Stay With Me Violet
Jerat Cinta Zayn Keenan
A Novel By Santi Nurdianti
Picture By Pinterest
🍁 Hak cipta di lindungi undang-undang
Sangsi Pelanggaran Pasal 113 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.
Di larang mengutip karya novel ini dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penulis.
🍁 Ucapan Terimakasih
Terimakasih kepada Tuhan yang Maha Esa. Atas izin darinya aku bisa menyelesaikan cerita Novel Stay With Me Violet ini dengan baik dan tanpa hambatan suatu apa pun. Terimakasih juga kepada keluarga dan semua pembacaku. Yang selalu mendukung dan memberikan respon positif. Sesungguhnya karya ini tidak akan berarti apa-apa tanpa kalian.
🍁 Prolog
Malam semakin larut. Hujan tiba-tiba saja mengguyur se-isi bumi. Sangat deras dengan petir yang mencambuk langit. Suara gemuruh terdengar sangat mengerikan. Alam mengamuk, membasmi seluruh bintang dan rembulan.
Zayn Keenan berdiri di sisi tempat tidur Violet yang sedang terlelap. Kamar gelap itu sekilas menjadi terang dalam hitungan detik ketika sinar petir menyertainya. Sepasang mata tajam bagaikan elang milik Zayn Keenan begitu lurus menatap Violet yang masih menolaknya.
"Sayang~ Jika aku mau. Aku bisa menghabisi diri-mu saat ini juga." Ucap Zayn Keenan.
Zayn Keenan menoreh senyum mengerikan di wajahnya. Ia lantas mengalihkan pandangan lalu menuju sofa di dalam kamar mewahnya.
Duduk bersandar dengan satu kaki menumpang di atas paha. Pria mengerikan itu lantas meraih sebatang rokok untuk ia menikamatinya di sana. Mengepulkan asap dari mulut ke langit-langit kamarnya.
"Hahahaha..." Zayn Keenan tertawa bagaikan psikopat gila. "Hanya tinggal enam hari lagi. Semua yang kamu miliki akan menjadi milik-ku. Semuanya~ Tanpa terkecuali." Ucapnya.
Rokok dan Wine menemani malamnya. Zayn Keenan lantas bangkit dari sofa. Ia menuju tempat tidur lalu berbaring di ruang kosong, di sisi Violet Grizelle.
Di kegelapan itu Zayn Keenan menyalakan lampu duduk di atas nakas. Ia pandang wajah cantik wanitanya lalu senyum mengerikan kembali tertoreh di wajahnya yang tampan. Hujan masih sangat deras. Zayn Keenan lantas membelai lembut pipi Violet dengan tatapan penuh hasrat.
"Kamu sangat cantik sayang." Ucapnya dengan hembusan nafas penuh minat.
Kini, jari telunjuk Zayn Keenan mendarat di kening Violet, lalu turun ke hidungnya yang mancung dan terus turun hingga semakin turun.
Tidak ter-elakkan. Telapak tangan dengan guratan otot yang menonjol milik Zayn Keenan perlahan mulai menjajah setiap lekuk tubuh wanitanya.
Sungguh! Sosok Violet Grizelle sangat menggodanya. Membangkitkan gairahnya sebagai pria dewasa yang menginginkan dirinya. Rasanya, Zayn Keenan sangat ingin memakan gadis itu saat ini juga, sampai benar-benar habis tidak tersisa.
Zayn Keenan mengelus lembut bibir manis wanita itu hingga membuat wajah cantik-nya mengerinyit. Zayn Keenan pun tersenyum melihatnya. Ia sangat senang mengganggu tidur wanitanya.
Kini Zayn Keenan terdiam. Ia pandang wajah cantik wanita itu sangat dalam hingga tanpa terasa, ia mulai mencondongkan tubuhnya ke arah Violet yang terlelap di sisinya. Semakin dekat dan lebih dekat lagi. Membuat sepasang bibir ke duanya kini beradu, menyatu tanpa celah.
Satu kecupan manis di bibir Violet mampu merubah posisi tidurnya. Kini wanita itu membelakanginya. Seolah tidak menyerah, Zayn Keenan kembali mendekat dan mengulangi perbuatannya.
Satu kaki Zayn Keenan kini berada di atas sepasang kaki jenjang Violet. Kini tubuh mereka menyatu. Pria itu lantas meraih kepala Violet lalu merebahkannya di atas lengannya. Ia tersenyum dan mulai mengunci tubuh gadis itu di dalam dekapan tubuhnya yang harum dan hangat.
Di tengah malam. Sepasang kelopak mata Violet perlahan terbuka. Samar pandangannya kian jelas. Sesak, perlahan Violet sadar jika dirinya telah terkunci di dalam dekapan tubuh seorang pria yang sangat menjijikan di matanya.
Meraih pergelangan tangan Zayn Keenan. Violet lantas menyingkirkan-nya secara perlahan. Tapi, tiba-tiba pergelangan tangan pria itu terlepas dari genggaman tangannya. Membuat sepasang pergelangan tangan dirinya lah yang terkunci di atas kepala.
"Tuan Zayn~?" Ucap Violet.
"Kenapa? Terkejut?" Sahut Zayn Keenan. Kini pria itu berada tepat di atas tubuh Violet yang membeku ketakutan. "Kamu sudah bangun? Apa karena ingin menemani malam ku sayang? Hemm?" Tanya Zayn Keenan dengan senyum mengerikan di wajahnya.
"Ak-Aku, Aku mau ke toilet tuan Zayn." Sahut wanita itu terbatah. Ia sungguh takut menatap sepasang mata tajam milik pria-nya.
"Mau aku gendong ke toilet sayang~?" Tanyanya penuh maksud.
"Ak-Aku bisa jalan sendiri tuan Zayn." Sahutnya.
"Mau aku temani?" Tanyanya lagi.
Sungguh! Violet tidak mengerti dengan semua pertanyaan-pertanyaan itu.
"Aku sudah tidak tahan tuan Zayn." Sahut Violet. Gemetar mendominasi sekujur tubuhnya. Membuat degup jantungnya berdetak tidak semestinya. Takut! Suara pria itu membuat bulu kuduknya berdiri. Merinding setiap kali hembusan nafas hangatnya berhasil menembus pori-pori.
"Aku pun sudah tidak tahan sayang~" Ucapnya. Hingga membuat Violet semakin merasa tidak nyaman dengan posisinya saat ini.
"Lepaskan tangan ku tuan Zayn." Pinta Violet.
Bukannya melepaskan. Zayn Keenan justru mendekatkan wajahnya di telinga Violet lalu berbisik. "Panggil aku sayang."
Deg!
Kali ini jantung Violet sungguh terasa lepas dari tempatnya. Nafas hangat, serta aroma tubuh harum bercampur nikotin dan Wine terasa menusuk indra penciumannya. Membuat degup jantungnya semakin tidak beraturan.
"Wajah mu memerah." Bisiknya. Membuat Violet semakin membeku di bawah tubuhnya di atas tempat tidur mereka. "Sayang~ Kamu sangat seksi." Bisiknya lagi.
Demi apa pun. Bisikan-bisikan pria itu membuat telinga Violet semakin panas. Semua kalimat yang terucap dari mulutnya. Membuat Violet tidak berdaya di bawah kuasanya.
Cup~
Satu kecupan manis mendarat di leher Violet. Terasa menyengat hingga membuatnya memejamkan mata sangat kuat segaligus menjadi lemas.
"Tuaaan~" Panggil Violet dengan suara sumbangnya. Wanita itu mulai terbawa hasrat yang sama dengan pria-nya.
Zayn Keenan terus mencumbunya. Ia bahkan mengigit kecil telinga wanitanya. Saat itu ia tersenyum, ketika melihat Violet mulai tegang hingga membuat dadanya mengembang dan semakin kencang.
"Kamu sangat manis." Bisik Zayn Keenan.
Cup~
Satu kecupan manis kembali mendarat di bibir Violet. Zayn Keenan lantas merebahkan kepalanya di atas dada Violet. Ia ingin mendengar serta merasakan bagaimana degup jantung wanitanya saat ini. Sungguh! Segala sesuatu yang di lakukan pria itu, sekecil apa pun, mampu membuat Violet semakin bergairah.
Zayn Keenan kembali bangkit dengan posisi tubuh yang masih berada di atas tubuh Violet. Ia raih rahang wanita itu lalu mendekatkan wajahnya, semakin dekat dan lebih dekat lagi. Membuatnya berhasil melu*mat habis bibir manis milik wanita itu. Selama ia masih menginginkan-nya, selama ia belum puas dan selama ia belum bosan. Zayn Keenan terus menikmatinya tanpa Violet bisa melawan. Dia yang melemah, membuat Zayn Keenan leluasa memperlakukannya di atas tempat tidur.
Sepanjang waktu. Violet memuaskan pria itu dengan apa yang ia milikki. Tepatnya, apa yang dapat di jangkau oleh pandangan mata Zayn Keenan dari sosoknya. Violet hanya bisa menangisi akan hidup ini seperti KOTORAN.
Setelah puas mencumbu wanitanya. Zayn Keenan terhenti lalu mengangkat pandangan ketika ia mendengar suara isak tangis mulai menembus gendang telinganya. Terdengar sangat pilu. Zayn melihat wanita itu hanya bisa meratapi nasib yang kini berada di genggaman tangannya.
Bangkit. Zayn Keenan duduk di atas tempat tidur di sisi wanita itu. Wanita yang segera menyeret tubuhnya menjauh hingga tertahan di sudut tempat tidur.
Zayn Keenan menatapnya. Wanita yang segera menenggelamkan wajah di atas lutut yang ia peluk sangat erat. Ia melihat tubuh wanita itu masih gemetar hebat. Ia juga melihatnya menyenmbunyikan diri di balik rambut panjangnya yang berantakan.
Bangkit dari duduk. Zayn hampiri wanita itu lalu duduk di dekatnya lagi. Saat itu Zayn membisu hanya bisa menjulurkan tangan kokohnya untuk mengelus puncak kepala Violet yang ketakutan terhadap dirinya.
"Aku sungguh serius dengan persaan ku pada mu sayang." Ucap Zayn Keenan.
Violet hanya diam seribu bahasa. Sungguh ia merasa sangat jijik saat bagian-bagian dari tubuhnya di lum*at\, hingga di hi*sap oleh lidah pria-nya yang sangat mengerikan dan selalu membuatnya hidup dalam ketakutan.
"Jika saja membunuh tidak membuat ku membusuk di penjara! Sungguh aku sangat ingin membunuhnya!" Batin Violet.
Kini Violet telah lelah menghadapi sikap Psikopat gila itu. Sampai kapan pun. Ia sadar, jika dirinya tidak akan bisa melarikan diri darinya.
Berulang kali mencoba pergi. Zayn Keenan akan menemukannya kembali dengan segala cara. Sayangnya, sang pencipta terlalu baik padanya. Membuat hidup psikopat gila itu sempurna dengan harta dan tahta yang ia milikki. Seolah dunia berada di genggaman tangannya. Dia hidup dengan ambisi akan segala hal yang ingin ia milikki. Tanpa satu orang pun mampu melawannya. Tanpa satu orang pun mampu menghentikan tawa mengerikannya.
"Jika aku melawan-nya. Mungkin dia akan membunuh ku dengan ke dua tangan kotornya. Saat aku telah mati. Saat itu lah aku bebas dari pria gila ini." Batin Violet.
Memejamkan mata untuk mengumpulkan keberanian. Perlahan, Violet mulai mengangkat pandangannya lalu ia perlihatkan tatapan mata menantangnya pada psikopat gila itu. Yang tidak lain adalah calon suaminya sendiri.
"Cih!" Violet tersenyum geli. "Anda bilang serius dengan perasaan anda pada ku tuan? Hahaha... Pria tua bangka yang saaaangat tidak tahu diri! Anda pikir? Jika anda serius terhadap ku? Lalu aku akan menerima pria bau tanah seperti anda? Hemm?" Ucap Violet. Ia menggertakkan gigi di sela senyuman meledeknya terhadap pria ber-usia 45 tahun itu.
Zayn Keenan terkejut atas respon wanitanya kali ini. Dia yang tertawa menghina dirinya yang telah ber-umur. Membuat Zayn Keenan menoreh senyum mengerikan serta tatapan mematikan terhadapnya. Wanita yang menitihkan air mata di hadapannya.
"Kamu sungguh sangat membenci ku sayang? Mata mu memperlihatkan semuanya dengan jelas." Batin Zayn Keenan.
Plakkk!
Suara itu begitu nyaring. Ketika baru saja, Violet menepis tangan kanan Zayn Keenan dari puncak kepalanya sangat kasar.
"Jangan sentuh aku dengan tangan kotor anda lagi!" Ucap Violet dengan nada suara kian tinggi.
"Bagus. Semakin kamu banyak bicara, semakin aku tahu semua isi hati mu terhadap ku selama ini. Teruslah bicara, selagi aku masih bisa bersabar menahannya." Batin Zayn Keenan.
Saling menatap tajam menusuk satu sama lain. Zayn Keenan menyeringai ketika ia melihat sepasang tangan hingga bibir wanita itu gemetar tidak terkendali. Ya, sesungguhnya Violet ketakutan saat ini dan Zayn Keenan menyadari itu semua.
"Cih! Dasar PEMBUNUH tidak tahu malu! Rupanya anda sudah lama tidak mencumbu wanita? Hahaha... Kemana istri anda? Hah? Apa dia meninggalkan anda? Iya! Pasti dia kabur meninggalkan suami gila seperti anda kan? Jelas tidak akan ada wanita yang bersedia menghabiskan sisa hidupnya bersama psikopat gila seperti anda tuan Zayn Keenan! Aku bahkan sangat muak dan jijik melihat wajah anda. Aku ingin muntah!" Ucap Violet lalu berteriak di hadapan wajah seorang Zayn Keenan.
"Istri ku?" Batin Zayn Keenan.
Semakin jauh wanita itu mengucap. Semakin Zayn Keenan menggertakkan gigi dengan sepasang telapak tangan yang mengepal kuat.
"Kenapa hanya diam tuan besar Zayn Keenan yang terhormat? Apa ucapan ku tentang istri anda benar? Dia meninggalkan anda? Hemm? Seandainya saja anda sedikit bercermin! Melihat dengan jelas seperti apa sosok anda saat ini! Bajing*an! Kepa*rat! Breng*sek!" Teriak Violet semakin lantang di wajahnya.
Hanya diam menatapnya. Zayn Keenan ingin mendengar sejauh apa kata-kata kasar yang akan keluar dari mulut manis wanitanya lagi.
"Apa yang membuat anda menginginkan aku? Apakah wajah ku? Atau\, tubuh ku? Anda menginginkan-nya? Anda ingin aku memenuhi kebutuhan biologis anda? Anda butuh Sek*s? Hahaha... Anda pikir aku mau menyerahkan tubuh ku pada pria bau tanah seperti anda? Usia kita bahkan terpaut 20 tahun! Bercerminlah tuan Zayn Keenan! Anda terlihat seperti ayah ku! Sahabat mu! Orang yang telah kau bunuh bajing*an!" Ucap Violet semakin tidak terkendali karena amarah yang menguasai dirinya.
"Cukup!" Batin Zayn Keenan.
Merasa di hina dan di caci maki. Zayn Keenan telah habis kesabaran hingga membuatnya menggertakkan gigi lagi dan tangan kanannya bergerak sangat cepat meraih leher bagian belakang Violet. Pria itu menariknya mendekat sangat kasar.
"Apakah kamu bosan hidup sayang ku~?" Bisik Zayn Keenan seraya ia mencengkram kuat leher wanitanya.
Cuiiihh!
Zayn Keenan memejamkan mata saat kotoran mendarat di wajahnya. Ia hapus noda itu dengan sapu tangan yang ada di dalam saku tuxedo-nya. Lalu ia lemparkan sapu tangan bekas pakainya ke sembarang tempat.
"Lepas!" Perintah Violet. Ia mendorong dada bidang pria itu sangat kasar meski tidak membuatnya bergeser sama sakali.
Menyisir rambut dengan jemari tangan ke belakang. Zayn Keenan menatap wanita itu dengan seluruh rasa ingin membunuhnya yang sangat pekat.
"Hahaha... Anda pikir? Dengan wajah anda yang tampan! Harta anda yang melimpah! Anda bisa mendapatkan segalanya? Termasuk aku? Mimpi kau Zayn Keenan! MIMPI!" Ucap Violet.
Mendengar ucapan wanitanya. Keberanian yang entah ia dapatkan dari mana? Zayn Keenan sungguh kehabisan kata hingga membuatnya menarik satu sudut bibirnya. Menyeringai lalu...
"Hahahaha..." Dia tertawa.
Dengan gerak cepat Zayn Keenan meraih lengan Violet. Ia mencengkramnya sangat kasar dengan tatapan mematikan seolah ingin segera mengakhiri nyawa wanita itu.
Plaaakkk!
Suara itu nyaring terdengar. Ya, baru saja Violet menghadiahi pria itu dengan tamparan sekuat tenaganya. Ia sungguh sangat muak terhadap Zayn Keenan. Hingga membuatnya kehilangan akal sehat dan rasa takut.
Zayn Keenan tertunduk seraya menggertakkan gigi. Tamparan itu menghempaskannya, membuat rambutnya sedikit berantakan dan menutup wajahnya.
Perlahan, Pria itu mulai mengangkat pandangan lalu menoleh untuk menatap mata wanitanya. Tanpa banyak bicara Zayn Keenan meraih rambut panjang Violet lalu menariknya paska menuju kamar mandi.
"Lepas!" Perintah Violet. Ia memukuli tangan Zayn Keenan sekuat tenaga yang tersisa.
Zayn Keenan tidak menggubrisnya. Ia sungguh habis kesabaran dan lepas kendali. Mereka yang saat ini berada di dalam kamar mandi. Zayn lantas memutar keran air untuk mengisi bathtub dengan air dingin. Ia lantas menghempaskan Violet ke sisi dinding hingga membuatnya terbentur dan jatuh ke lantai.
"Kau sangat lancang! Berani sekali kau memaki ku!" Ucap Zayn Keenan. Dia sangat marah hingga membuat wajahnya memerah dengan urat-urat menonjol di sana. "Kau harus ku hukum!" Tandasnya.
Meraih shower. Zayn Keenan menyiram sekujur tubuh Violet hingga membuatnya tidak memiliki kesempatan untuk bernafas dan menghindarinya.
Violet bangkit dari duduk. Ia berlari menuju pintu tapi Zayn Keenan mencengkram rambut panjangnya lagi lalu menariknya kembali dan memaksanya menekuk lutut di sisi bathtub yang telah terisi penuh oleh air dingin.
Meski Violet meronta! Nyatanya Zayn Keenan telah sakit hati dengan semua ucapan kasarnya. Dengan tega! Zayn Keenan mulai menenggelamkan kepala Violet ke dalam air yang memenuhi bathtub itu.
"Katakan sekali lagi!" Teriak Zayn Keenan berisi perintah padanya. Ia semakin dalam menenggelamkan Violet di sana.
"Katakan sekali lagi!"
"Katakan sekali lagi!" Kata itu terucap berulang kali dari mulutnya. Ia tidak kunjung menarik Violet keluar dari dalam air hingga membuat air itu memenuhi dirinya.
"Ayah~ Cepat jemput aku." Batin Violet.
Ke dua telapak tangan Violet begitu erat mencengkram sisi bathtub. Ia tidak menahan tangan Zayn Keenan seolah apa yang sedang di lakukan pria itu adalah hal yang memang Violet nantikan selama ini.
"Aku Zayn Keenan! Tidak satu orang pun berani bicara lancang pada ku!" Tandasnya seraya ia semakin dalam memasukan kepala Violet ke dalam air.
Zayn Keenan menggertakkan giginya. Sepasang bola mata pria itu begitu tajam menatap wanita yang bahkan tidak melakukan perlawanan.
Violet terus menghirup air yang masuk melalui hidung dan mulutnya. Seolah ia membantu calon suaminya untuk segera mengakhiri semua ini. Mengakhiri nyawanya sendiri.
Kini sepasang telapak tangan Violet semakin kuat mencengkram sisi bathtub. Zayn Keenan sendiri tidak kunjung menarik Violet keluar dari dalam air. Semakin merah wajah pria itu dengan urat-urat yang menonjol di sana. Zayn sungguh kehilangan akal sehatnya.
Sepasang bola mata indah Violet kian meredup. Kedua kelopak matanya bahkan tidak sabar ingin segera tertutup. Ia tidak lagi mampu bertahan dan nafasnya telah habis.
Praaakkk!
Akhirnya sepasang tangan Violet pun terkulai masuk kedalam air bersama dengan separuh tubuhnya yang tenggelam.
Perlahan sepasang bola mata Zayn Keenan berubah menjadi sangat merah dan berkaca. Senyapnya suasana saat itu. Mulai menyadarkannya akan sesuatu buruk telah ia lakukan pada wanita yang sangat dia cintai.
Dengan cepat ia menarik tanganya. Ia tatap wanita yang sangat dia cintai kini tidak bergeming lagi. Membuatnya tergetar dan gemetar.
Air mata terjatuh dari kedua sudut mata pria itu. Ia lantas beranjak dan meraih kedua sisi lengan Violet yang kini memejamkan mata di pangkuanya.
"Sayang! Violet!" Panggil Zayn Keenan. Ia mendekapnya sangat erat, berteriak penuh sesal.
🍁 Visual
🍁Violet Grizelle (22 tahun)
🍁Axel Zayn (24 tahun)
🍁Joe Nathan (24 tahun)
🍁Zayn Keenan (45 tahun)
🍁Ben Giorgino (24 tahun)
🍁Mikka Fredella (23 tahun)
🍁Nadine Veronica (23 tahun)
🍁Racel Zayn (22 tahun)
🍁Stay With Me Violet🍁
Dukung author agar rajin Up dengan cara: VOTE, LIKE, LOVE dan KOMEN sopan ya guys......
1 Tahun Sebelumnya...
🍁
Kicau burung-burung terdengar sangat nyaring di atas pepohonan. Hari ini sangat cerah dengan mentari pagi yang mulai menampakkan sinarnya. Orang-orang mulai sibuk dengan aktivitas mereka di luar rumah.
Seorang gadis muda nampak sedang berdiri di balik jendela kamarnya yang terbuka di lantai dua. Gadis itu sangat cantik jelita. Dia berusia 22 tahun, putri dari seorang penjual sepatu di sebuah toko kecil yang letaknya tidak terlalu jauh dari kediaman sederhannya.
Gadis itu bernama Violet Grizelle. Dia adalah putri sematawayang dari pasangan Harry dan Clara. Clara ibundanya sudah lama meninggal dunia saat Violet berusia 12 tahun, karena penyakit jantung yang di deritanya secara mendadak.
Sejak saat itu Violet menjalani kehidupannya yang sulit karena Harry ayahanda-nya yang suka mabuk-mabukan. Harry lebih sering menghabiskan waktunya di tempat yang di penuhi wanita cantik, seksi dan panas. Harry menjalani kehidupannya yang berantakan semenjak kematian Clara, istri tercintanya.
Dulu Harry tidak seperti itu. Dulu, dia adalah sosok pria yang sangat tampan. Pemilik perusahaan yang bergerak di bidang Fashion. Ia merintisnya dari 0 bersama dengan Clara yang selalu mendukungnya saat suka dan duka. Di masa kejayaan-nya, Harry mengeluarkan banyak produk berkualitas tinggi yang sukses di pasaran. Semua produk yang di luncurkannya di gemari semua kalangan. Dulu, Harry adalah suami sekaligus ayah yang baik bagi istri dan anak sematawayangnya.
Sayangnya, seiring berjalannya waktu. Perusahaan yang di kelola Harry mulai terpuruk hingga membuatnya bangkrut total. Semua asset yang di milikki semakin lama semakin habis, hingga kemudian mengharuskannya menutup Perusahaan. Kini Harry hanya bisa membuka toko sepatu kecil untuk menyambung hidupnya dan putri kesayangannya.
Hari ini adalah hari Senin. Tapi Harry tidak berjulanan di tokonya. Ia nampak berada di rumah karena kunjungan teman lamanya. Mereka terlihat se-umuran, terlihat begitu serius membicarakan tentang bisnis baru yang akan mereka jalani. Ya, Harry berharap, ini adalah jalan menuju kesuksesannya lagi.
Sebuah dokumen tebal kini berada di tangan Harry. Sangat menditel ia membaca setiap lembar dari dalamnya. Dokumen itu adalah dokumen ber-isi perjanjian bisnis di antara mereka.
Tuan besar Zayn Keenan. Seperti itu banyak orang memanggilnya. Usianya sekitar 44 tahun. Dia adalah seorang CEO sekaligus pendiri Perusahaan besar One Zayn Group yang telah lama mengepakkan sayapnya di dunia bisnis Fashion. Zayn Keenan, pria itu masih terlihat sangat tampan dan gagah dengan setelan tuxedo-nya. Ia duduk di sana dengan para bodyguard yang mengelilinginya.
"Aku sudah membaca setiap lembar dari dokumen perjanjian ini. Aku sepakat dengan mu." Ucap Harry seraya ia meletakkan dokumen tebal itu di atas meja. "Tunggu sebentar Zayn." Ucapnya bangkit dari duduk lalu meninggalkan Zayn Keenan.
"Violet. Kemari sebentar sayang." Panggil Harry. Ia mengangkat pandangan, menatap ke arah letak kamar Violet di lantai dua rumahnya.
"Iya yah, tunggu." Sahut Violet dari dalam kamarnya.
Mendengar ayah nya memanggil. Violet yang sedang bersiap untuk menghadiri undangan wawancara pekerjaan, lantas segera beranjak menemuinya di ruang utama.
Zayn Keenan mengalihkan pandangan ketika ia mendengar suara langkah kaki berbalut high hils seorang gadis yang sedang menuruni satu per satu undakan anak tangga. Zayn Keenan tidak mampu mengalihkan pandangannya.
Violet Grizelle. Dia berdandan sangat cantik dengan polesan make up naturalnya. Dia mengenakan kemeja dan rok mini yang nampak cocok dengan kulit putih dan tubuhnya yang ramping.
"Ada apa ayah?" Tanya Violet. Ia menghentikan langkah kakinya tepat di hadapan Zayn Keenan. Hanya terpisahkan sebuah meja. Zayn Keenan, masih memandangnya.
Selesai menandatangai semua dokumen perjanjian itu. Harry mengangkat pandangan ke arah Violet. "Buatkan kopi untuk ayah dan tuan Zayn." Perintahnya.
"Baik." Sahutnya lalu bergegas.
Di dapur. Violet sedang membuat kopi. Sekilas ia menyadari jika teman ayahnya itu menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Hanya saja, Violet menganggapnya sebagai hal yang tidak patut untuk di pikirkan. Maka ia segera kembali dengan nampan ber-isi dua cangkir kopi lalu menyajikannya di atas meja.
"Ada lagi ayah?" Tanya Violet.
"Pagi-pagi cantik sekali? Mau kemana?" Tanya Harry. Dia tersenyum menggoda putrinya.
"Aku mendapat undangan wawancara kerja. Jika tidak ada yang ayah butuhkan lagi, aku pamit ya." Sahutnya.
"Iya, semoga sukses sayang." Ucap Harry.
"Iya ayah." Sahut Violet seraya mendekat lalu mencium pipi ayahnya, seolah sudah terbiasa melakukannya.
Menarik diri. Violet pun menoleh ke arah tuan besar berwajah dingin yang saat ini duduk bersandar di sofa menatapnya. Violet lantas tersenyum lalu merunduk sopan padanya, sebagi tanda jika ia menghormatinya.
Setelah mendapatkan restu dari sang ayah. Violet meninggalkan rumah. Ia berjalan menuju taxi online yang telah di pesannya.
Dalam perjalanan. Violet terus menatap ke luar jendela. Sesungguhnya ia sangat bahagia mendapatkan undangan wawancara ini. Ia berharap agar perusahaan besar itu mau memberinya kesempatan. Bagaimana pun, Violet ingin membantu perekonomian keluarganya, mengingat hasil usaha sang ayah selalu habis untuk wanita dan minuman keras.
Sedangkan di kediaman sederhana milik Harry. Rupanya Zayn Keenan penasaran dengan sosok gadis cantik yang di panggil Violet oleh sahabatnya itu.
"Gadis itu putri mu?" Tanya Zayn Keenan.
"Iya Zayn, putri ku sangat cantik bukan? Usianya sama seperti putri mu, Racel." Sahut Harry. Ia sangat bangga telah memiliki Violet, buah cintanya bersama dengan Clara.
"Iya, Putri mu sangat cantik, dia sangat mirip dengan mendiang ibundanya, Clara." Ucap Zayn Keenan. Dia merentangkan ke dua tangannya di atas kepala sofa. "Aku sangat terkejut, kau memiliki putri secantik itu."
"Hahaha... Itu karena kau baru berkunjung ke rumah ku Zayn." Sahut Harry.
"Baiklah. Aku nantikan kerjasama ini agar berjalan lancar." Ucap Zayn Keenan. Ia bangkit dari duduk lalu mengulurkan tangan kokohnya pada Harry.
"Iya Zayn. Sering-seringlah datang berkunjung." Sahut Harry. Sungguh ia tidak menduga jika orang seperti Zayn Keenan mau berjabat tangan dengannya. Jujur saja, Harry sangat mengaggumi sosoknya yang tangguh.
"Tentu saja. Karena mulai hari ini, kita akan sering bertemu." Sahutnya.
Zayn Keenan memutar tubuh seraya menarik satu sudut bibirnya. Ia pergi bersama para bodyguard yang selalu berada di sisinya.
Sejenak Harry terdiam ketika baru saja melihat senyuman yang terlukis di wajah Zayn Keenan. Baginya, senyuman pria itu sangat sulit untuk di artikan.
🍁
Sesampainya di depan gerbang Perusahaan terkemuka One Zayn Group. Violet keluar dari dalam taxi dengan pandangan kagum menatap gedung pencakar langit yang di dominasi kaca di hadapannya.
Perusahaan besar dengan anak cabang yang tersebar di berbagai negara maju dan berkembang. One Zayn Group, adalah Perusahaan yang bergerak di bidang Fashion. Menduduki peringkat pertama sebagai perusahaan terbaik dari semua perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.
Brand Eagle Eye yang di luncurkan One Zayn Group adalah salah satu Brand yang meradjai dunia Fashion sampai saat ini. Image One Zayn Group sebagai Perusahaan Fashion terbaik. Selamanya akan melekat di hati dan ingatan semua kalangan.
Konon katanya. Saat ini One Zayn Group Seoul Korea Plan, berada di bawah kendali Putra sulung dari Pendiri One Zayn Group sendiri. Menjabat sebagai President Director. Putra sulung tuan besar itu bernama Axel Zayn, 24 tahun. Ya, nama 'Zayn' sangat harum dan mendarah daging.
Sedikit Violet mengetahui tentang itu semua karena Perusahaan One Zayn Group sering wara wiri di layar televisi, media online, majalah dan surat kabar. Hanya saja Violet tidak terlalu perduli tentang seperti apa? Sosok mereka orang-orang besar pengendali bisnis terbesar di kotanya selama ini.
"Hey!" Sapa Nadine. Dia menyadarkan Violet dari lamunannya.
"Hah~" Violet memejamkan mata menekan dada dengan ke dua telapak tangannya.
"Kaget ya?" Tanya Nadine, dia tersenyum.
"Kenapa muncul tiba-tiba sih?! Jantung ku hampir copot tahu!" Sahut Violet.
"Hihihi... Maaf ya. Habis kamu malah melamun di sini?"
"Entah lah. Aku gugup."
"Jangan gugup. Ada aku, ayo masuk."
Nadine adalah sahabat Violet sedari kecil. Mereka mengirim lamaran bersama dan mendapatkan respon yang sama.
Masuk ke dalam gedung menuju meja resepsionis. Mereka langsung di sambut dan di arahkan ke lantai 3. Di mana satu lantai itu di penuhi oleh mereka yang mengharapkan posisi yang sama.
"Hanya ada dua posisi yang di butuhkan. Tapi, pelamarnya sampai sebayak ini? Bagaimana aku bisa mendapatkan kesempatan?" Batin Violet.
Ratusan pelamar duduk di kusi tunggu, ekspresi wajah mereka nampak berbeda-beda, ada yang semangat dan ada juga yang putus asa.
"Selain kecerdasan. Hanya keberuntungan yang bisa menolong ku." Batin Violet.
"Ayo cari tempat duduk." Ajak Nadie, dia menarik tangan Violet.
Berjam-jam menunggu. Akhirnya...
"Nona Violet Grizelle, silahkan memasuki ruangan." Panggil seorang Staff dengan nada tinggi.
"Semoga keberuntungan itu berpihak pada ku." Batin Violet.
🍁
Tuan Harry
🍁Stay With Me Violet🍁
Dukung author agar rajin Up dengan cara: VOTE, LIKE, LOVE dan KOMEN sopan ya guys....
"Semangat Violet!" Ucap Nadine dan di balas senyuman olehnya.
Violet menghampiri pintu ruangan itu. Ia mengetuknya lalu masuk ke dalam. "Selamat pagi." Sapa Violet. Ia membungkuk sopan di hadapan 5 orang yang duduk berjajar menatapnya. 4 dari mereka adalah General Manager terkait dan 1 yang paling menonjol di sana adalah President Director One Zayn Group sendiri. Tuan Axel Zayn. Ya, dia lebih tampan dari yang orang-orang bicarakan.
"Silahkan duduk." Ucap General Manager yang duduk di sisi President Director berwajah dingin itu.
Violet menganggukkan kepala lalu duduk di kursi panasnya. Ia terdiam menatap satu per satu wajah orang besar itu. Mereka sangat datar dan gerak tubuhnya tertata.
"Nona Violet Grizelle dari Universitas Negeri Seoul Korea Selatan. Jurusan Desain dengan nilai IPK tertinggi dan menjadi salah satu dari 3 lulusan terbaik. Fresh Graduate dan belum ada pengalaman bekerja di Perusahaan mana pun. Benar?" Ucapnya.
"Iya. Benar." Sahut Violet.
"Nona Violet Grizelle. Tahu melamar di posisi apa saat ini?"
"Iya. Sebagai Staff Desain."
"Seperti yang nona Violet tahu. Kami membutuhkan 2 orang untuk mengisi dua posisi Staff Desain yang telah kosong. Kami menyeleksi semua calon sangat ketat. Di One Zayn Group ini. Kami mencari seorang profesional. Orang-orang yang datang hanya dengan tujuan bekerja, lalu pulang dan mendapatkan upah. Kami dengan jelas tidak akan memberikan kesempatan. Lantas? Apa yang bisa nona Violet tawarkan kepada kami?"
"Aku mendapatkan banyak ilmu dari pendidikan yang telah aku tempuh selama ini di bidang Desain. Tidak hanya teori yang aku pelajari, tapi juga praktek. Aku percaya dengan kemampuan yang aku miliki di bidang ini, dan aku tidak datang ke Perusahaan ini hanya untuk bekerja lalu mendapatkan upah. Tapi, aku datang sebagi pelamar yang akan di beri kesempatan untuk menjadi bagian dari One Zayn Group. Aku datang untuk menyalurkan ide, Kreatifitas dan Produktifitas yang aku miliki untuk perusahaan ini. Aku datang untuk menjadi salah satu yang berperan penting atas kemajuan One Zayn Group kedepannya." Sahut Violet.
"One Zayn Group Seoul Korea Plan adalah pusat dari semua anak cabang yang tersebar di berbagai Negara. Semua karyawan, baik itu Operator, Supervisor, Staff, Leader, Manager, General Manager bahkan President Director sekali pun. Semua harus siap jika suaktu-waktu harus di Mutasi untuk memenuhi kebutuhan Struktur Organisasi. Bagaimana menurut anda?"
"Jika itu kesempatan untuk membuat ku lebih maju. Aku siap di pindah tugaskan kapan pun." Sahut Violet.
"Termasuk mengutamakan pekerjaan di bandingkan kepentingan pribadi?"
"Aku akan menyeleksi. Tentu dari sudut pandang kebutuhan Perusahaan terlebih dahulu." Sahut Violet.
General Manager itu mengangguk lalu kembali membuka tiap lembar dari CV milik Violet yang saat ini ada di genggaman tangannya. Setelah ia melihat semua hasil Desain Fashion yang Violet buat sebagai contoh, General Manager itu lantas menyerahkan CV milik Violet kepada tuannya, Axel Zayn.
"Silahkan ajukan pertanyaan Presdir." Ucap General Manager.
Axel Zayn menerima CV itu. Dalam diam serta wajahnya yang sangat datar. Axel membuka dan membaca tiap lembar dari dalamnya tanpa komentar.
"Violet Grizelle." Gumamnya lalu mencabut foto Violet dari lembar CV nya. Kini Axel Zayn mengangkat pandangan untuk menatapnya. "Selamat bergabung di One Zayn Group." Ucapnya.
Terkejut! Para General Manager lantas menoleh ke arah Presdir mereka. Tentu saja, keputusan itu masih terlalu dini mengingat mereka belum tahu lebih dalam tentang sosok Violet Grizelle. Axel Zayn bahkan memberi keputusan tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengan mereka.
"Mohon Maaf Presdir Axel Zayn. Tapi kita membutuhkan seorang Profesional." Ucap General Manager Produksi.
"Jika aku sudah memutuskan. Apa kalian akan melawan?" Sahut Axel. Pria berwajah dingin itu lantas menutup CV milik Violet lalu melemparkannya di atas meja, tepat di hadapan General Manager Produksi. "Aku memberinya kesempatan dan aku mau melihatnya besok sebagai bagian dari One Zayn Group." Ucap Axel.
Tidak satu pun dari mereka berani membantahnya. Keputusan Presdir adalah mutlak dan mereka semua yang tertunduk harus mematuhinya.
"Baiklah, nona Violet sudah di terima. Staff kami akan mengirim Email untuk informasi selanjutnya." Ucap General Manager Personalia.
Violet bangkit dari duduk lalu membungkuk sopan. "Terimakasih atas kesempatan yang di berikan. Aku akan memberikan yang terbaik." Ucap Violet lalu bergegas pergi.
"Tunggu." Panggil Axel.
Violet terhenti. Perlahan ia memutar tubuh lalu tertunduk ketika tatapan mata Axel Zayn jauh lebih dalam darinya.
"Apa kamu membawa teman?" Tanya Axel Zayn hingga membuat seluruh General Manager lantas menatapnya lagi.
"Presdir..." Ucap General Manager Divisi Desain. Ia nampak khawatir.
"Iya Presdir." Sahut Violet.
"Suruh dia masuk sekarang." Perintahnya.
"Baik." Sahut Violet. Ia merunduk sopan lalu pergi meninggalkan ruangan interview.
Di dalam hati sangat-sangat bahagia! Tapi Violet begitu tenang. Ia hampiri sahabatnya lalu memintanya untuk masuk ke dalam. Saat itu Nadine segera bergegas dan kini wanita itu sedang mencoba peruntungannya.
Di depan mata sudah ada pekerjaan bagus dan upah yang tidak sedikit. Violet berharap agar dirinya mampu membuat Harry sang ayah bahagia. Sebisa mungkin, Violet ingin ayahnya berhenti berjualan di toko.
Tidak lama kemudian Nadine keluar dari dalam ruangan interview dengan senyum bahagia. Ia berteriak "Aku di terima Vio!" Pada Violet yang bangkit dari duduk lalu di sambutnya dengan pelukan.
"Syukurlah, kita akan bersama lagi." Sahut Violet. Ia menarik diri lalu sepasang sahabat sedari kecil itu saling menggenggam tangan dengan senyum bahagia di wajah mereka.
Seorang Staff keluar dari ruang interview lalu mengumumkan jika posisi Staff Desain yang mereka butuhkan sudah ter-isi. Tentu, Violet melihat kesedihan terpancar dari raut wajah ratusan orang yang telah mengharapkan pekerjaan ini.
"Keberuntungan berpihak pada ku. Aku tidak boleh mengecewakan One Zayn Group." Batin Violet.
Violet dan Nadine lantas bergegas meninggalkan lantai 3. Mereka menuju lift bersama dan masuk ke dalamnya setelah menunggu beberapa saat.
Ting!
Pintu lift terbuka kian lebar. Violet dan Nadine masuk lalu memutar tubuh mereka. Di sana mereka melihat Presdir Axel Zayn keluar dari ruang interview di dampingi para General Manager dan satu Staff bagian Personalia.
Staff itu menahan pintu lift yang hampir tertutup. Axel Zayn pun masuk lalu memutar tubuh menghadap pintu. Sementara itu, Violet dan Nadine meringsek ke sudut lift karena para petinggi itu telah memenuhinya.
Tapi, di saat seperti ini lah. Violet bisa memandang sosok Presdirnya yang sempurna sebagai seorag pria dewasa.
"Dia sangat tampan, postur tubuhnya tinggi dengan dada yang bidang, banyak orang meng-agungkan nya karena dia cerdas dan kompeten. Pantas saja banyak gosip jika wanita lah yang mengejarnya. Tapi Presdir ini tidak pernah muncul untuk mengklarifikasi semua gosip itu." Batin Violet.
Violet tersadar dan kembali ke dunia nyata ketika Nadine baru saja mencolek pinggangnya. Wanita itu mendekatkan wajahnya ke telinga Violet. "Presdir Axel Zayn sangat tampan. Aku pikir dia menyukai mu."
"Hus! Jangan bicara sembarangan!" Sahut Violet.
"Cara dia menatap mu sangat berbeda dan aku percaya dengan apa yang aku pikirkan." Bisik Nadine.
"Aku tidak mau dengar." Ucap Violet lalu menutup ke dua telinganya.
Ting!
Suara itu nyaring terdengar di barengi dengan lift yang terhenti. Pintu pun terbuka kian lebar dan Axel Zayn mengawali langkahnya lalu di susul para General Manager.
Sesampainya di depan sebuah ruangan, para petinggi itu terhenti lalu membungkukkan badan pada Presdir yang bahkan tidak menoleh ke arah mereka.
Masuk ke dalam ruangan. Axel Zayn menghampiri sofa lalu duduk di sana. Ia membuka kembali tiap lembar CV milik Violet dan senyum misterius terukir di wajahnya. Axel Zayn lantas meraih ponsel dari dalam saku jas lalu melakukan panggilan pada seseorang.
"Ben. Temui aku di ruangan." Ucap Axel.
"Baik." Sahut Ben lalu Axel mengakhiri panggilan.
Ben Giorjino, pemuda berusia 24 tahun, dia adalah sekretaris sekaligus sahabat Axel Zayn.
🍁Stay With Me Violet🍁
Dukung author agar rajin Up dengan cara: VOTE, LIKE, LOVE dan KOMEN sopan ya guys....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!