerja di rumah sakit itu.

Rumah sakit itu tak hanya menampung orang gila, tapi juga orang depresi dan menghilangkan kecanduan narkoba.

Aira saat di temukan, seperti mengalami depresi berat, ia mengalami rasa cemas berlebihan, gadis yang masih belia itu seperti mendapat tekanan yang berat di hidupnya, harusnya gadis seusianya masih bersekolah.

Setelah berbulan-bulan, kini banyak terjadi perubahan pada Aira, meski ia masih trauma jika ada lelaki yang mendekatinya, hanya Igun yang bisa mendekat dan bicara pada nya.

Igun, seorang Pisikiater di rumah sakit itu, Pria berumur dua puluh delapan tahun itu, selalu mengunjungi kamar Aira setiap hari, ia selalu membawa makanan untuk Aira.

Aira gadis berusia sekitar enam belas sampai delapan belas tahun itu, sebenarnya gadis yang cantik, kulitnya putih, meski banyak luka yang membekas di sekujur tubuhnya, tapi dengan perawatan modern seperti saat ini, bekas luka itu tentu akan sangat mudah untuk hilang.

Aira sebenarnya tidak gila, ia mengalami trauma berat, hingga depresi, ia hanya diam dan ketakutan, sikafnya menjadi agresif ketika melihat lelaki yang mendekatinya.

Setelah di periksa oleh pisikolog, Aira di duga mengalami kekerasan seksual dan kekerasan di fisik.

Mereka sudah mencari tahu keberadaan keluarga Aira, namun belum menemukan titik terang, rencananya jika keadaan Aira membaik Aira akan di tampung di dinas sosial, atau panti asuhan.

"Aira," sapa Igun yang mendekati Aira.

Aira hanya melihat kearah Igun, sorot matanya kini tak lagi tajam seperti saat pertama bertemu denganya.

Aira tak pernah tersenyum, juga tak pernah tertawa, ia sangat jarang sekali bicara.

Meski di tanya, ia hanya menggangguk, atau menggeleng.

Igun membawa sekantong snack, eskrim dan nasi bungkus untuk Aira.

Eskrim, Aira sangat menyukainya, mungkin sejak kecil ia mengalami kekerasan dan tak pernah merasakan kasing sayang orang tua, Aira selalu senang jika di bawakan es krim dan snack.

Dengan hati-hati Igun menyuapi Aira eskrim, sesekali ia membelai rambut gadis cantik dan manis itu.

Aira hanya diam, saat Igun membelainya, matanya teduh merasakan kasih sayang yang Igun curahkan terhadapnya.

Entalah, perasaan apa ini, kenapa ia merasa sangat menyanyangi Aira, apa karna rasa iba, atau rasa sayang seorang kakak terhadap adiknya, mengingat Igun juga yatim piatu, ia kehilangan orang tuanya saat ia berusia sepuluh tahun, untunglah paman dan keluarganya, menerima ia dengan baik, dan mereka menyekolahkan Igun, Igun juga pernah trauma akibat kecelakan, dan ia sendiri melihat tubuh kedua orang tuanya hancur, hanya ia yang berhasil selamat, kedua adiknya juga tewas dalam kecelakaan tersebut.

Igun juga sempat depresi, namun setelah beberapa kali ke pisikolog, ia pun mampu mengobati rasa traumanya.

Tatapan teduh Aira membuat Igun semakin simpati, sepertinya Aira butuh sosok yang selalu ada dan menjaganya selama ini.

Menjadikan Aira kekasih, hal itu pernah terlintas di benaknya, tapi lagi-lagi itu tak mungkin, karna ia punya tunanggan bernama Nadira.

Nadira, sepupunya sendiri, ibu Nadira adik kandung Ayahnya, Nadira hanya dua saudara, ia dan adiknya Romeo.

Igun tak menyangka, jika Nadira menyukainya, padahal ia sudah menganggap Nadira sebagai saudaranya.

Karna ingin membalas kebaikan orang tua Nadira, ia pun dengan rela di tunangkan dengan Nadira, apalagi Nadira, gadis yang baik dan sopan.

Igun menyuapi Aira dengan nasi yang di bawanya, seluruh petugas rumah sakit sudah tak heran dengan Igun, bahkan terdengar kabar tak sedap yang berhembus tentang nya, Igun di tuduh melakukan perbuatan mesum saat di kamar Aira, tapi dengan santai ia menanggapi tudingan miring tentangnya, nyatanya tak pernah terbukti.

Setelah menyuapkan nasi pada Aira, Igun pun pulang, karna Bibinya direktur dari rumah sakit, Igun dengan leluasa meminta kamar khusus untuk Aira.

Kamar tersebut di buat senyaman mungkin untuk Aira, dengan beraneka boneka yang Igun berikan untuknya.

Dan ada seorang petugas yang mengawasi para pasien tersebut, tak terkecuali di bangsal wanita, tempat di mana kamar Aira berada, Igun selalu memberi tip kepada petugas tersebut, agar mereka selalu mengawasi Aira.

Ada apa dengan gadis itu, hingga aku begitu peduli, aku sangat menyayanginya, ataukah aku mencintainya? batin Igun.

Ia selalu merasa berat meninggalkan Aira sendiri, tapi apa dayanya, ia juga menumpang di rumah pamanya, dan setelah Nadira selesai kuliah, mereka akan menikah dan akan tetap tinggal bersama orang tua Nadira.

****

Aldi coba untuk memejamkan mata, berharap ia bisa tertidur, meski lelah membolak balikan tubuhnya ia masih juga tak bisa terlelap.

Ia coba bermain game on line di hanphone nya, tapi karna kurang konsentrasi akhirnya ia selalu kalah dan itu yang membuatnya kesal.

Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam, memang biasanya ia belum tidur jam segini, ia masih berkumpul dengan Romeo dan teman-temanya, tapi kali ini ia ingin menghindar dari Romeo.

Pikiran Aldi menerawang ke tempat yang jauh, ia masih binggung, jika ia tidak mematuhi kontrak itu, maka Romeo akan membuatnya malu, dengan menyebarkan sebuah aib tentangnya dan keluarganya.

Aldi kaget, seketika suara panggilan masuk membuyarkan lamunanya, dan di lihatnya ternyata dari Romeo, dengan perasaan malas, ia pun mengangkat telpon tersebut'

"Hallo" sapa Aldi tak bersahabat.

Terdengar suara tawa dari sebrang telpon, "Slow man, ngak usah ngegas gitu dong," Romeo.

"Mau apa kamu nelpon aku malam-malam begini Rom?" tanya Aldi dengan kesal.

"Ngak..., cuma mau nagih tahuran kita, bagaimana lamborgini milikmu apa sudah bisa ku ambil?" tanya Romeo sambil tertawa kecil.

"Jangan ngarep kamu Rom, aku ngak akan pernah menyerahkan mobil itu ke kamu!!!" teriaknya dengan kesal.

"Aldi, Aldi, atau lo mau rahasia loh terbongkar, hah...," tawa Romeo.

Mendengar ancaman Romeo Aldi sedikit panik.

"Atau besok kita kerumah sakit jiwa saja, biar loh pilih sendiri calon istri loh," huahahaahaaa, tawanya pecah.

Aldi menutup telpon nya dan membantingnya keatas kasur.

"Sialllll, bangsat loh Rom, sengaja lo jebak gue, sahabat macam apa loh," umpatnya,

Aldi pun mengamuk sendiri melampiasakan rasa kesalnya, hingga kamarnya seperti kapal pecah.

please

🍎Like

🍎komen

🍎vote dan hadiah, biar author semangat up nya.

Teman atau musuh

Romeo sudah berada di depan rumah mewah milik keluarga Aldi.

Kali ini mereka tak menggunakan mobil mewahnya, Romeo membawa mini bis, karna akan memuat banyak orang dan ruang untuk peralatanya.

Dengan wajah cemberut dan seperti di tekuk tujuh belas lipatan, Aldi pun menghampir Romeo.

Romeo tersenyum bahagia melihat penderitaan Aldi, karna selama ini, Aldi selalu bersikaf sombang, dan angkuh, ia juga sesumbar, karna selalu menang dalam taruhan mereka.

Dengan sedikit tak- tik, Romeo pun bisa memenangkan tahuran itu, meski dengan cara yang sedikit curang.

"Hey, ada apa bro? kenapa wajah mu seperi kain kusut yang ngak distrika," tanya Romeo dengan maksud menyindir Aldi, ia pun terrawa kecil.

"Diam saja loh, cepat jalah," sahut Aldi karna ia tak suka berada lama bersama mereka.

"Santuy bro, kita ini di sini ada untuk mendukung lo, iya kan bro, atau jangan-jangan loh sudah ngak sabar ya, pingin liat calon istri loh," ujar Romeo pada yang lainya, mereka pun tertawa.

"Iya beb, kita akan bantu loh pilih istri, istri yang bisa buat loh tertawa bahagia, karna yang pastinya, setelah ini loh ngak akan bisa tertawa lagi," ucap Doni mereka semakin membuat Aldi kesal.

Suara tawa pecah di dalam mobil itu, celotehan semakin membuat Aldi marah, tapi sepertinya ia hanya bisa pasrah.

"Eh Al, bagaimana kabar nya dengan Tari, Mawar dan Dara, itu semua perempuan yang loh pacarin saat ini kan?" tanya Romeo.

"Itu belum seberapa Rom, masih ada lagi pacar Aldi yang belum loh sebutin, Vera dan Raisa," tambah Doni.

"Wah banyak juga pacarnya Aldi, Playboy juga teman kita ini," sahut Romeo.

Sementara Aldi hanya diam, ia hanya memandang tajam kearah kedua temanya.

" Eh Don, kalau cewek-cewek Aldi yang gue sebutkan tadi itu kan cantik-cantik tuh, trus dua cewek lagi, seperti Vera dan Raisa cantik ngak Don?" tanya Romeo dengan maksud mengejek Aldi.

"Wah cantik buangettt malah, lo kayak ngak tahu aja selera Aldi, cantik, bening banget, ya gue sih ngak heran kalau Aldi punya banyak cewek dan cantik-cantik pula, wajahnya kan ganteng, kaya lagi, ngak heran lah Aldi jadi rebutan, sayang nasib cewek-cewek itu tragis," tutur Doni.

"Kok tragis Don ?" tanya Romeo yang terpancing omongan Doni.

"Ya gimana ngak tragis, jika ternyata Aldi lebih memilih orang gila dari pada mereka, hahaha," mereka tertawa girang karna berhasil membully Aldi.

Aldi semakin kesal, tapi ia tak mau ambil pusing, ia biarkan saja mereka berceloteh.

"Ngak lah Don, kan masih ada kita-kita nih, buat ngobatin sakit hati mereka, tambah Romeo.

"Anjrittt, loh semua, gue sumpahin lo, semua mampus terlindas truk, karna loh bersikaf zalim sama gue, " sungutnya dengan kesal.

"Eh Aldi jaga mulut loh, ya. ngak usah akting sebagai korban deh loh, nikmatin saja kekalahan lo, seperti gue menikmati kekalahan gue, hidup ini seperti meja judi bro, kadang kita menang dan terkadang kita kalah, dan ada juga yang kalah ngak pernah menang sama sekali, " gelak Romeo dan mereka pun kembali mentertawakan Aldi.

***

Hendry Gunawan, psikiater yang prakter di rumah sakit jiwa, mereka lebih akrab memanggilnya dengan dokter Igun.

Setelah selesai Praktek, Igun kembali menemui Aira, gadis itu biasanya berada di bawah pohon beringin, karna ada bangku yang mengelilingi pohon rindang itu.

Benar saja, Aira kini semakin terlihat cantik karna memakai mini dress yang di belinya.

Igun sengaja menyuruh Aira menggunakan baju itu, ia ingin tahu, apakah Aira bisa merespek perintah darinya.

"Hai Aira, kamu makin cantik saja hari ini," sapa Igun.

Mendengar pujian dari Igun, Aira pun tersenyum, seketika pipinya merona, ia pun tertunduk malu.

Wah, sepertinya Aira bisa merespon sanjungan ku, itu bearti sudah banyak kemajuan yang terjadi padanya, semoga saja Aira lekas pulih dari traumanya dan aku bisa membawanya keluar dati tempat ini, batin Igun.

Igun mendekati Aira, dengan perlahan ia membelai rambut Aira, "Aira kamu suka dengan baju yang Kak Gun kasih ke kamu?" tanya Igun.

"Suka Kak," jawab Aira, suaranya lembut seperti sutra yang melanyang tertiup semilir angin.

Igun merasa semakin senang, karna baru kali ini komunikasinya tersambung dengan baik bersama Aira.

Igun pun tersenyum kearah gadis itu, dan seketika Aira pun membalas senyumanya.

Igun semakin memberanikan dirinya untuk menggenggam tangan Aira, dan kali ini tak ada penolakan.

Wajah Aira justru semakin merona, mungkin ia malu, atau mungkin ia juga menyukai Igun.

***

Mereka sudah sampai di rumah sakit itu, setelah turun dari mobil, Doni mengeluarkan kamera nya, dan itu membuat Aldi heran.

"Sudah siap Don?" tanya Romi.

"Ok bro, " kamera sudah stanby.

"Hay, Guys, ketemu lagi dengan channel Romeo and Friends, ok guys kali ini gue berada di rumah sakit guys, lebih tepatnya rumah sakit jiwa guys."

"Hah..., tenyata si Romeo mau bikin konten disini, anjrittt, anjrittt, mau bikin malu gue rupanya dia," gerutu Aldi.

"Loh semua penasaran kan ? kenapa cowok seganteng dan ambyarrr kayak gue bikin konten di tempat ini guys."

"Pasti loh kira gue mau jenguk salah satu pasien di sini, atau gue mau rehabilitasi teman gue yang lagi pegang kamera tu, atau gue mau jadi donatur tempat ini?"

"Salah semua guys, gue kesini buat cari bini guys, " Romeo tertawa geli.

"Opps opss, tapi bukan buat gue guys, karna gue masih waras, tapi buat teman gue nih," tuturnya di hadapan kamera, ia pun tertawa geli.

"Off," Romeo memberi kode agar kamera berbenti menyorot, Romeo sudah tidak bisa menahan rasa gelinya, karna melihat wajah Aldi yang yang melongo kaya beo begok, melihat pembuatan konten tentangnya.

"Al muka loh biasa aja, ngelihat loh kayak begitu, gue ngak bisa berhenti menahan tawa," tutur Romeo, sambil tertawa geli.

"Sialan loh, Rom, awas saja muka gue tersorot kamera, gue bikin mampus loh semua," ancam Aldi.

Tapi tak sedikin pun mereka gentar dengan ancaman Aldi, karna mereka tahu Aldi itu sebenar nya anak yang baik, karna mereka lah Aldi jadi seperti ini.

"Tenang aja Sob, biar gimana gue ngak akan bikin malu loh, karna sebentar lagi loh akan bikin malu diri loh sendiri," paparnya dan mereka pun kembali tertawa menertawakan Aldi.

Aldi semakin kesal, tapi apa mau dikata, ia harus memilih, antara mobil lamborgini hadiah dari nyokapnya, atau menuruti kemauan Romeo, jika tidak, Romeo akan membongkar rahasianya.

Aldi menyesal mengapa ia bisa terjerumus dan berteman dengan Romeo, pertemanan mereka tak terasa tulus, mereka bahkan sering bersaing dalam berbagai hal, termasuk dalam memilih pacar, di belakang Aldi, Romeo sering menjelek-jelekanya di hadapan gebetan Aldi.

Romeo seperti pagar makan tanaman, bahkan Heru sendiri sering memperingatkanya, agar tak bergaul dengan Romeo dan temannya.

Tapi Aldi tak pernah menggubris peringatan Heru, Aldi hanya ingin perhatian dari orang terdekatnya, apalagi sejak kedua orang tuanya berpisah, Aldi merasa seorang diri, karna Papanya sibuk dengan istri dan bisnisnya di luar negri, sementara Mamanya juga sibuk bisnis dan menikah dengan pengusaha tambang minyak bumi di Brunnai darussalam.

Aldi hanya tinggal bersama Heru di Indonesia, dalam hatinya ia begitu rindu dengan curahan kasih sayang dari ke dua orang tuanya.

Please

Like

komen

dan votenya

hadiah juga boleh biar author semakin semangat upnya.

Mampir juga yuk di novel yg lain

dengan judul:

Ketika takdir menyatukan aku dan mereka

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!