NovelToon NovelToon

My CEO And Sweet Doctor

Bab 1 bertemu dia

"Tolong.. tolong.." teriak Fely minta tolong.

"Hai kalian lepasin gak, beraninya sama perempuan sini lawan saya" teriak Rei sang pria tampan berpenampilan rapi.

"Waah cari mati dia" sahut si preman.

Akhirnya terjadilah pertarungan antara Rei dan perampok itu. Keduanya terlihat sangat lihai dalam berkelahi. Tiba tiba datanglah teman si perampok dari arah belakang dan mengeluarkan pisau ke arah Rei.

"Awaass...". Teriak Fely pada Rei.

Rei pun membalikkan badannya dan seketika itu si perampok menusuk perut Rei dan langsung melarikan diri. Fely berlari ke arah Rei dan berteriak minta tolong tapi tak seorang pun menolong mereka karena tempat itu sangat sepi. Untungnya ada seorang pria yang melihat kejadian itu, dia langsung berlari mendekati mereka.

"Mas.. tolong mas" seru Fely dengan wajahnya yang sangat cemas.

Pria itu langsung membawa Rei kemobilnya.

"Mas mau dibawa ke mana?" tanya Fely dengan rasa curiga pada pria tersebut.

"Mbak, saya ini Dokter dan saya tau apa yang harus dilakukan" jawab pria itu.

Fely hanya bisa diam dengan rasa bersalah yang menyelimuti hatinya. Andai saja dia lebih berhati hati pasti semuanya tak akan terjadi. Pria yang mengakui dirinya dokter tersebut memanggil Fely untuk masuk kemobilnya dan ikut ke rumah sakit karena ia kira Fely adalah keluarga Rei.

"Aduh bagaimana ini cepat sedikit dong" ujar Fely pada pria itu.

"Sabar dong mbak, emang mau kita kecelakaan" sahut pria itu.

Akhirnya mereka tiba di rumah sakit tempat pria itu bekerja. Rei langsung dibawa ke ICU dan segera ditangani. Padahal hari ini Fely ingin mencari pekerjaan tapi bagaimana lagi karena sedang ada musibah yang melanda ia hanya bisa mengelus dada dan berdoa.

"Ibu keluarga dari korban bernama Reiki Alterio?" tanya seorang suster pada Fely.

"Hmm.. iya" sahut Fely.

"Pasien kehabisan banyak darah akibat tusukan di bagian perutnya sedangkan stok darah dengan golongan AB sedang kosong" jelas seorang suster pada Fely.

"AB.. golongan darah saya AB ambil saja darah saya" sahut Fely.

Fely bersedia mendonorkan darahnya untuk Rei karena Rei sudah menolongnya. Setelah menunggu berjam jam akhirnya dokter keluar dari ICU.

"Bagaimana keadaannya dok?" tanya Fely dengan penuh harapan.

"Saat ini keadaan pasien sudah lebih baik" jawab Dokter.

Fely mengucapkan terima kasih pada dokter itu. Kemudian sang dokter berjalan menjauhi ICU, baru beberapa langkah menjauh, praakk... dokter itu membalikkan badannya ternyata wanita yang mengobrol dengannya tadi pingsan. Dia pun langsung memanggil suster untuk membawa Fely ke ruang pemeriksaan dan memeriksanya.

Setelah sadar..

"Kok saya bisa ada di sini?" tanya Fely sedikit kebingungan.

"Jangan banyak bergerak dulu, kamu pingsan didepan ICU dan langsung dibawa kesini" jawab dokter.

"Tapi saya harus kembali ke ICU" ujar Fely dengan rasa khawatir kepada Rei.

"Kamu keluarga dari pasien di ICU bernama Reiki Alterio?" tanya Dokter untuk memastikan.

"Bukan. Dia menolong saya saat dijambret tadi" jawab Fely.

"Kami kira kamu keluarganya kenapa gak bilang dari tadi. Baiklah kalau begitu kami harus menghubungi keluarga korban" ujar sang dokter.

"Kok malah aku sih yang disalahin" gumam Fely pada dirinya sendiri.

Tim rumah sakit segera menghubungi keluarga Rei. Setelah itu, keluarga Rei datang ke rumah sakit. Mereka terlihat sedih terutama mamanya. Suster yang baru saja keluar dari ICU langsung ditanyai oleh keluarga Rei.

"Suster anak saya kenapa, bagaimana keadaannya?" tanya ibu Santi sambil menangis karena sangat khawatir akan kondisi anaknya.

Suster tersebut menjelaskan apa yang terjadi termasuk memberi tahu bahwa ada seorang wanita yang mendonorkan darahnya untuk Rei.

Orang tua Rei bertanya di mana orang yang sudah mendonorkan darah untuk anak mereka. Suster tidak bicara panjang lebar dan langsung mengantar orang tua Rei ke tempat Fely dirawat.

"Permisi, kamu Fely yang sudah mendonorkan darah untuk anak saya, Rei" tanya pak Sandy (papa Rei).

"Benar pak" jawab Fely.

Pak Sandy mengucapkan rasa terima kasihnya pada Fely. Tapi bu Santi (mamanya Rei) malah marah karena ini semua terjadi gara-gara Rei menolong Fely. Pak Sandy berusaha menenangkan istrinya yang sedang naik pitam.

Jika dilihat lihat Fely adalah orang yang baik. Pak Sandy bertanya apakah Fely sudah bekerja atau belum. Kebetulan Fely belum mendapat pekerjaan. Dia pun menawarkan Fely pekerjaan sebagai Sekretaris anaknya yaitu CEO PT. Golden sentosa Abadi. Tanpa berpikir panjang, Fely langsung menerima tawaran itu karena dia memang sedang butuh pekerjaan. Sebenarnya bu Santi kurang setuju dengan pendapat suaminya tapi mau bagaimana lagi.

"Mulai besok kamu sudah bisa bekerja di perusahaan kami. Berhubung kamu sekretarisnya Rei dan dia sedang sakit ada baiknya kamu meluangkan waktu untuk menjenguknya" kata pak Sandy.

"Baik pak, sekali lagi terima kasih" jawab Fely dengan rasa senang dihatinya. Akhirnya dia bisa mendapat pekerjaan setelah sekian lama.

Setelah itu, orang tua Rei langsung kembali ke ICU.

"Alhamdulillah ya Allah, akhirnya aku dapat kerjaan dan gak akan nyusahin orang tua lagi" ujar Fely dengan sangat bahagia.

Karena keadaannya sudah membaik, Fely diizinkan untuk pulang. Sesampainya di rumah dia langsung memeluk bundanya kemudian ayahnya.

Bu Asih (bunda Fely) yang heran dengan anaknya, bertanya "Ada apa nak, kenapa kamu kelihatan sangat bahagia".

"Paling juga dapat pacar baru yang sangat tampan memesona, biasalah anakmu bun" sahut pak Dandi (ayah Fely) dengan sedikit merayu anaknya.

"Bukan ayah, Fely sudah dapat kerjaan tahu" jawab Fely.

"Alhamdulillah, diterima kerja di mana, kapan mulai kerja" tanya bu Asih yang sangat penasaran.

"Di PT. Golden Sentosa Abadi. Tau gak di sana aku kerja jadi apa?" Kata Fely.

"Gak tau dan gak mau tau" ujar pak Dandi yang memiliki karakter humoris.

"Ayah..." Fely dan bu Asih meneriaki pak Dandi dan pak Dandi hanya tertawa melihat anak dan istrinya kesal.

"Aku diterima sebagai Sekretaris dari CEO PT. Golden Sentosa Abadi" jelas Fely dengan bibir tersenyum lebar.

Orang tua Fely merasa bangga pada putri mereka tanpa tahu bahwa ada kejadian buruk yang menimpan putrinya. Fely sengaja tidak menceritakan ini pada orang tuanya karena tidak mau membuat mereka cemas. Fely percaya setiap ada cobaan pasti ada jalan, setiap musibah pasti ada hikmahnya.

Keesokan harinya, Fely berangkat ke kantor untuk bekerja. Dia bertemu bu Santi (mamanya Rei) kemudian diperkenalkan pada karyawan karyawan yang ada di sana. Walaupun bu Santi kurang suka dengan Fely tapi dia harus bisa bersikap profesional.

Pada jam makan siang, Fely ke rumah sakit untuk menjenguk bos barunya. Sesampainya didepan pintu rumah sakit, prakk... tasnya jatuh ke lantai karena tersenggol oleh anak kecil yang berlarian.

"Anak anak kalau main emang gak tahu tempat ya" gumam Fely yang kesal pada anak anak itu.

"Mari saya bantu" seru seorang dokter.

"Terima kasih dok" kata Fely sambil melihat kearah dokter itu.

"Kamu...." ujar sang dokter yang kaget melihat Fely.

"Eh dokter. Iya saya yang kemarin. Kebetulan sekali kita bisa bertemu lagi ya dok" jawab Fely.

"Iya. Perkenalkan saya Arjun Singgih you can call me Arjun" Arjun mengenalkan dirinya dengan gagah.

"Saya Fely, Felycia Inez Gianina" Fely juga mengenalkan dirinya pada Arjun.

Fely dan Arjun akhirnya saling mengenal satu sama lain. Setelah itu, Fely menuju ke ICU untuk menjenguk Rei. Rei akhirnya sadar, dia kaget ketika melihat ada seorang wanita di sampingnya.

"Siapa kamu, kenapa kamu ada disini" tanya Rei pada Fely.

"Saya Fely" Fely mengenalkan dirinya sekaligus menjelaskan semua yang terjadi kepada Rei.

Jam makan siang hampir habis, Fely harus kembali ke kantor. Saat membuka pintu mobil, dia melihat ada dua orang mencurigakan berpakaian serba hitam masuk ke rumah sakit. Dia mencoba untuk positif thingking mungkin saja mereka ingin menjemput keluarganya yang meninggal.

Rei merasa sangat bosan karena dia adalah orang yang produktif, dia tidak suka menganggur. Karena merasa sangat bosan dia pun tidur.

Kreekk...

"Bagus dia tidur, pelan pelan" kata salah satu preman.

Tiba-tiba...

bertemu dia

"Tolong...tolong...." teriak seorang wanita bernama Felysia.

"Hai kalian! Lepasin, beraninya sama perempuan sini lawan saya," teriak Rei, seorang pria berjas dengan penampilannya yang rapi.

"Wah, cari mati dia.''

Terjadilah pertarungan sengit antara Rei dan perampok itu. Mereka terlihat sangat lihai dalam berkelahi. Hingga datanglah seorang perampok lain dari arah belakang dan mengeluarkan pisau ke arah Rei.

"Awaass!" Fely berteriak kencang pada Rei.

Terlambat. Saat Rei membalikkan badannya dan seketika itu pula si perampok menusuk perut Rei dan langsung melarikan diri. Fely berlari ke arah Rei dan berteriak minta tolong tapi tak ada seorang pun menolong mereka karena tempat itu sangat sepi.

Lima menit berlalu. Karena sangat cemas, Fely seolah kehilangan akal, dia tak bisa berpikir jernih. Bukannya menghubungi ambulans, dia malah terus menangis melihat tubuh pria tak berdaya yang terbaring di hadapannya. Hingga datanglah seorang pria yang mendekat ke arah mereka. Fely memohon pada pria itu agar mau menolong Rei. Pria itu hanya diam menatap Fely secara intens.

''Mas, jangan bengong aja dong.'' Tanpa berpikir panjang, pria itu langsung memapah Rei dan membawa kemobilnya.

"Mas, mau di apain?"

"Mbak, saya ini Dokter dan saya tau apa yang harus dilakukan," jelas pria itu.

Fely dihantui rasa bersalah, bibirnya kelu, tak ada sepatah katapun yang mampu ia ucapkan. Andai saja dia lebih berhati hati, pasti semuanya tak akan terjadi. Pria yang mengakui dirinya dokter tersebut memanggil Fely untuk masuk kemobilnya dan ikut ke rumah sakit bersama mereka. Karena dia mengira Fely adalah keluarga korban.

...

Setelah sampai di rumah sakit, Rei langsung dibawa ke ICU dan segera ditangani. Apa yang harus dilakukan? Bagaimana jika terjadi hal buruk pada pria itu? Bagaimana jika dia... Ah, tidak tidak, dia pasti akan baik baik saja.

Tampaknya kali ini Fely sedang di uji oleh sang pencipta. Niatnya mau mencari kerja, eh malah tertimpa musibah. Apapun yan terjadi harus diterima dengan lapang dada. Mau bagaimana lagi, dia hanya bisa bersabar dan berdoa menunggu dokter keluar membawa berita bahagia.

"Ibu keluarga dari korban bernama Reiki Alterio?" tanya seorang suster pada Fely.

"I-iya..." badannya bergetar karena ketakutan. Apa yang terjadi pada pria itu?

"Pasien kehabisan banyak darah akibat tusukan di bagian perutnya cukup dalam, sedangkan stok darah dengan golongan AB hanya tersisa 2 kantong," terang seorang suster pada Fely.

"AB.. go-golongan darah saya AB. A-ambil saja darah saya," Fely semakin ketakutan karena tampaknya keadaan pria itu cukup buruk.

Suster menggiring Fely ke suatu tempat. Tak lain tak bukan, itu adalah tempat untuk transfusi darah.

Fely dan pria itu tidak saling mengenal satu sama lain. Tapi, pria itu rela menaruhkan nyawanya untuk menolong Fely. Sebagai tanda balas budi, Fely harus mendonorkan darahnya untuk pria malang itu.

Setelah selesai transfusi darah, Fely kembali ke depan ICU, dia terduduk lemas di sana. Detik berganti menit, menit berganti jam, sudah lebih dari lima jam dia menunggu, akhirnya dokter keluar dari ruang ICU. Fely menghampiri sang dokter dan mencurahkan semua isi kepalanya. Syukurlah, keadaan pria iti sudah membaik sekarang. Saat tengah berbicara dengan dokter, tiba tiba kepala Fely berputar, tubuhnya limbung seperti diterpa angin topan.

Braakk....

Tubuh lemah Fely terjatuh menyetuh lantai yang keras. Dengan sigap dokter langsung membawanya ke ruang pemeriksaan dibantu oleh beberapa suster.

Saat Fely kehilangan kesadaran dokter itu terus memandagnya. Mengapa seperti ada ikatan antara aku dan wanita ini. Ah, tidak mungkin.

Beberapa menit kemudian, Fely pun tersadar.

"Kok saya bisa ada di sini?" Tanya Fely kebingungan.

"Jangan banyak bergerak, tadi kamu pingsan di depan ICU. Mungkin efek setelah transfusi darah,'' jelas seorang suster.

"Tapi saya harus kembali ke ICU Sus, saya harus memastikan kalau keadaannya baik baik saja.''

"Kamu istrinya?" tanya Dokter Fely. Bisa bisanya si dokter berpikir demikian, memangnya Fely dan Rei terlihat sudah tua apa ya.

"Bukan. Tadi dia menolong saya saat dijambret," jawab Fely.

"Saya kira kamu keluarganya, kenapa gak bilang dari tadi. Sus, segera hubungi keluarga pasien," Karena melihat Fely sangat khawatir pada Rei membuat dokter berpikir kalau Fely adalah istrinya.

Loh, sebenarnya siapa yang salah?

Setelah tim rumah sakit menghubungi keluarga Rei, beberapa menit kemudian mereka tiba di rumah sakit. Mereka terlihat sedih terutama mamanya, dia datang ke rumah sakit dengan air mata yang membanjiri wajahnya.

Kebetulan ada suster yang keluar dari ICU. ''Sus, bagaimana keadaan anak saya?''

''Keadaan anak ibu sudah stabil, karena tadi ada seseorang yang mendonorkan darahnya untuk anak ibu.''

''Di mana orang itu?''

''Mari saya antar,'' Suster mengantarkan orang tua Rei menemui Fely.

Papa Rei mengucapkan banyak terima kasih pada Fely. Berbeda dengan istrinya yang justru menghantam Fely dengan ucapan nyelekit. Dia mengatakan Fely sebagai sumber masalah dari semua ini. Papa Rei berusaha untuk menenangkan istrinya yang sedang naik pitam. Fely hanya terdiam, dia tidak bisa membantah setiap kata yang keluar dari mulut wanita itu.

Fely menjelaskan setiap detail dari kejadian ini. Setelah mendengar penjelasan Fely yang ternyata sedang mencari pekerjaan, Papa Rei menawarinya pekerjaan. Fely ditawarkan untuk mengisi posisi sekretaris pribadi anaknya yang saat ini sedang kosong. Tanpa berpikir panjang Fely langsung menerima tawaran itu karena dia memang sedang butuh pekerjaan.

"Mulai besok, kamu sudah bisa bekerja di kantor anak saya. Jangan lupa luangkan waktumu untuk menjenguknya," kata Papa Rei sambil memberi sebuah kartu yang berisi tentang profil perusahaan.

"Baik pak, sekali lagi terima kasih," jawab Fely dengan hati yang berbunga bunga. Betapa senangnya, akhirnya dia bisa mendapat pekerjaan setelah sekian lama. Karena keadaannya sudah membaik, Fely diizinkan untuk pulang.

...

Sesampainya di rumah, Fely langsung memeluk bundanya kemudian ayahnya.

Bunda Fely yang heran dengan anaknya, bertanya, "Ada apa nak, kenapa kamu kelihatan sangat bahagia?''

"Paling juga dapat pacar baru yang sangat tampan mempesona, biasalah anakmu bun," Ayah Fely menambahi.

"Ah... ayah. Bukan, Fely sudah dapat kerjaan tahu.''

"Alhamdulillah, diterima kerja di mana kamu nak," tanya Bunda dengan sangat antusias.

"Di PT. Golden Sentosa Abadi sebagai sekretaris pribadi pemilik perusahaan,'' ucap Fely sambil menunjukkan kartu yang diberi oleh Papa Rei.

Orang tua Fely merasa bangga pada putri mereka tanpa tahu kalau ada kejadian buruk di balik ini semua. Fely sengaja tidak menceritakan ini pada orang tuanya karena tidak mau membuat mereka cemas. Fely percaya setiap ada cobaan pasti ada jalan, setiap ada musibah pasti ada hikmahnya.

...

Keesokan harinya, Fely berangkat ke kantor dengan sangat antusis. Di sana dia bertemu mama Rei, kemudian dia diperkenalkan oleh karyawan karyawan yang ada disana.

Seperti yang diperintahkan papa Rei, pada jam makan siang Fely ke rumah sakit untuk menjenguk bos barunya. Sesampainya didepan pintu rumah sakit, prakk... tasnya jatuh ke lantai karena tersenggol oleh anak kecil yang berlarian.

"Anak anak kalau main emang gak tahu tempat ya," gumam Fely sambil mengutip barangnya yang berceceran di lantai.

"Mari saya bantu.'' Tibaa tiba seorang dokter mendekati dan menolongnya.

"Terima kasih dok," Fely mendongakkan kepala.

"Kamu...," ujar dokter yang kaget melihat Fely.

"Eh dokter. I-iya, saya yang kemarin. Kebetulan sekali kita ketemu lagi ya dok.''

Entah mengapa, tanpa berbasa basi, si dokter langsung memperkenalkan dirinya.

"Iya, perkenalkan saya Arjun Singgih you can call me Arjun."

"Sa-saya Fely, Felycia Inez Gianina." Fely dan Arjun akhirnya saling mengenal satu sama lain.

Setelah itu, Fely langsung ke ICU untuk menjenguk Rei. Merasa ada kehadiran seseorang, Rei membuka kedua kelopak matanya, betapa terkejutnya dia ketika melihat ada seorang wanita tak dikenal berada sampingnya. Melihat ekspresi Rei yang seperti itu, rasanya Fely ingin tertawa, tapi dia tahan karena takut menyinggung perasaan bosnya itu. Perlahan Fely mengenalkan dirinya dan menjelaskan semua yang terjadi.

Jam makan siang hampir habis, Fely harus segera kembali ke kantor. Saat membuka pintu mobil, dia melihat ada dua orang mencurigakan, berpakaian serba hitam masuk ke dalam rumah sakit. Fely mencoba untuk positif thingking. Mungkin saja mereka ingin menjemput keluarganya yang meninggal. Tidak ingin berlama lama, Fely langsung melajukan mobilnya ke kantor.

...

Di dalam ICU sendirian, membuat Rei merasa sangat bosan. Tak ada seorangpun yang menemaninya. Untuk mengusir kebosanannya, dia mencoba untuk memejamkan matanya kembali dan tertidur.

Kondisi Rei yang seperti ini, mengundang para pesaing bisnis keluarganya untuk berbuat jahat. Mereka memanfaatkan situasi ini untuk mencelakakan Rei.

Kreekk...

"Bagus, dia tidur. Pelan pelan," bisik salah satu preman. Kemudian mereka mengambil bantal untuk membekap wajah Rei.

Tiba-tiba...

.

.

.

bersambung

Jangan lupa like, komen, dan vote. kalau punya poin banyak bisalah kasih hadiahnya hehe... Ini karya pertama author, jadi mohon dukungannya ya. Bisa disampaikan juga kritik dan saran yang membangun.

Terimakasih ☺❤

meeting pertama

"Hai siapa kalian!" Teriak dokter Arjun.

Orang asing yang ingin mencelakai Rei langsung memutar badan mereka. Tanpa basa basi mereka langsung menyerang Arjun dan perkelahian tak dapat dielakkan. Tiba tiba ada seorang suster yang lewat di depan ICU. Dia melihat kejadian itu dan memanggil satpam rumah sakit untuk menangkap si pembuat onar, tapi sayangnya orang asing pembuat onar itu berhasil melarikan diri.

Lagi lagi tim rumah sakit harus menghubungi keluarga Rei. Begitupula Fely, padahal dia baru sampai di kantor tapi harus kembali lagi ke rumah sakit. Saat Fely sampai di rumah sakit, orang tua Rei sudah menuju pintu keluar.

''Bagaimana keadaan pak Rei?'' Tanya Fely pada orang tua Rei.

Bukannya menjawab pertanyaan Fely, Mama Arjun malah menbentaknya. ''INI SEMUA GARA GARA KAMU. DASAR PEMBAWA SIAL!!''

Mama Rei mengatakan itu karena beliau merasa masalah yang menimpa anaknya terjadi setelah dia bertemu Fely.

Kata kata itu bagai pedang bermata dua yang mampu menembus hingga ke jantung Fely. Jantungnya seolah berhenti berdetak, bibirnya kelu, tak ada satu katapun yang berani ia lontarkan untuk membantah wanita paruh baya yang ada dihadapannya itu.

''Ma, jangan teriak teriak, ini rumah sakit. Malu diliatin orang.'' Ucapan papa Rei membuat istrinya kesal. Dia menganggap kalau papa Rei membela wanita tak berguna itu (Fely). Mama Rei berjalan terlebih dahulu, meninggalkan suaminya.

''Maafin istri saya ya. Dia memang suka seperti itu.'' Papa Rei mengembalikan semangat Fely yang pergi entah kemana.

''Iya Pak, gak apa apa kok.'' Papa Rei pergi menyusul istrinya, sedangkan Fely melanjutkan langkahnya ke ICU.

Kata kata Mama Rei harus dilupakan, dunia harus tahu kalau semua baik baik saja. Memang berat, tapi harus diusahakan.

Langkah kaki Fely yang semakin mendekati ruang ICU mengalihkan perhatian Rei dan Arjun. Siapakah yang datang? Ternyata Fely.

''Kok balik lagi?'' Tanya Rei pada sekretarisnya.

''Iya Pak. Tadi saya dihubungi, disuruh ke sini. Katanya ada yang ingin mencelakakan bapak. Apa benar? Lalu bagaimana keadaan bapak sekarang?''

Loh, sedang apa wanita itu di sini? Pak? Kenapa dia manggil Rei dengan sebutan Pak? Kenapa mereka terlihat sudah saling mengenal? Bukankah kemarin wanita itu bilang, dia bukan siapa siapanya Rei. Bahkan mengenalnyapun tidak.

Kehadiran Fely membuat banyak pertanyaan berkecamuk di kepala Arjun.

''Keadaan saya baik baik saja berkat dokter Arjun.'' Rei menepuk lengan Arjun.

''Oh, kebetulan aja kok.''

Setiap kali melihat wanita ini ada perasaan tak wajar di hati Arjun.

...

Hari demi hari telah dilewati. Tidak terasa sudah satu minggu lebih Rei terbaring di rumah sakit. Karena semakin hari keadaannya kian membaik, akhirnya hari ini Rei diizinkan untuk pulang. Betapa bahagianya dia. Berhari hari terkurung di ruangan hampa dan sekarang diperbolehkan pulang. Bagaikan burung yang dilepaskan dari kandang. Kebayangkan, gimana senangnya.

Keesokan harinya, Rei langsung pergi bekerja. Semua karyawan yang menyaksikan hal itu turut berbahagia, termasuk Fely. "Selamat bekerja kembali Pak Rei." Fely tersenyum lebar menyambut kedatangan Rei.

"Hmm," jawab Rei dengan raut wajah datar tanpa ekspresi.

Ya ampun, ternyata benar kata semua orang. CEO PT. Golden Sentosa Abadi itu benar benar datar.

Tok tok tok.... Suara ketukan pintu.

"Masuk." jawab Rei yang tampak sibuk dengan laptop di depannya. "Ada apa lagi?" Tanya Rei ketika mendapati siapa yang datang.

"Maaf pak, saya cuma mau mengingatkan. Nanti jam 11.00 siang kita ada meeting bersama calon brand ambassador kita yang baru di restoran Amora.''

"Hmm.'' Hari pertama kembali ke kantor disambut oleh meeting bersama calon brand ambassador baru.

"Kalau begitu saya permisi," kata Fely sambil membungkukkan badannya dan segera keluar.

Meeting pertama bersama Rei membuat Fely gugup. Saking gugupnya, dia sampai kebelet untuk buang air kecil. Setelah itu, dia berhenti di depan cermin menatap wajah gugupnya. Semangat! Pasti bisa! Fely terus meyakinkan dirinya.

"Eh Fely!" Seorang wanita menepuk pundak Fely dari belakang.

"Oh hai Nita, kamu ngapain di sini?"

"Kerja dong, kamu sendiri ngapain di sini?" Nita bertanya balik pada Fely.

"Aku juga kerja di sini," jawab Fely.

"Oh, jadi Felysia sekretaris baru pak Rei itu kamu. Ya ampun, bisa bisanya aku gak ngeh.''

''Gakpapa Nit. Emang kamu kemana pas hari perkenalan kemarin?'' Tanya Fely.

''Aku pulang kampung, soalnya kakak mau nikah.''

"Pantesan aku gak lihat kamu. Btw, selamat ya buat kakak kamu.''

''Kamu kapan nyusul?'' Ucap Fely dan Nita bersamaan. Mereka tertawa lepas, suaranya menggema jelas.

''Aku tau, pasti kamu bakal ngonong kayak gitu.''

Dasar perempuan, kalau ngobrol suka tidak mengenal tempat dan waktu. Fely menceritakan awal pertemuannya dengan Rei sampai dia ditawari pekerjaan oleh orang tua Rei. Unik sekali, berawal daru kerampokan berakhir dapat keerjaan. Memang benar, yang namanya rezeki tidak akan tertukar.

Fely melihat jam tangannya. Ternyata sudah jam 10.30, dia bergegas mendatangi Rei. Baru saja membuka pintu, ternyata Rei sudah berdiri di hadapannya. Tidak mau membuang buang waktu, mereka langsung meluncur ke TKP.

''Mau pesen apa pak, buk?'' Tanya pelayan restaurant.

''Nanti saja, kami sedang menunggu seseorang.'' Fely menjawab pelayan tersebut karena Rei asik dengan ponselnya. Entah apa yang sedang dia lihat.

''Permisi, dengan Pak Rei dan Ibu Fely?'' ucap seorang wanita dengan tampilannya yang mempesona.

''Oh, iya. Silahkan duduk.'' Meeting pun dimulai. Tidak perlu bicara panjang lebar, wanita itu langsung tertarik dengan produk produk yang diproduksi oleh PT. Golden Sentosa Abadi. Wanita itu langsung menandatangani kontraknya dengan perusahaan Rei.

Meeting kali ini ditutup dengan makan siang bersama.

...

"Ada apa pak?" Tanya Fely pada Rei yang tiba tiba mengerem mobilnya.

Rei tidak menggubris Fely sedikitpun. Ternyata ada seekor anak kucing yang sedang melintas. Fely merasa kagum pada Rei, walaupun dia bersikap dingin tapi dia sangat baik bahkan pada seekor kucing. Pasti orang tuanya mengajarkan hal hal baik pada Rei. Oleh karena itu, Rei tumbuh menjadi orang yang baik (tapi dingin).

"Wahh bapak hebat ya!"

"Hah?"

"Iya, dibalik sikap bapak yang dingin, ternyata bapak adalah orang yang baik dan peduli pada sesama bahkan pada seekor kucing" jelas Fely.

"Ngomong apa kamu.''

''Ah elah, pak Rei mah...''

Rei menatap tajam Fely dengan wajah garangnya. Dia tidak suka dengan orang yang kebanyakan bicara. Fely langsung tertunduk, terdiam tanpa kata. Keadaan pun kembali sunyi.

"Pak, itu!" Fely menunjuk ke arah punggung Rei.

"Apa?" Rei menoleh ke kiri kanan untuk mencari sesuatu yang ditunjuk Fely.

Seekor ulat bulu berwarna hijau menggeliat di punggung Rei. Mungkin ulat itu terjatuh saat Rei meletakkan anak kucung tadi di bawah pohon yang besar. Fely mengambil ulat itu dan menunjukkannya di depan wajah Rei.

Rei yang kelihatannya garang ternyata takut pada ulat bulu. Dia mengerem mobilnya untuk yang kedua kali. Tak sengaja bibirnya mendarat di jidat mulus Fely.

Jangan tanya ulatnya kemana? Pasti dia kabur karena sudah menyebabkan hal di atas terjadi hehe...

.

.

.

bersambung

Jangan lupa like, komen, dan vote. kalau punya poin banyak bisalah kasih hadiahnya hehe... Ini karya pertama author, jadi mohon dukungannya ya. Bisa disampaikan juga kritik dan saran yang membangun.

Terimakasih ☺❤

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!