Awal yang selalu menawarkan cerita
Memberikan banyak makna
Menunjukkan arah kemana kaki melangkah
Lalu siap memulai sebuah kisah
......................
Kaguro Hitoshi ~POV~
Dua tahun yang lalu, aku menikah dengan seorang wanita cantik yang bernama, Rahayu Wicaksono. Wanita yang sering ku panggil dengan sebutan Dokcan, {Dokter Cantik}.
Sekarang ia telah sah menjadi istriku. Kami juga telah di karuniai dua jagoan cilik nan menggemaskan.
Yaitu, Akio Hitoshi (Pahlawan yang agung).
Aichi Hitoshi (Cinta kebijaksanaan). Nama Hitoshi adalah nama belakang dari namaku. Itulah, nama dari anak kembar ku dan Rahayu.
Awalnya, sungguh seperti deja vu. Aku pikir, seumur hidupku tak akan pernah mendapatkan kebahagiaan yang seperti sekarang aku rasakan.
Namun, ternyata semua anggapanku itu salah! Allah, ya Dia, sungguh Maha Baik kepadaku! Dia telah mendekatkan diri ini pada kumpulan orang-orang yang sangat-sangat baik.
Ya, karena kebaikan mereka pulalah aku bisa menjadi seorang mualaf saat ini. Mualaf adalah satu kata yang tak pernah terlintas di benakku saat itu.
Namun, kini kata itu sungguh telah membuat banyak perubahan dalam hidupku yang sekarang. Sungguh, amat sangat jauh berbeda dengan kehidupan ku yang telah lalu.
Tak butuh waktu lama bagiku untuk bisa 'Jatuh Cinta' pada Islam. Islam yang telah membawaku pada cahaya-Nya. Serta, telah banyak mengubah pandangan hidupku 180⁰ (derajat) jauh lebih baik dari yang dulu.
Ada begitu banyak cerita di balik peliknya kisah hidupku di masa lalu. Sosokku yang selalu membuat orang akan geleng-geleng kepala. Tak banyak yang tahu, bahwa selama ini aku menyimpan begitu banyak luka di masa lalu ku.
Luka yang ku pendam selama puluhan tahun lamanya itu. Sampai detik ini pun masih enggan untuk aku bagikan pada istri tercinta ku.
Sebenarnya, aku berniat kembali ke panti asuhan yang telah menampung ku dulu. Demi, mencari tahu tentang keberadaan ayah dan ibuku.
Hah! Andai saja waktu itu aku tak langsung kabur dari panti asuhan. Mungkin, aku masih bisa mencari tahu pada pihak panti tempat ku dititipkan itu.
Serta dapat menanyakan, mengapa orang tuaku tega membuang ku ke panti, tersebut?! Tapi, semua telah berlalu dan hanya tinggal di dalam ingatanku nan kelam.
Kini, aku siap menjalani hidupku yang baru bersama dengan keluarga kecilku nan penuh kebahagiaan.
Walaupun terkadang, akhir-akhir ini aku sering terpikirkan akan kedua orang tuaku. Apakah mereka itu benar telah tiada atau aku saja yang salah mengira? Bahwa, sebenarnya mereka masih hidup dan bahagia tanpa aku?!
Ah, entahlah? Aku tak ingin lagi membuka luka hatiku ini, ya, Rob! Biarlah itu hanya menjadi angan-angan ku semata.
...*****...
Tokyo, 2015 ...
"Assalamualaikum! Ayah, pulang!" ucap Kaguro pada kedua jagoan ciliknya itu yang tengah belajar merangkak, sambil memakan bubur khusus untuk bayi.
"Waalaikumsalam!" sahut Rahayu yang kala itu tengah menyuapi kedua buah hati mereka.
Kedua jagoan ciliknya itu, kini tengah tertawa bahagia menyambut kepulangan sang ayah tercinta. Rahayu yang masih menyuapi kedua buah hati mereka itu pun, kini ia segera berdiri dan berjalan mendekati sang suami, seraya menyalaminya.
"Apa kamu kedinginan, Sayangku Kangguru?!" tanya Rahayu yang melihat Kaguro tengah menggigil. Akibat cuacanya yang kini memasuki musim dingin di Tokyo, (Jepang).
"Iya, udara di luar sungguh dingin serta anginnya kencang sekali, Dokcan! Bisakah kamu membuatkan ku minuman hangat, hem?!" tanya Kaguro seraya meminta dengan manja pada sang istri.
"Iya, baiklah! Tunggu, di sini dan jaga anak-anak! Aku akan ke dapur sekarang dan segera kembali membawakan mu air jahe." balas Rahayu, seraya berlalu pergi meninggalkan Kaguro dan dua jagoan cilik mereka tersebut.
Kaguro pun menikmati waktunya bermain bersama kedua jagoan ciliknya tersebut. Walaupun, tadi dia merasa sangat lelah bekerja di pabrik milik Ryu. Pabrik yang kini telah di percayakan padanya oleh Ryu.
Itulah mengapa ia memutuskan untuk tinggal di Jepang (Tokyo). Berhubung, Ryu yang tak bisa lagi meng-handle pabriknya yang ada di Jepang (Tokyo). Maka, di sepakatilah bahwa Kaguro yang akan mengurus bisnis pabrik milik Ryu tersebut. Dia tak hanya sendirian mengurus pabrik milik Ryu. Melainkan, ada sosok Daisuke juga yang turut andil dalam mengurus pabrik minuman milik Ryu itu.
Sedangkan Ryu, dia saat ini tinggal di Bandung untuk mengurus bisnis pabriknya. Ya, sesekali Ryu juga datang berkunjung ke Jepang. Tentu saja dalam rangka liburan, bukan untuk bekerja.
...*****...
Selama ini, Rahayu dan Kaguro sangat merasa beruntung serta bersyukur. Hal itu karena mereka memiliki orang yang membantu mereka dalam merawat dan menjaga si kembar.
Ya, ada tiga orang gadis yang membantu mereka untuk mengurus buah hati mereka. Gadis-gadis itu adalah Coni, Aster dan Cece. Ketiga kakak-beradik itu telah di angkat oleh Kenzo, Kaguro dan Ryu menjadi adik angkat mereka bertiga.
Lalu, bagaimana bisa ketiga gadis tersebut menjadi adik angkat mereka?
📜 Flashback On 📜
Di rumah sakit ...
Di rumah sakit tempat Rahayu bekerja, ada seorang wanita yang tengah di rawat di sana. Dia sudah menderita penyakit kanker stadium akhir. Sehingga, sudah hampir tak ada harapan lagi baginya untuk bertahan hidup.
Bahkan, belum lama ini suaminya juga telah meninggal dunia. Itu di sebabkan oleh kecelakaan maut yang menimpanya. Seluruh harta dan rumah mereka sudah habis di jual. Demi mengobati penyakit kanker mama mereka tersebut.
Saat itu, Rahayu yang tengah hamil besar datang ke rumah sakit. Guna untuk mengecek kehamilannya. Ketika itu, Kaguro yang masih memarkirkan mobilnya. Tak mengetahui bahwa sang istri mengalami kontraksi.
Beruntung lah, saat itu Coni dan Aster lewat di dekat Rahayu. Mereka pun segera menolong Rahayu, dengan cara memanggil suster perawat untuk segera menolong Rahayu.
Detik itu juga, Rahayu langsung masuk ruang operasi. Syukurlah, pertolongan dua gadis tersebut tepat waktu. Jika tidak, entah apa yang akan terjadi pada Rahayu dan kedua buah hatinya yang masih ada dalam kandungan tersebut.
Gara-gara menolong Rahayu, mereka jadi tidak sempat melihat sang ibunda tercinta untuk terakhir kalinya. Ketika, Cece adik mereka yang masih berusia 10 tahun tersebut mencari-cari mereka. Akhirnya, Cece pun menemukan kedua kakaknya tengah berada di depan ruang operasi tersebut.
Sementara itu, Kaguro yang kini telah di temani oleh Kak Kenzo, Prisha, Ryu dan Riri. Kini, mereka tengah berharap-harap cemas menanti kelahiran anak pertama dari Kaguro dan Rahayu tersebut.
Lalu, seketika itu juga Cece menarik-narik tangan kedua kakaknya. Agar segera melihat ibu mereka yang telah meninggal dunia tersebut.
"Kakak ... Kakak ..., ayo!" ajak Cece seraya berteriak pada kakak-kakak nya itu.
"Mama ... hiks ... Mama ..., Kak!" rengek Cece kecil pada kedua kakaknya tersebut.
"Ce, Mama kenapa?" tanya Coni yang mulai panik tak menentu.
"Iya, Ce. Apa yang terjadi pada mama, Ce?!" timpal Aster pula.
"Mama sudah meninggal dunia, Kak! Tadi, Dokter bilang gitu sama aku, Kak! Hiks ... hiks ... hiks ...!" tangis Cece pun kian meledak.
Kenzo yang mendengar hal itu, dia pun mendekati ketiga anak perempuan tersebut. Lalu, dia bertanya pada mereka.
"Dek, bolehkah Kakak ikut dengan kalian bertiga?!" tanya Kenzo yang langsung di iyakan oleh mereka.
Kenzo yang saat itu tengah menatap lekat ke arah adik-adiknya. Seolah, ia tengah meminta izin untuk pergi pada mereka. Prisha menatap sang suami dengan penuh arti. Seolah-olah, dia juga mengatakan bahwa ia juga ingin ikut.
Akan tetapi, Kenzo menolak keinginannya tersebut. Dengan menggelengkan kepalanya pada sang istri. Lalu, Kenzo pun mengikuti ketiga anak perempuan tersebut.
...*****...
Sesampainya di ruangan tempat dimana ibu dari ketiga anak itu di rawat. Kenzo pun menaruh simpati pada ketiga anak perempuan itu. Dia seraya memeluk dan mendekap semua anak perempuan tersebut dengan penuh kasih sayang.
Kenzo seolah membayangkan, bahwa sekarang yang meninggal itu adalah ibunya. Makanya, dia juga ikut larut dalam kesedihan yang dirasakan oleh ketiga gadis cantik tersebut.
Mulai hari ini, Kenzo berjanji pada ketiga gadis cantik tersebut. Bahwa, dia akan mengangkat mereka bertiga, menjadi adik angkatnya yang juga nanti akan menjadi adik angkat bagi Ryu dan Kaguro.
Namun, sebelum niatnya itu tersampaikan. Dia bertanya pada mereka bertiga.
"Dimana, Ayah kalian?!" tanya Kenzo tiba-tiba.
"Papa, dia sudah meninggal, Kak!" jawab Aster yang masih sesenggukan.
"Apakah kalian punya paman atau bibi yang merawat kalian nanti, hem?!" tanya Kenzo lagi.
"Tidak ada, Kak!" jawab Coni pula.
Ya, Coni adalah anak paling tua diantara adik-adiknya itu. Usianya sudah sekitar 17 tahun. Sedangkan, Aster dia masih berusia 15 tahun.
"Kalau begitu, kalian akan tinggal bersama Kakak dan istri Kakak. Apakah, kalian mau?" tanya Kenzo lagi.
Mereka bertiga kompak mengangguk atas tawaran Kenzo tersebut pada mereka. Setelah mengurus semua biaya pemakaman untuk mama dari ketiga anak perempuan tersebut.
Kenzo membawa serta mereka ke dekat keluarganya, yang saat ini tengah menanti kelahiran anak dari Kaguro dan Rahayu tersebut.
📜 Flashback Off 📜
...*****...
"Sayang, Aster dan Coni kemana? Kok, aku tidak lihat mereka?" tanya Kaguro tiba-tiba yang teringat akan Aster dan Coni.
Dari dapur, Rahayu menyahuti pertanyaan suaminya tersebut.
"Oh, tadi mereka di ajak pergi ke rumah Kak Kenzo, Sayang. Katanya Kak Kenzo, dia mau ajak mereka bertiga untuk menginap di rumahnya malam ini." terang Rahayu seraya berbicara dengan suara yang cukup lantang.
"Oh, gitu. Eh, kamu nggak tanya sama Kak Kenzo. Kapan si Prisha lahirannya?" tanya Kaguro lagi pada Rahayu.
Setelah selesai menyiapkan minuman jahe hangat untuk Kaguro. Rahayu pun membawakan segelas minuman jahe hangat tersebut pada Kaguro.
"Ini, di minum dulu! Biar kamu nya hangat!" ujar Rahayu seraya tersenyum manis pada Kangguru nya itu.
"Makasih ya, Sayang!" ucap Kaguro pula.
"Iya, sama-sama! Eh, tadi kamu nanyain kapan Prisha lahirannya, 'kan?!"
"Em, kapan kata Kak Kenzo istrinya itu akan lahiran nya?" tanya Kaguro lagi.
"Tadi sih dia bilang, nggak lama lagi. Soalnya, ini udah bulannya." terang Rahayu seraya mengingat-ingat kembali percakapannya dengan kak Kenzo nya tadi.
"Syukurlah, akhirnya mereka akan segera di karunia anak, ya?!" ungkap Kaguro sambil menyeruput minuman jahe hangat itu.
"Iya, diantara kita bertiga. Merekalah yang paling lama menanti kehadiran buah hati mereka. Kita udah punya bayi kembar. Riri dan Ryu juga udah punya anak laki-laki tahun lalu." tutur Rahayu yang kembali mengingat betapa sedihnya Prisha yang kala itu belum juga di karuniai keturunan.
"Alhamdulillah, sekarang Allah telah memberikan Kak Kenzo dan Prisha kepercayaan untuk menjadi seorang ayah dan ibu bagi anak mereka nantinya." sahut Kaguro pula.
Lalu, mereka pun menggendong anak mereka masing-masing. Kemudian, membawanya masuk ke dalam kamar.
...*****...
Satu kata yang paling bermakna
Ketika kita telah berkeluarga
Satu kata yang mungkin lalai
Atau bahkan kita abai
Kebersamaan ...
Kata yang serasa mudah
Namun nyatanya sulit dilakukan
Satu atap tapi beda arah
......................
Memasuki musim dingin di Tokyo, memang bukan hal yang pertama kali dirasakan oleh Kaguro dan keluarganya. Mereka sudah hampir dua tahun menetap di Tokyo. Jadi, sudah pastinya mereka tak akan merasa canggung lagi dengan udara ekstrim yang melanda kota Tokyo tersebut.
Satu hal yang membuat Kaguro dan Rahayu menjadi sangat khawatir yaitu dua jagoan ciliknya.
Pasalnya, Akio dan Aichi yang masih berumur satu tahun itu, mereka belum bisa beradaptasi dengan perubahan cuaca di Tokyo tersebut. Jadi, Rahayu akan selalu memberikan perhatian khusus pada dua buah hati mereka itu.
Mulai dari memberikan mereka pakaian hangat nan tebal. Serta, selalu memakaikan kaus kaki dan sepatu untuk mereka. Walaupun, suasana di luar begitu dingin. Syukurlah, masih ada sinar matahari pagi nan dapat sedikit memberikan kehangatan pada tubuh.
Berhubung hari ini adalah hari weekend, Rahayu berencana mengajak sang suami untuk menemaninya dan dua buah hati mereka berjalan-jalan keliling kompleks perumahan.
Jadi, sebisa mungkin Rahayu tak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Dia membangunkan Kaguro, yang tadi kembali tidur sehabis shalat Subuh berjamaah.
Ya, kini Kaguro telah bisa menjadi seorang Imam bagi Rahayu. Rahayu sangat senang dengan perubahan serta kemajuan yang dialami oleh sang suami.
"Kangguru, bangun! Hei ..., ini sudah waktunya untuk bangun, Sayang!" pinta lembut Rahayu di dekat telinga Kaguro.
Anehnya, mereka tak pernah bisa melupakan panggilan kesayangan yang mereka miliki itu. Walaupun, saat ini mereka sudah menjadi seorang ayah dan ibu bagi Akio Hitoshi dan Aichi Hitoshi.
"Eum, haruskah, Sayangku Dokcan? Hem?! Aku masih mengantuk rasanya. Tadi malam, dua jagoan kita menyiksa ku dengan sesuka hati mereka. Jadi, tolong berikan aku waktu lima menit, ya?! Please ...!" mohon Kaguro pada sang istri.
"Nggak, bisa! Pokoknya, aku mau kamu bangun SEKARANG!!" kata Rahayu dengan menekankan kata sekarang tepat di telinga Kaguro.
Lalu, Rahayu pun berdiri dari duduknya dan sebelum pergi. Dia kembali mengulang perkataan nya tadi pada laki-laki yang sering di panggil Kangguru itu.
"Buruan, bangun! Aku, udah siapin anak-anak untuk kita ajak jalan-jalan sekitar kompleks, Sayang. Jadi, jangan lama-lama siap-siap nya! Oke ...?!" seru Rahayu seraya berteriak pada sang suami.
"Iya-iya, Sayangnya aku! Ini, aku lagi OTW (On The Way) bangun." sahut Kaguro yang sedari tadi sudah di cereweti istrinya.
Lalu, Rahayu pun melenggang keluar kamar dengan perasaan yang bahagia. Dia tersenyum lebar karena sudah berhasil mengganggu tidur sang suami.
"Hehe ..., emang enak di kerjain anak sendiri tadi malam!" bisik nya lirih pada dirinya sendiri.
"Itu juga yang sering aku rasakan, Sayang!" tambahnya lagi pada dirinya sendiri.
Si jagoan cilik mereka, kini tengah asyik belajar merangkak, tengkurep, bahkan mereka juga sering mengoceh tak jelas.
"Wa ..., wa ..., wa ...!" ucap si Aichi nan menggemaskan.
Sedangkan, Akio dia lebih sering bergerak aktif. Dia sepertinya adalah seorang bayi yang tak kenal lelah. Sesekali, dia merangkak dengan perlahan-lahan. Walaupun, akhirnya harus terjatuh lagi, lagi dan lagi secara berulang-ulang kali.
Rahayu yang menyaksikan hal itu, dia tak lupa untuk mengabadikan momen tersebut ke dalam kamera ponsel miliknya. Lalu, membagikan hal itu pada orang-orang terdekatnya.
"Nah, bagus, nih! Nanti, akan aku share ke ayah dan ayah mertua," ucapnya.
Ayah mertua yang dimaksud oleh Rahayu adalah ayahnya Ryu. Hal itu karena Aito telah menganggap Kaguro dan Kenzo adalah anak angkatnya. Makanya, dia menganggap Aito kini adalah ayah mertuanya.
Tak lama kemudian, Kaguro pun telah selesai bersiap-siap. Dia mendekati kedua buah hatinya dan memberikan kecupan manis untuk anak-anaknya.
"Eum, mah!" ucap Kaguro seraya mengecup lembut kedua pipi anak-anaknya.
Rahayu yang melihat hal itu, entah mengapa dia merasa iri pada anak-anaknya sendiri.
"Aku?! Bagaimana, denganku?! Apa kamu tidak akan memberikanku kecupan selamat pagi, Kangguru ku?" ucap Rahayu dengan mengerucutkan bibirnya yang telah terlihat cemberut.
"Aish! Kamu ada-ada saja, Dokcan ku! Masa, sih kamu cemburu sama anak sendiri?! Hem?!" tegur Kaguro seraya meledek sang istri.
"Tahu, ah!" lalu, Rahayu pun beranjak pergi untuk mengambil keperluannya yang akan ia pakai nanti ketika pergi jalan-jalan.
"Jagoan-jagoan nya Ayah dan Bunda! Ayah, mau pergi membujuk Bunda dulu, ya! Kalian diam aja disini sebentar, ya!" pinta Kaguro pada kedua jagoan ciliknya.
Saat ini, Kaguro tengah memasukkan anak-anaknya ke dalam stroller (Kereta Bayi). Setelah itu, dia pun menyusul sang istri ke kamar mereka.
Rahayu yang tengah sibuk memakai syal itu. Tiba-tiba, ia di kejutkan oleh tangan suaminya yang telah melingkar sempurna di pinggangnya yang ramping.
Rahayu yang tengah berdiri di depan cermin, sontak langsung membalikkan tubuhnya menghadap kearah sang suami.
"Ka-Kangguru! A-apa yang kamu mau lakukan, hah?!" ucap Rahayu yang masih saja belum terbiasa, dengan kemesraan yang tiba-tiba dari sang suami tercinta.
"Bukankah, tadi kamu memintaku untuk menci ...," belum lagi selesai ucapan Kaguro. Rahayu langsung membekap mulut suami tercintanya itu.
"Hehehe ..., a-aku meminta apa?! Aku tidak minta apa-apa, kok! Hehehe ..., k-kamu pasti salah dengar! Eh, mana si kembar jagoan ku, hem?! Kenapa kamu meninggalkan mereka berdua saja, hah?! Nanti, kalau mereka terjatuh dan terluka bagaimana?! Nanti, kalau me ...," mulut Rahayu pun sudah di tutup rapat oleh bibir Kaguro.
Setelah mendapatkan kecupan manis nan hangat itu. Kaguro, langsung keluar dari kamar. Lalu, sebelum pergi dia sempat berkata,
"Itu untuk menghilangkan rasa cemburu mu. Aku akan melihat anak-anak dulu. Cepatlah, bersiap! Kita akan pergi setelah sarapan." ujar Kaguro.
Kemudian Kaguro pergi meninggalkan Rahayu yang masih termangu akibat ulahnya barusan pada Rahayu.
Jantung Rahayu masih sama seperti pertama kalinya mereka melakukan hal barusan yang mereka lakukan itu. Tetap berdetak sangat kencang dan cepat. Dia bahkan, merasa kehabisan nafas dan kata-kata.
"Huh ..., huh ..., huh ...!" Rahayu mencoba mengatur kembali nafasnya dan menetralkan lagi detak jantungnya.
Tangannya, sambil terus mengibas-ngibas karena merasa panas di wajahnya saat ini. Setelah selesai memakai syalnya, Rahayu pun berjalan menuju meja makan. Dia menyiapkan sarapan untuk baby twins, suami tercinta dan juga kucing kesayangan mereka.
Sedangkan Kaguro, dia asyik mengajak anaknya untuk bercanda dengannya.
"Ba ..., ba ..., eh anak ayah kedua-dua nya tampan, ya!" ucap Kaguro yang memuji-muji anak-anaknya itu.
Lalu, Rahayu pun menyahuti ucapan Kaguro barusan.
"Iya, dong! Anak aku, gitu loh!" ucap Rahayu menyombongkan dirinya.
"Kamu lupa, Sayang?! Aku, 'kan juga turut serta dalam proses pembuatan mereka!" ucap Kaguro seraya terkekeh.
"Ups! Iya-ya!" ucap Rahayu malu setelah itu.
"Sarapan sudah siap! Ayo, sini semuanya!" seru Rahayu pada suami dan anak-anaknya.
"Kami datang, Bunda!" teriak Kaguro menyahuti perintah sang istri tercintanya itu.
Sarapan pun berlangsung dengan lancar. Loreng dan Manis juga memakan makanannya dengan lahap. Setelah selesai, mereka pun segera pergi untuk jalan-jalan.
"Yuk, kita pergi!" ajak Kaguro pada istri dan anak-anaknya.
"Ayo, Ayah!" sahut Rahayu dengan penuh semangat pada sang suami yang telah menjadi ayah terbaik bagi anak-anak mereka.
...*****...
Sementara itu, ketiga gadis yang berada di rumah Kenzo saat ini. Mereka semua tengah berkumpul di halaman rumah Kenzo dan Prisha itu. Berbagai macam hal mereka lakukan di sana. Ada yang bermain salju, ada yang sibuk menggambar dan ada yang sibuk dengan ponselnya.
Cece yang memang sangat suka bermain salju itu, kini ia tengah membuat manusia salju nan indah. Setelah usahanya itu membuahkan hasil, tak sengaja si Aster menghancurkan manusia salju buatan sang adik.
Ketika melihat manusia saljunya hancur, Cece tak terima. Dia memarahi sang kakak yang memang tak sengaja menghancurkan manusia salju buatannya.
Akhirnya, terjadilah keributan di halaman rumah Kenzo karena ulah adik-adiknya.
"Kak Aster, pokoknya Cece mau Kakak buat lagi yang sama persis seperti yang Cece buat tadi! Hiks ..., hiks ..., hiks ...! Nggak, mau tahu! Pokoknya, harus, Kak! Hiks ..., hiks ..., hiks ...!" seru Cece yang masih menangis tersedu-sedu.
"Ih, nggak mau, ah! Kan, Kakak nggak sengaja, Ce?! Jangan, cengeng gitu kali, Ce!" ucap Aster seenaknya saja.
Coni pun angkat bicara soal perkelahian yang terjadi diantara adik-adiknya itu.
"Udah-udah! Kalian berdua, bisa nggak, sih?! Jangan, berantem!" seru Coni kesal pada kedua adik-adiknya itu.
Tak lama kemudian, datanglah Kenzo untuk menengahi perdebatan tersebut.
"Ada apa, ini? Mereka ribut kenapa lagi, Con?!" tanya Kenzo panik.
"Manusia salju, Kak!" jawab Coni apa adanya.
"Oh, cuma manusia salju. Sini, biar Kakak bantu buatkan untuk Cece, ya?!" ucap Kenzo penuh perhatian.
"Beneran, Kakak mau buatkan aku manusia salju, Kak?!" tanya Cece dengan penuh semangat.
"Iya, Cantik!" ucap Kenzo seraya mentoel hidung Cece.
"Seneng, tuh yang di perhatikan mulu sama Kak Kenzo!" celetuk Aster yang merasa cemburu pada Cece.
"Biarin, Week!" ucap Cece seraya mengejek Aster sang Kakak.
Coni yang tampak asyik dengan buku gambar serta pensil yang ada di tangannya. Ia tampak tak terlalu menghiraukan ocehan-ocehan yang tersaji di hadapannya saat ini.
Dia seolah asyik dengan dunianya sendiri. Tanpa merasa terganggu sedikit pun oleh huru-hara ataupun drama yang di lakoni oleh adik-adiknya itu.
Sesekali, Kenzo memperhatikan kelakuan sang kakak tertua dari ketiga gadis cantik tersebut. Walaupun, saat ini ia tengah membuatkan manusia salju untuk Cece.
"Sebenarnya, apa yang tengah dilakukan oleh Coni, ya?! Kenapa, dia terlihat sangat fokus sekali?!" gumam Kenzo dalam hatinya.
Prisha yang memperhatikan mereka dari dalam rumahnya. Dia melihat sang suami tengah membuatkan manusia salju untuk Cece. Dia merasa sangat senang, dia berharap kelak jika buah hati mereka lahir. Kenzo juga akan sebahagia sekarang ini.
"Sayangnya Bunda!" ucap Prisha pada anak yang ada dalam kandungan tersebut. Dia juga tak lupa mengelus-elus perut buncitnya itu.
"Semoga, nanti ayah mu juga akan senang seperti sekarang, ya! Saat nanti kamu telah lahir ke dunia ini!" ucap Prisha.
Lalu, tak lama kemudian. Prisha merasakan perutnya sangat sakit. Sampai-sampai ia tak sanggup lagi untuk menahan rasa sakitnya.
"Auh ..., auh ..., sakit ...! Sakit sekali ...!" pekiknya lirih.
Beruntunglah, sang pembantu rumah tangga, segera menolongnya dan para bodyguard yang berjaga-jaga di dalam rumah juga telah berlari untuk memberitahukan hal itu pada Kenzo.
"Ayo, duduk disini dulu, Nyonya!" pinta sang Bibi yang aslinya adalah orang Indonesia.
Itu semua permintaannya Prisha, katanya itu agar memudahkannya dalam belajar memasak untuk Kenzo. Jadi, dia tak mau jika pembantunya itu asli orang Jepang. Itu akan membuat kendala dalam komunikasi mereka nantinya.
"Nyonya, mohon bertahan sebentar lagi!" ucap sang Bibi yang juga semakin panik.
"Ah, Bi! Sakit ..., ini sakit sekali ...!" teriak Prisha.
Kenzo pun segera berlari menuju rumahnya untuk melihat keadaan sang istri tercintanya. Lalu, ketika dia baru saja sampai. Tanpa pikir panjang lagi, dia mengangkat tubuh sang istri dengan gagahnya.
Setelah itu, mereka pergi memakai mobil menuju rumah sakit terdekat dari kediaman mereka.
...*****...
Setelah membawa anak-anak dan istrinya, Kaguro yang kala itu telah berada di luar rumah. Tiba-tiba, dia mendapat telpon dari Coni. Coni meminta Kaguro untuk segera menuju rumah sakit.
"Halo, Assalamualaikum! kata Coni mengucapkan salam dari sebrang sana.
"Ya, Waalaikumsalam! Ada apa, Coni?!" tanya Kaguro pula.
"Kak, Guro. Aku dan adik-adikku sedang menuju rumah sakit. Kami saat ini tengah menyusul Kak Ken." terang Coni panjang lebar pada Kaguro.
"Aku akan segera ke sana!" ujar Kaguro yang langsung ambil langkah untuk pergi.
Sangking, 'kan terburu-buru nya. Kaguro sampai lupa menanyakan pada Coni. Kenapa si Kakak pergi ke rumah sakit? Dia baru sadar ketika sang istri tercintanya bertanya padanya.
"Eh, Kangguru! Kamu mau kemana? Kenapa buru-buru?!" tanya Rahayu pada sang suami tercinta.
"Eh, iya! Lupa, nanya tadi sama Coni!" ucap Kaguro seraya memukul jidatnya pelan.
"Tadi, aku di kabari kalau Kak Kenzo pergi ke rumah sakit. Tapi, aku lupa nanya siapa yang sakit sebenarnya. Udah, ya Sayang! Aku pergi dulu! Kamu balik saja lagi ke rumah! Jangan lama-lama di luar! Cuacanya dingin, Sayang." pesan Kaguro pada sang istri sebelum ia pergi ke rumah sakit.
"Iya, kamu hati-hati, ya!" pesan Rahayu pula pada sang suami tercinta.
Lalu, Kaguro pun mengecup sekilas kening sang istri tercintanya itu sebelum ia benar-benar pergi.
"Assalamualaikum, Dokcan!" pamitnya.
"Waalaikumsalam, Kangguru ku!" balas Rahayu pula.
Rahayu kembali ke rumahnya membawa serta si buah hati tercinta.
"Sayang-Sayangnya Bunda dan Ayah! Kita pulang aja, ya?! Kita tunda saja jalan-jalannya, ya Sayang! Sepertinya, Aunty Prisha akan kasih kalian adik yang lucu menggemaskan seperti kalian!" tutur Rahayu pada kedua buah hatinya itu.
Seakan mengerti akan maksud Bundanya, Akio dan Aichi tersenyum manis dan tertawa lebar. Sepertinya, dua jagoan cilik itu tengah ikut berbahagia akan kabar gembira yang akan mereka terima sebentar lagi.
Lalu, Rahayu menuntun dan mendorong scroller kedua buah hatinya itu dengan hati-hati.
Kaguro-Kaguro, seharusnya dia mengantarkan terlebih dahulu anak-anaknya itu. Saking, 'kan paniknya, dia malah membuat Rahayu jadi kerepotan sendirian.
...*****...
Di Rumah Sakit ...
Ketika membicarakan proses persalinan normal (vaginal birth), semua ibu berharap agar dapat melaluinya dengan cepat dan tidak terlalu menyakitkan. Beberapa ibu memang cukup beruntung bisa melalui proses melahirkan cepat sehingga tak perlu berlama-lama di rumah sakit menunggu bukaan lengkap.
Bagi ibu baru, seperti Prisha pengalaman melahirkan pertama kali tentu membuatnya menjadi cemas. Ditambah lagi mendengar kisah-kisah bagaimana lama dan menyakitkannya saat sedang merasakan kontraksi.
Namun, tak membuat tekadnya mundur untuk bisa melahirkan dengan normal. Kenzo terus memberikan semangat pada sang istri tercintanya tersebut.
Kenzo yang di perbolehkan untuk menemani Prisha selama proses bersalin itu. Sebenarnya, dia juga cukup merasa cemas dan sangat khawatir.
Apalagi, ketika Prisha terus mengejan kesakitan saat sang bayi akan di keluarkan dari rahimnya.
"Arghhh ..., aaaaa ..., Kak Kenzo, huhu ..., huhu ..., aku tidak kuat lagi!" ucap Prisha yang sudah mulai berpeluh dan kehabisan tenaga.
"Aku yakin kamu bisa, Sayang! Ayo, coba lagi!" ucap Kenzo yang terus menyemangati sang istri tercintanya saat ini.
Prisha pun mengangguk dan mencobanya lagi. Dokter juga terus mengintruksikan pada Prisha. Agar, ia terus mencoba untuk tetap kuat dan terus mengejan.
Sampailah pada akhirnya untuk yang terakhir kalinya, Prisha mengejan dan berteriak lantang di ruang operasi.
"Arghhh ..., aaaa ...!!!" Prisha pun terjatuh lemas setelah erangannya yang terakhir kali.
Akhirnya, suara sang bayi itu pun menggema di ruang operasi.
"Omedetōgozaimasu! Anata no akachan wa anzende kenzen ni umaremashita. Anata no akachan wa on'nanokodesu. Kurikaeshi ni narimasuga, omedetōgozaimasu." ujar sang Dokter cantik tersebut pada Kenzo dan Prisha.
(Selamat, Tuan! Bayi Kalian lahir dengan selamat dan sehat. Bayi Kalian berjenis kelamin perempuan. Sekali lagi selamat, Tuan dan Nyonya!)
"Dōmo arigatō, Dokutā! Dōmo arigatōgozaimashita!" ucap Kenzo pada Dokter cantik tersebut.
(Terima kasih banyak, Dokter! Terima kasih banyak!)
Sementara itu, Prisha yang saat ini tengah merasakan lelah yang teramat sangat, dia tak di perbolehkan untuk tidur. Kenzo terus mengajaknya berbicara sampai sang Dokter selesai dengan tugasnya.
"Prisha, anak kita perempuan. Dia cantik seperti kamu!" ujar Kenzo yang sangat terlihat bahagia itu.
"Benarkah?! Apa kamu sudah mengadzani nya?" tanya Prisha dengan nafasnya yang terasa berat dan lemas tak berdaya.
"Iya, nanti aku akan mengadzani nya ketika Suster Perawat telah memandikannya, Sayang!" ucap Kenzo yang amat sangat bahagia saat ini.
Setelah Dokter telah selesai mengerjakan tugas-tugas nya. Ia pun keluar dan meninggalkan Kenzo dan Prisha di dalam ruang operasi.
Sedangkan, saat ini Kaguro yang menunggu sedari tadi di luar bersama dengan ketiga adik-adik angkatnya itu. Tengah berharap-harap cemas.
Ketika Dokter cantik tersebut keluar, mereka pun bertanya padanya. Kaguro yang langsung berdiri dari duduknya, seraya berkata pada sang Dokter,
"Isha, gikei wa genkidesu ka? Shujutsu wa umaku ikimashita ka?" tanya Kaguro penuh selidik pada sang Dokter.
(Dokter, bagaimana keadaan Kakak Ipar Saya? Apakah, operasinya berjalan lancar?)
"Subete ga junchōdesu, Sā! Hoka ni kikitai koto wa arimasu ka?" terang sang Dokter cantik tersebut.
(Semuanya berjalan dengan lancar, Tuan! Apa masih ada lagi yang ingin ditanyakan?)
"Seibetsu wa nandesuka, Dokutā?" tanya Kaguro lagi.
(Apa jenis kelaminnya, Dokter?)
"On'nanoko, Sā!" jawab Dokter lagi.
(Perempuan, Tuan!)
"Ā naruhodo! Dōmo arigatō, Dokutā!" ucap Kaguro seraya merunduk.
(Oh, begitu! Terima kasih banyak, Dokter!)
"Dōitashimashite, Sā! Soredewa, sumimasen!"
(Sama-sama, Tuan! Kalau begitu, kami permisi dulu!)
"Hai, Dokutā." balas Kaguro.
(Ya, Dokter.)
Lalu, Dokter beserta para suster perawat tersebut segera berlalu pergi meninggalkan Kaguro dan ketiga gadis-gadis cantik itu.
"Kak Guro, apa sekarang kita sudah boleh masuk kedalam untuk melihat keadaan Kak Prisha, hmm?!" tanya Cece yang terlihat sangat bahagia saat ini.
"Iya, Kak! Aster juga ingin lihat keadaannya Kak Prisha, Kak Guro!" ucap Aster yang memelas ingin bertemu.
Kaguro tak bisa memutuskan apa-apa saat ini. Pasalnya, Kenzo belum juga keluar dari dalam sana. Takutnya, mereka di dalam sana sedang melakukan sesuatu hal yang tak seharusnya di lihat oleh adik-adik cantiknya tersebut.
Melihat Kaguro yang meragu seperti itu, Coni melarang adik-adiknya untuk masuk kedalam.
"Sebaiknya, kita tunggu disini saja! Nanti, Kak Kenzo akan memberitahukan pada kita. Jadi, kalian berdua jangan buat keributan lagi!" ucap Coni tegas pada adik-adiknya tersebut.
Akhirnya, Aster dan Cece hanya dapat berpasrah pada keadaan. Lalu, tiba-tiba Kaguro dapat ide bagus untuk menghibur adik-adiknya itu.
"Eh, bagaimana kalau kita video call si kembar dan Kak Dokcan, hem?! Supaya, mereka juga tahu kalau si adik cantik sudah lahir. Bagaimana, apa kalian setuju?" ucap Kaguro yang masih saja menganggap mereka seperti anak kecil saja.
"Hore ...! Aku setuju, Kak Guro!" ucap Cece girang.
"Ya, udah deh! Itu ide bagus juga, Kak!" ucap Aster pula.
Lalu, mereka pun melakukan video call dengan si kembar dan Rahayu.
...*****...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!