'Aku seorang pegawai biasa yang bermimpi mendapatkan gajih yang besar dan jabatan yang tinggi. Kerja keras yang aku lakukan bertahun-tahun ini membuahkan hasil, hingga saat ini aku diangkat sebagai manager baru disalah satu perusahaan yang selama Empat tahun ini aku bekerja.
Pencapaian ini tentu tidak mudah, apalagi melihat latar belakangku hanya lulusan Sarjana Ekomoni di Universitas swasta. Bahkan aku seorang yatim sekarang, ayahku meninggal ketika aku umur tiga tahun dan dua tahun lalu Ibu yang ku janjikan kebahagian kini telah menyusul ayahku ke syurga.
Meskipun terkadang merasa sedikit kecewa dengan hasil yang didapat, bukan karena tidak mensyukuri hanya saja ketika aku sudah berada di satu titik ini, Orangtua yang aku ingin bahagiakan dan banggakan telah pergi kepangkuan tuhan.
Ini hanya sekelumit kisah tentang aku, Aprilia Megandari. S,E yang sekarang telah menjabat sebagai Manager pemasaran.
Dan ini juga tentang kisah cinta yang belum usai, dan mungkin kisah itu akan terulang kembali dengan seiring berjalannya waktu. Atau mungkin kisah ini tidak akan berlanjut, maka biar waktulah yang menjawab'
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
“Selamat siang Bu Manager!” Seru seorang wanita yang kini sudah menjadi sekertaris ku
“Selamat siang juga, Atika” aku tersenyum melihat Atika, orang yang menjadi sekertaris ku ini adalah orang yang mengetahui bagaimana perjuanganku hingga bisa sampai saat ini
“Saya sudah membawakan makan siang Mba, seperti pesanan pagi tadi” Ucap Atika dan meletakan Nasi Padang kesukaanku.
Memang aku dan Atika sudah dekat jarak umur kami hanya beda Dua tahun, aku lebih tua karena itu aku sudah menganggap Atika sebagai Adikku sendiri.
“Terimakasih” jawabku dengan penuh ketulusan.
“Oh iya mbak, untuk acara ulang tahun perusahaan semuanya sudah hampir siap dan dalam agenda kita pak Wahyu selaku pemilik perusahaan ini akan mengumumkan pewarisnya dalam acara ini!” jelas Atika.
“Tau dari mana kamu tentang berita itu?” tanyaku dengan sedikit penuh rasa penasaran.
“dari gosip yang beredar, bahkan pak Karen pun membenarkan berita ini, Mbak!”
Karen Gusti Atmaja, siapa yang tidak tahu dengannya, dia menjabat sebagai wakil direktur dan lebih tepatnya Keponakan dari seorang Wahyu Subroto Atmaja.
Bahkan di umurnya yang sudah kepala tiga dia belum menikah dan banyak gosip yang beredar bahwa dia seorang playboy,dan tidak tertarik dengan pernikahan.
“Udah mbak mau makan, lebih baik kamu juga makan jangan bergosip terus!” Jawaku dengan nada tegas .
“Ya,ya,ya Baik ibu Aprilia Megandari. S,E yang terhormat, Selamat Siang!” aku hanya bisa tersenyum dengan sikap Atika yang sedang kesal itu.
Hari sudah berganti sore dan akupun sudah bersiap-siap untuk pulang kemudian mengistirahatkan tubuhku yang letih ini.
“Atika Mbak duluan yah!” ucapku sambil pergi meninggalkan Atika.
“Iya Mbak!!”
Aku bersenandung kecil ketika berjalan menuju tempat parkir, namun seseorang menepuk pundakku dengan sedikit kesal akupun menolehkan badanku
“Ehh, Ibu Manager!”Aku memutar bola mataku dengan malasnya
“Iya ada apa bapak wakil direktur!” jawabku sedikit ketus dengan orang yang menepuk pundakku, yang tidak lain adalah Keren sang wakil direktur
“Awalnya aku ingin memberikan tumpangan, tapi sepertinya kmu membawa mobil” jelasnya dengan nada cengengesannya.
“So, karena ini sudah sore saya duluan pak Karen terhormat!” akupun pergi dengan sedikit kesal dan Melajukan mobilku.
Aku sebenarnya kurang dekat dengan Mas Karen, namun karena dia gencar mendekatiku maka sedikit banyaknya aku tau tentang dia.
Aku bahkan sudah malas dengan tingkahnya meskipun Tampan tapi kadar narsisnya terlalu tinggi, dan itu hal yang paling aku tidak suka dari sifat laki laki yang seperti itu.
Bahkan banyak yang bergosip tentang aku yang pilih-pilih dalam hal pasangan, sampai-sampai aku dikatakan tidak lakunya karena pemilih.
Bukannya aku tidak ingin dekat dengan laki laki manapun hanya saja hatiku masih terikat dengan seseorang dimasa lalu yang telah dengan teganya mencampakkan dan menyakiti aku secara bersamaan, namun bodohnya itu aku masih mencintainya saat ini.
Laki-laki itu Januari Mahendra, laki laki yang masih bertahta didalam hatiku meskipun sudah disakiti dan dikecewakan
Acara ulang tahun akan dilaksanakan nanti malam, banyak persiapan yang dilakukan dari pagi tadi bahkan dekorasi hingga podiumpun sudah cantik dengan hiasan yang begitu menawan dan elegan.
Sebenarnya aku orang yang kurang suka dengan pesta, namun karena ini hari ulang tahun perusahaan dan akupun baru menjabat sebagai manager baru, maka mau tidak mau aku harus mengikuti pesta itu.
Bahkan Atika sudah mempersiapkan gaun yang akan aku gunakan nanti malam, aku mempercayakan kepada Atika karena dia sangat faham dengan model dan gaya yang aku suka.
Meskipun sebenarnya karena aku malas untuk belanja, jadi semua keperluanku untuk nanti malam Atika yang mengerjakannya.
Aku melihat jam tanganku menunjukan pukul 15.00 masih banyak waktu untuk persiapan acara nanti malam, aku bahkan masih bisa ke salon terlebih dahulu mempercantik diriku yang sudah sebulan lebih tidak melakukan perawatan karena terlalu sibuk dengan pekerjaan baruku.
Butuh beberapa jam untuk aku melakukan perawatan wajah, dan aku memotong sedikit rambutku seperti tren yang digunakan para idol drakor yang sering aku tonton, persiapan sudah aku lakukan meskipun sebenarnya aku perawatan bukan karena ada acara, namun karena sudah lama dan bahkan dari dulu pun aku sudah sering melakukan perawatan.
Aku memakai mini dress biru laut sepaha dengan high heels warna senada, rambut aku uraikan memperlihatkan anting dan juga kalung yang aku baru beli seminggu yang lalu dari hasil kerja kerasku selama ini.
Acar cukup meriah bahkan banyak kolega-kolega dari perusahaan besar lainnya yang datang dan ikut memeriahkan acara ulang tahun perusahaan ini, selain itu banyak juga tamu-tamu penting seperti para investor yang selama ini menanamkan saham di perusahaan tempat pekerjaanku ini.
“Selamat malam April!” seseorang memanggilku dengan suaranya yang lembut, akupun menoleh melihat sang penanya dia adalah Amelia Atmaja istri pemilik perusahaan yaitu Wahyu Subroto Atmaja.
“Selamat malam juga ibu!” akupun memberikan senyuman hangatku kepada beliau.
“Cantik sekali kamu malam ini” Puji ibu Amelia kepadaku.
“Terimakasih, ibu juga sangat cantik dengan gaun merah muda itu”
“Ahh, terimakasih kamu bisa ajah! Oh iya malam ini ada hal yang spesial karena anak ibu akan sudah kembali dari Amerika dan akan meneruskan perusahaan ini” jelasnya.
“Oh jadi gosip tentang pewaris itu benar adanya ya, Bu” tanyaku
“itu bukan gosip tapi fakta, sebentar lagi akan diumumkan dan kamu akan melihat seberapa gantengnya anakku, kamu pasti menyukainya!”
pernyataan dari Bu Amelia membuat sedikit 'seberapa gantengnya memang laki-laki itu' ucapku dalam hati
“Ibu bisa saja” jawabku dengan sedikit tawa
“Pokonya kalau kamu melihat pasti terpesona, dia belum menikah dan belum mempunyai kekasih kalau kamu nantinya beneran suka sama anak ibu, ibu akan langsung restuin kamu” aku dibuat melongo dengan ibu satu ini, dengan entengnya menawarkan anaknya, meskipun aku sudah lumayan mengenal beliau tapi, aku hanya sebatas mengenal dan tidak terlalu dekat dengan beliau maupun keluarganya
“Ibu duluan yahh!” beliaupun pergi dengan senyum terlukis diwajahnya, perasaanku campur aduk dan penasaran seberapa tampannya memang anak laki-laki satu-satunya dari seorang Wahyu Atmaja.
Pembukaan acara yang sedikit membosankan, pidato dari bapak direktur itu membuatku mengantuk dan sepertinya sehabis ini aku akan cepat-cepat untuk pulang ke rumah.
Setelah cukup lama dengan kebosanan akhirnya Pak Wahyu mengumumkan tentang penyerahan jabatan itu dan dengan penasaran aku melihat seorang laki-laki dengan postur tubuh yang bagus tinggi dan sepertinya sangat atletis itu berjalan menuju podium.
Pandanganku kini menjadi terasa buram dan sakit, laki laki yang menolehkan wajahnya kearah tamu pesta itu yang membuatku merasa sesak, laki-laki yang mengkhianatiku dan mencampakkan ku Lima tahun yang lalu.
Bahkan dengan jahatnya namanya masih saja bertahta didalam hatiku hingga saat ini
“Perkenalkan Saya Januari Fajar Atmaja”
Nama itu kenapa aku tidak pernah terfikirkan dan kenapa aku baru menyadari bahwa perusahaan ini adalah Atmaja Grup dan dia anak laki-laki yang selalu dibicarakan eh ibu Amelia, kenapa aku tidak terfikirkan dari dulu bahwa dia pernah berkata orangtuanya memiliki perusahaan yang diberi nama dari marga atau nama belakang ayahnya, kenapa?
Aku hanya terduduk lemas dan menatap laki-laki itu dengan penuh rasa sakit, hingga tatapan kami bertemu dan yah dia tidak berubah sama sekali, tetap tampan dan kharismatik.
Mataku memanas dan sepertinya aku menangis, cairan bening itu sudah keluar dari pelupuk mataku dan aku harus mengehentikan ini, HARUS!.
Akupun menghapus airmatku dan menekan pandangan lain tempat dengan sekuat tenaga aku mengatur nafasku dan menguatkan hatiku, 'ini hanya sebentar' ucapku dalam hati.
Setelah acara pembukaan selesai para undangan menikmati acara lainnya, namun beda halnya denganku yang kini memojokan diri di balkon mataku menatap keindahan langit malam meskipun fikiranku tidak pada tempatnya.
“Setelah sekian lama kita akhirnya bertemu lagi!” aku dengan cepat menoleh keasal suara yang sangat aku rindukan dan aku benci bertahun-tahun ini.
Laki-laki itu tersenyum seperti tidak pernah melakukan kesalahan apapun, 'lucu sekali' ucapku dengan sinis dalam hati.
“Apa kabarmu?” tanya laki-laki itu
“seperti yang kamu lihat, aku sangat baik” jawabku sedikit ketus.
“Oh syukurlah, aku fikir kamu tidak baik-baik saja, apalagi tadi kamu terlihat menangis” aku semakin menggerutu sebal dan ingin cepat-cepat pergi dari pesta ini.
“Sepertinya anda salah lihat, saya baik-baik saja. Kalau begitu saya duluan selamat malam BAPAK DIREKTUR!” ucapku dengan menekan Kalimat 'Bapak direktur' dan berlalu pergi meninggalkan Laki-laki itu dengan sejuta rasa sakit yang tidak bisa untuk diungkapkan.
Lima tahun bukan lah waktu yang singkat, bahkan mungkin bagi sebagian orang waktu yang cukup lama itu, cukup juga untuk melupakan dan memulai hal baru. Namun bagiku, itu sangat sulit karena laki-laki itu adalah seseorang yang membuatku jatuh cinta setelah kepada Ayah dan mamah.
Entah dari mana aku harus memulai kisah cinta ini yang pasti ketika mengingatnya lagi, hatiku rasanya sakit dan nafasku seakan dipaksa untuk berhenti.
Januari Fajar laki-laki dengan sejuta pesona, banyak para siswi yang tergila-gila dengan sosoknya.
Bahkan ketika kelas sepuluh pun hampir sepertiga dari angkatan kami dia kencani dan dijadikan pacar, namun jangka waktu yang sama-sama singkat.
Paling lama tiga bulan, bahkan ada yang sampai satu Minggu. Meskipun kabar dan kepastian bahwa seorang Januari itu Playboy cap kakap, namun masih banyak siswi yang tertarik dan tergila-gila kepada sosok Januari.
Bahkan banyak adik kelas yang hatinya dipatahkan oleh Januari, baik ditolak atau hanya dijadikan pacar singkatnya.
Masuk kelas dua belas, kami disatukan dalam kelas yang sama dan jujur aku sangat tidak menyukai sosok Januari yang di puja-puja oleh siswi-siswi disekolah.
Aku mengakui jika dia tampan, tapi aku tidak suka dengan sifat angkuh dan Playboynya, meskipun begitu dia sangat lihat dalam berorganisasi bahkan dia menjabat sebagai Ketua OSIS selama dua tahun berturut-turut.
Dibalik sikap angkuh dan Playboynya seorang Januari dia adalah sosok yang tegas dan disiplin, bukan kebanyakan siswa pada umumnya yang sudah Playboy urak-urakan pula bahkan sampai ikut dalam tawuran.
Ketika kelas Sepuluh dan Sebelas kami tidak terlalu dekat mengingat kami beda kelas dan aku hanya bertemu dengan Januari ketika rapat OSIS atau ketika Exscholl Pramuka saja, dan disana dia juga mempunyai jabatan sebagai ketua.
Kedekatan kami bermula ketika ada pemilihan umum ketua OSIS yang pada waktu itu Januari mencalonkan sebagai ketua OSIS lagi, jujur ketika itu aku tidak terlalu suka dengan Januari apalagi dia baru saja mencampakkan teman sebangku ku.
“Apa yang akan anda lakukan semisalnya anda tidak terpilih jadi ketua OSIS, apalagi melihat citra anda yang sekarang kurang baik di mata beberapa siswi!” pertanyaan yang aku ajukan kepada pasangan calon Nomor urut dua yaitu Januari sebagai calon Ketua OSIS dan Aditya sebagai wakil ketua OSIS, aku memberikan pertanyaan dengan nada sinis. Bahkan setelah mengajukan pertanyaan itu banyak orang yang menyorakiku dengan kencangnya,namun bukan malu yang aku rasa tapi rasa kesal yang semakin menjadi-jadi.
“Terimakasih, kepada April yang telah memberikan pertanyaan dan disini say akan menjawab bahwa, sebenarnya pertanyaan ini sudah umum ditanyakan. Namun disini saya akan menjawab bahwa, menang atau kalah itu adalah sebuah konsekuensi bagi dia yang memainkan permainan, jika saya kalah maka saya harus bisa ikhlas dan menerima keputusan dengan lapang dada dan jika saya menang pun saya juga harus menanggung konsekuensi sebagai ketua OSIS yang tanggung jawabnya besar. Dan jika pertanyaan mengenai citra saya, toh hanya sebagian kecil siswi disini yang yang menganggap saya tidak baik, selebihnya mereka bersikap biasa saja , jadi kenapa saya harus perduli dengan hal tersebut, toh tidak akan membuat saya menyerah dan kalah dalam pemilihan ini!”
jawaban yang dilontarkan oleh Januari membuatku semakin kesal apalagi dengan tepuk tangan yang meriah, seakan menyudutkan ku yang salah akan pertanyaan ku kemudian yang paling membuatku kesal adalah Januari Fajar kini menang lagi dalam pemilihan tersebut dan pertanyaan yang aku lontarkan tempo hari itu menjadi cemoohan yang dilakukan para siswi lain terhadapku.
Bahkan ketika saat ini aku sedang jalan sendiri melewati beberapa siswi yang sedang berbincang dengan Januari, langkahku terhenti ketika seorang siswi memberikan cemoohan kepadaku.
“Biasanya kalau orang yang lebih diatas kita itu banyak yang iri kan kak?”
Pertanyaan yang diucapkan adik tingkat ku itu, membuatku geram dan segera beranjak pergi membiarkan orang itu memakiku atau mengejekku aku tidak peduli.
Setelah kejadian itu semua berubah, aku tidak lagi mengikuti kegiatan OSIS, hanya sesekali mengikuti Exscholl Pramuka, itupun karena ajakan teman-teman yang lain. Selebihnya aku hanya fokus pada pembelajaran dan kulusanku.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!