...Ketika Aku berfikir untuk melupakan sesuatu rasanya hal itu hanyalah sebatas khayalan semu.....
...Bisa mendapatkan sesuatu hal yang Aku inginkan hanyalah sebuah ambisi bodoh yang tak mungkin terwujudkan!...
...Mendapatkan teman yang baik saja rasanya tak mungkin Ku dapatkan.....
...Mungkin karena harga diriku sudah tidak berarti apapun bagi mereka yang selalu memandang segala masa lalu yang tak pernah Ku harapkan.....
...Tak pernah ada yang menginginkan luka atau semacamnya.....
...Tapi seolah kebahagiaan pun tak pantas untuk Ku rasakan walaupun hanya dalam waktu secepat helaan nafas.....
...Rasanya tak adil jika Kebahagiaan yang selalu Ku dambakan hanyalah menjadi sebatas khayalan.....
...Entah kapan sebuah mimpi kecil untuk mendapatkan kepercayaan itu Aku dapatkan?...
...Entah kapan ada seseorang yang rela berteman dengan Ku walaupun mereka tau begitu buruk masa lalu Ku.....
...Kapanpun masa itu akan tiba Ku harap secepatnya.....
...Aku menunggunya dengan segala harap yang menggebu didalam jiwaku.....
...- Cla -...
...~×~...
Follow @yraeni_ on Instagram
...PERINGATAN!!!...
...CERITA INI MENGANDUNG MUATAN DEWASA...
...SEPERTI KEKERASAN, KONSUMSI MINUMAN KERAS, DUNIA MALAM, DLL.....
...HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN!!!...
...||...
...•...
...•...
...•...
...•...
...•...
...•...
...•...
...•...
...•...
...~×~...
...SELAMAT MEMBACA KISAH KELAM...
...~×~...
..."Ketika suatu hari kau telah mendapatkan mimpimu yakinlah bahwa Aku pernah menjadi bagian dari itu."...
...~×~...
SEORANG gadis kecil berusia tujuh tahun dengan rambut hitam panjang itu seolah sedang melayang di udara, tak peduli akan dunia nyata.
Menari-nari di tengah keramaian Kota bukanlah hal yang aneh atau memalukan baginya.
Karena prinsip hidupnya yang menarik membuat gadis berdarah Inggris itu selalu merasa nyaman ketika dirinya menari tanpa memperdulikan tatapan aneh para pejalan kaki yang kebetulan lewat atau para pegawai kantor yang sibuk berlalu lalang untuk mencari makan siang.
Suara desas desus seseorang yang melewatinya, ejek demi ejekan yang dilontarkan oleh para pejalan kaki atau para pegawai kantor yang melewatinya tak membuat gadis itu berhenti dan malah melanjutkan tariannya dengan begitu cepat dan lentur seolah dirinya sedang dalam sebuah pertunjukan besar dan banyak seseorang yang rela mengeluarkan uang untuk membayar tiket agar dapat menonton dirinya menari.
Gadis cantik itu tidak peduli lagi dengan bisikan-bisikan seseorang yang menggosipkan dirinya bahkan gadis itu menerimanya dengan lapang dada dan tanpa rasa tersinggung sama sekali.
Karena usianya yang masih sangat belia membuat dirinya tidak memperdulikan hal itu.
Hujan yang mengguyur Kota London membuatnya semakin tak terkendali, suara klakson kendaraan yang berlalu lalang seolah itu hanyalah sebatas hembusan angin yang berlalu.
Ditengah kesibukannya menari dan menikmati air hujan di jalanan tanpa membuatnya menoleh kearah orang-orang yang sedang meneriakkan dirinya agar tidak menari ditengah hujan seperti saat ini.
Lalu, tiba-tiba saja seseorang menarik paksa tangannya dan membuat gadis berambut hitam itu terjatuh dan terlempar ke tengah jalan raya yang kebetulan terdapat sebuah mobil hitam dengan kecepatan tinggi melaju dengan sangat cepat sehingga membuat gadis itu terhempas ke sisi jalan yang berlawanan sehingga membuatnya terjatuh dan tidak sadarkan diri.
"ASTAGA!"
Mimpi itu kembali dan membuat malamnya kembali kacau, bayangan gadis kecil yang terhempas ke sisi jalan terus saja menghantuinya.
Entah apakah gadis itu masih bernyawa atau tidak selalu memenuhi pikirannya.
Entah sudah berapa lama dirinya mencari gadis itu, sudah beberapa tahun Ethan mencari gadis itu tetapi hasilnya nihil.
Mungkin saat ini gadis itu sudah dewasa karena kejadian itu sudah sekitar sepuluh tahun yang lalu.
Keringat dingin mengucur deras di pelipisnya sekujur tubuhnya seolah kaku ketika kembali mendapatkan mimpi buruk itu.
Rasa bersalahnya kian menjalar ke bagian paling penting dalam kehidupannya.
Pria itu mencoba untuk menenangkan pikirannya dan meminum obat dan air mineral yang berada di atas nakas.
"Brengsek!" Umpatnya.
Kemudian memilih untuk menenangkan otot-ototnya yang kaku dengan air hangat dan memutuskan untuk berendam di atas bathtub untuk beberapa saat sampai otot-ototnya kembali merasa rileks.
"Sampai kapan gue harus kaya gini Tuhaaaaan? Aaaagh!."
...~×~...
Sementara disisi lain seorang gadis cantik sedang duduk di bangku yang disediakan oleh pihak perpustakaan yang berada di Kota membuat gadis cantik itu terlihat manis jika sedang fokus dengan buku yang sedang dibacanya.
Tak lupa pula kesan anggun yang terlihat ketika gadis itu duduk dengan tegak dan tidak membungkuk serta setelan sekolah yang masih melekat pada tubuhnya memberikan kesan manis pada gadis itu.
Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan baginya karena harus melakukan banyak hal.
Mengerjakan tugas yang begitu menumpuk, diceramahi oleh guru karena nilainya yang anjlok, dan kabar menyakitkannya dari saudara kembarnya yang belum juga mendapatkan kabar baik.
Hari-hari berikutnya tidak ada bedanya mungkin hanya ada satu hal yang berbeda.
Dirinya berangkat ke sekolahnya dengan duduk di kursi penumpang dengan pengemudi yang tak asing baginya.
Claudia Sivaya gadis berdarah dingin keturunan Inggris itu selalu diam tak pernah ada banyak kata yang diucapkannya mungkin hanya ada beberapa kata saja dalam sehari.
Hidupnya terlalu monoton karena hanya berdiam diri di perpustakaan sampai berjam-jam lamanya dan itu dirinya lakukan hampir setiap hari terkecuali jika dirinya bertemu dengan seseorang yang akan membuatnya lupa dengan buku-buku itu.
"Pak antar saya ke Perpustakaan kota." Ucap Claudia kepada pak supir kemudian ia langsung membuka Mac book miliknya dan mengetikkan beberapa kalimat.
Claudia memang sudah menyukai dunia literasi sejak lama namun ia hanya menyimpan naskahnya di dalam flashdisk tanpa pernah mempublikasikan hasil karyanya karena memang tidak adanya rasa percaya diri yang kuat.
Ting..
Terdengar notifikasi dari ponsel yang ada di sampingnya dan terlihat dilayar dengan jelas nama laki-laki yang selalu menganggu dirinya.
From : Ethan
Cla nanti malam Free?
Claudia malas untuk membalas pesan tersebut kemudian ia langsung mematikan ponselnya karena saat ini dirinya hanya ingin tenang dari berbagai hal.
Claudia menuliskan beberapa kalimat yang cukup menyayat hatinya.
...Jika suatu hari Aku berhasil jatuh cinta, apakah mungkin perasaan itu tidak akan menghalangiku untuk melakukan sesuatu?...
...Rasanya jika benar jatuh cinta itu indah, lantas seperti apa sakitnya patah hati karena cinta?...
...Mungkinkah beberapa pilihan bunuh diri seperti di televisi itu akan menjadi saran bagi yang membutuhkan ketenangan?...
...Entahlah kali ini Aku lebih memilih untuk tidak jatuh cinta karena memang terlalu banyak manusia bodoh karena cinta....
"Non sudah sampai." Ucap Pak Supir ketika sudah sampai di depan perpustakaan kota.
Claudia pun langsung turun dan masuk ke dalam perpustakaan, karena hanya di sinilah ia bisa menemukan tenang yang sebenarnya.
"Hai Cla tumben hari Sabtu ke sini." Sapa salah satu penjaga perpustakaan.
Claudia yang merasa dirinya diajak bicara hanya bisa tersenyum simpul dan membalas beberapa kalimat singkat.
"Hmm, lagi pengen tenang." Balas Claudia kemudian langsung beranjak ke beberapa buku yang berada di rak sebelah kiri.
Ada banyak sekali buku yang sudah ia baca di Perpustakaan ini, apalagi jika hari weekend ia akan berada seharian di perpustakaan bahkan dirinya bisa tidak makan hanya karena sedang ingin membaca.
Claudia menyuruh Pak Supir untuk tidak menunggunya karena mungkin dirinya akan lama apalagi sekarang baru jam 1 siang sedangkan perpustakaan akan tutup jam 5 sore.
Claudia duduk di samping jendela sambil matanya terus menatap lembaran buku yang ia baca sedangkan tangannya sibuk membalikkan halaman buku. Mungkin banyak orang yang menyangka hidup Claudia terlalu monoton namun baginya ini adalah healing terbaiknya.
...~×~...
...TERIMAKASIH TELAH MEMBACA KISAH KELAM...
...Don't forget to vote, Comment and share link nya ke temen-temen kalian...
...And...
...I hope you enjoy reading this story :)...
...Love u guys 😘...
...Sampai jumpa di next episode bye 😉...
...SELAMAT MEMBACA KISAH KELAM...
...~×~...
...“Aku mungkin memang tak pernah ada ketika kau butuhkan tapi percayalah jika kau selalu ada di hatiku kapanpun itu.”...
...~×~...
SUARA derap langkah kaki seseorang yang sedang berada di dalam sebuah gedung pencakar langit itu membuat kedua gadis yang saat itu sedang duduk dengan tenang sedikit terganggu karena suara bising yang tiba-tiba saja menganggu Indera pendengarannya.
Gadis berusia delapan tahun itu sedang sibuk melihat pemandangan indah gedung ini dan gadis yang berada di sebelahnya juga sedang sibuk dengan dunianya sendiri dengan kedua tangannya yang memegang komik anime yang sempat Ayahnya berikan beberapa hari yang lalu.
Beberapa orang pengunjung yang datang membuat kedua gadis itu terganggu karena keramaian yang diciptakan oleh para pengunjung.
Hal itu benar-benar membuat Claudia dan Clara merasa terusik dan memilih untuk segera turun kebawah dan segera menjauh dari keramaian yang diciptakan oleh para pegawai yang sibuk mondar-mandir ke sana kemari tiada henti-hentinya.
Clara tak tahu ini tempat apa tapi Clara menyukainya ketika melihat betapa indahnya Kota dari atas sini.
Claudia tahu ini bukanlah tempat wisata, gadis berusia sepuluh tahun pun tahu akan hal itu dan yang berlalu lalang juga bukan para wisatawan atau semacamnya melainkan pekerja kantor yang sibuk menjalankan tugasnya walaupun akhir pekan.
Kedua bocah kembar ini sedang setia menunggu kedua orang tuanya di ruangan yang berada di lantai atas, tidak terlalu ramai seperti sebelumnya karena keduanya memang tidak menyukai keramaian.
Ketika Claudia sedang sibuk dengan dunianya tiba-tiba saja seseorang merebut komiknya secara paksa dan Claudia membenci siapapun yang mengganggunya tidak terkecuali jika kedua orang tuanya yang melakukan hal tersebut.
Claudia mendongak dan menatap wajah laki-laki yang tiba-tiba saja datang dan mengambil bukunya secara paksa.
Dengan wajah merah padam karena kemarahannya sudah mulai memuncak Claudia langsung mengambil sepatunya dan melemparkannya tepat di kepalanya tanpa meleset.
"AW!" Pekik laki-laki tampan yang sepertinya lebih tua dari Claudia.
"Kembalikan buku ku atau Ku lempar sepatuku yang satunya tepat di otakmu?" Sarkas Claudia.
"Baiklah, tolong jangan menjadi iblis kecil jahat Claudia, jika Aku gegar otak apa Kau ingin bertanggung jawab?" Ucapnya mengingatkan bahwa gadis kecil ini sudah sangat keterlaluan.
"Kau yang iblis bukan Aku! Karena iblis sebenarnya adalah dia yang telah mengambil kebahagiaan bukan Aku! Tapi Kamu!"
Setelah mengatakan hal tersebut Claudia langsung pergi meninggalkan ruangan itu dan menyeret kembarannya yang sejak tadi hanya diam saja.
Ethan yang melihat betapa kerasnya hati Claudia merasa sedikit kagum karena gadis berusia sepuluh tahun bisa berkata dengan begitu mematikan bahkan kepada Ethan yang berusia jauh lebih tua darinya.
"Kau menarik sekali Cla," Gumamnya dengan seringainya yang selalu saja dapat mematikan siapapun yang melihatnya.
"Aku tidak peduli dengan mu Ethan!" Balas Claudia sambil setengah berteriak.
Bagi Ethan Claudia terlihat menarik, Tapi tentu saja tidak bagi Claudia, karena gadis yang satu itu sudah lama membencinya bahkan sejak usianya baru tujuh tahun Claudia sudah tidak menyukainya entah karena apa tapi Ethan menyukai setiap ekspresi yang ditunjukkan Claudia ketika dirinya marah.
...~×~...
Setelah sampai di Apartemennya Ethan langsung menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur king size miliknya yang sengaja dirinya beli untuk menenangkannya ketika sesekali dirinya merasa penat akan segala pekerjaan yang dirinya geluti.
Terkadang juga dirinya harus menenangkan pikirannya ketika berdebat dengan gadis SMA yang selalu saja menganggu pikirannya akhir-akhir ini.
Bayangan Claudia beberapa tahun yang lalu selalu saja membuat fokusnya teralihkan dengan begitu mudahnya.
Padahal Ethan bukalah seseorang yang mudah kehilangan fokus begitu saja apalagi jika hal itu hanyalah sebatas tentang perempuan.
"Claudia Sivaya," Gumam Ethan sambil melihat akun sosial media dari Claudia.
Usianya jauh lebih tua dari gadis mungil itu tapi keberanian gadis itu untuk melawannya selalu saja membuat fokusnya terganggu terlebih lagi jika dirinya harus berdebat tentang beberapa hal hingga akhirnya Ethan memilih untuk mengalah karena gadis nakal itu cukup pintar jika dibandingkan dengan gadis seusianya begitupun dengan kembarannya Clara.
Kepribadian keduanya sangatlah berbeda jauh, Clara yang jauh periang daripada Claudia, Clara dengan rambut sebahunya dan Claudia dengan rambut panjangnya yang membuat perbedaan keduanya jauh lebih dewasa.
Saat ini Claudia sedang duduk di bangku SMA yang berada di Inggris dan Clara yang bersekolah di SMA yang berada di Indonesia karena ikut bersama dengan Ibunya untuk tinggal di Indonesia sedangkan Claudia memilih untuk tetap tinggal di Inggris bersama dengan Ayahnya.
Kedua orang tuanya sudah lama bercerai dan Claudia paham betul apa penyebab kedua memilih untuk berpisah walaupun pada saat itu usianya masih sangatlah kecil dan tidak mungkin gadis berusia tujuh tahun mampu menyelidiki kasus kedua orang tuanya yang sudah kedua orang tuanya tutupi.
Clara mungkin telah dibohongi oleh topeng kedua orang tuanya tapi berbeda dengan Claudia dia tau kalau kedua orang tuanya itu sudah memutuskan untuk bercerai setelah usianya baru menginjak enam tahun.
Claudia bukanlah gadis cilik yang bodoh ataupun polos seperti gadis biasanya bahkan Claudia sudah mengerti apa itu Narkoba dan Dunia Malam saat usianya baru saja mencapai lima belas tahun.
Ketidak pedulian Ayahnya membuat Claudia bebas untuk bergaul dan segala hal tentang Dunia Malam sudah Claudia pahami sejak usianya masih sangat muda.
Dan dari sinilah Claudia mulai dekat dengan laki-laki, Claudia tidak akan melebihi batasan sebagai pelajar karena usianya juga masih begitu belia jadi Claudia berusaha sekeras mungkin untuk bertahan dengan banyaknya tekanan.
Walaupun Claudia berteman dengan beberapa orang yang tidak baik bahkan beberapa dari mereka adalah seorang yang sudah pasti kalian tahu betapa hina nya pekerjaan mereka.
Tapi hal itu tidak membuat Claudia merasa jijik karena telah berteman dengan orang-orang seperti mereka, karena baginya hidup itu bukan hanya mengenai baik dan buruk tapi juga mengenai kesetiaan yang nyata.
Dan Claudia mendapatkan Kesetiaan yang Nyata bersama dengan mereka walaupun mereka jauh lebih tua darinya dan satu hal yang membuat Claudia bangga dan semakin menyayangi mereka, karena mereka selalu menjaganya dan selalu membantunya ketika Claudia butuhkan.
Karena itulah teman yang sebenarnya, Claudia bahkan sudah menganggap mereka Keluarga jika kalian ingin tahu.
Saat ini Ethan tengah sibuk menggeser layar ponselnya dan melihat beberapa potret dari Claudia yang sangat cantik dan mempesona bagi Ethan.
...~×~...
...TERIMAKASIH TELAH MEMBACA KISAH KELAM...
...Don't forget to vote, Comment and share link nya ke temen-temen kalian...
...And...
...I hope you enjoy reading this story :)...
...Love u guys 😘...
...Sampai jumpa di next episode bye 😉...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!