NovelToon NovelToon

Hidden Rich Man

Part 1

...Ini novel asli yang diadaptasi menjadi web series yang berjudul sama, dibintangi oleh Rexy Rizky dan Agatha Valerie yang ngehits di Genflix...

...Sebelum membaca cerita ini, baca dulu kisah sesepuhnya. My Rich Husband dan Gabby, My Fierce Girl. Tapi jika mau langsung baca ini juga boleh....

...Kisah ini hanya fiksi belaka, semuanya halu. Jika sudah bosan baca di tengah jalan, silahkan untuk berhenti membaca dan jangan meninggalkan komentar buruk yang tak membangun....

...Terima kasih atas perhatiannya, selamat membaca...

...*****...

Diputuskan secara mendadak oleh kekasihnya, ditambah tak ada alasan jelas mengapa sang kekasih yang sudah menemani mulai dari menempuh pendidikan menengah atas, hingga Danesh memimpin pusat perusahaan milik Daddynya—Triple D Corp. Membuat pria yang kini berusia dua puluh lima tahun itu menjadi seorang pemain wanita.

Hubungan Danesh dengan Violet—kekasihnya, awalnya baik-baik saja. Tak ada pertengkaran yang terlalu rumit, hanya sesekali bertengkar kecil namun mudah terselesaikan. Hati Danesh sudah jatuh sejatuh-jatuhnya untuk Violet. Ia begitu mencintai kekasihnya itu.

Tapi, Danesh harus menelan kekecewaan saat niat baiknya ingin melamar Violet, justru ditolak dan hubungan yang telah dijalani selama delapan tahun itu menjadi sia-sia.

Hancur, patah, remuk, sakit, kecewa. Hati Danesh tak bisa lagi diungkapkan saat itu. Sudah dipastikan pria itu menjadi menggila. Setiap hari bergonta ganti wanita, tak lupa juga bermain di atas ranjang.

Bahkan Danesh pun menyetubuhi Violet saat wanita itu memutuskan hubungan dengannya. Ia sangat marah, sehingga akal sehatnya hilang. Ia hanya ingin Violet menjadi miliknya seutuhnya. Namun nyatanya, Violet tetap pergi meninggalkannya. Violet adalah wanita yang pertama kali menerima kejantanannya, begitu juga dengan dirinya yang mendapatkan keranuman Violet untuk pertama kali.

Violet pergi tanpa kabar, memutuskan segala komunikasi dengannya. Hingga saat ini, Danesh masih tak paham mengapa ia dicampakkan.

Entahlah, Danesh sangat frustasi kala itu. Hidupnya sungguh hancur dan menjadi manusia bodoh yang tak berguna. Bisa mencoreng nama baik keluarga juga dengan kelakuannya yang tercela itu. Menganggap wanita hanyalah sebuah boneka mainan saja, karena ia merasa sakit hati telah dipermainkan oleh pujaan hatinya.

Diora dan Davis—orang tua Danesh sangat murka saat mengetahui putra pertamanya sering bermain wanita. Mereka tak pernah mengajarkan pada anak-anak mereka untuk mempermainkan orang lain. Sebagai hukumannya, Diora dan Davis mengirim Danesh ke Indonesia, menghapus semua informasi serta identitas Danesh yang berhubungan dengan keluarga Dominique, mengambil semua hak istimewa sebagai salah satu pewaris kerajaan bisnis Dominique, dan tidak diperbolehkan mengungkap jati diri yang sebenarnya. Jika melanggar hukuman yang diberikan oleh orang tuanya, maka Danesh akan diusir secara permanen.

Sudah satu bulan Danesh tinggal di Indonesia. Benar-benar kehidupannya berubah seratus delapan puluh derajat. Dulu ia bergelimang harta, tinggal di rumah yang mewah, membeli barang tak perlu berpikir panjang, segala yang ia inginkan pasti akan didapatkan.

Namun, sekarang sangat berbeda. Ia hanya tinggal di kontrakan kecil di Jakarta, lingkungannya kumuh, banyak sampah berserakan, dan banyak nyamuk. Untuk makan saja ia harus menyesuaikan. Sungguh hukuman yang sangat berat. Ponsel saja ia tak punya. Miris.

Bekerja sebagai cleaning service di sebuah hotel ternama di Jakarta, terkadang ia menjadi pelayan juga, dan pekerjaan kasar lainnya Danesh jalani demi menyambung hidup di negara orang. Sungguh menyedihkan, wajah di atas rata-rata tapi pekerjaannya masih serabutan.

Hari ini, Danesh sedang ditugaskan untuk menjadi pelayan di sebuah pesta pernikahan di hotel tempatnya bekerja, putri pemilik hotel itu sedang melangsungkan pernikahan. Pakaian pelayan telah melekat di tubuh tegapnya. Penampilannya tetap tampan.

Danesh berkeliling di ballroom seluas lapangan sepak bola itu, tangan kanannya membawa nampan berisi minuman. Ia mengelilingi tamu yang datang untuk memberikan cairan penghilang haus itu.

Matanya mengernyit saat ia tiba di dekat kursi terujung, seorang wanita berbaju pengantin tengah duduk termenung di sana. Ia melihat ke arah ramai-ramai orang di depan yang mengeliling sepasang pengantin.

Danesh pun mengedikkan bahunya, ia tak mau ikut campur. Ia melangkah mendekat untuk memberikan minuman kepada wanita itu. Sebagaimana tugasnya menjadi pelayan saat ini.

Wanita itu mendengar suara gelas yang diletakkan di atas mejanya. “Berikan aku sebotol champagne,” titah wanita itu tanpa mengangkat kepalanya. Ia masih menunduk dengan kedua telapak tangan yang menutupi wajahnya.

Danesh tak mengeluarkan suaranya, ia hanya mengangguk dan berlalu pergi untuk membawakan apa yang dipesan oleh wanita itu.

...*****...

...Untuk visual bisa dilihat ke highlight instagram aku @heynukha...

...........

Aku ngadain giveaway untuk cerita ini. Akan diambil 3 pemenang. Hadiahnya uang tunai senilai:

Pemenang 1: Rp 100.000,-

Pemenang 2: Rp 50.000,-

Pemenang 3: Rp 50.000,-

Cara mengikutinya gampang sekali:

Beri hadiah sebanyak-banyaknya di karyaku ini “Hidden Rich Man”

Follow akun noveltoon/mangatoon aku

Follow instagram aku: heynukha

Giveaway akan berlangsung mulai 2 Juli 2021 - 31 Juli 2021.

...........

Jangan lupa:

1. Like

2. Komen

3. Hadiah

4. Follow akunku

5. Follow instagram aku: heynukha

...........

Giveaway tambahan:

Yang bisa nebak alasan Violet ninggalin Danesh, akan mendapatkan uang tunai Rp 100.000,-

Komen alasan Violet meninggalkan Danesh secara spesifik (sejelas-jelasnya). Aku akan ambil komentar paling benar dan satu orang yang jawabannya benar pertama, ku ambil sebagai pemenangnya. Ingat ya, paling benar bukan mendekati benar. Jadi kalau jawabannya tak ada yang benar, maka tak akan ada pemenangnya.

Akan ada clue nantinya, entah di part berapa, ikuti terus ceritanya. Tapi aku ga nyatain secara gamblang kalau itu cluenya. Kalian harus sadar sendiri jika itu clue dari jawabannya.

Giveaway ini berakhir dan akan diumumkan pemenangnya saat part terungkapnya Violet meninggalkan Danesh.

Semangat menebak.

Part 2

Gaun pengantin melekat di tubuh wanita muda berusia dua puluh empat tahun. Seharusnya ini adalah hari pernikahannya dengan sang kekasih yang sudah ia impikan selama ini. Namun, takdir sedang mengujinya. Pernikahan yang seharusnya untuknya, berubah menjadi pernikahan saudara kembarnya.

Meskipun berat dan sakit hati, tapi mau bagaimana lagi. Ia harus mengalah untuk adiknya, saudara kembarnya. Ingin mencoba baik-baik saja, tapi sangat sulit. Hubungannya dengan Erland tak ada masalah, tiba-tiba dihari pernikahannya mendapatkan sebuah tamparan yang menyakitkan. Fenny, saudara kembarnya tengah hamil anak Erland.

“Argh ...,” raung Felly mencakar meja yang tertutup kain di depannya. Ia sungguh hancur berkeping-keping. Dadanya sesak karena terkhianati. Apa kurangnya dia sampai orang yang dia sayang menusuk dari belakang? Ia selalu berbuat baik, ia tak pernah berbuat salah atau menyakiti hati orang lain.

Ya, wanita itu adalah Felly Adithama Wilson. Putri salah satu pebisnis sukses di negaranya. Wanita cantik, dewasa, rendah hati, salah satu penerus Excelent Group, dan kakak yang selalu melindungi adiknya.

Termasuk hari ini, Felly melindungi adiknya dari cemoohan yang mungkin akan didapatkan adiknya jika perut itu semakin besar. Ia memilih mengalah demi nama baik keluarganya. Ditambah, desakan dari Papa Rey dan Mama Kyara untuk merelakan hari pernikahannya.

Felly menatap nanar ke depan, di mana sepasang pengantin sedang terpajang. “Harusnya aku yang ada di sana, tersenyum, menyalami tamu undangan, menggandeng Erland,” desahnya.

Felly kembali menenggak champange yang diberikan oleh pelayan tadi. Ia tak biasa minum yang mengandung alkohol, tapi suasana hatinya sedang buruk. Kepalanya yang terasa pusing pun ia biarkan, dan tetap berusaha menghabiskan minuman itu.

Air matanya terus mendesak keluar, ia merancau tak jelas dengan memukuli dadanya yang sesak. “Percumah aku menjaga mahkotaku, ternyata dia tak menjaga kejantanannya untukku.” Kepalanya ia benturkan berkali-kali di meja. Pusing sekali rasanya, baru lima gelas ia minum. Masih tersisa banyak di dalam botol.

Felly sungguh tak kuat lagi meminum cairan yang mengandung alkohol dengan kadar dua puluh persen itu. Ia memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. Mata sayunya kembali menatap ke depan, di mana sepasang pengantin masih berada di sana. Ia tersenyum miris. “Semoga kalian bahagia.”

Wanita itu beranjak pergi. Ia ingin meninggalkan ruangan yang membuatnya sesak jika terus berada di dalam sana. Ia tak memperdulikan tatapan aneh yang diberikan oleh tamu undangan yang hadir.

Felly berjalan sempoyongan, ia tak seimbang, dan pandangannya juga buram. Mungkin efek ia mabuk. Lemah sekali, padahal lima gelas saja sudah membuatnya seperti itu.

Dari jarak yang tak terlalu jauh, Danesh melihat Felly. Mulai jalan sempoyongan, mata sayu, dan air mata yang terus keluar dari balik kelopak mata Felly pun terlihat oleh Danesh.

Danesh mencoba tak perduli, tak ada yang menarik juga untuknya. “Menyedihkan.” Satu kata yang lolos keluar dari mulut Danesh sebelum ia kembali melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam ballroom lagi.

Felly dan Danesh saling berjalan menuju arah yang berbeda, Felly keluar dan Danesh ke arah pintu masuk ke dalam ballroom. Hingga mereka berpapasan. Tak ada tegur sapa antara keduanya.

Felly menghentikan langkahnya. Ia berbalik melihat punggung Danesh yang hendak meraih pintu ballroom. “Hei ... kau, pelayan,” panggilnya.

Danesh menghentikan tangannya untuk membuka pintu besar itu. Ia menengok ke sekitarnya, mencari pelayan lain. Ternyata hanya dirinya yang memakai baju pelayan. Merasa terpanggil, ia pun membalikkan tubuhnya dan menatap Felly. Wanita yang terlihat memprihatinkan. “Aku?” Ia ingin memastikan jika dirinya yang dipanggil.

“Ya!” Felly mengangguk.

Danesh perlahan mendekat. “Ada yang bisa dibantu?” tanyanya.

Felly tak menjawab, ia mengamati penampilan Danesh dari atas hingga bawah. Kepalanya ia dekatkan ke wajah pria asing itu agar lebih jelas. Tampan. Gumamnya dalam hati.

Danesh mengangkat alisnya heran. Wanita menyedihkan ini sungguh aneh baginya. Tapi dari aroma yang tercium, ia bisa tahu jika orang yang ada di hadapannya tengah mabuk. “Anda membutuhkan sesuatu?” Ia kembali bertanya.

Mendengar pertanyaan untuk kedua kalinya, membuat Felly menaikkan sudut bibirnya. Ia mengangguk berkali-kali dengan ritme cepat. “Tidur denganku! Aku akan membayarmu berapapun yang kau mau!” pintanya.

...***...

...Untuk visual bisa dilihat ke instagram aku @heynukha...

Part 3

“What?” Danesh tak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat mendengar permintaan wanita yang tak ia kenal. “Are you crazy?” Ia berpikir bahwa Felly sudah gila hingga mengajaknya untuk tidur. Dia yang mendapatkan hukuman dari orang tuanya karena bermain wanita pun menggelengkan kepalanya untuk menolak. Jika ketahuan, mungkin ia akan diusir permanen dari keluarga Dominique.

“Tidur denganku.” Felly sekali lagi mengajak Danesh. Ia merasa tak ada gunanya lagi mempertahankan mahkotanya, orang yang ia cintai sudah dimiliki oleh wanita lain. “Berapapun bayaran yang kau minta, aku akan berikan. Kau pasti membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhanmu, kan?” Ia mencoba bernegosiasi.

Danesh terdiam, ia menimbang-nimbang terlebih dahulu. Jujur saja, ia sangat membutuhkan uang. Ia ingin keluar dari kontrakan kumuhnya, dan membeli ponsel yang canggih seperti saat dirinya di Finlandia. “Berapapun?” Ia memastikan lagi tawaran yang diberikan Felly.

Felly mengangguk. “Kau bisa meminta apapun sebagai bayarannya,” ujarnya sekali lagi.

Danesh sedikit menyunggingkan senyumnya. Tawaran yang menarik.

“Oke, aku terima.” Danesh pun menyetujuinya, lagi pula itu tak berat. Hanya tidur bersama, menghangatkan ranjang wanita bergaun pengantin yang menyedihkan.

“Ikut denganku,” ajak Felly. Ia merentangkan tangan kanannya kepada Danesh, membuat pria bule itu mengernyitkan dahinya.

“Bantu aku berjalan, kepalaku pusing karena meminum champagne,” jelas Felly saat Danesh hanya diam saja.

Danesh tak mengeluarkan suara, ia hanya mengangguk dan memapah Felly menuju kamar yang ditunjukkan.

Tatapan aneh dari pengunjung hotel pun tak mereka perdulikan. Mereka tetap memasuki lift untuk menuju lantai paling atas di hotel Excelent.

Hanya ada tiga kamar di lantai teratas. Itu adalah milik Felly, Fenny, dan kedua orang tuanya. Lantai yang dikhususkan untuk pemilik hotel.

“Bukalah.” Danesh meminta Felly untuk memasukkan pasword pintu di hadapannya. Kamar itu berbeda dengan kamar hotel yang ada di lantai lain.

“080818.” Felly memilih memberitahukan pasword kamarnya. Kepalanya yang pusing membuatnya malas untuk melihat angka pada tombol kuncinya.

Danesh tak menanggapi, telunjuknya mulai memencet sesuai angka yang diberitahukan oleh Felly.

Pintu dengan ukiran indah itu pun terbuka, Danesh membantu Felly untuk masuk. Kamar yang luas, dekorasi indah, rapi, elegan, dan kasur berukuran besar pun berada di dalamnya.

Felly langsung mendengus melihat taburan bunga di atas tempat tidurnya. “Seharusnya ini menjadi malam pertamaku dengan Erland,” keluhnya. Ia pun melepaskan tangan kanannya yang melingkar di pinggang Danesh.

Felly berjalan sempoyongan menuju ranjang dan duduk di tepian. Ia memainkan bunga-bunga itu dengan tangannya, seolah ia tengah bermain air.

Danesh masih diam di tempatnya semula. Ia tak mendekat dan tak segera meniduri Felly. Entahlah, kenapa saat ini ia merasa kasihan melihat wanita itu. Ia tak tahu apa yang terjadi, tapi ia sudah bisa menduga sendiri dari apa yang ia lihat.

“Apa aku terlihat menyedihkan?” tanya Felly tanpa memandang Danesh.

“Ya.” Danesh tak bisa berbohong, memang seperti itu yang ia lihat.

Felly terkekeh mendengar kejujuran pria asing itu. Ia berhenti memainkan bunga dan beralih menatap Danesh. “Agar tak terlalu menyedihkan, ayo tidur denganku. Jika pernikahanku gagal, setidaknya malam pertamaku tak gagal juga.” Ajakan gila dari seorang Felly yang sedang patah hati.

Danesh semakin mendekat ke nakas, ia mengambil air putih yang tersedia di dalam gelas. Ia mendekati Felly dan menyodorkan gelas itu. “Minumlah, sadarkan dirimu terlebih dahulu. Aku tak ingin kau menyesali permintaan gilamu itu.”

Tak tahulah, Danesh merasa tak tega menyetubuhi wanita yang kacau dan sedang mabuk. Ia sudah berhenti menjadi seorang pemain wanita setelah mendapatkan hukuman. Tapi tawaran Felly juga menggiurkan untuknya.

Felly meraih gelas tersebut, ia meminumnya hingga habis. “Aku tak akan menyesalinya. Untuk apa aku menjaga mahkotaku lagi, sudah tak ada gunanya sekarang.” Ia berucap seraya menyodorkan gelas kosong kepada Danesh.

...........

Jangan lupa:

1. Like

2. Komen

3. Hadiah

4. Follow akunku

5. Follow instagram aku: heynukha

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!