NovelToon NovelToon

Impian Dira

1. Bangun

Di pagi yang cerah, seorang wanita berkutat di dapur dengan berbagai alat masak. dengan mulutnya yang tak berhenti berceloteh, ya dia Adira Nur Faizah istri dari Abdul Syarif Rahman usia pernikahan mereka sudah menginjak 8 tahun dan mereka dikaruniai seorang anak yang mereka beri nama Nara Ika Zahrany usianya 7 tahun dan sudah kelas 1SD.

"Mas cepet bangun dong!! udah siang tau gak, kamu mau telat kerja!" kata dira sambil menggoyangkan tubuh syarif.

Tapi yang dibangunkan tak kunjung bergerak.

"Mas ayo cepat bangun," titah Dira.

"Iya, iya ini juga udah bangun," sahut syarif sambil mencoba membuka matanya.

Karena sudah melihat Syarif membuka mata, Dira pun kembali ke dapur menata hidangan sarapannya di temani sang putri yang sudah cantik dengan seragam sekolahnya.

15 menit sang suami tak kunjung keluar untuk ke kamar mandi. ya dirumah itu kamar mandinya diluar kamar itupun cuma satu, karna memang mereka hidup di kampung dari kalangan rakyat biasa, karna sang suami tak kunjung keluar akhirnya sang istri kembali ke kamarnya, dan ternyata sang suami masih tidur dengan nyenyaknya.

"Astaghfirullah, mas tadi katanya iya bangun tapi masih molor ini tuh udah siang, nanti kalau mas dipecat gimana. mau makan apa kita BATU!!! cari kerja itu sekarang susah, ayo cepet bangun," kata dira sambil menarik tangan suaminya.

"Haaahhhh.... iya iya baweeell," kata syarif sambil berjalan sempoyongan menuju kamar mandi.

30 menit kemudian sang suami sudah duduk didepan tv bersama istri dan anaknya yang sudah siap menyantap menu sarapan paginya. dikeluarga ini memang selalu makan didepan tv karna memang mereka tidak memiliki meja makan seperti keluarga lainnya. tapi bagi mereka justru lebih menyenangkan apalagi bisa sambil nonton acara gosip ( he... he... ketahuan kan yang suka gosip)

"Mas itu kebiasaan banget kalau dibangunin susahnya minta ampun. kalau dibangunin tuh sekali langsung bangun gitu loh mas, masa sih harus berkali-kali setiap hari, aku tuh capek tau gak! belum lagi ngurusin keperluan Nara buat sekolah." omel Dira sang istri.

"Iya besok langsung bangun." kata Syarif.

"Iya iya terus tapi gak pernah dilakuin, lupa pasti besoknya," kata Dira.

"Iya," kata Syarif sambil mengalihkan pandangannya kepada sang putri.

"Eh, anak ayah udah cantik mau sekolah ya?" tanya Syarif kepada sang putri.

"Iya Ayah Nara mau sekolah jadi Nara mau minta uang saku sama ayah." kata nara sambil menadahkan tangannya. Syarif pun merasa aneh karna Nara tidak pernah meminta uang saku kepadanya. sedangkan sang istri langsung memalingkan mukanya pura- pura tidak tahu padahal itu dia yang mengajarinya, syarif pun menatap sang istri dan akhirnya dia tahu itu ulah sang istri.

"Iya ini uang sakunya jangan dihabiskan ya harus pandai manabung." kata Syarif sambil memberikan 2 lembar uang 2000. yah karna namanya anak kecil dikasih uang segitu senengnya minta ampun.

"Hore...!!!! makasih Ayah emmuaachh... " kata Nara sambil mencium pipi ayahnya. sedangkan sang ibu membolakan matanya tercengang bagaimana tidak hanya dapat 2 lembar 2000 berarti dapat 4000 sudah membuat anaknya sesenang itu.

"Haahh... nasib- nasib niat mau minta uang tambahan buat belanja biar makan enak eh ini cuma buat beli garam." batin Dira sambil tepok jidat.

syarif pun memperhatikan sang istri sambil mengulum senyum.

*mohon maaf bila ada banyak typo

saya masih belajar mohon masukannya dikolom komentar jangan lupa like juga

terima kasih*

chapter 2

Syarif pun berangkat kerja usai sarapan. Nara juga berangkat sekolah menggunakan sepeda mini bersama teman- temannya karena sekolahnya juga dekat dari rumah jadi tak perlu diantar.

Setelah selesai membersihkan rumah Dira pergi kerumah bu Fitri. Bu Fitri adalah seorang penjahit dan Dira sering kerumahnya untuk membantu bukan untuk menjahit tapi untuk memasang kancing baju dan manik- maniknya dan menyetrikanya. walaupun hasilnya tidak seberapa bagi Dira itu lumayan untuk tambahan uang dapurnya.

"Assalamualaikum" kata Dira

Waalaikum salam, eh Dira udah datang." kata bu Fitri.

"Iya bu, kebetulan kerjaan rumah sudah selesai jadi langsung kesini." kata dira.

"Oh yaudah kebetulan banyak yang pengen bajunya dipasangin manik- manik karena mereka bilang suka hiasan buatan kamu bagus dan cantik." kata bu Fitri

"Iya bu." jawab Dira dengan wajah berseri- seri itu artinya dia dapat tambahan uang lebih.

Tepat pukul 2 siang Dira sudah pulang kerumahnya bersama sang putri karena sepulang sekolah nara pasti menyusul Dira kerumah bu Fitri.

"Sayang ayo mandi siap- siap pergi mengaji" kata Dira.

"Iya bunda" kata Nara

Nara pun berangkat diantar Dira karena tempat mengajinya agak jauh. Nara termasuk anak yang pandai dalam mengaji di usianya yang sekarang dia sudah masuk kelas al-quran sementara teman seusianya masih kelas qiraati jilid 4.

"ayo anak- anak kita tebak- tebakan siapa yang bisa angkat tangan dan bisa pulang duluan." kata ustadzah ika

"Apa yang dinamakan idghom bighunnah." kata ustazah ika

"Saya ustadzah."....

"Saya ustadzah."....

"Saya ustadzah." kata nara

"Ya ifa apa jawabannya." tanya ustadzah ika

"Nun sukun atau tanwin bertemu huruf ya, wawu, mim, nun." jawab ifa.

"Ya benar Ifa boleh pulang." kata ustadzah ika.

"Sekarang pertanyaan selanjutnya. apa yang dinamakan ghunnah." tanya ustadzah ika.

"Saya ustadzah." ........

"Saya ustadzah." kata Nara.

"Saya ustadzah." ........

"Ya Arini apa jawabannya." tanya ustadzah ika.

"Nun dan mim tasydid." jawab Arini.

"Pertanyaan selanjutnya. berapa huruf qolqolah dan sebutkan hurufnya." tanya ustadzah ika.

"Saya ustadzah." kata Nara

"Saya ustadzah."........

"ya Nara apa jawabannya." tanya uastadzah ika.

"Ada 5. qof, tho', ba', jim, dal. jawab Nara.

"Ya benar Nara boleh pulang." kata ustadzah ika.

Nara pun pulang setelah pamit pada ustazah ika tak lupa juga mencium punggung tangan ustadzah ika.

"Bundaa.... " kata nara

" Udah selesai sayang ngajinya." tanya Dira.

"Sudah bunda. tadi dikasih tebak- tebakan sama ustadzah ika yang bisa jawab bisa pulang duluan Nara bisa jawab loh bunda." kata Nara.

"Oh ya, wah pintarnya anak bunda. yaudah ayo kita pulang." kata Dira.

Dimalam hari dirumah keluarga Syarif berkumpul di ruang tengah sambil menonton TV. lebih tepatnya menemani sang putri.

" Mas besok sudah masuk bulan Ramadhan. mas puasa ya!! ." kata Dira hati- hati takut suaminya tersinggung karena memang syarif tak pernah puasa untuk sholat saja jarang walaupun begitu Dira tak pernah berhenti untuk mengingatkan sang suami walaupun pada akhirnya semua percuma.

"mas tuk kerja capek, kalau puasa mana kuat buat kerja." kata Dira.

"Banyak kok mas yang kerja tapi puasa. itu kan tergantung niatnya mas. setidaknya kan dicoba dulu mas." kata Dira.

"Udah deh kalau kamu puasa, puasa sendiri aja biasanya juga gitu kan." kata syarif dengan nada tinggi.

"Tapi mas ......" balum selesai Dira berbicara Syarif sudah memotongnya.

"Udah deh kamu gak usah sok ceramah disini." kata Syarif dan Dira hanya bisa menghela nafas panjang.

.

.

.

...*maaf banyak typo bertebaran...

jangan lupa tinggalkan jejak

like dan komen ya.

terima kasih*.

chapter 3

Pada dini hari tepat pukul 03.00 Dira makan sahur bersama sang putri. Dira sudah mengajarkan puasa pada sang putri walau setengah hari.

"Bunda kenapa ayah tidak makan sahur." tanya Nara

"Ayah sudah sahur sayang, tadi waktu Nara belum bangun. Selesai makan ayah langsung tidur mungkin ayah lagi capek." kata Dira berbohong pada putrinya, karna dia tidak mau Nara tau ayahnya tidak puasa takutnya ia akan mengikutinya.

"Mas kapan kita bisa makan sahur sama- sama, aku juga pengen seperti keluarga lainnya, sahur bareng, sholat juga ada yang ngimami." batin Dira.

***

Siang hari dirumah bu Fitri

"Dir, suamimu masih gak mau puasa." tanya bu Fitri.

"Masih belum bu, tapi Dira akan terus coba bicara pelan-pelan sama mas Syarif." kata Dira.

"Maafkan ibu, bukannya mau ikut campur, ibu hanya ingat almarhum ibumu dulu sewaktu ia masih hidup. saat itu kalian masih serumah dengan orang tuamu, dan setiap Ramadhan suamimu tidak puasa, dan ibumu mencoba menegurnya dan yang terjadi malah suamimu mengacuhkan ibumu, kamu tau nak ibumu datang kerumah ibu ia cerita sambil menangis karena merasa tak dihargai sebagai orang tua, dia juga takut kamu punya suami yang tidak bisa mengajakmu ke Surga." kata bu Fitri sambil mengusap air matanya yang sudah menetes. Dira juga tak sanggup menahan air matanya ia ingat bagaimana sayangnya ibu padanya.

Bu Fitri adalah sahabat dari ibu Dira. maka dari itu Dira menganggap bu Fitri sebagai ibunya.

"Iya bu Dira juga ingat kejadian itu, Dira sudah mencoba bicara sama mas syarif dan ibu taukan pada akhirnya mas Syarif memilih membeli rumah dan mengajak Dira pindah walaupun rumah kami kecil," kata Dira sambil meneteskan air mata.

"Ya, begitulah suamimu sangat keras kepala padahal maksud ibumu baik.Jangan pernah putus asa, selalu ingatkanlah suamimu untuk beribadah baik yang wajib maupun yang sunnah. Ibu hanya bantu do'a agar suamimu diberi hidayah." kata bu Fitri

"Amiinn, makasih bu." kata Dira.

"Yasudah, ayo kerja lagi," kata bu Fitri.

Disiang hari Andri datang kerumah bu Fitri. Andri adalah teman Dira sewaktu SMA. Dia seorang duda beranak satu. Dulu dia menikah dengan Lusi yang juga teman Dira. Mereka berpacaran semenjak SMA, setelah 2 tahun lulus mereka memutuskan menikah. Walaupun hak asuh anak jatuh pada mantan istrinya. Andri tak pernah lupa tanggung jawabnya.

"Assalamualaikum." kata Andri.

"Waalaikum salam. eh, Andri silahkan masuk." kata Dira.

"Iya, makasih, bu Fitrinya ada Dir." kata Andri

"Bu Fitri lagi sholat, sebentar lagi juga selesai." kata Dira.

"Kamu apa kabar Dir? sudah lama gk ketemu." tanya Andri.

"Alhamdulillah baik, kamu sendiri gimana kabarnya? tanya balik Dira.

"Ya...., beginilah masih masak sendiri, makan sendiri, cuci baju sendiri, tidur pun sendiri," jawab Andri.

"Makanya cari pasangan biar gak sendiri lagi." kata Dira.

"Tiap hari juga usaha, kurang usaha gimana lagi coba, aku udah nyari dari sabang sampai merauke berjajar pulau-pulau pun sudah kulewati, masih belum nemu juga." kata Andri.

"Haaaahhhh, ngomong sama kamu mah gak pernah nyambung, " kata Dira.

"Biar nanti aku yang sambung." kata Andri.

"Terserah," kata Dira jutek.

.

.

.

.

Jangan lupa tingalkan jejak.

karena aku masih belajar butuh masukan dari kalian.

terima kasih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!