NB : Sebelumnya mohon maaf karena karya ini proses perbaikan
tanda baca dan PEUBI
oleh author. Atas pengertiannya author sampaikan terimakasih. 😚🙏
(Episode 1 - 13 sudah selesai revisi, episode berikut dan berikutnya masih OTW😉👌).
.......
.......
.......
Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh!☺
الحمدلله، الحمدلله رب العلمين و به نستعين و على أمور الد نيا والدين، والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء و المرسلين سيدنا ومولانا محمد وعلى اله وصحبه وسلم أجمعين. أما بعد.
...Salam kenal sahabat semua🤗...
...di manapun kalian semoga Allah selalu melindungi menjaga, dan merahmati kita dengan Rahmat-Nya. Aamiin....
✧・゚: *✧・゚:*.・゜゜・(❁´◡`❁).・゜゜・✧・゚: *✧・゚:*
Tokoh utama (sekaligus) Tokoh Protagonis:
Ayunda Syaharani
Watak tokoh : Baik hati, penyayang, selalu yakin takdir Tuhannya adalah terbaik.
Muhammad Raffa Abimanyu al-Ghifari
Watak tokoh : Bertanggung jawab, berkomitmen tinggi, sosok laki-laki setia apapun yang terjadi (Kecuali saat Tuhan berkehendak lain diluar jangkauannya).
Ahmad Zydan Husein Habibi
Watak tokoh : laki-laki sholih yang berbakti kepada kedua orang tuanya terutama kepada sang Ibunda, dan laki-laki yang ingin memperjuangkan kembali Ayunda Syaharani.
Tokoh Pendamping:
- Ummi Hannah : Ibunda Ayunda Syaharani
Watak tokoh : Penyayang, ramah, dermawan, serta sosok pendidik yang baik untuk Ayunda dan Reyhan.
- Abah Ridho : Ayahanda Ayunda Syaharani
Watak tokoh : Suami bertanggung jawab, serta sosok pendidik yang baik untuk Ayunda dan Reyhan.
- Ahmad Reyhan Abi Shaka : Kakak Ayunda Syaharani
Watak tokoh : Penuh kasih sayang kepada Ayunda, suka memberi arahan kepada Ayunda, serta selalu berusaha menjadi kakak yang baik dengan membuat Ayunda bahagia.
- Lidya Anggraini (Lydia) : Sahabat Ayunda
Watak tokoh : Mandiri, penuh kasih dan peduli.
- Hanum Setia Ningrum (Hanum) : Sahabat Ayunda Syaharani
Watak tokoh : ceria, humoris dan paling care sama Ayunda diantara sahabat Ayunda yang lain.
- Raya Larasati (Raya) : Sahabat Ayunda Syaharani
Watak tokoh : Baik
- Mala al-Mazida (Mala) : Sahabat Ayunda Syaharani
Watak tokoh : Baik
- Stevi Aurelia Syah (Stevi) : Sahabat Ayunda Syaharani
Watak tokoh : Baik
Tokoh antagonis :
- Bella Naswa Ardiansyah (Bella) : Kakak tingkat Ayunda Syaharani
Watak tokoh : Jahat
-Windi dan Tasya : Sahabat Bella
Watak tokoh : Jahat
Tokoh penengah :
-Yuna Anastasya : Sahabat Majelis Ayunda
Watak tokoh : Peduli dan sayang pada Ayunda
- Pak Fahri : Paman Raffa+Dosen killer
Watak tokoh : perfeksionis
- Bu Yeni : Petugas perpustakaan sekaligus orang paling dekat dengan Raffa
Watak tokoh : Bijaksana
- Audri : Murid Ayunda di Ponpes Al-Hikam+Cucu Bu Yeni
Watak tokoh : Pintar dan ceria
- Ustadzah Azizah : Pengasuh Ponpes Al-Hikam
Watak tokoh : Baik dan pengertian
- Oma Ranti - Nenek Azzalia
Watak tokoh : penuh kasih
- Azzalia Dewi Saraswati : kekasih Raffa
Watak tokoh : Posesif dan cinta pada Raffa
- Bu Reyza : Mama Raffa
Watak tokoh : Penyayang dan penasehat untuk Raffa.
- Bapak Rafiq : Papa Raffa
Watak tokoh : Bijaksana dan panutan untuk Raffa.
- Ibunda Ustadz Habib
Watak tokoh : sayang dan sangat menginginkan yang terbaik untuk Ustadz Habib.
- Abah Ustadz Habib
Watak tokoh : Bijaksana
Tokoh figuran :
- Bi' Inem : ART Ummi Hannah
- Kang Dirman : Sopir+pengurus kebun di rumah Ayunda
- Papa Audri
- Mama Audri
- Khalil : Murid Ayunda (teman satu Ponpes Audri)
- Ustadz Irfan : Suami Yuna+Teman Ustadz Habib mengaji dan mengajar di Ma'had Ali
- Pak Kyai Ali : Pengasuh Ma'had Ali (Ma'had tempat Ustadz Habib mengaji dan mengajar)
- Aysha Al-Mahyra : Keponakan Pak Kyai Ali
- Sahla : Adik Ustadz Habib
Ayunda Syaharani merupakan putri dari pasangan suami istri bernama Abah Ridho dan Ummi Hannah. Dinamakan Ayunda agar tumbuh menjadi anak perempuan yang berparas ayu (cantiknya perempuan Jawa), bersikap dewasa (bijaksana), cerdas dan bisa senantiasa menjadi penegak. Diimbuhi "Syaharani" agar ia memiliki kelapangan hati seluas gurun sahara. Juga agar membentuk diri menjadi pribadi yang berbudi pekerti baik.
Mengalami luka hati membuat Ayunda belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Fokus pada pendidikan pun menjadi tujuan awal Ayunda saat ini. Namun, saat ia tengah fokus seorang laki-laki hadir dalam hidupnya. Laki-laki itu pada awalnya membuat Ayunda teringat luka dimasa lalunya, tetapi ternyata laki-laki itu sering menjadi malaikat penolong Ayunda pula tanpa diduga.
Setelah sering bertemu laki-laki tersebut. Laki-laki yang bernama lengkap Muhammad Raffa Abimanyu al-Ghifari, yang notabenenya adalah mahasiswa pasca sarjana sekaligus dosennya sendiri. Tanpa dirasa Ayunda mulai menaruh perasaan pada Raffa.
Lalu bagaimana dengan Raffa sendiri?
Raffa merupakan mahasiswa pascasarjana yang merangkap menjadi dosen karena permintaan dari pamannya (Pak Fahri). Pak Fahri pada awalnya merupakan dosen di Universitas Raffa dan Ayunda menyelami samudera keilmuan. Hingga disuatu ketika Pak Fahri harus risen karena istri dan anak pertamanya membutuhkan dirinya.
Pada awalnya Raffa merasa sungkan dan tak enak hati menerima tawaran Pak Fahri. Raffa tak enak menerima tawaran itu semata-mata karena ia berfikir bahwa akan tidak adil apabila ia mendapat posisi dosen dengan mudahnya sementara banyak orang berusaha keras untuk memperoleh posisi tersebut. Namun, atas bujukan dan arahan dari Pak Fahri Raffa menerima dengan tangan terbuka. Dan itu semua juga tak terlepas dari usaha Bu Reyza yang meyakinkan Raffa. Dan Raffa pun menjadi dosen yang mengajar Ayunda pula. Dari situlah moment demi moment terjalin dan menjadi suatu suratan takdir sebuah kisah dari Ayunda Syaharani.
~
.......
.......
.......
......Cerita langsung lanjut Di Episode Pertama......
Tepat pada pukul 23.00 WIB.
Seorang gadis bernama Ayunda Syaharani tengah merasa resah. Keresahan itu membuat gadis berparas ayu nan manis itu susah tidur, padahal sudah berulang-ulang mengatur posisi tidur.
Berulang-ulang kali pula Ayunda berusaha memejamkan matanya namun tetap saja hasilnya nihil. Hingga ia memutuskan bangkit mengambil benda kecil berbentuk seperti cincin untuk bertasbih. Memperbanyak membaca sholawat menggunakan tasbih digital kesayangannya itu sampai pada akhirnya tertidur dengan pulas.
Waktu terus berjalan hingga jam dinding sudah menunjukkan pukul 03.15 WIB dini hari.
Suara alarm pun terdengar menggema di ruangan tenyaman bagi remaja (khususnya cewek) apalagi kalau bukan kamar pribadi.
Sudah berkali-kali suara itu menggema sayang Ayunda belum terbangun dari mimpi indahnya.
Ketukan pintu dari arah kamar Ayunda terdengar pelan tapi cukup menggelegar disertai dengan panggilan kepada pemilik kamar.
Tok ... tok ... tok!
"Ayunda ayo bangun! Sudah jam 03.15 ini tapi kamu belum bangun juga?"
Panggil Ummi Hannah. Seorang Ibu yang sangat peduli pada anaknya terutama si bungsu Ayunda Syaharani. Karena tidak ada jawaban Ummi lngsung mencoba memutar knop pintu kamar yang kebetulan tidak dikunci oleh Ayunda.
Ummi Hannah menghampiri Ayunda berdiri tepat di samping tempat tidurnya membelai dan membangunkan Ayunda dengan lembut sampai terbangun.
Ayunda pada dasarnya mendengar suara atau gesekan sedikit saja sudah terbangun karenanya tak butuh waktu lama untuk Ummi Hannah menunggu Ayunda bangun.
"Eh Ummi!" Ayunda cukup terkaget dengan keberadaan Umminya,"ada apa Ummiku sayang?" Sambil mengucek matanya dan menampilkan senyum khas bangun tidur.
"Ayunda sayangnya Ummi dan Abah juga Mas Rey, lihat sudah jam berapa hayoo?" Ummi mencoba memberitahu Ayunda,"sekarang jam 03.15 pagi Ayunda, kalau kamu enggak cepat nanti keburu masuk waktu subuh dan kamu enggak kebagian waktu buat tahajud." Mengelus-ngelus puncak kepala Ayunda yang masih terbalut kerudung.
"Ummi fikir kamu sudah bangun karena biasanya tanpa dibangunkan kamu juga sudah bangun sendiri" Tegas Ummi Hannah lagi.
Ayunda merasa tak enak karena memang biasanya ia selalu bangun disepertiga malam untuk tahajud, tapi sekarang ia malah telat bangun bahkan malah dibangunkan oleh Umminya.
Ayunda pun jadi sungguh malu dan tak enak hati rasanya. Sudah duduk dibangku perkuliahan masa telat bangun? Fikir dan rutuk Ayunda dalam hatinya.
Merasa tak enak hati, Ayunda pun meminta maaf pada Umminya, "Maafin Ayunda ya Ummi! Ummi harus repot-repot bangunin Ayunda yang sudah beranjak dewasa ini." Memeluk Umminya yang masih berdiri di samping tempat tidurnya dan menceritakan perihal semalam ia susah tidur.
"Ini semua terjadi soalnya tadi malam Ayunda agak susah tidur Ummi."
"Loh, anaknya Ummi yang biasanya kalau sore habis Isya' udah ngantuk kenapa tadi malam enggak bisa tidur?" Tanya Ummi heran dan memberikan pertanyaan secara beruntun,"kenapa Ayunda? Ada masalah apa? Kamu baik-baik saja kan?"
"Alhamdulillah Ayunda baik-baik saja Ummi, cuma---" Masih dalam mode bimbang mengutarakan sesuatu.
"Kenapa Ayunda sayangnya Abah dan Ummi?" Tanya Ummi semakin penasaran.
Masih belum yakin untuk mengutarakan alasannya, Ayunda meminta agar Umminya tak akan menertawakan perihal alasannya.
"Baiklah Ummi, Ayunda akan bilang alasannya, tapi Ayunda minta Ummi enggak akan ngetawain Ayunda kalau Ayunda bilang alasannya!" Dengan wajah sedikit memohon dan memelas.
"Loh emang Ummi pernah ngetawain kamu ketika kamu cerita dengan berbagai alasan kamu yang selalu adaaaa ajaaaa itu?" Jawab Ummi Hannah sambil tertawa kecil.
Merasa bahwa Umminya tidak demikian Ayunda pun menggelengkan kepalanya kemudian memuji dan mengungkapkan rasa cintanya kepada Umminya.
"Enggak kok Ummi! Ummi adalah Ibu terbaik!"Puji dan peluk Ayunda lagi,"I love you Ummi!"
"Love you too Ayunda!" Balas Ummi Hannah penuh kasih.
Tersadar, sebelum habis waktu tahajud Ummi Hannah menyuruh Ayunda untuk segera berwudhu dan tahajud, "Sudah! Sekarang kamu ambil wudhu dan tahajud entar keburu habis waktunya!"
"Ummi enggak ingin tau alasannya?" Tanya Ayunda memastikan sekali lagi.
"Sudah, nanti saja!" Jawab Ummi,"kalau sekarang keburu habis waktu tahajudnya Ayunda." Dengan sedikit menegaskan.
.......
Suara gemericik air wudhu pun terdengar di pagi dini hari itu.
Terdengarlah pula suara rintihan do'a menambah keabsahan dan kesakralan diwaktu istimewa tersebut.
"بسم الله الرحمن الرحيم ... اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد و الحمدلله رب العالمين ...
"Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Yang Maha Penyayang ampuni hamba dan kedua orang tua hamba dan sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangi hamba diwaktu hamba kecil. Ya Allah Ya Tuhanku mudahkan dan lancarkan urusanku dan berilah keberkahan didalamnya dengan Ridho-Mu."
Satu kalimat pengharapan mengakhiri do'a tersebut, "Aamiin ya rabbal alamiin!"
Selesai tahajud dan berdo'a Ayunda menunggu berkumandangnya adzan subuh yang kurang 15 menit lagi. Menggunakan waktu tersebut untuk membaca wirid qobla subuh, berikut lafadznya:
سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم أستغفر الله ١٠٠x
Diterangkan dalam kitab "Abwabul Faroj" karangan Sayyid Muhammad al-Maliki, dalam kitab tersebut dijelaskan bahwasanya, Lalu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa salam bersabda: "Bacalah 100 kali sebelum terbit fajar. Maka dunia akan memohon kepada Allah agar engkau miliki (mengejarmu tanpa kau mengejarnya)."
Sayyid Muhammad bin Alawy al-Maliki,
InsyaAllah pasti sudah nggak asing lagi 'kan sama Beliau?
Yaa beliau merupakan seorang ulama".
Seorang alim ulama' yang terkenal dengan kedermawanannya termasuk kepada santri, tamu-tamu beliau dan siapapun itu. Selain itu beliau adalah ulama' termasyhur di Makkah, beliau juga mu'asis (pendiri) Ma'had Rhusoifah Makkah Al-Mukaromah.
Beliau telah mengarang begitu banyak kitab.
Kitab-kitab karangan beliau telah banyak dikaji di Indonesia khususnya. Beliau juga menempuh perguruan tinggi di Al- Azhar Mesir sehingga beliau mendapat gelar "Prof.Dr. Sayyid Muhammad Alawy al-Maliki al-Hasany".
MasyaAllah sekali yaa ...😍🥰🙏
Untuk lebih lengkapnya kalian bisa mencari tau tentang biografi beliau dari berbagai sumber dan jangan lupa pilih sumber yang terpercaya yaa teman-teman!
Atau bisa juga bertanya kepada santri-santri beliau Alumni Ma'had Rushoifah. Karena banyak santri Indonesia menjadi murid beliau dan berkhidmah di Ma'had beliau selama kurang lebih 10 tahun dan ketika pulang menjadi seorang ulama'.
Demikian episode pertama dari kisahnya Mbak Ayunda dan sedikit tambahan ilmu pengetahuan untuk kita semua!
Kurang dan lebihnya mohon dimaafkan. 🤗
And see you! 😘
Tunggu kelanjutannya yah ...!😉🙏
Dan saya juga sangat mohon maaf yang sebanyak-banyaknya apabila terdapat kata yang kurang berkenan. Mohon dukungan dan do'a juga yaa teman-teman. 😇🙏
Adzan subuh berkumandang. Bersegeralah Ayunda bersama kedua orang tua juga kakak tertampannya yaitu Ahmad Rayhan Abi Shaka, mereka menunaikan ibadah shalat subuh berjamaah.
Dilanjutkan setelahnya membaca Al-Qur'an bersama. Selesai shalat dan membaca Al-Qur'an mereka pun melanjutkan aktivitas di pagi hari sebelum berangkat kerja ataupun kuliah.
Terbiasa untuk tetap rajin dan mandiri, membantu Ummi Hannah memasak dan membersihkan rumah melengkapi rutinitas Ayunda di pagi hari sebelum ia harus pergi kuliah.
Meskipun mempunyai ART untuk membantu mengurus rumah, tetapi Ummi Hannah tetap turun tangan dalam memasak terutama untuk menu sarapan pagi keluarganya. Karena Abah Ridho lebih suka masakan Ummi Hannah. Selain itu, secara tidak langsung untuk mendidik Ayunda agar tidak selalu menggantungkan diri pada orang lain meskipun ia berkecukupan dalam segala hal.
Melihat Ummi tengah berkutat dengan wajan dan sepatulanya, Ayunda perlahan mendekat dan meminta izin untuk melakukan hal lain terlebih dahulu sebelum membantu memasak,
"Ummi, Ayunda bersihin rumah dulu habis itu baru bantuin Ummi di dapur. Tidak mengapa 'kan Ummi?"
"Enggakpapa Ayunda yang penting kamu harus menyempatkan ke dapur sama Ummi, supaya kamu jago masak terus bisa jadi istri sholihah untuk Masmu kelak." Maksud Masmu yang dimaksud oleh Ummi disini adalah suami.
Mendengar pernyataan dari Umminya barusan, Ayunda hanya menjawab dengan menatap dan menampilkan senyum tipis di bibirnya. Melihat reaksi Ayunda yang nampaknya kurang suka, Ummi pun dilanda kecemasan.
Untuk sesaat Ummi baru tersadar bahwa perkataannya sudah membuat Ayunda teringat kenangan pahit yang harus Ayunda alami pada beberapa bulan yang lalu.
"Maafkan Ummi sayang! Ummi tak bermaksud membuat kamu teringat itu semua," terang Ummi mencoba menjelaskan bahwa ia tidak bermaksud mengingatkan tentang kenangan pahit putrinya yang batal dikhitbah dan dihalalkan oleh seorang Ustadz bernama Ustadz Habib.
Tentu Ayunda mengerti bahwa Umminya tidak mungkin berniat untuk demikian. Dan setelah ia fikirkan baik-baik ia tidak boleh terus-terusan terbayang oleh kenangan pahitnya. Bagaimanapun juga sebagai umat Rasulullah SAW yang baik, suatu saat ia harus melaksanakan sunnah Rasulullah yang sakral tersebut, yaitu menikah. Entah dengan siapa Ayunda pun belum tau pasti tapi keyakinannya takkan kandas bahwa Tuhannya memberikan yang lebih baik dari kemarin (kenangan pahitnya).
"Kenapa Ummi meminta maaf?" Tanya Ayunda bahwa sebenarnya Umminya tak perlu merasa bersalah begitu.
Ayunda masih tersenyum tenang seraya membenarkan pernyataan Umminya,
"Ummi benar bagaimanapun suatu saat Ayunda haruslah memulai hidup baru dengan mengikat janji suci dalam sebuah pernikahan. " Tegas Ayunda.
Ayunda sudah bersikap jauh lebih santai dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa, namun Ummi Hannah masih merasa begitu bersalah pada Ayunda.
Ayunda pun berusaha untuk mencairkan suasana. Ia mendekap erat Umminya. Mengalungkan kedua tangannya pundak Umminya. Mendusel dan meyakinkan Umminya bahwa Umminya tidak bersalah.
"Berarti kamu sudah siap memulai kehidupan baru sayang? Kalau iya Ummi akan kenalkan kamu sama anak teman Ummi."
"Ummi, maksud Ayunda suatu saat," Dengan nada sedikit menegaskan tetapi dengan tetap menghormati Umminya,"Ayunda harus fokus kuliah dulu! Kan Abah, Ummi dan Mas Rey yang menginginkan Ayunda untuk menjadi pendidik (guru) supaya bisa menebar kebahagiaan dengan ilmu dan pengetahuan yang Ayunda miliki ke anak bangsa ini."
"Kamu benar sekali Ayunda, tapi ada sesuatu yang perlu kamu ketahui untuk bekal kamu besok, ketika sudah menjadi seorang istri bahwa sebagai seorang wanita harus pandai dalam 3 M."
Berusaha mencairkan suasana Ummi Hannah memberitahu Ayunda tentang wanita harus pandai dalam 3 M. Menurut Ummi sangat penting untuk Ayunda mengetahuinya.
"3 M? " Tanya Ayunda heran
Dengan mengangguk dan tersenyum menang Ummi menjelaskan maksud dari 3 M,
"3 M itu adalah macak, masak, manak maksudnya berdandan, memasak dan melahirkan (punya banyak anak)."
"MasyaAllah 3 Mnya itu Ummi?" Ayunda tersenyum dan tertawa kecil,"Ayunda fikir uang sebesar 3 Miliyar?"
"Sebagai seorang istri, istri itu harus selalu memberikan yang terbaik untuk suaminya dalam hal apapun itu." Masih melanjutkan,"memang tidak ada yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah tetapi kita harus selalu berusaha memberi yang terbaik apalagi untuk seorang SUAMI." Ummi menasehati Ayunda secara baik-baik.
Tidak ada angin ataupun hujan,
tiba-tiba seseorang masuk ke dapur itu dan langsung ikut menimbrung Ayunda dan Ummi Hannah yang sedang asyik berbincang.
"Benar itu kata Ummimu Ayunda! Kamu harus banyak belajar dari Ummimu! Ummimu itu tidak perlu diragukan lagi dalam 3 Mnya." Seorang laki-laki berperawakan tinggi berkulit bersih manyahut perbincangan Ayunda dengan Umminya.
"Ish, Abah jangan gitu!" Tegas Ummi memeringatkan Abah,"malu sama Ayunda, Bah!"
"Kenapa malu Ummi?" Tanya Ayunda.
Dan detik itu pula, suasana benar-benar sudah mencair kembali.
"Bukankah Ummi sendiri yang mengajarkannya pada Ayunda? "Ayunda mengulum senyum kearah Umminya.
"Ummi itu memang begitu Ayunda, dan itulah yang membuat Abah selalu merasa jatuh cinta pada pandangan pertama ke Ummi!" Ucap Abah mengeluarkan kata-kata romantisnya. Sedangkan Ummi masih menutupi rasa malunya.
"MasyaAllah! Abah pagi-pagi sudah ngegombal aja?" Kata seorang anak laki-laki yang sudah cukup dewasa dengan ketampanan yang luar biasa.
"Reyhan, ini itu bukan menggombal tapi memupuk selalu benih-benih cinta walaupun sudah tua." Jawab Abah dengan mantap dan percaya diri kepada Reyhan anak sulungnya. Alias Kakak Ayunda.
"Baiklah, keliatannya aku harus banyak belajar dari Abah supaya aku bisa menjadi suami yang baik dan siap siaga nantinya!" Ucap Reyhan.
"Benar sekali sayang!" Tutur Ummi Hannah begitu meneduhkan kepada Reyhan.
Hari sudah semakin pagi, Ayunda pun pergi dari dapur dan membersihkan halaman rumah, "Ayunda ke depan dulu!"
"Kamu Rey, mau ke depan juga?" Tanya Abah melihat Reyhan mengikuti langkah Ayunda namun langkahnya harus terhenti karena pertanyaan Abah.
"Iya Bah, ada yang perlu Reyhan rawat pagi ini, mumpung Rehyan masih di rumah!" Reyhan yang ingin menyelesaikan rutinitasnya pagi itu sebelum harus berangkat ke luar kota sampai beberapa bulan ke depan,"Reyhan ke depan dulu ya Abah, Ummi, Reyhan sudah ditunggu soalnya!"
"Reyhan? Reyhan? Kamu itu ngerawat burung saja sudah kayak ngerawat Istri saja!" Sambil menggelengkan kepala karena terheran melihat Reyhan yang begitu antusias merawat hewan kesayangannya.
"Reyhan seperti itu karena Abahnya juga gitu!" Sahut Ummi meningkatkan bahwa suaminya itu juga pencinta burung.
Sadar apa yang dikatakan istrinya itu benar adanya. Abah hanya bisa menampilkan senyum manisnya dan membenarkan perkataan istrinya itu, kemudian kembali menyeruput kopi susu kesukaannya di pagi hari.
Sementara itu...
Diteras rumah joglo modern yang luas dan asri!
Kakak dan adik itu sedang sibuk sibuk dengan urusannya masing-masing. Hingga akhirnya sang kakak memulai pembicaraan terlebih dahulu, "Ayunda!" Kakaknya memanggil sang adik.
"Kenapa Mas Rey?" Jawab sang adik yang masih membersihkan lantai teras dan menyemprotkan air ke bunga-bunga dalam vas meja.
"Ayunda, kamu harus sering mantau burung jalakku ini, kalau aku gak di rumah!" Titah Reyhan dengan baik.
"Tapi Ayunda males Mas Rey soalnya dia sama-sama nyebelinnya kayak Mas Rey." Gurau Ayunda bercanda.
"Nyebelin itu terkadang seringnya juga merhatiin kamu!" Sambil masih asyik dengan burung Jalak kesayangannya.
"Baiklah Mas Rey kakak tertampan ku!" Ayunda menurut tapi masih menyela perkataannya, "Bentar deh, burung itu 'kan sudah didalam sangkar otomatis dia gak bakal bisa kemana-mana Mas Rey. Jadi Ayunda gak perlu lagi tuh, sering-sering memantau!"
"Kalau makanan atau minumannya habis, terus mungkin dia lagi pingin mandi, sebagai sesama makhluk hidup yang baik, mandiin dia lah sekali-kali!" Menatap Ayunda sekilas.
"Kalau aku enggak sibuk deh Mas Rey, entar kalau aku sibuk aku minta tolong sama Kang Dirman yaa?" Ayunda menyarankan kepada Reyhan.
Sementara Kang Dirman, Kang Dirman adalah tukang kebun sekaligus sopir pribadi Abah.
"Sesibuk apapun tetap sempatkan Ayunda! Dia pasti bakal lebih senang semisal kamu yang mandiin." Kata Reyhan menggoda Ayunda. Seseorang juga tertawa melihat exspresi adiknya yang serasa masih kecil baginya walaupun sebenarnya sudah beranjak dewasa.
"Mas Rey tega bener sih? Masa aku disuruh mandiin burung?" Jawab Ayunda cukup kesal. Apalagi saat melihat Reyhan yang ternyata hanya bercada saat menyuruhnya memandikan hewan kesayangannya tersebut.
"Ha ha, enggak enggak adik tercantiknya Reyhan Abi Shaka!" Reyhan menuturkan ucapannya yang sebenarnya,"Entar tolong kamu bilang ke Mang Dirman saja!" Lanjut Rehyan sambil tertawa puas dan terus mengusap-usap kepala Ayunda, sebagai rasa peduli dan sayangnya pada sang adik semata wayangnya.
"Mas Rey berantakan jilbabku!" Ayunda kesal dengan perbuatan Reyhan selalu menggoda dan mengerjainya. Sekarang malah membuat jilbabnya berantakan namun sayang Reyhan sudah berlalu pergi begitu saja.
Namun kini Ayunda menatap teduh sang Kakak yang sudah beranjak pergi. Dalam benaknya Ayunda akan merindukan moment seperti ini. Moment dimana ia bisa bercanda tawa dengan sang Kakak.
...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!