Hallo Reader...
Selamat datang di karya pertama ku.
Mohon dukungannya nya ya.
Maaf jika karya ku ini kurang menarik dari pada plagiat mending jelek tapi karya sendiri kan ya hehe.
selamat membaca ya.
Adelia POV.
*Tok tok tok*
"Del…. Adelia bangun. Udah pagi nanti kamu telat sekolahnya. Sarapan udah Ibu siapin tuh."
Ibu ku mengetuk pintu kamar yang memang selalu aku kunci tiap mau tidur.
"Iya Bu Adel bangun, Adel mau mandi dulu ya baru nanti nyusul sarapan."
"Iya Ayah juga udah nungguin jangan lama-lama Ayah ada meeting katanya."
"Ya udah Ibu jangan ngajak ngobrol nanti Adel malah makin lama loh."
"Pokoknya harus cepet titik."
"Iya ibu bawel."
Terdengar suara kaki Ibu yang sedang menuruni tangga, karna kamar ku ada di Lantai dua. Hanya kamar dan ruang santai yang mungil. Kamar Ayah dan Ibu ada di bawah. Rumah kami juga tidak mewah karna pekerjaan Ayah cuma pegawai biasa. Tapi kami lumayan berkecukupan.
Ku angkat kedua tangan ku ke atas kepala. Menggerakkan ke kanan dan ke kiri. Beranjak dari tempat tidur dan mengambil handuk yang menggantung di pintu. Sambil mengucek mata ku dan menguap karena masih sangat ngantuk lalu ku berjalan ke kamar mandi.
Selesai mandi ku pakai seragam abu-abu ku. Ku Sisi rambut dan dan ku pakai bando warna biru. Ku raih tas sekolah ku lalu memakai sepatu biru. Aku bukan tipe cewek modis tapi aku gak suka aksesoris yang banyak warna.
Dan aku baru ingat kalau Ini hari Senin dan aku ada tugas di upacara bendera nanti. Aku harus bergegas. Sebelum terlambat.
"Hallooooo...Selamat pagi Bu, Selamat pagi ayah ku yang tamvan."
Ku sapa kedua orang tua ku yang sudah duduk di meja makan sedari tadi.
*Emuahhhh* Ku cium pipi Ayah dan duduk di sebelah Ayah.
"Jadi gitu selalu Ayah yang di cium." Kata Ibu ku iri.
Benar setiap pagi tak pernah ku lewatkan mencium pipi Ayah. Entah kenapa sejak menginjak bangku SMA kebiasaan itu muncul. Dan rasanya selalu ada yang kurang kalau belum melakukannya.
Tentu saja karna Ayah adalah cinta pertama ku. Tersegalanya bagi ku setelah Ibu. Dia selalu mendukung apapun yang ku mau selama bagi Ayah aku bisa tersenyum dan bahagia.
"Ibu selalu iri deh." Sahut ku.
"Ya iyalah coba setiap pagi yang di cium Ayah, dikit-dikit Ayah. Padahal yang bangunin tiap pagi, yang masakin Adel sarapan kan Ibu bukan Ayah. Iya kan Yah?"
"Kan Ayah yang nganter Adel sekolah tiap hari hehe."
"Tuh kan Yah anak mu selalu bisa menjawab."
"Okey… Okey besok Ibu yang aku cium ya."
"Loh kenapa harus besok?"
"Karna ciuman ku udah buat Ayah. Hehe"
"Dasar anak ini minta dicubit ya." Jawab Ibu Sambil mencubit pinggang ku.
"Aauu....! ampun...Geli tau Bu."
"Biarin."
Ayah ku cuma tertawa melihat kami yang setiap pagi bertengkar. Dengan kedua lesung pipinya dia terlihat tampan Dimata ku. Bahkan aku rasa tidak ada yang lebih tampan dari Ayah ku.
"Udah ayo Del cepet abisin sarapannya nanti kamu telat."
"Siap komandan Ayah."
Selesai sarapan aku dan Ayah bergegas berangkat. Iya Ayah selalu mengantar ku sekolah. Bahkan tiap hari Dia tidak mau tidak mengantar ku. Dengan Naik mobil Avanza yang sudah berumur karna dulu Ayah membeli secara second bahkan masih ada cicilan sedikit.
Jarak sekolahku tidak begitu jauh. Cuma 10 menit dari rumah kalau naik mobil. Itu kalau Tidak ada kemacetan. Tapi jalan dari rumah ke sekolah memang bukan daerah macet. Kantor tempat Ayah kerja juga searah dengan sekolahku makanya Ayah tak pernah absen buat nganter aku.
Diperjalanan kita ngobrol banyak hal hingga tiba-tiba Ayah bertanya sesuatu yang sebelumnya tidak pernah Ayah tanyakan sebelumnya.
"Del, kamu udah punya pacar di sekolah?"
Tanya Ayah. Dan jantung ku seketika berdebar deg deg deg begitu cepat. Kaget dong ada apa ini.
"Ahh… Ayah Adelia mau fokus sekolah, kuliah dan jadi wanita karier yang sukses."
"Amiinn…! Tapi kan putri ayah ini cantik, tinggi, cerdas, periang masak gak ada cowok yang deketin sih. Tapi Ayah memang belum pernah liat Adel Deket sama cowok ya. Jangan-jangan putri Ayah gak familiar di sekolah. hahaha" Ayah mulai menggoda ku.
"Iya Ayah ku sayang memang ada tapi Adel engga mau nanti masalah pacaran jadi mengganggu sekolah Adel. Apalagi Adel udah kelas 3 kan sebentar lagi banyak tugas yang harus Adel kerjakan. Belum lagi ujian ini dan itu gak ahh…! Adel gak mau pacaran." Tegas ku.
Ayah mengusap rambut ku. Menatap ku sebentar dan Menghela nafas seolah-olah lega dengan jawaban ku.
"Kok expresi Ayah begitu sih. Kenapa? Apa Ayah udah gak sabar mau gendong cucu." Tanya ku balik menggodanya.
"Ayah cuma khawatir jika Ayah meninggal…"
Belum selesai Ayah bicara aku langsung marah.
"Stop stop stop."
Seketika Ayah menginjak rem mobilnya.
"ada apa Del bikin kaget aja."
"Ayah jangan pernah sekali pun bilang begitu lagi. Adel gak suka Yah. Ayah akan berumur panjang sampai Adel menikah punya anak dan cucu okey?"
"Iya Ayah cuma khawatir dengan masa depan Adel itu aja. Wajarkan Ayah tanya dan khawatir?" Ayah pun menjalan mobilnya lagi. untung saja saat itu tidak ada mobil di belakang kami.
"Iya Yah, Udah jangan bahas itu lagi ya pokoknya Adel gak suka titik."
"Iya Tapi Adel bener-bener harus janji sama Ayah kalau Adel akan jadi wanita karier yang sukses. Jadi Wanita yang baik, jujur dan mandiri. Apapun yang terjadi Adel harus sukses harus Lo ya jangan seperti Ayah yang kerjanya hanya karyawan kecil. Dan juga Adel harus cari suami yang baik jangan sampai Adel kemakan rayuan gombal cowok jaman sekarang"
"Bismillah insyaallah Iya Yah Adel janji sama Ayah jadi Ayah jangan khawatir lagi okey? Dan juga Adel belum mikirin pacaran apalagi cari suami. Adel masih kelas 3 SMA Ayah. Ayah ngaco iihh masak ngomongin cari suami segala. Pokoknya ayah jangan khawatir lagi okey? Adel memang sudah besar tapi Adel tetep anak Ayah yang baik. okey!"
"Siap anak Ayah yang cantik. Kita sudah sampai nih."
Ayah memarkirkan mobilnya tepat didepan gerbang sekolah. Kucium tangan Ayah dan membuka pintu mobil.
"Dah… Ayah sampai nanti dirumah. Semangat kerjanya ya. Hati-hati dijalan."
"Dah… juga sayang."
Mobil Ayah pun pergi. Jarak kantor ayah memang lumayan jauh sekitar 40 menit karna macet juga. Makanya Ayah nekad membeli mobil supaya pulang tidak kehujanan dan lagi pekerjaan Ayah memang membutuhkan sebuah mobil.
Ku berjalan cepat menuju kelas karna aku harus bergegas sebentar lagi upacara bendera.
*****
...JANGAN LUPA TINGGALKAN LIKE KOMEN DAN VOTE-NYA YA TERIMAKASIH 🙏...
"Del… Adel… Adelia tunggu aku!"
Ku hentikan langkah ku, mencari sumber suara yang memanggil nama ku.
Adelia Putri Winata adalah nama lengkap ku. Seperti kata Ayah aku cantik, periang dan pintar. Terbukti untuk masuk SMA Taruna Bangsa ini aku mendapat beasiswa penuh dari sekolah. Jadi aku tak perlu bayar uang gedung SPP bahkan buku. Aku hanya membayar untuk extra kulikuler yang aku ikuti di sekolah.
Dirumah maupun di sekolah temen-temen memanggil ku dengan sebutan Adel.
Aku adalah putri tunggal dari Pak Tono Chandra Winata dan Ibu Renita Ayu Wulandari. Dulu Ibu ku sempat hamil adik ku tapi sayangnya keguguran di usia 3 bulan. Setelah itu orang tua ku pun memutuskan hanya akan membesarkan aku.
Aku masih mencari siapa yang memanggil. Ternyata Putri yang memanggil ku. Dia berlari dari lorong sekolah mengarah pada ku.
Iya dia adalah sahabat baik ku. Putri Anastasya. Kita sudah berteman sejak di bangku SMP. Dia baik hati dan penyabar. Bahkan selalu dikatain culun karna dia memakai kacamata. Dan tak pernah marah sekalipun.
"Kamu cepet banget sih jalannya. Padahal udah aku panggil sejak di depan gerbang tadi. Huft… capek nih ngejar kamu."
"Sorry sorry kan kamu tau hari ini aku ada tugas di upacara bendera."
"Oiya… Aku malah lupa. Ya udah ayo jalan 5 menit lagi bel sekolah bunyi."
Kita berjalan ke kelas bersama. Ku turunkan tas, Merapikan baju, memakai topi, cek atribut dan dasi. Aku selalu ingin tampil baik di hadapan para guru. Bukan cari muka aku sedang mencoba mempertahankan gelar siswi terbaik di sekolah ini.
"Gimana udah okey belum Put?" Tanya ku pada Putri yang sedang mengelap kaca matanya.
"Bentar-bentar aku pakai kacamata dulu. Wah udah sip, kamu memang selalu cantik. ayo ke lapangan."
"Kamu juga cantik Putri sayang." Sambil ku rangkul pundaknya dan berjalan ke lapangan.
Aku bukan tipe anak yang gaul. Bahkan aku hanya ngobrol dengan beberapa teman saja di kelas atau bahkan adik kelas. Fokus ku memang belajar.
***
Upacara selesai kami semua masuk ke kelas masing-masing. Dan jam pelajaran hari ini adalah Matematika. Pak Narto nama gurunya.
Jangan salah namanya mungkin kudet tapi beliau adalah guru terfavorit di sekolah. Bagaimana tidak cara mengajarnya sangat mudah dipahami belum lagi Pak Narto ini masih muda masih umur 27 tahun. Dan ganteng pastinya.
"Pagi anak-anak." Sapa Pak Narto.
'Selamat pagi Pak guru.'
"Baik sebelum kita memulai pelajaran mari kita baca doa terlebih dahulu. Berdoa mulai!"
Kelas hening sejenak.
"Selesai. Ayo kumpulkan PR Minggu lalu. Zaki tolong bantu Bapak kumpulkan PR nya."
Zaki bangun dari tempat duduknya dan berjalan mengumpulkan buku PR kami. Dia adalah ketua di kelas kami. Zaki Alamsyah. Dia bukan cowok yang jail, dia baik hati dan disukai banyak cewek. Tapi masih jomblo. Padahal dia cukup sempurna untuk dijadikan pacar. Bahkan dia selalu jadi juara kelas dan aku selalu jadi yang kedua. Walau begitu kami jarang sekali ngobrol. Hanya seperlunya saja.
"Ini Pak."
Kata Zaki.
"Terimakasih."
Pelajaran pun dimulai. Rumus demi rumus ditulis di papan tulis. Kali ini cukup sulit.
"Nah anak-anak sudah Bapak jelaskan. Bapak kasih satu soal ya." Pak Narto menulis soal di papan tulis.
Putri yang terlihat sedang tidak fokus dipanggil oleh Pak Narto untuk mengerjakan soal di depan.
"Putri."
"Eh iya Pak."
"Sini maju kerjakan soal ini."
"Maaf Pak Putri belum paham hehe."
"Terus kenapa kamu melamun Putri?."
"Eng engga kok pak Putri engga melamun Putri lagi memahami soal dari Bapak hehe."
"Kalau gitu kamu saja Del."
Deg... gara-gara Putri nih jadi dilempar ke aku. Padahal lagi berusaha kerjain dibuku. Ku senggol pinggang Putri sebagai tanda kalau kesel sama dia. Dia hanya membalas tersenyum. Aku pun maju dan berusaha mengerjakan soal.
Dan ternyata ditengah jawaban aku kesulitan.
"Gimana Del?" Tanya Pak Narto.
"Ini Pak ada yang masih bingung saya." Sambil ku garuk kepala ku karena malu.
"Ada yang bisa bantu Adelia?"
Ku berbalik dan melihat teman-teman ku. Lalu Zaki pun mengangkat tangannya.
"Iya Zaki ayo maju bantu Adel."
Zaki pun menyelesaikan soal di papan tulis. Lalu tersenyum pada ku. Dan entah kenapa aku begitu terpesona dengannya. Eits jangan nyanyi ya.
"Sudah Pak." Kata Zaki
Pak Narto pun sejenak melihat ke papan tulis.
"Yak betul sekali. Bagus Zaki. Adel jangan lupa belajar lebih giat ya."
"Baik Pak." Jawab ku.
"Silahkan duduk." Kata Pak Narto.
Kami berjalan ke tempat duduk masing-masing.
Waktu belajar sudah usai. Akhirnya jam istirahat pun tiba.
"Put kamu mau ke kantin gak?." Tanya ku pada Putri.
"Iya Del ayok." Jawab Putri.
Baru mau keluar kelas tiba-tiba ada yang memanggil ku.
"Adel…!"
Ku menoleh ke belakang dan hanya ada Zaki disana.
"Iya Zak kamu manggil aku?." Tanya ku pada Zaki.
Dia pun berjalan menghampiri Ku.
"Maaf Put boleh pinjem Adelia sebentar?"
"Ohh iya boleh-boleh. Aku duluan ke kantin ya Del?"
Aku hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Putri.
Putri pun perlahan menjauh.
"Ada apa Zak?."
"Gini Del Minggu ini ada acara makan bersama di rumah Ku, maksudnya di rumah orang tua ku. Kamu mau gak Dateng ke rumah ku?"
What…? Zaki ngundang dinner dirumahnya? Aku yang terkaget dengan ucapan Zaki cuma mengangkat alis.
"Jadi gini Aku ulang tahun Minggu ini dan Ibu ku bilang suruh ngundang temen biar agak rame katanya. Jadi aku pikir aku mau undang kamu. Putri juga boleh ikut asal kamu juga Dateng Del. Ini undangannya."
Dia terlihat gugup. Menyodorkan sebuah undangan. Aku menerimanya.
"Iya Zak tapi Aku gak janji ya. Thanks undangannya aku ke kantin dulu ya. Bye…!" Ku lambaikan sebelah tangan ku pada Zaki sambil membalikan badan dan menuju kantin.
Tiba di kantin si Putri begitu heboh.
"Aduhh sayang si tampan kenapa tadi kepo aku tuh cepet cerita."
"Iya iya sabar aku beli makanan dulu terus kita duduk."
"Aku menanti mu."
Setelah membeli makanan aku pun menceritakan apa yang Zaki katakan.
*Uhuuukk uhuukkk*
Putri tersedak air yang dia minum karena kaget dengan perkataan ku.
"Yang bener aja Del? Ya ampun ini pertama kalinya Zaki ngundang kita. Eh tunggu jangan-jangan Zaki suka sama kamu Del."
"Ah jangan ngaco udah buruan makan keburu masuk."
***
Jam sekolah selesai. Aku berjalan pulang. Aku memang lebih suka berjalan dari pada naik ojek. Di persimpangan jalan tepat di depan ku tiba-tiba aku dikejutkan oleh sosok pemotor yang mengenakan helm hitam.
"Hai Del boleh aku anter kamu pulang?" Sambil melepas helm nya Zaki tersenyum begitu menawan.
"Eh kamu Zak bikin kaget aja deh."
"Iya sorry Del kalau kamu kaget. Jadi boleh gak aku nganter kamu pulang? Mendung nih ntar kamu kehujanan."
Aku berpikir sejenak. Memang cuaca sedang mendung bahkan nyaris mau ujan. Aku pun mengiyakannya.
Zaki mengaitkan helm nya di motor. Lalu menghidupkan mesin.
"Ayo naik."
Aku hanya mengangguk.
Dalam perjalanan tak ada sepatah kata yang keluar. Bahkan aku tak memberi arah pada Zaki. Dia sudah paham sekali rumahku.
Kami sampai. Memang hanya sebentar kalau naik kendaraan. Karna jaraknya memang gak jauh dan gak macet.
"Kamu udah tau rumah Ku Zak?" Tanya ku heran.
"Iya kebetulan aja kok sekitar sini ada rumah Tante ku terus gak sengaja aku pernah liat kamu pas aku main jadi aku tau." Terang Zaki.
"Oh gitu. Mau mampir dulu?"
Aku hanya basa-basi sih gak ngarep dia mampir karna belum pernah ada temen cowok yang main ke rumah ku.
"Engga makasi deh aku langsung pulang aja takut kehujanan."
"Oh okay thanks ya Zak udah mau nganterin pulang. Hati-hati dijalan ya."
Zaki pun hanya mengangguk seperti malu.
Dan sejak saat itu setiap hari Zaki mengantar ku pulang sekolah walau aku selalu menolaknya Zaki terus memaksa ku.
*****
...Terimakasih mohon dukungan ya Reader dengan tinggalin like komen fav dan vote-nya ❤️...
...Terimakasih sudah memilih membaca novel Brok3n 😊...
...Mohon maaf kalau ada typo atau bahasa yang kurang baik....
...Masih proses belajar. Saya sangat menerima masukan dari Author yang lain....
...Mohon dukungannya ya 🙏...
.
.
.
.
Seminggu berlalu dan ini adalah malam pesta ulang tahun Zaki.
*Di sekolah*
"Heh Del jangan sok kecakepan deh loe"
Tiba-tiba Sinta menghadang ku dengan kedua temannya Tiara dan Rosi lalu mendorong bahu ku hingga aku mau jatuh.
"Maksud mu apa Sin?"
"Loe gak tau diri banget ya jadi cewek. Loe kan tau gue udah deket banget sama Zaki dan sekarang tiba-tiba loe jadi Deket sama dia bahkan minta di anter terus pulang nya. Ganjen banget sih."
Dan sekali lagi Sinta mendorong ku kali ini aku benar-benar ambruk di lantai.
"Aku gak tau menahu masalah kamu sama Zaki. Dan lagi aku gak pernah sama sekali minta dia anter aku pulang." Terang ku.
"Alah terserah deh. Denger ya kalau elo nanti malem dateng ke rumah Zaki loe liat aja ya gue bakal kasih loe pelajaran." Ancam Sinta sambil menuding ku dengan telunjuknya lalu pergi.
Sinta bukan teman sekelas ku. Dia dan kedua teman dikelas B sedangkan aku dan Zaki di kelas A. Memang dia sering ke kelas A untuk sekedar ngomong gak jelas dengan Zaki. Tapi aku tak pernah menanggapinya.
"Apa sih dia kurang kerjaan banget."
Ku hanya bisa bergunam lalu mencoba bangun dari lantai. Ku tepuk-tepuk rok ku yang kotor. Dan berjalan ke kantin.
Selama ini aku gak pernah punya masalah dengan siapa pun. Termasuk geng nya Sinta. Tapi karna aku Deket sama Zaki sama aja aku cari gara-gara sama dia.
Apa sebaiknya aku menjauhi Zaki ya? Hmmm tapi Zaki itu baik banget, sopan, pintar dan tampan.
*Di kantin*
Aku laper, sepertinya enak beli bakso sama es jeruk.
Ku bawa pesanan ku dan mencari meja kosong. Hari ini aku sendirian karna Putri gak masuk ada acara keluarga di luar kota. Kalau dipikir emang sebaiknya aku gak usah Dateng aja ke acaranya Zaki. Toh Putri juga gak ada dan aku males cari masalah dengan Sinta.
Ku duduk sendiri di meja ujung. Aku paling suka duduk disini karna pemandangan nya menuju taman sekolah.
Baru saja mau mulai makan ada seseorang berdiri di depan ku. Ku angkat kepala ku.
"Del bolehkan aku duduk disini?"
Ternyata Zaki. Aku membuang nafas.
Baru aja melintas di pikiranku eh nongol di depan mata dasar orang ini apa bisa baca pikiran sih.
"Boleh kok. Duduk aja."
"Makasi Del."
Kita makan berdua tanpa ada kata. Tapi begitu makanan ku habis dan mau pergi Zaki menahan ku.
"Del, kamu nanti malem datang kan ke acara ulang tahun ku?"
"Aku gak bisa janji Zak. Karna Putri juga gak ada sedangkan kamu tau aku bukan tipe cewek yang pandai bergaul. Jadi aku gak punya temen buat Dateng. Maaf ya."
Ku berdiri dari tempat dudukku. Dan Zaki memegang tangan ku mencoba menahan ku lagi.
"Please! Del acara ini gak tiap hari cuma ada setahun sekali aku mohon Dateng ya nanti biar dijemput supir ku. Please!"
Aku menunduk melihat tatapan Zaki, mata penuh dengan harapan. Lalu beralih ke tangan yang memegangku.
Apa mungkin dia menyukai ku dan mau mengutarakan perasaannya di acara ulang tahunnya itu.atau aku ke ge-eran. Ahhh apa sih aku ini.
Ku terdiam sejenak.
"Baiklah. Lepaskan tangan ku."
Zaki yang kegirangan langsung berdiri dan melompat sambil memutarkan badannya, seolah anak kecil yang senang mendapat kan permennya.
"Makasi banyak Del nanti selepas magrib biar pak Tarjo jemput kamu dirumah ya?"
"Okey"
.
.
Jam pelajaran telah selesai. Zaki menghampiri ku.
"Ayo Del aku anter pulang."
"Gak usah Zak, kamu langsung pulang aja ini aku juga ada urusan sebentar di kantor."
"Kalau gitu sampai nanti ya Del. See you." Zaki melambaikan tangannya. Lalu berjalan keluar kelas.
Aku pun membereskan buku-buku ku dan pulang.
Oiya aku belum beli kado buat Zaki. Aku belum pernah kasih kado ke temen cowok sebelumnya. Kira-kira apa yang harus aku beli.
Kebetulan perjalanan pulang aku melewati toko toserba jadi aku mampir untuk membeli kado.
Aku yang bingung lalu menelepon Putri.
Tut
Tut
Tut
"Hallo assalamu'alaikum Adelia cantik baik hati tidak sombong dan suka menabung. Adakah yang bisa Putri bantu?"
Dia selalu saja nyerocos tanpa rem kalau bicara.
"Wa'alaikumsalam Putri yang anggun. Saya amat sangat membutuhkan bantuan mu."
"ada apakah sepertinya sangat penting sekali."
"Tolong beri saya saran kado apakah yang harus saya berikan kepada Zaki di acara ulang tahunnya malam ini."
Putri tertawa terbahak-bahak sampai-sampai dia batuk.
"Waha-ha-ha jadi kamu nelpon aku buat tanya harus bawa apa?"
"Iya aku bingung nih."
"Emm sebentar Zaki kan keren dia juga sering pakai jam tangan. Ya udah kamu beliin itu aja biar dipake terus sama dia ha-ha-ha" Putri ters saja mentertawakan aku.
"Ya udah terimakasih sekali tuan Putri, sebaiknya kamu minum karna aku yakin gigi mu kering karna terlalu banyak tertawa." Ku tutup telpon ku. Aku yakin pasti dia makin menggila karna ucapan ku.
Okey aku ikutin saran Putri dan membungkus jam tangan.
Tapi aku juga harus beli baju buat nanti malem. Aku harus bongkar celengan hanya untuk ke pesta ulang tahun Zaki. Aku menarik nafas lalu membuangnya. Huffttt...aku sebaiknya pakai baju yang ada aja deh. Sepertinya terlalu boros buat beli baju. Ahirnya ku urungkan niat ku untuk membeli baju dan berjalan pulang.
Selepas magrib kubuka lemariku. Ku pilah-pilih baju ku. Aku ingat punya gaun warna Navy dulu. Ku acak-acak lemari ku mencarinya. Dan akhirnya ketemu. Ku kepang sebelah rambut ku melingkar ke atas sisi kanan. Dan menambah jepit rambut warna Navy. Ku pakai tas selempang warna putih. Lalu memakai sepatu high heels warna Navy.
Aku bukan fhasionnabel. Entah norak atau engga yang penting aku sendiri nyaman.
Dan tiba Jam 18.30 pm. benar saja supir Zaki menjemput ku. Membunyikan klaksonnya 2x tanda sudah datang.
"Ayah Ibu Adelia ke rumah Zaki dulu ya. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam hati-hati ya pulangnya jangan malem-malem."
"Iya dahh…!" Kulambaikan tangan ku sambil menutup pintu.
Ayah dan ibu memberi ku izin karna ternyata Zaki adalah putra dari Bos tempat Ayah ku bekerja. Jadi tak masalah aku pergi kesana.
Ku berjalan menuju mobil dan masuk ke dalam.
"Sudah siap Non?"
"Iya Pak makasi ya udah dijemput. Ayo kita jalan."
"Sama-sama Non. Baik Non kita jalan sekarang."
Mobil pun berjalan menjauh dari rumah ku.
*******
...Mohon masukannya supaya novel ini lebih sempurna. Terimakasih sudah membaca 🙏...
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!