Selamat membaca Book 2 ( Balik dulu ke Alexa jika kalian blm baca book 1)
BOOK 1 nya di Alexa Blood of Love ya
Light Protector Witch Series Terdiri dari 7 Book
BOOK 1 . ALEXA ● Blood Of Love (di ALEXA)
BOOK 2 . AURORA ● The Blood Moon (di AURORA)
BOOK 3 . SOFIA ● The Cursed Diamond (di AURORA)
BOOK 4 . APOCALYPSE ● The Faith of Love (di AURORA)
BOOK 5 . NEW ERA ● The Next Leader (di ALEXA)
BOOK 6 . CARA ● Rewriting The Star (di ALEXA)
BOOK 7 . ALENA ● The Dragon Hatcher (di ALEXA)
🛑Book 2+3+4 ada di AURORA ( Gabung 1 Book)
Part 1. AURORA MAGNUS
Luna per noctem , a meridiano sole. Semper amare, simul et separate nobis mille annis.
Bulan dimalam hari, matahari di siang hari. Aku akan selalu mencintaimu , walau waktu ratusan tahun memisahkan kita.
Entah siapa yang membacakan mantra itu dikepalaku. Belakangan ini menjadi semangkin sering aku mendengarnya. Aku pasti terkena semacam mantra roh penunggu pegunungan Pyreness ini.
"Aurora Magnus! Maju!" Aku kaget. Suara teriakan itu membuyarkan lamunanku. Daniel Aegis, pelatih pedang utama kelompokku berkacak pinggang dan menunjuk ke arahku. Sial! Dia tidak perlu berteriak seperti itu, aku belum tuli.
Playboy tukang pamer kuasa!
Itu yang pertama kali terlintas di otakku begitu melihat Daniel Aegis. Gadis-gadis berkerumun mengelilinginya dan memujanya dan dia nampaknya sangat menikmati perhatian itu. Tentu saja gadis-gadis itu mengelilinginya seperti semut mendapatkan gula, ia adalah cucu pertama pimpinan para penyihir Klan Cahaya, Klan Aegis yang berpusat di London, pelatih kepala Group Elite Utama.
Dan kembali lagi! Ini adalah sesi pertarungan untuk penilaian laskar utama penyerang. Laskar elite yang berisi penyihir petarung dengan kemampuan fisik beladiri terbaik dari seluruh klan. Hanya tiga orang dari ratusan orang murid awal semester pertama yang direkomendasikan oleh para pelatih untuk group elite ini. Kami disini menantang Daniel Aegis, pelatih kepala tim penyerang.
Bisa dipastikan jika kau masuk ke group elite para petarung di semester pertama, kau akan menjadi penyihir yang sangat diperhitungkan di masa depan. Dan aku sudah berjanji pada Ibu aku akan menjadi salah satunya.
Aku maju sambil memberi hormat kepada Sang pelatih playboy ini! Aku telah melihat ia mengalahkan rekan satu kelasku, Sofia Pollux dari Rusia dan Agusto Jesper dari Spanyol. Dia punya teknik dan kecepatan pedang yang sangat baik. Dan kekuatan jurusnya bisa menjadi ancaman.
Tapi aku bertekad akan membuatnya kalah! Secepatnya!
"Kau boleh menyerang duluan." Dia jelas meremehkanku. Aku memang tidak punya postur tinggi menjulang seperti Sofia dan Agusto, aku hanya 165cm, lebih pendek dari mereka. Baiklah Daniel Aegis, kau akan menyesal meremehkanku!
Aku melompat dan kearahnya, sebuah sabetan energi pedang kulepaskan. Daniel dengan cepat memasang tameng energi sihir. Tapi dia salah, itu bukan sabetan langsung melainkan ke tanah kering didepannya yang mengakibatkan debu berterbangan dan menutupi pandangannya.
Dan sabetan lain energi lain kulepaskan beruntun ke arah tamengnya. Sementara aku bergerak ke samping untuk melepaskan serangan sebenarnya memanfaatkan debu yang menutupi pandangannya. Sebuah tendangan sekuat tenaga dengan putaran sempurna untuk mengempur pertahanannya.
Daniel jelas petarung berpengalaman. Dengan cepat dia menahan seranganku. Tapi kuda-kudanya tidak sempurna karena dia tidak menyangka arah seranganku.
Dan seperti yang kuharapkan tendanganku membuat dia goyah dan mundur. Tapi aku tak memberinya kesempatan, saat kakiku menjejak tanah. Aku berputar dan menyerang kaki bagian bawahnya, dia harus jatuh di serangan pertama.
Dan dia melompat mundur! Cukup pintar. Ahh sial!
Aku berhenti dan sekarang dia memicingkan matanya padaku. Nampaknya dia baru menganggapku serius saat ini.
"Gadis licik, kau pikir bisa menjatuhkanku dengan tipuan macam itu." Well, memang tidak, tapi sekarang kau akan menganggapku serius bukan Guru!
"Aku hanya mencoba Guru." Seringai kecilku membuat sebuah perbedaan di pandangannya.
"Baik, kita lihat kemampuanmu Aurora Magnus. Tahan seranganku." Sekarang dia merangsek ke depan. Aku bernapas tenang dan memompa aura ke tameng dan tubuhku untuk pertahanan. Ini dia serangan Daniel Aegis. Bisa kulihat dia belajar teknik pedang samurai dari tebasannya yang tegas dan jurus-jurusnya.
Ibuku dan paman dari ayahku adalah ahli pedang wushu changuan dan samurai terlatih di klan penyihir dan kami sudah berlatih bela diri dan teknik pedang dari kecil bersama kakakku. Ancaman seperti ini tidak ada apa-apanya bagiku.
Serangannya datang dengan kuat dan penuh tenaga. Aku mengunakan teknik pedang wushu changuan untuk mengalihkan kekuatan serangannya dan mencoba membaca pola serangan yang dibuatnya.
Saat aku mulai bisa menaksir kekuatan dan kecepatannya, aku masuk ke pola serangan dan membalas serangan kuatnya. Dia petarung berpengalaman dan terlatih. Kekuatan kami seimbang saat ini, walau staminanya mungkin bisa menekanku.
Keringat kami bercucuran dan semua mata tidak berkedip memandang kami. Kami berhenti saling menyerang dan mengambil jarak. Dia sekarang tahu yang didepannya bukanlah petarung biasa.
Aku sudah cukup memperlajari pola serangannya dan mengenali jurus-jurusnya. Aku memulai inisiatif memulai sebuah serangan cepat di awal. Pertarungan sengit terjadi, masing-masing dari kami mencoba menjatuhkan pedang lawan. Sementara disamping arena penonton tak berkedip menonton pertarungan kami. Aku tahu jika ini dilanjutkan lebih lama lagi aku akan kalah stamina.
Akhirnya Daniel mundur. Dan mengambil sikap mengakhiri pertandingan.
"Baiklah, cukup sampai disini. Aurora Aegis kau satu-satunya yang bisa mengimbangiku. Aku akui itu." Tiba-tiba dia mengakhiri kuda-kuda penyerangannya.
"Selamat bergabung untuk kalian bertiga di legiun penyerangan utama." Yes! Aku masuk, aku tersenyum senang tanpa menyadari Daniel Aegis mengawasiku!
"Kau!" Daniel Aegis menunjuk ke arahku. "Latihan beban dan barbel, stamina , lari 50 putaran lapangan ini setiap hari pagi dan sore, targetmu kekuatan lengan angkat 50 kg 7 kali dalam 1 menit, push up 100x, sit up 100x , lift up 50x pagi dan sore mulai skrg . Latihan pedang 1 jam denganku jam 11 sd 12 siang." Bibirku langsung terkatup dengan geram.
Guru sialan! Dia memberiku porsi latihan tak tanggung-tanggung. Kau tak terima tak bisa mengalahkanku?
Aku membencimu! Dasar playboy! Daniel Aegis, aku akan membalasmu. Tunggu saja.
🤗 Haiii selamat datang di.Book 2 buat kalian yang sudah baca book 1
Happy Reading jangan lupa kasih jempol dan lope lope yaaa ❤👍
Ribuan tahun yang lalu ketika siklus kekuatan gelap pertama mencoba menguasai dunia manusia. Enam puluh enam pasang manusia yang terpilih karena kemurnian hatinya menerima kekuatan dari para malaikat untuk memusnahkan kekuatan gelap. Mereka yang menerima kekuatan suci itu tersebar di seluruh dunia dan membentuk klan dengan keturunan mereka selama ribuan tahun untuk tugas suci, melindungi manusia dari kejahatan kekuatan gelap yang mencoba menguasai dunia.
"Klan Pelindung Cahaya" dua puluh lima ribu penyihir dari 66 Klan manusia yang mempunyai kekuatan melihat dimensi gaib, mempunyai senjata dan kemampuan beladiri, sihir cahaya untuk melawan kekuatan dunia gelap iblis. Dan setiap penerus sihir cahaya yang sudah berumur delapan belas tahun akan bergabung di Pelatihan Suci. Sebuah pelatihan yang mengajarkan mereka untuk menggunakan karunia mereka sebagai penyihir.
Pelatihan Suci para penyihir cahaya diadakan di sebuah kastil terpencil di pegunungan Pyreness di bagian Utara Perancis.
Komplek kastil besar dikelilingi pepohonan itu mempunyai tembok tinggi sepuluh meter dan melingkari kokoh area bangunan. Delapan penjuru mata angin dipasang barrier kubah pelindung yang mengamankan kastil dari serangan kekuatan gelap dan sekaligus membuat area itu tak tampak oleh penglihatan manusia .
Yang tampak hanya deretan pepohonon rimbun dengan tanah lapang bebatuan diatasnya . Manusia pun tidak dapat menemukan jalan ke tempat ini karena ada sihir pelindung yang menyesatkan manusia.
Disini ratusan murid anggota penyihir Cahaya yang sudah berusia 18 tahun menempa kemampuan mereka sebagai penyihir selama satu tahun. Para murid akan memilih kelas mereka sesuai dengan kemampuan yang mereka lebih ingin kuasai.
Pertama sihir pertahanan murid yang stuck di level pertahanan adalah para penyihir yang memiliki kekuatan rata rata dan tidak berniat mendalami ilmu sihir , mereka biasanya lebih memilih profesi umum di lingkungan klan mereka, terlibat bisnis dalam keluarga klan, tapi mereka bisa teknik dasar aura pelindung, penyisiran kekuatan gelap , penyembuhan dasar dan dinding penyegel jika terjadi pertarungan Legiun. Hampir 60% dari para murid akan menjadi penyihir pertahanan.
Penyihir Penyerang berisi murid murid dengan kekuatan aura yang besar dan ahli bela diri. Dan lulus level penguatan Aura. Biasanya dari klan kuat, para anggota keluarga utama yang diharuskan meneruskan pimpinan keluarga klan pasti termasuk dalam kelompok ini.
Penyihir penyembuh yang berisi murid dengan aura dasar hijau dan kekuatan penyembuh. Di kehidupan normal banyak diantara mereka adalah dokter hebat .
Terakhir adalah sihir pikiran mereka adalah penyihir penting dan jarang ditemukan. Mereka mempunyai kekuatan aura sangat besar dan mempunyai kemampuan mengendalikan pikiran manusia. Dan menguasai mantra penyerangan besar yang memanfaatkan energi alam.
Dan aku adalah Aurora Magnus. Putri utama dari Jovan Magnus dan Elena Wang, pimpinan klan Magnus. Kami adalah klan yang mempunyai markas utama di Dataran Tinggi Dieng. Keluarga kami adalah pemilik beberapa perkebunan teh di Indonesia dan beberapa bisnis perkebunan lainnya.
Saat ini kabar baiknya aku diterima di group Elite penyihir penyerang dibawah Daniel Aegis. Tapi harusnya aku tahu group elite tidak akan mudah. Itu adalah sebuah mimpi buruk.
◆◆◆◆♥◆◆◆◆
Dalam dua bulan pertama Daniel Aegis membuat hidup kami seperti di neraka. Fisik kami dipaksa sampai titik maksimal. Latihan fisik dan pertarungan sangat padat, tak ada libur dalam satu bulan latihan pertama. Daniel melatih timnya sangat keras dan para assisten pelatih di tim Daniel mengikuti 100% kebijakan latihan ini tanpa cela.
"Guru, bisakah latihan ini selesai sampai disini , kami bertiga sangat lelah." Agusto mencoba meminta keringanan latihan di awal awal kami berlatih.
"Satu kali lagi kau merengek padaku, aku akan menambah lintasan kalian 10 putaran lagi." Dasar pelatih kejam, setelah itu kami tak pernah mencoba meminta keringanan.
Kali lainnya...
"Guru, kaki saya terkilir , bolehkan saya ke ruang perawatan." Aku melapor untuk mendapat istirahat.
"Tinggal berapa putaran lagi?"
"Tinggal 20 Guru."
"Baik besok pagi jumlah itu ditambah ke jadwal putaranmu." Aku melongo mendengar kata-kata yang diucapkan sang assiten pelatih. Tak ada gunanya meminta keringanan walaupun kau sedang sakit.
Daniel dan timnya bahkan membawa kami ke kamp tenda di hutan selama dua minggu bersama belasan murid dari semester ke dua, untuk latihan ala tentara. Murid murid yang lain iri kami bisa berlatih bersama Daniel yang populer dan masuk ke group elite, kami yang merupakan muridnya berharap berganti pelatih.
Mau menyerah? Daniel mempersihlahkan kami seluas-luasnya. Beberapa murid dari semester dua melakukannya dan memilih masuk ke group penyerang lain. Tapi kami bertiga bertekad kami harus menjadi anggota elite tim elite Daniel.
Setelah hampir dua bulan melewati latihan ala militer, akhirnya kami bertiga mulai terbiasa dengan rutinitasnya. Peningkatan kemampuan kami juga pesat. Aku berani bertaruh aku bisa mengalahkannya dengan peningkatan staminaku yang sekarang.
"Sofia, lihat gadis gadis itu." Aku mengerakkan dagunya menunjuk ke arah para gadis yang mengelilingi Daniel saat kami masih menyelesaikan latihan fisik kami di suatu sore.
"Kenapa kau ingin bergabung?" Sofia langsung menertawakan tatapan benciku.
"Aku benci orang yang menggunakan kekuasaannya dan ketenarannya untuk mendapatkan gadis-gadis."
"Kau ingin membunuhnya, kau selesaikan dulu latihan ini, kalau tidak dia yang akan membunuh kita, jangan jangan kau juga ingin jadi gadisnya Aurora, kulihat kau sangat terobsesi kepadanya" Sofia menyeringai lebar.
"Kau gila! Aku tak akan jatuh kepelukan playboy seperti itu!" Aku mendengus kesal. Para penyihir cahaya memang mencari calon suami diantara para anggota klan. Jika kami menikah dengan orang biasa, maka kekuatan kami akan ditarik. Tak heran pelatihan suci menjadi salah satu tempat mencari pasangan bagi para gadis gadis dan pria pria penyihir muda.
"Kita lihat saja nanti Aurora... "
◆◆◆◆ ♥ ◆◆◆◆
"Kau dari awal nampaknya tidak menyukaiku." Sebuah pernyataan disertai senyuman mengejek, saat latihan pertarungan evaluasi bulan kedua dan kata-kata itu diucapkan dalam bahasa Ibuku, bahasa Mandarin. Daniel rupanya berniat menjadikan pembicaraan ini personal. Baiklah kita lihat apa yang diinginkannya.
"Saya tidak berani Guru." Aku menjawab dan langsung maju menyerang mencoba pola serangan baru. Dan gagal! Dia berhasil menangkisnya.
"Tampaknya kau sangat tertarik mengalahkanku. Tapi kuingatkan sampai saat ini kau belum bisa melakukannya. Perlu kutambah lagi porsi latihanmu?"
Sebagai balasan dari pernyataannya yang meremehkanku, aku memberinya sebuah rangkaian jurus cepat yang membuat kuda-kudanya goyah, dan dia terpaksa harus mundur. Sekarang giliranku yang tersenyum manis mengejeknya.
"Terimakasih atas latihannya Guru. Kemampuan kami semua meningkat dengan baik." Dia balas tersenyum.
"Kuakui kau punya nyali dan kemampuan young lady, tapi pengalamanmu belum cukup banyak untuk bisa mengalahkanku" Bersamaan dengan itu, Daniel maju dan memberikan rangkaian serangan yang membuatku harus bekerja keras menangkis setiap serangannya. Pertahananku goyah, aku melompat mundur kebelakang. Satu sama.
"Saya akan belajar lebih keras guru." Aku masih bersiap untuk melawannya lagi. Tapi dia menarik sikap kuda-kudanya dan mengakhiri latihan tarung itu. Dan aku lega, setidaknya dia tidak berniat memberiku masalah.
"Baik, Kalian semua berkumpul semua." Sofia dan Agusto berkumpul kembali ke depan Daniel.
"Kalian bertiga lolos ke tahap berikutnya. Ada pelatih baru yang akan masuk melatih kalian mulai minggu depan. Namanya Mitsuki Harada, kalian dari semester satu akan bergabung ke anggota semester dua dan menjalankan latihan formasi penyerangan secara berkelompok." Yes! Berhasil lolos ke tahap kedua. Kami bertiga saling berpandangan dan melakukan toss.
"Oke hari ini latihan kalian selesai. Akhir pekan ini aku berikan libur latihan. Senin berkumpul disini jam delapan."
"Siap guru!" Kami semua balik badan dan bubar.
"Apa yang dia katakan?"Sofia langsung menginterogasiku, sementara Agusto mendengarkan. Kami bertiga sudah seperti saudara kandung tiga bulan ini.
"Dia tahu aku membencinya." Aku mengangkat bahu dengan tidak perduli.
"Kau yakin dia tidak mempersulitmu? Bukannya kau tadi malah menyerangnya dengan keras, kau benar-benar bernyali Ara ... " Agusto membelalak. Sofia tercengang.
"Entahlah, tapi dia tidak melakukan apa-apa. Jika dia ingin mempersulitku tentu dia bisa. Mungkin dia menganggap aku unik, satu-satunya orang yang membencinya, jadi perlu dijaga agar tidak punah." Kata-kataku menyebabkan Sofia dan Agusto tertawa keras.
"Kau benar juga. Hanya kau yang membencinya disini. Kau memang mahluk langka."
Mereka benar. Aku memang mahluk langka disini. Satu-satunya orang yang tidak terkena sihir pesona Daniel Aegis.
◆◆◆♥◆◆◆
Mitsuki Harada, salah seorang pelatih yang juga adalah teman dekat Daniel Aegis. Saat dia muncul dengan Daniel dihadapan kami semua, kau seperti berhadapan dengan dua orang model kelas dunia. Satu dari Asia dan satu dari Eropa. Dua-duanya ada.
Dan bisa ditebak dia menjadi sasaran para murid perempuan yang segera mengerumuni Daniel dan meminta berkenalan dengannya.
Dengan kedatangan Mitsuki latihan kami menjadi jauh lebih ringan. Fokus latihan bergeser dari teknik dan stamina ke kerjasama tim. Latihan tim banyak diambil oleh Mitsuki. Dan Daniel lebih santai sekarang, dia tidak lagi bersikap menyebalkan dan kaku.
"Kau Aurora? Gadis yang mampu menahan serangan Daniel di hari pertama. Kau dari klan Magnus?" Mitsuki duduk disampingku saat kami duduk beristirahat setelah rutinitas latihan fisik kami hampir berakhir.
"Guru Mitsuki, aku hanya mencoba melakukan yang terbaik. Aku sudah belajar beladiri sejak kecil, Ibuku adalah Elena Wang." Mitsuki adalah orang yang menyenangkan dari awal. Tidak seperti Daniel yang menghadapi kami dengan keras dari awal pelatihan. Mitsuki adalah pelatih yang jauh lebih santai dan suka bercanda.
"Ohh, Ibumu putri klan Wang. Pantas saja kau punya kemampuan seperti itu. Daniel membuat hidup kalian sengsara beberapa bulan ini nampaknya."
"Kau benar guru. Dia tahu bagaimana cara yang tepat membuat muridnya sangat menderita." Aku mengerutu didepan teman baiknya. Aku harusnya menjaga mulutku. Apa yang kupikirkan!
"Tim Daniel adalah tim petarung elite Aurora. Dan kami menekan kalian sedemikan rupa untuk melihat apa kalian mampu menghandle tekanan latihan dan mematuhi otoritas. Jika tidak kami akan biarkan kalian mundur. Daniel dan adiknya Alexa, putra putri utama Aegis dilatih oleh pelatih militer dan petarung klan terbaik sejak kecil. Dan mereka tahu tim yang mereka bentuk."
"Benarkah... " aku bisa membayangkan kehidupan disiplin yang mereka jalani. Berhadapan dengan sikap keras Ibuku saja sudah cukup merepotkan, walaupun aku tahu dia melakukannya untuk kebaikan kami.
"Tapi kau satu-satunya murid yang pernah mendapat pujian darinya saat latihan pembukaan dan lebih lagi kau wanita. Tak pernah dia memuji murid wanita, kau bisa lihat sendiri, dia menggangap murid-murid disini sebagai tim chearleadernya. Dia selalu bersikap baik kepada para penggemarnya, tapi tak pernah lebih dari itu." Well, aku tersanjung mendengar perkataan Guru Mitsuki.
"Dan dalam tiga bulan ke depan, aku akan melihat bagaimana kalian menangani situasi dan kepemimpinan, kelogisan kalian berpikir dalam latihan ini. Dalam akhir latihan 3 bulan kedepan hanya akan ada beberapa orang yang bisa mendapat posisi di tim utama Daniel Aegis. Aku berharap kau bisa bekerja keras di tim ini Aurora. Kalian hanya tiga orang di semester pertama. Dan sudan berhasil sampai disini. Aku berharap banyak pada kalian bertiga."
"Tentu Guru, kami tidak akan mengecewakan guru." Aku berjanji dengan diriku sendiri akan masuk ke tim utama. Aku tak akan gagal.
Kami bertiga bekerja keras enam bulan berikutnya dalam pelatihan tim elit Daniel Aegis. Kami tidak akan membiarkan kesempatan emas kami lewat untuk masuk divisi utama.
Pelatihan Mitsuki dan timnya berfokus pada strategi pertarungan dan penyerangan, strategi dasar militer, pendalaman kekuatan aura, dia adalah salah seorang penyihir muda brillian dalam stategi militer dan pemahaman terhadap karakter manusia. Dia adalah seorang psychologist sekaligus ahli strategi.
Kami mendapat bantuan untuk melewati semua ini. Sofia adalah keluarga yang akrab dengan dunia militer, sepupunya Evan adalah salah satu komandan region dan penyihir stategic militer utama di klan. Kami banyak mendapatkan bantuan dari Evan untuk belajar. Jika tiga bulan kemarin kami mati-matian menguatkan tubuh kami, sekarang kami berjuang memeras otak kami dan meningkatkan kekuatan aura kami.
Dan Daniel Aegis, percayalah dia adalah pria yang aneh. Dia meluangkan waktu untuk terlibat pertarungan pedang rutin denganku tiap minggu. Dia sekarang tidak terlibat dalam latihan pertarungan group, tapi di tiap akhir minggu dia datang ke evaluasi pelatihan dan mengajar di beberapa kelas.
Sekarang aku tidak takut lagi untuk membalas perkataannya. Dia hanya bersenang-senang dengan latihan tandingnya denganku. Walau aku tetap menganggap latihan tanding itu serius tentu saja, dan menjadikanku terobsesi mengalahkannya, aku mendapat giliran terakhir, kami saling mengejek dalam bahasa Mandarin dan saling membalas menyerang satu sama lain. Dan anehnya dia tidak tersinggung dengan sikapku yang seenaknya.
Suatu sore di penghujung latihan yang sudah enam bulan kami jalani.
"Sampai sekarang tampaknya kau belum bisa membuat pedangku jatuh. Kelihatannya kau tak punya kemampuan melakukannya heh! Ayolah aku akan bosan Aurora."
"Aku hanya menahan diri agar tidak mempermalukanmu Guru..."
"Benarkah? Jangan sungkan, bagaimana jika kita bermain lebih serius, kali ini dengan serangan aura sihir. Sekaligus evaluasi kekuatan auramu." Aku hanya diam berpikir mendengar perkataannya.
"Kau takut ?" Dia berkacak pinggang dan menyeringai menang. Kurang ajar siapa bilang aku takut.
"Disini tidak memungkinkan latihan serangan aura guru. Kita di lokasi terbatas." Serangan aura yang salah arah bisa menyebabkan kerusakan pada bangunan pelatihan disekeliling kami.
"Tidak disini tentu saja. Aku bisa membuka vortex ke tempat aman untuk latihan."
"Aku tidak takut ..." aku agak ragu mengatakan itu. Level Auraku sudah dilatih cukup tinggi, walaupun aku belum pernah mengukur batas kemampuan auraku, karena itu dilakukan oleh para penyihir jiwa di tiga bulan pelatihan terakhir, tapi melawan orang yang bisa membuka vortex pemindah. Berarti levelnya sama dengan penyihir tingkat tinggi yang jumlahnya mungkin tidak sampai tiga ribu orang di klan.
"Bagus." Matanya berkilat senang. "Mitsuki! Aurora ikut bersamaku sebentar." Guru Mitsuki hanya mengangkat jempolnya.
Daniel merapal mantra. Tak lama kemudian dia mengambar rune diudara dan perlahan sebuah lubang vortex terbuka.
"Masuklah." Aku membawa pedangku dan masuk ke dalam vortex. Aku tiba disebuah lapangan luas dengan rumput rata dibatasi oleh pohon-pohon dikejauhan. Udara terasa cukup dingin.
"Dimana ini Guru?" Aku di antah berantah hanya berdua dengan Daniel Aegis. Jika para pengemarnya tahu hal ini. Mereka akan menjadikanku sasaran tembak.
"Faselitas pelatihan kekuatan aura klan di Swedia. Ada tabir sihir di tempat ini." Swedia. Aku pernah mendengar seorang penyihir muda dari Swedia dengan kekuatan hebat. Aku lupa namanya. Tapi dia adalah satu dari 33 penyihir utama klan. Mungkin ini faselitas pelatihan para penyihir jiwa.
"Ayo mulai. Kita akan memakai bola serangan tingkat satu. Tapi dengan jumlah tidak terbatas sesuai kemampuanmu."
"Baik Guru." Aku memberi hormat dan segera kami terlibat pertarungan pedang sengit. Level staminaku yang sudah meningkat pesat memberiku banyak kesempatan untuk mengimbanginya dalam pertandingan lebih panjang dan kali ini ditambah serangan cepat bola energi aura.
Aku bisa memgimbanginya membentuk lima bola energi sekaligus ditanganku. Tapi pembentukan bola energi juga berarti menguras tenaga lebih banyak dan kau juga harus membentuk perisai energi dengan pedang untuk menghalangi serangan yang tak bisa kau hindari.
Satu waktu aku tidak berhati-hati dengan pijakanku dan ada sebuah batu yang membuat aku terpeleset, kakiku tertekuk begitu rupa, seketika aku berteriak dan berakhir terjerembab. Aku meringis menahan sakit. Terkilir! Begitu bodoh, dan kenapa ada batu sialan itu.
"Aurora! Kau tak apa?" Daniel dengan cepat mendatangiku.
"Ini mengelikan, aku tak melihat pijakanku." Ini sakit sekali, aku tak bisa mengerakkan pergelangan kakiku.
"Kita lepas sepatumu,... " untuk melepasnya perlu perjuangan. Aku meringis kesakitan setiap kali pergelangan kakiku bergerak. Guru Daniel sudah berusaha melakukannya dengan pelan.
"Ini akan baik-baik saja. Duduk diam sebentar. Biar aku menanganinya." Aku menghela napas lega saat kaus kakinya sudah terbuka. Dia duduk bersila dan menaruh kakiku didepan naik didepan
Dia memegang kakiku dan melakukan teknik dasar energi penyembuhan. Rasa sejuk mengalir di kakiku sedikit meredakan sakitnya.
"Ini perlu diperiksa dokter nanti. Tapi sepertinya tidak terlalu parah. Ototnya mungkin hanya tertarik, jika ototnya robek ini akan langsung bengkak." Sial! Kenapa aku menjadi berdebar-debar. Dia hanya melakukan teknik penyembuhan. Gosh, jika dilihat dari dekat, dia memang tampan, tak heran gadis-gadis itu tergila-gila padanya. Matanya menatap ke arahku sambil meluruskan telapak kakiku keatas pelan pelan.
"Masih sakit?" Aku mengangguk sambil meringis. "Ini akan memerlukan sedikit waktu." Dia melemaskan kembali kakiku dan kembali mengurutnya.
"Kenapa kau membenciku? Kau sepertinya punya obsesi untuk melukaiku kan?" Daniel mengajukan pertanyaan tiba-tiba sambil tersenyum menatapku. Aku jadi salah tingkah. Mungkin dia bisa mengerjai meninggalkanku di tempat pelatihan ini sendiri jika aku salah bicara.
"Aku bukan membencimu. Aku hanya tak suka tipe sepertimu." Aku akhirnya bicara tentu saja dengan nada rendah.
"Tipe sepertiku?"
"Popular, banyak dikelilingi wanita, kadang mematahkan hati banyak wanita, sombong, berkelakuan sebagai pengatur dunia, bossy, punya segalanya hanya dengan satu perkataan, ... " Baiklah itu terlalu banyak. Aku akan dapat masalah dengan menyebutkan apa yang ada dikepalaku.
"Wow! Stereotype yang sangat buruk. Hahaha... " sekarang dia tertawa keras.
"Apa aku seburuk itu. Kau mungkin harus berada di posisiku dan merasakan beban yang kutanggung sebagai pewaris utama, kadang apa yang kulakukan adalah kompensasi semua beban itu. Dan gadis-gadis itu, well... itu hanya previllage yang tak bisa kuhindari saat aku berada di posisi pewaris utama, kau tak sadar akan itu." Dia masih mengurut kakiku.
"Aku tahu, tapi aku tetap membencinya karena aku lebih senang bergaul dengan nerd yang low profile. Ja..." kalimatku terputus dengan teriakan kesakitan ketika dia menarik kakiku untuk menormalkan ototnya.
"Gosh!" Aku bernapas cepat karena sakit yang tiba-tiba.
"Sudah tidak apa-apa, ini hanya otot tertarik. Tetap duduk diam sebentar. Untungnya besok akhir pekan. Aku akan bilang ke Mitsuki untuk memberimu istirahat dua hari." Dia melepas kakiku. Dan duduk disisiku. Pemandangan disini cukup memanjakan mata. Hamparan pegunungan dan rumput hijau yang memanjakan mata.
"Pelatihmu Elena Wang, dia Ibumu bukan?"
"Iya, kau mengenal Ibuku Guru?"
"Aku pernah bertemu beberapa kali dan aku pernah ikut kelasnya, dia petarung yang sangat hebat. Tak heran putrinya mewarisi bakatnya." Aku cuma tersenyum mendengar itu. Nama Ibu memang tersohor sebagai salah satu petarung hebat di Klan Wang.
"Kau akan terus tidak menyukaiku?" Dia melihatku dengan alis naik. Aku binggung harus menjawab apa.
"Itu bukan personal. Cuma stereotype..."
"Well, kita berteman kalau begitu."
"Hahaha,... Guru Daniel, aku hanya seorang muridmu. Kenapa kita harus berteman?" Dia menatapku, aku menjadi jengah ditatap begitu lama. Tapi dia sama sekali tidak menjawab pertanyaanku.
"Tidak selamanya kita guru dan murid bukan." Dia menjawab setelah lama diam. Well, dia benar, pelatihan ini hanya setahun. Lalu jalur kami akan ditentukan, tim utama kemungkinan besar akan terus berada di lingkungan utama organisasi. Berarti aku akan sering bertemu dengannya. Aku tak memikirkan itu sebelumnya.
"Kita kembali? Kau bisa berpegangan denganku. Aku akan memapahmu. Aku akan membuka vortex dekat ruang perawatan, penyembuh akan membebat kakimu." Dia mendekat dan merangkulku.
"Jangan memberi tekanan pada kaki yang sakit. Kau bisa memakaiku sebagai penyangga." Aku merangkul bahunya dan dia membantuku berdiri. Jantungku berdebar-debar kencang seketika. Parfumnya tercium ketika dia begitu dekat. Aku belum pernah sedekat ini sebelumnya dengan seorang pria. Dan mukaku langsung panas. Ini memalukan. Aku berdoa semoga dia tidak melihatnya.
Daniel membuka vortex pemindah. Aku melangkah masuk bersamanya. Ini sulit, aku harus tetap menekan kakiku yang sakit untuk berjalan.
Kami sampai didepan ruang perawatan, dia menutup vortex, dan aku berjuang lagi berjalan di selasar sambil berpegangan ke dinding.
"Ini sulit. Aku akan memapahmu."
"Apa! Tidak u..." Dia tidak menghiraukan protesku. Dan aku berakhir harus berpegangan di lehernya, Sang Pencipta tahu ini sangat memalukan. Hawa panas langsung terasa di mukaku.
"Dr. Maggie, tolong aku. Gadis ini terkilir karena latihan." Seorang dokter penyembuh melihat Daniel dan segera mendatangi kami.
"Letakkan di bed ini." Dia menaruhku di bed, sementara dokter Maggie langsung menaruh tangannya di pergelangan kakiku. Rasa sejuk langsung terasa.
"Ini cuma tertarik, tidak apa-apa. Kau sudah memberikan terapi penyembuhan sebelumnya Daniel? Aku akan membebatnya dengan obat, kau harus istirahat dua hari." Dr. Maggie langsung bekerja cepat dengan perban elastis. Sementara Daniel memperhatikan disampingnya.
"Done, aku akan memberimu obat penahan sakit. Dan ingat jangan membebani kaki yang ini. Aku akan datang ke asramamu nanti sore dan besok untuk terapi. Pakailah kursi roda itu untuk kembali ke kamarmu."
"Terima kasih Guru, aku merepotkanmu dengan kecerobohanku sendiri." Aku tersenyum canggung karena merasa sungkan saat dia mendorongku menuju asrama, sementara puluhan pasang mata menatapku tak suka. Aku akan diinterogasi oleh gadis-gadis pengemarnya setelah ini.
"Tidak apa, aku yang mengajakmu latihan disana." Kami sampai ke depan kamar. Dia membuka pintu dan mendorong kursiku masuk. Sofia yang ternyata sudah selesai latihan sedang duduk di kursi santainya.
"Ara!?" Sofia tentu saja terkejut melihatku.
"Sofia, dia terkilir waktu latihan.Tidak apa, dia hanya perlu istirahat dua hari. Baiklah, aku pergi dulu."
"Terima kasih Guru." Aku sedikit membungkuk untuk mengucapkan rasa terima kasih. Dan dia segera meninggalkan kami.
Sofia menatapku. Sebuah seringai terbentuk dibibirnya.
"Latihan seperti apa yang diberikan Guru Daniel secara pribadi yang bisa membuatmu cedera seperti ini?"
"Aku hanya terkilir karena terpeleset oleh batu sialan yang entah mengapa ada disana! Kau jangan menduga yang macam-macam Sofia." Aku menghindari tatapannya.
"Ohhh, batu ... Nakal sekali batu itu. Setelah itu, apa ada adegan selanjutnya... pijatan mungkin ... dan bagaimana kau berjalan, apa dia memapahmu sampai ke ruang perawatan?"
Sofia tersenyum lebar. Aku menyembunyikan senyumku, tapi mukaku sudah panas duluan
"Huahahaha.... lihat mukamu sudah merah. Sekarang siapa yang bilang membencinya, baru satu kali dia menyentuhmu kau sudah memerah." Sofia tertawa sambil memegang perutnya. Sementara aku merasa ingin memplester mulutnya tapi tidak bisa karena kakiku sakit.
"Hentikan... ini bukan seperti yang kau pikirkan. Omonganmu tidak masuk akal..." Aku melemparnya dengan bantal.
"Benarkah?" Dia kembali tertawa dengan kencang.
Tidak! Ini hanya reaksi gadis innocent saja, aku dan dia bukan personal hanya guru dan murid. Dan tidak aku tidak menaruh hati kepada Daniel. Dia dan aku, bahkan kami berbeda 10 tahun. Mana mungkin dia mau punya hubungan dengan gadis ingusan sepertiku.
Tapi sekarang mungkin aku tidak membencinya lagi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!