Tahun 25, Qing Yu. Lembah tengkorak, sungai darah.
Dunia persilatan atau kultivasi dikejutkan dengan kedatangan seorang laki-laki yang berasal dari daratan timur dengan membawa logam Lifu yang dibuatnya dengan abu para Kultivator master dan pedang legendaris milik pendekar Bao Shi Xuan bersamanya. Logam yang bisa membuat energi spiritual pemiliknya menjadi lebih kuat dari sebelumnya dan bahkan bisa menghancurkan sebuah sekte besar dalam satu malam. Orang itu adalah Xiao Ying serta nama resminya adalah Xiao Xing Chen
Xiao Xing Chen adalah anak dari seorang laki-laki pelayan suatu kerajaan dan seorang wanita bangsawan iblis yang sudah ditinggal mati oleh orang tuanya. Xiao Xing Chen harus ditenggelamkan di sungai yang mengalir tidak berarah hingga membuatnya tidak mengetahui kemana arus akan membawanya pergi hingga, seorang buruh cuci tua menemukannya sedang dalam keadaan prihatin dan sangat membutuhkan susu ibunya.
Namun, usia wanita tua itu tidak berumur panjang. Ia meninggal dalam keadaan lapar dan marah tidak tahan dengan kemiskinan yang menyelimuti dirinya.
Xiao Xing Chen harus kembali merangkak di dunia yang kejam penuh cobaan alam manusia dan tidak seperti alam surga yang sangat diberkahi sang pencipta. Bahkan saat mencari makan, ia harus merebutnya dari gigitan anjing yang selalu mengejar. Orang-orang mengiranya jika anak ini adalah seorang anak anjing liar yang tersesat di jalannya.
Seorang pemimpin menemukannya dalam keadaan merangkak di tanah dengan telapak kaki yang terluka berdarah-darah, saat ini Xiao Xing Chen di asuh oleh pemimpin sekte Niao Jingshi dan menjadi seorang tuan muda disana. Memiliki seorang grandmaster, membuatnya berkultivasi di tingkat yang lebih tinggi lagi. Xiao Xing Chen bertekad untuk menjadi seorang pemimpin kultivasi suatu saat nanti.
Xiao Xing Chen orang yang telah menghentikan peperangan antar 3 sekte besar yang mencoba melawan sekte Qing Fei yang memiliki lebih dari seribu pengikut. Ya, bayangkan saja dari 3 sekte yang juga memiliki ratusan pengikut, tidak bisa melawan sekte Qing Fei yang memiliki lebih dari seribu pengikut.
Saat ini, Xiao Xing Chen berada di jalan yang gelap dan dipenuhi dengan darah di sekitarnya. Xiao Xing Chen sadar dirinya saat ini berada di sisi iblis yang terkadang memiliki emosi yang tidak baik. Itulah mengapa Xiao Xing Chen di sebut juga sebagai master kultivasi iblis.
Peperangan itu terjadi di lembah tengkorak sungai darah tahun 25 Qing Yu. Dinamakan lembah tengkorak karena lembah itu menjadi saksi dimana para sekte Qing Fei dikalahkan dan dibantai habis-habisan oleh 3 sekte besar termasuk Xiao Xing Chen. Semua pengikut sekte Qing Fei tewas dengan cara mengenaskan dan jasadnya juga dikuburkan di lembah itu. Lalu, disebut pula sebagai sungai darah karena darah para orang-orang dari sekte Qing Fei yang mengalir disana.
Beberapa tahun setelah peperangan, Xiao Xing Chen menjadi orang yang diburu selanjutnya. 3 Sekte besar itu menginginkan logam Lifu. Rupanya mereka tergiur dengan kekuatan yang akan diberikan jika memiliki logam Lifu.
Logam Lifu di dapatkan melalui latihan kultivasi tingkatan dewa naga surgawi yang merupakan kultivasi tingkat tinggi di antara kultivasi lainnya. Pada awalnya, Xiao Xing Chen menemukan sebuah kitab yang ditulis oleh grandmaster-nya di sebuah gua yang ada di gundukan pemakaman di Lianhua desa kekuasaan sekte Niao Jingshi.
Pada kitab itu, tertulis 4 tingkatan kultivasi yaitu kultivasi awal yang disebut sebagai kultivasi serigala perak. Lalu, ditingkatan yang kedua kultivasi tingkat master yang disebut sebagai kultivasi Harimau ekor api, Master Cultural sebagai guru yang mengajarkan murid-murid sekte besar berkultivasi dan kultivasi tingkat grandmaster yang disebut sebagai kultivasi dewa naga surgawi.
Kultivasi awal atau serigala perak adalah murid-murid sebuah sekte yang sedang diajarkan namun mereka belum memiliki pedang mereka masing-masing dan berlindung di punggung seseorang yang akan melindungi mereka seperti shifu mereka.
Kultivasi tingkat Master adalah seorang murid yang sudah diangkat menjadi seorang kultivator karena sudah menemukan pedang mereka dan bisa melindungi diri mereka sendiri.
Master Cultural, mereka lebih dikenal dengan Shizun seluruh sekte besar dalam sebuah negara serta shifu dalam sebuah sekte. Mereka lebih terlihat berpendidikan serta berperan untuk mengajarkan ilmu kultivasi yang diwariskan oleh leluhur Wu Shen, sang dewa kultivasi.
Serta seorang Grandmaster yang tingkat kultivasinya sudah setara seperti seorang pejabat surgawi namun seseorang mengatakan jika seseorang yang sudah berada ditingkat Grandmaster, ia tidak akan berkata jujur dan mengakuinya karena kemampuannya yang sudah sangat mengerikan.
Peperangan kembali terjadi dengan yang menjadi titik pusat dari peperangan itu adalah Xiao Xing Chen, yang mengakibatkan kematian banyak Kultivator Master ataupun Grandmaster, alasan mengapa Xiao Xing Chen mempelajari kultivasi tingkat dewa naga surgawi padahal untuk membantu menghentikan peperangan yang sudah menewaskan banyak orang. Tetapi, meskipun Xiao Xing Chen sudah menjadi pahlawan pada saat peperangan itu terjadi. Ada saja beberapa orang yang tidak menyukainya sama sekali.
Hingga sebuah isu menyebar yang mengatakan untuk merebut logam Lifu dari tangan Xiao Xing Chen. Peperangan itu kembali terjadi di tempat yang sama seperti dulu, di lembah tengkorak sungai darah.
Xiao Xing Chen merasa bersalah dan menyesal. Grandmaster-nya selalu bilang dirinya bisa menjadi seorang pahlawan pada suatu saat dan menjadi grandmaster untuk semua Kultivator yang ada. Ia merasa bodoh karena telah terpedaya dengan perkataan grandmaster-nya itu.
"Xiao Ying! Cepat serahkan logam Lifu dan kami akan membiarkanmu menikmati hidup lebih lama lagi!"
"Xiao Ying! Kau tidak lihat bahwa kau saat ini sedang melawan ratusan orang yang begitu membencimu dan menginginkan kau mati saat ini!?"
"Xiao Ying! Meskipun kau sudah berada di tingkat grandmaster, kau tidak akan bisa mengalahkan kami semua disini!"
"Xiao Xing Chen! Kau telah membunuh kakakmu sendiri dan sekarang kau malah menghabisi semua para pengikutku dengan pedang terkutukmu itu! Kau memanglah seorang Kultivator penuh kegilaan!"
"Xiao Ying! Tanganmu sudah kau lumuri dengan darah sekte-mu sendiri sekarang aku yang akan membalaskan dendam mereka!"
"Aku akan bersumpah untuk membunuh Kultivator iblis sekarang juga!"
Mereka semua berteriak dan memanggil namanya untuk penghinaan. Xiao Xing Chen menggunakan kultivasi segel pembunuh untuk menghabisi semua nyawa para Kultivator yang menyerangnya itu.
Tampak sebuah lingkaran besar berwarna merah yang berurutan dari kecil hingga besar berjumlah 7 lingkaran, mengelilingi lembah itu. Seorang Kultivator suci bernama Guan Wei Jing, berlari ke arah Xiao Xing Chen untuk menghentikan aksinya itu.
"Xiao Ying! Jangan menggunakan metode kultivasi seperti ini! Ini akan merugikan dirimu sendiri!"
Sepertinya hanya seorang laki-laki Kultivator abadi Guan Wei atau yang biasa dipanggil dengan Shifu pegunungan Cang Qiong yang mengatakan seperti itu padanya. Xiao Xing Chen tidak menghiraukan perkataan itu dan tetap mengontrol Qi yang ada di dalam tubuhnya untuk melakukan kultivasi segel pembunuh itu.
Sebelum itu selesai, Xiao Xing Chen sempat tersenyum pada Kultivator suci itu dan menangis disana mengatakan kalau ia meminta maaf padanya.
Ledakan itu akhirnya terjadi begitu dahsyatnya. Hingga memicu gempa yang terjadi di beberapa desa besar disekitar sana dan guncangannya terdengar hingga 30 kilometer jauhnya.
Semua Kultivator disana tewas tanpa meninggalkan tubuh. Semua hancur menjadi abu dan menyatu dengan tanah. Tidak ada yang tersisa disana, lembah itu membentuk sebuah jurang yang cukup dalam hingga tidak terlihat unjungnya.
Sebuah upacara kultivasi telah dilakukan untuk memanggil jiwa Xiao Xing Chen kembali namun, tetap saja tidak ada jawaban dari sana. Mereka semua tampak kecewa dengan apa yang dilakukan oleh semua sekte besar itu pada Xiao Xing Chen. Xiao Xing Chen mendapatkan logam Lifu bukan dari orang lain melainkan ia membuatnya sendiri dari serpihan serpihan abu mayat para Kultivator yang tewas di medan perang.
Bisa dibilang, Xiao Xing Chen meninggal di usianya yang cukup muda yaitu masih berumur 24 tahun. Xiao Xing Chen sudah mempelajari kultivasi tingkat master sejak berumur 16 tahun dan sudah menjadi seorang pahlawan di usianya yang menginjak 20 tahun. Namun itu semua berujung pengkhianatan sebuah isu tuduhan yang mengarah ke arahnya. Xiao Xing Chen selalu mengatakan dirinya ingin sekali menikahi seorang wanita namun, sepertinya ia tidak bisa melakukannya karena sudah menjadi fana.
"Sebelumnya, Xiao Xing Chen merupakan orang yang sangat menjanjikan pada dunia kultivasi."
"A-Chen saat ini sudah meninggal dan menjadi abu bersama para Kultivator yang mengkhianatinya. Tentunya, masalah fana hanya sementara."
"Apa mungkin, Xiao Ying kembali ke masa saat ia masih kecil dan memperbaiki kesalahannya?"
***
Qing yu: Sebutan untuk tahun dimana sekte Qing Fei berkuasa di tahun itu.
Sungai darah: Aliran air yang berwarna merah seperti darah
Lembah tengkorak: Lembah tempat mengeksekusi mati semua sekte Qing Fei
Fana: Musnah berarti sudah tidak lagi hidup di dunia.
-selamat membaca…
*bismillah....Semoga suka dengan ceritanya…
Tahun 17 daerah Lianhua kekuasaan sekte Niao Jingshi.
Xiao Xing Chen membuka matanya dan melihat ia terbaring di atas ranjang yang empuk dengan selimut yang sangat lembut dan harum dirasakannya, membuat semua orang yang menempati ranjang itu akan merasa nyaman. Xiao Xing Chen melihat tangannya yang berukuran seperti anak berumur 16 tahun. Terlihat sebuah pakaian hitam yang menggantung di depan kasurnya. Xiao Xing Chen mengambil posisi bersila dan memejamkan matanya sebentar lalu berteriak keras seperti orang gila dan membuat orang-orang yang ada dirumah itu berlarian menuju ruangannya.
"Tuan muda Chen, ada apa!?"
"A-Chen kenapa kau berteriak!?"
"Kenapa A-Chen berteriak histeris!?"
"A-Chen masih hidup?"
Melihat kakak perempuannya dan juga para murid-murid, pasukan penjaga sekte yang berlarian masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu, membuat Xiao Xing Chen bingung untuk bicara apa. Ia hanya mengalihkan pandangannya dan sedikit tertawa melihat tingkah anehnya tersebut.
"Ah, aku baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tenang saja, aku tidak gila." Xiao Xing Chen berkata dengan tertawa kecil melihat mereka semua.
Dengan ekspresi seperti dimanfaatkan dan merasa percuma, mereka berkata "Ah, hanya membuang-buang waktu saja."
Semua orang pergi dari kamar Xiao Xing Chen dan kembali pada pekerjaannya masing-masing terkecuali kakak perempuannya "Jingshi Yue Li". Yue Li menghampiri Xiao Xing Chen dan memeriksa apakah dia baik-baik saja. Tangannya ia letakkan di dahi Xiao Xing Chen dan memeriksa keadaannya saat ini setelah demam tinggi yang membuatnya tidak sadar selama berhari-hari.
"A-Chen, sepertinya demamnya sudah turun, ya. Lain kali kau harus berhati-hati, ya." Yue Li berkata dengan sangat lembut pada Xiao Xing Chen dan senyum manis di wajahnya.
Yue Li adalah kakak senior dan seperguruan Xiao Xing Chen, jelas Yue Li adalah satu-satunya perempuan yang memiliki sifat lembut dan baik hati pada siapapun termasuk Xiao Xing Chen. Bahkan Xiao Xing Chen menganggap Yue Li adalah satu-satunya orang yang paling baik di dunia ini.
"Kakak senior? Bukankah dia sudah meninggal? Kenapa dia ada disini?" Batin Xiao Xing Chen yang bingung dengan apa yang terjadi padanya saat ini.
"A-Chen, ada apa? Kenapa kau terlihat bingung?"
"Tidak kakak senior. Aku hanya bingung saja…" Xiao Xing Chen sedikit tertawa pada Yue Li dan mengusap-usap kepalanya.
"Wajar saja, kau tadi baru saja sembuh dari demam tinggi. Jika kau sudah bisa berjalan, temui Ayah." Yue Li berkata dengan lembutnya sambil memegang bahu Xiao Xing Chen dan berjalan pergi keluar kamarnya.
"Ini aneh sekali. Bukankah aku ini seharusnya sudah mati? Lalu, kenapa wajahku yang sekarang seperti anak berusia 16 tahun? Sepertinya, aku memang harus memastikannya."
Xiao Xing Chen memakai pakaian yang tergantung di depan kasurnya dengan setelan hitam panjang. Xiao Xing Chen berjalan keluar kamarnya dan pergi ke tempat pengujian pedang.
Di sepanjang jalan menuju tempat pengujian pedang, setiap Xiao Xing Chen bertemu dengan orang-orang pengikut sekte. Xiao Xing Chen menanyakan hal-hal yang aneh tentang dirinya termasuk menyuruh mereka untuk memukul dirinya sendiri. Xiao Xing Chen bertingkah seperti seseorang yang kehilangan akal sehatnya karena menyuruh orang untuk memukulnya dan merasa kalau saat ini dia sudah mati.
"Apa yang terjadi pada tuan muda A-Chen? Kenapa dia bertindak gila seperti itu?"
"Aku juga tidak tahu, mungkin tuan muda Xiao Xing Chen stres setelah demam tingginya itu."
"Apa tuan muda Xiao Xing Chen telah dirasuki, ya?"
Semua pengikut sekte mulai merasa iba dengan tuan muda Xiao Xing Chen karena bertindak tidak biasanya. Xiao Xing Chen selalu bertanya apakah ini mimpi atau bukan dan juga apakah dia masih hidup atau tidak.
Xiao Xing Chen selalu merasa dirinya saat ini berada di akhirat namun sepertinya, itu memanglah bukan mimpi dan itu adalah sebuah kenyataan.
Ketika sampai di tempat pengujian pedang, Xiao Xing Chen menjadi ragu untuk masuk ke dalamnya yang berarti dia akan kembali bertemu dengan kakak pertama yang telah ia bunuh waktu itu. Xiao Xing Chen akhirnya tidak masuk ke sana dan pergi ke bukit kelinci yang ada di luar Lianhua.
Xiao Xing Chen duduk bersandar di bawah pohon besar dengan dikelilingi beberapa kelinci di sekitarnya. Ia masih tidak percaya dirinya bisa kembali ke masa 8 tahun lalu sebelum kematiannya. Ia tidak tahu apa yang direncanakan para Kultivator yang ia bunuh saat itu.
"Aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi? Apa para Kultivator penghianat itu merencanakan sesuatu untuk kembali membunuhku, ya? Lalu, tentang logam Lifu, apa sudah hancur? Dan kalau tidak salah, di umurku yang ke 16 tahun, itu saat aku bertemu dengan grandmaster ku untuk pertama kalinya. Tapi, itu terjadi dimana ya? Aku tidak bisa mengingatnya."
Xiao Xing Chen terus memikirkan hal itu dan mengusap-usap kepalanya yang masih terasa sakit itu. Terdengar suara seseorang (laki-laki) meminta tolong dari kejauhan dari tempat Xiao Xing Chen duduk disana. Terdengar seperti suara seorang perempuan.
Suara itu semakin keras terdengarnya ditambah dengan anjing yang menggonggong meskipun ia mencoba mengabaikannya. Xiao Xing Chen pun penasaran dan akhirnya pergi ke tempat suara itu berasal.
Dan ketika sudah sampai, ke tempatnya. Xiao Xing Chen malah melihat pemandangan yang tidak mengenakkan. Seorang laki-laki yang berumur sekitar 50 tahun, menggantung di atas pohon berlindung dari seekor anjing yang tidak berhenti menggonggong ke arahnya.
"Kenapa aku diperlihatkan pemandangan yang aneh seperti ini?"
Xiao Xing Chen mengusir anjing itu dan membuat laki-laki paruh baya itu dengan suara gedebuk, turun dari atas pohon.
Tampak laki-laki yang berambut merah dengan pedang yang dibiarkan terlihat di punggungnya. Laki-laki itu tidak terlihat seperti berumur 50 tahunan melainkan seperti masih berumur sekitar 20 an. Dilihat dari aliran Qi yang mengalir dalam tubuhnya, sepertinya laki-laki ini adalah seorang Kultivator di tingkat grandmaster.
Xiao Xing Chen akhirnya bisa mengingat orang ini. Laki-laki ini adalah Li Fang Jun yang akan menjadi grandmaster-nya setelah ini.
"Terimakasih, telah mengusir anjing itu. Mereka memang selalu menggonggong ke arahku." Li Fang Jun berkata dengan tersenyum lebar padanya.
"Kau adalah grandmaster Li Fang Jun?"
Dari tampilannya, grandmaster Li Fang Jun memang terlihat tidak lebih menonjol dari grandmaster lainnya. Ia lebih memilih untuk menyembunyikan identitas sebenarnya dari orang-orang. Ia tidak memiliki senjata istimewa selain pedang yang selalu ia bawa di punggungnya itu.
Rambutnya yang berwarna merah, menunjukkan ciri-ciri khas miliknya. Begitupula dengan senyum lebar di wajahnya yang menjijikkan, semakin menunjukkan kepribadian yang sebenarnya ia miliki.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Lianhua: Desa yang terletak di dekat danau besar Bao Lan, yang di kelilingi banyak bunga teratai pada danaunya.
Niao Jingshi: Sekte yang mengajarkan Xiao Xing Chen ilmu pedang dan pemimpinnya yang telah merawat Xiao Xing Chen setelah orang tuanya meninggal 10 tahun lalu.
Grandmaster: tingkat tertinggi dalam dunia kultivasi
"Darimana kau tahu kalau aku ini adalah seorang grandmaster kultivasi?"
Li Fang Jun begitu terkejut melihat Xiao Xing Chen yang mengetahui identitasnya yang sebenarnya. Wajahnya menatap Xiao Xing Chen dengan serius dan dahi yang di kerutkan (Lebih mirip dengan orang bodoh). Apa maksudnya ini? haha, wajahnya tampak lucu sekali ketika mengetahui bahwa Xiao Xing Chen mampu melihat perbedaan aliran Qi dalam tubuh seseorang!
"Guru Fang Jun, apa yang anda lakukan saat ini?" Xiao Xing Chen berkata dengan kedua tangan yang di angkat sejajar dengan dadanya perlahan menjadi waspada. Xiao Xing Chen takut jika Li Fang Jun ini adalah seorang guy dan sangat mencintai haremnya.
"Kenapa kau memanggilku sebutan guru? Aku ini baru pertama kali bertemu denganmu." Li Fang Jun perlahan menjadi penasaran dengan Xiao Xing Chen yang selalu memanggilnya guru itu. Tapi, bukankah Li Fang Jun tidak memiliki seorang murid?!
Li Fang Jun yang dalam kehidupan lamanya dulu adalah guru dan Grandmaster dari Xiao Xing Chen, kini merasa dirinya sama sekali belum pernah bertemu dengan Xiao Xing Chen dan menganggapnya orang asing baginya.
"Maaf, aku tidak sengaja mengeluarkan kata-kata itu." Xiao Xing Chen berkata dan membungkukan badannya yang berarti memberi hormat pada Li Fang Jun.
"Iya, iya. Tidak apa-apa aku sudah terbiasa di panggil dengan sebutan guru." Li Fang Jun berkata dengan percaya diri sekali (hahaha)
Li Fang Jun akhirnya meneruskan perjalanannya menuju suatu tempat yang baru baginya. Dan baru saja beberapa langkah dari menjauh dari Xiao Xing Chen, tiba-tiba saja Li Fang Jun terjatuh tak sadarkan diri disana. Awalnya saja saya mengira jika orang ini sudah mati namun,....
Grandmaster Li Fang Jun memang saat ini sedang terluka parah sehabis bertarung melawan sekte-sekte besar yang menentangnya. Orang-orang sekte itu, memang memiliki dendam tersendiri dengan Li Fang Jun karena menganggap Li Fang Jun terlalu angkuh karena tidak pernah menunjukkan identitasnya yang sebenarnya sebagai seorang Kultivator ditingkat grandmaster.
Li Fang Jun bahkan menyatakan bahwa dirinya keluar dari sekte-nya karena dianggap angkuh dan enggan mengajari murid-muridnya yang ada di sekte-nya sendiri.
Li Fang Jun juga pernah membuat sebuah kitab yang ditulis olehnya sendiri berasal dari serpihan kertas yang dituliskan oleh leluhur Wu Shen (Dewa Kultivasi/spiritual) dan judulnya adalah kultivasi dewa naga (Qui Meng). Buku itu berisi tentang materi pembelajaran kultivasi tingkat awal hingga kultivasi tingkat dewa naga surgawi (Grandmaster)
Xiao Xing Chen ingat saat kematian grandmaster-nya Li Fang Jun. Li Fang Jun sengaja di jebak oleh para pengikut sekte-nya sendiri juga beberapa pengikut sekte Qing Fei, Li Fang Jun dipaksa harus bertarung dengan puluhan orang dengan kultivasi tingkat master dan grandmaster. Li Fang Jun dibunuh oleh mereka menggunakan teknik kultivasi segel pembunuh sama seperti Xiao Xing Chen lakukan sebelum kematiannya saat itu.
Xiao Xing Chen akhirnya membawa Li Fang Jun di belakang punggungnya dan pergi ke sekte-nya untuk mengobati luka yang ada di sekujur tubuh Li Fang Jun. Xiao Xing Chen sedikit terkejut melihat luka yang ada disekitar tubuh Li Fang Jun, dengan luka berupa beberapa tusukan di tubuhnya dan juga luka cambukkan yang ada di sekujur tubuhnya bahkan pakaiannya perlahan berubah menjadi merah karena terkena darahnya yang terus keluar itu.
"Guru Fang Jun, memang layak disebut grandmaster. Luka seperti ini saja, dia masih bisa bertindak seperti biasanya."
Tak lama, Li Fang Jun akhirnya membuka matanya dan langsung mengambil posisi duduk di kasurnya. Dengan mata yang terbuka lebar (Melotot), seakan-akan terkejut dengan apa yang terjadi, membuat Xiao Xing Chen juga terkejut melihatnya.
"Kenapa aku bisa ada di kamar perempuan?" Li Fang Jun berkata dengan asal mengatakan itu seperti kamar perempuan karena tertata rapi dan sama sekali tidak ada yang keluar dari tempatnya.
"Enak saja! Apa yang anda katakan!? Ini kamarku tahu!" Xiao Xing Chen berkata dengan keras dan cepatnya.
"Jadi, ini kamarmu ya? Rapi sekali, seperti kamar perempuan. Oh, iya lalu kenapa kau membawaku kemari dan tidak membiarkanku mati disana?"
"Membiarkannya mati?"
Satu hal yang Xing Chen lupakan sebelum dirinya mati. Grandmaster-nya Li Fang Jun memanglah seorang maniak bunuh diri. Ia selalu mencoba metode kematian yang tidak terasa sakit (benar-benar hal bodoh dan percuma sekali bukan?). Saat itu, Xiao Xing Chen berusaha menyadarkan grandmaster-nya itu bahwa tidak ada kematian yang tidak terasa sakit tapi, Li Fang Jun selalu bertekad untuk bunuh diri tidak sakit. Mulai dari menenggelamkan dirinya sendiri di sungai yang cukup deras penuh dengan bebatuan besar lalu, diselamatkan oleh Xiao Xing Chen dan juga menggantung diri pada sebuah batang kayu dan batang kayu itu akhirnya patah hingga tidak membuat Li Fang Jun terbunuh.
"Yah, baiklah. Kau adalah orang yang sekian kalinya menolongku ketika aku mulai sekarat. Terimakasih, ya." Li Fang Jun membuat rambut depannya yang berantakan itu ke belakang dengan tanganya lalu, beranjak dari kasur itu.
"Aku lupa kalau dia itu maniak bunuh diri dan juga sedikit menyebalkan." Batin Xiao Xing Chen.
Li Fang Jun berjalan keluar sekte dan mengelilingi desa Lianhua diikuti dengan Xiao Xing Chen dibelakangnya. seenaknya saja dia berjalan di tanah kekuasaan sekte lain!? Rupanya Xiao Xing Chen khawatir hal yang tidak mengenakkan itu terjadi lagi.
Pasalnya, Li Fang Jun pernah membuat masalah dengan tamu yang ingin berkunjung ke sekte Niao Jingshi. Li Fang Jun telah mempermalukan seorang tuan muda yang berasal dari sekte Qing Fei bernama Fei Ming Su. Laki-laki yang cukup garang dan menyebalkan sekali dalam kehidupan Xiao Xing Chen sebelumnya. Bahkan orang merencanakan hal gila untuk membuat Xiao Xing Chen mati.
Karena langkah kaki Li Fang Jun yang cukup cepat dan jalanan yang cukup ramai karena sedang diadakan pasar perayaan dewa, membuat Xiao Xing Chen kehilangan jejak Li Fang Jun dan ia tidak tahu kemana Li Fang Jun akan pergi kemana. "Menyebalkan sekali! Aku berharap bisa memotong sedikit kakinya agar aku bisa mengawasinya saat ini!" batin Xiao Xing Chen
Benar saja dugaan Xiao Xing Chen sebelumnya, Li Fang Jun yang berjalan sendiri, melihat orang-orang yang berasal dari sekte Qing Fei sedang mengintimidasi seorang wanita tua yang tidak sengaja menumpahkan minuman ke arahnya. Melihat itu terjadi, Li Fang Jun langsung berlari ke arah wanita tua itu dan langsung memukul tuan muda Fei Ming Su yang sedang mengintimidasi wanita tua tersebut hingga tersungkur.
"Sombong sekali anda, ketika berada di wilayah orang lain dan kekuasaan sekte lain."
****
Sekte **Qing Fei: Salah satu sekte aliran hitam yang sangat menghormati grandmaster Li Fang Jun
Sekarat: Nyaris mati
maniak bunuh diri: Tergila-gila untuk melakukan bunuh diri tanpa melihat sekitar**.
kultivasi tingkat dewa naga surgawi; kultivasi paling tinggi yang mampu mengalahkan satu sekte gelap yang memiliki ratusan pengikut hanya dalam satu malam.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!