Namaku Annisa Nur Fitri dan sekarang umurku menginjak yang ke 19 tahun. Aku terlahir dari keluarga sederhana dan aku juga anak pertama dari 3 bersaudara, sedangkan adik adik aku yang pertama umurnya berbeda 5 tahun dengan aku, kalau adek yang ke 2 dia umurnya 10 tahun dan terpaut jauh 9 tahun dari umurku.
Dan disinilah kisah awal mula aku dalam meraih impian aku di kota orang yang bisa di bilang kota yang penuh dengan kehidupan keras.
Oh iya aku juga adalah anak dan cucu dari tuan angkasa atau pewaris angkasa pelangi grup. Tapi aku tidak mungkin kembali ke keluarga dari pihak ibu karena aku sendiri belum yakin apakah kakekku akan memanfaatkan ibuku atau tidak dan apakah Kakek masih membenci ibuku atau tidak dan aku pun tidak tau tau.
Oh iya aku sampai lupa aku juga adalah anak dari tuan Bramantyo Putra Sanjaya dan juga pewaris tunggal dari tuan Sanjaya namun, aku masih belum bisa memaafkan apa yang telah di perbuat oleh ayahku kepada ibuku dan apakah kalian tau di saat umurku masih berumur 9 tahun dia malah meninggalkan ibuku dan juga merampas semua harta yang di miliki oleh ibuku yang pernah ibuku kumpulkan untuk masa depan anak anaknya nanti.
Ayahku tidak pernah memberikan nafkah kepada ibuku dan juga pada aku dan dia lebih memilih makan di luar bersama orang lain dan juga temannya. Jika ibuku mendapatkan uang maka dia akan langsung merampasnya dan selalu mengatakan bahwa uang yang di miliki oleh ibuku adalah uang dirinya dan dia juga selalu menyalahkan ibuku namun, aku tidak tau apa yang membuat ayahku menjadi seperti itu.
" Masih ingat kah denganku ?." Ucap orang misterius.
" Siap kamu dan apa mau kamu hah sebenarnya !." Teriak wanita itu.
" Mau aku adalah melihat kamu dan keluarga kamu hancur seperti kamu menghancurkan keluargaku." Ucap orang misterius itu lagi.
" Cih." Ucap wanita itu sambil meludah ke arah wajah orang misterius.
" Jika kau bisa maka lakukan lah karena aku yakin kamu pasti tidak akan bisa hahahaha." Ucap sombong wanita itu dan juga meremehkannya.
" karena kamu sudah mengijinkan maka kita lihat saja besok dan siap siap lah melihat kehancuran semua keluarga mu dan juga dirimu hahahaha." Ucap orang misterius itu tertawa puas.
" Dan oh iya aku sampai lupa karena besok ada kejutan besar maka besok pula aku akan membawa kamu kepada keluarga mu hahahaha." Tawa keras orang misterius itu hingga membuat wanita itu langsung menciut karena menurut dirinya tawa itu adalah tawa yang paling mengerikan.
" Apa mau kamu sebenarnya dan siapa kamu sebenarnya." Tanya wanita itu berani.
" Kenapa baru sekarang kamu bertanya kepada ku hah, kenapa tidak dari kemarin saja kamu bertanya soal ini." Ucap orang misterius itu menatap sinis dan juga berjalan maju ke arah wanita itu.
" Jawab pertanyaan ku dan jangan jangan bertele." Ucap wanita itu muak dengan orang misterius ini karena menurut dirinya dia hanya mempermainkan dirinya saja.
" Siap kamu berani memerintah saya untuk menjawab semua pertanyaan sampah kamu itu hah." Ucap orang misterius itu sambil mengangkat dagu wanita itu.
Dan jika kalian ingin mengetahui kelanjutannya maka ikutilah alur cerita ini.
Terima kasih 😁😁
Salam sayang 🤗🤗🤗
Namaku Annisa Nur Fitri dan sekarang umurku menginjak yang ke 19 tahun. Aku terlahir dari keluarga sederhana dan aku juga anak pertama dari 3 bersaudara, sedangkan adik adik aku yang pertama umurnya berbeda 5 tahun dengan aku, kalau adek yang ke 2 dia umurnya 10 tahun dan terpaut jauh 9 tahun dari umurku.
Dan disinilah kisah awal mula aku dalam meraih impian aku di kota orang yang bisa di bilang kota yang penuh dengan kehidupan keras.
Di kampung tempat tinggal ku.
suasana pagi hari masih sepi dan belum banyak yang melakukan aktifitas di pagi hari.
kukkuruyukkkkkkkkkkkkkkkkkkkk
kukkuruyukkkkkkkkkkkkkk
( suara ayam berkokok di pagi hari )
" Hoammmmmmmmm".
huh ternyata sudah pagi dan sudah mau menjelang subuh. Gumam Annisa sambil beranjak dari ranjang menuju kamar mandi.
setelah menjalani rutinitas yang biasa di lakukan Annisa seperti mandi di waktu pagi hari dan juga gosok gigi tidak lupa wudhu. setalah semuanya beres Annisa keluar dari kamar mandi dan mengambil mukena serta sajadah buat menjalankan ibadah.
(٢x) اَللهُ أَكْبَرُ،اَللهُ أَكْبَرُ
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar (2x)
Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.
(٢x) أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّااللهُ
Asyhadu anllaa ilaaha illallaah. (2x)
Artinya: Aku Bersaksi Tiada Tuhah selain Allah
(٢x) اَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Asyhadu anna Muhammadan rasûlullâh. (2x)
Artinya: Aku bersaksi sesugguhnya Muhammad adalah utusan Allah
(٢x) حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
Hayya 'alash sholaah (2x)
Artinya: Marilah melaksanakan shalat
(٢x) حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
Hayya 'alal falâh. (2x)
Artinya: Marilah menuju kepada kejayaan atau kebahagiaan
الصَّلاَةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْمِ (2x)
Sholat lebih utama daripada tidur
(١x) اَللهُ أَكْبَرُ ،اَللهُ أَكْبَرُ
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar
Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
(١x) لَا إِلَهَ إِلَّااللهُ
Laa ilaaha illallaah (1x)
Artinya: Tiada Tuhan selain Allah
Setelah adzan berkumandang maka Annisa langsung menjalankan sholat subuh dan tidak lupa juga berdoa kepada Allah agar segala urusannya di lancarkan hari ini dan tidak ketinggalan juga berzikir dan yang terakhir membaca Alquran.
Tok tok tok tok tok tok
"Annisa...... Annisa". Ucap ibunya Annisa
" Iya Bu ". Jawab Annisa
" Apakah hari ini kamu bakalan jadi berangkat ke kota Jakarta nak ? dan apakah keputusan kamu sudah yakin untuk merantau kesana nak ? dan apakah kamu ngga bakalan menyesal kalau kamu pergi ke sana ?." Sederet pertanyaan untuk Annisa dari sang ibu.
"Aduh ibu kalau mau ngasih pertanyaan itu satu satu dan kalau banyak dan beruntun gimana Annisa jawabnya." Sambil geleng gelang kepala Annisa juga mengajak sang ibu untuk duduk di kursi kayu yang berada di Deket ranjangnya dan sedangkan dirinya menjajarkan sang ibu dengan sacar duduk di lantai sambil kepalanya dia simpan di paha sang ibu .
" Huh." Hela nafas sang ibu
" Tapi nak, gimana kalau kamu pergi kesana terus terjadi sesuatu sama kamu di sana ibu pasti akan khawatir." Ucap sang ibu yang masih khawatir jika sang anak pergi ke kota Jakarta.
" Tapi ini sudah keputusan aku ibu, karena aku ngga mau memberikan beban berat kepada ayah dan ibu. Karena aku ingin mandiri dan mencari pekerjaan di sana sambil aku ingin melanjutkan kuliah ibu.' Gumam Annisa dalam hati.
" Pokoknya ibu ngga usah khawatir sama Annisa dan ibu doain aja ya.. supaya Annisa sehat terus dan cepat punya kerjaan biar bisa bantu ibu sama bapak beserta adek adek Annisa." Ucap Annisa sambil tersenyum manis ke arah sang ibu.
"Baiklah ibu akan memberikan restu serta doa supaya kamu sehat terus selama tinggal di Jakarta dan pokoknya kamu jangan lupa selalu meminta petunjuk sama Allah, jangan suka keluar malam apalagi main yang tidak tidak sehat atau melakukan kebebasan dalam berteman, tetap jaga diri kamu sebagai perempuan dan jangan sekali kali kamu mencoba melepaskan jilbab cantik kamu ini walaupun ibu ngga tau apa yang bakalan terjadi di sana tanpa pantauan dari ibu dan bapak. Intinya kamu harus pegang kepercayaan ibu sama bapak yang sudah di berikan sama kamu ya.. nak." Nasehat sang ibu.
"Insya Allah ibu amanat ibu dan nasehat ibu akan Annisa jalani walaupun meski terasa berat dan tidak tau jalan akhirnya."
" Baiklah kalau begitu mari ibu bantu kamu buat bersiap siap." Ucap sang ibu sambil beranjak dari kursi.
" Baik Bu."
Beberapa menit berlalu
" Kak ." Ucap adik Annisa yang bernama Khofifah
"Ada apa hem. Ucap Annisa sambil mengelus kepala Khofifah yang tertutup jilbab.
" Apakah Kaka yakin bakal pergi ke kota Jakarta dan meninggalkan kita ? terus kita sama siapa kalau misalnya ngga ada Kaka ? masa Kaka tega sih sama kita." Ucap Khofifah yang mulai berkaca-kaca
"Maafin Kaka ya.. de Kaka harus tetepa berangkat ke kota biar kalian juga bisa melanjutkan pendidikan kalian ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
" Tapi adek ngga mau di tinggal sama Kaka." Ucap nurul adek Annisa yang paling akhir.
" Hua...... Hua...... Hua......ibu Kaka mau ninggalin adek, Hua.... Hua..... Hua....Kaka engga sayang lagi sama adek Hua.... Hua... Hua...." bukannya malah berhenti Khofifah malah terus menangis dalam pelukan sang ibu.
Tin tin tin tin
( suara mobil travel)
"Baiklah karena travel nya sudah datang maka sudahi dulu tangis tangisnya ok."
"Assalamualaikum permisi." Ucap pak travel
"Waalaikumsalam eh bapak travel nya udah jemput ka, cepetan nanti keburu siang dan kena macet."
" iya ibu tunggu sebentar." Teriak Annisa dari dalam ruang tamu
" Annisa pamit ya... nanti kalau Annisa kangen ibu Annisa bakalan telfon ibu ko dan annisa juga udah pegang nomer telfon dari ka Khofifah , dan doain Annisa ya.. ibu semoga Annisa sampai sampai tujuan dan juga Annisa bakalan kangen ibu tolong jaga adek adek ya... Bu selama Annisa bekerja di kota nanti kalau Annisa udah sukses Annisa bakalan bawa ibu sama adek adek Annisa ke kota biar kalian bisa bareng sama Annisa."
" Iya nak." sambil tersenyum.
" Kalau begitu Annisa pamit ya.. Bu, assalamualaikum." sambil mencium tangan sang ibu dan memeluknya."
" **Kakak hiks hiks hiks." adik Annisa memeluk Annisa yang baru saja akan masuk ke bus."
" Apa Kaka benar benar akan meninggalkan kami bertiga di sini hiks hiks hiks, aku ngga mau Kaka meninggalkan kami. hanya Kaka yang kami sayangi selain ibu karena hanya ibu dan Kaka saja yang kami punya." sambil terisak dalam pelukan Annisa
" Hey adek Kaka yang paling cantik kenapa? Kaka hanya sedang mencari kerja di kota dan Kaka ngga bakalan ninggalin kalian karena kalian lah separuh jiwa Kaka, apapun caranya akan Kaka lakukan demi membahagiakan kalian." Ucap Annisa yang sedang mencoba menenangkan adiknya yang masih terisak dalam dekapan kakaknya.
" Janji." sambil mengangkat jari kelingkingnya dan menunggu sang Kaka mengangkat jari kelingkingnya.
" Janji dan Kaka akan membuktikannya serta maka akan menempati janji Kaka."
" Baiklah kalau begitu Kaka berangkat dulu ya.. dan jagain ibu sama adek ya... sekarang kamu adalah pengganti Kaka di rumah dan beri ibu obat yang teratur biar ibu bisa sehat kembali, kalau begitu Kaka pamit ya.. assalamualaikum."
" Waalaikumsalam."
Setelah Annisa masuk kedalam mobil travel mobil pun melaju dan memecah jalan yang di lalui. sunyi sepi yang Annisa rasakan saat ini bukan hanya karena Annisa tega melainkan Annisa harus berjuang demi ibu dan sang dua adik.
Tanpa sadar pun sang sopir travel yang melihat Annisa melamun pun mencoba berbicara kepada Annisa.
" ehem, maaf de bapak mau tanya."
" Eh iya pa, mau tanya soal apa pa ?."
" Adek sekarang mau kerja kann?."
"Iya pa ."
" Memangnya di Jakarta adek sudah punya tujuan kerja mau di mana dan dengan siapa ?." tanya sang sopir travel.
" Belum pa, kayaknya Anissa bakalan cari kontrakan dulu dan kalau udah dapet kontrakan Annisa bakalan cari kerja." jawab Annisa
" Memangnya mau kerja apa de." tanya sang sopir.
" Kerja apa saja pa yang penting halal dan bisa kirim uang buat ibu dan adek adek.
" kalau jadi asisten rumah tangga atau pembantu mau ngga ? kebetulan dua hari yang lalu keponakan saya nelfon katanya temen dari majikan dia lagi nyari buat bantu bantu di rumahnya, itu pun kalau adek mau.
" Mau banget pa." jawab cepat Annisa
" kalau begitu saya coba telfon dulu keponakan saya ya.. kalau misalnya masih ada nanti saya bakalan anter adek ke rumah adek saya biar adek tinggal di rumahnya dulu sementara.Soalnya harga kontrakan di jajrta mahal de dan ngga ada yang murah itu pun kalau yang murah paling kisaran 1,2 juta per bulan.
" oh iya boleh pa, terima kasih pa." jawab Annisa yang sangat bersemangat karena mendengar ada peluang kerja yang mungkin Annisa bisa dapet kan untuk saat ini.
" Kalau begitu saya telfon dulu keponakan saya ya de."
" oh iya pa boleh."
Setelah ada beberapa percakapan antara pa supir dan travel. dengan cepat pak supir travel menelfon keponakan nya yang mungkin saat ini masih membutuhkan pekerja, dan setelah mengobrol beberapa menit pak supir pun mematikan telfonnya.
" de nama kamu siapa?."
" Annisa pa."
" Oh iya de barusan kan bapak kan telfon sama keponakan bapak nah, setelah ngobrol panjang lebar ternyata temen majikannya itu belum dapat pengganti dari pekerja yang sebelumnya bekerja di rumah dan tadi juga bapak di suruh de Annisa buat nganter ke rumah majikan temen saya dulu katanya." ucap pak sopir jelas panjang lebar.
" Alhamdulillah ya.. Allah." ucap syukur Annisa
" Baiklah hari ini bapak anter kamu ke sana saja ya de Annisa.
setelah lama berbincang di dalam mobil pak supir pun menuju lokasi yang sudah di kasih oleh keponakan nya itu.
setelah sampai tujuan lokasi pak supir pun turun dari mobil beserta Annisa dan di depan gerbang pun sudah di tunggu oleh keponakannya pa supir.
" Assalamualaikum om." ucap keponakannya pak supir sambil mencium tangan pak supir dan memeluknya.
" Waalaikumsalam nak." jawab pak supir sambil membalas pelukan sang keponakan.
Tanpa di dasari oleh mereka Annisa meneteskan air mata di mana Annisa sejak kecil tidak merasakan pelukan kasih sayang dari seorang ayah. Dan itu terjadi di kala Annisa masih kecil sebelum sang ibu melahirkan dua adiknya, ingatan ingatan di mana dia mengalami siksaan dari sang ayah masih terngiang di kepala Annisa sampai saat ini dan melihat sang ayah memukul ibunya demi membela wanita yang statusnya Annisa tidak tau sampai sekarang.
Annisa selalu berfikir siapa wanita itu ?
kenapa ayah melakukan kekerasan terhadap ibu ?
kenapa ayah tidak pernah memeluk Annisa?
Dan tanpa di dasari oleh Annisa keponakan pak supir menghapus air mata Annisa yang menetes di pipi Annisa, tanpa berfikir panjang Annisa memeluk keponakan pak supir.
" Kenapa kamu menangis ?." Tanya keponakan pak supir.
" Kakak boleh kah untuk saat ini aku memelukmu?." tanya Annisa
Tanpa menunggu lama keponakan pak supir pun mengangguk dan dan mengijinkan Annisa untuk memeluknya dan banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan kenapa Annisa menangis.
Setelah lama menangis annisa meminta maaf kepada keponakannya pak supir.
" Maaf ka, karena aku tiba tiba memeluk Kaka." permintaan maaf Annisa kepada keponakan pak supir.
" engga papa, oh iya nama kamu siapa ?."
" Nama aku Annisa ka dan umur 19 tahun dari kota Klaten dan merantau ke Jakarta." jawab Annisa kepada keponakan pak supir.
" Nama aku Rahma dan umur 23 tahun lahir asal dari Klaten tapi sekarang sudah tinggal di Jakarta, berarti kita satu kota cuman beda daerah kali ya hehehe."
" Dan oh iya apa kamu kenal dengan om ku ?." Tanya Rahma.
" Tidak ka." jawab Annisa.
" Baiklah Annisa perkenalkan ini om ku namanya om Ardi dulunya dia tinggal di kota Klaten juga tapi setelah menikah om ku pindah ke kota Jakarta juga.
" Oh iya sampai kelupaan. Apa kamu berniat bekerja sebagai asisten rumah tangga?."
" Bismillah insya Allah Annisa siap ka."
" Baiklah kalau begitu kita masuk dulu ke dalam, oh iya om terima kasih karena sudah mengantar Annisa ke sini dan ini ongkos dari ibu sama uang titipan dari ibu karena om sudah mau mengantarnya sampai kesini terima kasih om." Ucap Rahma
" Terima kasih pa atas bantuan bapak, jika bukan karena bapak mungkin saat ini saya belum dapat kontrakan dan kerja, Annisa janji suatu saat nanti Annisa bakalan balas kebaikan bapak dan keluarga bapak, sekalai lagi terima kasih pa." ucap Annisa yang mengucapkan terima kasih dan syukur.
Setelah mengucapkan terima kasih kepada pak ardi Annisa mengikuti langkah Rahma dan masuk ke rumah besar dan megah. namun, itu membuat bayangan bayangan masa lalu tentang rumah besar dan kemewahan membuat Annisa pusing, pucat, ketakutan dan gemetar hingga membuat Annisa berhenti dan tertinggal jauh dari Rahma**.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!