Seorang pria dengan pakaian rapi nya memasuki gedung tinggi menjulang tubuh nya yg atletis dan kekar membuat para wanita meluluh tapi mereka tak ada keberanian menatap mata tajam nya yg seakan menerkam dia galak tegas membuat wanita takut pada nya hanya bisa mengagumi dalam diam
"Selamat siang tuan Dafa Aleksander Wilson"sapa nya menjabat tangan pria itu
"Silahkan duduk"ucap nya datar semua duduk memperhatikan meeting dan penjelasan Dafa
"Mengingat tinggal beberapa hari lagi saya akan segera menikah saya akan menyerah kan semua nya pada asisten saya"ucap Dafa datar setelah selesai memberikan penjelasan Dafa kembali karna calon istri terus menelpon
"Kenapa wanita sangat meribetkan"ucap Dafa menuju ruangan nya yg ternyata ada calon istrinya yg sudah menatap nya cemberut
"Udah aku bilang serahkan semua nya pada Kepin"ucap nya kesal
"Sayang Kepin pun sudah banyak tugas yg aku berikan"ucap Dafa,Kepin adalah asisten Dafa
"Sekarang kita pulang teman-teman ku udah bertanya mengenai mu aku malu jika ketemu mereka tanpa kamu"ucap nya
"Putri aku benar sibuk aku akan menyelesaikan semua pekerjaan biar besok bisa cuti dan pokus dengan pekerjaan ku"ucap Dafa mengusap kepala calon istrinya
"Tinggal serah kan pada kak Rafa saja"ucap Putri kesal Rafa Alexander Wilson adalah kakak Dafa
"Kak Rafa saja banyak pekerjaan pokoknya kamu pulang dulu "ucap Dafa bergegas
"Dafa"teriak Putri kesal tapi Dafa berbalik menatap nya tajam
"Kadang aku lelah dengan kau keras kepala egois dan gila kerja"teriak Putri kesal
"Sama kadang aku muak dengan sipat kekanakan manja dan keras kepala mu"ucap Dafa berlalu membuat Putri kesal dan pergi juga
Saat semakin kita akan menikah semakin banyak godaan dan ujian nya tergantung itu jodoh kita atau bukan yg pasti apa yg terjadi pada kita semua nya takdir
Putri sangat kesal dengan Dafa tidak ingin ikut dia pulang banyak teman nya bertanya tentang Dafa membuat Putri makin kesal keluarga Wilson di segeni bisnis nya dimana mana tapi keluarga mereka juga banyak musuh .Putri Wijaya ayah nya sama tidak kalah sukses di bisnis perusahaan ayah nya sukses no 2 banyak yg bilang Dafa dan Putri sangat cocok sama-sama kaya sama-sama cantik keluarga mereka sama terpandang keluarga Wijaya memiliki dua anak putri dan kakak nya yg membantu papa nya.Sedang kan keluarga Wilson terdiri 3 anak Rafa Alexsander Wilson,Dafa Alexsander Wilson dan Ayana Aleksander Wilson
Dafa melaju kan mobil nya pulang hari sudah gelap dia melaju sedikit mempercepat kendaraannya karna Putri menelpon nya dengan seseorang bicara di telpon
"Iya sayang maaf ini aku akan segera pulang"ucap Dafa
"Iya cepat jika tidak aku beneran ngak mau bicara dengan mu"ucap Putri cemberut
Dafa terus mengobrol apa lagi mereka bertengkar kecil saat ada truk berlawanan arah Dafa kaget dia rem mendadak tapi karna dia mengendarai dengan kecepatan tinggi jadi mobil nya menabrak truk itu dan mobil nya terbanting darah mengalir di kening dan wajah Dafa dia hilang kesadaran orang yg ada di dalam truk keluar membantu Dafa keluar dari mobil dan segera membawa ke rumah sakit
Keluarga menunggu dengan cemas termasuk keluarga Wijaya sudah lama mereka menunggu tapi dokter tak kunjung keluar membuat semua kesal
"Kakak bagaimana dengan kak Dafa"ucap ayana cemas
"Kita harus menunggu"ucap Rafa berdiri dokter keluar membuat semua mendekat
"Bagaimana dengan calon suami saya dok"ucap Putri mendekat
"Luka tuan Dafa cukup parah wajah tubuh dan kening terdapat luka tapi kami sudah menangani nya"ucap dokter sedikit gugup menjelaskannya
"Apa adik saya baik-baik saja"ucap Rafa menatap dokter itu serius
"Begini tuan akibat kecelakaan ini kaki tuan Dafa terluka parah kaki nya patah"ucap dokter hati-hati
"Patah"ucap semua tak percaya
"Apa adik saya akan bisa berjalan lagi"ucap Rafa datar
"Iya bisa tuan tapi akan lama dia harus di urus dengan baik apa lagi bagian kaki nya minimal 6 bulan 8 bulan atau satu tahun lebih"ucap dokter Rafa kesal rasa nya dia ingin menonjok dokter tapi adik nya menenang kan
Gadis kecil berdiri di jalan menunggu bunda nya dia dengan keras kepala dan manja meminta bunda nya membeli air karna dia kehausan tidak lama bunda nya datang
"Minun sayang"ucap bunda nya mengecup kening anak nya dan anak nya segera minum
"Bunda kita mau kemana"ucap nya menatap bunda nya
"Bunda ngak tau tapi bunda akan selalu bersama mu tidak akan meninggal kan mu"ucap nya tersenyum hangat
"Ayah jahat banget sama bunda memukul bunda bahkan dia mengusir bunda Alice benci ayah"ucap nya menendang botol minuman nya
"Sayang ngak boleh kayak gitu ya ayah sayang kok sama kita hanya saja dia lagi pusing dengan pekerjaan dia kerja kan demi kita"ucap nya berlutut mengecup pipi anak nya setelah itu mereka berjalan lagi suara mobil membuat gadis kecil itu menoleh dia berharap ayah nya akan menjemput tapi dia mengeryit bingung menatap bunda nya lagi tidak lama mobil itu mundur dan melaju dengan cepat membuat kedua nya menoleh
"Alice"ucap nya mendorong anak nya dan dia harus terpental di tabrak mobil itu segera pergi
"Bunda"teriak Alice berteriak mendekat
"Bunda hiks hiks"ucap nya menangis
"A...Alice bunda sayang Alice"ucap nya menyentuh hidung Alice
"Hafiza Alice Adinda"lirih dan terpejam
"Bunda bangun"ucap nya menggoyang kan tubuh bunda nya
"Bunda"teriak nya bangun dari mimpi buruk kenangan buruk itu menimpa nya kembali, dia beranjak ternyata sudah waktu nya sholat subuh segera dia menunai sholat
Dia Hafiza Alice Adinda orang yg sederhana rendah diri meski ayah nya orang tersukses no 3 di masa nya tapi wanita yg di sapa dokter Hafiza ini tidak ingin menghamburkan uang ayah nya memilih menjadi dokter biar berguna saat bunda nya meninggal ayah nya menikah tepat 7 hari bunda Hafiza meninggal apa lagi wanita yg di bawa ayah nya Alice tengah mengandung Alice menjadi pribadi yg berbeda dulu dia anak yg nakal keras kepala dan manja tapi setelah bunda nya meninggal di usia nya 5 tahun Alice atau Hafiza berubah draktis apa lagi bayang mama tiri membayangi nya Alice benci mama nya dia selalu membuat masalah dia orang yg tomboi tapi mama tiri nya ini berbeda malah dia sangat menyayangi Alice merawat Alice meski sering membuat masalah tapi semenjak memasuki SMP Alice berubah bahkan saat lulus dia merubah diri nya menutup aurat nya dan lebih memperdalam ilmu nya yg di kenal Hafiza tidak lagi Alice
Ayah Hafiza orang yg sibuk dia tidak sadar jika anak nya telah berumur 22 tahun dan menjadi dokter dia kadang kesal kenapa anak semata wayang nya ini tidak ingin membantu nya mengurus perusahaan asik melayani orang lain ayah Hafiza bernama Damar Aditama bunda nya bernama Adinda Prasityo ya nama Hafiza di beri nama bunda nya karna dia sangat mirip bunda nya mama tiri nya bernama Dewi dan ternyata anak yg di kandung mama Hafiza bukan lah anak ayah nya saat usia 15 tahun dia ikut papa nya
Hafiza bersiap dia sudah rapi dan menuju meja makan dia tampak kurang semangat karna mimpi nya kenapa dia sering mimpi kecelakaan itu lamunan Hafiza buyar karna suara ayah nya
"Dasar ceroboh"ucap ayah nya membuat Hafiza kaget dan menghentikan langkah nya
"Maaf yah"ucap nya pelan segera duduk
"Ngak liat meja sebesar ini ingin di tabrak"ucap ayah sedikit kesal
"Sudah mas kenapa kau harus marah"ucap mama nya menegur
"Hei hei dia anak tiri perlakuan dia sebagai anak tiri"ucap ayah tersenyum
"Dia anak ku ya jangan mengatakan nya anak tiri jika tidak emm aku tak kan memaafkan mu"ucap nya tersenyum mengusap kepala Hafiza
"Wah aku orang yg kau cinta kenapa kau menyayangi nya"ucap ayah ngambek
"Bujuk dia membantu ku di kantor"bisik ayah mendapatkan jeweran
"Masih ngotot udah di bilang Hafiza mencintai pekerjaan dokter nya jangan memaksa nya jika kau memaksa nya aku akan menampar mu"ucap nya galak Hafiza sungguh beruntung mempunyai mama tiri nya setiap dia melihat mama nya entah kenapa membuat nya semakin merindukan bunda nya
"Kenapa bengong"ucap mama menyentuh wajah Hafiza
"Rindu bunda"lirih Hafiza pelan membuat orang tua nya terdiam
"Kenapa Hafiza selalu mimpi kecelakaan itu Hafiza sakit mengingat nya"lirih nya pelan mama berdiri meraih tubuh Hafiza
"Nak karna hati mu masih berduka sehingga itu semua menghantui mu kamu sendiri yg sering mengatakan ke mama iklas dan tabah tapi kamu sendiri tidak melakukan hal itu memang wajar kau menyayangi bunda mu tapi ingat ngak boleh juga berlebihan berduka nya bunda kan selalu di hati mu"ucap mama mengusap kepala Hafiza
"Maaf itu pasti menyakiti mama"ucap Hafiza memeluk erat mama nya
"Tidak sayang"ucap mama mengecup kening Hafiza
"Jangan bilang nanti mama mu cemburu itu sulit untuk membujuk nya"ucap ayah mencair kan suasa dan mengecup pipi Hafiza membuat dia menunduk malu entah lah meski ayah yg mencium nya membuat pipi nya memerah
"Hei aku ini ayah mu bukan orang lain kenapa malu "goda ayah menoel hidung Hafiza
"Ayah jangan goda Fiza terus dong"ucap Hafiza menutup wajah nya di punggung ayah membuat ayah terkekeh
"Udah sarapan nanti telat di marahi lagi sungguh ayah kesal lihat pria tua itu memerahimu saat telat ngak tau siapa yg dia marahi anak dari Damar Aditama"ucap ayah kembali duduk
"Ngak nyadar yg ngomong juga tua"ucap mama membuat mereka semua terkekeh
Hafiza datang tepat waktu karna ada meeting penting mereka semua menunggu kedatangan dokter dari rumah sakit lain tidak lama mereka datang memenuhi ruangan itu dokter itu menjelaskan keadaan pasien
"Dok kami punya dokter terbaik dan teliti dia dapat di percaya"ucap dokter paru baya
"Kami akan meminta bantuan beberapa dokter terbaik"ucap nya
"Anda bisa mengajak dokter Hafiza dok dia sudah satu tahun ini menjadi dokter dia dapat di percaya teliti"ucap nya
"Baik kami persiapan semua yg terbaik"ucap nya serius
"Dokter Hafiza saya percaya dengan anda jangan membuat kami kecewa"ucap nya penuh keyakinan Hafiza ragu
"Emm baik dok saya akan berusaha semampu saya"ucap Hafiza membuat nya tersenyum
"Bersiap segera"ucap nya Hafiza permisi menyiapkan semua tidak lama dia ikut mobil yg membawa beberapa dokter
"Kalian harus ingat ini soal kesehatan tuan Wilson jangan di anggap remeh jika kita melakukan kesalahan kita bisa lenyap"ucap nya Hafiza hanya diam menyimak pembicaraan nya
Dafa baru sadar dan harus menerima kenyataan dia murka dia ingin membunuh dokter yg merawat nya dan menghancurkan semua barang tapi kakak nya menenangkan hingga membuat nya menahan emosi.Putri duduk di samping Dafa di usap nya tangan Dafa sudah hampir satu jam dia diam setelah membantu Dafa banyak hal
"3 hari lagi pernikahan kita"ucap putri memecah keheningan
"Kita akan tetap menikah"ucap Dafa datar
"Aku mencintai mu"ucap Putri
"Tapi aku tidak ingin menjadi bebysister mu harus mengurus mu membantu mu aku bukan wanita yg bodoh harus melakukan itu semua aku Putri Wijaya ngak mungkin melakukan itu semua "ucap Putri melepaskan tangan yg di gengam Dafa
"Jangan becanda"ucap Dafa serius
"Aku serius Daf aku rasa kita undur pernikahan ini atau batalkan saja aku ngak mau mempunyai suami cacat harus mengurus nya aku malu"ucap Putri berdiri
"Aku dari keluarga terpandang berani nya kau ingin memperlakukan keluarga ku"ucap Dafa tajam
"Kau jangan lupa Daf sekarang kau cacat jika kau mau menikahi ku tunggu sampai kau sembuh atau cari wanita bodoh yg mau bersama mu tapi maaf aku bukan wanita bodoh yg mau hidup dengan pria cacat seperti mu"ucap Putri melepaskan cincin nya lalu pergi
"Berhenti Putri sialan"teriak Dafa tapi dia tak bisa apa apa dia melempar semua nya bersama dokter masuk bersama Rafa kakak nya
"Dafa "ucap nya menahan Dafa
"Pergi mau apa hah"teriak Dafa melempari barang -barang
"Dafa kau akan segera sembuh "ucap Rafa menenang kan
"Cepat periksa dan sembuh kan kaki saya"bentak Dafa pada dokter membuat Rafa memijat kepala mempersilahkan dokter mulai memeriksa keadaan Dafa
"Yg cepat "bentak nya membuat semua kaget sebenarnya mereka kesal tuan Wilson satu ini selalu ingin berbuat semau nya tapi dia tak bisa menghargai orang lain
"Maaf tuan patah nya terlalu lama ini butuh waktu"ucap nya membuat semua melotot
"Kenapa kau mengatakan itu mau mati"bisik nya
"Maaf dok menenang kan pasien tidak dengan kebohongan jujur itu perlu jika perawatan tidak sesuai itu tidak terlalu bagus semua nya harus di tanggung jawab kan"ucap Hafiza
"Kau jangan banyak bicara jelaskan semua nya lama lama saya muak mendengar kan kau bicara"ucap Dafa dan dokter menjelaskan jika itu butuh waktu
"Semua pergi"ucap Dafa tegas dokter pergi tinggal Dafa dan Rafa di ruangan itu
"Aku mau pulang kak"ucap Dafa tiba-tiba Rafa menatap adik nya serius dan mendekat
"Kau saja belum sembuh total mana kaki mu perlu waktu sembuh nya"ucap Rafa serius
"Aku mau di rumah di rawat Putri tak tau diri itu membatalkan pernikahan aku harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan nama baik keluarga kita"ucap Dafa serius
"Baik aku urus semua nya tenang kan diri mu cari jalan keluar yg terbaik"ucap Rafa lalu pergi sedang kan Dafa memutar otak nya untuk menyelamatkan nama baik keluarga nya
Dafa sudah ada di rumah di kamar nya banyak alat rumah sakit di kamar nya jika terjadi sesuatu, cuman beberapa dokter ikut termasuk Hafiza .Media hebo dengan kecelakaan Dafa dan pembantalan pernikahan tapi Rafa sudah menjelaskan jika pernikahan nya akan berlanjut entah apa rencana adik nya ini
Hafiza masuk di temani dokter lain mengecek keadaan Dafa sebentar lagi mereka akan pulang tapi seperti nya Rafa melarang nya ini demi kebaikan adik nya
"Dokter sudah menikah"tanya dokter lain melihat Hafiza asik dengan kaki Dafa yg memainkan laptopnya
"Belum dok,anda sendiri"ucap Hafiza tersenyum
"Iya saya udah menikah tapi suami saya sangat pelit terhadap memberi uang"ucap nya Hafiza menatap wanita itu padahal mereka baru kenal
"Maaf ya dok jika perkataan saya sedikit menyingung kita baru kenal tapi anda membicarakan kesalahan suami anda lagian kita ngak boleh bicara kesalahan suami kita"ucap Hafiza menatap dokter itu
"Aghh saya jadi malu dok anda terlihat muda tapi cara anda seperti orang yg sudah menikah"ucapnya malu apa lagi ada Dafa yg hanya acuh
"Umur boleh muda tapi otak harus dewesa"ucap Hafiza dan menulis kesehatan Dafa
"Jika dokter mau pulang silahkan ini udah sore kasihan keluarga dokter"ucap Hafiza merapikan alat nya
"Iya dok anda mau pulang juga"ucap nya
"Kalian tidak di izinkan pulang"ucap Dafa tanpa melihat dokter
"Tapi tuan kami pun punya keluarga lagian jam kerja kami habis"ucap Hafiza membuat dia dapat tatapan tajam dari Rafa
"Saya yg akan gaji kalian jika saya bilang tetap di sini berarti tetap di sini saya mau kaki saya cepat sembuh"ucap Dafa tegas
"Tuan .....ucap Hafiza terpotong
"Seperti nya dari tadi anda banyak bicara dan selalu membantah saya tak suka di bantah"ucap Dafa kesal melempar bantal ke wajah Hafiza
"Sudah dok jangan berurusan dengan nya"bisik nya membuat Hafiza hanya diam dan menunduk menghembuskan nafasnya berpikir apa yg harus dia lakukan
"Tuan Wilson kami izin pulang kami punya keluarga kasihan keluarga kami"ucap Hafiza pelan Dafa kesal jadi nya dia meraih penggantung infus nya ingin memukul Hafiza
"Tuan maafkan dokter Hafiza kami akan tetap di sini"ucap nya cepat
"Bagus tidak harus membuat saya kesal"ucap Dafa lalu dia memicingkan mata nya melihat Hafiza dan wanita itu keluar
"Tunggu"ucap Dafa serius mereka berdua berbalik kembali menghadap Dafa
"Iya tuan"ucap mereka
"Kau punya suami kan pulang lah"ucap Dafa pada dokter di samping Hafiza
"Terimakasih tuan"ucap nya pergi Hafiza melangkah menyadari hanya berdua
"Hei siapa yg mengizinkan kau keluar"bentak Dafa membuat Hafiza menoleh
"Saya hanya ingin membuka pintu tuan jika tertutup nanti timbul fitnah kita hanya berdua di kamar lagi"ucap Hafiza setelah membuka kan pintu dia kembali di hadapan Dafa sedikit jauh
"Hhmm bagaimana aku menjebak gadis ini ya mana Kepin belum menemukan wanita yg cocok lagian jika dokter yg menjadi istri ku menggantikan Putri itu bagus dia bisa merawat ku lagian seperti nya dia bisa di atur meski kadang ngebantah"batin Dafa ternyata dia akan menjebak Hafiza untuk menyelamatkan nama baik nya
"Kau duduk di sofa"ucap Dafa dengan ragu Hafiza duduk Dafa berusaha mengerak kan kaki nya
"Tuan jangan di paksa itu akan terasa sakit jika anda butuh sesuatu biar saya ambil kan"ucap Hafiza berdiri
"Tidak perlu hanya pinggang saya yg sakit saya mau berbaring"ucap Dafa
"Panggil kan kak Rafa"ucap Dafa serius Hafiza hanya permisi mencari keberadaan Rafa yg menatap foto seseorang
"Tuan Rafa,tuan Dafa memanggil anda"ucap Hafiza mengagetkan Rafa dan dia berlalu
"Ya Allah kenapa mereka semua seperti itu sabar kan hamba ya allah"gumam Hafiza dia baru bertemu dengan keluarga semacam keluarga Wilson ini semua sama tidak Dafa tidak Rafa sama-sama datar
"Ada yg penting"ucap Rafa mengunci pintu nya
"Kepin belum juga menemukan wanita untuk menjadi istri ku aku punya rencana kakak bantu aku"ucap Dafa licik menjelaskan rencana nya Rafa tak percaya dengan rencana Dafa tapi dia tak punya pilihan jadi dia ikuti saja
"Dokter Hafiza ngak pulang"ucap Rafa mendekat pada Hafiza yg berdiri di tempat tadi
"Mau nya pulang tuan tapi tuan Dafa melarang saya untuk pulang takut nya nanti keadaannya memburuk"ucap Hafiza dia tak menatap Rafa hanya menunduk
"Emm tuan saya mau menghubungi ayah saya beliau pasti cemas memikirkan saya pulang telat"ucap Hafiza
"Silah kan"ucap Rafa,Hafiza sedikit menjauh mengambil ponsel nya menghubungi ayah nya
"Ayah tidak setuju kamu tingal di sana tapi ngak papa asal kamu jaga diri dengan baik"ucap ayah bicara di telpon
"Iya ayah Hafiza akan jaga diri"ucap Hafiza tersenyum
"Siapa pasien kamu"ucap Ayah penasaran
"Tuan Dafa Wilson yah Hafiza sekarang berada di Museum Wilson"ucap Hafiza menjelaskan ayah nya terdiam sesaat
"Yah ayah dengar Hafiza"ucap Hafiza melihat ayah nya terdiam
"Sayang kamu pulang aja ya ayah ngak suka keluarga mereka"ucap ayah seperti perintah
"Lho kenapa yah bukan nya tadi ayah izinin kok setelah mendengar keluarga Wilson ayah jadi nyuruh Hafiza pulang"ucap Hafiza heran
"Ngak papa sayang pulang aja ya atau kamu undur diri aja membantu merawat tuan Wilson"ucap ayah cemas
"Ayah Hafiza kan dokter tapi jika ayah ngak izinin bagaimana Hafiza akan bekerja Hafiza di sini kan menolong tuan Wilson"ucap Hafiza berusaha menjelaskan
"Baik lah malam ini ayah izinin besok ayah akan mendatangi pihak rumah sakit untuk tidak mengizinkan kamu membantu tuan Wilson"ucap ayah dan mematikan telpon nya
"Walaikumsalam"ucap Hafiza menatap ponselnya ngak biasanya ayah nya ngak suka apa yg dia lakukan
"Siapa ayah gadis ini"gumam Rafa yg dari tadi menguping tapi dia tidak peduli melanjutkan rencana adik nya
"Dokter minum lah dari tadi anda belum minum anda pasti capek "ucap pembantu itu
"Terimakasih bik"ucap Hafiza tersenyum meminum teh hangat nya sampai habis dan memberi kan gelas nya pada pembantu itu
"Dokter adik saya memburuk"ucap Rafa datang dari belakang Hafiza berdiri segera berlari masuk kekamar Dafa yg terlihat Dafa kejang
"Kenapa aku pusing"gumam Hafiza melangkah penglihatan nya mulai kabur dia mengusir itu semua mendekati Dafa dan pingsan saat dia sudah berada di dekat Dafa
"Dasar cewek bodoh"ucap Dafa sinis menatap Hafiza di samping nya
"Bodoh kok di buat istri"sindir Rafa di ambang pintu
"Hei aku terpaksa tidak ada pilihan lain"ucap Dafa kesal
"Nikmati rencana menjijikan mu"ucap Rafa tertawa kecil lalu keluar Dafa kesal dengan kakak nya mengejek nya dia dengan payah mengenser tubuh nya pada Hafiza di benar kan nya posisi Hafiza
"Biar terlihat kenyatakan"ucap Dafa melepaskan baju nya meletakkan tangan Hafiza di dada dan perut nya sedang kan wajah Hafiza di benamkan nya di leher nya tidak lupa melepaskan hijab Hafiza
🌞🌞🌞
Ayah benar gelisah Hafiza tidak menjawab telpon nya biasa Hafiza bangun pagi untuk sholat tapi ini sudah siang Hafiza tidak nelpon balik sungguh ayah cemas
"Aku tak bisa nunggu lama semoga aja ngak ketemu dia tidak kembali"gumam ayah cemas segera pergi
Rafa menjemput orang tua nya yg sudah datang terlihat ayah nya mendorong kursi roda istrinya yg hilang semangat wajahnya pucat sudah beberapa tahun ini keadaannya memburuk Rafa memeluk bunda nya melepas rindu begitu pun papa nya
Hafiza mengerak tangan nya bahkan posisi mereka masih sama seperti semalam sebenarnya Dafa sudah bangun tapi dia pura-pura tidur Hafiza memegang kepalanya pusing dia merasa aneh
"Astagfirullah"ucap Hafiza kaget
"Hei berani nya kau memanfaatkan kelumpuhan ku meniduri ku dan mintak pertanggung jawaban saya ngerti apa mau anda"bentak Dafa menarik selimut sekarang Hafiza turun dari ranjang mengambil hijab nya dan memakai nya dia menangis dalam diam dia berusaha mengingat apa yg terjadi
"Maaf tuan"ucap Hafiza gemetar
"Ada apa"ucap Rafa di ambang pintu
"Kak wanita ini memanfaatkan ku meniduri ku"ucap Dafa
"Astaga pantas saja Putri membatalkan pernikahan nya pasti dia melihat semua nya"ucap Rafa panik
"Apa"ucap Dafa panik
"Tidak ada cara lain kalian harus menikah"ucap Rafa mendekat dia jadi kasihan pada Hafiza menjadi kambing hitam adik nya yg gila
"Tidak kak"ucap Dafa menolak
"Dafa kalian tidur bersama pasti"ucap Rafa menggantung kalimatnya
"Maafkan saya tapi saya tak ingat apa apa"ucap Hafiza menangis
"Ya allah maafkan hamba berbuat hina ini ampuni dosa hamba"batin Hafiza berdoa
"Kau pergi berani nya menjebak ku"ucap Dafa,Hafiza melangkah keluar di ikuti Rafa
"Dokter tunggu saya mengerti saya akan membujuk adik saya menikahi anda"ucap Rafa
"Maafkan saya tuan"ucap Hafiza melangkah pergi dia berusaha menguatkan diri dia tidak tau apa yg terjadi yg pasti dia merasa bersalah sekarang ini
Nyonya Wilson hanya termenung yg di dorong suami nya lalu dia menyentuh tangan suaminya menghentikan langkah mereka tidak terasa air mata nya menetes
"Kenapa bun"ucap suaminya lalu dia berusaha berdiri melangkah tertati suami nya ingin membantu tapi di tahan terlihat meski dia menangis ada kecerahan di wajah nya
"Adinda"teriak nya suami nya tertegun siapa yg dia lihat
"Adinda"ucap nya lagi memeluk Hafiza dengan erat
"Lepas kan saya nyonya"ucap Hafiza pilu lalu dia menatap Hafiza intens
"Kamu anak ku "ucap nya lagi menangis sesegukan memeluk erat Hafiza
"Nyonya"ucap Hafiza lagi
"Tidak nak ini bunda jangan pergi"ucap nya
"Saya bukan anak anda"ucap Hafiza melepaskan pelukan di lihat nya ayah telah datang yg membeku di tempat
"Ayah"ucap Hafiza berhambur memeluk ayah nya
"Maafkan Fiza"ucap nya menangis
"Kenapa sayang ada apa"ucap ayah merasakan tidak beres
"Fiza bersalah hiks hiks Fiza berdosa Fiza berzina hiks hiks"ucap Hafiza memeluk ayah dengan erat ayah menatap wanita di depan nya
"Sayang pulang lah bersama mama ayah akan menyelesaikan semua nya"ucap ayah menghapus air mata Hafiza lalu dia pergi bersama mama
"Berani kau menampakkan wajah di depan anak ku kalian apakan anak ku"teriak ayah marah
"Kau membohongi ku dia anak Adinda kan kau bilang dia sudah meninggal kembalikan dia "ucap nya
"Dengar kan aku baik-baik Fatma dia anak ku Hafiza Alice Adinda Aditama kau yg memberi kan penderitaan terhadap nya jangan menganggu nya"ucap ayah tajam wanita itu terjatuh memeluk kaki ayah
"Aku mohon hiks hiks berikan dia ,dia peninggalan Adinda aku mohon izinkan aku tinggal bersama nya"ucap nya memohon
"Hafiza anak ku"bentak nya marah
"Bunda"ucap Rafa meraih bunda nya untuk berdiri
"Aku Damar Aditama tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti putri ku Hafiza mengerti"ucap ayah marah lalu pergi
"Damar kembali kan Hafiza "teriak nya berlari sampai terjatuh
"Alice"gumamnya menangis sesegukan Rafa tak tega melihat bunda nya seperti itu bahkan dia jarang sekali merespon apa pun melihat itu semua Rafa penasaran dengan keluarga Aditama
Semenjak pulang Hafiza menangis sholat pun dia menangis sudah hampir 3 jam Hafiza mengaji dengan air mata mengalir sungguh mama nya tak tega melihat itu semua ayah sesekali melihat menunggu Hafiza selesai tapi anak nya belum selesai mata sudah bengkak karna menangis suara Hafiza sudah serak dada nya sesak Hafiza menutup Al-Quran an nya menyentuh dada nya terasa nyeri
"Sayang"ucap ayah meletakkan Al-Qur'an pada tempat nya meraih tubuh anak nya yg gemetar di gendong nya anak nya kekasur
"Apa yg terjadi"ucap ayah mengusap bahu Hafiza
"Maafkan Fiza yah"lirih Hafiza pilu
"Cerita sama ayah"ucap ayah mengecup kepala Hafiza
"Hafiza berusaha menjadi lebih baik menjaga diri menjaga dari laki-laki bukan mahram tapi semalam Hafiza tidur dengan tuan Dafa Hafiza ngak tau apa yg terjadi"lirih Hafiza menangis di pelukan nya ayah nya
"Tidak apa-apa sayang"ucap ayah menepuk kepala Hafiza
"Tapi Fiza berdosa ayah"ucap Hafiza mendongak ayah tau apa yg di rasa anak nya tapi dia yakin anak nya di jebak
"Itu bukan kesalahan mu sayang"ucap ayah Hafiza terdiam sejenak
"Apa Hafiza harus menikah dengan tuan Dafa"ucap Hafiza menatap ayah nya
"Tidak sayang itu tidak perlu"ucap ayah cepat dan datar
"Tapi ayah itu untuk memperbaiki kesalahan Hafiza"ucap Hafiza
"Ayah tidak setuju"ucap ayah lalu pergi
"Mama Fiza mengambil keputusan yg benar kan"ucap Hafiza mama nya mengecup pipi anak nya
"Minta petunjuk pada nya"ucap mama
"Mama akan bicara pada ayah"ucap mama lalu beranjak
Di rumah Wilson hanya tenang menunggu keputusan , nyonya Fatma Wilson juga sudah tertidur di beri bius untuk beristirahat Dafa juga hanya santai dia yakin rencananya akan berhasil dia duduk di kursi roda di ruang tamu dia akan menunggu kedatangan Hafiza
"Aku merasa tidak yakin Hafiza akan datang"ucap Rafa duduk
"Emang kenapa kak"ucap Dafa penasaran
"Ternyata dokter Hafiza itu anak Damar Aditama"ucap Rafa membuat Dafa tak percaya
"Sial kenapa harus anak tuan Aditama rencana ku berantakan "ucap Dafa frustasi
"Tapi aku yakin dengan Hafiza dia wanita baik baik"ucap Rafa memainkan ponselnya
Di rumah Aditama lagi berdebat mama dan ayah yg mana ayah ngotot tidak ingin Hafiza menikah dengan Dafa dan mama setuju dengan Hafiza menikah dengan Dafa.Sedangkan Hafiza hanya di kamar dia terus meminta ampun dan petunjuk dengan yg kuasa dia bertaubat
"Apa kau tau mata dan jantung Fatma itu milik Adinda dia menyumbang kan itu semua aku yakin tabrak lari itu di sengaja dan pelaku nya adalah Fatma dia yg memberi penderitaan pada anak ku"ucap ayah mengepalkan tangan nya
"Mas jangan menyalah kan orang lain itu kesalahan kita andai malam itu kau tak bertengkar dengan Adinda tidak menyalah kan karna kita tidak bersama andai kau tak mengatakan mencintai ku dan akan menikahi ku andai kau tak menampar dan mengusir nya semua nya tidak akan terjadi itu kesalahan kita sampai dia di tabrak"ucap mama sedih
"Dia tabrak lari bahkan jika Adinda tidak mendorong Hafiza dia ikut meninggal kan aku"ucap ayah
"Mas jangan egois kau mau melihat Hafiza seperti itu terus kita harus setuju menikah kan mereka "ucap mama membujuk ayah terdiam
"Aku dari dulu mengatakan jika Hafiza ikut meninggal karna kecelakaan itu aku jauh kan dia dari Fatma aku tidak ingin mereka tau jika Hafiza anak Adinda tapi wajah itu sangat mirip bahkan Hafiza seperti Adinda dan Fatma pergi karna putus asa kehilangan Adinda dan Hafiza tapi takdir seperti nya mempertemukan mereka lagi memaksa Hafiza masuk ke keluarga Wilson aku benci keluarga itu"jelas ayah panjang lebar
Setelah di bujuk mama ayah akhirnya setuju dia menemui keluarga Wilson tanpa anak istri nya di sini dia berada duduk di depan keluarga Wilson tapi tanpa Fatma
"Jika anda tidak setuju maka saya akan menyebarkan foto ini"ucap Rafa mengancam menunjuk kan foto Dafa dan Hafiza yg tengah tertidur
"Anda tidak ingin kan nama baik anak anda dan anda rusak"ucap Rafa lagi ayah hanya terkekeh sinis
"Saya rela kehilangan semua nya demi anak saya"ucap ayah serius
"Saya gila kerja karna untuk anak saya jadi buat apa kerja keras itu jika saya kehilangan anak saya"ucap ayah tajam
"Saya tau kalian menjebak nya untuk menyelamatkan nama baik kalian sungguh menjijikkan"ucap ayah sinis
"Anda terlalu sombong tuan Aditaman "ucap Dafa berusaha santai
"Kami tidak memaksa lagian anak anda bukan wanita yg saya ingin kan dia lah menggoda saya memanfaatkan semua nya"ucap Dafa lagi ayah mengepal kan tangan nya menatap Dafa tajam
"Baik saya akan menikah kan anak saya tapi jika anak saya terluka sedikit pun saya tak segan saya akan mengambil nya kembali"ucap tuan Aditama datar
"Saya tak gentar melawan kalian demi anak saya"ucap ayah berdiri lalu pergi
"Kenapa kalian menjebak anak Aditama"ucap tuan Wilson
"Kami ngak tau pa gadis itu orang terpandang"ucap Dafa bicara
"Tidak hanya orang terpandang yg papa takut kan"ucap papa sedikit khawatir tapi dia sedikit lega istri akan sembuh jika bersama Hafiza
Setelah setuju jika Hafiza menggantikan pengantin wanita nya Dafa akhir nya mereka akan segera menikah tapi Hafiza terus meminta ampun yg kuasa dengan bujukan mama Hafiza kembali seperti semula
"Bunda"teriak Hafiza berlari mengejar bunda nya
"Alice"ucap nya tersenyum
"Pergi lah bersama nya"ucap bunda memberi kan tangan laki-laki itu lalu menghilang Hafiza mendongak menatap pria itu
"Tuan Dafa"ucap Hafiza heran
"Mas Dafa"gumam Hafiza membuka mata bangun dari mimpi nya
"Kenapa aku mimpi seperti itu"gumam Hafiza beranjak membasuh wajah nya dan berwudhu segera sholat
Hari ini harus nya Dafa menikah dengan Putri Wijaya tapi di ganti oleh Hafiza Alice Adinda .Hafiza di rias tapi sederhana karna itu permintaan nya setelah selesai mereka segera melakukan akad nikah banyak yg bertanya kenapa Hafiza bukan nya Putri yg menikah dengan Dafa.Akad nikah nya lancar tanpa ada gangguan begitu pun dengan resepsi nya
"Aunty Fiza"ucap anak berumur 5 tahun itu berlari memeluk Hafiza
"Hei Adit kamu tampan banget"ucap Hafiza mencubit pipi Adit
"Terimakasih aunty"ucap nya
"Aunty jika aunty pindah rumah Adit ngak bisa lagi ketemu"ucap nya cemberut
"Siapa yg bilang aunty pindah rumah"ucap Hafiza mendudukkan Adit di pangkuan nya
"Mama Asma yg bilang saat wanita menikah dia harus ikut suami nya"ucap Adit polos
"Iya sih aunty pindah tapi Adit kan bisa berkunjung di rumah aunty yg baru"ucap Hafiza
"Adit mari sini jangan menggangu aunty Fiza nya"ucap nya mendekat
"Asma"ucap Hafiza memeluk Asma sahabat nya
"Selamat ya meski mendadak aku doakan rumah tangga kalian sakina mawahdah warohmah"ucap nya
"Amiin"ucap Hafiza tersenyum
"Ohh ya kenal.....ucap Hafiza terpotong ingin memperkenalkan Dafa
"Tidak perlu aku buru-buru aku cuman kasih kado dan pamit"ucap nya Hafiza menerima nya dia memeluk anak sahabat nya sebelum mereka pergi
Setelah resepsi Hafiza membantu Dafa meski kadang dia agak canggung dan ragu memegang Dafa karna dia tak biasa Dafa sang pemaksa ini selalu memaksa Hafiza mereka juga kembali ke rumah Wilson
"Kau tidur di kamar kecil sana ngak sudih aku tidur dengan mu"ucap Dafa berbaring
"Tapi mas"ucap Hafiza ragu
"Kenapa kau selalu membantah sih"kesal Dafa
"Maaf buat mas marah"ucap Hafiza menunduk segera istirahat sesuai yg di bilang Dafa
🌞🌞🌞
Hafiza sudah bangun melakukan apa yg biasa dia lakukan setelah itu dia membantu Dafa mau kekamar mandi tapi Hafiza ragu memegang tangan Dafa tapi Dafa yg duluan berpegangan di tangan Hafiza meski Hafiza terkejut tapi dia berusaha membiasakan diri
Tok tok tok
Hafiza menatap pintu siapa yg mengetuk pintu tapi dia segera menuju pintu lagian Dafa masih ada di kamar mandi saat membuka pintu mama mertua langsung memeluk Hafiza
"Bunda jangan menganggu Hafiza ini masih pagi"ucap suaminya tapi dia tak peduli
"Bunda merindukan mu nak"ucap nya memeluk erat Hafiza
"B...bunda"ucap Hafiza ragu
"Maaf Hafiza harus bantuin mas Dafa dulu"ucap Hafiza canggung
"Ya ayo"ucap nya semangat suaminya mendorong kursi roda yg di duduki istrinya lagi dan Dafa keluar sudah memakai pakaian santai
"Kok bunda di sini"ucap Dafa segera Hafiza membantu Dafa
"Bentar dulu mas kaki nya harus di urut"ucap Hafiza membantu Dafa naik ke kasur dia tersentak saat Dafa memegang pinggang nya
"Astagfirullah Fiza dia suami mu"gumam nya pelan
"Cepat rawat kaki ku biar cepat sembuh"ucap Dafa santai Hafiza mengambil salap mengurut kaki Dafa dan mulai melakukan terapi nya
"Hei itu ngak rasa"ucap Dafa kesal
"Iya lah ngak rasa mas kan kaki nya mati rasa"ucap Hafiza tersenyum setelah 20 menit selesai Hafiza memeriksa kaki Dafa dengan teliti
"Luka mas juga udah sembuh"ucap Hafiza menulis di kertas laporan kesehatan Dafa
"Kaki bunda juga mau kayak Dafa di urut"ucap bunda ikut duduk di samping Dafa
"Ohh iya udah Hafiza urut"ucap Hafiza bersimpuh menyentuh kaki mama mertua nya mengurut dan mengerakkan kaki nya lalu bunda meraih tangan Hafiza di cium nya tangan itu lalu di peluk nya papa hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar
"Bunda menyayangi mu dan selalu bersama mu"ucap nya sejenak Hafiza terdiam mendengar detak jantung itu lalu dia mendongak
"Tidak mungkin"ucap Hafiza pelan menunduk kan pandangan bayangan bunda nya terlintas begitu saja bahkan dia melihat mama mertua nya melihat bunda nya sendiri tengah tersenyum menatap nya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!