...selamat membaca ...
Zabina tiba di kantor bersamaan dengan Zayyan, kakak sekaligus bosnya dikantor. Sudah menjadi rahasia umum jika Zabina merupakan adik bungsu CEO perusahaan TripZA Corp yang dulu bernama Kusuma Grup. Zayyan mempunyai saudara kembar bernama Zalsa Karina Akbar Wiguna.
“Dek, langsung ke ruangan kakak, ya,,,” sambil berjalan melewati sang adik .
Tanpa membantah Zabina mengikuti langkah kaki kak Zayyan menuju lift khusus petinggi dan tamu perusahaan.
Zayyan dan Zabina hanya berbeda tiga tahun. Zabina berhasil menyelesaikan studinya tepat waktu sebagai arsitek dan berniat melanjutkan studi namun mommy dan daddynya meminta agar Zabina terlebih dahulu membantu Zayyan pada perusahaan. Sedangkan kembaran Zayyan, yaitu Zalsa yang menderita penyakit gagal ginjal sejak kecil tidak bisa dibebani dengan pekerjaan. Terkadang Zabina iri pada Zalsa karena dibebaskan dari pekerjaan yang melelahkan, dia hidup bagaikan seorang putri kerajaan. Sedangkan Zabina ????? hanya oma dan opanya yang selalu mendukung ketika beliau masih hidup. Jadilah Zabina seperti ini. Keras kepala, pembangkang, sedikit bar-bar dan cuek tapi aku sangat pintar.
“Ada apa bos,,,sekretarismu yang cantik dan anggun ini belum mengatur jadwal untuk hari ini,,,” sambil menggaruk pelipisnya yang tidak gatal karena pekerjaannya tidak beres.
Zayyan yang mengenal dengan baik adiknya segera memanfaatkan kesempatan agar Zabina tidak bisa menolaknya. Sudah menjadi rahasia dalam keluarga mereka jika adik bungsunya tidak akan pernah bisa ditundukkan dengan mudah. Setiap menyuruhnya pasti diawali dengan drama penolakan.
“Kali ini aku maafkan, tapi kamu harus terlibat dalam merancang pembangunan hotel yang akan dibangun oleh perusahaan Global Fath. Corp,,,”seraya menyodorkan map yang berisi perencanaan pembangunan hotel bintang lima.
“Maksud bos, kali ini selain sebagai sekretaris Zabina juga sebagai arsitek perusahaan TripZA Corp ??? “ aku melotot tak terima dengan pekerjaan yang banyak dan sulit.
“Saatnya kamu menerapkan ilmumu, atau jangan-jangan sebenarnya kamu,,,” belum selesai ucapan Zayyan, langsung dipotong oleh Zabina
“Baiklah,,,,akan aku pelajari, mana filenya. Kapan rencana persentasenya bos,,,” sambil membuka map yang diberikan oleh Zayyan.
“Hari ini. Setelah jam istirahat,,,,” dengan santai Zayyan menjawab Zabina
“Ini yang pertama dan terakhir. Perjanjian dengan mom, Nana hanya membantu kakak sebelum melanjutkan sekolah, sebagai bayarannya Nana pinjam Black card kakak selama seminggu,,,” kali ini aku akan belanja sepuasnya dan aku yakin kakakku yang tampan ini gak punya pilihan.
“Ok, tapi setelah pekerjaanmu selesai dan disetujui oleh mereka,,,,” sambil tersenyum manis tak mau kalah.
Mendengar ucapan kakak sekaligus bosnya membuat Zabina mendengus kasar dan menatap horor pada pria tampan yang sedang tersenyum manis. Bagaimana jika pekerjaannya ditolak mengingat waktu yang sangat singkat, huuuffft . Ingin rasanya ia menjambak rambut hitam legam milik bosnya yang tak berakhlak. Untung dikantor jadi aksi menjambak seperti biasa ketika Zabina merasa kesal pada kakaknya, bisa ia tahan sementara.
Zabina keluar dari ruangan CEO dan menutup pintu dengan kasar kemudian berjalan kearah mejanya yang terletak didepan pintu besar bertuliskan CEO. Zabina lalu mempelajari isi map tersebut lalu mencorat-coret beberapa lembar kertas yang hanya dimengerti olehnya. (Othor juga gak mengerti guys)
“Makan dulu, dek,,entar sakit lho,,,,” seraya meletakkan kotak yang berisi makanan kesukaan Zabina
Zabina hanya melirik sekilas lalu melanjutkan kembali kegiatan corat coretnya hingga selesai. Kemudian Zabina meraih dan menikmati makan siangnya tanpa memperdulikan Zayyan yang menyuruhnya segera menyelesaikan makan siangnya.
“Dek, cepetan,,,CEO Global Fath Corp telah tiba,,,,” sambil berjalan menuju ruang rapat yang tak jauh dari ruangannya
Dengan sikapnya yang cuek, Zabina tetap menikmati makanannya, daripada pingsan saat sedang persentasi. Lagian sayang jika harus membuang-buang makanan sementara di luar sana banyak yang kekurangan makanan.
Zayyan hanya bisa menepuk dahinya dan mengeluarkan kelebihan stok kesabarannya menghadapi adik kesayangannya yang super cuek. Untung sayang dan pintar.
“Selamat datang pak Oman, pak Rangga dan pak Dirga,,,mari silahkan masuk,,,”
“Santai aja, Yan. Jangan terlalu formal, kita hanya berempat,,,”dengan sikap santainya Oman mengambil tempat duduk yang telah disediakan.
Oman dan Zayyan bersahabat ketika mereka sama-sama kuliah di luar negeri hingga sekarang bahkan mereka menjalin kerjasama bisnis. Kolaborasi dua pebisnis muda yang sukses dan tampan menjadikan keduanya buah bibir di dunia bisnis tanah air.
Braaak
Pintu terbuka dengan kasar membuat keempat pria tampan tersebut terjingkat kaget, bahkan Oman memberikan tatapan tajam pada orang yang telah membuatnya kaget.
“Maaf bos, sedikit telat,,,” dengan mengabaikan tatapan tajam mata elang milik Oman.
Zabina terus melangkah dengan anggun bahkan melempar senyuman manisnya pada Rangga dan Dirga. Kak Zayyan hanya mampu memijit pelipisnya melihat tingkah adiknya yang sedikit petakilan. Salahkan mataku yang tidak bisa menahan senyuman manisku jika melihat yang bening-bening
Degggg
‘Cantik,,,’ batin Oman
“Sepertinya sekretarismu harus mengikuti kursus kepribadian,,,” dengan nada dingin pria itu mengarahkan pandangannya pada Zabina dan sialnya yang dibicarakan mendengarnya
Mata Zabina berkilat marah mendengar seorang pria yang tidak dikenalnya berani berkomentar tentangnya. Melihat hal itu Zayyan segera bertindak agar sifat bar-bar sang adik tidak mencuat karena akan berakibat buruk. Bukan karena Zayyan takut kehilangan kontrak kerjasamanya, itu hal yang tidak akan terjadi karena mereka bersahabat. Zayyan hanya tidak ruangan rapatnya hancur.
“Zabina Kartika, kenalkan ini pak Oman, CEO Global Fath,,,” Zayyan segera memperkenalkan pria dingin itu dengan menyebutkan nama Zabina dengan penekanan.
Zabina hanya terdiam mendengar kakak tampan sumber uangnya memperkenalkan pria itu sekaligus sedang memperingatkannya agar serius.
“Sebaiknya kita mulai rapatnya. Nana, silahkan dimulai,,,” titah Zayyan dengan tegas.
Meskipun masih dongkol, tapi Zabina tetap melakukan tugasku dengan baik, hal yang sangat disukai oleh Zayyan karena Zabina selalu berlaku profesional.
Dengan lugas dan serius, Zabina mulai memaparkan perencanaan pembangunan hotel bintang lima beserta dengan banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan dan soal perhitungan rencana anggaran yang dibutuhkan, Zabina meminta waktu karena tidak ingin ada kesalahan perhitungan dan bos laknat Zabina baru beberapa jam yang lalu memberikan filenya, padahal kami tinggal dalam satu atap.
Diam-diam Oman kagum dan tertarik pada Zabina tanpa mengetahui jika Zabina adalah adik bungsu sahabatnya. Baru kali ini ada seorang gadis yang menarik hati dan perhatiannya. Gadis yang berani membalas tatapannya dan pintar. Sangat berbeda dengan sekretaris pada umumnya yang hanya peduli dengan penampilannya
Tatapan mata Oman yang tajam bagaikan ingin menguliti orang yang ditatapnya namun membuat semua wanita justru terhipnotis olehnya dan mereka siap menjadi kekasih Oman kapanpun. Berbeda dengan Zabina yang justru merasa biasa saja.
“Bagaimana, Man,,,,apa ada masalah dengan penjelasan tadi,,,” ucapan Zayyan membuyarkan lamunan Oman. Zayyan tersenyum melihat sahabatnya terus menatap adik kesayangannya
“Aku setuju dengan perencanaan tadi. Segera siapkan kontrak kerjasamanya,,”. Tanpa mengalihkan pandangannya
“Dek, kamu dengar kan ??? Siapkan berkasnya dan segera kerjakan perhitungan anggarannya,,” titah Zayyan.
Oman terdiam mencerna ucapan Zayyan yang memanggil Zabina dengan sebutan adik.
“Beres kak, tapi berikan dulu black card kakak sesuai dengan perjanjian,,,” sambil menengadahkan tangannya dan menggoyang-goyangkan jari-jarinya , jangan lupa senyum manis Zabina membayangkan hari kebahagiaannya
“Selesaikan dulu kerjaannya baru minta bayaran,,,”. Zayyan mencoba bernegosiasi, namun ternyata usahanya tak membuahkan hasil
“Otakku gak bisa berpikir kalo belum shopping, kak,,,kalo kakak gak mau ya gak apa-apa, sih, silahkan selesaikan sendiri,,,” seraya melenggang meninggalkan keempat pria dewasa yang menatapku dengan tatapan berbeda
Tanpa sadar bibir Oman tertarik keatas membentuk senyuman mendengar gadis cantik itu ternyata sedang memanfaatkan kesempatan untuk menghamburkan uang kakaknya. Rangga dan Dirga saling melempar pandang melihat bos mereka tersenyum.
Oman, Rangga dan Dirga kagum melihat keakraban kedua orang yang ternyata bersaudara. Pribadi yang sangat berbeda. Zayyan dengan pribadi yang terkesan dingin, irit bicara dan sulit tersenyum namun akan banyak bicara jika bersama adiknya. Sedangkan Zabina cuek dengan sedikit kasar dan ngomong seenaknya jauh dari kata anggun yang biasanya dimiliki oleh seorang wanita, akan tetapi memiliki paras yang sangat cantik dan pintar
***
...VOTE...
...KOMEN YANG SOPAN...
...LIKE...
...FAVORIT...
...RATE...
...Jangan dilewatkan...
WARNING !!!! GAK USAH PAKAI KOIN KARENA MAHAL CUKUP PAKAI POIN AJA.
...Selamat membaca ...
Sejak rapat mereka tiga minggu yang lalu, hampir setiap hari Oman menyempatkan diri mengunjungi sahabatnya tanpa tujuan yang jelas dan hanya duduk didalam ruangan sahabatnya. Zayyan bertanya-tanya dalam hati karena tidak biasanya seorang Oman Fathan CEO Global's Fath seperti orang yang tidak punya pekerjaan sehingga harus selalu berkunjung. Bukan karena tidak suka hanya saja Zayyan merasa janggal saja.
“Man,,,kamu gak ada kerjaan ya,,,” tanpa basa basi Zayyan bertanya untuk menghilangkan rasa penasarannya
“Kan ada Rangga sama Dirga, sekali-sekali memberi mereka pekerjaan lebih dari biasanya gak masalah, kan. Lagian aku menggaji mereka lumayan mahal,,,” jawabnya enteng sambil menyadarkan tubuhnya disofa empuk di depan meja Zayyan
“Ck,,,,aku tau tapi sepertinya sudah tiga minggu ini kamu berlaku tidak adil pada mereka, meskipun kamu pewaris tunggal tapi gak menindas karyawanmu seperti itu, mereka juga butuh istirahat, butuh liburan dengan pacar mereka,,,," Zayyan menatap datar wajah tampan Oman sambil mengomel.
Oman diam tak menanggapi ucapan Zayyan meskipun dalam hati membenarkan semua yang dikatakan sahabatnya, namun seluruh perhatiannya tak bisa dialihkan dari sosok gadis cuek dan sedikit bar-bar. Sehingga lebih memilih mendatangi kantor Zayyan hanya untuk melihat pujaan hatinya daripada memaksakan diri bekerja namun membuat kesalahan yang fatal.
Bukan tidak berusaha, setiap hari Oman berusaha memusatkan konsentrasinya pada pekerjaan yang selalu menuntut sentuhannya akan tetapi bayangan Zabina selalu ada kemanapun matanya memandang.
Zabina telah menghuni dan memenuhi hati dan pikirannya tanpa bisa dihalau oleh Oman. Kemudian ia memutuskan untuk mengakui perasaannya pada Zayyan sebelum mendekati Zabina dan berusaha merebut hatinya
“Yan,,, sebenarnya aku menyukai sekretarismu,,,” dengan tersenyum salah tingkah Oman mengatakan sejujurnya pada Zayyan
“Maksudmu, Zabina ????” Zayyan tertawa mendengar ucapan Oman untuk pertama kalinya menyukai seorang gadis dan sialnya itu adalah adik kesayangannya
“Ada yang lucu ??? Kenapa tertawa seperti itu,,,,” dengan tatapan horor tak terima pengakuannya justru ditertawakan oleh sahabatnya
“Bukannya lucu hanya saja aku menertawakan nasibmu yang menyukai gadis modelan Zabina, tapi jika hanya sekedar suka sih gak masalah,,,” dengan sisa-sisa tawanya Zayyan kembali ingin memastikan ucapan Oman.
Suka belum tentu mencintai, bukan ???? Semua orang berhak menyukai adiknya yang memang parasnya sangat cantik. Siapapun akan mengakui hal itu. Akan tetapi dibalik kecantikannya tersembunyi sifatnya yang suka menjahili orang, cuek dan masa bodoh dengan sekitarnya apalagi jika merasa bukan urusannya serta jangan lupa sifat bar-bar yang menurun dari gen mommynya. Pokoknya semua sifat minus mommynya mengalir dengan bebas dalam tubuh Zabina adik kesayangannya.
Hal wajar kan jika setiap manusia memiliki kekurangan karena memang kesempurnaan hanya milik Sang Khalik. Dibalik sifat minusnya pastinya ada pula kelebihannya. Meskipun Zabina cuek namun sebagai seorang anak, Zabina penurut dan patuh pada kedua orang tuanya dan sangat menyayangi mereka begitu pula pada kakak kembarnya Zayyan dan Zalsa.
“Aku serius, Yan,,,,aku menyukai dan mencintai adikmu. Apa yang harus kulakukan agar dia menerima dan membalas perasaanku,,” dengan wajah serius, Oman meminta saran pada calon kakak iparnya
“Tenang, Man,,,,jangan terburu-buru. Zabina berbeda dengan gadis-gadis diluaran sana. Dia tidak akan terlena dengan kata-kata manis yang terkesan alay,,,” Zayyan tidak ingin Oman bertindak gegabah yang malah akan membuat Zabina ilfill pada sahabatnya
Zayyan dalam hati bersyukur dan ikhlas melepas adiknya pada pria sebaik Oman. Sejak mereka kenal dan bersahabat hingga hari ini tak pernah sekalipun Oman dekat dengan seorang gadis yang berjejer menunggu cintanya, bahkan rela melempar dirinya diatas ranjang hanya untuk bersama Oman Fathan, pebisnis muda yang sukses dinegara ini. Semoga saja Oman tidak menorehkan luka pada adiknya.
Sebagai seorang kakak dari dua adik perempuan, Zayyan juga menyadari perasaan yang dipendam oleh saudara kembarnya pada Oman. Zalsa sudah lama mencintai Oman tanpa sepengetahuan sahabatnya itu, namun Zayyan tidak mungkin mengorbankan perasaan sahabatnya sendiri demi adiknya yang lain.
Bukan salah Oman yang mencintai Zabina, meskipun Zabina belum menyadarinya. Zayyan hanya bisa mendukung dimana hati Oman akan berlabuh.
“Aku akan menyuruh bunda agar segera melamarnya,,,,” Oman tidak ingin membuang kesempatan mengingat Zabina juga telah lulus.
"Perkenalkan dulu Zabina dengan bunda dan ayahmu, Man. Aku tidak ingin keluargamu kecewa dengan kelakuan Zabina yang gak ada anggun-anggunnya,," Zayyan kembali mengingatkan Oman akan sifat minus adiknya.
Terkadang Zayyan khawatir dengan masa depan adik ajaibnya itu. Adakah pria yang bisa memaklumi sifat dan kelakuannya. Tiba-tiba Oman datang dengan mengakui perasaannya pada Zabina, namun Zayyan kembali meragu.
***
...jangan lupa ...
...VOTE, LIKE, RATE, KOMEN ...
...gak usah pakai koin MAHAL, cukup pakai poin saja. ...
...selamat menikmati ...
Oman mengungkapkan keinginannya untuk melamar adik Zayyan dan disambut dengan gembira oleh kedua orang tuanya. Mereka mengenal Zayyan dengan baik dan tentu saja percaya bahwa adiknya pasti tak berbeda dengan Zayyan.
“Ma, pa, tolong lamarkan adik Zayyan untukku,,,” untuk pertama kalinya Oman meminta sesuatu pada mama dan papanya.
“Besok kami berkunjung ke rumah Zayyan dan melamar anak gadisnya untukmu, tapi bukannya nanti malam kamu akan berangkat,,,,” Lisa merasa tidak enak hati pada keluarga Zayyan yang belum mereka kenal dengan baik.
Meskipun Oman ingin sekali ikut melamar gadis pujaannya, namun perjalanan bisnisnya juga tidak bisa ditunda mengingat betapa pentingnya perjalanannya kali ini.
“Gak apa-apa, ma,,,,Zayyan sudah tau kok,,,” masih dengan senyuman bahagia yang membingkai bibir Oman membayangkan Zabina segera akan menjadi miliknya.
Mungkin Oman termasuk pria langka di muka bumi ini yang perlu dilestarikan. Pria tampan, mapan dan tajir dan ditunggu oleh banyak wanita akan tetapi tidak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya untuk melakukan sesuatu yang melanggar ajaran agama yang dianutnya.
💥💥💥
Mentari pagi menyembulkan sinarnya yang keemasan diiringi kicauan burung menyambut pagi yang indah. Lisa Fathan dan Sahid Fathan kemudian sarapan sebelum bersiap bertamu di rumah orang tua Zayyan. Mereka sangat bahagia karena akhirnya mereka akan segera memiliki menantu dan pastinya juga akan hadir cucu-cucu yang meramaikan rumah mewah mereka.
Zayyan dan Zabina sudah berangkat ke kantor pagi-pagi sekali karena pekerjaan mereka belum selesai. Mereka seperti biasa berangkat dengan mobil masing-masing, mereka tidak ingin saling menghalangi jika ada pekerjaan yang mengharuskan mereka jalan sendiri-sendiri.
Sebagai seorang sekretaris, terkadang Zabina mewakili Zayyan meeting dengan klien atau rekan bisnisnya jika jadwal mereka tidak bisa diatur ulang. Sebagai pembelajaran sebelum Zabina memimpin sendiri perusahaannya. Yah bagian Zabina merupakan cabang perusahaan di kota lain dan untuk sementara dipimpin oleh orng kepercayaan mommynya
Ting tong ting tong
“Bi,,,tolong pintunya dibuka,,,,” dengan lembut Devania meminta ART untuk membuka pintu
Dengan langkah tergopoh-gopoh ART itu segera membukakan pintu untuk tamu majikannya yang baru pertama kali dilihatnya.
“Assalamualaikum,,,” sapa tamu sepasang paruh baya sambil tersenyum
“Waalaikumsalam,,,cari siapa bu,,,” dengan sopan ART itu bertanya karena selama ini semua tamu majikannya sudah dikenalnya
“Kami orang tua Oman sahabat nak Zayyan ingin bertemu dengan bapak dan ibu,,,” dengan ramah Lisa menjelaskan perihal dirinya pada ART tersebut.
Lisa maupun Sahid tidak merasa tersinggung dengan pertanyaan ART itu karena mereka memang baru pertama kali berkunjung, meskipun Lisa sering bertemu dengan Devania jika mengantar Zalsa berobat. Hal yang wajar jika mendapatkan pertanyaan seperti itu.
“Sebentar ya bu, pak,,,,saya kedalam memanggilkan majikan saya,,,” pamitnya sambil sedikit membungkukkan badannya tanda hormat
Kemudian Arya dan Devania keluar beriringan menemui tamu mereka, Arya dan Devania langsung akrab karena dulu ketika Zayyan masih kuliah di luar negeri mereka sering bertemu
Ketika mereka mencari donor ginjal untuk Zalsa, mereka bertiga rutin mengunjungi Zayyan dan berharap ada pendonor ginjal yang cocok dengan Zalsa, hingga Zayyan menyelesaikan kuliahnya pendonor tak kunjung mereka dapatkan. Zalsa pun hanya pasrah menerima dan memilih melanjutkan pengobatannya di negeri sendiri.
“Maaf bu, pak,,,maksud kedatangan kami adalah untuk mewujudkan niat baik putra kami Oman untuk melamar adiknya Zayyan ,,,” sambil tersenyum Lisa mengemukakan maksud kedatangannya dan diangguki oleh Sahid
Arya dan Devania ikut tersenyum bahagia karena sahabat anaknya melamar Zalsa putri mereka. Devania tidak pernah menyangka ternyata karena seringnya mereka bertemu beberapa tahun lalu, Oman diam-diam menyimpan rasa untuk putrinya Zalsa.
“Kami setuju dengan lamaran ibu dan bapak. Mengenai waktunya lebih baik kita tentukan sekarang, karena mereka saling mencintai pastinya mereka akan setuju dengan keputusan kita,,,” dengan bersemangat Devania tidak ingin menunda-nunda lagi
“Kami setuju, bu,,,,gimana kalau pernikahan mereka dilangsungkan setelah Oman kembali tidak usah pakai acara tunangan,,,” usul Lisa tak kalah semangatnya.
Tanpa mereka sadari gadis yang mereka bicarakan tersenyum bahagia mendengar lamaran dari orang yang dicintainya ternyata menyuruh orang tuanya datang dan langsung melamarnya.
‘Ternyata mas Oman tidak melihatku selama ini bukan karena tidak cinta tapi ingin langsung melamarku setelah mapan ‘ batin Zalsa dengan berjuta rasa yang berkecamuk didalam hatinya.
Kedua pasang paruh baya itu sibuk berdiskusi tentang pernikahan putra putri mereka dengan perasaan yang sangat bahagia. Entah takdir apa yang akan dihadapi oleh Oman, Zalsa dan Zabina.
***
Jangan salahkan author dalam hal ini. Masalah ini murni kesalahan Oman dan kedua orang tuanya. Oman tidak menyebutkan nama gadis yang akan dilamarnya sedangkan orang tuanya tidak menanyakan nama calon menantunya.
Jelaskan author tidak bersalah,,,
Jangan lupa dukungannya yang banyaak dan komennya yang sopan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!