NovelToon NovelToon

Cinta Lama Belum Kelar

epi 1

"Ayo lah daddy, ambilkan Raport aku." Pinta gadis iku dengan wajah memelas.

"Kenapa harus Daddy sih Nisa, kan ada Mami kamu yang dari dulu ngambil." Jawab pria di depannya

"Ayo lah Daddy, Nisa takut nilai Nisa jelek."Sambung Nisa mencoba menjelaskan pada Daddy nya yang super duper ini.

"Memangnya Kamu tidak belajar, sampai nilai kamu jelek?"

"Belajar sih dad, tapi kayaknya di SMA pelajarannya berat Daddy, semester berikutnya Nisa bakal lebih giat deh, Nisa janji."Puppy eyes nya di mainkan.

"Ya sudah kapan?"tanya pria itu dengan mendesah kesal.

"Besok Dad, jam sepuluh siang di SMA 2" jawab Nisa dengan semangat dan pria itu hanya mengangguk kan kepala bahwa ia mengerti permintaan Nisa itu.

"Yeay makasih Daddy, emang Daddy paling the best deh." Nisa memeluk pria itu dan berlalu meninggalkan ruang kerjanya.

"Nisa... Nisa, kalo ada maunya aja bisa semanja itu, coba tidak ada maunya cuek bebek." Gumam pria itu dengan menggeleng-geleng kepala melihat tingkah absurd gadis itu.

******

"Daddy jangan lupa nanti ke sekolah Nisa." Nisa mengingatkan pada pria itu untuk ke sekolah nya tanpa di ketahui mami nya.

"Siap." Jawabnya singkat dan Nisa berangkat ke sekolah.

Sesampainya disekolah, Nisa bertemu dengan sahabatnya Berta, Sinta dan Bayu.

"Eh gimana Kamu Nisa, jadi siapa yang mau ambilkan raport mu?" Tanya Sinta saat nisa baru saja datang.

"Ada Daddy yang siap datang menggantikan Mami Aku yang super galak." Jawab Nisa dengan wajah seramnya mempraktekan kalo maminya marah.

"Ada-ada aja dech kamu Nisa, apa bedanya coba Mami ma daddy kamu, kalo nilainya jelek yaaaa marah lah."Sambung Berta.

"Beda dong, Daddy aku baik banget, pasti tidak akan marah." Jawab Nisa dengan senyum-senyum sendiri.

"Wah Nisa, mencurigakan banget, kamu rayu apa Daddy mu?" Imbuh Bayu dengan tatapan curiga.

"Sial kamu bay ..hahahaha." Mereka ketawa lepas saat guru lewat di depannya.

"Eh Bu Sarah, selamat pagi Bu." Ucapan selamat paginya kompak banget dah.

"Pagi semuanya, pagi-pagi dah seneng banget, ada apa nih?" Tanya Sarah dengan ramah.

"Eh enggak ada apa-apa kok Bu..hehehehe" jawab Nisa sambil cengar-cengir.

"Oya nanti usahakan orang tua kalian datang ya! Karena ini pertama kali pertemuan dengan wali murid." Sarah mengingatkan pada muridnya.

"Siap Bu" jawab Bayu tegas.

"Ya sudah ibu ke kelas dulu, nanti langsung antar kan orang tua kalian di kelas ya." Sambung Sarah dan berjalan menuju kelasnya.

" Bu Sarah cantik banget ya Berta, coba bu Sarah masih seumuran Kita, pengen deh jadi pacarnya." Ucap Bayu sambil memperhatikan langkah guru idolanya itu.

"Dasar jomblo karatan, makanya pacaran biar tidak kejauhan menghayal nya." Jewer Nisa pada Bayu.

"Gimana bisa dapet pacar, orang tiap Aku dekat sama cewek kalian dulu nyamperin ceweknya, ya pada takut lah." Ucap Bayu dengan wajah kesal

dan disambut tawa oleh lainya.

"Seneng banget kayaknya" Tiba-tiba suara berat terdengar dari belakang mereka, seketika mereka menoleh bersamaan.

"Daddy, lama amat datangnya, yang lain dah dikelas tuh, kirain daddy gak dateng" Rajuk Nisa pada pria itu.

"Kalau kuatir tidak datang kenapa tidak telpon?"Tanya pria itu. " Itu tandanya nisa yakin daddy akan datang kan?" Sambungnya, dan nisa hanya tersenyum manja pada pria itu.

"Ayo Daddy, Nisa antar!" Nisa bergelayut di lengan pria gagah itu menuju kelas yang dimaksud.

"Dah rame ya Nisa?" Tanya pria itu.

"Iya Dad, sekarang sudah jam berapa, daddy terlambat hampir 1 jam." Jawab Nisa pura-pura ngambek, padahal kelas batu saja di buka oleh Ibu Sarah.

Sesampainya di ruang kelas

"Tok tok tok" Nisa mengetuk pintu dan masuk ruangan.

"Pagi Bu Sarah Daddy nisa sudah datang Bu." Ucap Nisa pada Sarah yabg masih menunduk.

"Ah ya Ni-sa." Saat melihat dan akan menyambut Nisa dan Daddy-nya, Sarah tergagap dan kelu sesaat

menyadari guru favorit nya terdiam Nisa menegurnya "Bu Sarah ini Daddy Saya." Suara Nisa membubarkan lamunannya sejenak.

"Ah ya silahkan duduk Bapak." Sarah sengaja menggantungkan kalimatnya karena dia takut salah orang.

"Ah ya, saya Arvan, Arvan Mahendra" Pria itu menyambut uluran tangan Sarah, sejenak Sarah terpaku pada wajah itu "Masih ingat Saya" suara pria itu pelan tapi jelas dan mengagetkan Sarah dari Kamu nya nya lagi.

"Ah ya pak Arvan silahkan duduk, dan mohon menunggu orang tua lainya" Ucap Sarah setenang mungkin, karena dalam harinya sudah bagaikan tabuh genderang mau perang.

"Nisa bisa tunggu Daddy di luar." Ucap pria itu, sedangkan Sarah mencoba mengalihkan pandanganya dari Nisa dan Daddy-nya, mencoba untuk menyibukkan diri dengan pekerjaan ya, saat Arvan akan mendekat pada Sarah orang tua murid lain pun masuk beramai-ramai (mungkin mereka sudah janjian). akhirnya diurungkan niat Arvan untuk menyapa Sarah lebih dekat.

Akhirnya pembagian raport dimulai dari siswa yang berprestasi, nilai Nisa tidak buruk tapi masih dibawah standar Mami nya, sehingga dia tidak berani meminta mami nya untuk mengambilnya.

Giliran raport Nisa dan Arvan maju dengan wajah tegang.

"Nisa coba dech liat, kenapa sama Daddy-mu, wajahnya tegang amat ketimbang ambil raport aja." Celetuk Berta dan diikuti oleh teman lainya

"Bener kata mu Ber, wajah Daddy-nya Nisa." Sinta membenarkan ucapan Berta.

"Baru pertama ambil raport kali Berta, jadi tegang." Jawab Nisa.

"Iya kali ya"Di iyakan saja pendapat Nisa.

"Maaf Bapak Arvan ini raport dari Ananda Nisa Prasetia Mahendra, untuk saat tahap awal nilai ananda sudah bagus, tapi jika ditingkatkan lagi belajarnya akan lebih baik, ananda Nisa sangat rajin di kelas dan mengerjakan tugasnya, mungkin agak dikurangi mainnya, biar sedikit fokus pada pelajarannya." Jelas Sarah beruntun dan dibuat setenang mungkin, karena ini adalah tahun pertama Sarah menjadi wali kelas, dan harus dihadapkan oleh wali murid.

"Lia Saya tau Kamu ingat Saya, tapi ini kenapa"Tanya Arvan sedikit berbisik.

"Maaf pak Arvan, ada yang perlu Saya jelaskan lagi? Ini adalah nilai-nilai dari ananda Nisa, mohon diperiksa, dan jangan di marahi anaknya ya pak!" Sarah mencoba tersenyum ramah pada Arvan.

"Maaf pak Arvan jika sudah tidak ada lagi bisa bergantian dengan wali murid lainya." Ucap Sarah dengan sangat sopan namun Arvan tidak bergerak dari kursinya.

"Lia, Saya tau Kamu marah, tapi beri Saya waktu untuk menjelaskan." Suara Arvan di buat se-pelan mungkin sehingga yang lain tidak mendengarkan.

"Maaf pak bisa bergantian dengan wali murid lainya?karena kerja juga punya pekerjaan yang harus segera di selesaikan." Ucap Sarah sangat ramah dan senyumnya sungguh membuat orang terpaku melihatnya.

Mau tidak mau Arvan pun beranjak dari kursinya, karena di rasa wali murid lain sudah mulai berbisik tentangnya.

.

.

.

Happy reading

epi 2

Arvan beranjak dari kursinya dan keluar ruangan dan disambut Nisa. Namun wajah Arvan sepertinya tidak bersahabat, terlihat sangat tegang dan marah "Daddy!"colek Nisa pelan namun masih bisa terdengar.

"Eh Nisa, Daddy duluan Kamu pulang sama teman Kamu ya, ini raport nya Daddy masih ada urusan penting" jelas Arvan dan meninggalkan Nisa tanpa menunggu jawaban.

"Daddy mu kenapa Nisa, wajahnya beda banget waktu masuk dan keluar, nilai Kamu jelek banget kali Nisa,"tanya Sinta pada Nisa, lalu buru-buru Nisa membuka raportnya.

"Coba Aku cek dulu, ah nggak jelek-jelek amat kok nilainya, masih masuk sepuluh besar kok, kenapa Daddy gitu ya, ada masalah pekerjaan kali" Jawab Nisa mengabaikan rasa kuatir nya, namun dia kembali melihat kedalam, menatap Sarah, dan mata mereka bertemu, Sarah hanya tersenyum.

"Apa ada masalah sama Bu Sarah ya?"Gumam Nisa.

"Kamu gila, kenapa jadi bawa-bawa Bu Sarah sih Nisa?"Tanya Bayu yang agak tidak terima guru idola nya di jadikan kambing hitam.

"Ya bisa saja kan, karena waktu masuk tadi kayak ada yang nggak beres deh Bu Sarah sama Daddy"jelas Nisa pada Bayu dan yang lainnya.

"Ngasal dech, yok ke kantin aja"Ajak Berta.

"Woy Aku belum terima raport, Mama Aku masih didalam" Ucap Bayu yang tak terima akan di tinggal oleh kawannya.

"Tungguin sendiri lah Bay, kan Mama Kamu, hahahaha" Bayu ditinggalkan oleh tiga temannya itu sambil ngakak.

"Dasar wong wadon." ucap Bayu kesal.

*Pulang Sekolah*

Sarah sudah beberes meja kerjanya dan siap untuk pulang. "Bu Sarah sudah ada yang jemput" Suara pak Tio OB di sekolah ini.

"Ah iya pak Saya segera keluar"Jawab Sarah.

"Mas Dimas, sudah dari tadi?" Suara Sarah mengagetkan Dimas yang sedang melamun.

"Baru saja dek, ayo saya antar"Jawab pria itu dengan lembut Sarah tersenyum dan masuk dalam mobil Dimas.

"Mau pulang atau makan dulu?"Tanya Dimas.

"Mas Dimas sudah makan belum?"Tanya Sarah

"Ya belum to dek, kan dari kantor langsung kesini"Jawabnya kental dengan logat jawa yang medok.

"Ya udah Sarah temenin mas makan dulu deh, baru pulang" Sahut Sarah tetap dengan senyum tulusnya.

"Beneran dek Kamu mau nemani mas makan?"Tanya Dimas dengan semangat namun penuh tanya, karena selama jalan dengannya, Sarah tidak mau di ajak keluar apalagi makan diluar.

"Ya iya lah mas, masak Sarah bohong" Jawab Sarah mencoba untuk menghilangkan rasa yang entah bagaimana di hatinya saat ini. rasa yang telah lama mencoba iya kubur, dan sedikit lagi dia bisa menerima pria yang ada di depannya, namun sepertinya sia-sia.

" Mewah banget mas restorannya, kenapa gak ditempat yang biasa aja sih mas" Tanya sarah sedikit heran.

"Ya masak pertama kali ngajak jalan pacar ditempat biasa, yang mewah kan gak papa" Jawab Dimas dengan menoel hidung Sarah. Sarah hanya tersenyum simpul, mungkin agak lebai kali ya ucapan dimas, ngajak pacar, ada-ada aja batin Sarah.

Restoran ini sangat mewah, mereka naik kelantai dua, memilih kursi yang pojok dengan kursi dua, agar lebih privasi, dekat jendela yang langsung bisa menikmati kelap kelip lampu di jalanan, kendaraan lalu-lalang.

Alunan musik live menemani makan malam Kami, tempat yang romantis untuk muda mudi memadu kasih, sedangkan aku, sudah tidak muda lagi, dan memadu kasih sudah bukan era ku lagi untuk percintaan semacam itu, dimas dia lebih muda dariku, mungkin masih seperti itulah jalan pikirannya, romantis-romantisan dengan pacar, ah.. sudah lah ikuti saja alurnya.

Reff

Baiknya ku pergi

Tinggalkan dirimu sejauh mungkin

Untuk melupakan

Oh

Indah cinta yang kau berikan

Kini tiada lagi ku dapatkan teduhnya jiwa

Baiknya ku pergi

Tinggalkan dirimu sejauh mungkin

Untuk melupakan...,......

...........

*flashback on*

"Lia aku mohon, dengarkan dulu penjelasan aku, kamu gak bisa tiba-tiba pergi tanpa mau mendengarkan penjelasan dari kau Lia." Arvan memohon pada Sarah.

"Sebaiknya kamu pergi Van, mungkin dengan begini kamu bisa bebas dari aku, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau termasuk dengan Dia" Ucapan lia membuat hati Arvan sakit, dia tau dia salah tapi buka itu intinya.

"Lia bukan itu maksud Aku, Aku mohon beri Aku sedikit waktu untuk menjelaskannya" Namun lagi dan lagi permohonan Arvan tidak di gubris oleh Lia, ada pisau yang tajam menusuk di hatinya.

"Bukan penjelasan mu yang aku mau Van, tapi kenapa harus Dia, Dia itu sahabat Aku, dia sudah aku anggap seperti saudara. Tapi,tapi kenapa kamu tega!" Tangisan Lia pun memecah keheningan malam di Apartemennya.

.

"Aku minta maaf lia, bukan aku, aku tidak melakukan apapun padanya" Jelas Arvan.

"Lalu siapa? Apa ada orang lain saat aku memergoki kalian di ruangan yang sama tanpa sehelai kain pun?" Suara Lia semakin bergetar, nafasnya sudah tidak teratur. "lebih baik kamu pergi Van, mungkin ini jalan kita, kalau kamu gak pergi aku yang akan menjauh dari kamu" Karena Arvan tidak sedikitpun beranjak dari lantai itu Lia pun meninggalkan apartemennya.

Lelah hati yang tak kau lihat

Andai saja dapat kau rasakan

Letihnya jiwaku karena sifatmu

Indah cinta yang kau berikan

Kini tiada lagi ku dapatkan teduhnya jiwa

Baiknya ku pergi

Tinggalkan dirimu sejauh mungkin

Untuk melupakan

Oh

Indah cinta yang kau berikan

Kini tiada lagi ku dapatkan teduhnya jiwa

Baiknya ku pergi

Tinggalkan dirimu sejauh mungkin

Untuk melupakan

Dirimu yang selalu tak pedulikan ku

Yang mencintaimu, yang menyayangimu.

.............

.............

"Kenapa lagunya bikin Aku tambah sedih sih." Suara Lia terisak mendengar lantunan lagu anak jalanan, kenapa dia bernasib menyedihkan seperti ini.

.

.

.

Bersambung

Happy reading jangan lupa tinggalin jejak ya🥰

epi 3

"Ayo Van buruan nanti telat." titah Lia pada Arvan

"Sebentar Li, ini masih lagi kenapa buru-buru sih" Ucap Arvan kesal mendengar rengekan Lia padanya

setiap pagi Lia menghampiri Arvan berangkat sekolah karena memang sekolahnya melewati rumah Arvan.

"Amelia tidak sarapan dulu?" tegur mamanya Arvan dari dalam rumah.

"Terimakasih tante, sudah sarapan tadi di rumah" jawab amelia sopan.

"Ya sudah ini bekal nanti di makan ya siang, jangan sampek telat makan!" titah mamanya Arvan.

"Eh makasih tante, jadi ngerepotin," ucap Lia malu tapi mau.. hehehe

" Arvan kamu buruan kasian Lia nungguin kamu setiap hari!" omel mamanya Arvan.

"Mama kenapa ikutan bawel kayak Lia sih, ya udah arvan berangkat." Pamit arvan dengan kesan pada mamanya dan Lia

"Berangkat tante." Pamit Lia,

"Hati-hati Lia, jewer aja kalo arvan bandel di sekolah!"

"Siap tante" jawab lia sambil hormat seperti pemimpin upacara lapor pada pembina upacara.

"Awas saja kalau berani." Ancam Arvan

"Tante......,"rengek lia pada Mama Arvan.

"Arvan...awas ya kamu." Mama arvan melotot sampai bola matanya mau keluar.

"Udah buruan, katanya dan siang, malah manja-manjaan" Arvan kesal karena sudah di omeli dua mahluk kesayangannya pagi ini.

"Kamu ya kalo sama Mama kenapa kompak banget sih kalau marahin aku." Keluh arvan sepanjang jalan.

"Biar nanti calon suami ku jadi orang yang paling bertanggung jawab"ucap Lia sambil nyengir.

"Kok nyengir"tanya arvan rada bingung, "Perkataan bijak jadi aneh Li, kalau kamu nyengir kayak kuda gitu," ejek arvan

"Biarin" weeekk

Bel sekolah tanda masuk berbunyi, semua masuk di kelas masing-masing tahun ini tahun mereka di sekolah putih abu-abu, pelajaran semakin banyak dan harus ektra rajin agar lulus dengan nilai terbaik.

Tidak ada yang tidak kenal Amelia, gadis cantik pintar dan ramah walau dia dari kalangan orang kurang mampu, dan siapa juga yang tidak kenal Arvan Mahendra, cowok bandel dan absurd yang sudah 4 tahun di sekolah ini, dia harusnya menjadi kakak kelas lia, karena tidak lulus maka dia harus mengulang.

Sekolah kami memang bukan di kota besar, tapi masalah prestasi tidak diragukan lagi, awal lia dan arvan pacaran sudah bikin heboh satu sekolah, gimana tidak amelia yang super pintar dan arvan yang super males bisa jadian ya begitulah.

*Flashback off*

******

"Dek, dek Sarah kok malah ngelamun" Dimas menggenggam tangan Sarah.

"Eh mas, maaf," dengan tidak enak hati sarah melepaskan genggaman tangan Dimas.

"Kamu kenapa to kok malah ngelamun, gak suka mas ajak kesini?"Tanya Dimas.

"Enggak, Sarah suka kok mas, tempatnya bagus," jawab Sarah dengan cepat agar Dimas tetap nyaman.

"Ada yang dipikir kan yo? Apa itu kalau mas boleh tau?" tanya Dimas lagi, karena selama jalan sama Sarah tak satupun dimas mengetahui sisi lain dari Sarah, yang dia tau sarah baik, ramah dan lembut itu yang membuat dimas jatuh hati padanya, walau Sarah hanya seorang guru honorer juga usia Sarah lebih tua dari Dimas karena perawakan dan wajah Sarah kecil dan imut banyak yang merasa Sarah masih seumuran. Dimas pegawai tetap Bank ternama dengan jabatan lumayan bagus, banyak teman Dimas yang merasa Dimas dan sara6h tidak cocok karena tau sarah lebih dewasa, beda jika orang belum mengenal Sarah, maka dimas kelihatan lebih tua.

"Ya ada mas yang Sarah pikirkan, wong hidup ya mikir to mas," jawab Sarah dengan senyuman maut nya

makanan datang.

"Makan dulu dek, mas lapar"ajak Dimas.

"Iya mas, mau Sarah ambilkan nasinya?" tanya Sarah. Dimas hanya tertegun melihat Sarah mengambilkannya nasi dan lauk pauknya.

"Mas.. mas Dimas kenapa? kok jadi mas yang ngelamun sekarang" ujar Sarah.

"Eh enggak...cuma terharu saja ngeliat mas di ladenin sama kamu dek"jawab dimas terbata-bata namun tulus

"Walah mas dimas ini bikin Sarah salah tingkah saja" jawab sarah, karena sarah merasa gak enak sejak awal di ajak keluar sarah malah melamun.

Dimas makan dengan lahapnya dan Sarah cuma minum juice mangga yang ia pesan.

Satu jam kemudian dimas menghabiskan semua hidangan yang ada di depannya.

"Lapar banget ya mas, sampe bersih semua,"canda Sarah

"Iya dek, mas belum makan sejak tadi siang, banyak urusan, ada bos baru di kantornya mas, jadi ya gitu dech kalau bos baru, harus serba perfect"

"Iya lah mas, biar bos lama juga kan haris perfect kerjanya"

"Iya dek kamu benar, sekarang kamu mau kemana??mau nonton?"

"Ah tidak mas, pulang saja ya, kasian ibu pasti sudah nunggu, apalagi Sarah gak pernah pulang telat"

"Ya udah kita langsung pulang saja"aja Dimas dan Sarah mengiyakan.

"Sarah masuk dulu ya mas?"pamit Sarah pada Dimas

"Mas tidak disuruh masuk dulu dek?"tanya Dimas penuh pengharapan.

"Maaf mas, Sarah capek, lain kali aja ya" tolak Sarah halus.

"Ya udah kamu istirahat, besok mas jemput ya?"

"Kayaknya gak usah dech mas, sudah berhari-hari motor Sarah di anggurin, nanti malah rusak." tolak sarah lagi

"Jadi kapan mas bisa ketemu kamu dek" jawab Dimas putus asa.

"Heee....nanti lah mas, ini Sarah capek banget, Sarah masuk dulu ya mas, hati-hati di jalan," tanpa menunggu jawaban dimas sarah pun langsung masuk

"Lho mbak kok nak Dimas gak diajak masuk"tanya ibu Fatma.

"Maaf ya nak Dimas, Sarah mungkin ke kecapekan, biarkan istirahat dulu, besok nak Dimas bisa kemari lagi!" Ucap ibu Fatma pada Dimas, karena ibu merasa tidak enak pada Dimas yang sering kali di abaikan oleh Sarah.

"Tidak apa bu, mungkin dek Sarah bener-bener capek karena dari tadi ngelamun terus, kalo begitu saya pamit dulu bu, besok saya kemari lagi," pamit Dimas

"Ah ya...hati-hati nak, jangan ngebut, ini ada sedikit makanan biar besok dipanaskan untuk sarapan." Ibu Sarah memberikan makanan yang baru dimasak pada Dimas.

"Terimakasih Bu, jadi repot," Dimas menerima makanan yang diberikan padanya dan memasukannya di dalam mobil "saya pamit Bu." Assalamualaikum." Pamit Dimas.

"Waalaikumsalam" jawab ibu

"Kamu kenapa to mbak kok gitu sama nak Dimas, apa kamu ndak kasihan sama nak Dimas, sudah hampir 1 tahun sikap kamu masih sama saja." Omelan ibu sudah mulai jika berhubungan dengan Dimas .

"Ibu, bukannya Sarah nggak kasihan, tapi itu cara agar mas Dimas enggak kesini lagi bu"

"Maksud kamu piye to mbak?" tanya ibu dengan jawa medok nya.

"Tidak Bu tidak ada apa-apa bu, lupain saja apa kata Sarah, Sarah capek pengen istirahat." Sarah mengalihkan pembicaraan ya dengan sang ibu.

"Ya wes sana mandi terus istirahat."

"Iya bu" Sarah pun pergi meninggalkan ruang tamu dan berakhir di kamarnya mengingat kejadian tadi siang.

"Arvan, apa benar itu Arvan yang aku kenal??dia ayah Nisa? kenapa bisa cepat sekali dia memiliki anak?? "gumam Sarah yang bermain dengan pikirannya sendiri."mungkin kebetulan saja namanya sama, pasti mereka beda orang" Sarah mencoba mendamaikan hati dan pikirannya. "tapi bagaimana dengan ucapannya tadi?" masih ingat? itu yang daddy-nya nisa katakan?jd ingat siapa?akh......

.

.

.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!