NovelToon NovelToon

Loving You

Mengejar langkahmu

"Lin Lin!tunggu aku" panggil Cika mengejar Aylin.

"Kenapa?mau ngejar Jaden mu ya?"sambung Cika lagi.

"he. .he tau aja lu "sahut Aylin tertawa

"Lin sadarlah kamu, lu itu cantik,kenapa kamu tergila-gila dengan Jayden yang jelas tidak memandang kamu sama sekali?

Padahal yg suka sama lu juga tidak kurang,si Tommy, si David, si Chandra, tapi kenapa lu selalu mendekati Jayden yang kaya batu es sama lu Lin?ahh aku betul-betul heran sama lu", keluh Cika kecewa.

"Gua juga gak tau ka, namanya hati kan gak bisa dipaksain. Emang gua sukanya sama Jayden , mau gimana lagi?" desah Aylin

Malah akhirnya Aylin jadi terdiam dan bayangin Jayden. Sebenarnya keluarga Jayden dan Aylin punya hubungan yang baik, walaupun tidak terlalu dekat.

Ayah Aylin pemilik usaha konveksi,. sedangkan ayah Jayden pemilik pabrik kain yang mendistribusikan ke konveksi ayahnya.

Bahkan mereka sudah mengenal sejak kecil. Memang Jayden lebih besar 3 tahun dari Aylin.

Sekarang Aylin kelas 3 SMP, sedangkan Jayden 3 SMA. Mungkin banyak juga yang tahu kalau Aylin selalu mengejar Jayden, hanya sayangnya tidak ditanggapi Jayden.

Memang keduanya sifatnya sangat berlawanan, Aylin orangnya terbuka, blak blakan kalau bicara, ceria sering tertawa, bahkan ngakak.

Sedangkan Jayden pembawaannya serius, tenang, jarang bicara, jarang tersenyum apalagi sampai ngakak, gak ada dalam kamusnya.

"Apa gara-gara ini kali yang bikin Jayden gak suka sama aku? pikir Aylin lagi.

Apa aku harus rubah sifatku ya? ah tapi tanpa tawa sehari saja kayanya kagak tahan deh", keluh Aylin dalam hati.

"Koq bengong Lin?" tanya Cika menepuk bahunya.

"laper ka,yuk makan KFC yang diseberang yuk", sahut Aylin

"Ok", sahut Cika penuh semangat,karena dia yakin akan dibayarin lagi.

"Tapi bentar ya,gua ajak kak Jay dulu ya, ka"sambung Aylin penuh semangat.

"Ah", desah Cika, heran dengan Aylin yg muka tembok dan gak kapok kapok, walaupun sering ditolak Jayden.

"Ayo ka, cari kak Jay dulu", ajak Aylin lagi.

"Ogah Lin, lu ajak aja sendiri,nanti kalau sudah mau pergi baru ajak gue", sahut Cika dengan malas, karena dia yakin paling Aylin ditolak lagi.

Dia yang temannya saja malu, tapi mental Aylin memang hebat, gak kapok-kapok ditolak Jayden.

"Gua tunggu lu di depan gerbang ya, Lin " sambung Cika.

"Ok ka, sipp", sahut Aylin penuh semangat dan berlari ke tangga, menuju kelas Jayden.

Sedangkan Cika berjalan santai menuju ke gerbang untuk menunggu Aylin best friendnya.

Kadang Cika heran kenapa Jayden gak bisa suka dengan Aylin, Aylin cantik, imut, ceria, juga baik hati, walaupun kadang agak sombong.

Cika bisa memaklumi, karena ia berasal dari keluarga yang lumayan berada.

Yang paling menarik adalah dua matanya yang berbinar-binar dan kulitnya yang putih bersih.

Kadang Cika berpikir kalau ia adalah seorang pria dia akan dengan mudah jatuh cinta kepada Aylin. Orangnya juga super dalam pergaulan.

Cika hanya tidak habis berpikir, kenapa Jayden justru lebih tertarik dengan Maya.

Maya lumayan manis, tapi dibandingkan dengan Aylin masih jauh, dan Maya berasal dari keluarga menengah dan biasa-biasa saja. Cika tahu cerita itu semua dari Dimas kekasihnya yang duduk di kelas yang sama dengan Jayden.

Tapi Cika tidak pernah menceritakan semua itu kepada ada Aylin, dia takut Aylin akan sedih jika mengetahuinya.

Cika hanya berharap suatu hari temannya akan suka dengan laki-laki lain, jangan Jayden lagi yang seperti es batu itu.

Entah mengapa Cika kurang suka dengan Jayden, walaupun Jayden itu tampan!

First love versi Aylin

Sesudah menunggu selama 15 menit, akhirnya Cika melihat Aylin yang berlari kearahnya.

Tapi kali ini Cika tidak sendirian, di belakangnya terlihat 2 bayangan lagi yaitu Jayden dan Maya.

"Tumben ikut juga" sungut Cika dalam hati.

Akhirnya Cika melemparkan senyumnya kepada kedua orang itu juga walaupun dengan terpaksa, tidak tahu kenapa Cika kurang suka dengan Jayden. Mungkin karena Jayden suka menolak permintaan temannya Aylin.

"Ayo ka, kak Jayden kak Maya juga ikut", Aylin berkata dengan senyumnya.

"Ayo", sahut Cika pendek tanpa menoleh ke belakang lagi.

Akhirnya keempat orang itu berjalan beriringan menyebrang ke KFC yang memang letaknya tidak jauh dari sekolahan mereka.

"Hff, panas banget, jadi pengen minum cola"keluh Aylin.

"Ayo Cika kita pergi pesan ", ajak Aylin setelah menanyakan pesanan Jayden dan Maya.

"Ayo", sahut Cika pendek sambil melirik kedua orang itu yang sedang ngobrol itu dengan kesal.

"Huh enak banget tuh orang, kita ambil pesanan, mereka berdua cuman ngobrol, dan Lin lin mau maunya disuruh", ngedumel Cika pelan sambil berjalan.

Aylin bukannya tidak mendengar, tapi dia memilih diam daripada membuat temannya bertambah kesal.

Bagi dia pergi bersama Jayden saja sudah senang, bisa melihat wajahnya saja pun sudah senang.

Ah pantesan saja ada yang mengarang lagu love is blind, pikir Aylin sambil tersenyum-senyum sendiri.

"Ngapain lu senyum-senyum sendiri? sudah jadi pembantu masih bisa senyum-senyum sendiri lagi, huh", ketus Cika yang masih kesal pada temannya yang suka mengalah pada Jayden.

Aylin hanya mendiamkan temannya saja, dia tahu Cika berkata sinis seperti itu karena membela dia.

"Ayo kita ngambil pesanan kita", Aylin mengalihkan perhatian temannya, dan kebetulan pesanan mereka sudah siap.

Cika yang memang hobi makan ayam goreng, langsung hilang marahnya, dan Aylin hanya ketawa dalam hati melihat ulah temannya itu.

Akhirnya mereka makan berempat dalam diam, kadang Cika bingung kalau melihat Aylin yang biasanya cerita dan banyolannya tak habis habis, begitu ada Jayden langsung menjadi kalem dan diam.

"Kak Jay,nanti kita pulang bareng ya", tiba-tiba Aylin berkata memecahkan kesunyian.

"Maaf Lin,aku sudah janji mau nganterin Maya", sahut Jayden pendek tanpa basa-basi.

"Ah rumah kak Maya sejalan dengan aku, bareng saya saja, naik kendaraan umum", sahut Cika langsung, karena ingin membantu temannya.

"Kak Jayden kan searah dengan Lin lin", sambung Cika, takut usulnya ditolak.

Ternyata benar usulnya ditolak langsung oleh Jayden.

"Oh, gak bisa ka, kak Maya harus membantu ortunya di rumah, karena tadi makan bareng jadi waktunya habis, kalau naik kendaraan umum nanti terlambat", tolak Jayden langsung .

"Kamu minta saja dijemput sopirmu Lin", sambung Jayden tanpa perasaan.

"Harusnya tadi waktunya terbatas,jangan ikut donk", sungut Cika kesal mewakili Aylin.

Aylin menyenggol tangan temannya,agar temannya jangan bicara lagi,ternyata terlambat.

"Aku yang mengajaknya. Ya udah kami pergi dulu, terimakasih buat traktirannya", sahut Jayden tanpa perasaan bersalah dan melangkah pergi sambil menggandeng Maya.

"Ah ternyata kak Jay suka sama kak Maya", keluh Aylin sedih.

Cika menatap temannya sambil berkata menghibur

"Masih banyak cowok di dunia, bukan Jay doang. Lu jangan sedih ya", sambil menepuk punggung Aylin menghibur.

"Tapi tidak apa-apa, aku pernah dengar kata orang first love itu banyakan gak jadi, untung juga gue bukan first lovenya kak Jay", sahut Aylin masih optimis.

Cika membelalakan matanya terkejut dengan slogan temannya yang optimis itu .

Sangking terkejutnya diapun terdiam dan tidak bisa menjawab Aylin lagi.

Dalam hatinya Cika berpikir , "Ah ternyata cinta bisa buat orang menjadi gila".

Hati Jayden

Jayden duduk di kamarnya, sambil termenung menatap jendela luar. Ditatapnya rumah orange muda di seberangnya itu.

Jayden bingung sendiri dengan hatinya, dia selalu menghindari untuk dekat dengan Aylin, apalagi sampai suka.

Sebenarnya waktu kecil mereka sering bermain bersama, cuman waktu kecil Jayden masih mau menuruti semua kata-kata Aylin.

Memang Aylin waktu kecil nakal dan suka memerintah dan harus dituruti, layaknya seorang putri, kalau tidak dia akan menangis dengan keras.

Dan seperti biasa Jayden harus mengalah, karena Jayden lebih besar.

Ibunya selalu menyuruh dia mengalah, maklum anak satu-satunya kata ibu Jayden.

Memang Aylin adalah anak tunggal di keluarga Hutomo, dan Jayden anak bungsu di keluarga Sunjaya.

Jayden mempunyai saudara, semuanya laki-laki.Dan perbedaan umurnya dengan kedua kakaknya lumayan jauh, dan kedua kakaknya sekarang sudah berkeluarga.

Kakaknya Heri sudah menjadi warga Amerika, sedangkan kakaknya Tony sudah tinggal di Singapura.

Akhirnya ibunya tidak mau lagi menyekolahkan dia ke luar negri lagi, ibunya takut perusahaannya tidak ada penerusnya.

Padahal Jayden anak yang pintar dan hampir mendekati jenius.

Ibu beralasan banyak sekolah di dalam negri yang kwalitasnya tidak kalah dengan luar.

Jayden kadang juga bingung dengan dirinya sendiri, mengapa dia berusaha untuk tidak menyukai Aylin, padahal ayah ibunya sering menyuruh dia untuk mengejar Aylin, sebelum diambil cowok lain.

Kalau dipikir pikir Aylin perempuan yang cantik, kedua matanya yang lebar dan bulat, bibirnya yang mungil, mungkin bisa dikasih julukan Barbie Asia.

Jayden mengetuk kepalanya sendiri, sambil menggerutu , "Huh ngapain aku mikirin si Lin yang mau menang sendiri itu, lebih baik aku mikirin si Maya yang tipeku, kalau aku tidak mau bernasib sama seperti ayahku".

Jadi keluarga Jayden memang lucu, yang memimpin pabrik kainnya adalah ibunya, bukan ayahnya.

Ibunya yang memegang peranan penting di perusahaan mereka, sedangkan ayahnya lebih banyak di rumah. Bahkan ayah juga yg sering memasak di rumah, walaupun mereka mempunyai banyak pembantu. Kadang Jayden tidak habis pikir dengan sikap ayahnya, bahkan dia bertanya ke ayahnya mengapa dia lebih suka memasak daripada ke pabrik.

Ayahnya selalu tertawa dan menjawab santai, itu memang hobiku.

Kapan lagi Jayden bertanya kenapa ayahnya tidak ke pabrik membantu ibunya? ayahnya pun tertawa dan menjawab

"Ibumu saja sudah cukup, untuk apa ayah ke pabriklagi? Ibumu adalah wanita yang hebat".

Sampai akhirnya Jayden mencari sejarah hubungan ayah dan ibunya, akhirnya dia tahu kalau ibunya berasal dari keluarga yang kaya raya dan ayahnya berasal dari keluarga yang menengah, tapi ibunya menyukai ayahnya yang sabar, akhirnya mereka menikah.

Ibunya anak tunggal yang dimanja, jadi sampai sekarang ibunya lebih sering yang menentukan di dalam keluarga dan menurut Jayden ibunya mau menang sendiri dan lebih egois.

Untung saja ayahnya orang yang sangat sabar dan selalu mengabulkan keinginan ibunya. Jadi keluarga mereka berjalan dengan harmonis.

Jadi Jayden pun akhirnya punya prinsip, dia tidak mau punya pacar yang mendominasi, dia tidak mau bernasib sama seperti ayahnya.

Karena dia tidak mungkin sanggup bersifat sabar seperti ayahnya itu.

Akhirnya Aylin pun dicoret dari daftar calon pacar, karena menurut Jayden, Aylin hampir mirip dengan ibunya, yaitu anak tunggal, kaya dan mau menang sendiri, seperti seorang putri.

Walaupun dia menyayangi ibunya dan mengagumi kehebatan ibunya, ia tidak mau punya seorang istri yang terlalu mendominasi di keluarga.

Akhirnya Jayden mengambil keputusan mendekati Maya teman sekelasnya, untuk mengalihkan perhatiannya dari Aylin.

Bagaimanapun dia yakin dia akan suka dengan Maya yang sederhana dan penurut .

Jayden masih termenung sambil menatap ke depan nya, akhirnya ia melihat Aylin yang baru pulang dan turun dari mobil, kemudian masuk ke rumah.

Dan akhirnya bayangan Aylin pun hilang dari pandangan Jayden.

"Aku yakin kamu bukan jodohku Lin", desah Jayden bangun dari tempat duduknya menuju ke kamar mandi.

Bersambung........

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!