Hingar bingar suara house music di sebuah club terdengar memekakan telinga..hingga orang-orang yang berkerumun di floor dance ikut asik menghentak-hentakan kepalanya mengikuti alunan music
"Are you reaaaadddyyyyyy!!!!!" teriak seorang DJ dari balik jokey tablenya
teriakan DJ itu disambut dengan teriakan gemuruh para penghuni floor dance dibawahnya
Segala hingar bingar di club tersebut..sepertinya tidak menarik minat seorang pemuda yang tengah duduk di kursinya yang berada di pojokan
Dia mendorong pelan kepala seorang gadis muda yang tengah melendot manja di pundaknya..sepertinya gadis itu dibawah pengaruh alkohol dari minuman yang berserakan di atas meja
Kemudian..pemuda itu bangun dari duduknya
"Mau kemana bro?" tanya temannya yang duduk di depannya sambil memeluk seorang gadis
"Gua balik Ko.." jawabnya malas
"Laaah..gimana sih lo?..baru juga jam berapa?" protesnya
"Lu lanjut ajah..nyantai aja lu..gua mau balik.." jawabnya
"Lu mau kemana Stu?" tanya gadis yang tadi melendot manja di pundaknya
Stewart Jodi Wijaya..biasa disapa Stu..nama pemuda itu..tidak menjawab pertanyaan gadis itu..dia melangkahkan kakinya menuju ke toilet
"Nanti gua ke apartement lu yaaak?" teriak teman Stu yang bernama Riko Suseno..bisa dibilang Riko adalah asisten merangkap bodyguard Stu yang merupakan CEO Wijaya Holding..sebuah korporasi terbesar di ibukota
Mereka berteman akrab sejak mereka sekolah di sekolah dasar
Stu hanya melengoskan tangannya menjawab teriakan Riko..dia teruskan langkahnya menuju toilet
"Hai handsome..lonely?" sapa seorang wanita muda sambil menghampiri Stu
Stu tidak menggubrisnya..dia teruskan langkahnya
"Bule KW!!" umpat wanita itu sambil menghisap rokoknya melihat Stu masuk ke dalam toilet
Stu meraup air di mukanya untuk mengembalikan kesegaran di raut mukanya
Dia sibak rambut lurus hitam ke kuningannya dengan sisa air yang ada di telapak tangannya..separuh darah Kanada dan separuh darah Indonesia..membuat rambutnya berwarna hitam bercampur kuning khas blonde
Wajah putih dengan rahang keras dan hidungnya yang mancung menghiasi wajahnya yang kebule-bulean
"Bule KW!!" desis Stu pelan sambil tersenyum miring
Setelah cukup segar..Stu keluar dari toilet dan segera keluar dari club tersebut
Dia acuhkan beberapa panggilan wanita yang berpakaian cukup seksi ketika dirinya lewat di depan mereka
Stu menuju ke sebuah sedan sport Maserati hitam yang parkir di depan club tersebut
Tak lama..sedan sport itu segera meluncur membelah lalu lintas ibukota yang mulai lengang
"Ooooh...*****!!" umpat Stu yang kaget sambil menginjak remnya karena mobilnya dihadang oleh seorang petugas sambil melambai-lambaikan warning light berwarna merah di tangannya
"Ada apa pak?" tanya Stu kepada petugas yang menghampirinya begitu kaca mobilnya dia turunkan
"Mohon maaf pak..jalan di depan ditutup karena ada perbaikan..bapak silahkan ambil jalan lain.." jawab petugas itu
Sejenak Stu melihat ke sekelilingnya
"Kalau belok kiri bisa nggak pak?" tanya Stu
"Bisa pak..bapak tinggal lurus ajah..nanti begitu bapak ketemu under pass..bapak belok kanan..nanti bapak ketemu lagi dengan stadion di depan sana.."
"Terima kasih ya pak.."
"Iya pak..sama-sama"
Kemudian Stu membelokan mobilnya ke kiri..sesuai arahan petugas itu
Sebetulnya dia merasa asing lewat jalan ini..karena dia mempuyai kebiasaan dan jadwal yang tertata..sampai urusan jalan pun harus melalui jalan yang sering dia lewati..tidak mau lewat jalan lain..walaupun jalan itu lebih singkat
Dipersimpangan lampu merah..Stu membuka setengah jendela mobilnya
Dia nyalakan rokoknya sambil melihat daerah di sekitarnya yang sepi dan sunyi..dia merasa hanya mobilnya yang berhenti di persimpangan lampu merah itu
"Braak!!.."
Mata Stu melotot ke sisi kiri depan mobilnya..dia lihat seorang gadis muda tiba-tiba menabrak bumper kiri mobilnya..tapi jangankan minta maaf..gadis itu malah berlari melintas di depan mobilnya menuju ke pinggir jalan
Di belakang gadis itu..segerombolan anak punk berjumlah 4 orang berlari mengejarnya sambil berteriak-teriak kegirangan..seperti mendapat mangsa baru
"Bocah sialan!!" umpat Stu sambil keluar dari mobilnya
Dia periksa bumper mobilnya yang habis ditabrak gadis muda tadi
Setelah dirasa tidak ada yang lecet dan rusak dengan mobilnya..Stu masuk kembali masuk dan dia jalankan mobilnya
"Toloooong!!"
Stu menoleh ke arah sumber suara yang berasal dari sebelah kanannya
"Bomat!!..bukan urusan gua.." ketus Stu sambil kembali konsen menyetir
Tiba-tiba..terlintas di matanya..saat pandangannya beradu dengan mata gadis yang telah menabrak bumper mobilnya
Mata itu menyiratkan permintaan tolong ke dirinya
Mata yang mengingatkan dirinya dengan seseorang
"Aaaah...fuuuuu**k!!!" umpat Stu sambil memutar mobilnya
Stu arahkan ke tempat anak punk yang tengah mengerubungi gadis itu yang sudah terpojok di tembok
"Mau kemana luu?..berani-beraninya lu nampar gua"
"Pagangin dia Luk!!"
"Lepasin!!..lepasin saya!!.." teriaknya begitu dua anak punk meringkus dirinya
Salah satu dari mereka melemparkan tas ransel kepunyaan gadis itu
"Tolooooong!!"
Plaaaak!!..
Sebuah tamparan cukup keras mendarat di pipi putihnya..darah menetes di sudut bibirnya
Plaaak!!..
Sebuah tamparan lagi mendarat di pipinya yang lain..hingga jilbab yang dipakai agak bergeser dan menutup wajahnya
Keempat anak punk itu menoleh kearah lampu mobil yang menyinari mereka
"HEEEI!!!" teriak Stu begitu sudah diluar mobilnya
Teriakan yang membuat keempat anak punk menoleh ke arah Stu
"Pergi dari sini bang..ini bukan urusan lu!!" kata anak punk yang tadi menampar gadis itu
"Lepasin dia.." pinta Stu sambil melangkahkan kakinya mendekati mereka
Sebetulnya mereka berempat gentar begitu melihat perawakan badan Stu yang tinggi besar..pundak kekar dan otot bisep yang menonjol di kedua lengannya..tapi karena merasa mereka berempat..cukuplah untuk meladeni laki-laki besar yang ada di depan mereka
Tapi mereka salah sangka..tidak membutuhkan waktu lama..keempat anak punk itu sudah tersungkur dengan muka babak belur di aspal jalan
"Pergi nggak luh!!..apa mau gua abisin disini lu pada?" bentak Stu
"Ii..iya bang..maa..maaf bang.."
Dengan menahan sakit..keempat anak punk itu meninggalkan Stu yang masih meradang mengepalkan tangannya
"Bikin tangan gua kotor ajah..ciih.." umpat Stu sambil melihat tangannya
Sejenak Stu melupakan gadis muda itu..dia lihat gadis itu telah tergeletak pingsan di trotoar
Dia hampiri dan dia periksa gadis itu dengan hati-hati..jilbabnya sudah terbuka dan dia lihat ada bekas tamparan di kedua pipinya dan darah yang menetes di sudut bibirnya
Stu melihat gadis itu membawa sebuah ransel hitam yang sudah lusuh dan sebagian sudah robek
Entah apa yang ada dipikiran Stu saat ini..dia membawa gadis itu dan dia masukan ke dalam mobilnya
Dia hanya tidak bisa melihat seorang wanita di lecehkan di depan dirinya
Tak lama..Maserati hitam telah meninggalkan tempat itu
Sekitar 30 menit..Maserati itu berhenti di depan pagar sebuah rumah mewah atau lebih tepatnya Mansion
Seorang satpam membuka pintu itu setelah Stu memberikan kode klaksonnya
Stu mengarahkan mobilnya ke garasinya yang besar..disana ada beberapa mobil mewah tengah terparkir
"Mbak Puuurrr.." panggil Stu sambil menggendong gadis itu menuju ke lantai dua
"Iya deeen.." jawab seorang wanita berkisar berumur 60 tahun dari dalam dapur
"Ikut saya mbak.." pinta Stu
"Eeh...ii..iya den.." jawab mbak Pur yang heran melihat majikannya membopong sesosok gadis
mbak Pur mengekor di belakang Stu menuju ke lantai dua dan dia rebahkan gadis itu di ranjang yang ada di sana
"Tolong gantiin bajunya ya mbak..sekalian dibersihkan badannya.." perintah Stu
"Ini siapa denn?.." tanya mbak Pur
"Udah buruan mbak..nggak usah banyak tanya" jawab Stu sambil keluar dari kamar
"Baik den.."
Sepeninggal Stu..mbak Pur segera melaksanakan perintah Stu menggantikan baju gadis itu
Stu masuk ke dalam kamarnya yang berada di lantai dasar..dia lihat jam di tangannya sudah menunjukan pukul 11 malam
Sekitar 30 menit..Stu yang sudah mengganti dengan kaos dan celana boxernya keluar dari kamar
"Tuan..tuan muda mau makan?" tanya salah seorang pelayan wanitanya yang berdiri di dekat tangga utama
"Nggak usah Tika..saya masih kenyang..buatkan saya kopi.." jawab Stu
"Baik Tuan muda.."
Stu menuju ke mobilnya..dia lupa membawa tas ransel gadis itu yang masih berada di mobilnya
Dia bawa tas ransel yang sudah dekil dan kumal ke ruang tengah rumahnya
"Tuan muda.." sapa seorang wanita muda yang sepertinya kepala urusan rumah tangga disini
"Iya Sel?..belum tidur?" tanya Stu
"Belum tuan muda..Riko mana?" tanya Sela soal Riko..asisten Stu
Riko dan Sela merupakan pasangan suami istri dan mereka berdua bekerja untuk dirinya
Stu menyunggingkan senyuman miringnya sesaat
"Masih di Butterfly..coba kau telpon dia"
"Baik tuan muda..saya permisi" pamit Sela
Stu membuka resleting tas ransel itu..dia lihat di dalamnya ada sebuah map hijau lusuh dan beberapa potong baju dan celana serta dalaman milik gadis itu
"Kanaya Puspa Alexandria..hmmm..nama yang bagus.." monolog Stu membaca ijazah SMP yang ada di tangannya
Stu berpikir heran..kenapa gadis itu sampai membawa-bawa ijazah dan dokument-dokukent penting lainnya di dalam tas ranselnya
"..1996" ujar lirih Stu melihat tahun kelahiran Kanaya yang tertera di Ijazahnya..sesaat dia pejamkan matanya perlahan
"Kopinya tuan muda.." kata Tika yang membuyarkan lamunan Stu
"Terima kasih Tika.."
"Ada lagi tuan muda yang bisa saya bantu?"
"Tidak Tika..terima kasih"
Tika lalu kembali masuk ke dalam
Dari lantai dua mbak Pur turun menghampiri tempat Stu berada
"Anak itu sudah saya ganti bajunya den.." kata mbak Pur
"Iya mbak..terima kasih" jawab Stu sambil menaruh map hijau di meja
"Entah apa yang terjadi dengan dirinya..badannya terutama kaki dan tangannya penuh dengan luka lebam den.." kata mbak Pur
Stu tersentak kaget
"Haaah!!..yang bener mbak?" kaget Stu
Stu segera beranjak dari duduknya menuju ke lantai dua..mbak Pur kembali mengekor di belakangnya
Sesampainya di kamar..Stu tertegun melihat Kanaya terbaring di ranjang..mbak Pur menggantikan bajunya dengan daster tidur bermotif polkadot
"Maaf den..tadi saya bingung mau pakai baju siapa..jadinya saya pinjam bajunya non Sita yang tertinggal disini" kata mbak Pur
"Iya mbak..nggak apa-apa"
Stu lalu mendekati ranjang..dia lihat benar apa yang dibilang mbak Pur..di sekujur tangan dan kaki Kanaya terdapat luka-luka lebam kebiruan
Tadi sewaktu dia menggotong Kanaya..dia tidak melihat luka lebam di tangan dan kaki Kanaya..karena gadis itu memakai baju lengan panjang dan rok panjang juga
"Ambilin kotak p3k ya mbak.." pinta Stu begitu duduk di sebelah Kanaya
"Baik den.."
Stu memperhatikan Kanaya yang masih tergolek pingsan di sisinya
Dia lihat wajah manis Kanaya
"Cantik.."
Aiiissh..Stu menggeleng-gelengkan kepalanya
"Ini Den.." kata mbak Pur sambil menyerahkan kotak p3k ke Stu
Lalu dengan telaten..Stu mengolesi setiap lebam yang ada di kedua tangan dan kaki Kanaya dengan salep
Stu merasakan lembut dan halus kulit Kanaya begitu dia mengolesi salep di paha Kanaya
Sebuah desiran halus langsung menghampiri hatinya..desiran aneh yang dia sendiri tidak tahu..dengan cepat Stu halau desiran aneh itu dengan menggeleng-gelengkan kepalanya
Mbak Pur sebenarnya ingin menggantikan Stu yang mengolesi salep tapi dicegah oleh Stu
Setelah dirasa sudah semua di olesi salep..Stu keluar dari kamar diikuti oleh mbak Pur
"Maaf den..siapa gadis itu sebenarnya?" tanya mbak Pur
"Nggak tahu mbak..saya nggak kenal.." jawab Stu santai
"Haaaah???"
Stu meninggalkan pintu kamar menuju ke lantai satu
Tinggalah mbak Pur tercenung heran mendengar jawaban Stu
Sinar mentari yang menerobos masuk melalui jendela kamar..sedikit mengusik Kanaya yang tengah terbaring di ranjangnya
Dengan perlahan dia buka matanya dan mengangkat kepalanya
"Aduuuh.." jerit pelan Kanaya sambil memegang kepalanya ketika dia akan bangun
Matanya dia edarkan ke sekeliling untuk mencari tahu dimana dia sekarang
"Di..dimana ini?" batin Kanaya
Matanya langsung membulat..saat tangannya meraba kepalanya..kepalanya tidak memakai jilbabnya dan dia lihat pakaiannya telah berganti dengan baju tidur
"Aku pakai baju siapa?" heran Kanaya
Ceklek..
Mata Kanaya langsung melihat ke handle pintu kamar yang bergerak
"Eeh..selamat pagi non..sudah bangun?" sapa Tika yang membawa nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas teh hangat
"Pa..pagi.." jawab Kanaya
"Silahkan dimakan buburnya non..tadi tuan muda memerintahkan saya untuk melayani non pagi ini.." kata Tika sambil menaruh nampan di nakas sebelah ranjang
"Tuan muda?" batin Kanaya
Pintu kamar terbuka lagi..masuklah seorang wanita muda sambil membawakan beberapa potong baju dan celana
Setelah menaruh di ranjang..wanita itu keluar dari kamar
"Non?..kok nggak dimakan buburnya?..keburu dingin lho.." tanya Tika yang membuyarkan lamunan Kanaya yang masih bingung dengan keadaan sekitarnya
"Iii..iya mbak.."
Kanaya mengambil buburnya dan dia makan dengan mata tetap mengelilingi keadaan kamar
"Non mau mandi sekarang apa nanti..kalau sekarang biar saya siapin air di bathtub.." tanya Tika sambil membuka jendela kamar
"Nanti aja mbak.." jawab Kanaya
"Eee..mbak..nama mbak siapa?" tanya Kanaya
"Saya Tika non.." jawab Tika sambil tersenyum
"Salam kenal ya mbak..saya Kanaya..panggil aja Naya.."
"Siap non Naya.."
Tika masuk ke dalam kamar mandi dan kembali dengan membawa bathrobe dan handuk di tangannya
"Nanti kalau non Naya mau mandi..pakai ini ya non.." kata Tika
"Iya mbak Tika..eh..mbak Tika..baju saya yang saya pakai semalam..kemana yaah?" tanya Kanaya
"Baju non Naya sudah dibuang sama tuan muda.." jawab Tika
"Haah!!..kok dibuang?" tanya Kanaya kaget
"Iya non..kata tuan muda sudah pada robek dan jelek..jadinya dibuang"
Setelah selesai dengan sarapannya..Kanaya menyibak selimutnya untuk turun
Tika terperanjat kaget melihat kaki Kanaya yang biru-biru dan lebam
"Kaki non kenapa?" tanya Tika
Kanaya hanya memberikan senyuman rikuhnya
"Eeh..hmmm..ja..jatuh mbak.." jawab Kanaya asal sambil bangun dari ranjang
"Saya mandi dulu ya mbak.."
"Saya siapin airnya dulu ya non.."
"Eeh..nggak usah mbak..saya bisa kok.." ucap Kanaya sambil masuk
Tika hanya tersenyum mendengar perkataan Kanaya barusan..tak lama kemudian kepala Kanaya menyembul dari balik pintu
"Mmm..mbak..bisa tolongin saya nggak?" pinta Kanaya sambil tersenyum malu-malu
"Bisa non.." jawab Tika sambil tersenyum
Tika sudah menduga..Kanaya pasti bingung dengan cara memakai peralatan kamar mandi
Didalam..Tika menjelaskan satu persatu cara menggunakan peralatan mandi yang ada
"Makasih ya mbak..soalnya..di kampung nenek saya dulu nggak ada yang kayak gini.." kata Kanaya sambil tersipu malu
"Nggak apa-apa non..non Naya bisa minta tolong ke saya kalau non Naya ada yang nggak ngerti..ya non?" ucap Tika
"Iya mbak Tika..terima kasih"
"Saya tinggal ya non.."
"Iya mbak"
Sepeninggal Tika..Kanaya masih bingung bagaimana cara dia mandi
"Orang kaya kalau mandi nggak pakai gayung yaah?" batin Kanaya yang mencari-cari gayung
____________
Dua orang pelayan sedang menata sarapan pagi di meja makan utama
Keduanya tengah di amati oleh Sela sambil mengarahkan apabila ada yang salah
Sela tahu tabiat tuan mudanya..sering kali Stu bad mood di pagi hari..dia acap kali emosi karena hal sepele di meja makan
"Sudah bu.." kata salah satu dari pelayan itu sambil mengangguk hormat ke Sela
"Baik..sekarang kamu bangunin tuan muda ya Nur?" pinta Sela
"Baik bu.." jawab Nuri sambil menuju ke kamar Stu
Tak lama..munculah sang empu rumah
Stu memakai kaos putih dan celana pendek boxernya..membuat wanita manapun akan meleleh di tempat melihat pesona Stu di pagi ini..rambut basah acak-acakan..ditambah badan yang atletis di balik kaos putihnya
"Selamat pagi tuan muda.." sapa Sela sambil mengangguk hormat
"Pagi Sel.." jawab Stu sambil duduk
Stu meminum air putih yang ada di depannya
"Tuan muda..saya dengar dari bu Pur..anda membawa seorang gadis muda dalam keadaan pingsan semalam..apa benar tuan muda?" tanya Sela
"Hmmm..." jawab Stu sambil memakan roti sandwichnya
Stu menghentikan gigitannya..dia teringat gadis yang dia bawa semalam
"Sela?" panggil Stu
"Iya tuan muda.."
"Kau panggil kan dia..suruh turun sarapan disini bersamaku.." pinta Stu
"Tuan muda?" tanya Sela tak mengerti..karena tidak biasanya Stu kalau sedang makan minta ditemani
"Aku cukup jelas kan tadi?" kata Stu yang tidak menoleh ke arah Sela
"Baik tuan muda.."
Sela segera beranjak menuju lantai dua
Tok..tok..tok
Sela mengetuk pintu kamar..tak lama Kanaya muncul di depan pintu
Kanaya mengangguk hormat ke Sela
Sesaat Sela terkejut melihat penampilan Kanaya yang berdiri didepannya
Kanaya memakai kaos kuning lengan panjang bergambar Twetty dan memakai celana overall berbahan jean selututnya..serta rambut panjangnya diikat ekor kuda
"Non Sita.." ucap Sela lirih
"Ii..iya bu?" tanya Kanaya
Sela tidak menjawab pertanyaan Kanaya..dia mencari seseorang yang berdiri di belakang Kanaya yang tengah merapikan tempat tidur
"Permisi non.." kata Sela sambil masuk ke dalam..dan dia langsung menggamit tangan Tika yang tengah melipat bedcover ke depan balkon kamar
"Siapa yang suruh dia pakai baju non Sita?" tanya Sela ke Tika dengan nada agak tinggi
"Maaf bu..saya bingung mau pakai baju siapa..terus tadi bu Pur langsung menyuruh Wati untuk bawa baju non Sita kesini.." jawab Tika sambil menundukan kepalanya
"Kamu nggak tahu?..apa akibatnya kalau tuan muda sampai melihatnya?"
"Maaf bu.."
Kanaya yang masih berdiri di ambang pintu hanya bisa heran dan bingung melihat percakapan antara Sela dan Tika di balkon kamar
Sela hanya bisa menghela nafasnya
"Ya sudah..semoga saja mood tuan muda pagi ini lagi baik.."
Sela menghampiri Kanaya yang masih berdiri di ambang pintu
"Maaf non..mari ikut saya" pinta Sela
Kanaya lalu mengekor Sela dari belakang..mata Kanaya langsung membulat ketika melihat interior rumah yang ada di depannya
"Ya Allooooh..kayak istana.." batin Kanaya takjub
"Tuan muda.." sapa Sela begitu sampai di meja makan
Stu menoleh ke arah Sela..tiba-tiba mata Stu melotot apa yang dia lihat di sebelah Sela
"Si..Sita?.." Stu berkata lirih yang melihat penampilan Kanaya
Braaaak!!
Semua yang ada di ruang meja makan terkejut ketika Stu menggebrak mejanya
"SIAPA YANG SURUH DIA PAKAI BAJU SITA!!.. HAAAH!!..JAWAAAAB!!..SIAPAAA??" bentak Stu sambil bangun dan melempar sendok yang ada di tangannya ke meja makan
"Maaa..maaf tuan muda..menurut Tika..bu Pur yang memberikan baju non Sita.." jawab Sela sambil menundukan kepalanya
"KALIAN PADA TULI HAAAAH!!..SUDAH KUBILANG..JANGAN KALIAN BUKA-BUKA LAGI LEMARI DI KAMAR SITA!!.."
Dari dalam muncul mbak Pur tergopoh-gopoh menghampiri meja makan..karena mendengar teriakan Stu
"Den?..ada apa?" tanya mbak Pur
Mbak Pur langsung paham..kenapa Stu bisa semurka ini selagi sarapan..mbak Pur melihat Kanaya menunduk takut melihat Stu yang murka
"Mbak minta maaf ya den..soalnya disini nggak ada baju lagi yang muat selain punya non Sita" kata mbak Pur lembut berusaha meredam amarah Stu
Stu tidak merespon perkataan mbak Pur..dia tinggalkan meja makan menuju ke ruang pribadinya yang ada di sayap selatan mansion
Sela menghela nafasnya..lega..karena mbak Pur segera muncul disini..karena hanya mbak Pur yang bisa meredam amarah Stu dan hanya di depan mbak Pur juga..Stu tidak bisa mengumbar amarahnya dan langsung berhenti seketika
Sepertinya Stu menaruh hormat dan segan ke wanita tua itu
Mbak Pur segera menghampiri Kanaya yang masih berdiri ketakutan di samping Sela
"Ayo nduk..kamu sarapan dulu yaah?" ajak mbak Pur sambil memegang bahu Kanaya
Kanaya terisak menangis..mbak Pur menaikan dagu Kanaya
"Sa..saya..minta..maaf bu.." ucap Kanaya terbata-bata
"Nggak sayang..kamu nggak salah..ayo..kamu sarapan dulu yaah?"
Sela menyuruh Nuri untuk menyiapkan sarapan untuk Kanaya begitu Kanaya duduk di kursinya
"Kamu makan dulu yaah?"
"Ibu.." panggil Kanaya yang melihat mbak Pur akan beranjak pergi
"Iya sayang?" jawab mbak Pur
"Ibu lihat tas saya?" tanya Kanaya
Mbak Pur mengulas senyumannya
"Tas kamu ada di den Stu..kenapa?"
"Saya mau ganti baju ini dengan baju saya sendiri bu..saya takut nanti tuan muda akan marah lagi" pinta Kanaya sambil terisak
"Nggak sayang..nggak apa-apa..den Stu nggak marah kok..nanti yaah?..nanti ibu mintain..sekarang kamu sarapan dulu yaah?" kata mbak Pur lembut sambil membelai pucuk rambut Kanaya
Kanaya menganggukan kepalanya..mbak Pur lalu meninggalkan Kanaya untuk sarapan
"Silahkan non.." kata Nuri sambil memberikan roti sandwich ke piring Kanaya dan menuangkan susu segar di gelasnya
"Terima kasih mbak.."
Kanaya mengelap airmata yang sudah menggenang di pelupuk mata dengan punggung tangannya
Sejenak Kanaya melihat hidangan di meja makan yang menurut dia terasa asing bagi dirinya
"Mbak..ini apa namanya?" tanya Kanaya sambil menunjuk roti sandwichnya
"Itu roti sandwich non.." jawab Sela sambil menghampiri tempat duduk Kanaya
Kanaya hanya membulatkan bibirnya..Sela tersenyum melihat kepolosan Kanaya
"Kenapa?..non tidak suka?" tanya Sela
"Eh..ng..nggak bu..saya suka kok" jawab Kanaya sambil memperlihatkan deretan giginya
Kanaya lalu mengigit roti sandwichnya
"Ibu nggak sarapan?" tanya Kanaya ke Sela
"Sudah non..tadi saya sudah sarapan sama teman-teman di belakang" jawab Sela
Sela tersenyum haru..sepertinya Kanaya sudah bisa melupakan kejadian barusan
Dari depan Wati menghampiri meja makan
"Bu Sela..pak Riko baru pulang.." kata Wati
"Dimana dia sekarang?"
"Pak Riko langsung masuk ke rumah paviliun bu.." jawab Wati
"Kamu tolong layani non Kanaya yaah?.." pinta Sela sambil menuju ke belakang
"Baik bu.."
Kanaya hanya melihat interaksi antara Wati dan Sela dari meja makan
Setelah selesai dengan sarapannya..Kanaya bangun sambil membawa bekas sarapannya
"Non mau kemana?" tanya Wati
"Disini dapurnya sebelah mana ya mbak?" tanya Kanaya yang bingung melihat banyaknya pintu
"Non mau apa?" tanya Wati heran
"Saya mau cuci piring saya mbak.." jawab Kanaya
"Eeh..biar saya aja non.."
"Nggak apa-apa mbak..kata nenek..kita harus dibiasakan mencuci bekas makan kita.."
Akhirnya Wati menunjukan letak dapur
Didapur..Kanaya kembali terkesima melihat betapa luasnya dapur di rumah ini
Kanaya langsung mencuci piring dan gelasnya di tempat cucian piring
Wati dan Nuri hanya melihatnya dari belakang
Setelah selesai mencuci piringnya..Kanaya merasa terusik dengan sesosok kucing anggora yang ada dikandang
"Kucing siapa ini mbak?" tanya Kanaya sambil menghampiri kandang kucing
"Eh..anu..punyanya non Sita non.." jawab Nuri gugup
Tanpa menunggu persetujuan Nuri dan Wati..Kanaya mengeluarkan kucing anggora yang berwarna putih bersih dan langsung dia gendong
Wati dan Nuri hanya bisa saling beradu pandang melihat Kanaya yang tengah menggendong kucing anggora dan sepertinya kucing itu nyaman di gendongannya
"Namanya siapa mbak?" tanya Kanaya
"Summer non.." jawab Nuri
Kanaya membawa kucing itu ke halaman belakang sambil dia angkat-angkat ke udara
Sepasang mata tengah mengawasi kelakuan Kanaya yang tengah bermain-main dengan Summer di halaman belakang
Sela memasuki rumahnya yang berada di sisi timur komplek mansion kepunyaan Stu
Diruang tamu..dia melihat Riko..suaminya tengah melepaskan sepatunya dan dia buang sembarang
"Dari mana mas?..kok baru pulang?" tanya Sela sambil memberesi sepatu Riko
"Jalan sama Stu.." jawab Riko sekenanya sambil merebahkan kepalanya ke sandaran sofa
"Sama tuan muda?..tuan muda sudah pulang dari semalam..dari mana kamu mas?..semalam aku telpon kok hp mu nggak aktif?" tanya Sela yang sudah agak emosi
Riko tidak menjawab pertanyaan istrinya..dia bangun dan melangkahkan kakinya ke kamar
"Nanti ajah yaah?..aku ngantuk.." jawab Riko
Sela hanya menghela nafasnya melihat kelakuan suaminya
"Tuan muda hari ini memangnya gak ada schedule mas?..kok kamu tinggal tidur?" tanya Sela
"Hari ini off..gak ada schedule" jawab Riko sambil menutup pintu kamarnya
__________________________________________
"Non Naya.." panggil Tika
"Iya mbak.." jawab Kanaya yang tengah bermain dengan Summer
"Non dipanggil tuan muda.." ujar Tika
Sontak senyum ceria Kanaya langsung lenyap setelah mendengar dirinya dipanggil Stu
Apalagi kalau mengingat kemurkaan Stu tadi pagi di meja makan
"Aa..ada apa ya mbak?" tanya Kanaya
"Tidak tahu non.." jawab Tika
Tika menunggu Kanaya yang masuk ke dalam rumah
"Summer biar saya pegang non.." pinta Tika
"Biar mbak..biar saya bawa ajah.."
"Nanti setelah non ketemu dengan tuan muda..non baru boleh bawa Summer lagi" ucap Tika yang masih mengadahkan tangannya meminta Summer dari tangan Kanaya
"Kenapa mbak?..tuan muda nggak suka kucing yaah?" tanya Kanaya
Tika hanya memberikan senyumannya
Akhirnya Kanaya memberikan Summer ke Tika
"Jangan bandel yaaah?..aku nggak lama kok.." kata Kanaya sambil mengelus-elus kepala Summer yang kini sudah berada di tangan Tika
Kanaya lalu mengikuti Tika untuk menemui Stu di ruangan pribadinya
"Silahkan non..tuan muda ada di dalam" kata Tika begitu sampai di depan sebuah pintu
Kanaya masuk ke dalam ruangan pribadi Stu
"Assallamuallaikum.." sapa Kanaya sambil mengetuk pintu pelan
"Masuk.." suara bariton khas Stu menyuruh Kanaya masuk
"Iih..mosok orang salam nggak dijawab siih.." gerutu Kanaya dalam hatinya
Kanaya masuk dan berdiri menunggu..dia merasakan aura yang menyeramkan
"Duduk.." perintah Stu sambil menghampiri Kanaya
Kanaya dengan ragu-ragu duduk di sofa..Stu menyusul duduk di seberang Kanaya
"Kanaya?.."
"Ii..iya tuan muda.."
"Kanaya Puspa Alexandria.." sambung Stu
"Panggil ajah Naya tuan.."
"Hmmm.." jawab Stu
"Kalau nama tuan siapa?" tanya Kanaya
"Stewart Jodi Wijaya..panggil aja Stu.." jawab Stu
"Setu?..kayak nama hari.." ucap Kanaya polos
(Setu yang artinya Sabtu kalau di bahasa Jawa)
"Stu..bukan Setu!..Stu Naya..S-T-U!!..Stu!!" sewot Stu
"Iya tuan..maaf..hehehehe.." Kanaya memberikan deretan giginya yang putih
"Ck..coba kamu cerita..kenapa kamu semalam bisa di kejar-kejar sama anak-anak punk itu" kata Stu sambil menumpangkan kaki kanannya ke kaki kiri
Kinaya lalu menceritakan saat pertama kali menjejakan kakinya di terminal bis antarkota dan sialnya dia diganggu oleh segerombolan anak punk yang biasa nongkrong di terminal
Stu mendengarkan cerita Kanaya sambil menatap mata Kanaya secara inten
"Mata itu..mata itu sama dengan mata kepunyaan dia.." batin Stu
"...tahu-tahu..saya bangun sudah ada di sini tuan.." kata Kanaya yang mengakhiri ceritanya
"Terima kasih tuan..karena sudah menolong saya.." sambung Kanaya
Stu menjawab dengan anggukan kepalanya
"Kamu ngapain sampai datang ke ibukota sendirian?" tanya Stu
Sejenak Kanaya menudukan kepalanya
"Kata nenek..saya disuruh mencari orangtua saya disini tuan.."
"Orang tua kamu?..memangnya orangtua kamu kemana?"
"Nenek tidak cerita tuan..nenek hanya menyuruh saya untuk ke ibukota mencari orangtua saya..eh..iya tuan..tuan tahu tas saya?" tanya Kanaya
Stu bangun dan mengambil tas ransel Kanaya yang dia taruh di sebuah meja
"Terima kasih tuan.." jawab Kanaya sambil menerima tasnya dari Stu
"Kamu tahu orangtua kamu seperti apa?" tanya Stu yang duduk disebelah Kanaya
Kanaya yang tengah mencari sesuatu di tasnya hanya menggelengkan kepalanya
"Nggak tahu?..terus..gimana kamu mau mencarinya kalau kamu aja nggak tahu orangtua kamu kayak apa?" tanya Stu
Stu melihat tengkuk Kanaya yang terdapat anak rambutnya yang tidak terikat..putih bersih ketika gadis itu tengah menunduk mencari sesuatu di tasnya
"****.." batin Stu sambil mengalihkan matanya dari sana
"Ini tuan..nenek hanya kasih ini ke saya untuk mencari orangtua saya" kata Kanaya sambil memperlihatkan sebuah foto dan kalung berliontin huruf K
Stu ambil foto dari tangan Kanaya..sebuah foto lama yang memperlihatkan sebuah keluarga yang berjumlah 4 orang
Sang suami berdiri di depan istrinya yang tengah duduk memangku bayi kecil berumur 1 tahun dan disamping sang ibu berdiri seorang anak laki-laki yang diperkirakan berumur 10 tahun
"Ini foto keluarga kamu?" tanya Stu
"Kalau kata nenek iya tuan.." jawab Kanaya
Tapi Stu merasa heran..keluarga itu bukan seperti keluarga asli orang Indonesia..kalau dilihat dari sosok kedua orangtua Kanaya..mereka keluarga keturunan..rambut mereka berwarna coklat..sama seperti punya Kanaya
"Yang dipangku ini pasti kamu..kamu masih bayi waktu itu.."
"Iya tuan.." kata Kanaya sambil melongok ke foto yang dipegang Stu
"Ibu kamu cantik.."
"Iya tuan.." ucap Kanaya sambil tersenyum
"Seperti kamu.."
Eeeh..
Sontak keduanya terdiam tenggelam dengan pemikiran masing-masing
"Ini pasti kakak kamu.." kata Stu yang berusaha memecahkan kecanggungan
"Ii..iya tuan.." jawab Kanaya sambil melirik ke Stu
...ya Allooooh..tampan sekali..matanya biru banget..
"Kamu nggak sekolah?" tanya Stu sambil mengembalikan foto ke Kanaya
"Sekolah tuan..tapi..semenjak nenek meninggal..saya dikeluarkan dari sekolah.." jawab Kanaya sambil tertunduk sedih
"Kenapa?"
"Tidak ada biaya tuan.."
Stu terenyuh mendengar jawaban Kanaya
Hanya persoalan sepele..masalah biaya..seseorang tidak bisa menuntut ilmu di sekolah
"Kelas berapa kamu sekarang?" tanya Stu
"Kelas XI tuan.." jawab Kanaya
"Kamu kalau sekarang sekolah lagi..mau nggak?" tanya Stu
"Saya yang bayarin..semua.." sambung Stu
Sontak Kanaya mendongakan kepalanya melihat ke arah Stu..seakan tidak percaya apa yang dia dengar barusan
"Be..benar tuan?" tanya Kanaya tak percaya
Stu menganggukan kepalanya
"Terima kasih tuan..."
Secara spontan Kanaya berteriak kegirangan sambil memeluk Stu yang duduk di sampingnya..tapi..buru-buru Kanaya melepaskan pelukannya dan menarik badannya
"Maaa..maaf..tuan.." ucap Kanaya sambil menundukan kepalanya..menyembunyikan wajahnya yang sudah pasti memerah menahan malu
"Hmmm.." ucap Stu
Stu tertawa didalam hatinya..dia sempat melirik Kanaya merutuki sikap bodohnya sambil menepuk keningnya sekali
"Kenapa?..belum pernah meluk orang yaak?" tanya Stu berusaha secuek mungkin
Kanaya hanya diam masih menundukan mukanya..jangan ditanya bagaimana rona muka Kanaya sekarang
"Senen yaah..kamu sudah mulai sekolah..biar Riko sama Sela yang ngatur semua" kata Stu yang berusaha memecahkan kekakuan yang ada
Kanaya sontak menoleh ke arah Stu
"Hari senin tuan?..buku sama seragam saya kan masih dikampung.."
Stu tergelak mendengar ucapan polos Kanaya
"Naya..Naya.." gemas Stu sambil mengucek-ngucek rambut Kanaya
"Kamu buang buku sama seragam kamu itu..kita beli yang baru" gemas Stu
"Iiih..rambut aku kan jadi jelek tuan" ketus Kanaya sambil mengerucutkan bibirnya
Kanaya merapikan rambutnya yang agak berantakan akibat ulah Stu
Stu makin gemas melihatnya
"Itu bibiiiiir..jangan di monyong-monyongin kayak gitu napa siiih?..udah kayak bebek.." gemas Stu sambil menarik kedua pipi Kanaya
"Aaah..tuaaaaan..kan sakit.." rajuk Kanaya
Makin tergelaklah ketawa Stu
Kanaya heran melihat Stu yang berbeda dengan Stu yang dia lihat pagi tadi
Auranya tidak menyeramkan lagi
*
Flasback on
"Den?" panggil mbak Pur sambil mengetuk pintu ruang pribadi Stu
Stu yang berdiri di depan jendela tidak menjawab..dia hanya menoleh ke arah mbak Pur dan dia kembali melihat ke arah halaman belakang mansionnya
Mbak Pur mendekati Stu
"Aden kenapa marah-marah sama anak itu?" tanya mbak Pur berdiri di sebelah Stu
"Kasihan den..dia masih kecil.."
"Ibu kenapa kasih baju Sita ke Kanaya?" tanya Stu dingin
"Kanaya?..Kanaya siapa den?" tanya mbak Pur bingung
"Anak itu namanya Kanaya bu.." jawab Stu
"Ooh..mbak minta maaf ya den..masalah baju non Sita yang mbak kasih pakai ke non Kanaya..soalnya mbak lihat..tidak ada baju lagi den..yang muat dengan badan non Kanaya..selain baju non Sita" terang mbak Pur
Stu hanya diam mendengar penjelasan mbak Pur..dia hembuskan nafasnya dengan berat
"Ibu kan bisa beli baru..kenapa ibu kasih bajunya Sita?"
Mbak Pur tersenyum
"Aden..kalau aden mempunyai suatu masalah..hadapilah..jangan aden terus sembunyi darinya..sampai kapan pun..masalah itu akan terus mengejar-ngejar aden.."
Nasihat mbak Pur seperti menusuk relung hati Stu..Stu memejamkan matanya
"Cobalah aden buka lagi pintu hati aden..sampai kapan aden akan terus begini?"
"Entahlah bu..saya juga nggak tahu.."
"Cobalah aden mulai dengan bersikap lembut kepada non Kanaya.."
Stu sontak menoleh ke arah mbak Pur..meminta penjelasan perkataannya barusan..mbak Pur hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya
"Mbak merasa..non Kanaya mempunyai sesuatu yang aden cari selama ini.."
Stu kembali melihat halaman belakang mansionnya sambil tersenyum kecut
"Saya permisi ya den.." pamit mbak Pur
"Iya bu" jawab Stu singkat
"Bu Pur.." panggil Stu
"Iya den?" jawab mbak Pur berhenti dan menoleh ke Stu
"Terima kasih.." ucap tulus Stu
Mbak pur hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya
Mbak Pur keluar dan menutup pintu ruang pribadi Stu dengan pelan
Mata Stu melihat Kanaya keluar ke halaman belakang sambil mengangkat Summer di udara
Matanya terus mengikuti tingkah Kanaya yang tengah bermain dengan Summer
"Tikaaaa!!" panggil Stu
"Iya tuan muda.." jawab Tika dari luar
Tak lama..muncul Tika di ambang pintu
"Tuan muda manggil saya?" tanya Tika
"Panggil Kanaya suruh kesini.." pinta Stu yang masih memperhatikan Kanaya di halaman belakang
"Baik tuan muda.." jawab Tika sambil menutup kembali pintu ruang pribadi Stu
Flashback off
*
Didepan pintu ruang pribadi Stu..ternyata mbak Pur dan Tika menguping pembicaraan antara Stu dan Kanaya di dalam
"Tuan muda tumben ya bu..bisa sampai ketawa ngakak gitu.." kata Tika
"Iya..mudah-mudahan..Kanaya bisa merubah den Stu ke depannya" harap mbak Pur
"Iya bu..semoga tuan muda bisa segera melupakan non Sita ya bu.."
"Iya Tika.." jawab mbak Pur
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!