Awal tahun baru seharus ny menjadi awal yang menyenangkan. Namun bagi Kanaya Angela Farezky Wels itu adalah awal yang manghancurkan seluruh kehidupan ny.
"mama, kenapa kita tidak bersama nenek dan papa?" tanya Kanaya kecil
"kita 'kan harus pergi; Kanaya lupa yah..." seorang wanita yang terlihat seperti ibu ny pun menjawab
"tapi.. kenapa papa dan nenek tidak ikut?" tanya Kanaya penasaran.
"sayang,,, kita berangkat sekarang yahh.." ibu nya pun berusaha untuk mengingatkan.
Setelah itu mereka pergi dari kediaman Keluarga Wels. Saat tiba digerbang rumah mereka bertemu dengan seorang wanita yang sebaya dengan Sarah dan seorang anak kecil yang juga perempuan dan sebaya dengan Kanaya.
"liat 'kan? sekarang siapa yang menang dan siapa yang kalah Sarah Agusty Qiztya?" ucap wanita itu dengan sombong.
"sayang,,, kau masuk ke mobil dulu yah.." kata Sarah dengan lembut kepada putri ny.
Kanaya pun menurut dan masuk ke dalam mobil. Anak kecil yang juga seumuran dengan Kanaya melihat nya dengan penuh rasa jijik dan sombong saat Kanaya melangkah didepan ny.
"kau tau, ini adalah anak nya Michel dia akan menjadi anak yang diinginkan oleh keluarga Wels, jadi lebih baik kau pergi saja!," ucap wanita itu dengan sombong.
"kau jangan berbangga hati dulu Merina, aku yakin suatu hari nanti kau akan MENYESEALI SEMUA NY**! DAN SAAT ITU SEMUA NY SUDAH TERLANJUR**." ucap Sarah dengan dingin.
Saat Sarah sedang berbicara dengan Merina, Kanaya melihat seseorang yang seperti nya mencurigakan namun ia buru buru membuang itu saat ibunya masuk ke dalam mobil.
"mama,, apa yang mereka katakan? apakah mereka menyakiti mama,?" ucap gadis kecil itu gelisah.
"tidak syang,,, kau tidak perlu memikirkan itu,, sekarang kita harus pergi yahh,,"
Setelah mengucapkan itu Sarah pun melajukan mobil nya meninggalkan kediaman Keluarga Wels.
"kenapa mama tidak membalas mereka saja," ucap anak yang ada disebelah Merina.
"yang harus kau ingat Karin,, jika kau bertemu mereka, jangan sekali kali kau membuat ny tersinggung," kata Merina tegas
"kenapa mama, mereka hanyalah dua orang pecundang, mereka bahkan tidak bisa menyentuh kita sekarang, lalu apa yang perlu ditakuti dari mereka;?" kata Karin dengan heran.
"Sarah Agusty Qiztya,,, dia tidak selemah yang kau kira,, jika dia mau dia bisa menghancurkan seluruh keluarga Wels, hanya saja, karna anak nya ia tidak bisa melalukan itu," kalimat wanita itu pun menjadikan Karin merinding.
"baik ma."
Saat diperjalanan Kanaya tertidur pulas dikursi belakang,
"maafkan mama sayang,,, mama... mama tidak bisa... mama tidak bisa mempertahankan nya... mama minta maaf..." wanita itu pun menangis tersedu sedu saat mengucapkan kalimat tersebut.
Tanpa disadari ada sebuah mobil yang melaju cepat tepat disamping kanan mobil mereka.
Mobil tersebut menabrak sisi kanan mobil Kanaya dan Sarah, mobil Sarah sempat oleng sebelum akhir ny menabrak pembatas jalan.
Sarah yang menoleh kebelakang pun berusaha untuk membangunkan Kanaya yang pingsan, Kanaya sebenarnya sudah bangun namun karna tabrakan itu ia pingsan beberapa menit.
"syangg,, bangun..." suara merintih Sarah yang kesakitan karna kepala ny terbentur.
"ehm..."
"sayang,,, sekarang... kau.. pergi dari sini.. pergilah kesisi jalan ini... disana ada orang yang menunggu mu.. kau harus mengikuti mereka.." ucap wanita itu lemah.
"tapi... mama.. bagaimana.."
Kanaya yang masih setengah sadar pun mengkhawatirkan ibu nya.
"mama tidak apa apa syang,,, kau pergi lah dulu,, mama akan menyusul,,"
"tidak! mama bohong!! bagaimana mama akan menyusul Kanaya mama saja sedang terluka!" ucap khawatir Kanaya
"mama tidak apa apa syang,,, kau... harus nurut dengan mereka yah... dan kau harus tau bahwa mama sangat menyayangi mu... dan kau tetaplah gadis kecil kesayangan mama Kanaya..."
Wanita itu pun berusaha untuk membujuk Kanaya agar ia mau pergi.
Saat mereka sedang berbicara ada banyak suara langkah kaki yang mendekati mobil mereka, Sarah pun langsung mendorong Kanaya lewat pintu kuris belakang,
"Kanaya... kau anak yang baik 'kan... sekarang pergi ke sisi lain jalan dan jangan sampai ditemui oleh orang orang itu yahh... Kanaya ngerti 'kan yang mama bilang.."
Kanaya pun menuruti kata ibunya dan pergi kesisi lain jalan, saat Kanaya tiba disisi lain jalan tiba tiba mobil itu pun meledak dan menyebabkan dentuman yang sangat keras.
Sekatika mobil itu terbakar dengan hebat, Kanaya yang menyaksikan mobil ibunya meledak pun hendak ingin lari dan menolong ibunya namun langsunh dihentikan oleh seorang wanita yang ada didalam mobil hitam itu.
"mama..!!!! Kanaya mau ikut mama..!!! Kanaya mau sama mama..!!! mama jangan tinggalin Kanaya..!!!"
Seketika tangis Kanaya pun menjadi jadi semua orang yang ada dimobil tersebut pun mencoba untuk menengankan Kanaya, namun sia sia Kanaya terus mangis.
Wanita yang membawa Kanaya pun mengendong ny masuk kedalam mobil dan langsung melajukan mobil ny.
"lepaskan.!!! Kanaya mau sama mama!!! mama!!!"
Gadis kecil yang baru berusia 12 tahun itu pun harus menyaksikan ibu nya meninggal dengan tragis dan ia pun sudah putus asa akan semua hal yang akan terjadi pada nya kelak.
Sepuluh tahun sudah Kanaya pergi dari negara itu. Ia kini kembali untuk mengungkap semua misteri yang ada dikeluarga itu.
Kanaya Angela Farezky sekarang menjadi gadis yang acuh tak acuh dan misterius. Tak ada yang menyangka bahwa gadis kecil yang periang kini justru tumbuh dengan dendam dan amarah.
"aku kembali." ucap ny dengan dingin
Tiba tiba ada sekelompok pria menghampiri Kanaya.
"boss kau sudah tiba" ucap salah satu pria itu
"bagaimana keadaan perusahaan keluarga Wels,?" kata Kanaya sambil berjalan menuju salah seorang pria itu
"sekarang perusahaan itu sedang tidak stabil dan mereka berusaha untuk mendapatkan bantuan dari perusahaan Qiztya mereka berusaha untuk menjodoh kan putri mereka dengan direktur perusahaan tersebut," salah satu pria tersebut pun menjelaskan.
"ouhh benarkah,"
"boss tidak kah kita perlu khawatir? perusahaan Qiztya adalah salah satu perusahaan yang besar,, hanya dalam waktu 3 tahun saja perusahaan itu sudah bisa menyaingi perusahaan Wels,," ucap pria itu sedikit cemas
"kau merehmakn aku Rio?" kata Kanaya dengan tenang.
"eh.. ehm.. tidak boss.. bukan maksud ku.. aku hanya.." pria yang disebut Rio itu pun menjadi salah tingkah karna perkataan boss nya.
" sudah lah kita masih ada urusan 'kan?"
Setelah mengucapkan itu Kanaya yang diikuti oleh sekelompok pria tersebut melangkah keluar dari bandara.
Saat tiba dilampu merah Kanaya sempat melihat ayah dan nenek nya menyebrang didepan mobil mereka.
Kanaya pun memutuskan untuk turun dan menyapa mereka, siapa tau mereka merindukan ny.
"lama tidak bertemu 'ayah' 'nenek'" ucap Kanaya dingin pada kedua orang itu.
Seketika Michel dan Lia yang mendengar perkataan itu menjadi kaget dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat sekarang.
Sekarang dihadapan dua orang itu ada sebuah mutiara yang dulu mereka buang. Kanaya yang mendapati wajah kedua orang itu yang pucat pasi dan terkejut pun menjadi senang.
"kenapa, apa kalian tidak merindukan ku?" ucap Kanaya dengan senyum dingin nya
Michel yang mendengar itu hanya bisa menunduk dan diam saat mendengar perkataan Kanaya.
"siapa.. kau,,?" Lia agak sedikit ragu dengan wanita yang ada didepan ny itu
Sekarang Kanaya memang berbeda, wajah nya memang tidak ada yang berubah. Mata biru langit ,rambut panjang hitan dan bibir mungil serta hidung yang mancung. Membuat setiap pria yang melihat ny terpana.
"kau tidak mengenali ku? nenek?" wanita itu mulai jijik dengan akting mereka
"apa.. apa yang kau bilang?? aku tidak punya cucu yang seperti mu!" wanita itu pun mulai panik akan tebakan nya
"heh.. belum puaskah kalian melihat makam ibu ku sekarang kalian tidak mengakuiku?" ucap wanita itu dingin.
"sudah ibu... kita pergi saja yah.. kita harus cepet cepat pulang sekarang... Alex sedang sakit.." Michel berusaha untuk menenangkan ibu nya.
"yang perlu kalian ingat, aku akan membalaskan setiap penderitaan yang aku alami selama 12 tahun berada dirumah itu!" Kanaya pun pergi dengan senyum dingin nya.
Saat mendengar itu Michel dan Lia seketika itu pun merinding dan takut akan tatapan Kanaya yang menggambarkan dendam dan amarah yang begitu besar.
"cih... dasar ibu dan anak sama saja! sama sama tidak tau diri!" ucap Lia dengan kesal
Mereka pun hanya bisa melihat punggung Kanaya yang semakin menjauh dari mereka lalu masuk kedalam mobil ny kembali.
"kenapa kau harus menikah dengan wanita j*lang itu?!"
"ibu.. sudah lah... semua nya pun sudah terlanjur kan.." Michel berusaha untuk membujuk ibu nya agar berhenti.
Sebenarnya Kanaya dari tadi mendengar semua ucapan mereka, ia diam diam meletakan alat pendengar diatas Lia.
"cih..." tanpa diduga air mata Kanaya turun saat mendengar ucapan dari nenek nya itu.
Para bawahan Kanaya pun tidak menyangka bahwa mereka akan melihat boss ny menangis karna perkataan seseorang.
Kanaya yang menyadari itu pun langsung menyeka air mata nya yang meluncur dipipi mulus nya.
"jalan."
Setelah dua jam perjalanan mereka pun sampi dimarkas mereka. Markas tersebut berada dipinggiran kota. Mereka sengaja memilih tempat tersebut karna mereka tidak ingin mengganggu orang lain dengan aksi mereka.
Mereka pun memasuki markas tersebut. Sesampainya didalam markas Kanaya disambut oleh bawahan nya. Mereka pun memulai rencana mereka untuk balas dendam.
"apa yang sudah kalian lakukan selama ini?" Kanaya langsung membuka topik pembicaraan nya.
"boss, kami sudah mengamati perusahaan Wels dan mereka seperti nya sudah melancarkan aksi mereka dengan mencoba untuk menjodohkan putri mereka dengan direktur perusahaan Qitzya" jawab Rio
"dan juga setahu ku direktur perusahaan Qitzya tidak pernah dekat dengan wanita mana pun, bahkan dari berita yang ku baca dia tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita mana pun" kali ini Kia yang menjawab.
"benarkah," Kanaya tersenyum dingin saat mendengar itu,
Mereka pun yang melihat itu bingung sekaligus tidak percaya, bagaimana mungkin boss mereka bersika seperti itu? bukan kah rencana mereka akan gagal jika perjodohan itu bener bener terjadi?
"Elina, bagaimana menurut mu?" Kanaya pun mengalihkan pandangan ny kesudut ruangan.
Disana ada seorang wanita yang tidak jauh beda umur nya dengan Kanaya. Dia adalah Elina, dulu ia adalah gadis yang berkecukupan. Namun saat keluarganya bangkrut kehidupan Elina pun berusah derastis.
Keluarga Elina sudah berusaha untuk meminta bantuan pada keluarga Wels, namun mereka menolak nya. Karna frustasi ayah Elina pun bunuh diri, hanya butuh waktu 2 bulan ibu nya pun menyusul untuk bunuh diri.
Semenjak itu Elina menjadi sebatang kara hidup nya hanya dihabis kan dijalanan. Ia makan dengan hasil curian atau meminta minta belas kasih siapa saja yang ada.
5 tahun yang lalu Elina bergabung dengan Balck Home dan menjadi salah satu mata mata diperusahaan Qiztya.
"entahlah." jawab nya singkat
"baiklah kita lihat saja apa taktik mereka selanjutnya, biarkan mereka bersenang senang, lalu kita datang dan menghancurkan pesta mereka" tatapan dan aura Kanaya pun menjadi dingin saat mengatakan itu.
Setelah pertemuan itu Kanaya memutuskan untuk pergi ke apartemen baru nya itu. Hanya butuh waktu 30 menit untuk sampai di apartemen baru nya itu.
Ditengah perjalanan nya menuju apartemen nya itu tanpa sengaja Kanaya melihat kakak tiri nya yang sedang bertengkar dengan seseorang dipinggir jalan.
Kanaya pun memutuskan untuk berhenti dan melihat apa yang terjadi disana.
"kau harus percaya,, aku hanya melakukan itu untuk perusahaan ayahku saja.. setelah semua kembali normal, aku janji... aku janji akan meninggalkan nya untuk mu... hiks... hiks.." Karin pun mulai melancarkan kata kata manis nya
"sungguh kau akan melakukan itu untuk ku?" tanya pria itu.
"tentu... tentu saja! aku akan melalukan ny.. aku janji... hiks... hiks.." wanita itu mulai ada harapan.
"tapi... kau.. akan berjanji kan? untuk tetap disisi ku sampai perusahaan ku kembali normal?" wanita itu memastikan harapan nya
"tentu..." ucap pria itu
Lalu Karin langsung memeluk pria itu, ia sekarang sedang diatas awan karna cinta tidak hilang dan akan tetap ada disisi nya.
Namun ia tidak tau apa yang sebenarnya dipikirkan pria yang ia cintai itu,
Kanaya melihat ada senyum dingin dengan banyak maksud yang mencerminkan sifat asli nya itu. Kanaya pun punya recana baru agar ia bisa membalaskan dendam nya 10 kali lipat dari yang ia rencana kan sebelum nya.
Setelah menonton pertunjukan yang menyenangkan itu, ia pun melanjutkan perjalanan nya menuju ke apartemen nya.
Sesampainya diapartemen baru nya, ia membereskan baju baju nya dilemari pakaian yang ada didalam kamar.
Setelah selesai membereskan pakain nya ia pun terlihat seperti sedang memikirkan rencana baru. Didalam otak nya kini sedang banyak rencana yang akan ia lancarkan untuk balas dendam pada keluarga Wels.
Setelah 30 menit memastikan rencana baru nya itu, ia mengambil ponsel nya lalu menelfon seseorang.
"jadi bagaimana,?" Kanaya langsung berbiacara pada inti nya saat telfon itu sudah diangkat.
"yah, baiklah apa kah masih sesuai apa yang direncanakan?" ucap pria misterius itu
"ya.. tentu saja.. namun, ada sedikit perubahan, kau harus mengikuti permainan nya saja kau hanya perlu mengikuti arahan ku, dan ingat setiap langkah mu menentukan keberhasilan rencana ini" senyum dingin kini memenuhi bibir manis Kanaya.
"baik lah aku akan melakukan sesuai arahan mu aya" pria itu menyetujui apa yang diperintahkan Kanaya.
"bagus sekarang kau harus meninta izin pada nya dulu agar tidak terjadi kesalah pahaman"
"tentu aku sudah meminta izin nya sebelum berita itu mucul" pria itu langsung menjawab nya mantap.
"bagus, sekarang kau biarkan aku beristirahat sebentar aku sangat lelah" ucap Kanya mengeluh
"hahaha.. baiklah baiklah... maaf kan aku sudah mengganggu istirahat mu boss besar..." pria itu pun tertawa seperti sahabat karib.
"yah sudah."
Kanaya pun memutuskan sambungan itu dan berbaring ditempat tidur nya.
"sekarang mama... aku akan membalaskan semua nya.. aku janji... aku akan membuat mereka merasakan apa yang kau rasakan selama ini..." Kanaya mengucapkan janji nya itu.
"mama... apa kah mama akan senang jika Kanaya berbuat seperti ini..? akan kah mama membenci Kanaya karna ingin membalas dendam? mama Kanaya kangen mama... hiks.. hiks..hikss.." tanpa disadari air mata Kanaya menetes dipipi nya.
Sekarang Kanaya Angela Farezky bukan lagi anak kecil yang manja pada mama nya. Sekarang dia adalah gadis yang penuh dengan dendam dan amarah, dendam akan apa yang dilakukan oleh keluarga lama nya itu.
Kanaya pun bangkit dari posisi berbaring nya dan menatap kaca yang ada didepan nya.
"sekarang hanya tinggal menunggu waktu keluarga Wels, aku akan menghancurkan kalian sampai tujuh turunan, aku janji!" mata nya mencerminkan dendam yang amat besar dan amarah yang sangat dalam.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!