NovelToon NovelToon

ASISTEN PRIBADI RASA ISTRI

Part 1 {Aktivitas harian}

Aku sudah bekerja dengan Bos Daniel Rovein. Dia adalah pengusaha kaya raya. Bisnisnya sangat beragam dari mulai hotel, restoran, perkebunan, fashion bahkan transportasi pun dia lakoni.

bayaran ku juga cukup besar untuk kehidupan royal ku. aku sudah bekerja dengan Bos Daniel selama 5 tahun dan sekarang usiaku 25 tahun.

lima tahun bersabar bekerja dengan Bos Daniel. aku bekerja kepadanya sebagai asisten pribadi miliknya. Tugasku sangat berat sebenarnya mulai dari masak untuknya, membangunkan dia, menyiapkan air, memakaikan dia dasi dan membantu dia memakai jas.

Selalu mengikuti kemanapun bos Daniel pergi. menyiapkan pakaian saat mandi, menyiapkan air untuk mandi, mengurus saat bos Daniel sakit. Bahkan menyiapkan pakaian dalam bos Daniel sekaligus. rasanya aku berdosa kepada calon suamiku kelak karena pekerjaan ku yang seperti ini.

Aku memiliki cuti selama 2 Minggu selama 6 bulan bekerja. Dilain hari aku selalu bersama dengannya. Sebenarnya tidak repot bekerja dengannya, hanya menyiapkan apa yang dia inginkan sampai dia tidur. namun tertekan juga apalagi sifatnya yang dingin membuat aku terkadang berpikir keras apa yang dia inginkan sebenarnya.

jika berada di kantor aku hanya akan duduk sebelahnya menemani dia bekerja atau terkadang aku duduk bersama dengan sekretarisnya jika dia tidak mau diganggu.

ya selain itu aku tidak menggerjakannya apa-apa karena tugasku adalah melayani bos Daniel.

Bahkan orang berpikiran bahwa aku adalah istrinya. Aku sangat tahu semua tentang Bos Daniel. Bahkan ibu Daniel sampai memanggilku menantu karena aku yang selalu melayani anaknya.

❣️❣️❣️

"Ini makanannya Bos" Seperti biasa Daniel hanya diam. Hanya matanya yang bergerak menatap makanan itu tandanya dia ingin aku mengambilkan itu.

aku mengambil nasi dan lauk-pauk yang dia tunjuk mengunakan mata. Selagi dia makan aku mengambilkannya air putih. Setelah itu aku berdiri disampingnya dengan tenang.

selepas selesai makan dan minum aku mengikuti Bos Daniel dari belakang masuk ke dalam kamarnya.

Bos Daniel memakai pakaiannya didepan ku, hal ini sudah biasa terjadi. Disaat makan bos Daniel hanya akan memakai kaos dan celana pendek setelah itu ia memakai setelan jas setelah mempertontonkan tubuh yang atletis itu. aku sudah biasa melihat roti sobek miliknya jadi aku sudah tidak tergoda lagi.

setelah memakai kemeja dan celananya, aku berjalan menghampiri Bos Daniel. Memasangkan dasi untuknya, setelah terpasang aku merapikan kemejanya dan membantunya memakai jas.

setelah itu aku ikut keluar bersama dengannya dengan membawa tas kerja miliknya.

membukakan pintu mobil untuknya lalu aku duduk disamping supir pribadi Bos Daniel.

hanya ada keheningan didalam mobil karena Daniel tidak suka dengan kebisingan. Sedangkan Daniel dibelakang mengecek email yang masuk di tablet miliknya.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih selama 30 menit kami pun sampai di gedung tinggi milik Bos Daniel. aku membuka kan pintu untuknya lalu berjalan dengan cepat mengikuti langkah kakinya yang lebar.

sepanjang jalan terdengar sapaan dari para karyawan Bos Daniel. Daniel hanya membalasnya dengan anggukan.

"Pagi Bu Brianna."

"Pagi juga." sapa ku balik dengan senyum cerah. Oh ayolah siapa yang tidak kenal denganku? semua orang yang mengenal Bos Daniel pasti akan kenal dengan ku karena aku yang seperti anak kucing mengikuti induknya.

Kami masuk ke dalam lift dan aku menekan nomor 73 dimana lantai paling atas ditempati oleh Bos Daniel.

membutuhkan waktu beberapa menit untuk sampai di atas. Setelah sampai di atas beberapa karyawan yang bertugas membantu Bos Daniel membungkukkan badan dan mengatakan sapaan.

"Selamat pagi, Pak Daniel." Daniel hanya mengangguk dan masuk kedalam ruangan kerja miliknya.

aku berdiri didepan tim pembantu Pak Daniel. lalu semua mulai bekerja kembali. Nathan masuk kedalam ruangan Bos Daniel, Nathan adalah sekretaris bos Daniel.

setelah beberapa menit, Nathan keluar dan berdiri di hadapanku.

"Kau disuruh masuk oleh bos." aku mengangguk dan masuk ke dalam ruangan bos. berdiri didepan meja kerja bos.

terlihat bos menyandarkan kepalanya di tangan kanannya dengan mata yang tertutup.

"Kenapa Bos?" tanyaku dengan pelan.

tangannya mengisyaratkan ku agar mendekat, sontak aku langsung mendekat dan berdiri di sampingnya.

"Kepalaku sakit, pijat sebentar seperti biasa." Aku mengangguk lalu berdiri di belakangnya. Aku mengeluarkan minyak aroma terapi lalu menggosokkannya di telapak tanganku lalu aku tempelkan di hidung pak Daniel, pak Daniel menghirupnya yang bisa membuat pikirannya sedikit tenang.

Aku menyentuh dahinya dan rambut kepalanya. Aku memijatnya dengan pelan sampai dia senyaman mungkin.

Bos Daniel sangat suka dengan pijatan ku, ya iyalah suka, dalam darahku mengalir darah tukang pijat dari alm.nenekku.

"Cukup." aku menghentikan pijatan ku dan mengambil sisir dalam tas ku. aku membenarkan tatanan rambut pak Daniel seperti semula.

setelah selesai aku berdiri disampingnya, "Apa bos mau saya buatkan teh?"

"Boleh." aku mengangguk dan pergi meninggalkan bos Daniel yang sedang bekerja.

aku masuk ke dalam dapur yang tersedia di lantai milik Bos Daniel.

Ku buatkan dia kopi dan ku berikan dia beberapa camilan sebagai teman kerjanya.

Setelah selesai aku masuk ke dalam dan memberikannya kepada bos Daniel. Setelah itu aku duduk di samping pojok ruangannya.

berdiam diri sesekali membuka ponselku untuk menghilangkan rasa bosan. Aku diperbolehkan membuka ponsel saat bekerja namun 1 syarat aku tidak boleh mengganggunya bekerja.

aku pernah menganggu ya bekerja Al hasil aku di hukum olehnya. Hukumannya sangat mengerikan, tak bisa ku bayangkan lagi. Akhirnya aku trauma dan tidak mau lagi dihukum olehnya.

Aku menatapnya yang sibuk mengetik di laptop miliknya. Bisa di bilang Bos Daniel adalah pria yang sangat pekerja keras. Usianya yang sudah memasuki kepala tiga namun tetap terlihat muda karena Bos Aldo sangat memperhatikan kesehatannya dan sering berolahraga.

Namun belum ada niatan untuk menikah dari Bos Daniel sendiri walaupun desakan menikah sudah sering terdengar dari mulut keluarganya.

beberapa wanita sudah sering di jodohkan oleh orang tuanya namun berakhir perpisahan. Ada satu wanita yang sudah menjalin hubungan hampir 2 tahun bersama dengan Bos Daniel.

dia wanita yang cantik, profesinya adalah model.

Part 2 {Undangan Pesta}

Malam harinya, aku sudah siap dengan gaun yang ku kenakan. Aku sedang menunggu Bos Daniel keluar dari kamarnya.

Hari ini salah satu rekan bisnis Bos Daniel mengadakan pesta sebagai perayaan ulang tahun perusahaanya.

aku berdiri disamping tangga menunggu Bos Daniel turun.

Aku yang awalnya bersandar pada dinding sontak berdiri tegak saat mendengar derap langkah kaki.

Aku mengikuti Bos Daniel dari belakang sampai masuk ke dalam mobil.

Aku duduk disamping nya, "Bos, nona Stella datang ke acara ini."

"Kenapa bisa?" tanyanya dengan datar.

"Kemungkinan Tuan Sony kenal dengan nona Stella." Daniel hanya mengangguk. Stella adalah model, dia adalah pacar Daniel yang sudah 2 tahun dia jalani.

Mereka jarang bertemu karena kesibukan masing-masing pekerjaan mereka.

Kami telah sampai di kediaman tuan Sony. Aku dan Bos Daniel masuk ke mansion milik Tuan Sony.

Aku mengandeng lengan Bos Daniel. Aku tersenyum manis memasuki pesta. Banyak sekali yang di undang dari para pem bisnis sampai aktris dan model.

"DANIEL!!!" teriak seorang wanita membuat aku dan juga Bos Daniel mengalihkan perhatian ke samping kanan.

terlihat Nona Stella berlari dengan kecil menghampiri kami. Aku melepaskan rangkulan di tanganku.

"Bagaimana kabarmu?Maafkan aku, aku sibuk akhir-akhir ini jadi jarang memberi kabar kepadamu." Daniel mengandeng tangan Stella. Aku hanya mengikutinya dari belakang.

"Tak apa. Aku tau kau sibuk. Ayo kita duduk." Aku hanya berjalan di belakang mereka yang tampak mesra.

sampai akhirnya menemukan meja yang kosong, mereka duduk berhadap-hadapan, "Kau mau makan tidak? aku ambilkan." tawar Stella kepada Daniel.

"Boleh."

"Sebentar." Stella pergi mengambil makanan untuk Daniel dan juga untuk dirinya.

"Anna, ambil kan aku dan Stella minuman." aku mengangguk, "Baik Bos."

aku berjalan menghampiri salah satu pelayan yang berjalan menawarkan minuman. Aku mengambil 2 gelas untuk Bos Daniel dan Nona Stella.

"Terima kasih." ucapku kepada pelayan yang memberikan aku minuman. Aku kembali ke meja Bos Daniel. Terlihat bos Daniel hanya menatap makanannya sedangkan Nona Stella menatap Daniel dengan senyum manisnya.

Aku menaruh minuman itu di samping sisi mereka, lalu aku menundukkan kepalaku melihat makanan yang di ambilkan Nona Stella.

aku berdiri di samping nona Stella, lalu membisikkan sesuatu kepadanya, "Maaf sebelumnya nona, perlu anda ingat. Bos Daniel alergi udang."

seketika mata Stella melotot, ia lupa jika kekasihnya alergi dengan udang, "Aduh sayang aku lupa jika kau alergi udang."

Daniel hanya tersenyum, "Tak masalah. Anna, ambilkan aku makanan yang lain." Aku mengambil makanan yang berada di depan Bos Aldo.

"Maafkan aku ya sayang. aku benar-benar lupa." sesal Stella yang benar-benar lupa dengan selera makan kekasihnya itu.

"Tak apa itu wajar."

"Untungnya ada Anna yang mengingatkanmu jika tidak aku masih terdiam dengan udang itu." Daniel hanya tersenyum. Asisten pribadinya memang benar-benar memerhatikan dirinya. Ia ingat Semua apa yang dia suka dan yang tidak dia sukai.

Sudah 5 tahun Anna bekerja dengannya, awalan Anna selalu membuat ia marah karena selalu salah melayani dirinya. Namun lambat laun Anna mulai tahu bagaimana selera dirinya dan hanya Anna lah asisten pribadi yang mampu bertahan selama 5 tahun dan hampir habis kontrak kerja dengannya, sebelumnya asisten pribadinya hanya bertahan 2 Minggu paling lama 1 bulan.

saking tahunya Anna luar dalam tentang dirinya, banyak orang yang menganggap Anna adalah istrinya. Karena pekerjaan Anna yang memang seperti istri yang mengurus suaminya. namun aku dan Anna hanya cuek menangapi rumor itu.

Hubungan kami hanya sebatas atasan dan bawahan tidak pernah lebih. Anna adalah asisten pribadinya yang tidak terbawa perasaan, kebanyakan asisten pribadinya melamar kerja hanya untuk menggodanya namun Anna tidak. Anna benar-benar bekerja keras kepada dirinya.

"Ini Bos makanannya. Saya ambilkan Steak dan SOP serta kue sebagai hidangan penutup untuk Bos dan nona." Anna meletakan makanan didepan Bosnya dan menaruh hidangan penutup untuk sepasang kekasih itu. lalu berdiri di belakang samping Daniel.

"Anna, pergilah dan nikmati pesta ini."

"Baik Bos. Saya pamit undur diri." Anna membungkukkan badannya dengan hormat lalu dengan perlahan pergi.

"Anna sangat tahu diri mu ya? sepertinya aku harus banyak belajar darinya." ucap Stella sambil memakan makanannya.

"Ya kau harus belajar banyak darinya. Apa kau tidak cemburu Anna yang menyandang julukan istri ku padahal kau kekasihku." canda Daniel kepada kekasihnya itu.

"Tidak. Untuk apa aku cemburu? jika dia wanita yang tidak baik sudah lama dia melakukannya namun nyatanya tidak."

"Apakah Anna masih berhubungan dengan pria tuli itu?" tanya Stella kepada Daniel.

"Entah, aku tidak tahu. akhir-akhir ini aku melarang dirinya keluar malam."

"Kenapa?" tanya Stella. mereka makan sambil mengobrol membahas Anna, asisten pribadi Daniel.

"Kau tahu bukan musuhku semakin banyak. Mereka mengincar Anna karena mereka tahu Anna mengetahui titik lemah ku. Lagi aku mendengar kabar dari anak buah ku, jika ada musuh yang mengincar Anna sebagai titik lemah ku." Seketika bulu kuduknya merinding mendengar cerita dari Daniel.

Padahal Stella kekasihnya namun dia biasa saja, malah musuh Daniel mengincar Anna karena Anna yang selalu berada di samping Daniel. bagi musuh Daniel Stella tidaklah penting, yang penting adalah Anna karena Anna tahu luar dalam Daniel dan pasti Anna tahu dimana kelemahan Daniel.

"Kau harus berhati-hati sekarang dengan sekitarmu." Daniel hanya menganggukkan kepalanya.

❣️❣️❣️

Anna berjalan kesana kemari, dia juga binggung mau kemana, jika dia masih bersama dengan bosnya dia akan tambah bosan. Karena bosnya sedang bersama dengan kekasihnya.

Ia mengedarkan pandangannya dan menemukan sesosok pria yang telah mengisi hatinya selama 2 bulan ini. Ia berjalan dengan pelan. Suasana terdengar ramai karena dentuman musik yang begitu keras memenuhi gendang telinga.

Saat sudah berada di belakang pria itu, ia mencium pipi pria itu hingga membuat pria itu terkejut.

"Ah...Anna. Kau mengagetkan ku." ucap Yohan sambil mengelus dadanya.

"Hahahaha maafkan aku, Yohan. Kau sendirian disini?" tanyaku sambil duduk disampingnya. Aku menumpu kepalaku dengan telapak tangan. Mataku menatap wajah Yohan dengan tatapan penuh puja.

"Iya aku datang karena permintaan Mark." aku hanya menganggukkan kepalaku.

Yohan adalah orang dari kalangan biasa saja, sedangkan Mark yang adalah temannya adalah seorang konglomerat. Mereka berdua adalah sahabat. Mark adalah anak sulung dari Tuan Sony.

Alasan aku mau berhubungan dengan Yohan adalah karena Yohan adalah pria yang sabar. Walaupun Yohan memiliki kekurangan yaitu tuli tanpa bantuan alat pendengar Yohan tidak bisa mendengar suara.

aku mencintai Yohan dengan tulus, bagiku kekurangan Yohan adalah sebuah keistimewaan. Dimana orang-orang selalu mengucilkan Yohan karena Yohan tuli. hanya ada Mark orang yang bisa Yohan percaya.

Mengambil hati Yohan itu sangat sulit. Aku bahkan harus sabar untuk mendapatkan hatinya sampai akhirnya Yohan menerimaku.

Banyak yang menentang hubungan ku dengan Yohan bahkan mengatakannya secara terang-terangan didepan Yohan dan didepan ku dengan membicarakan kekurangan Yohan. aku marah jika seseorang mulai bersikap kurang ajar kepada Yohan.

"Kenapa satu Minggu tidak bertemu dengan mu kau kelihatan tampan?" gombal ku kepada Yohan yang membuat Yohan tersipu malu.

"Yohan tatap aku!!" aku memegang wajahnya dan mengecup bibirnya dengan singkat.

"Kau tampan." pujiku sekali lagi kepadanya.

"Kau juga cantik." aku hanya tersenyum mendengarnya. Lalu aku mengobrol bersama dengan kekasihku.

mengobrol mengenai banyak hal. membahas pekerjaan dan lain sebagainya. Melewati waktu yang brutal antara sepasang kekasih yang melepas rindu.

tengah malam acara baru selesai. Anna pulang bersama dengan Yohan karena Bosnya pasti akan pulang bersama dengan kekasihnya dan menghabiskan waktu bersama.

aku memeluk Yohan dengan erat. Yohan menjalankan motornya. Aku merentangkan tanganku menikmati sejuknya udara dingin yang menusuk kulitku.

aku sangat senang menaiki motor dengan Yohan. bagiku mengunakan mobil kalah dengan mengunakan motor. Lebih enak mengunakan motor.

Seperti seseorang yang sedang kasmaran aku memeluk pinggang Yohan dengan erat lagi.

"Dingin." ucapku dengan menggigil. Yohan yang berada didepan tersenyum manis.

Hanya wanita ini yang mau menerima kekurangan dia apa adanya. Wajahnya tidak bisa di katakan tampan, ia memiliki wajah yang standar dan ia juga bukan pria dari kalangan atas tapi ia yakin ia mampu menghidupi Anna.

Ia dan Anna akan menikah sebentar lagi ketika kontrak kerja Anna akan berakhir dengan bosnya. Dan ana akan berhenti bekerja dan cukup dia saja yang bekerja.

ketika merasakan pelukan hangat di pinggangnya, ia merasa berarti di mata Anna. dimana semua orang menatap remeh dirinya namun Anna menatap tinggi dirinya.

Ia mencintai Anna, sangat mencintai Anna. ia berjanji akan membahagiakan Anna.

namun satu yang harus Yohan taati ketika akan menikah, Ibunya harus diutamakan bukan Anna. Yohan harus selalu patuh kepada Ibunya bukan kepada Anna.

Anna tidak mau jika setelah menikah nanti Yohan akan lepas tanggung jawab kepada keluarganya termasuk ibunya.

Anna ingin Yohan tetap memuliakan ibunya terdahulu. Bagi Anna wanita pertama yang harus di muliakan oleh anak lelaki adalah ibunya baru istrinya.

sungguh berhati malaikat bukan kekasihnya ini.

Yohan dan Anna saling bercanda di sepanjang perjalanan pulang.

Part 3 {Aksi Penculikan}

"Oh ya satu Minggu ke depan aku ada tugas diluar kota. Jadi maaf ya kalau aku susah di hubungi." Yohan melepaskan helm di kepala kekasihnya itu.

"Kok dadakan sih? biasanya kamu jauh-jauh hari selalu ngomong ke aku dulu." ucapku dengan kesal.

"Maaf, tadi dadakan banget Mark bilangnya."

"Mark mah sukanya gitu deh."

"Udah dong jangan ngambek lagi. Nanti kalau aku pulang aku janji bawa kamu jalan-jalan.x seketika mataku langsung berbinar dibuatnya. aku memegang kedua tangan Yohan dengan erat.

"Beneran yah? janji enggak bohong?"

"janji. tapi kamu harus izin dulu sama bos kamu. nanti yang ada di ngamuk." aku menganggukkan kepalaku. Lalu memegang tengkuknya dan mencium bibirnya. Melumatnya dengan pelan, Yohan tidak mungkin melakukannya terlebih dahulu karena Yohan adalah pria pemalu jadi aku lah yang selalu mengambil inisiatif mencium dia terlebih dahulu.

aku melepaskan ciuman ku ketika merasakan Yohan sudah mulai agresif, "Udah nanti kamu kelewatan lagi." Yohan terkekeh dan menyalakan mesin motornya.

"Aku pulang, hati-hati ya." aku menganggukkan kepalaku lalu memperhatikan Yohan yang semakin menjauh dari jangkauan mataku.

aku berbalik dan memasuki mansion mewah milik Bos Daniel. Disaat aku membuka gerbang aku terkejut saat mendapati Nathan sudah berada di dalam mansion.

"astaga Nathan. apa yang kau lakukan disini?" tanyaku dengan terkejut.

"Aku menunggumu. Bos menyuruhku menjemputmu namun sepertinya kau sedang bersama kekasihmu itu."

aku tersenyum dan berjalan beriringan disamping Nathan.

"Apakah nona Stella ada disini?"

"Ya, dia sedang istirahat bersama dengan Tuan Daniel dikamar nya."

"Ah mereka menghabiskan waktu bersama rupanya." aku menganggukkan kepalaku paham. Aku masuk ke dalam kamarku yang berada di lantai bawah dibelakang mansion adalah kamar para pembantu dan body guard Bos Daniel.

aku merebahkan tubuhku di ranjang, menghela nafas panjang lalu menutup mataku. Namun aku tersentak saat seseorang membekap mulutku.

"hmpp....hmp...." aku meronta-ronta memukul tangan yang membekap ku ini, namun lambat laun mataku mulai memberat samar-samar aku merasakan tubuhku terangkat dan semua gelap.

___________________❤️❤️❤️__________________

Pagi harinya Daniel sungguh kesal dengan asisten pribadinya. Pagi-pagi dia sudah ribut dengan Stella.

"Oh Daniel. aku sungguh tidak paham dengan dirimu." gerutu Stella yang sedang menyiapkan dasi dan jam tangan untuk Daniel.

Daniel diam sedang memasang kancing kemeja sambil bercermin.

"Kemana anak itu? ini belum waktunya cuti, apa mungkin dia menginap di rumah pacarnya?" Daniel berbalik menghadap Stella yang akan memasangkan dasi untuknya.

"Tidak mungkin Anna berani menginap bersama kekasihnya."

"Aku memiliki firasat yang buruk."

"Semoga saja tidak terjadi apa-apa." Daniel berbalik dan Stella memasangkan jas untuk Daniel.

namun mereka berdua terkejut saat pintu kamar Daniel terbuka dengan keras oleh salah satu pengawalnya.

"Bos, nona Anna hilang." hanya empat kata mampu membuat seorang Daniel yang memiliki sifat yang temperamental merasa marah dengan level yang sangat tinggi.

"Brengsek." maki Daniel marah, ia keluar dari dalam kamarnya di ikuti Stella yang menampakkan raut khawatir diwajahnya.

Daniel berjalan dengan cepat menuju ruang inap pengawalnya. ia masuk ke dalam kamar asisten pribadinya. Jadi ini yang terjadi, makanya asistennya tidak ada di pagi ini karena seseorang ingin bermain dengannya? cukup menarik.

"Tuan maaf, namun saya benar-benar mengantar Anna sampai masuk kedalam kamarnya." jelas Nathan yang langsung menghadap Bosnya saat memasuki kamar Anna.

"Cih...kenapa semua musuhku selalu mengincar Anna? pintar juga mereka, sampai-sampai tahu Anna mengetahui semua rahasia ku." ucap Daniel dengan pelan.

"Daniel bagaimana dengan Anna? apakah dia akan selamat? Daniel tolong selamatkan Anna, aku mohon." Stella mencengkram lengan Daniel dengan kuat.

"Kau tenang saja, aku janji dalam waktu 3 hari aku akan menemukan Stella." Daniel menenangkan kekasihnya yang khawatir kepada asisten pribadinya itu.

"Nathan, temui Alex dan suruh dia kerahkan anak buahnya untuk mencari dimana Anna sekarang dan siapa dalang di balik semua ini." Nathan mengangguk dan segera pergi menemui Alex.

Alex adalah salah satu tangan kanan Daniel. Jika Nathan bekerja di perusahaan Daniel, maka Alex bekerja di bisnis gelap Daniel.

"Kau disini saja, aku akan bekerja. Perhatikan sekitarmu jangan lengah situasi ini sedang tidak baik untukmu." Stella mengangguk, ia memejamkan matanya saat Daniel mencium dahinya.

Daniel pergi meninggalkan Stella yang masih berada didalam Anna. kepergian Daniel membuat Stella semakin khawatir.

"Dimana kau Anna? semoga kau baik-baik saja." Stella menatap ke sekitar kamar Anna, matanya tertuju kepada bingkai foto kecil yang terpajang di dinding.

ia menatap foto itu dengan senyum manis. Foto berdua milik Anna dan Yohan, "Cinta memang buta tapi cintamu tulus kepada si tuli itu."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!