🌹🌹 Happy Reading 🌹🌹
Meisya Michelle
Seorang gadis remaja berumur 19 tahun yang sudah menjadi yatim piatu setelah orang tuanya meninggal karna kecelakaan 2 tahin yang lalu. Hidup sebatang kara menjadikan hidupnya sangat sulit dan dia harus bekerja keras demi kelangsungan hidupnya.
Meisya bekerja di sebuah cafe milik temannya untuk mencukupi kebutuhannya sendiri. Hidup seorang diri menjadikan Meisya sebagai anak yang pantang menyerah dan berani.
Hasil atau gaji kerjanya di cafe dia gunakan untuk membayar biaya kuliahnya, sedangkan untuk biaya makannya dia biasa membeli Makanan sehat untuk makan malamnya dan Untuk makan siangnya dia biasa makan di cafe tempat dia bekerja.
Meisya sendiri mempunyai seorang sepupu yang bisa dibilang kaya, namun yang sepupu tidak mengakui dirinya. Karna itulah Meisya tinggal sendiri di rumah kecil yang dia beli dengan uang tabungan orang tuanya dulu.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Sepulang kuliah Meisya langsung menuju cafe tempatnya bekerja. Meisya gadis yang pintar sehingga dia bisa mengatur waktunya belajar dan bekerja dengan baik. Dia sering kali bertukar shif dengan salah satu pelayan kalau waktu kuliahnya berbeda.
Seperti hari ini, dia mendapatkan shif pagi, namun karna ada mata kuliah dia menukarnya dengan Nisa salah satu sabahatnya di cafe. Nisa sendiri mendapatkan shif siang yang mulai dari jam setengah 2 sampai setengah 6 nanti.
"Astaga sudah pukul 1" ucap kaget Meisya melihat waktu di jam tangannya. Segera dia melinggalkan kampusnya.
Karena terburu-buru Meisya tertabrak oleh sebuah mobil mewah berwana putih. Melihat ada seseorang yang dia tabrak pengemudi mobil tersebut turun dan menghampiri Meisya.
Meisya tergeletak dengan sedikit luka di kepala dan lecet di tangan dan kakinya.
"Heei.. Bangun!!" ucap lelaki tersebut sambil menepuk pelan pipinya.
Namun Meisya tak mendengarnya karna dirinya pingsan. Dengan segera lelaki itu membopong dan membawa Meisya ke dalam mobil mewahnya.
Lelaki tersebut melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata karna khawatir dengan kondisi gadis yang di tabraknya yang terus mengeluarkan darah dari kepalanya. Bukan karna dikejar setan ya guys,,heheheh
Mobil mewah itu melaju memasuki sebuah masion mewah dengan gerbang tinggi Nan elegan dan halaman hijau dengan pepohonan yang sangat luas.
Diangkatlah Meisya oleh lelaki itu ke dalam masion. Kepala pelayan di sana langsung membukakan pintu ketika melihat tuannya menggendong seorang gadis yang kondisinya cukup memprihatinkan.
"Adit, cepat hubungi dokter dan segera suruh dia kemari" ucap lelaki itu.
"baik tuan" jawab Adit
Adit adalah kepala pelayan di masion itu, dirinya sudah lama mengabdikan diri kepada keluarga lelaki itu. Dirinya dan Lelaki itu tumbuh bersama karna orang tuanya juga pelayan setia di keluarga itu. Sehingga Adit paham betul dengan sikap tuannya yang sedikit lebih kecil darinya.
Hampir 15 menit dokter pribadi sudah sampai di masion itu dan langsung memeriksa kondisi dan mengobati Meisya dengan di dampingi oleh Adit.
"Gimana keadaan gadis ini dokter" Tanya Adit.
"Dia tidak apa-apa, dan luka di kepalanya pun tidak parah,, tapi jangan biarkan dulu dia Mandi karna lecet ditangan dan kakinya masih basah. Oh dan ya, sebaiknya setelah dia sadar langsung agar dia makan karna sepertinya dia belum makan" ucap sang dokter yang bertag Mita tersebut secara panjang lebar
"baik dok" jawab Adit
"Kalo begitu saya permisi dulu" ijin dokter Mita
Dokter Mita langsung keluar dari kamar dan menunduk ketika berpapasan dengan lelali tersebut.
"Bagaimana keadaannya Dit?" Tanya lelaki itu.
"Dia tidak apa-apa tuan dan luka di kepalanya juga tidak parah, namun dia belum bisa Mandi karna luka lecetnya tuan" jawab Adit jujur seperti apa yang di katakan dokter tadi.
Lelaki itu hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah tidak ada jawaban lain, Adit langsung undur diri pada tuannya.
"Saya permisi tuan, kalo anda butuh sesuatu bisa langsung panggil saya"ucap Adit.
Setelah perginya Adit, Meisya mulai sadar. Meisya mengerjapkan matanya menatap ruangan yang asing baginya dan pandangannya tertuju pada seorang lelaki tampan di sampingnya.
Seketika Meisya kaget dan langsung bangun.
"Auww" rintih Meisya memegang kepalanya.
"Kamu istirahat saja, lukamu belum sembuh" ucap lelaki itu.
"Terima kasih tuan, tapi saya tidak apa-apa" ucap Meisya.
Lelaki itu idak menjawab dia langsung memanggil Adit kepala pelayannya.
"Adit, bawa makanan ke atas" perintah lelaki itu.
Sedangkan Meisya hanya diam dan kepalanya terus menunduk. Tiba-tiba keheningan dalam kamar itu hilang ketika ponsel yang berada di dalam tas berdering. Meisya langsung mengambil ponsel yang ada pada nakas di sebelah tempat dia tidur.
"Halo iya Nis" ucap Meisya pada teman yang menelponnya.
"Aduhh, maaf banget Nis, Aku ada kecelakaan sedikit" ucap Meisya merasa bersalah.
"Iya, Aku gapapa kok,"
"Iya Nis,, maaf banget ya, nanti aku ganti, tolong juga bilangin sama bos ya kalo aku ambil cuti" ucap Meisya
"Ya udah, sekali lagi maaf ya,, daaa" Meisya menutup panggilan tersebut dan kembali menyimpan ponselnya ke dalam tas.
Meisya memandangi ke arah lelaki yang hanya diam mendengar percakapannya dengan Nisa sahabatnya. Tak lama seorang lelaki muda masuk dengan membawa nampan berisi makanan dan segelas air.
"Silakan Nona" ucap lelaki itu, setelahnya langsung undur diri.
"Makanlah dan minum obatmu" ucap lelaki itu dengan wajah dingin namun tak mengurangi kadar ketampanannya.
"Tap- tapi tuan" ucap Meisya gugup
Namun lelaki itu tidak menjawab dan malah langsung menyuapi Meisya.
"Maaf tuan,, saya bisa sendiri"
Lelaki itu memberikan sendoknya kepada Meisya dan terus menatap wajah Meisya yang sedang makan. Sedangkan Meisya merasa risih dengan tatapan lelaki itu.
Setelah Meisya selesai makan, lelaki tersebut langsung memberikan obat kepadanya. Setelah selesai lelaki itu berjalan keluar, namun berhenti ketika Meisya memanggilnya.
"em,, anu tuan,, nama tuan siapa ya?" Tanya Meisya pelan namun bisa di dengar.
"Panggil saya William" ucap lelaki itu dan kembali berjalan keluar.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Tambahkan ke Favorite ya teman-teman.
Like, Coment, Vote, dan Hadiah ya.
Tap Be Continue.
🌹🌹 Happy Reading 🌹🌹
William Edison
Seorang lelaki muda yang tampan, berbadan tinggi, berkulit putih dan dengan wajah dinginnya menjadi idaman setiap wanita ditambah dengan bekerjaannya yang menjadi seorang CEO termuda perusahaan ternama di kotanya.
Dia hanya tinggal bersama Adit kepala pelayannya itu, sama seperti Meisya kedua orang tuanya sudah meninggal karna kecelakaan pesawat bersama orang tua Adit.
Perusahaan yang dia pegang sekarang adalah warisan dari kedua orang tuanya. Dulunya perusahaannya tidak terlalu maju, namun setelah William menjabat pada usia yang muda membuat perusahaan Edison Group menjadi sangat meningkat dan mempunyai banyak cabang dimana-mana bahkan sampai ada di luar negri.
William adalah seorang laki-laki dingin dan tidak banyak bicara. Bisa di bilang William seorang yang tertutup setelah kematian kedua orang tuanya. Sehingga dirinya sampai 25 tahun dia hanya cuma 3 sahabat karib.
Bisa di bilang dengan tinggal bersama Adit sejak kecil membuatnya sangat menganggap Adit sebagai kakak maupun tempat dia curhat seperti seorang orang tua.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
William berjalan masuk ke kamar Meisya, terlihat Meisya sudah tertidur, mungkin karna pengaruh obat yang diminumnya tadi.
William berjalan mendekat ke arah ranjang dimana Meisya tidur, di tatapnya wajah polos Meisya yang sedang tidur tanpa beban. Wajah putih mulus, bibir tipis berwarna Merah muda serta pipi yang cuby, membuat William yang tanpa sadar menyentuh wajah gadis tersebut. Di selipkannya anak rambut Meisya yang menghalangi wajah cantiknya. Entah mengapa William sangat senang memandangi wajah polos Meisya, entah mengapa juga hatinya berdebar saat melihatnya.
Setelah puas memandang wajahnya. William pun berjalan keluar dan memanggil Adit Untuk masuk ke dalam ruang kerjanya.
Tok,, tok,, tokk,,
"Permisi tuan, anda memanggil saya? Ada apa tuan?" Tanya Adit pada tuan mudanya.
"Saya punya tugas untukmu, cari tau siapa gadis itu" ucapnya memandang ke arah Adit.
"Baik tuan, saya akan segera mencari tau, apa ada hal lain tuan? Ucapnya sambil bertanya.
"Tidak kamu boleh kembali" ucap William sambil menoleh ke arah jendela di ruangan tersebut.
"Baik, saya permisi" Adit pamit undur diri.
Adit pun keluar dari ruangan tersebut dan segera menyerahkan anak buahnya Untuk mencari identitas dari gadis yang di bawa tuan mudanya. Adit merasa sedikit binging, pasalnya William tidak pernah membawa wanita ke masion dan peduli kepadanya.
Biasanya wanitalah yang datang ke tuannya tanpa di undang, namun kali ini sangat membuatnya binging sekaligus tak percaya. Namun Adit sama sekali tidak berani menanyakannya langsung pada tuannya, dia hanya berani menebak jika gadis itu menarik perhatian tuannya. Dia hanya berharap gadis itu bisa membuat tuannya yang sudah seperti adiknya bahagia.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Di kamar Meisya mulai terbangun dan mencoba kembali duduk, dia merasakan sakit di kepalanya dan merasakan sakit di kakinya, sepertinya kaki mungilnya terkilir sedangkan Meisya sendiri ingin ke kamar mandi.
"Auww,, sakit banget kaki Aku, gimana caranya ke kamar mandi kalo begini ceritanya?" Ucap lirih Meisya.
Saat Meisya mencoba kembali untuk bangun. Baru dua langkah, dia merasakan kakinya bergetar kemudian terjatuh. Meisya menutup matanya merasa dirinya akan jatuh ke lantai. Namun sebuah tangan kekar menahan tubuhnya yang akan terjatuh.
William yang baru akan masuk ke kamar Meisya terkejut ketika melihat Meisya akam terjatuh. Secepat mungkin dia berusaha menahannya dan untungnya dia masih sempat. Di sejajarkannya tubuh Meisya sedangkan tangannya masih tetap memegang pinggang dan bahu Meisya.
Tatapan mereka bertemu, namun tiba-tiba terdengar suara rintihan dari Meisya. Dengan segera William memapahnya kembali ke atas tempat tidur. Sedangkan Meisya dari tadi dirinya hanya menunduk. William berjongkok memegang kaki mungil Meisya yang sedikit membengkak akibat memar.
Dia langsung menuju kamar mandi dan membawa air hangat juga handuk kecil. William duduk di depan Meisya dan memangku kedua kaki Meisya.
"Maaf tuan, biar saya sendiri" ucap Meisya sambil berusaha menarik kakinya.
"Kamu sakit kan? Mending kamu diem" ucap William dingin
Meisya pun langsung duduk diam sambil menunduk, Meisya sendiri merasa risih dengan sikap William kepadanya. William terlihat mengusap dengan lembut kaki Meisya dan membuat Meisya langsung menatap ke arah William.
"ahh ada apa denganku ini?" Batin Meisya merasakan kantingnya berdetak lebih kencang dari biasanya.
William menurunkan kaki Meisya kemudian berjalan ke arah kamar Mandi Untuk meletakkan handuknya tadi.
"Mm,,, apakah Aku punya sakit jantung ya" guman Meisya sambil mengusap dadanya.
Meisya langsung menunduk ketika melihat William yang kembali dari kamar mandi dan berjalan mendekatinya.
"Saya akan menyuruh pelayan untuk membatumu, tapi kamu belum boleh mandi! Mengerti?" Ucap William tegas memberi tahu larangan dokter.
"Baik tuan, trimakasih" jawab meisya
William langsung berjalan keluar tanpa menjawab ucapan dari Meisya, sedangkan Meisya masih mencoba memeriksa apakah dia terkena penyakit jantung.wkwkwk maklum ya guys, masih polos and belum pernah pacaran hihi.
Tok,, Tok,,, Tok,,,,
Terlihat 3 orang wanita paruh baya yang Masuk ke kamarnya.
"Mari nona, saya di suruh oleh tuan muda Untuk membantu anda membersihkan diri" ucap salah satu pelayan tersebut.
"Tidak,, tidak usah bik,, saya bisa sendiri" ucap Meisya tak mau merepotkan mereka.
"Ini perintah dari tuan muda Nona. Kami tidak merani membantahnya, maka dari itu mohon kerja samanya Nona." Ucap salah satu pelayan dengan hormat.
Akhirnya Meisya menurut, kedua pelayan itu membatunya membersihkan diri namun tak mandi, sedangkan pelayan yang satunya lagi mempersiapkan baju Meisya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Tambahkan ke Favorite ya teman-teman..
Like, Coment, Vote, dan Hadiah ya...
Tap Be Continue.....
bay.. bay...
🌹🌹 Happy Reading 🌹🌹
Ke esokan paginya...
Di kamar Meisya terlihat sedang menatap ke luar jendela. Karna dari jendela tersebut dia dapat melihat indahnya matahari terbit yang sangat mengagumkan. Meskipun kakinya masih sedikit sakit, namun sudah bisa di jalankan.
Meisya tersenyum melihat pemandangan pagi yang sangat indah. Kicauan burung menghiasi pagi cerah tersebut.
"Sangat indah" guman Meisya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Sementara di lain terlihat seorang lelaki tampan sedang duduk di sofa kamarnya. Dirinya baru saja selesai mandi dan sedang mengeringkan rambutnya. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.
Tok,, Tok,,, Tok,,,,
"Masuk" ucap William
Terbukalah pintu tersebut, terlihat seorang pria memasuki kamar tersebut.
"Permisi tuan" hormat Adit
"Bagaimana Dit? Apakah kamu sudah menemukan identitas gadis itu?" Tanya William.
"Sudah tuan, ini,, silakan tuan" jawabnya sambil memberikan sebuah map Coklat tersebut.
"Tidak, kau yang baca" ucap William menolak dan menyuruh Adit membacanya.
"Baik tuan"
"Gadis itu bernama Meisya Michelle.
Anak dari tuan Rangga Michael dan nyonya Melisa Michelle.
Umurnya 19 tahun.
Dia kuliah di universitas xx.
Dia tinggal sendiri di rumah kecil, yang dia beli dari uang peninggalan orang tuanya.
Dia bekerja di sebuah cafe milik temannya, setelah di usir dari kediaman Michelle oleh bibinya.
Tuan dan nyonya Michelle sendiri sudah meninggal dunia 2 tahun yang lalu akibat kecelakaan." Jelas Adit panjang lebar.
"ohh jadi dia seorang Nona Muda dari keluarga Michelle" guman William.
"Jadi dia bekerja seorang diri untuk hidup dan biaya kuliahnya?" Tanya William sedikit kagum.
"Benar tuan" jawab Adit.
"Baiklah kamu boleh pergi" ucap William.
"Baik tuan, saya permisi" pamit Adit.
Selepas keluarnya Adit dari kamarnya, William segera berganti baju.
"Dia gadis yang tangguh dan menarik" batin William sambil tersenyum. Bahkan senyuman tulus yang jarang dia perlihatkan sekarang dia tersenyum hanya karna gadis yang dia tabrak sorang yang tangguh.
William menatap map coklat itu yang Adit letakkan di atas meja. Dibukanya map itu, terpangpang jelas sebuah foto keluarga bahagia dengan senyuman manis di ketiga orang yang ada di foto tersebut.
Di balik lagi halaman tersebut, juga ada sebuah foto gadis kecil yang membuat William terpaku.
"A-apakah dia Michelle?, Ya dia benar-benar Michelle" Guman William mengelus foto gadis kecil itu.
"Meisya Michelle, akhirnya Aku menemukanmu, Aku akan menepati janjiku dulu sayang" ucap William dengan pasti sambil tersenyum.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Meisya kembali menatap jendela setelah ia membersihkan dirinya. Ada rasa rindu yang dia pendam sendirian kepada sosok kedua orang tuanya, sampai air matanya menetes tanpa di beri aba-aba.
"Ayahh,,, Ibuu,, Michelle kangen kalian,, Michelle mau sama kalian,,hiks,hiks" ucap Meisya lirih bercampur tangis kerinduan akan kedua orang yang dia sayang.
Meisya terus menangis, tanpa dia sadari ada seorang lelaki yang sedari tadi memandang dan mendengarkan ucapannya.
William bisa merasakan kesedihan dari Meisya karna dia juga sama-sama pernah kehilangan orang yang tersayang. Namun hidupnya lebih baik karna di sampingnya masih ada Adit dan Untuk masalah ekonomi dirinya sangat mampu, berbeda dengan Meisya yang setelah kepergian orang tuanya, dirinya di usir dari rumahnya sendiri dan menanggung beban hidupnya sendiri.
Tiba-tiba Meisya menoleh, dirinya melihat William yang ternyata berdiri di sampingnya sambil memandang ke arahnya. Meisya langsung mengusap air mata di pipinya.
William yang melihatnya pun langsung menghampiri dan duduk di sebelahnya. Dia mengelus pucuk kepala Meisya. Meisya sedikit kaget namun dirinya hanya membiarkannya.
"Kalo mau nangis, nangis aja, gak udah di tahan, nanti malah lebih sakit. Keluarin aja semuanya" ucap William sambil terus mengelus pucuk kepala Meisya namun pandangannya masih lurus ke depan.
Sedangkan Meisya hanya bisa menapat wajah William. Tanpa di suruh air mata Meisya kembali menetes, dirinya Tak mampu menahan rasa pedih di hatinya. Dirinya yang berpura-pura kuat selama ini, menumpahkan segala kesedihannya di depan lelaki yang sama sekali tidak di ketahuinya.
William yang melihatnya pun langsung mendekap Meisya dalam pelukannya. Entah karna Meisya adalah orang penting dalam hidupnya atau hanya karna William pernah di posisi tersebut membuat hatinya sakit melihat Meisya menangis.
Sedangkan Meisya sendiri Hanya diam dan tidak menolak pelukan William mungkin karna dirinya memang membutuhkan sandaran untuk dirinya saat ini. Ada rasa nyaman di hati Meisya ketika dia berada di pelukan William. Pelukan hangat dan sedikit usapan di punggung Meisya membuat dirinya tenang.
Meisya langsung melepaskan pelukannya setelah hatinya merasa lebih baik. Meisya langsung menunduk malu ketika melihat kemeja William basah karna air matanya.
"Maaf tuan, saya mohon maaf" ucap Meisya menunduk.
"Mm,,, gapapa kalo kamu perlu teman curhat saya bisa mendengarkanya." Ucap William tulus.
Meisya tak menjawab ungkapan William, hening,, mereka berdua hanya diam dan menetap lurus ke depan. Mereka berdua sama-sama merasa canggung.
"Kepalamu masih sakit" Tanya William yang sedikit membuka kembali obrolan.
"Sudah lebih baik tuan" jawab meisya singkat.
"Panggil saya kalo perlu sesuatu" ucap William melangkah meninggalkan Meisya.
"Tunggu tuan, mmm, untuk yang tadi terima kasih" ucap Meisya menoleh ke William.
"Mm,," jawabnya singkat.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Tambahkan ke Favorite ya teman-teman..
Like, Coment, Vote, dan Hadiah ya...
Tap Be Continue.....
bay bay
🤗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!