NovelToon NovelToon

Menikah Karena Bapak

Pokoknya kamu harus nikah !

"Pokoknya kamu harus nikah ngelangkahi mba mu" Titah Bapak tak terbantah

"Gimana mau nikah pak, pacar aja belum punya" Celetuk mba Ningrum yang langsung di pelototin ibu.

Entah kutukan atau apa di keluarga ku ini karena hampir dari nenek dan ibu mereka dua kali menikah dan kali ini gak tau dapat wangsit dari mana tiba-tiba bapak menyuruhku menikah katanya untuk memutus kutukan.

Aku hanya geleng-geleng kepala jaman modern masih aja percaya hal-hal gak masuk akal begitu.

Sirik kataku dan langsung kena semprot bapak.

"Pokoknya kamu harus nikah " Tutup bapak dan meninggalkan kami yang masih bengong di meja makan

"Emangnya kamu udah punya pacar dek? " tanya mba Ningrum

"Pacar ?? boro-boro mba yang deket aja belum ada " Aku tertawa sarkas aneh-aneh aja permintaan bapak

"Makanya suruh mas Taufik cepet lamar mba biar mba nikah dulu " ujarku mengunyah kacang

"Udah di lamar sich tapi bapak tetep keukeuh nyuruh kamu nikah dulu dek, ayo lah dek mba cariin ya kalo kamu gak nikah mba gak bisa nikah" ujar mba Ningrum frustasi

"Bapak itu loh masih aja percaya gituan gak percaya jodoh itu udah ada yang atur " Selorohku masih setia mengunyah kacang.

"Lagian di mana-mana mba Kakak dulu nikah baru adik ini kakaknya juga udah kebelet nikah malah di suruh di langkahi aneh-aneh aja" Aku bangkit dan menuju kamarku meninggalkan mba Ningrum yang masih bingung.

Di kamar aku merebahkan tubuhku di kasur ku mengambil airpods dan mulai memutar spotify ku, sejenak mengabaikan permintaan bapak yang tak masuk akal.

Aku bukan gadis buruk rupa yang gak bisa cari pacar tapi aku adalah tipe manusia yang gak mau ribet dengan hubungan yang main perasaan dengan lawan jenis, wajar saja jika selama 23 tahun hidupku gak pernah mau pacaran.

Jatuh cinta jangan di tanya aku sering jatuh cinta dan seringnya aku sendiri yang mematahkanya.

Aneh bukan? ya begitulah aku.

Aku Pratiwi Wulandari anak ke dua dari tiga bersaudara dan asli keturunan jawa jadi bisa kalian tebak kan kalo wajahku ya jawa tulen gak ada aksen wajah bulenya karena emang aku orang jawa.

Aku sudah bekerja sebagai guru honor di sekolah dasar yang agak lumayan jauh lah dari tempat tinggalku, Bapak sebenarnya kurang suka aku jadi guru katanya sayang kuliahku,harusnya aku kerja di kantoran atau bank karena aku sarjana ekonomi.

Tapi menjadi guru adalah cita-cita ku tapi aku malah milih jurusan ekonomi karena sahabat ku semua ambil jurusan ekonomi bisa kalian tebak aku tipe setia kawan bukan?

Bapakku hanya petani di desa dan ibuku membuka toko kelontong di depan rumah, kami masih bersyukur karena bisa hidup cukup bukan kecukupan Alhamdulillah bapak bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga sarjana.

Kembali ke yang namanya kutukan, Jadi nenekku itu menikah 3 kali kalo kata ibu suami pertama nenek atau kakek ku ayah ibu meninggal, jadi nenek menikah lagi dengan suami keduanya dan lahirlah dua adik ibu atau pak lek dan bulek ku. dan yang terakhir menikah dengan tetangga dan menjadi suami terakhir nenek.

Dan Ibu sendiri 2 kali menikah yang pertama dulu di jodohkan waktu usia ibu masih 14 tahun saat malam pertama ibu malah kabur dan bertemu bapak waktu itu.

Bukan karena Ibu dan nenek suka ganti-ganti pasangan mungkin sudah jalan jodohnya seperti itu.

Dan tiba-tiba ntah dapat bisikan dari mana Bapak memintaku menikah untuk memutus rantai memiliki banyak suami.Percuma saja aku membantah kemauan bapak aku gak mau di bilang anak durhaka, yang menjadi pertanyaanku aku nikah sama siapa??

.

.

Suara adzan subuh membangunkanku dari tidur panjangku yang di penuhi pikiran menuruti keinginan bapak. Suara letupan air di dapur dan kokokan si jali menyadarkan ku pada kenyataan hidup yang harus aku hadapi.

Aku berjalan ke sumur belakang membawa handuk, sudah kebiasan di rumah sebelum sholat harus mandi menghadap atasan aja harus bersih dan rapi masak menghadap yang menciptakan atasan kita berantakan,begitu nasehat bapak

"Wi, gimana apa kamu udah ada calon ?"Tanya ibu sambil menuang air panas di gelas aku terpaksa duduk karena masih ada mba Ningrum di kamar mandi.

"Izek isuk bu wes di bahas lagi (masih pagi bu udah di bahas lagi) " gerutuku

"Yo ndak gitu kalo belum ada ntar tak kenalin sama anaknya Nyai Munaroh yang baru pulang dari mesir " Ujar ibu

Beruntung mba Ningrum sudah keluar aku memilih masuk ke kamar mandi meninggalkan ibu yang masih mempromosikan anak Nyai Munaroh

Maaf bu aku tinggal (batinku)

Aku sudah rapi menggunakan baju dinas memang masih honor tapi aku menjadi wali kelas mengajar anak kelas 3 dan hari ini senin jadi aku harus bergegas agar tak telat untuk upacara.

Memacu motor matic kesayanganku aku melintasi jalan kampung menuju sekolah bersyukur hari ini cerah dan jalanan lancar.

Mendekati arah pasar tiba-tiba macet dan ternyata di depan ada razia kendaraan.

Aku yang merasa semua surat lengkap dengan percaya dirinya menepi saat di berhentikan oleh polisi ganteng.

Tunggu memang ganteng di lihat sekilas.

"Selamat pagi ibu bisa perlihatkan surat-suratnya? " Sapa polisi dengan nama Damar di badge bajunya

"Sebentar pak "Aku merogoh tas ku mencari dompet aku yakin semua suratku lengkap dan saat membuka dompet kosong aku lupa menukar dompet kemarin pergi semua surat-surat di dompet satunya

Sial... gumamku dalam hati "Maaf pak ketinggalan" jawabku gugup

"Mari ikut saya " titahnya berjalan menuju mobil dan di sana juga sudah banyak para pelanggar seperti ku.

Aku segera mengirim pesan ke Neni temanku di sekolah mengabarkan aku kena tilang sekalian minta tolong absen.

"Ibu tau kan pelanggaran ibu apa? " Tanya Damar tegas

"Tau pak, kalo boleh jangan panggil ibu dong tua banget aku "Protesku

Damar hanya tersenyum dan menuliskan pelanggaranku di surat tilang.

"Kendaraannya kami bawa ya bu karena surat-suratnya tidak lengkap"Ujarnya mengulas senyum

"Pak boleh gak jangan panggil ibu, setauku kendaraan gak di sita deh " protesku

"Di bawa juga percuma Mba suratnya gak ada nanti kalo kena tilang lagi gimana? "Tanyanya

"Ya tinggal aku kasih bukti tilang" jawabku

"Saya kan harus mengajar pak, jadi saya bawa kendaraan saya nanti sepulang mengajar saya akan ke polres ngurus ini" Tawarku

"Ngajar di mana? " Tanyanya

"Di sd kandangjurang" jawabku

"Baiklah berapa nomormu? " tanyanya

"Buat apa ya ?? apa kalo tiap nilang nanya no hape orang yang di tilang? " tanyaku menyelidik

Dia terkekeh "Ya biar nanti kamu bisa hubungi saya di polres "

"Baru tau kalo ngurus tilang harus ketemu sama yang nilang " jawabku ketus

Dia hanya tertawa dan meminta surat tilang lagi lalu menuliskan nomor ponselnya di kertas

" Nanti telepon saya kalo sudah di polres "Dia tersenyum dan berjalan menjauh masuk kedalam mobil.

"Anehh " Gumamku dan segera memacu kendaraanku.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Jadi kapan keluargamu mau datang melamar ?

DAMAR WIRATAMA

Pagi ini selesai apel pagi aku menuju lokasi razia gabungan di dekat pasar kandang jurang. Di sekitar daerah situ banyak yang sembrono tidak menataati aturan lalu lintas,semisal tidak memakai helm dan pelanggaran lainnya.

Hari ini cukup banyak pelanggar yang terkena tilang, Aku yang awalnya hanya memantau mau tak mau turun tangan saat banyaknya motor yang di hentikan.

Hingga seorang wanita menggunakan baju dinas dengan percaya dirinya menepi dan dengan santainya mengelurkan dompetnya saat ku tanya kelengkapan surat-suratnya.

Awalnya dia masih tersenyum percaya diri dan tiba-tiba wajahnya memucat saat membuka dompet ternyata salah dompet katanya. Aku menahan senyum memperhatikan ekspresi menggemaskan yang dia tampilkan.

Dia juga sempat protes saat aku panggil ibu dan entah ide gila dari mana aku menyita motornya tapi dia tidak terima dan protes, mengatakan gak perlu tahan kendaraannya selesai mengajar dia akan ambil motornya

Ternyata gadis manis ini seorang guru, sungguh pekerjaan yang mulia, Saat aku meminta nomor ponselnya dia keukeuh tidak memberikan hingga aku nekat memberi nomor ponselku di surat tilang dan bergegas meninggalkannya karena ada panggilan.

.

.

Selesai sholat dzuhur aku masuk ke ruangan untuk menyelesaikan pekerjaanku. Bodohnya aku masih menunggu gadis itu menghubungiku, ingin bertanya ke bagian pelayanan tapi aku juga tak tau nama gadis itu, Sial sial...aku merutuki kebodohanku.

Aku masih melanjutkan pekerjaan tapi mataku tetap tertuju kearah ponsel saat ada pesan masuk aku berharap no baru yang menghubungi tapi sia-sia, hingga menjelang ashar tak ada nomor asing yang aku harapkan.Aku bergegas ke musholla dan meninggalkan ponselku di ruangan.

Sesaat melewati tempat wudhu aku melihat gadis itu tengah berwudhu, aku harus gerak cepat tak bisa di biarkan dia terlepas.

Segera aku melaksanakan sholat ashar dan menunggunya di depan musholla

"Kenapa gak hubungi aku " Dia meloncat kaget saat aku menyapanya

"Astaghfirullahaladzim, ngagetin" protesnya melirik tajam ke arahku

Aku hanya tersenyum simpul.

"Kenapa gak hubungi aku? " Tanyaku lagi

"Untuk apa?? udah selesai kok urusannya tinggal nunggu sidang aja "Jawabnya

"Ehhmm aku Damar "Aku mengulurkan tangan Semoga saja tidak ada yang melihat kalo tidak aku bisa jadi bahan bullyan karena mengajak berkenalan.

Dia memandangi uluran tanganku "Udah tau "jawabnya

"Kamu tau aku dari mana? " Pertanyaan bodoh dari seorang Damar Wiratama

"Itu bajunya kan ada namanya " Jawabnya terkikik

"Kamu udah tau namaku tapi aku belum tau namamu "Ya Allah Damar kamu alay banget kayak anak baru gede

"ohh aku Tiwi " dia menangkupkan tangannya di dada

"Ehhmm Tiwi, udah beres ya soal tilang menilang " Tanyaku

"Iya, sudah mau gelap aku pulang dulu ya pak Damar "Dia celingukan memperhatikan sekitar

"Kamu nyari apa? "Tanyaku dan ikut juga celingak celinguk

"Nyari bapak tadi aku ke sini sama bapak "ujarnya

"Mau duduk minum dulu sambil nungguin bapak? "tawarku mengarahkan pandangan kearah cafetaria.

"Sebentar aku telepon bapak dulu" Dia menghubungi bapaknya dan sepertinya tidak ada jawaban.

"boleh dech " katanya akhirnya.

Dan saat ini kami duduk berhadapan di cafetaria sebagaian personil ada yang menatap aneh dan menunduk hormat saat aku menoleh ke arah mereka.

"Asli sini ya ? "Tanyaku sambil menyeruput kopi yang ku pesan

"Iya,dari lahir bahkan selesai kuliah juga balik kesini lagi "tawanya

"Kalo bapak sudah berapa lama dinas di sini? " aku mengernyitkan dahi apa tadi dia bilang bapak?

"Bapak? emang aku udah tua" aku balikan kata protesnya tadi pagi, dia hanya tersenyum

"Ehmmm ya sudah mas Damar udah berapa lama Dinas di sini? "tanya nya kembali.

"Baru kok baru 8 bulan "jawabku

"Anak istri ikut juga kan? "Apa anak istri apa tampangku sudah seperti kepala keluarga?

"hahah anak istri aja belum punya gimana bisa ada anak" aku tertawa menanggapi pertanyaannya

"Hehe maaf kirain udah nikah biasanya kan kalo yang atasan gitu udah nikah banyakan"katanya tersenyum

Ternyata enak juga ngobrol dengannya orangnya asyik tanpa dia sadari seorang bapak-bapak sudah berdiri di belakangnya.

"Di luru mubeng malah mojok nang kene (di cari muter malah mojok di sini ) Bapak itu menepuk bahunya

"Ehh bapak dari mana tadi aku dari musholla nyari bapak gak ada "Jawabnya

"Kui sopo nduk "Tanya bapaknya melirik kearahku.

"Eh kenalin pak iki mas Damar " Dia mempersilahkan bapaknya duduk

Dan saat bapaknya duduk di sebelahnya sebuah pertanyaan yang terduga di lontarkan si bapak

"Jadi kapan keluargamu mau datang melamar ?"

Jederrr... pertanyaan dari bapak seketika membuatku terbungkam dan aku melihat sekilas kearah Tiwi sudah merosot menutup mukanya.

Author pov

Ingin rasanya Tiwi menenggelamkan dirinya dan menghilang dari muka bumi. Bagaimana tidak bapak dengan tidak tau malunya menodong pertanyaan kepada Damar pria yang baru di kenalnya setengah jam yang lalu

"Bapak salah paham pak, Mas Damar ini yang nilang aku tadi pagi "Tiwi menggigit bibir bawahnya menahan malu dan gugup

"Wes ra usah di tutupi kowe pikir bapak gak iso ndelok (udah gak usah di tutupi kamu pikir bapak gak bisa melihat ) " Gertak bapak,Tiwi menenggelamkan wajahnya di atas meja. memegang kepalanya yang terasa nyutnyutan ya Allah dosa apa di umur ke 23 kenapa harus mengalami ini

"Secepatnya pak, selesai saya diklat saya akan melamar putri bapak "Jawab Damar mantap

Tiwi hanya sanggup menggelengkan kepala dan melotot ke arah Damar yang masih mengulas senyum

"Pak ayo kita pulang biar maghrib kita udah di rumah "Tiwi mencoba mengalihkan perbincangan yang gak dia harapkan,bagaimana bisa Damar mengiyakan permintaan bapak

"NANTI AKU HUBUNGI MAS " Ujarnya memberi penekanan pada setiap kalimat

"Ya sudah bapak pulang dulu kalo ada waktu main ke rumah "Ujar bapak dan menepuk bahu Damar

Damar masih setia mengulas senyum berjalan mengantar ke parkiran

"pak sebentar aku mau ngomong ke mas Damar dulu "pamit Tiwi saat akan sampai di parkiran

"Yo ojo suwe-suwe (Ya jangan lama-lama)

Tiwi menarik Damar ke taman yang tak terlihat oleh bapak

"Mas Damar ngapain sich iyain permintaan bapak" ujarnya ketus

"Salahnya di mana aku memang mau melamar kamu " Jawab Damar santai

"Ngaco kita aja baru kenal "ujar Tiwi memasang wajah cemberut

"Tak kenal maka tak sayang kan, kita sudah kenal untuk menuju sayang ya aku harus gerak cepat dong apalagi di todong sama calon mertua" Ujarnya terkekeh

"Gak gitu juga mas Damar "Gerutunya menghentakan kakinya ke tanah

"Aku serius kita bisa mulai untuk saling mengenal " Damar menatap wajah Tiwi lekat -lekat

"Aneh aja baru kenal tadi pagi tau-tau udah mau ngelamar " Hufttt Tiwi menghela nafas panjang

"Cinta itu emang aneh udah sana udah di tungguin bapak,ohh ya berapa nomor kamu masak no calon istri aku gak punya " Goda Damar menaikturunkan alisnya

"kosong, delapan ...." Tiwi mulai menyebutkan nomor ponselnya sambil masih memasang wajah kesal.

Dia masih tak habis pikir dengan apa yang dia alami apa iya Damar jodoh yang di kirim Allah di waktu yang tepat ???

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Assalamualikum nulis novel ini terisnpirasi dari kisah nyata sahabat aku, aku udah ijin ke yang punya kisah jalan cerita dan namanya sudah aku rubah intinya alur ceritanya itu real kisah cinta sahabat aku. Bantu aku ya kak biar gak malas buat up 😘😘😍

kirimin bunga aja aku udah happy

happy reading semua.

Kisah cinta seperti sinetron

Kepalanya terasa berat nyut-nyutan sepertinya migrainnya kambuh saat mendengar bapak dengan bangganya bercerita tentang lelaki yang akan melamarnya. Aneh banget kan tak pernah terlibat hubungan tau -tau ada yang mau melamar.

"Dek..mba masuk ya " Mba Ningrum membuka pintu dan melongok masuk kedalam kamar

"Biasa juga masuk langsung " Masih menutup mata mencoba menghilangkan pening di kepala

"Emang bener ya dek yang di bilang bapak? " beringsut duduk di sebelah Tiwi

"Daebak kamu dek, ternyata diam-diam pacaran sama polisi ehh bukan suami orang kan? " Selidik mba Ningrum

Tiwi langsung membuka mata dan melotot ke arah mba Ningrum "gak minat jadi pelakor, lagian bapak aneh-aneh aja baru juga kenalan tadi udah di suruh ngelamar " Tiwi bangkit dari tidurnya.

"Udah kayak lagu aja,baru tadi pagi kau berkenalan denganku lalu siang hari kau mengajakku berkencan hingga waktu malam tiba sungguh tak ku sangka kau nyatakan cinta " Mba Ningrum bersenandung jahil

"Bukan menyatakan cinta di todong bapak suruh ngelamar " gerutunya

"Tapi dek kalo dia gak cinta sama kamu mana mungkin dia mengiyakan mau ngelamar kamu"

"Bagus dong kalo kamu nikah jadi aku juga bisa cepat nikah sama mas Taufik " menaikturunkan alisnya

"Bapak tu kolot banget zaman modern begini masih aja percaya hal begituan harusnya segera menyegerakan pernikahan mba sama mas Taufik biar gak timbul fitnah kemana-mana berdua terus" cerocos Tiwi yang entah kemana migrainnya tiba-tiba hilang karena dia asyik mengomel.

.

.

.

Di tempat lain Damar yang baru selesai mandi senyam senyum sendiri sampai mba Nur heran gak biasanya bosnya itu senyam senyum sendiri

"Mas Damar ya opo mas kok senyam senyum kesambet opo yo (mas Damar kenapa ya senyam senyum apa kesambet yo)

" Lagi seneng kali bu e" jawab kang Ipul suami mba Nur

"Mas Damar mau langsung makan "Sapa mba Nur saat Damar melintasi dapur

"Ntar aja,mba Nur masak apa? "tanyanya mendekat

"Gak masak mas tadi sore biasa ada kiriman makanan dari fans nya mas Damar" Mba Nur cekikian menutup mulutnya,lumayan kan jadi setiap sore gak perlu repot-repot masak

"Sesok tolak aja mba bilang aja aku lagi dinas luar tapi kalo Mba mau makan ya makan aja " Ujar Damar.

Entah dari siapa dan dari mana hampir setiap hari ada aja makanan atau barang yang di kirim ke rumah dinasnya tercatat sejak dia berdinas di kota ini.

Karir bagus kehidupan baik tapi tidak dengan kisah percintaannya,karena Damar termasuk orang yang kaku dan sulit mendekati kaum hawa padahal dia mempunyai daya tarik yang luar biasa sebagai seorang pria.

Bahkan orangtuanya mengira dia membelok karena tak pernah sekalipun dia mengenalkan atau membawa teman wanita untuk di perkenalkan.

Tapi anggapan orangtua Damar berubah saat anaknya memberi tahu untuk melamar seorang gadis yang baru di jumpainya pagi tadi.

"Minggu depan ya mama ke sana, sama papa " jawab mama antusias saat Damar menghubungi mama.

"Asli anak sana ya mas, kirim fotonya dong atau no ponselnya " Ujar mama

"Sabar dong mah nanti kalo mama kesini mama bisa kenalan dech sama dia "Damar mengulas senyum

"Kamu senyam senyum aja dari tadi" ledek mama dan memperhatikan Damar saat melakukan panggilan vidio.

"Ya sudah kamu jaga kesehatan ya mas" Mama mengakhiri panggilan

Damar masih memegang ponselnya dan tersenyum gak ada salahnya memulai menghubungi calon istrinya

Damar : Assalamualaikum apa sudah tidur?

harap-harap cemas Damar merebahkan tubuhnya di springbed melepas lelah seharian di sibukkan dengan banyaknya laporan.

Setengah jam kemudian barulah masuk balasan yang di tunggu

Tiwi :Waalikumsallam baru bangun tadi ketiduran .

Balas tiwi tanpa ada pertanyaan ulang, Damar yang memang tidak pernah berinteraski secara intens dengan lawan jenis bingung harus membalas apa lagi.

Damar :Besok jam makan siang bisa ketemu?

Sepertinya ide bagus untuk mengajaknya bertemu bukannya perlu bicara banyak hal dengan Tiwi?

Tiwi :Gak janji besok ada rapat di dinas soalnya.

Lagi-lagi Damar bingung sepertinya dia harus les privat dengan Vano sahabatnya yang terkenal dengan julukan penakluk wanita.

.

.

.

"Wa dari siapa ? "Tanya mba Ningrum

"Nih pak pol "Jawab Tiwi malas-malasan

"Dek gila, ganteng banget dek siwer kali mata pak polisi kalo mau sama kamu dek " mba Ningrum cekikan saat melihat profi whatsaap Damar.

"Kalo siwer gak bakalan jadi polisi mba, aku cantik ya emangnya mbak " mencibir sinis dan langsung dapat lemparan bantal dari mba Ningrum. dan di balas balik oleh Tiwi saat sedang melempar bantal tiba-tiba pintu terbuka.

"Nduk di panggil bapakmu " Ibu datang geleng-geleng kepala melihat kelakuan dua putrinya

"Siapa bu aku atau mba Ningrum? " tanya Tiwi

"Kamu belum ganti baju Wi Astaghfirullah perawan kok jorok begini sich " Ibu mengernyit heran menatap penampilan Tiwi yang masih memakai baju tadi pas dia pergi sama bapak

"Tadi ketiduran bu "Jawabnya berlalu keluar menuju meja makan dimana bapak tengah duduk santai menikmati ubi dan kopi

"Dari pulang tadi? jadi kamu belum sholat "Ibu berjalan di belakang Tiwi dan di belakangnya mba Ningrum sudah kayak main ular-ularan kurang Wulan adik bungsunnya.

"lagi libur Ibu " menggeser kursi makan dan duduk di hadapan bapak

"Sejak kapan kamu kenal pak polisi itu nduk " to the point pertanyaan bapak tanpa basa-basi

"Tadi pagi pak, aku kena tilang yang nilang ya si Damar itu " Tiwi mengambil sisa ubi yang tersisa di piring depan bapak

"Tapi bapak gak yakin mana mungkin baru kenal dia langsung mau ngelamar kamu? " Bapak mengerutkan dahinya

"Trus kenapa tadi bapak suruh dia ngelamar aku?"

"Bapak tau gak kalo pendapat bapak jika aku nikah lebih dulu ngelangkahi mba maka anak-anak bapak akan hanya sekali menikah itu sama aja syirik pak"

"Tau kan pak dosa syirik ? " Tiwi serius menceramahi Bapak dan tumben si bapak hanya diam mendengarkan

"Jodoh,maut ,rejeki itu sudah ada yang atur pak.Kalo dulu nenek nikah 3 kali terus ibu 2 kali bearti emang sudah begitu takdir jodoh nenek dan ibu " Tiwi masih asyik nyerocos

"Bapak tau nduk hanya bapak khawatir kamu bakal jadi perawan tua nduk " bapak menyeruput kopinya

"Hahaha gak mungkin pak " Tiwi tertawa

"Bapak tau kan anak bapak yang ini cantiknya di atas rata-rata jadi tenang aja pak" Tiwi berdiri memutar badannya bak model dan langsung kena tarik ibu dan plototan dari mba Ningrum dan bapak

"Pokoknya kamu tetap harus nikah dulu, nanti kalo keluarga Polisi itu ngelamar bapak bakalan minta kalian cepat di nikahkan"

Seperti malam kemarin bapak berdiri dan menyisakan Tiwi dan mba Ningrum yang masih bengong di meja makan sementara ibu mengekor bapak menuju kamar

"Duhh mba Ningrum dosa apa aku harus nikah sama orang yang baru aku kenal" Menelungkupkan wajah nya di atas meja

"Tinggal nikah aja pun riweh dek, dek "Mba Ningrum menepuk bahunya dan pergi berlalu

"Mau kemana mba? " mengangkat kepalanya

"Tidur lahh.... "Melambaikan tangan kearah Tiwi.

Sementara Tiwi masih duduk manis di meja makan,sungguh lucu kisah cintanya sudah seperti di sinetron ikan terbang dan judul yang tepat adalah aku di paksa menikah tanpa cinta. Tiwi mengusap kasar wajahnya rasanya dia ingin menghilang saja dari peredaran.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Tiwi mau di nikahi pak polisi ganteng kok bingung 😁

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!