Dunia persilatan atau sering juga di sebut dunia Kultivator adalah dunia yang kejam.
Yang kuatlah yang menang, hanya yang kuatlah yang dapat bicara, dimana tolak ukur derajat suatu kaum/individu di tentukan dari kemampuan bertarungnya dan tingkat praktik nya.
Kuil Rumput Hijau adalah kuil yang menganut agama Buddhisme, namun kuil ini bukanlah kuil biasa.
Di kuil ini mayoritas biksu serta murid muridnya mempelajari bela diri dan Ilmu yang bernama Tubuh Kebal, yang membuat tubuh menjadi sekeras baja dan kebal hampir semua racun.
Ilmu ini sangat terkenal karena kemampuannya yang kebal racun, hal inilah yang membuat Kuil Rumput Hijau menjadi incaran banyak sekte aliran hitam terutama sekte Tiga Lembah Kutukan dan Tujuh Jurang Racun.
Karena dinilai sangat berbahaya dan mengancam bagi sekte aliran hitam, para sekte aliran hitam membentuk sebuah aliansi yang bertujuan membumihanguskan Kuil Rumput Hijau.
Tidak tanggung-tanggung bahwa sekte aliran hitam menggunakan pusaka yang sangat berharga untuk menjalankan rencana kehancuran Kuil Rumput Hijau.
Pusaka tersebut adalah sebuah cermin yang menyimpan ruang dimensi yang sangat besar, rumor mengatakan bahwa cermin tersebut dapat menyimpan semua benda yang ada di bumi ini karena ruang dimensi di dalam cermin tersebut sangatlah luas!
Namun, cermin tersebut bukanlah tanpa kelemahan, kelemahan cermin tersebut adalah jika digunakan sekali, Cermin akan retak setelah perpindahan benda atau mahkluk keluar dari cermin tersebut, dan butuh 500 tahun untuk dapat menggunakannya sekali lagi.
Dalam hitungan menit semua pasukan penyerang yang berjumlah lebih dari 150ribu pasukan dengan berbagai pusaka pula dibawa mereka.
Hal ini menyebabkan Kuil Rumput Hijau pasti hancur di tangan aliansi Sekte Aliran Hitam, tentu saja ada harga yang harus di bayar kedua sekte aliran hitam tersebut.
Banyak petinggi serta Ketua sekte-sekte kecil aliran hitam yang mati saat penyerangan berlangsung, bahkan bisa dibilang kedua sekte besar pun terancam hancur bila setelah penyerangan ini mereka malah di serang oleh salah satu sekte besar aliran putih.
Namun sebelum itu terjadi ternyata mereka sudah bekerja sama dengan beberapa sekte aliran hitam lain untuk ikut membantu dalam melindungi dua sekte besar aliran hitam yang menyerang Kuil Rumput Hijau, hal ini menyebabkan pecahnya Medan pertempuran dimana-mana sampai menyebabkan banyaknya manusia biasa yang terbunuh dalam pertempuran.
----
Di suatu kota terpencil yang bernama Kota Debu Hijau terdapat seorang biksu tua yang berpenampilan sangat buruk, jubah penuh dengan robek bekas tebasan pedang dan dilumuri warna merah darah entah dari darah orang lain atau dirinya, biksu tua itu berjalan tidak beraturan sampai orang yang melihatnya pun menduga dia akan jatuh tidak lama lagi.
Namun tidak ada dari mereka yang berani mengulurkan tangan untuk membantu biksu tua itu karena takut bahwa ia akan berurusan dengan orang yang mengincar kepala biksu tua itu.
Cuaca saat itu sangat mendung dan mulai sedikit demi sedikit air turun dari awan, namun tidak ada satu pun yang memberanikan diri menolong biksu itu.
Mereka lebih mementingkan diri sendiri dan segera menutup pintu serta jendela agar air hujan tidak masuk ke dalam rumah.
Jalanan menjadi sepi menyisakan biksu tua itu yang terus berjalan di tengah hujan lebat tanpa memperdulikan lukanya yang mulai terbuka lagi akibat terus bergerak dan terguyur hujan.
Saat itulah terlihat seorang anak kecil yang berlarian mencari tempat berteduh, dia terkejut melihat seorang biksu tua yang terlihat sangat malang.
Anak kecil itu berhenti dan berusaha membantu sang biksu tua untuk mencari tempat berteduh.
Setelah sampai di sebuah gang kecil yang setidaknya cukup melindungi diri mereka dari derasnya air hujan, ia segera memeriksa kondisi biksu tersebut, dia sangat terkejut melihat kondisi sang biksu tua, karena luka luka yang di alami biksu tua itu bukanlah luka biasa.
Namun luka tebasan pedang yang mengandung unsur kutukan, hal ini menyebabkan kondisi biksu tua tersebut akan semakin memburuk bila tidak segera di obati dengan menghilangkan efek kutukan tersebut.
----
Novel ini sudah beberapa kali mengalami revisi, namun tidak menutup kemungkinan adanya kesalahan lain dari author, untuk itu mohon berikan kritik dan saran kalian mengenai penulisan novel ini. Dan saya hanya ingin memberitahukan kalian pembaca yang baru mengintip novel ini, bahwa semakin jauh kalian membaca novel ini, akan semakin seru ceritanya karena Author menulis sambil belajar, setiap tulisan semakin lama semakin baik.
Terima kasih.
Salam Literasi dari Vimattra.
1 Tahun yang lalu sebelum Penyerangan Aliansi Sekte Aliran Hitam terhadap Kuil Rumput Hijau.
Terdapat sebuah desa yang sangat damai karena para penduduk hidup dengan sejahtera walaupun desa tersebut terbilang terpencil, desa tersebut bernama Desa Daun Hijau.
"Ayah! Ayo kita bermain, kau selalu sibuk bekerja jadi tidak ada waktu untuk bermain denganku." Bujuk Wu Ming, seorang anak laki-laki yang baru berusia 8 tahun dengan ekspresi cemberut.
"Ming'er bukan ayah tidak mau menemanimu bermain, tapi sekarang kondisi desa sedang tidak stabil. Ayah sebagai kepala desa harus mengurusi banyak pekerjaan yang menumpuk." Balas Wu song dengan senyuman lembut.
"Ayolah ayah setidaknya bermainlah denganku sebentar saja, aku mohon." Bujuk Wu Ming dengan wajah memelas.
"Ohh... Baiklah bagaimana ayah bisa menolak wajah imut dari anak laki-laki ayah ini." Ejek Wu song sambil terkekeh
"Ahh... Ayah! Aku ini gagah, tampan dan berani." Seru Wu Ming sambil membusungkan dada.
"Hmm? Berani? Hei lihat itu di baju mu ada kecoa." Seru Wu Song sambil menunjuk bagian belakang baju Wu Ming.
"Wahhhhhhhh!!.... Dimana?! Dimana ?!" Balas seru Wu Ming dengan Wajah pucat.
Satu hal konyol yang Wu Ming takutkan saat mengaku sebagai pria sejati adalah, dia sangat takut dengan hewan bernama kecoa.
" Hahahaha! Katanya pemberani masa ketemu kecoa aja takut seperti bertemu dengan Hantu." Ejek Wu song sambil terkekeh puas.
"Hmph! Aku lebih memilih bertemu seratus hantu bermuka seram dari pada bertemu kecoa yang sedang terbang... Mereka menjijikan, menakutkan, dan bila aku punya cukup kekuatan akan ku buat bangsa kecoa punah, atau setidaknya mereka tidak berani mendekatiku." Balas Wu Ming dengan bibir cemberut dan pura-pura merajuk.
"Hmm... Bukankah kalau bangsa kecoa mendengar itu darimu mereka akan menjadikan mu buronan nomor satu?" Wu song kembali terkekeh membayangkan ekspresi wajah anaknya menjadi pucat.
"Ti-tidakkk....!!" Seperti yang Wu Song duga, wajah Wu Ming langsung berubah pucat.
*Teng!!!....Teng!!!... Teng!!!
Tiba-tiba suara lonceng dari menara desa berbunyi menandakan telah terjadi sesuatu.
Tak lama seseorang berlari menuju ke arah Wu Song berada dengan wajah pucat dan nafas terengah-engah.
"Kepala desa!... Ada Kultivator aliran hitam yang menuju ke desa ini, mereka berasal Sekte Rantai Bunga Neraka!" Seru seorang pemuda dengan nafas terengah engah.
"Apa ?! Cepat beritahu kesemua penduduk dan segera atur pengungsian, aku akan mengulur waktu bersama para penjaga desa." Balas Wu Song dengan sigap
"Baik!" Balas orang itu, kemudian ia berlari sambil berteriak memberitahukan bahwa para penduduk desa harus bersiap-siap untuk mengungsi.
"Ming'er cepat ke rumah dan beritahukan berita ini ke ibu, bersiaplah untuk mengungsi..."
" Bagaimana dengan ayah ? Apakah ayah akan melawan mereka sendirian?" Balas Wu Ming karena dia tahu selain ayahnya tidak ada kultivator lain di desa ini.
" Tenang saja anaku, Ayah akan kembali dengan selamat." Balas Wu song dengan wajah tersenyum hangat.
"Baiklah aku pegang janji mu yah!..." Wu Ming segera berlari sekencang-kencangnya menuju rumahnya yang berada di kaki gunung.
Setelah melihat anaknya sudah jauh tidak terlihat dari pandangan nya, raut wajah Wu song berubah menjadi serius.
'Apakah mereka sudah tahu keberadaan pusaka sekte mereka yang ku curi saat itu?!' Batin Wu Song sambil menahan nafasnya.
Setengah jam setelah itu Wu song melihat ada 100 orang yang bergerak menuju desa dan dua diantaranya paling depan menaiki sebuah serigala besar berwarna putih dan merah.
Serigala tersebut bukanlah serigala biasa, serigala tersebut adalah hewan yang mempunyai Qi dalam tubuh mereka, yang biasa di sebut Anim-Beast.
Anim-beast yang berwarna putih memancarkan hawa dingin, dan yang berwarna merah bulu nya memancarkan cahaya terang seperti terbakar namun seorang yang menungganginya terlihat tidak terganggu seakan tidak merasakan panas.
Salah satu dari Kultivator yang menunggang serigala itu bertanya pada rekannya.
"Hei apakah kau yakin ini tempatnya ?"
"Hmm... Sebenarnya setelah melihat desa ini aku menjadi ragu bahwa ini desa yang di maksud oleh Guru kita"
"Kalau begitu bagaimana kalau kita bertanya dahulu pada seseorang dari sana." Usul Kultivator yang menunggang serigala putih.
"Baiklah... Aku setuju." Rekannya mengangguk setuju.
Kedua orang itu mendekati gerbang desa dan bertemu dengan Wu Song.
"Salam senior, saya adalah kepala desa Daun Hijau, maaf kalau boleh tau ada urusan apa senior sampai membawa banyak orang ke depan desa kami?" Tanya Wu song dengan berhati hati.
"Kami datang kesini untuk mencari pusaka sekte kami yang di curi oleh seseorang bernama Wu Song, apakah kau kenal dengan orang itu?" Jawab seseorang yang menunggangi serigala merah dengan mata penuh selidik.
Sebenarnya Kedua orang itu kaget karena mendapati adanya Kultivator di desa kecil ini.
Wu Song menahan nafasnya karena dugaan sebelumnya ternyata benar dan segera berkata dengan tenang.
"Maaf senior, kalau boleh tau seperti apa pusaka yang senior cari?" Tanya Wu song yang berniat mengulur waktu agar proses evakuasi berjalan lancar.
"Pusaka kami berupa kalung dan cincin yang terukir patung 'Naga Banjir' kecil." Jawab Ling Mu yang menaiki serigala merah.
Note: Flood Dragon atau Naga Banjir adalah mahkluk spiritual ras Naga yang hanya lebih lemah dari True Dragon (Naga sejati).
Ling Mu berhati hati untuk tidak terlebih dahulu menyinggung pemuda di depannya karena mereka tidak bisa membaca tingkat praktik Wu Song.
"Oh kalau begitu yang kalian cari tidak ada disini, di desa kami tidak tersedia barang untuk Kultivator dan hanya memiliki kebutuhan untuk manusia biasa, kalau para senior berkenan silahkan berkunjung kekediaman saya, orang rendah hati ini akan dengan senang hati menjamu senior."Jawab Wu song dengan panjang lebar dengan tenang dan tidak terburu buru agar terlihat meyakinkan
" Hmph!... Kami tidak punya waktu untuk meladenimu, kalau begitu kami akan ambil semua harta yang ada di desa ini dan mulai sekarang desa ini akan menjadi wilayah Sekte Rantai Bunga Neraka." Jawab Ling Sha dengan angkuh.
Wajah tenang Wu Song menjadi buruk, namun ia segera tersenyum hangat lagi menghadapi kedua marga Ling tersebut.
Memang diantara keduanya, Ling Sha lah yang terlalu arogan dan sering meremehkan orang di depannya selama ia memiliki banyak orang bersama nya.
Ling Sha adalah anak kedua dari seorang Tetua Sekte Besar Aliran Hitam yang bernama Sekte Rantai Bunga Neraka, dari saat dia lahir sudah disuapi dengan sendok emas. Ling Sha juga sangat berbakat dan sedikit lebih berbakat dari kakaknya, Ling Mu.
Mereka berdua di beri tugas oleh Ketua Sekte melalui Gurunya untuk mencari sebuah senjata Pusaka sekte yang di curi oleh seorang mantan anggota sekte, misi ini sangat penting karena menyangkut jalannya rencana besar sang Ketua Sekte.
----
Halo teman teman, saya disini ingin mencoba membuat novel bergenre Wuxia jadi mohon dukungannya dan saran agar saya lebih bersemangat dalam mengerjakan novel ini.
Ya Novel ini adalah original buatan saya jadi waktu updatenya tidak menentu.
Bagi teman teman yang merasa bingung dengan alur cerita ini, saya akan menjelaskan sedikit, chapter pertama menjelaskan tentang pertemuan MC dengan tokoh yang akan membuat kehidupan MC berubah, chapter kedua menceritakan kehidupan MC yang awalnya sangat damai namun itu semua tidak bertahan lama.
Udah itu aja ya spoiler nya hehe, setiap satu like dan komen kalian membuat saya jadi lebih bersemangat mengerjakan novel ini.
Sampai Jumpa Di Chapter Selanjutnya.
"Kalau begitu serahkan semua harta di desamu bila ingin selamat !". Bentak Ling Sha sambil menodongkan Pedangnya.
Suasana menjadi hening beberapa detik sebelum Wu Song menjawab dengan menghela nafas.
"Maaf senior saya tidak bisa menuruti permintaan senior, ada baiknya bila kita membangun hubungan yang baik agar tidak merugikan kedua belah pihak sama sekali." Jawab Wu song dengan tenang dan masih berusaha mengulur waktu.
"Kalau begitu tidak ada pilihan lain, akan ku hancurkan desamu ini!" Seru Ling Sha yang tentu marah karena Wu Song menolak memberikan semua harta desanya.
Disamping Ling Sha, Ling Mu menghela nafas karena ke aroganan rekannya itu mereka harus repot repot menghancurkan desa yang tidak berguna dan tentu membuang buang waktu berharga mereka.
Sampai sekarang mereka belum tau bahwa pemuda di depan mereka sebenarnya adalah pemuda yang mereka cari.
----
Setelah Ling Sha menyatakan ingin menghancurkan desa tersebut mendadak Wu Song menarik pedangnya menyerang Ling Sha dengan cepat, Ling Sha dan Ling Mu tidak sempat bereaksi dan segera menerima serangan Wu Song, namun keberuntungan Wu song mungkin terbilang buruk karena serangannya tidak mengenai bagian vital Ling Sha, melainkan hanya mengenai pundaknya.
Sringgg-
Sraatttts-
"Ugh-...Ap-apa yang terjadi ?!" Seru Ling Sha yang terkejut dengan serangan mendadak Wu Song sambil memegangi pundaknya.
Ling Sha tentu terkejut karena kecepatan serangan Wu song sangat cepat bahkan tidak terlihat oleh mata telanjang.
Ling Sha dan Ling Mu langsung bergerak mundur mengatur jarak karena waspada pada pemuda di hadapannya itu.
Setelah terkena serangan dari Wu song, Ling Sha langsung mengeluarkan sebutir pil dan langsung menelannya, seketika luka yang di sebabkan oleh serangan Wu song hilang seperti tidak pernah terluka.
"Kalian Sekte Aliran Hitam memang pendosa yang tidak terampuni, aku tidak bisa membiarkan desa yang saya tinggali di hancurkan oleh kalian tanpa memberikan perlawanan, pertimbangkan kembali untuk tidak berbuat hal buruk terhadap desa kami." Wu song masih memberikan kesempatan pada kedua orang itu namun nada bicaranya menjadi dingin dan tubuhnya mengeluarkan aura pembunuh.
Ling Sha tertawa terbahak bahak dan tersenyum sinis, kemudian berkata:
"Hmmph!!... Tidak usah banyak bicara!, Akan ku buat kau menyesal karena telah menantang Sekte Rantai Bunga Neraka!..." Bentak Ling Sha karena sudah terlanjur kehilangan harga diri, mau tidak mau dia harus menyelesaikan urusan nya dengan memberikan pelajaran pada Wu song.
"Hei kalian semua !... Tunggu apa lagi ?! Serang desa ini !." Teriak Ling Sha kepada pasukannya yang ada di belakang.
Setelah itu 98 orang lainnya dengan cepat bergerak menyerang tersebut, 98 Kultivator Sekte Rantai Bunga Neraka terdiri dari 90 orang pendekar tingkat Awal dan 8 orang pendekar tingkat Menengah, kekuatan 1 orang pendekar tingkat Awal setara dengan kekuatan 3 orang penjaga desa, sedangkan kekuatan pendekar tingkat Menengah setara dengan kekuatan 10 orang penjaga desa, dalam hal ini 98 Kultivator melawan 91 penjaga desa termasuk Wu song. Selama seseorang tidak idiot, mereka akan tahu bahwa pertempuran ini sangat berat sebelah.
Namun yang tidak di duga dari kedua marga Ling tersebut, Wu song mempunyai banyak jurus dan berbagai pusaka untuk mengimbangi pasukan mereka.
Dengan cepat Wu song mengeluarkan jurus berelemen tanah yang membuat tanah terbelah dan membuat jurang yang cukup dalam, semua orang terkejut selain Wu song, banyak dari pasukan penyerang yang jatuh ke dalam jurang karena tidak bisa berhenti saat melaju cepat ke arah desa.
Wu Song mengambil 8 butir benda bulat sebesar kelereng dan berbau mesiu, kemudian dia melemparkan benda tersebut kearah Pasukan Sekte Aliran Hitam.
Boom! Boom! Boom! Boom!
Kemudian Wu Song masih cukup leluasa melakukan beberapa trik seperti melemparkan sebuah Giok ke langit dan segera setelah itu muncul hujan puluhan ribu pisau kecil yang mengarah kepada pasukan sekte Aliran Hitam.
Sedangkan saat ini, kedua marga Ling tersebut masih tercengang melihat gerakan demi gerakan Wu Song yang menyebabkan banyak dari pasukan mereka terluka dan bahkan beberapa kehilangan setengah nyawa mereka alias sekarat.
Kedua marga Ling tersebut ingin menjambak rambut mereka sendiri karena terlalu ceroboh dalam menghadapi seseorang, seharusnya mereka menguji terlebih dahulu kemampuan dari pemuda di hadapannya itu.
Karena pasukan penyerang masih kebingungan pada situasi yg terjadi, dengan cepat Wu song memanfaatkan situasi tersebut untuk menyerang kembali dengan jurus berelemen kayu, tumbuh tumbuhan rambat berduri mulai muncul di dinding jurang, mereka terus memanjang sampai menangkap seseorang dan menyeret mangsanya ke dalam jurang.
"Ahhhhhhhh!" Teriak salah satu pasukan Sekte Aliran Hitam yang terseret masuk kedalam jurang, dan saat ia sudah masuk kedalam jurang terdengar suara jeritan yang sangat mengerikan, menandakan apapun yang orang itu alami di dalam jurang pasti sangat kejam seperti di dalam neraka.
Lagi lagi pasukan penyerang dibuat panik bukan main, mereka mencoba untuk memotong tumbuhan rambat tersebut namun dengan cepat tumbuhan rambut tersebut meregenerasi tubuhnya. Para kultivator Sekte Rantai Bunga Neraka langsung mundur menjauhi jurang tersebut dan memutar balik melewati jurang buatan tersebut.
Kedua marga Ling tidak diam saja setelah itu, mereka bekerja sama menyerang Wu song untuk menyibukkan nya agar tidak menggangu rencana mereka.
Pertempuran sengit terjadi antara Wu song dengan kedua marga Ling , sampai disini pertempuran terbilang berimbang antara Wu song dengan kedua marga Ling tersebut, sampai suatu ketika Wu song melakukan kesalahan karena membagi perhatiannya kearah desa karena takut penjaga desa tidak mampu menahan pasukan penyerang.
Scringgggg-....
Sraatttts-...
"Uuhk-...sial aku lengah" gumam Wu song
"Menyerahlah maka aku akan mengampuni nyawamu! bila kau bekerja untuk sekte kami maka keluarga mu tidak akan kami bunuh! Ini kesempatan terakhir mu!." Seru Ling Mu.
"Ciih... Sampai mati pun aku tidak akan sudi bekerja untuk orang brengsek seperti kalian! ". Wu song mempunyai pendirian yang kuat jadi ia tidak mungkin menghianati penduduk desa.
"Kalau begitu maka matilah dengan tersiksa !." Seru Ling Sha dengan marah.
Cling-
CLANG
Wu Song merapalkan mantra tangan dan segera memukul tanah.
"Sihir tanah: Gempa Bumi!"
Bummm!....krakk....
Daratan 100 meter sekitar Wu song bergetar hebat, para pasukan pendekar tingkat Awal dan Menengah tidak ada yang bisa berdiri setelah menginjakan kaki nya di daratan sekitar Wu song, bahkan ling Sha dan Ling mu yang memiliki tingkat praktik Akhir kesulitan berdiri karena nya.
Memanfaatkan situasi tersebut Wu song langsung pergi kembali ke desa dan segera membantu para penjaga desa yang lain membasmi para pasukan penyerang.
Beberapa detik kemudian gempa bumi di tempat Wu song berada hilang, setelah itu ling Sha dan Ling mu tersadar bahwa keadaan menjadi terbalik, pasukan penyerang yang tadi nya ada 90 orang tingkat Awal dan 8 orang tingkat Menengah sekarang tinggal 30 orang tingkat beginner dan 5 orang tingkat medium, karena jurus jurus Wu song sangat membantu mereka.
Karena mereka yakin bila pertempuran di lanjutkan akan berakhir kekalahan di pihak mereka maka dari itu Ling mu mengambil alih komando untuk mundur dan mencari bantuan terlebih dahulu.
"Semuanya...mundurrrr!!!! " Teriak Ling mu dengan putus asa.
Setelah pasukan penyerang mundur tidak ada yg berniat mengejar mereka karena tau sebenarnya mereka bukanlah tandingan pasukan Kultivator, bahkan dalam pertempuran tadi 3 orang penjaga desa belum tentu dapat menaklukan 1 orang Kultivator tingkat Awal karena memang kekuatan mereka setara walaupun pihak penjaga desa menang jumlah.
Tidak ada rasa senang dari raut wajah penjaga desa hanya helaan nafas panjang karena setidaknya mereka diberi waktu untuk bernafas lebih lama. Sekarang tatapan semua orang terarah oleh Wu song karena mereka tau penyebab para penyerang kemari karena Wu song yang mengambil pusaka sekte mereka.
Banyak tatapan tidak suka dari mereka tapi beberapa tidak demikian karena tau kalau memang Wu song ingin , Wu song bisa saja pergi melarikan diri dan berakhir dengan kehancuran desa tersebut...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!