NovelToon NovelToon

I HATE MY BOSS!

Episode 1. Renata Sanjaya.

Kenalan dulu. Gue Renata Sanjaya. Lu bisa panggil gue Rena atau Ren. Gue ga jelek-jelek amatkan. Gigi masih lengkap. Otak masih jalan. Rambut belum rontok. Walaupun menipis gara-gara ngadepin bos gue yang super aneh.

Kenapa gue manggil bos gue "KUYA BATOK".  Entahlah karena kepalanya keras kaya kuya mungkin. Sekali bilang A, yaa harus A . Nggak bisa dibengkokin pake kunci L-nya Pak Sarno mekanik belakang. Keras boo....#ehhh apanya yang keras hahaha.... Loe jangan ngeres deh ahhh.

Pernah niat ngebunuh boss. Ohh sering, gue mikir ngajak dia ngopi sianida. Lah ntar yang dipenjara siapa? terus yang bikin slip gaji gue cair siapa. Yang kena gue juga, gak jadi lah.. mungkin ntar gue bisa cari kesempatan bikin keseleo dia pake minyak rem pas dia jalan-jalan di workshop area.  Selain lebih manis karena ada adegan jatoh gedebuknya. Dosa gue gak parah-parah amatkan.

Alahhh paling cuma lecet, keseleo, retak, kalo dia ga masuk kantor hidup gue tenang dikit. Dan gaji tetep jalan huahaha ...  (bayangin gue ketawa sadis ala ala nenek sihir pake lighting kilat)

Ini si "KUYA BATOK" alias Kevin Kuya  ganteng kan bos gue. Iye ganteng, playboy ,kaya ,sekali ngedip cewe jatoh semua. Gak berlaku buat gue karena  100% ,  I HATE MY BOSS.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Catatan Penulis

Let's Laugh Together.

#Bonus mau ngatain bos lu yang aneh, absurd, nyebelin ... sihlakan komen dibawah yak . Siapa tau bisa jadi sumber inspirasi gue.

Huehehehe ^_^

Gue nulis ini tergantung  situasi dan kondisi mood gue.

Jangan arep lu bisa maksa2 gue up . Salah salah lue pada maksa gue up gue ngomel-ngomel. Nulis banyolan adalah hal yang sangat susah kalo loe lagi kesel dan perlu inspirasi tingkat dewa buat ngebanyol.

Cerita ini adalah FIKSI jika ada persamaan JANGAN TERSUNGGING ya karena pasti politik polirik dalam dunia kantor hampir sama ya.

So sihlakan nyampah komen dibawah. Ngatain bos lu boleh tapi jangan nyebut nama yaaa ntar ada kecelakaan tragis bos lu baca lu dipecat.... Wehhh gua gak ngasuransiin penghasilan  lu pada yak

Ingettt tagihan masih jalan. Inget boss lu yg masih berkuasa atas dompet lu.

Waktu dan tempat untuk ngomel-ngomel dipersihlakam

KLIK ❤ kalo lu mau dapet update nya di app lu pada yak mak, neng, sodara sodara sedulur sepenanggungan.

Klik ikuti kalo lu mau baca cerita gue yang lain hehehe

Episode 2. Kevin Wijaya

"Jadi assisten pak Kevin?" Gue garuk-garuk kepala, udah ngeri duluan denger kalimat Pak David.

"Iya...! Udah 3 sekretaris baru cuma tahan sebulan, ga lolos masa percobaan. Tadi rapat pak Kevin ngomel ke HRD manager, akhirnya HRD minta admin  project yang sudah pengalaman, karena sekertarisnya Pak Kevin banyak berhubungan dengan deal project."

"Terus kenapa saya Pak? Saya ga pernah jadi sekertaris Pak,...gelar saya  SE lho Pak." Gue lulusan cumlaude SE di salah satu universitas negeri di Indonesia. Jelas gue gak mau. Jantung gua terlalu berharga buat ngedengerin omelannya tiap hari. Bisa pendek umur gue. And gue udah 'pewe', aman, damai, sejahtera sama posisi supervisor di bagian ini.

Bos besar kantor ini. Kevin Wijaya. Ditakuti, disegani mayoritas penghuni kantor ini. Direktur Utama punya sumbu pendek, kebiasaannya sering marah-marah sudah tersohor. Tapi mungkin karena itu orang dikantor ini kerjanya terkendali. Zero tolerance for kerja lemot, kerja semberono, even office boy bisa langsung dipecat langsung kalo ada sesuatu yang dilihat Pak Kevin tidak dikerjakan dengan benar.

Yang berani ngadepin dia cuma kepala bagian, manager-manager  yang rata-rata sudah punya mental baja disini. Dan Pak Hendi, assisten lamanya yang sekarang dipromosi ke kantor pusat Group mengurus perusahaan baru. Entah kenapa gue yang dijadikan korban sekarang.

"Karena mayoritas bagian ini cowo. Cuma lima orang cewe. Liana ama Anna baru masuk belum lama, Ella udah merit. Tinggal kamu ama Siska, Siska kurang memenuhi kriteria. Pilihannya tinggal kamu!" Pak David nunjuk-nunjuk ke gue yang udah ngerut di kursi udah hopeless ga ada harapan.

"Yah....Pak tega amat nunjuk saya. " Jangan heran gue bisa ngomong kaya gini ama manager gue. Pak David atasan paling cincai yang pernah gua temuin. Kondisi departemen ini adem ayem, semua penduduknya sejahtera, kerja terkendali karena Pak David gak pernah sok bossy, tapi ngerangkul kita-kita sebagai bawahannya.

"Gajinya 20juta, kalau kamu bisa lewat tiga bulan dan diangkat jadi assiten tetapnya." Badan gue langsung auto tegak dari kursi.

"Haaa? Berapa pak?" gue perlu 'jeli' kalo masalah duit, perlu dipastikan sekali lagi!

" Dua... Puluh... juta ..." kali ini dengan  di spell lambat-lambat.

"Dua puluh ...dua puluh ...." kali ini gue yang kaya orang **** ngulangi kata-kata itu. Busyettt. Otak gue langsung ngitung. Lumayan banget. Cicilan + maintenance apartment 5 juta, makan irit 3 juta masih nyisa 12juta per bulan. Belum termasuk THR dan bonus tahunan. Wow. Berapa berat beban kerja dua puluh juta? Itu hampir setara dengan gaji Manager ?

"Dua puluh juta ... deskjobnya apa pak?" Gue curiga sama "range of responsibility" gaji sebesar itu.

"Hmm...itu nanti Pak Andre yang jelasin. Pak Kevin itu gak seseram yang kalian bayangkan. Cuma karena dia sering ngomel saja auranya begitu, dia bukan orang sabar menunggu intinya. Saat kamu kerja sama dia kamu sudah harus punya platform tugas tetap, nanti kamu bisa minta Pak Andre buat bimbing kamu. Karena boss sudah marah-marah , Pak Andre akan turun tangan train kamu." Gua masih diem, lagi ngitung duit dikepala gue.

"Oke Ren? Nanti kamu kasih tugas kamu ke Liana, ajarin dia dalam tiga hari ini. Selasa kamu sudah dibawah Pak Andre." Ini demi dua puluh juta. Gue akan menghadapi medan perang bersalju penuh onak dan duri didepan. My epic story started today! Coba lo bayangin gue as Xena lagi pegang pedang, rambutnya berkibar-kibar ditiup angin. #Tsaaahhhh #MyBrain is suffer_PsychologicalDamage

"Oke pak..." matilah gue maen oke-oke aja.

Dan dimulailah petualangan gue.

---------

Gue kerja disebuah perusahaan skala nasional di bidang kontraktor, sewa dan jual beli alat-alat pertambangan, konstruksi dan migas. Cabang perusahaan gue tersebar di empat pulau di Indonesia dengan ribuan karyawan bernaung dibawahnya.

Kevin Wijaya. Direktur Utama (CEO) dan juga salah satu pemegang saham perusahaan ini.  Umur 37. Widowed alias Duda! Hehehe.... available stock right now, tapi gak bisa dikeluarin metode FIFO**.

Ruang kerja di lantai  delapan lantai tertinggi gedung ini adalah ruang kerja gue. Ruang gue didepan ruangan boss. Satu lantai yang sama dengan bagian keuangan. Ruangan boss  dan ruangan gue dalam satu cluster khusus dengan sekat kaca futuristik dengan kantor bagian keuangan didepannya. Lantai ini benar-benar paling bonafid, mengkilap, dengan desain interior apik dan tertata. Karena juga difungsikan sebagai 'company pride' karena semua tamu boss pasti naik kelantai ini.

Meja dan ruangan gua  adalah sebuah ruang dan meja reception besar lengkap dengan apple personal computer dan futuristik dengan dekor elegant minimalis didominasi warna putih dan hitam.  Ada satu set meja dan sofa berwarna hitam besar untuk tamu menunggu yang sudah disetujui pak boss. Ruang meeting dengan kapasitas 50 orang disampingnya. Semua yang ke meja boss harus filter ke meja gua dulu.

Pak Andre assisten bos yang gantengnya kelewatan ini sekarang didepan gue. Ini assiten boss adalah 'vitamin A' buat cewe-cewe dikantor ini. Sayang dia pindah kerja! Mata jadi bening karena  pemandangan bagus, ngomongnya juga teratur, suaranya deeply manly ngebass. Adem! Can you imagine how perfect is that!

Proposal dan kontrak project emang sudah tugas gue. Yang ribet cuma nanganin email bisnis boss yang emang banyak. Schedule boss.  Nangani supplier rentetan email untuk suplier utama alat dari luar.  Memastikan laporan mingguan siap untuk meeting internal. Notulen rapat. Dan ***** bengek arsip surat atas nama boss.

"Harusnya bisa pak, saya tinggal penyesuaian ke pak boss." gue ngangguk-nganguk kaya orang pinter.

"Pak Kevin kalau ngomong memang keras, itu pembawaan dia. Kamu tidak boleh anggap sebagai teguran pribadi, setelah dia selesai ngomel dan kita jalanin apa yang dia mau. Semuanya akan biasa lagi." petuah nih, anggep aja tuh boss speaker bazooka, ngomongnya emang gitu. Noted!

"Pak, ada kebiasaan boss yang harus diperhatikan gak." Pak Hendi berenti sebentar sebelum ngejawab pertanyaan gue. Gue mulai curiga kenapa dia mikir dulu.

"Ehmm ... nanti kayanya Pak Kevin yang akan kasih tahu kamu langsung. Yang mungkin saya bisa kasih tahu, boss agak gak perduli soal waktu kerja. Artinya kamu minimal harus bawa file kerja kamu kemana-mana walaupun kamu sedang gak kerja. Minimal kamu harus bawa notebook kamu kemanapun." Gua sudah duga bagian yang ini, uang dua puluh juta punya tanggung jawab berat.

Dan bener nih, ada sesuatu yang gak beres dibelakangnya. Kurasa jabatan assiten ini juga mengurusi soal pribadi boss. Diotak gue mulai ada banyak macem pikiran sileweran.

"Satu lagi!" tiba-tiba si ganteng ini ingat sesuatu.

"Apa pak?"

"Siapapun yang ngaku pacarnya boss, dilarang masuk menemui boss. Lakukan 'APAPUN' untuk memastikan aturan itu berjalan!" dia ngomong 'apapun' pakai penekanan!

"Ehhh...!?"

Episode 3. Sign in to Hell!

"Pagi pak." ini jam sembilan pas, Pak Kevin, my new direct boss gue Masuk ke ruangan kerja sambil membawa tas kerjanya. Boss baru gue ini kelihatan ganteng pagi ini, dia memakai kacamata bening kurasa ini buat mengemudi saja dan pakai kemeja biru gelap  yang pas di postur atletisnya. Well, serius  dia boss yang  ganteng tapi berkat karakternya dia gak jadi ganteng lagi tapi disegani mendekati ditakuti dimata orang-orang di kantor ini.

"Pagi, kamu sekertaris baru..."

"Iya pak, saya Renata Sanjaya. Siap membantu Bapak. Mohon bimbingannya" gue udah mikirin kalimat paling lugas ini buat perkenalan dengan pak boss.

"Oke Rena, ke ruangan saya." Gue deg-degan, pasti pengarahan tugas. Demi dua puluh juta, gue bakal sabar sama tugas apapun. Fight. Gue cepet-cepet jalan duluan buka pintu buat boss sambil bawa notes dan pulpen.

Dia agak heran ngeliat gue cepet-cepet bukain dia pintu. Mungkin sekertaris lain gak pernah sampe segitunya. Ape gue lebay ya. Ga lah, I do my best buat jabatan assiten tetap. Positive Thinking. Lagian sekretaris dia sebelumnya cowo. Gue cewe, detail and have my own style. Hehehe gue PD.

Dia jalan masuk dan gue nutup pintu. Yess, dia sedikit menangkap pemandangan berbeda. Gue sedikit mendekor ulang ruangan dia. Gua ngerayu cashier utama dengan persetujuan Pak Andre buat beli beberapa organizer baru saat dia sedang ada kunjungan bisnis ke Jepang. Nyusun beberapa item di meja kerjanya dengan lebih rapi.  Dan menambah beberapa desain bunga artifisial yang ga lebay dan cocok sama ruangan kerja besar mengkilat ini.

"Maaf pak, saya sedikit menata meja dan ruangan ini. Tapi jika bapak tidak menyukainya saya akan kembalikan." dia cuma lihat dan gak protes kayanya. Gue selamat.

"Email yang bapak harus jawab sudah dimap kuning. Laporan mingguan keuangan di map merah dan laporan proyek di map biru pak." gue langsung nyerocos.

"Duduk." langsung nyelipin diri di kursi depan meja kerja dia. Dia ngeluarin beberapa dokumen dari tasnya.

"Handle ini ke bagian keuangan siapkan PO, pembelian new equipment ke supplier. Minta keuangan siapin pengajuan LC ke bank. Email supplier-supplier  ini minta jadwal kapal dari Osaka ke Singapore kapan. HubungI forwarder kita di Sin."

"Baik pak... " dia langsung membuka map email. Periksa satu-satu dan ngasih ke gue instruksi apa yang harus gue bales. Kerja dan mikirnya nih boss cepet juga. Cuma dalam dua puluh menit semua email kelar.

"Masukkan nomor hape kamu." gue langsung ambil iphone mengkilat itu dan masukkin nomor gue. Dia langsung misscall. "Sudah pak." gue langsung nunjukin hape gue dikantong.

"Jam kerja kamu sebagai assiten saya bukan 9 to 5, tapi juga diluar jam kerja kantor. Andre sudah jelaskan ke kamu?"

"Sudah pak."

"Ini shechdule book saya, kamu harus pastikan jam 7.30 malam tiap hari, schedule harian saya buat besok, sudah update ke email pribadi saya. Subject shechdule harian dan tanggal, detail keterangan, jam dan nomor kontak orang yang saya harus temui."

"Siap pak."

"Saya ingin assisten saya pakai blazer hitam dalaman blouse putih, celana bahan hitam. Pantofel 7cm. Rambut diikat rapi, kacamata kerja, makeup tidak berlebihan mulai besok. Saya bukan mau ngatur penampilan kamu. Tapi saya ingin assiten saya tidak terlihat seperti 'bit*h', itu menurunkan kredibilitas saya. Setiap kamu ikut saya, maka kamu harus berpakaian seperti itu." To the point! Boss ini clearly know how to look perfect with his own standard.

"Siap pak."

"Semua perkataan saya harus dilaksanakan tanpa pertanyaan. Tanggung jawab assiten saya juga termasuk masalah saya diluar kantor, tidak ada batasan tanggung jawab.  Kamu tidak bisa membantah apa yang saya suruh. Dilarang membicarakan apapun mengenai masalah pribadi saya ke sesama rekan kerja kamu. Jika saya menemukan kamu membocorkan masalah pribadi saya, maka pengacara saya akan tuntut kamu diatas pernyataan bermaterai yang harus kamu tandatangani sekarang." dia ngeluarin sebuah kertas yang sudah bermaterai! Gue spechless, ini yang dimaksud pak Andre, boss bakal ngomong sendiri. Jadi ini tanggung jawab gaji dua puluh juta!

Gue ngeliat poin-poin pernyataan di surat perjanjian bermaterai itu. Lengkap sekali, dari no drug allowed, pasal gue harus merahasiakan setiap masalah pribadi dan perusahaan, tidak akan mencuragi masalah keuangan, hingga menjaga kehormatan dan norma kesopanan 'busyeettt WTF!' selama bekerja dengan boss. Dan diakhir kalimat. Pelanggaran berakibat pembayaran denda 10x gaji. Hell ....jadi gue harus bayar denda 200 juta! Sadis!

"Setuju dengan syarat saya sesuai perjanjian itu?" dia ngeliat gue sambil memajukan badannya dan ngetuk-ngetuk pena mahalnya di meja kerja segede gaban itu. Serius sekarang gue takut ama boss depan gue ini, dia megang orang terdekatnya pakai tali kekang dan mastiin semua terkendali! Tapi ini untuk dua puluh juta per bulan belum termasuk bonus dan THR!

"Iya setuju pak." serius gue sedikit gemetar dengan jawaban gue, rasanya gue jawab itu dibawah todongan pistol di kepala gue.

"Sign in!" dia nunjuk kertas bermaterai itu. Dan gue tandatangan dengan gemetaran. Oh my Godness, I'm like dragging my self to prison. Did I doing mistake here? Dengan cepat dia narik kertas bermaterai itu. Gue ngerasa hopeless, kaya hidup gue ditangan orang yang salah sekarang. Firasat gue buruk!

"Fotokopi KTP kamu kasih ke saya, saya akan kirim ini ke pengacara pribadi saya."

Gue ngerasa ada angin salju bertiup dasyat di belakang gue. Hidup gue udah ditangan boss, hidup gue yang penuh kebebasan berada di tangan pengacaranya sekarang!

"Masa percobaan kamu dua bulan gaji 10 juta selama dua bulan! Jika saya anggap kamu mampu, kamu akan terima gaji penuh di bulan ketiga. Ingat siapa kamu, kamu adalah asisten saya, tangan kanan saya, saya harap saya bisa mengandalkan kamu. Saya sering bicara keras, it's habit on work to get everything done, not a personal matter! Get it!" ngomongnya terus terang  banget nih boss.

--------

**it's habit on work to get everything done, not a personal matter

Itu kebiasaan dalam bekerja untuk memastikan semuanya selesai bukan ada masalah pribadi

---'----'

"Understood sir! I'm doing my best!" semangat dehhh... udah gue tandatangan juga. No turning back point here!

"Good, saya berharap besar pada kamu!  Kamu bisa keluar. Bilang ke kepala keuangan dan marketing ke ruangan saya!" khas omongan boss, 'saya berharap banyak kepada kamu'. Okelah Boss karena saya juga berharap banyak pada gaji saya. Jahhh!

"Baik pak." Gua langsung pergi dan nutup pintu. Menghela napas panjang. Let's do this. One step forward is done today.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!