NovelToon NovelToon

Anak Selir

Prolog

Di sebuah wilayah kosong terlihat seorang gadis berpakaian dinasti kuno sedang berjalan menyusuri padang gurun tandus.

Yang terlihat hanya hamparan para prajurit yang tewas karena melawan negara musuh yang ingin merebut tanah kelahiran mereka.

Fang Yin,Putri seorang selir dari negara yang kalah juga menjadi korbannya.

Dari dulu kehidupan Putri Fang Yin memang sangat menderita,ibunya yang hanya seorang selir bayangan meninggal setelah melahirkan Fang Yin.

Pendarahan yang begitu hebat membuatnya tak bisa diselamatkan.

Sedangkan ayahnya,Raja Xia acuh tak acuh terhadapnya,Fang Yin dianggap sebagai pembawa sial karena terlahir dengan mata merahnya.

Fang Yin juga dijauhi oleh masyarakat sekitar karena telah  dituduh oleh dayang adik tirinya,meracuni sang permaisuri tercinta mereka.

Tapi itu tak pernah terbukti kebenarannya,Fang Yin memang terlahir dari seorang budak yang diangkat menjadi seorang selir yang membuat Fang Yin semakin dibenci rakyat negeri ini.

Walaupun matanya merah,kecantikan layaknya bidadari seakan terpancar dari dalam tubuh Fang Yin.

Yang terjadi di negara mereka hanya peperangan,yang tentu saja membuat rakyat dalam negeri menderita.

Dari sinilah awal penderitaan Fang Yin dimulai...

Tepat di depan Raja seorang pria gagah perkasa terlihat sedang menundukkan badannya sebagai tanda penghormatan.

"Lapor yang mulia musuh menyerbu benteng pertahanan kita!" seru salah satu jenderal perang bernama Shuang shin sambil menelan ludah.

Fang Yin yang tidak sengaja mendengar percakapan itu menghentikan langkahnya dan mulai bertanya.

"Yang mulia apa yang sebenarnya sedang terjadi?" tanya Fang Yin dengan ekspresi yang sangat dingin.

Sang Raja tak menjawab dan hanya melihat ke arah Fang Yin yang sedang mengenakan gaun berwarna merah menyala.

Sang Raja melihatnya dari atas sampai ke bawah sambil tersenyum tak jelas.

Fang Yin hanya bisa diam tak bergeming di depan ayahnya.

Fang Yin tak peduli karena ia sudah terbiasa dengan tatapan dingin orang- orang di sekitarnya termasuk Ayahnya sendiri.

Fang Yin berlalu pergi meninggalkan Ayahnya dengan wajah yang tak berekspresi.

"Aku sudah menemukan jawaban dari semua masalah ini" ucap sang raja sambil tertawa,Jenderal shin terheran- heran dengan perkataan Raja ia hanya terdiam lalu pergi tanpa sepatah kata.

Seperti biasa putri Fang Yin tengah berlatih pedang,tak seperti kebanyakan putri lainnya yang lemah lembut dan anggun.

Fang Yin sebaliknya ia sangat tegas terhadap semua orang,wibawanya sangat terlihat dan sangat cocok menjadi seorang Ratu.

Walaupun Fang Yin wanita tegas, ia tetap mempunyai sisi lemah lembut dan penuh dengan kasih sayang.

Buak-buak suara pedang yang diayunkan ke arah pohon besar,tiba tiba saja muncul seorang gadis cantik yang tak lain adalah adik tirinya Yan Lie.

Ia dengan gaun indahnya berjalan molek ke arah Fang Yin sambil tersenyum ceria.

Yan lie kemudian menghampiri Fang Yin dengan wajah pura pura polosnya.

"Apa yang sedang kakak lakukan disini?"ucapnya dengan wajah yang imut,Fang Yin tak bergeming ia tetap melanjutkan latihannya.

Yan Lie yang tak suka diabaikan oleh Fang Yin berusaha mencari perhatiannya dengan mengambil sebuah pedang besi yang cukup berat.

Ya maklum saja karena putri Yan Lie tak pernah diabaikan oleh siapapun termasuk sang Raja orang yang terkenal sangat dingin.

"Kakak bagaimana kalau kita tanding satu lawan satu?"serunya sambil memegangi pedang,belum saja ia mengangkat pedangnya setinggi dada ia sudah terjatuh sambil merintih kesakitan.

Yan Lie pun menangis dengan suara keras,sedangkan Fang Yin tetap tak peduli dan hanya menatapnya dengan ekspresi kosong.

"Apa yang kau lakukan disini!"timpal Fang Yin dingin,Yan Lie yang mendengar perkataan itu semakin menangis kencang hingga semua dandanan tebalnya mulai luntur.

Tiba tiba saja muncul seorang laki laki dengan pakaian baja,berjalan ke arah mereka,dengan tatapan marah ia menarik tangan Fang Yin dengan kasar.

Fang Yin yang merasa tidak nyaman berusaha melepaskan tangannya."Hei anak sialan lepaskan kalau kau tidak ingin mati!" ucap Fang Yin kesal dengan nada tinggi.

Pria dengan tubuh gagah itu menatap tajam ke arah Fang Yin,"Jaga ucapanmu aku adalah putra mahkota negeri ini kau harus mematuhi ucapanku"ucap Yang Shu sambil menolong adiknya Yan lie berdiri.

Yan lie langsung memeluk erat Yang Shu dengan mata sembab sehabis menangis.

" Jaga adikmu dan jangan sampai dia mengganguku" ucap Fang Yin sambil meninggalkan mereka berdua.

Saat dia akan pergi langkah kakinya terhenti karena sebuah pedang tiba tiba terhunus ke arahnya.

" Apa kau berani menantangku " seru Fang Yin dengan luka di pipi karena todongan pedang yang dilakukan oleh putra mahkota.

" Ya aku menantang mu "seringai putra mahkota.

Pertandingan sengit dialami mereka berdua hanya karena masalah sepele,Fang Yin yang sebenarnya tidak mau meladeni kakak beradik ini malah terlibat pertandingan yang bahkan tidak ia setujui ini.

Yan lie sepertinya juga senang karena akan terjadi pertengkaran yang diakibatkan dirinya,sepertinya dia berhasil mencari perhatian dua kakaknya.

" Kakak harus menang ya ",dukung Yan Lie dengan gaya imutnya.

Yang Shu menyeringai "kau tak usah khawatir kakak mu ini akan menyelesaikan nya dalam satu menit"ucap Yang shu menyombongkan diri.

Pertandingan pun dimulai,Yang Shu mulai menghunus pedang berlapis emasnya dengan sangat percaya diri.

"Trangg" suara tangkisan pedang yang begitu kuat menggema di tempat latihan itu,Yang Shu yang sudah melakukan kecurangan tanpa rasa bersalah menyerang Fang Yin balik.

"Apa kau tahu aku paling tidak suka pria pengecut seperti dirimu!"teriak Fang Yin sambil tertawa keras.

Karena suara tawa Fang Yin yang begitu keras membuat Yang shu tak fokus, seakan-akan ada sesuatu yang tiba tiba merasuki Fang Yin.

"Jangan terpengaruh kakak,dia hanya mengecohmu"teriak Yan Lie

Teriakan Yang Lie membuat Yang Shu sadar bahwa Fang Yin lawan yang tak sepadan dengan dirinya,caranya mengayun pedang sangat indah namun justru mematikan.

"Sebenarnya sejak kapan dia belajar pedang?" gumam Yang shu terdesak.

Fang Yin dengan mata merahnya begitu percaya diri,tentu saja ia tidak akan mati bodoh di hadapan kakak beradik tak tahu diri itu.

Yang Shu semakin terdesak apalagi tubuhnya kini penuh luka karena hunusan yang ditebaskan seorang wanita.

Terlihat kerumunan semakin membludak,para kesatria hingga pelayan bersorak sorak kegirangan melihat pertandingan pedang terpanas tahun ini.

"Hah..hah..hahh",suara nafas terengah engah Yang Shu.

Semua Prajurit terkejut melihat kekalahan putra mahkota.

Brakkkk,terlihat jelas bahwa Yang Shu terpojok.

Kau punya dua pilihan,mati dengan memalukan atau dipermalukan?" tanya Fang Yin sambil tertawa.

Yan lie malu karena kakaknya kalah dihadapan semua orang ,ia memutuskan untuk masuk ke istana Putri meninggalkan kakaknya yang sedang terluka parah.

Karena Yang Shu tak sudi meminta maaf,ia malah memojokan Fang Yin dengan kata kata kasar dan rendahan.

"Ternyata kau berbeda dengan ibumu yang hanya seorang pelacur rendahan yang tak punya harga diri,walaupun kau memiliki kemampuan luar biasa tapi tetap saja darah pelacur itu mengalir di tubuhmu!" seringai putra mahkota.

kata kata tersebut membuat Fang Yin marah,ia sudah membulatkan tekad untuk menghunuskan pedang besi itu ke arah dada Yang Shu.

Tiba tiba saja sang raja muncul di antara pertandingan sengit itu.

"Apakah kau akan membunuh putra mahkota hanya karena hinaan sepele seperti itu"ucap sang raja marah

Terima kasih sudah membaca😊

Jangan lupa like,vote dan komentar😊🆗

Kemarahan Sang Raja

Selamat membaca😊

Semua orang terkejut melihat yang mulia datang,mereka semua langsung membubarkan diri begitu saja.

Yang Shu berusaha bangun dengan luka parah di sekujur tubuhnya ia tidak ingin dianggap lemah oleh ayahnya.

Kemenangan sekarang ada di tangan Yang Shu karena Sang Raja menganggap Yang Shu hanya sebagai korban atas pelampiasan kemarahan Fang Yin.

"Apa yang mulia melihat semua yang putra mahkota lakukan?ia sudah menghina ibu saya dengan perkataan yang tidak pantas!"bela Fang Yin.

Yang Shu tertawa pelan sambil menahan rasa sakit saat melihat Fang Yin yang seperti tikus kecil dihadapan Sang Raja.

Yan lie kembali ke arena pertarungan setelah mendengar di sana ada sang raja,ia berlari dan langsung memeluk tubuh kekar sang raja.

"Ayah tadi kakak hanya menolongku saat aku disakiti kak Fang Yin padahal aku hanya ingin bermain dengannya"Yan Lie menangis sambil memutarbalikan fakta.

Betapa bodohnya Sang Raja yang dalam sekejap mata langsung terbujuk rayu tangisan putrinya dan mempercayai semua perkataan Yan Lie padahal semua itu tidak benar.

"Apakah benar itu Fang Yin?" tanya Sang Raja dengan tatapan sinis.

Fang Yin hanya terdiam sambil menggigit bibirnya hingga berdarah, ia tidak akan mencoba membela diri karena jawabannya tetap dialah yang akan menjadi kambing hitam nya.

"hufff.." Sang Raja menghela nafas panjang untuk meredakan emosinya.

Sedangkan Yan lie melepas pelukannya dan meminta ijin pergi ke istana Putri.

"Yang mulia saya mohon undur diri dulu" ucap Yan lie dengan anggun,Sang Raja hanya tersenyum dan mengangukan kepalanya.

Fang Yin sebenarnya ingin pergi akan tetapi ia terus ditahan oleh Sang Raja karena masalah yang ini dianggap belum selesai.

"Kau ikut aku ke istana utama" timpal Sang Raja dingin.

Yang Shu terdiam sambil melihat ke arah Fang Yin ia benar benar malu di hadapan Fang Yin yang sudah berhasil mengalahkannya,ia yang menantang ia juga yang kalah pikirnya.

Sang Raja pergi meninggalkan mereka berdua diikuti oleh Fang Yin dari belakang.

Srekk...srekk tiba tiba terdengar suara dari semak belukar.

Fang Yin sudah berada jauh meninggalkan Yang Shu yang terluka,tiba tiba seorang laki laki berpakaian kesatria keluar dari semak belukar sambil tertawa keras.

"Ha..ha..ha.,kau kalah dari tuan putri Fang Yin ya?" tanya Kang Shin sambil tertawa terbahak bahak.

Rasanya aneh kalau seorang prajurit menertawai atasan nya,akan tetapi Yang Shu dan Kang Shin sudah bersahabat dari kecil,jadi ledekan seperti itu ternyata sudah biasa mereka lakukan asal ditak ketahuan yang mulia.

Itu adalah Kang Shin anggota kesatria putih, wataknya yang terlalu ceria membuatnya sangat menyebalkan di hadapan orang lain.

Akan tetapi Fang Yin selalu senang saat melihat Kang Shin sang kesatria putih,dia cukup suka dengan pria yang pemberani,dan penuh kasih sayang seperti Kang Shin.

Pipi Fang shin merona saat melihat Kang Shin, "Apa tadi dia melihat ku bertarung ya,bagaimana kalau dia tidak suka dengan diriku karena aku terlalu kasar?" pikir Fang Yin khawatir.

Terlalu banyak pertanyaan di dalam hati Fang Yin membuatnya tidak sadar bahwa sedari tadi ia sedang diperhatikan oleh Kang Shin.

Fang Yin baru menyadari saat Kang Shin berteriak dan melambaikan tangannya,"Wow tuan putri,kau keren sekali!" teriak Kang Shin sambil tersenyum ramah.

Pipi Fang Yin langsung memerah,ia membalikan badannya dan pergi begitu saja,ia harus tetap berusaha untuk menjaga sikap apalagi saat ini dia terlihat salah tingkah.

Memang dari kecil Fang Yin dididik dengan sangat keras oleh Raja dan orang-orang di sekitarnya.

Ia bahkan sudah belajar berpedang saat berusia lima tahun,dengan tubuh kecilnya ia mengayunkan pedang kayunya dengan sangat mahir.

Berbeda dengan putri Yan Lie ia sudah sangat dimanja oleh raja dan sang permaisuri,apapun yang dia inginkan pasti akan ada di depan mata.

Dengan mata biru dan rambut hitamya ia dianggap sebagai dewi kemenangan negara mereka kelak,karena itu lah Yan Lie sangat dibangga-banggakan oleh Sang Raja maupun rakyat sekitar.

Yang Shu pun sama dengan Yan Lie dia juga mendapatkan kasih sayang yang berlebihan oleh Raja dan permaisuri.

Akan tetapi Yang Shu sangat tidak suka perhatian yang berlebihan membuat Yang Shu selalu menolak kebaikan setiap orang.

"Sebenarnya apa yang sedang terjad?" ucap Yang shu terheran heran,Fang Yin yang biasanya tak berekspresi kini menunjukan sikap yang tak terduga.

"Apa jangan-jangan Fang Yin suka dengan Kang Shin yang bodoh itu?" gumam nya sambil berpikir keras.

Sambil tersenyum ke arah Kang Shin yang sedang melambaikan tangan,ia pergi dari tempat latihan dan menuju ke tempat kerja ayahnya.

Di ruang pribadinya terlihat Sang Raja dengan wajah masamnya duduk dihadapan Fang Yin.

"Aku tau kau sangat marah karena kurang mendapat perhatianku,tapi bukan berarti kau bisa melampiaskan kekesalanmu pada adik- adikmu" seru Sang Raja dengan tatapan merendahkan.

Fang Yin yang merasa dikasihani merasa sangat kesal karena Fang Yin memang tak butuh kasih sayang dari siapapun termasuk ayahnya.

"Saya tidak perlu apapun dari Yang Mulia baik kasih sayang maupun harta" jawab Fang Yin dengan nada tidak suka.

Fang Yin sangat tidak suka dikasihani terlebih  dari anggota keluarganya,tubuh sang Raja bergetar melihat mata merah bak aura pembunuh itu seketika perut Sang Raja langsung mual.

Ia menyuruh Fang Yin pergi dari hadapannya.

"Pergi kau dasar pembunuh!" ucap Raja kelewatan seakan-akan dia jijik dan akhirnya tidak sadar mengeluarkan kata-kata kasar itu.

Fang Yin pergi berlalu dengan anggapan bahwa ia bukan siapa siapa dan hanya seorang putri yang tak punya tempat bernaung.

Brakk..suara pintu di banting Fang Yin, Sang Raja baru menyadari kalau sedari tadi ia berkata hal yang tak benar kepada putrinya Fang Yin.

Ia merasa sangat bersalah tapi ia tak tahu harus berbuat apa,karena ia juga tak sudi meminta maaf kepada putrinya.

Fang Yin berjalan ke arah Pohon musim dingin tempat ibunya dikubur,ia sangat sakit hati dengan perkataan orang orang di sekitarnya.

"Apa salahku sehingga aku selalu mendapat hinaan seperti ini?apa aku tak pantas untuk dilahirkan?"

"Apa aku perlu mencongkel mataku dan memberikan pada Raja agar negara ini bisa merdeka?" teriak Fang Yin dengan nada sedih.

Fang Yin selalu datang ke pohon itu saat ada yang menyakitinya atau menghina dirinya,ia akan merasa tenang karena di sanalah tempat ia berkeluh kesah.

Air mata Fang Yin pecah di keheningan malam,terlihat dari kejauhan Kang Shin menatap Fang Yin yang sedang menangis tersedu-sedu.

Ia tak ingin menggangunya tapi dia juga tak tega melihat gadis itu menangis semalaman.

Hujan turun dengan derasnya,mereka seakan mengetahui betapa besar kesedihan Fang Yin,tiba tiba Kang Shin datang di tengah hujan sambil membawa payung.

Kang Shin terlihat gagah akan tetapi Kang Shin tetap tak kuat melihat Fang Yin menangis seperti ini,ia malah ikut menangis bersama Fang Yin diiringi suara hujan yang begitu deras.

Fang Yin tertawa melihat Kang Shin yang menangis ia merasa Kang Shin sangat bodoh.

"Apa yang kau lakukan di sini"ucap Fang Yin sambil tertawa.Kang Shin hanya tersenyum melihat tawa kecil Fang Yin.

Terima kasih sudah membaca😊

Jangan lupa like,vote dan komentar😊🆗

Kang Shin

Selamat membaca😊

Di tengah hujan yang tak kunjung berhenti Kang Shin membantu Fang Yin berdiri.

Gaun putih nya kotor terkena lumpur.

Kang Shin hanya bisa terheran-heran melihat Fang Yin sama sekali tidak takut kotor dan petir yang bergemuruh di tengah hujan petir.

Berbeda dengan Yan Lie dia pasti sudah berteriak tidak karuan hanya karena terkena lumpur sedikit di tangannya yang halus bak sutra.

"Apa yang tuan putri lakukan di pohon musim dingin?"tanya Kang Shin.

Fang Yin hanya terdiam dan tak bergeming, ia menatap makam ibunya yang basah terkena hujan.

"Ah maafkan saya,mulut saya ini memang susah saya kendalikan".

Kang Shin merasa bersalah karena dia sudah menanyakan suatu hal yang seharusnya tidak ia tanyakan.

"Maaf tuan putri" ucap Kang Shin sambil menunduk.

Sang putri yang masih larut dalam kesedihan itu menoleh dan melihat ke arah Kang Shin,ia tersenyum melihat seorang pria yang kaya akan ekspresi seperti Kang Shin.

Fang Yin berdiri sambil menepuk punggung pria cengeng yang berada di samping nya itu.

"Sampai kapan kau akan terus meminta maaf?Seorang kesatria putih harus mengangkat kepalanya saat berbicara"ucap Fang Yin lembut.

Kang Shin malu karena ia terlihat seperti seorang pengecut di hadapan sang putri.

"Emm..maaf tuan putri Fang Yin ini sudah terlalu malam untuk berduaan dengan seorang kesatria, sebaiknya anda cepat kembali" ucap Kang Shin kembali tegas.

"Baiklah jaga dirimu baik-baik,semoga kita bertemu lagi"Fang Yin berlalu pergi sambil melambaikan tangannya.

Fang Yin tinggal di istana selir karena ia tidak begitu di terima baik oleh para dayang dan putri yang ada di sana,para tamu kerajaan lain juga sering salah mengira bahwa Fang Yin adalah seorang selir.

Sehingga mereka berusaha membeli,menukar,maupun menawar sang putri dengan harga tinggi untuk menjadi selir Raja mereka.

Ya pantas saja mereka bertindak seperti itu wajah Fang Yin yang cantik seakan meracuni pandangan mereka dalam sekejap.

Sang Raja sebenarnya sudah menyuruh Fang Yin berpindah ke istana putri namun ia menolak.

Hal itu membuat para dayang maupun rakyat mengira bahwa putri Fang Yin hanya ingin menggoda orang orang yang lalu lalang di sekitar istana selir.

Begitulah alasan kenapa Fang Yin selalu dipanggil wanita selir,padahal ia tetap tinggal di sana karena banyaknya kenangan sang ibunda di istana selir.

Hari berganti menjadi pagi para rakyat sudah bersiap siap menjajakan barang dagangannya di pasar Xia,jam dagang mereka relatif pendek karena tengah hari perang sudah dimulai kembali.

Mungkin saja perang dimulai tanpa aba aba hal itu membuat mereka semua khawatir.

"Apa kau tau bahwa ada pembunuhan akhir akhir ini?" ucap salah satu pelayan yang dengan santainya bergosip di pagi hari.

Pemandangan yang sudah biasa ini begitu melekat,akan tetapi gosip tersebut membuat Fang Yin berhenti melangkahkan kakinya sejenak.

"Oh iya menurut para saksi sasarannya gadis berusia 17 tahun kan?aku harus memperingatkan putriku agar tidak keluar di malam hari"ucap seorang pelayan tua gelisah.

"Pembunuhan saat ini sedang terjadi di pusat kota,tapi tak ada yang memberitahuku" ucap Fang Yin kesal dalam hati.

Ia memang bukan siapa siapa tapi kalau ada sangkut pautnya dengan seorang wanita,ia tak akan tinggal diam.

Fang Yin menghampiri para pelayan itu,mereka semua langsung terkejut melihat sang putri menghampiri mereka.

"Hei ada tuan putri di belakangmu" bisik salah seorang pelayan.

Dengan wajah gemetar ia bertanya,"Ada urusan apa yang mulia putri?" ucap sang pelayan,percampuran tionghoa dan barat itu.

"Aku hanya ingin bertanya tentang apa yang kalian gosipkan pagi ini" seru Fang Yin serius.

"Itu tuan putri kabarnya ada pembunuhan di pusat kota"jawabnya ragu.

"Apakah pelakunya sudah tertangkap?" tanya Fang Yin serius,mendengar ucapan sang putri mereka terkejut dan menggelengkan kepala.

"Para kesatria menduga bahwa pelaku pembunuhan dilakukan oleh musuh negara"tambahnya.

"Iya tuan putri tidak ada bekas luka sedikit pun ditubuh korban kemungkinan besar mereka diberi racun agar tidak ada jejak yang tertinggal" ucap pelayan bermata coklat itu,tiba tiba saja muncul kesatria gagah berseragam putih dari gerbang istana selir.

"Apakah tidur tuan putri nyenyak semalam?" tanya kesatria itu yang tak lain adalah Kang Shin.

Para pelayan terkejut melihat para kesatria datang,pipi mereka pun langsung memerah melihat para kesatria idola mereka.

Dari dulu mereka hanya bisa melihat para kesatria dari kejauhan saat mereka sedang berlatih.

"Kang Shin apa yang kau lakukan di istana selir?"tanya Fang Yin.

Semua pelayan dibubarkan oleh sang putri karena membuat suara kegaduhan.

Para kesatria juga ikut membubarkan diri dan mulai melakukan tugasnya masing-masing.

Terlihat jelas di wajah Kang Shin bahwa ia kelelahan dan sedang mengkhawatirkan sesuatu.

"Apa ada yang sedang kau khawatikan?"tanya Fang Yin cemas.

"Tuan putri memang pandai menebak"jawab Kang Shin sambil tersenyum.

Wajah Fang Yin tetap serius sepertinya masalah ini ada hubungannya dengan pembunuhan di pusat kota itu.

"Apa kau khawatir karena pelakunya belum kunjung ketemu?"celetuk Fang Yin tiba-tiba.

Kang Shin terkejut karena Fang Yin mengetahui semuanya padahal semua orang diharuskan merahasiakannya dari sang putri.

Orang yang memberitahukan hal ini pada Putri pasti akan mendapat hukuman mati.

Fang Yin terheran-heran melihat Kang Shin yang biasanya ceria hanya terdiam dan melamun.

"Kenapa kau terlihat kebingungan? apa tugas ini begitu berat bagimu?" tanya Fang Yin dengan tatapan sayu.

"Tidak aku hanya terkejut,ternyata tuan putri sudah mengetahui masalah ini"jawab Kang Shin sambil menatap manik-manik mata merah Fang Yin.

Saat mereka sedang mengobrol tiba-tiba saja utusan Raja datang menghadap Fang Yin.

"Mohon maaf tuan putri yang mulia raja menyuruh anda datang ke istana utama" ucap prajurit itu sambil menundukan kepalanya.

Fang Yin kesal karena sepertinya Sang Raja masih belum puas sudah menghina dan menginjak-injak harga dirinya kemarin,entah apa yang akan dilakukannya sekarang.

Fang Yin langsung pergi meninggalkan Kang Shin yang sedang berada di sampingnya saat itu

"Apa yang sedang terjadi,apa hubungan mereka tidak baik?" gumam Kang Shin terlihat khawatir.

Fang Yin pergi ke istana utama di temani oleh para dayang dan pengawal setia nya.

Grekkk..pintu terbuka dengan sangat lebar,terlihat para pelayan yang tadi berbicara dengannya kini menangis hebat di hadapan semua orang.

Fang Yin melihat ke sekelilingnya apa yang sedang terjadi?.

Tak ada belas kasihan di mata mereka semua,hanya ekspresi dingin yang terpampang nyata di wajah para penguasa negeri.

"Yang mulia apa yang sedang terjadi?" tanya Fang Yin dengan nada kesal.

Tak ada balasan, hanya tawa keras Sang Raja yang membelah kesunyian itu.

"Tuan putri tolong kami,kami tidak bersalah!" bela salah seorang pelayan.

Brakkkk,pelayan yang tadi membela dirinya ditendang hingga menabrak pilar kayu di belakangnya.

Terima kasih sudah membaca😊

Jangan lupa like,vote dan komentar😊🆗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!