NovelToon NovelToon

Cinta Agresif Tuan Muda

Pertemuan Pertama

Rifqan Athala Faruq adalah seorang CEO muda di perusahaan ayah nya Faruq Company yang bergerak di bidang perfilman. Perusahaan Faruq Company adalah perusahan terbesar ke 4 di dunia yang memiliki banyak cabang di berbagai negara lainnya. Rifqan yang kejam tetapi tetap menjadi calon suami idaman bagi para kaum hawa diluar sana

Bagaimana tidak, Dia adalah orang yang terbilang sangat tampan, tinggi nya mencapai 188cm, mata nya yang biru dan tajam bak elang yang siap menerkam mangsa seolah menambah nilai ketampanan nya. Ditambah lagi roti sobek yang ia punya, rasanya setiap orang yang melihat nya pasti akan kejang kejang

Pinkan Cleotra adalah seorang gadis yang cantik. Dia dulu nya adalah gadis yang sangat ceria dan penurut. Pinkan adalah anak satu satu nya dari Raka cleotra dan almarhum istri nya dulu.

Pinkan kecil sangat sedih saat ibu nya belum lama meninggal, tapi ayah nya sudah membawa seorang wanita untuk menjadi ibu tirinya

Pinkan bukan lah seorang gadis cengeng yang menceritakan kisah hidup nya kepada siapa pun. Dia hanya menceritakan keluh kesah nya pada sahabat yang sangat ia percayai yaitu Kiara Admaja

Namun keceriaan nya hilang saat dia selamat dari maut dan sadar bahwa dia sudah terlahir kembali. Dan dia bertekad kuat untuk membalaskan dendam ibu nya dan perbuatan ibu tiri nya di masa lalu

Kiara Admaja adalah sahabat Pinkan yang sifat nya berbanding terbalik dengan Pinkan. Kiara adalah sosok orang yang dingin dan cuek. Namun, saat bersamaan Pinkan dia akan menjadi sosok yang ceria dan manja di depan Pinkan

********************************************

Di sebuah kamar hotel yang cukup luas, terdapat beberapa kelompok orang yang berpakaian serba hitam dan berbadan kekar

Mereka adalah sekelompok mafia perdagangan manusia yang memperjual belikan organ dalam. Dan mereka juga lah yang berbuat curang dalam berbisnis dan mencuri harta keluarga Faruq secara diam-diam. Ckck, tak takut mati kalian?

Pinkan tersadar di dalam sebuah bathub dengan kondisi kaki dan tangan terikat dengan sebuah rantai yang ukuran nya cukup besar

Apa yang terjadi? bukankah aku sudah mati dibakar bersama ayah disebuah apartemen oleh Amrita dan Dharma, lalu mengapa aku disini, batin nya yang mencoba mencerna situasi

BRAKK !!

Tiba tiba ada seseorang yang menendang pintu dengan sangat kuat, membuat pinkan segera menoleh ke arah suara

"Ternyata disini masih bersembunyi satu orang lagi!" Ucap seorang pria yang mendobrak pintu

"Katakan! Apa hubungan mu dengan orang yang berada di luar?" ucap Rifqan dengan emosi yang membara sambil mencengkram erat dagu Pinkan. Bisa dipastikan itu akan memerah

Pinkan hanya diam sambil menatap wajah pria yang berada di depan nya itu, dia sungguh masih merasakan sesuatu yang berbeda dari tubuhnya

"Maaf..aku.. tidak tahu kamu sedang berbicara apa." ucap Pinkan dengan pelan karena tidak bertenaga

Dengan sangat emosi Rifqan memegang dagu Pinkan dengan kasar dan berkata. "Tidak tahu?Katakan dimana kalian menyembunyikan nya! Kamu termasuk salah satu komplotan para preman di luar, kan?"

Pinkan hanya diam dan menatap manik mata Rifqan dalam karena merasakan panas di tubuh nya yang semakin menjadi

"Jangan kau pikir karena kau seorang wanita aku akan berbelas kasihan dan tidak berani membuat mu mati!" teriak Rifqan dan menghempaskan dagu Pinkan dengan kasar

Kenapa tubuh ku terasa sangat panas sekali. Aku baru pertama kali merasakan panas seperti ini. Apa lagi saat nafas nya mengenai kulitku, aku terasa sangat geli sekali, ucap nya dalam hati

Pinkan tiba-tiba menjadi tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Dia seperti merasa haus akan sentuhan. Saat pria di depannya berbicara, nafasnya yang menembus kulit Pinkan seakan membuatnya merasa semakin geli

DORR DORR

Rifqan menembak rantai yang membelenggu kaki dan tangan Pinkan. Dia membebaskan wanita itu karena akan membawanya ke markas untuk segera mengintrogasinya secara langsung. Karena melihat wanita didepannya sangat lemah, Rifqan menggendongnya ala bridal style

Tapi, dengan sangat tidak diduga. Setelah berjalan beberapa langkah, Pinkan yang memeluk leher Rifqan, malah mencium bibir Rifqan dengan sangat rakus. Dia seakan sedang mendapatkan makanan terenak di dunia. Pinkan juga mulai memegangi dada bidang pria itu dengan brutal dan berani

"Apa yang kau lakukan? Kau sengaja ingin menggodaku, ya?"

"Panas ... aku sangat tidak nyaman." seru Pinkan sambil menggesek tubuhnya pada dada Rifqan

"Jangan-jangan kamu? Apakah ada yang memberikanmu obat?" tanyanya secara spontan

Pinkan hanya diam dan terus melenguh. Sebagai seorang pria, insting ke priaannya tidak dapat di tolerir. Meskipun itu Karena obat atau karena hal lain. Pria perkasa tetaplah menjadi angsa bila mendapatkan mangsa

Dia langsung masuk ke dalam mobilnya, dan meminta supir pribadinya untuk kembali ke markasnya. Setelah sampai, dia langsung memasukkan wanita itu ke ruangan pribadinya

BUGH

Rifqan melemparkan tubuh Pinkan dengan kasar ke atas ranjangnya. Lalu, dia menyobek pakaian wanita itu dengan sadis. Setelah itu, Rifqan melemparkan Pinkan ke dalam bathtub yang berisikan es dingin. Namun, sebelum itu, Rifqan sempat meminta pada bawahannya untuk mencampurkan lagi air di dalam bathtub dengan es batu. Bisa dibayangkan ya teman-teman, gimana dinginnya

"Aww. Dingin sekali." pekik Pinkan sambil mendekap tubuhnya sendiri

Rifqan menyalakan shower yang berada di atas bathub. Dan airnya di atur menjadi air dingin, dan disiramkan ke atas kepala Pinkan

"Gadis bodoh. Sebentar mengatakan panas, setelah itu mengatakan dingin!" cibirnya tak suka

Setelah mengguyur wanita yang tak dikenalinya dengan air dingin. Rifqan keluar untuk menerima laporan dari bawahannya. Dia meninggalkan wanita itu sendirian dengan kejam

"Bagaimana? Sudah kau bereskan semuanya?" tanyanya pada bawahannya

"Sudah, Bos! Semuanya sudah kita serahkan ke kantor polisi untuk di periksa. Dan, orang-orang kita akan mengatur mereka, dapat dipastikan kalau mereka akan menerima hukuman mati." jawabnya

"Hahaha. Bagus-bagus, itulah hukuman untuk orang yang berani berbuat curang dan mencuri harta keluargaku," Rifqan tertawa sangat puas

"Lalu, untuk wanita tadi, apakah kamu sudah mendapatkan informasinya?" tanyanya lagi

"Kami belum bisa mendapatkan informasi apapun tentang wanita itu, bos. Tapi, setahuku mereka tidak pernah bekerja sama dengan seorang wanita." jelas bawahannya

"Jadi, siapa sebenarnya wanita itu." gumamnya

Bawahannya tidak berani menjawab. Dia sudah tahu salah karena tidak mendapatkan informasi yang masih diinginkan bosnya itu

"Bos!" panggil bawahannya yang lain

"Kami sudah mengintrogasi salah satu bawahannya. Sebenarnya, wanita itu tidak ada hubungannya dengan mereka. Wanita itu dijual oleh ibu tirinya untuk dijadikan budak s*x para preman itu!" ucapnya tergesa-gesa

"Apa? Biadab sekali! Apakah informasi mu memang sudah jelas bisa dipercaya?" tanya Rifqan meyakinkan

"Benar, bos. Informasi ini tidak mungkin salah." tambahnya lagi

Seketika, Rifqan seperti teringat sesuatu yang sudah ia lupakan. Dia berlari masuk ke dalam kamar mandinya dan melihat wanita yang terendam dengan air es itu seperti sudah membeku. Dia buru-buru mendekati wanita itu

Kondisinya sangat menyayangkan. Bibir nya sudah membiru, kulitnya sudah pucat, dan tubuhnya sudah sangat dingin. Mungkin, hanya tinggal menunggu ajal menjemputnya saja

"Dasar gadis aneh! Kenapa kau tidak berteriak meminta tolong!" ucap nya dengan frustasi

Sepertinya, dia tidak sadar akan kelalaiannya sendiri yang sudah meninggalkan wanita yang tidak sadarkan diri di dalam rendaman air sedingin kutub Utara. Jangankan untuk berteriak meminta tolong. Untuk bergerak saja dia tidak mampu

...Hai kak, dukung terus karya aku ya...

...Jangan lupa tinggalkan like, vote dan berikan komentar nya...

...Berikan bintang 5 nya juga agar author semangat buat up lagi...

...Terima kasih...

Kebaikan

Rifqan buru-buru menggendong wanita itu dan menidurkannya di atas ranjang yang tidak pernah ditempati oleh orang lain selain dirinya. Baru Pinkan lah, orang kedua yang tidur di ranjang itu

Rifqan berteriak-teriak memanggil para bawahannya untuk segera memanggilkan dokter khusus markasnya

"Panggilkan dokter sialan itu kemari, segera!" teriaknya seperti orang gila

"Baik, tuan!" ucap bawahannya ketakutan

Tak berapa lama, dokter yang dimaksud pun datang. Dokter itu masih menyayangi nyawanya. Jadi, walaupun dia sedang melakukan one night stand, dia akan buru-buru memakai pakaiannya

Setelah memeriksa keadaan Pinkan. Dokter itu akhirnya bisa bernafas lega kembali dan dia juga bisa menarik nafas sedalam-dalamnya untuk menetralkan rasa lelahnya saat menuju kesitu

"Kau tidak perlu khawatir, dia hanya mengalami demam akibat obat perangsang nya yang sedang bekerja. Dan dia sepertinya sangat kedinginan. Dia hampir saja mengalami Hipotermia. Hanya perlu menyuntikkan obat ke dalam infusnya saja." jelas dokter itu

"Hem baiklah, kau sudah boleh pergi." Rifqan mengusir dokternya secara terang-terangan

"Kau sudah menganggu acaraku. Dan sekarang kau mengusirku? Kau tidak ingin menjelaskan, siapa gadis ini?" godanya

"Kalau begitu, katakan! Kau ingin dimakamkan dimana? Aku akan menuruti keinginan terakhir mu." ujar Rifqan dengan wajah datarnya

"Baiklah. Aku pergi sekarang! Tapi, apakah kau impoten?" dokter itu seperti tidak takut apa-apa . Bisa-bisanya dia menanyakan hal yang tidak berperasaan seperti itu

"Kau!" tunjuk Rifqan pada salah satu bawahannya. "Bawa tamu kita keluar! Jika dia masih banyak bicara, kau bisa membungkam mulutnya dengan pisau belati mu." ucapnya tanpa perasaan

Seketika, raut wajah dokter itu berubah tegang. Dia langsung melenggang pergi tanpa diantar. Setelah dokter itu pergi, Rifqan juga memutuskan untuk pergi karena ada sesuatu hal yang harus diurusnya. Tapi, sebelum pergi, dia sudah berpesan pada para bawahannya yang berjaga disekitar kamar Pinkan

"Jika dia sudah sadar. Jangan biarkan dia pergi, katakan padanya untuk menungguku kembali." pesannya

Sekitar dua jam telah berlalu. Pinkan akhirnya tersadar dari tidurnya. Dia melihat sekeliling dan merasa tidak mengenali tempat itu. Dia mencoba bergerak, tapi tangannya seperti tertahan sesuatu

Saat dia melihat, ternyata tangan kanannya sedang diinfus. Dia menghela nafas, karena suhu tubuhnya masih terasa panas. Dan, beberapa memori masa lampau nya seketika berputar di kepalanya seperti rekaman yang sedang diputar ulang. Dan hal itu, membuatnya bertambah pusing

Tapi, dia sangat senang dan menjadi semakin bersemangat, dia merasa sangat senang karena dia sudah terlahir kembali dan tertawa untuk mengutuk ibu tiri dan mantan tunangan nya itu

"Hahaha! Amrita, Dharma, aku sudah dilahirkan kembali ke dunia ini." ucap nya berteriak dan memaki mereka berdua

"Haha. Aku ditakdirkan tuhan hidup kembali dan membalas kan apa yang sudah kalian lakukan terhadapku!" ucap Pinkan dengan raut benci nya dan tertawa sinis

Saat dia sedang memaki ibu tiri dan mantan tunangan nya, tiba tiba ada petir menyambar di langit yang gelap seperti menyetujui ucapan dari Pinkan tersebut

"Lihatlah! alam pun menyetujui ucapanku. Aku akan membalaskan kekejaman kalian!" teriaknya lagi. Pinkan memejamkan matanya karena menahan air matanya yang sudah tergenang di pelupuk matanya

Saat Pinkan membuka mata nya tiba tiba sudah ada tuan muda Rifqan berdiri tepat didepan nya dengan berkacak pinggang, membuat Pinkan kaget setengah hidup nya. Hehe bukan setengah mati ya karena dia kan masih hidup, tidak jadi mati

"Kenapa kamu bisa ada disini?" tanya Pinkan dengan raut wajah yang sangat galak. Seakan siap menerkam mangsanya

Dia yang saat ini, dengan dia yang berada di hotel memang sangat berbeda, batin Rifqan dan memperhatikan Pinkan. Tuan muda Rifqan pun mulai berjalan mendekat.

"Ini adalah rumahku. Jadi, jika tidak berada disini. Lalu, aku harus berada dimana?" ucapnya dengan seringai tipis nya dia melanjutkan kalimat nya

"Aku tahu, ini adalah rumah mu. Tapi, ini adalah kamar yang sedang aku tempati. Jadi, kau dilarang masuk di area ini. Paham?" pekik Pinkan tak tahu diri

"Hahaha! Kau tidak tahu siapa aku? Seorang tamu bukanlah raja di rumah orang lain!" sahut Rifqan

"Dengar ya, tuan! Aku tidak tahu kenapa aku bisa ada di rumah ini. Dan seingatku, aku tidak berjalan sambil tidur kesini. Jadi, jika bukan kamu yang membawaku. Lalu siapa lagi yang berhak membawa seorang wanita ke rumahmu?" sanggah Pinkan dengan cepat

"Nada bicara mu sombong sekali!" Ucap tuan muda Rifqan dengan tersenyum sinis. Rifqan berjalan ke arah Pinkan dan duduk di samping wanita yang sedang di infus itu

"Ka..kamu mau apa? Jangan dekat-dekat. Jangan berani macam-macam, ya!" Ucap Pinkan yang sedikit takut karena tuan muda Rifqan berjalan mendekati nya

Tuan muda Rifqan pun tersenyum tipis mendengar penuturan Pinkan dan semakin mendekat pada nya dan berbisik di telinga Pinkan

"Aku hanya ingin mengatakan sesuatu saja." ucap nya dan tersenyum jahil menatap Pinkan. Sebenarnya, dia sudah sangat ingin tertawa sekarang

"Kamu lapar, kan?" bisiknya tepat ditelinga Pinkan

"A..apa? Tidak." Sahut Pinkan menyangkal

KRUK KRUKK

Perut Pinkan berbunyi tepat setelah dia menyangkal pertanyaan Rifqan. Dengan wajah malu, dia menunduk diam

Dengan tergelak kencang karena melihat Pinkan yang benar-benar merasa malu. Rifqan kembali mengolok Pinkan

"Perutmu saja mendustaimu. Dia tidak tahan untuk menahan kebohongan mu. Jadi, perutmu sedang tidak bisa diajak kerja sama."

"Apakah ada makanan? Aku memang belum makan." Pinkan akhirnya mengakui

tuan muda Rifqan mengeluarkan satu buah kantong yang berisikan kotak bekal berwarna kuning. Kemudian, dia menyerahkannya pada Pinkan

"Ini, aku membawa kan nya untuk mu, kamu pasti belum makan kan? Itu asisten rumah tanggaku yang menyiapkannya." Tuan muda Rifqan memberikan bekal itu dengan senyuman yang sangat tulus

"Cepat sekali anda menjelaskan. Anda berharap kalau aku akan berpikir, bahwa anda lah yang memasak untukku?" sindir Pinkan

Rifqan hanya diam dan tersenyum. Berusaha menampakkan sederetan giginya yang tampak rapi dan putih

Pinkan pun bengong karena kebingungan dengan sikap tuan muda Rifqan yang cepat sekali berubah nya.

Satu detik yang lalu masih seperti ingin memangsa ku, satu detik kemudian malah sangat baik padaku Aneh sekali tuan muda ini, batin nya

Tapi dia peduli padaku berarti dia orang baik kan, Baru kali ini ada orang yang peduli padaku, batin Pinkan sambil melihat kotak bekal itu dengan makna yang dalam

Pinkan membuka kotak bekal itu dengan perasaan haru. Dia mulai memakan makanannya dengan sangat lahap, seperti orang yang sudah tidak makan dari lama. Karena, dia memang merasa sangat lapar sekali

"Terima kasih Tuan." ucap Pinkan sambil tersenyum dan langsung memakan isi yang ada di dalam kotak bekal yang tadi di berikan oleh tuan muda Rifqan kepada nya

DEGH!!

Ada perasaan aneh saat melihat senyuman wanita di depannya ini. Ada perasaan hangat yang mengalir di dalamnya. Dan, membuatnya menjadi bahagia

"Rifqan saja " Pinkan pun melihat ke arah tuan muda Rifqan dan menatap tuan muda Rifqan karena tidak mengerti dengan apa yang di maksud oleh Tuan muda Rifqan barusan

"Selanjutnya, panggil aku Rifqan saja." ujar tuan muda Rifqan menjelaskan dan Pinkan pun tersenyum serta mengangguk mengerti

"Ahhh iya, perkenalkan nama ku Pinkan Cleotra." ucap nya sambil mengulurkan tangan nya ke arah Rifqan untuk berjabat tangan.

Saat berjabat tangan dengan Pinkan, Rifqan merasakan ada desiran halus yang mengalir di dalam diri nya dan hal itu juga turut di rasakan oleh Pinkan

Tangan nya hangat sekali, lirih Pinkan dalam hati, dan tanpa sadar mereka berjabat tangan dengan waktu yang sedikit lama

Pinkan yang tersadar lebih dulu pun langsung menarik tangan nya dan tertawa canggung.

"Haha tuan Rifqan sudah larut sepertinya aku segera pamit harus pulang." ucapnya sambil menghapus sisa makanan disudut bibirnya dengan tissue dan ingin beranjak

"Tunggu! Kamu masih diinfus, masih belum pulih. Bagaimana, kalau kamu menginap disini saja?" tawar Rifqan

"Kamu ... akan tidur dimana?" tanya Pinkan dengan terbata-bata

"Tenang saja. Aku akan tidur di kamar yang lainnya." jawabnya seakan mengerti tentang kekhawatiran wanita itu

"Baiklah. Aku akan menurut. Tapi, jangan coba-coba untuk mencari kesempatan saat aku tidur." ancamnya diakhir kalimat yang diucapkannya

"Mulai lagi. Tidak akan! Sudah, tidurlah." titahnya dan langsung keluar dari kamar itu

Kejutan Untuk Amrita

Keesokan harinya, Pinkan sudah terbangun. Dia sudah merasakan sehat dan merasa sangat segar. Rifqan masuk dengan membawa sebuah nampan yang tersusun sepotong roti dan susu hangat

"Makanlah dulu. Setelah itu, aku akan mengantarmu pulang." ucapnya

"Apakah anda yang membuat ini?" tanya Pinkan sengaja

"Bukan. Teman-teman ku membeli sarapan. Dan, itu kelebihan. Jadi, aku memberikannya untukmu." kilah Rifqan. Dia menggelengkan kepalanya cepat

"Oh. Aku makan, ya?" Pinkan meminta izin. Tapi sebelum mengatakan itu, dia sudah lebih dulu menggigit rotinya

Padahal, itu memang disediakan olehnya. Rifqan dengan sengaja menyuruh bawahannya untuk membelikan roti itu. Dia beralibi untuknya. Padahal, roti itu akan diberikan untuk wanita yang baru saja ditemuinya

"Kau tidak takut ku racuni? Tidak ada kewaspadaan sama sekali pada dirimu."

"Aku tidak takut. Kalau anda berniat jahat padaku, anda pasti akan membunuhku dari semalam. Tapi, nyatanya anda lah yang mengobati saya." jelasnya sambil menaikkan sebelah tangannya yang diinfus

Dia tidak tahu, karena aku lah dia menjadi demam seperti itu. Bahkan, nyaris terkena Hipotermia. Tentu saja, aku harus bertanggung jawab, batin Rifqan

Awalnya, dia memang merasa bersalah pada wanita di hadapannya itu. Tapi, baru sehari mereka bertemu. Entah kenapa, jantung Rifqan menjadi seperti tidak normal setiap kali berbicara dengan wanita ini

"Hem! Kenapa kamu ada di hotel itu, bersama para preman gadungan penjual organ tubuh manusia itu?" tanya Rifqan berpura-pura tidak tahu

Uhuk-uhuk

Pinkan malah tersedak dengan susu yang dia minum. Dia tidak tahu harus menjawab apa pertanyaan pria ini. Dia cukup malu untuk mengatakan masalah internalnya, kalau dia berseteru dengan ibu tirinya dan dijual oleh ibu tirinya. Tapi, mau tidak mau, dia tetap harus mengatakan yang sebenarnya

"Aku dijual oleh ibu tiriku untuk menjadi budak s*x mereka. Setelah itu, mereka akan mengambil organ dalam ku untuk diperjual belikan." ucapnya pelan. Dalam hatinya, dia sudah bergidik ngeri

"Ayo laporkan ibumu itu. Dia sudah berkomplot dengan para preman itu. Kita bisa menghukumnya dengan memenjarakannya seumur hidup, atau memberikannya hukuman mati!" ujar Rifqan dengan api amarah yang sudah bergejolak

"Tidak, tidak perlu. Kita tidak usah melaporkan ibuku." sanggah Pinkan

"Kenapa? Kau masih ingin dijual menjadi budak s*x lagi oleh ibumu?" tanya Rifqan dengan mutlak

Pinkan lagi-lagi tersedak susu yang sedang dia minum. Dia juga bingung untuk menjawab pertanyaan pria di depannya ini. Pria yang berada di depannya sekarang, terlalu pintar! Jadi, pasti susah untuk dibohongi

Apakah dia harus mengatakan kalau dia terlahir kembali? Tidak bisa! Yang ada, bukannya diantarkan pulang, bisa-bisa dia malah mengantarkannya ke rumah sakit jiwa

"Bukan begitu, tuan! Aku akan membalaskan semua padanya dengan caraku sendiri. Anda tenang saja." ucap Pinkan berusaha menenangkan

"Ya sudah. Segera habiskan sarapan mu." titahnya

Setelah selesai sarapan. Rifqan mengantar wanita itu pulang. Tidak sampai tepat di depan rumahnya. Karena Pinkan hanya minta diantarkan sampai di pertigaan jalan dekat rumahnya

"Terima kasih, tuan!" ucapnya

"Hey, tunggu!" teriak Rifqan

Pinkan berbalik dan sedikit menunduk untuk bisa melihat wajah Rifqan. Dia mengerutkan alisnya seakan sedang bertanya

"Kau tidak mau ponselmu lagi?" tanyanya sambil menggoyangkan benda pipih ditangannya

"Tentu saja mau." Pinkan berusaha merebut, tapi langsung ditarik oleh Rifqan

"Tunggu sebentar." Rifqan mulai mengetikkan sesuatu ke ponsel yang lain yang dipegangnya. Setelah itu dia mencoba mengecek dengan mencoba menelpon ke ponsel milik Pinkan

"Selesai! Ingat selalu penyelamatmu!" ucapnya sambil memberikan ponsel itu pada pemiliknya. Setelah itu dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi

"Aku kira dia tulus saat membantuku." gumamnya lirih

Tapi dia tidak mau memikirkannya lagi. Dia berjalan pulang untuk memberikan kejutan kepada Amrita dengan keselamatannya sekarang

Setelah sampai di rumah nya, Pinkan melihat ada keramaian dirumah nya seperti ada sebuah acara yang sedang berlangsung dirumah itu. Dia berusaha mengingat-ingat hari penting apa hari ini

Benar! Aku ingat hari ini adalah acara ulang tahun anak kesayangan ibu tiri ku Amrita, Verel Cleotra. Pasti ada banyak orang kelas atas yang di undang, batin Pinkan.

Pinkan tersenyum puas karena merasa takdir sangat mendukung nya saat ini dan merasa ini adalah kesempatan bagus untuk selangkah membalaskan dendam kepada ibu tiri nya itu

"Itu adalah letak kamarku!" ucap Pinkan pada diri nya sendiri. Ya, Pinkan memasuki kamar nya dengan memanjat tembok untuk naik ke lantai dua dimana kamar nya berada

"Kamar ku masih seperti semula, setelah menjual ku, Amrita belum sempat menguasai kamar ku karena masih disibukkan dengan party anak kesayangan nya itu." ucap nya sambil melihat ke sekeliling kamar nya.

Kamar Pinkan tidak terlalu besar dengan nuansa putih abu abu, sesuai dengan diri nya yang tidak terlalu mencolok dan ingin ketenangan. Dia langsung menuju ke arah lemari nya dan mengambil sebuah gaun berwarna coklat muda dan langsung memakai nya , rambut nya hanya di biarkan tergerai begitu saja tapi sudah membuat Pinkan terlihat sangat cantik

Amrita aku datang kembali untuk membalaskan semua penderitaan ku dulu untuk mu, batin Pinkan dengan penuh semangat

Setelah merasa dia sudah berpenampilan dengan sempurna, dia pun turun dengan penuh percaya diri. Tidak ada yang menyadari keberadaan Pinkan, karena semua orang di sibukkan dengan kata kata sanjungan untuk Verel Cleotra.

"Selamat malam ibu ku, Amrita." Pinkan mengucapkan itu dengan senyuman yang mengambang di wajah cantik nya, Sontak saja suara Pinkan itu membuat Amrita yang sedang berbincang bincang dengan rekan nya dan saling memuji satu sama lain itu terkejut

Pasal nya, menurutnya Pinkan pasti lah sudah tiada karena sudah dia jual ke perdagangan manusia untuk dijadikan budak s*x sesaat mereka dan akan di ambil orang dalam nya untuk diperjual belikan ke luar negeri. Dunia ini memang sangat mengerikan

Dia membalikkan badannya untuk memastikan suara yang mirip dengan putri tirinya. Dan, dia melihat, memang benar Pinkan yang hadir disana. Membuat dia tambah terkejut sampai-sampai dia menumpahkan minuman yang sedang dia pegang ke tamu yang sedang berdiri di depan nya

Kenapa dia bisa berada disini? Tadi sore aku sendiri yang mengantar dan menyaksikan dia sudah dijual pada sekumpulan preman itu. Harus nya sekarang dia sudah di permainkan sampai mati oleh sekumpulan preman itu, dan tidak ada yang akan berebut harta warisan dengan Verel kedepannya, batin Amrita melihat Pinkan dengan kesal

Ayah Pinkan yang melihat kehadiran Pinkan pun tersenyum karena dia tidak mengetahui apa yang sebenar nya terjadi kepada putri kesayangan nya itu, dia menepuk bahu Verel yang sama terkejut nya dengan ibu nya Amrita

"Verel, ibu mu tadi baru saja mengatakan kakak mu marah dan pergi dari rumah." ucap ayah nya yang tersenyum

"Ayah baru akan mencari nya setelah pesta selesai, tapi ternyata kakak mu sudah kembali sebelum pesta selesai." Raka melihat putrinya dengan tersenyum yang mengembang

"Iya yah, baik sekali." jawab Verel dengan menggemeretakkan giginya

Verel tersenyum sinis karena melihat kedatangan kakak nya itu di pesta ulang tahun nya, dia merencanakan sesuatu untuk membuat Pinkan malu.

Pinkan menyadari tatapan jahil dari adik tiri nya itu, dan dia pun juga melayangkan tatapan tajam nya kepada ibu dan anak yang sedang berdiri berdampingan itu.

Amrita aku kembali, Pinkan yang dulu polos itu sekarang sudah tidak ada lagi , aku tidak akan membiarkan kalian ibu dan anak menghancurkan keluarga Cleotra, sekarang aku akan menjaga keluarga Cleotra, juga melindungi ayah ku.

Tanpa di sadari oleh Pinkan ada sepasang mata yang sedari tadi memperhatikan Pinkan dan tersenyum ngeri

Ternyata disini aku bisa bertemu dengan nya, kelihatan nya malam ini akan sangat menarik, aku ingin lihat, dia membalaskannya dengan cara apa, batin orang itu

"Adik kesayangan ku hari ini berulang tahun, Ibu mengapa tidak memberitahu ku lebih awal?" Dia mengatakan itu dengan tersenyum sinis dan berpura pura menyedihkan

"Sore tadi masih memberikan ku obat tidur agar aku tidur lebih lama," Dia tersenyum sinis lalu melanjutkan ekspresi memelas nya dengan sangat menyedihkan

"Untung saja aku bangun lebih awal, kalau tidak apakah aku akan melewati pesta ulang tahun adikku sendiri?" ucap Pinkan dengan suara yang dibuat buat

Amrita terkejut mendengar penuturan Pinkan yang di rasa nya sedikit berbeda dari biasa nya, dan penuturan itu pun sukses membuat Amrita malu di depan rekan rekan nya

"Mana.. mana mungkin, Tapi Pinkan, bukankah dua hari ini kamu selalu mengeluhkan jika kamu sedang kurang sehat, dan aku membiarkan mu untuk tidur lebih lama."

Amrita juga berakting seolah olah dia adalah ibu tiri yang baik bagi Pinkan, dengan tersenyum canggung dia pun kembali menimpali

"Kalau masalah ucapan untuk adikmu, kamu kan bisa mengucapkannya kapan saja. Kita satu keluarga selalu saling mengerti." Amrita menimpali

Ayah Pinkan yang mendengar itu pun bingung dengan percakapan mereka. Dia merasa ucapan Amrita tadi berbeda dengan yang dia katakan sekarang

Bukan kah Amrita mengatakan kalau Pinkan pergi dari rumah, kenapa sekarang malah jadi istirahat dirumah, tampak nya aku harus berbicara dengan Amrita

"Ahhh, jadi keluarga tidak di perbolehkan menghadiri acara ini ya?" Masih dengan ekspresi yang dibuat-buat menyedihkan sedemikian rupa

"Kalau begitu aku permisi, maaf karena telah menganggu acara kalian." ucap nya dan mulai melangkahkan kaki nya.

Seakan tamu yang hadir di acara itu percaya apa yang di ucap kan Pinkan, mereka pun mulai berbisik bisik tentang Amrita

"Ah kasihan sekali Pinkan, seperti nya ada yang tidak beres ya."

"Sepertinya dia diperlakukan tidak layak di rumah ini." ucap yang lainnya

Karena Amrita mendengar desas desus yang dibisikkan para tamu undangan itu, Amrita jadi tersenyum canggung dan bingung harus menanggapi bagaimana

"Bukan begitu, Pinkan bisa hadir di acara Verel, tentu saja hal yang sangat baik." Amrita melihat Pinkan dengan tatapan yang sulit di artikan

"Sekarang waktu nya adik mu memotong kue, kemari lah kita potong bersama-sama." ucap Amrita untuk mengalihkan perhatian

"Ahhh tidak tidak ibu, sedari kecil kan ibu selalu memperingatkan aku untuk tidak menyentuh apa pun milik Verel," Jawab Pinkan dengan wajah yang dibuat seperti ketakutan

"Apa lagi ini aku harus memotong kue ulang tahun nya. Nanti ibu pasti akan menghukum ku!" Ucap nya lagi dengan menekan kata menghukum dan melayangkan tatapan membunuh nya ke arah Amrita

Amrita yang melihat tatapan itu pun sedikit takut dan gemetar. Baru kali ini dia melihat tatapan tajam seorang Pinkan Cleotra. Selama ini, dia hanya melihat tatapan sendu, sedih dan merintih di mata gadis itu

Tatapan gadis ini apa yang terjadi, kenapa ada perasaan menekan yang begitu kuat, apakah dia masih gadis bodoh yang ku kenal dulu, batin Amrita yang merasa Pinkan hari ini berbeda

Ayah Pinkan yang melihat suasana yang mencekam tapi tidak mengerti langsung angkat bicara. Dia tidak mau suasana ini menjadi canggung

Lalu sang ayah memanggil anak nya."Sini Pinkan berdiri disamping ayah, nanti nyanyikan lagu untuk verel bersama dengan ayah ya."ucap ayah nya berusaha mencairkan suasana

"Baik ayah." Pinkan langsung menerima ajakan ayah nya dan pergi bersama dengan tertawa bahagia,

Sedangkan Amrita masih berdiri mematung seakan tak percaya dengan apa yang sudah ia alami tadi

Verel yang melihat ibu nya itu langsung menatap Pinkan dengan tatapan benci dan menghampiri ibu nya.

Dia kembali menatap Pinkan yang sedang tertawa dengan ayah nya dengan tatapan benci.

Pinkan cleotra! berani nya kamu menindas ibu ku !! Awas saja kamu! batin Verel sambil mengepalkan tangannya

Lalu dia menghampiri Pinkan untuk berencana membuat Pinkan malu dengan meminta kado yang istimewa dari kakaknya. Dia tahu, pasti Pinkan tidak menyiapkan apapun untuknya

"Kakak hari ini ulang tahun ku, kamu menyiapkan kado apa untuk ku? Biasa nya ibu memberikan uang jajan yang banyak untuk mu, kado yang kamu siap kan pasti lah tidak biasa kan?" Dia pun mengatakan itu dengan seringaian tipis di bibir nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!