Perkenalkan Namaku Ayu Anjani P.
Ayu begitulah mereka memanggil ku , aku berasal dari keluarga sederhana dan aku tinggal bersama Nenek dan Kakek ku di Kota I.
Sebenarnya Ayah dan Bunda ku masih ada , tetapi karena suatu kejadian aku memilih hidup dengan Nenek dan Kakek , Ayah serta Bunda menyetujui semua keputusan ku.
Saat ini aku duduk di sekolah menengah atas , Ayu memiliki sahabat Namanya Putri Anjelina.
Hingga saat Ayu kelas 2 SMA Ayu berkenalan dengan seorang lelaki yang populer bahkan ketua Osis dia adalah Gibran Ali Wibawa , keluarga terpandang di Kota ini.
***
Hari-hari Ayu berjalan dengan baik dan menyenangkan , ia di kenal dengan ke ramahan , ke sederhanaan dan ke pintarannya.
Ayu sendiri masuk ke sekolah Favorite tersebut dengan Beasiswa.
Hingga suatu hari saat wekeend Gibran mengajak Ayu keluar untuk ke taman pastinya masih di temani Putri sahabat Ayu.
"Mau minuman gak?" Tanya Gibran saat mereka sudah sampai di Taman.
"Boleh deh Gib" Jawab Ayu dengan tersenyum ramah.
Gibran pergi membeli Minum sedangkan Putri dan Ayu duduk di bangku Taman.
Selang beberapa menit , Gibran datang dengan Minuman di tangannya.
"Oh iya Gib , Lo mau apa sih ajak Ayu kesini?" Tanya Gibran penasaran.
"Hemm jadi gini Yu" Ucap Gibran dengan berdehem mengurangi rasa gugup nya.
Gibran lalu berdiri di hadapan Ayu dan memegang tangan Ayu.
"Ay , mungkin aku tak bisa merayu mu bahkan berkata romantis seperti lelaki lainnya , tetapi aku serius dan aku bersungguh-sungguh bahwa aku Mencintai mu dari awal kamu masuk sekolah" Ucap Gibran dengan sorot mata tajam yang serius tanpa kebohongan.
Lalu Gibran menghela nafas nya dan menunduk.
"Ay , maukah kau menjadi kekasih ku?" Tanya Gibran dengan mengangkat wajah dan menatap wajah cantik Ayu.
Putri tersenyum melihat wajah sahabat nya yang kaget , meski ia harus menutupi perasaan lainnya.
"Hemm iya" Jawab Ayu dengan menunduk malu.
Gibran langsung melepaskan tangan Ayu dan mengambil kotak Cincin di dalam saku celana nya.
Lalu Gibran memasangkan Cincin tersebut di jari Ayu.
"Saat ini mungkin kau masih menjadi kekasihku , tetapi saat aku sudah menggantikan Ayah di perusahaan , aku akan menikahi mu, Sayang" Ucap Gibran dengan bahagia.
Semua yang menyaksikan itu bertepuk tangan dan mengucapkan selamat.
Putri langsung memeluk Ayu dan mengucapkab selamat.
Ia hanya tersenyum kecut dan memilih pergi dari sana.
Gibran membawa Ayu duduk kembali di Taman tersebut.
"Terimakasih , aku sangat bahagia sekali" Ucap Gibran dengan menatap wajah Ayu.
"Heem ya Gib" Jawab Ayu dengan malu.
Gibran adalah kakak kelas Ayu dan Putri , saat ini ia tinggal menunggu ke lulusan nya.
"Ayo aku antar pulang , nanti Nenek khawatir" Ajak Gibran dengan memegang tangan Ayu.
Ayu hanya mengangguk dan mencari keberadaan Putri.
"Tuh Putri , kita panggil dulu" Ucap Gibran menunjuk Putri yang sedang duduk tak jauh dari nya.
Lalu mereka menghampiri Putri dan mengajak nya pulang karena sudah mau malam.
**
Mereka berjalan ke arah mobil Gibran.
Setelah sampai Gibran membukakan pintu untuk Ayu.
"Terimakasih Gib" Ucap Ayu dengan lembut.
"Sama-sama Sayang" Jawab Gibran dengan tersenyum.
Putri yang melihat itu pun menatap nya dengan malas.
"Hey ayolah nanti pacarannya , keburu malam nih mau pulang" Ucap Putri dengan kesal
Ayu hanya cengengesan begitupun dengan Gibran.
Gibran langsung melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang.
***
Tepat sebelum malam mereka sampai di Rumah sederhana Nenek nya Ayu.
Gibran mengantarkan mereka sampai depan pagar Rumah.
"Aku langsung pulang ya , salam untuk Nenek dan Kakek" Ucap Gibran pada Ayu.
"Iya Gib , Terimakasih ya" Jawab Ayu dengan ramah.
"Oke , bye Sayang" Pamit Gibran dengan lambaian tangannya.
"Hati-hati" Balas Ayu dengan lambaian tangan.
Setelah mobil Gibran pergi , Ayu mengajak Putri ke Rumah nya dulu.
"Put , mampir dulu yu?" Ajak Ayu dengan tersenyum.
"Gak deh Yu , besok lagi aja ya" Balas Putri dengan tak enak.
"Hemm yaudah deh , kalau gitu aku masuk dulu ya" Pamit Ayu dengan memeluk Putri.
"Oke , aku juga pulang dulu" Balas Putri dan mereka melepaskan pelukannya.
Ayu langsung masuk ke dalam Rumah dengan wajah yang berbinar bahagia
"Assalamualaikum , Kakek" Ucap Ayu dengan semangat.
"Waalaikumsalam , kenapa ini wajah nya terlihat bahagia sekali" Tanya Kakek yang sedang meminum kopi.
"Hehehe tidak kenapa-napa, Kek" Jawab Ayu dengan tersenyum.
"Kek , dimana Nenek?" Tanya Ayu dengan celingukan mencari Nenek nya.
"Di dapur lagi memasak , sana bersih-bersih dulu baru bantu Nenek mu" Jawab Kakek dengan lembut.
"Yaudah deh Kek , aku ke kamar dulu ya" Ucap Ayu bangkit dari duduk nya.
Ayu langsung membersihkan badannya , setelah selesai ia akan membantu Neneknya memasak.
***
3 Tahun Kemudian.
Saat ini kelulusan Ayu dan Putri , sedangkan Gibran ia sudah Lulus kuliah dan menggantikan posisi Ayah nya di Perusahaan.
"Sayang kau akan kuliah dimana?" Tanya Ibu Yulia , Bunda nya Gibran.
"Aku kuliah di Universitas X Bu , jakur aklerisasi dengan Beasiswa" Jawab Ayu dengan sopan.
Ya Orangtua Gibran sudah tau dengan hubungan Putra nya dengan Ayu yang notabe nya adalah Gadis biasa saja , tetapi mereka tak masalah bahkan sangat menyukai Ayu , makanya mereka langsung melamar Ayu.
***
Saat ini mereka sedang di Restoran mewah yang di Booking oleh Gibran untuk merayakan ke lulusan Ayu.
Disana ada Orang tua Gibran , Nenek dan Kakek Ayu , serta Ayu dan Gibran.
Sedangkan Putri ia sedang bersama keluarga nya.
***
Ayu sangat sibuk menyiapkan untuk Kuliah nya yang di bantu oleh Gibran.
Drttt Drrttt
"Halo Put" Ucap Ayu saat mengangkat telepon dari sahabat nya.
"Dimana Yu? Apa bisa kita bertemu di danau biasa tempat kita nongkrong" Tanya Putri
"Bisa Put , jam berapa?" Tanya balik Ayu
"Jam 7 malam saja ya , kalau begitu aku matikan dulu , Oke" Jawab Putri lalu mematikan telepon nya.
Ayu menyimpan kembali Hp nya ke dalam tas.
"Kenapa sayang?" Tanya Gibran
"Oh tidak Mas , ini Putri nanti malam ingin bertemu , tidak apa kan?" Ucap Ayu dengan memakan kembali makannya.
"Iya , asal jangan macam-macam ya" Balas Gibran dengan tersenyum.
Ayu mengangguk dan mereka melanjutkan makan siang nya kembali.
Gibran mengantarkan Ayu pulang sedangkan ia kembali lagi ke kantor.
"Hati-hati Mas" Ucap Ayu saat sudah sampai di Rumah.
"Iya sayang , salam untuk Nenek dan Kakek" Balas Gibran mencium kening Ayu kilas.
"Iya" Ucap Ayu dan ia keluar dari mobil Gibran.
***
Malam hari nya tepat pukul 7 Ayu sudah sampai di danau tersebut dan melihat Putri yang sudah disana.
"Maaf lama Put" Ucap Ayu tak enak.
"Tak apa , tenang aja" Balas Putri dengan tersenyum.
"Ada apa Put?" Tanya Ayu penasaran.
"Hmm , gue besok akan pindah ke Negara M dengan Nyokap gue , dan gue juga akan kuliah disana Yu" Ucap Putri dengab menghela nafas.
Ayu kaget karena ia baru mengetahui nya sekarang , dan berita nya sangat mendadak.
"Hahh kenapa mendadak sekali , bahkan kita aja belum jalan-jalan dulu" Balas Ayu dengan kaget.
"Ya gue juga gak tau Yu , tadi pagi Nyokap bilang nya" Ucap Putri dengan malas.
"Hem yaudah deh gapapa, asal lo jangan lupain gue aja" Balas Ayu dengan tersenyum.
Mereka lalu bercerita dengan canda tawa di obrolannya.
Mereka disana hampir 2 jam dan Ayu memutuskan untuk pulang lebih dulu.
**
Hari-hari Ayu di lewati dengan banyak kegiatan , mulai dari kuliah hingga membantu Gibran di Perusahaan , terkadang ia juga menghabiskan waktu dengan Ibu nya Gibran.
Ayu memiliki sahabat baru di kampus , ia adalah Nadin dan Pras , mereka sangat baik dan juga tak memandang derajat Ayu yang di bilang hanya orang sederhana.
Hingga tak terasa Ayu akan menuntaskan Kuliah S1 nya tinggal beberapa bulan lagi.
saat ini Ayu , Nadin dan Pras sedang duduk di dekat Pos Satpam menunggu Gibran yang akan menjemput Ayu.
Tin Tin
"Noh pangeran mu sudah sampai" Ucap Nadin dengan tertawa
"Yaudah gue duluan ya teman-teman" Ucap Ayu melangkah pergi meninggalkan Pras dan Nadin.
"Maaf lama , mas ada meeting dulu" Ucap Gibran saat Ayu masuk ke dalam mobil.
"Tak apa Mas" Balas Ayu dengan lembut.
"Ayo cepat Mas , pasti Ibu sudah menunggu ku kelamaan" Ucap Ayu kembali
Gibran lalu melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang.
Di dalam mobil , Gibran menggenggam tangan Ayu.
"Sayang , Mas kan sudah bekerja , apa kau mau menikah dengan Mas?" Ucap Gibran dengan serius.
"Mau mas , tapi kan aku masih kuliah" Jawab Ayu dengan sedih , sejujur nya ia juga mau menikah saat ini dengan Gibran.
"Sayang kenapa sedih , kan sebentar lagi juga kamu Lulus" Ucap Gibran mencium tangan Ayu yang di genggam nya.
"2 bulan lagi Mas" Balas Ayu dengan tersenyum.
"Iya tak apa Sayang , nanti setelah kamu wisuda kita langsung menikah" Ucap Gibran dengan bahagia.
Ayu hanya mengangguk tanda setuju.
Mobil telah berhenti di halaman Mansion Wibawa , terlihat Ibu Yulia menunggu dengan wajah kesal nya.
Ayu dan Gibran langsung saja keluar dan menghampiri Ibu Yulia.
"Ibuuuu" Ucap Ayu sambil memeluk calon mertua nya.
"Hais kenapa kau lama sekali sih sayang , apa kau tau Ibu sudah jamuran nunggu kamu disini" Balas Ibu Yulia dengan kesal.
"Maaf Bu , tadi aku ada meeting penting" Ucap Gibran dengan santai nya.
Ibu Yulia hanya mencebik kesal , lalu Ayu dibawa masuk oleh Bu Yulia.
"Anak kandung nya itu siapa sih" Gumam Gibran dengan kesal karena ia di tinggal sendiri di luar.
Saat masuk ke ruang keluarga , terlihat disana Ayah Gibran sedang menonton tv.
"Ayahh" Panggil Ayu dengan ramah.
"Ahh kau Nak , kenapa lama sekali tidak mengunjungi lelaki tua ini" Ucap Ayah salim dengan merentangkan tangannya ingin memeluk Ayu.
Tetapi Gibran langsung memeluk Ayah nya.
"No , Sayang aku akan merajuk jika kau memeluk Lelaki lain walaupun itu Ayah" Ucap Gibran dengan wajah kesal nya.
"Anak durhaka kau Gib , masa Ayah tidak bileh memeluk Menantu Ayah sendiri" Cebik Ayah Salim dengan sinis.
Ayu dan Bu Yulia tertawa melihat mereka yang debat tetapi masih saling memeluk.
Gibran dan Ayah Salim yang menyadari nya pun langsung melepaskan pelukannya.
"Hihh mending Ayah memeluk Ibu mu dari pada kau" Ucap Ayah dengan wajah jijik nya.
"Ihh aku juga ogah ya Ayah , aku akan memeluk Ayu saja" Balas Gibran dengan sinis.
Tawa mereka menggema di ruang keluarga tersebut.
Ayu sangat bahagia berada di antara mereka.
"Ayo sayang kita berekspetasi di dapur" Ajak Ibu Yulia dengan menggandeng tangan Ayu.
"Lets go Bu" Balas Ayu dengan semangat.
Setelah para wanita pergi , Gibran dan Ayah nya ke ruang kerja untuk membahas masalah Kantor.
***
Setelah hampir 1 jam berkutat di dapur , akhirnya masakan Ayu dan Bu Yulia selesai juga , para pelayan menata nya di meja makan.
Sedangkan Ibu Yulia memanggil para lelaki , dan Ayu menyiapkan makanan penutup nya.
Gibran , Ayah dan Ibu nya terlihat sudah sampai di Ruang makan dan duduk di kursi masing-masing.
Ibu Yulia dan Ayu mengambilkan makanan untuk para lelaki tersebut.
Lalu baru untuknya.
Mereka makan malam dengan tenang dan tanpa ada yang bicara.
Setelah selesai , Ayu membereskan meja makan dahulu dan menyiapkan makanan penutup untuk di makan di Ruang keluarga.
"Non , biar bibi saja yang bereskan" Ucap pelayan dengan hormat.
"Tak apa Bi , Bibi cuci bekas makan aja ya , ini sudah beres kok" Balas Ayu dengan tersenyum.
Pelayan tersebut hanya mengangguk saja dan meninggalkan Calon Nona Muda nya.
Setelah selesai Ayu langsung menuju Ruang keluarga dengan membawa makanan penutupnya
Lalu ia duduk di sebelah Gibran yang sedang berbicara dengan Ayah nya.
"Ohh iya kapan kalian akan menikah?" Tanya Ibu Yulia semangat.
"2 Bulan lagi Bu" Jawab Gibran dengan santai nya
"Benarkah, Nak?" Tanya Ayah Salim pada Ayu untuk memastikan.
"Iya Ayah , nanti setelah Ayu wisuda Mas Gibran langsung mengajak Ayu nikah" Jawab Ayu dengan senyum malu.
Ibu dan Ayah Gibran sangat senang sekali ini yang mereka tunggu-tunggu , mereka sangat menyukai Ayu jadi mereka takut Ayu di nikahi orang lain.
"Baiklah , mulai besok Ayu pakai mobil ya Nak , biar nanti gampang kemana-mana dan untuk menyiapkan segalanya dengan Ibu" Ucap Ibu Yulia dengan tatapan memohonnya.
Karena sudah beberapa kali menolak nya , Ayu akhirnya mengangguk karena tak ingin membuat mereka kecewa.
"Tapi hati-hati bawa mobil nya ya, Sayang" Ucap Ayah Salim mengingatkan
"Apa perlu pake sopir saja, Sayang?" Tanya Gibran dengan khawatir.
"Tidak usah Mas , aku kan dengan Ibu , jika jarak jauh baru kita pake sopir, iya gak Bu?" Ucap Ayu dengan meminta bantuan pada Ibu mertua nya.
"Iya Nak , kita kan gak akan kemana-mana" Balas Ibu Yulia dengan tersenyum.
"Huhh baiklah" Ucap Gibran dengan pasrah.
"Hahaha kau tak akan menang melawan wanita Gib" Ucap Ayah salim dengan tertawa mengejek.
"Berarti Ayah juga kalah dengan Ibu" Balas Gibran dengan sinis.
Ayah Salim langsung tersenyum kikuk yang mana membuat Gibran langsung tertawa.
"Ayah , Ibu aku pulang dulu ya" Pamit Ayu saat jam menunjukan pukul 9 malam.
"Ahh iya Sayang , besok main lagi ya" Ucap Ibu Yulia dengan tersenyum.
"Ah kebetulan besok Ayu libur kuliah, Bu" Balas Ayu dengan senang.
"Kalau begitu besok Ibu akan menjemput mu , kita akan belanja dengan Ibu, Oke" Ucap Ibu Yulia dengan antusias.
"Siap Bu , yaudah aku pergi dulu ya" Pamit Ayu kembali dan menyalami kedua Orang tua Gibran.
Gibran dan Ayu berjalan keluar dengan gandengan tangan.
Gibran melajukan mobil nya dengan agak kencang , karena sudah malam takut Nenek nya Ayu khawatir.
***
Sesampai nya di Rumah Ayu , Gibran tak mampir karena sudah malam , jadi ia memutuskan akan langsung pulang setelah Ayu masuk ke Rumah nya.
Ceklek
Ayu masuk dan disana Kakek sedang mengobrol dengan Nenek nya.
"Ada apa? Kenapa kamu tersenyum begitu, Nak" Tanya Kakek dengan penasaran.
"2 Bulan lagi aku akan menikah, Nek , Kek" Balas Ayu dengan bahagia.
"Benarkah,Nak?" Tanya Nenek dengan wajah bahagia nya.
"Iya Nek , jadi setelah aku menikah Nenek bisa pergi ke sana dengan Kakek" Balas Ayu memeluk Nenek nya.
"Ingat Nak , jika ada apa-apa kabari kami semua" Ucap Kakek dengan tegas.
"Siap Kek" Balas Ayu dengan serius.
"Kapan kau akan jujur?" Tanya Nenek dengan serius.
"Nanti , saat tiba waktunya aku akan jujur, Nek" Jawab Ayu dengan tegas dan tidak bisa di rubah.
Nenek dan Kakeknya hanya mengangguk saja , lalu mereka masuk ke kamar masing-masing untuk istirahat.
**
Ayu merebahkan tubuhnya dan ia melihat Poto dirinya sedang tertawa dengan Putri.
Hampir 4 tahun ini Putri tak ada kabar sama sekali , ia seolah hilang di telan bumi.
Ayu sudah beberapa kali menelponnya tetapi nomornya sudah tak aktif.
"Put , bagaimana keadaanmu?" Gumam Ayu dengan lirih.
Kalu tak lama kemudian Ayu pun tertidur karena tubuhnya yang lelah.
.
.
2 Bulan Kemudian.
Semua persiapan Pernikahan Ayu dan Gibran sudah rampung.
1 Bulan yang lalu , Ayu sudah lulus bahkan sudah di wisuda.
Ayu mendapatkan nilai yang sangat bagus bahkan Nenek dan Kakek nya pun bangga dengan Ayu.
Ayu lulus lebih dulu dari Nadin dan Prass , karena Ayu memiliki kepintaran di atas rata-rata.
Saat ini Ayu sedang duduk di Rumah dengan Neneknya , karena 2 hari lagi ia akan melangsungkan Pernikahan.
"Nak?" Panggil Nenek dengan lembut.
"Iya Nek , ada apa?" Tanya Ayu dengan bingung pasalnya Nenek memasang wajah serius.
"Kapan kau akan mengunjungi Bunda mu?" Tanya balik Nenek dengan mengelus rambut panjang Ayu.
"Belum saat nya, Nek" Jawab Ayu dengan merebahkan kepalanya di pangkuan sang Nenek.
"Kau akan menikah Nak , sebaiknya beri tahu mereka" Ucap Nenek dengan lembut.
"Semalam aku sudah Vc dengan mereka Nek , mereka juga memaklumi nya dan bahkan Nenek tau , Ayah memberi banyak tugas padaku" Balas Ayu dengan wajah cemberutnya.
Kakek yang baru saja tiba disana langsung bingung dengan wajah di tekuk Cucu kesayangannya.
"Kenapa, Nak?" Tanya Kakek penasaran.
"Ayah memberikannya tugas yang banyak , katanya" Jawab Nenek dengan terkekeh geli.
Sontak Kakek langsung tertawa dengan gemas melihat Cucu nya yang merajuk.
"Ishh kenapa kalian malah menertawakan Ayu" Ucap Ayu dengan kesal.
"Dengarkan Kakek ya Nak, kau itu anak tunggal mereka , jadi sudah pasti kamu akan mewarisi semua nya" Ucap Kakek dengan lembut.
"Hufth iya Kakek sayang" Balas Ayu dan memeluk Kakek nya.
"Sudah sana tidur , besok kan kau akan melakukan perawatan dan kita akan ke Hotel tempat kau akan Menikah" Ucap Nenek
"Oke Nek, Nenek dan Kakek juga bergegaslah tidur" Balas Ayu lalu mencium pipi Nenek dan Kakek nya.
***
Sedangkan di belahan Dunia lainnya , seorang wanita dengan perut agak buncit sedang duduk di bangku belakang Rumah.
"Apa kabarmu Mas?" Gumam wanita tersebut.
"Apa kamu bahagia menikahi dia , aku akan membalas nya , aku tak peduli siapa dia" Ucap wanita tersebut dengan raut wajah marah nya.
"Aku akan merebutmu Gibran , agar anak kita bahagia" Gumam wanita itu kembali.
***
Ke esokan pagi nya , Ayu dan Nenek sudah siap untuk pergi ke Hotel , sedangkan Kakek ia nanti akan menyusul.
Ayu dan Nenek di jemput oleh sopir keluarga Gibran.
"Non Ayu , ayo kita berangkat" Ucap sang sopir dengan sopan
"Iya Pak, tolong bantu saya memasukan koper Nenek dan punya saya" Balas Ayu dengan ramah.
"Baik Non" Ucap sopir tersebut.
Lalu Ayu dan Nenek masuk ke dalam mobil tersebut.
Setelah semuanya siap , sopir langsung melajukan mobil nya menuju ke Hotel.
Setelah menempuh hampir 1 jam , Ayu sudah sampai di Hotel , dan langsung menuju ke kamar dengan di antar oleh pegawai Hotel.
"Ahh Nenek merasa lelah Nak" Ucap Nenek dengan duduk di sofa kamar tersebut.
"Yaudah Nenek duduk dulu , Ayu akan melakukan perawatan di Ruangan sana ya" Ucap Ayu dengan menunjukan Ruangan sebelah.
Nenek hanya mengangguk saja.
Ayu langsung masuk kesana dan melakukan serangkaian Perawatan dari atas sampai bawah.
**
Sedangkan di Mansion Wibawa kedatangan Putri bungsu nya Amanda Naila Wibawa yang baru saja tiba dari Negara K.
Sore hari nya Seluruh keluarga besar Ayah Salim dan Ibu Yulia sudah berkumpul disana.
Disana juga ada para sahabat Gibran yang akan berpesta kecil disana sebelum esok Gibran melepaskan masa lajang nya.
Terlihat di kamar Gibran terdapat 4 orang Lelaki tampan , Gibran , Malik , Tama dan Nicolas.
"Sebelum lo Nikah , ayo kita pesta dulu" Ucap Tama dengan mengangkat gelas wine nya.
Lalu mereka ber 4 meminum sampai tengah malam , dan mereka tidur dengan tak beraturan di kamar Gibran.
**
Hari yang di tunggu pun tiba , hari ini Pernikahan Ayu dan Gibran di gelar di Hotel yang sangat mewah , hanya orang-orang tertentu yang bisa menyewa Hotel tersebut.
Keluarga Wibawa beruntung bisa menyewa Ballroom Hotel tersebut.
Aula Hotel sudah di sulap sedemikian rupa dengan dekorasi yang sangat sederhana tetapi Elegant , Ayu sengaja memilih dekorasi tersebut supaya lebih terkesan.
Para tamu undangan sudah hampir tiba di sana , karena hanya sedikit tamu yang mereka undang.
Rombongan Gibran sudah sampai di Hotel dan langsung masuk ke Ballroom.
Gibran duduk berhadapan dengan Kakek dan Penghulu , sedangkan Ayu masih di dalam Ruang makeup dengan di temani oleh sahabat nya Nadin dan Adik iparnya Amanda.
Gibran duduk sangat gelisah , gugup menjadi satu , wajah nya yang sangat gugup sangat jelas terlihat.
"Sudah siap?" Tanya penghulu untuk memulai.
"Siap Pak" Jawab Gibran dengan lantang.
Lalu Gibran menjabat tangan Kakek Ayu dan Ijab Qobul pun di mulai.
"SAH" Ucap para saksi serempak.
Gibran langsung menghela nafas lega kala Ijab Qobul suda selesai.
Ayah salim menepuk pundak Gibran dengan tersenyum.
Sedangkan di Ruangan makeup , Ayu meneteskan air mata nya , sekarang ia sudah menjadi seorang istri.
"Ahh selamat kak Ayu , kakak akan menjadi teman belanja ku dan Ibu" Ucap Amanda dengan memeluk Ayu bahagia.
Ayu hanya mengangguk tersenyum dan membalas pelukan Adik iparnya.
Nadin memeluk Ayu dan Amanda , ia juga sangat bahagia melihat sahabat nya bahagia.
"Nak ayo" Ucap Ibu Yulia dengan tersenyum bahagia.
Mereka melepaskan pelukannya dan membantu Ayu membereskan Gaun yang berantakan.
Lalu Ayu keluar dengan di gandeng oleh Ibu Yulia dan Amanda.
Sedangkan Nadin langsung duduk di dekat Nenek dan Prass.
Ayu berjalan dengan sangat anggun , senyum terukir di bibir cantik nya.
Para tamu undangan di buat terpana oleh kecantikan seorang Ayu Anjani.
Gibran menganga melihat sang Istri yang baru saja ia nikahi berjalan dengan anggunnya ke arah dirinya.
Plak
"Tutup tuh mulutmu Nak" Ucap Ayah salim dengan terkekeh
Gibran langsung tersenyum malu dan menunduk.
Ayu duduk di sisi Gibran , lalu ia menandatangani beberapa dokumen.
Setelah selesai ia bertukat Cincin dengan Gibran , lalu ia raih tangan Gibran dan mencium nya.
Gibran membalas dengan mencium kening Ayu dengan lembut.
Setelah selesai Ayu dan Gibran langsung duduk di Singgasana nya.
Para tamu undangan satu persatu memberikan selamat kepada mereka.
Acara tersebut langsung di lanjutkan dengan Resepsi nanti malam.
Terlihat Tama , Malik dan Nicolass mendekat ke arah pelaminan.
"Selamat menempuh hidup baru sobat" Ucap mereka dengan tersenyum
"Terimakasih kalian" Jawab Gibran lalu memeluk mereka satu persatu.
"Malik siap-siap kau akan lembur selama seminggu" Ucap Tama dengan tertawa.
Hahh , Malik hanya membunag nafas kasar saja.
Malik Handerson adalah tangan kanan serta sekertaris pribadi dari Gibran.
"Apa kau keberatan Malik" Ucap Gibran dengan penuh penekanan.
"Hah aku tak bisa menolak Tuan" Balas Malik dengan pasarah.
Lalu mereka tertawa bersama dengan sangat lepas , karena jarang sekali seorang Malik memasang wajah pasrah nya.
Setelah puas tertawa mereka langsung turun dan menikmati makanan yang sudah di sediakan.
"Apa kau lelah sayang?" Tanya Gibran dengan lembut.
"Tidak Mas , hanya saja aku haus" Jawab Ayu dengan tersenyum.
"Tunggu lah dulu , aku akan mengambilkannya untukmu" Ucap Gibran lalu pergi dari sana.
"Put kamu dimana? sekarang aku sudah menikah dengan Laki-laki yang mencintai ku. andai kau disini aku pasti bahagia" Batin Ayu dengan sedih
"Sayang" Panggil Gibran menyentuh pundak Istri nya
"Eh iya Mas" Balas Ayu saat ke sadaran nya sudah kembali.
"Kenapa hmm?" Tanya Gibran penasaran.
"Aku hanya merindukan Putri, Mas" Jawab Ayu dengan lirih.
"Nanti aku akan mencari tau tentang nya , tenanglah" Balas Gibran memeluk Ayu.
Hingga siang hari acara baru selesai dan para tamu serta keluarga sudah melenggang dari sana.
Ayu dan Gibran masuk ke kamar nya , karena masih ada waktu lagi untuk istirahat dahulu sebelum melanjutkan untuk Resepsi.
***
"Bagaimana dengan wanita itu?" Ucap Lelaki yang sedang menelpon dengan anak buah nya.
"Dia aman Bos , keluarga nya juga aman" Jawab anak buah nya
"Jaga mereka dan laporkan kalau terjadi sesuatu disana" Ucap Lelaki tersebut dan langsung mematikan teleponnya.
Lelaki tersebut hanya menghela nafas berat , entah sampai kapan Rahasia besar ini akan tertutup , tetapi ia yakin suatu saat semua ini akan terbongkar.
**
Malam hari nya semua tamu undangan sudah memasuki Aula Hotel, hampir semua kolega bisnis Wibawa hadir disana.
Gibran dan Ayu berjalan dengan bergandengan tangan mesra , senyuman tak pernah luntur dari wajah mereka.
Mereka terus melangkah ke arah Singgasana nya.
Setelah sampai mereka langsung Photo keluarga , sahabat dan dengan yang lainnya.
Ayu juga mengundang beberapa teman kuliah nya yang satu jurusan dengannya.
Semua orang menikmati acara tersebut dengan bahagia.
Apalagi Ibu dan Ayah Gibran , mereka sangat bahagia karena mendapatkan Ayu sebagai Menantu nya.
*
Tepat jam 12 malam Pesta selesai , semua orang sudah bubar begitupun dengan Nenek dan Kakek yang sudah masuk kamar sedari tadi.
Kakek duduk di balkon kamar Hotel dengan seorang Lelaki muda yang sangat tampan.
"Jaga dia untuk kami, Nak" Ucap Kakek dengan sendu.
"Aku mohon jika telah terjadi sesuatu dengannya dan ia memilih menyerah , bawa dia pulang" Ucap kembali Kakek.
Lelaki tersebut melihat raut wajah Kakek yang khawatir , karena ia akan kembali besok ke Negara K dengan Nenek.
"Baik Kek , aku akan menjaga nya , kau tenang saja jika dia menyakiti Cucu mu aku yang akan membalas nya" Balas Lelaki tersebut dengan tegas.
"Aku percaya padamu, Nak" Ucap Kakek sedikit lega.
"Tidurlah , ini sudah malam, Kek" Ucap Lelaki tersebut dengan tersenyum.
Kakek berdiri dan meninggalkan Lelaki tersebut seorang diri.
"Aku akan merebut Ayu jika kau menyakitinya Gibran , tak peduli aku sahabatmu tetapi kalau kau berani menyakitinya , aku akan membawa nya pergi dari sisimu" Batin Lelaki tersebut dengan mengepalkan tangannya.
.
.
Sedangkan di kamar Pengantin , Ayu yang sudah membersihkan tubuh nya sedang menunggu Gibran selesai.
Ayu memainkan ponsel pintar nya dengan duduk di kasur king size nya.
Ceklek
Gibran keluar hanya di balut handuk saja yang mana membuat Ayu sangat gugup.
Gibran melotot melihat Ayu yang memakai baju laknat nya , dia menelan sliva nya dengan kasar.
Gibran mendekat ke arah Ayu dan membuat Ayu makin gugup dan salah tingkah.
"Sayang" Panggil Gibran dengan parau.
Ayu menatap manik mata Gibran yang sudah di penuhi gairah.
Tanpa menunggu jawaban dari Ayu , Gibran langsung saja mendekat dan memeluk Ayu dari samping , Gibran mencium pucuk kepala Ayu lalu turun ketelinga yang membuat Ayu bergeliat geli.
"Mas" Ucap Ayu dengan lirih.
Gibran membalikan tubuh Istri nya dan langsung saja Gibran mencium bibir tipis yang sudah menggoda nya.
Semula ciuman itu lembut tapi lambat laun ciuman Gibran semakin menuntut.
Lalu ciuman tersebut turun ke leher jenjang Ayu yang putih bersih , disana Gibran meninggalkan jejak kepemilikannya.
Dengan sekali hentakan baju laknat tersebut sudah lolos dari tubuh Ayu , hanya menyisakan bagian penutup terakhir saja.
Gibran langsung menatap dengan tatapan lapar nya saat melihat lekuk tubuh Ayu.
Gibran merebahkan tubuh Ayu dengan hati-hati dan tak melepaskan pangutannya.
"Eungggg Mas" Racau Ayu dengan parau.
Lalu Gibran langsung menyatukan tubuhnya dengan sang Istri , dengan dua kali hentakan akhirnya Gibran bisa menerobos pertahanan Ayu.
Mereka seolah lupa dengan waktu yang kian menuju pagi , mereka baru selesai sebelum jam 5 pagi.
"Terimakasih sayang" Ucap Gibran dengan mencium kening Ayu lembut.
Ayu hanya diam saja dengan lelah dan perasaan yang sangat sulit di percaya.
Lalu mereka tertidur dengan sangat pulas karena ke lelahan.
***
Pagi hari nya , Ayu bangun lebih dulu dan melihat ke arah samping , sang suami masih terlelap dengan memeluk tubuh polos nya.
Ayu bergegas untuk bangun karena nanti siang Kakek dan Nenek nya akan terbang ke Negara K.
Gibran merasa terusik karena pergerakan dari Ayu.
"Sayang , mau kemana?" Tanya Gibran dengan suara serak nya.
"Mas , aku ingin ke kamar mandi ini sudah jam 09 sedangkan Nenek akan berangkat jam 01" Jawab Ayu dengan berusaha duduk.
Gibran langsung membuka mata nya dan duduk di sisi Ayu.
"Ayo Mas bantu" Ucap Gibran lalu menggendong Ayu ke kamar mandi.
***
Sedangkan di Restoran Hotel tersebut sudah berkumpul keluarga Gibran dan Ayu , bahkan para Sahabat Gibran pun masih ada disana.
"Ishhh menyebalkan , dimana Kak Gibran sudah siang begini juga" Gerutu Amanda dengan kesal.
"Sabar dong cantik , mereka kan Pengantin baru jadi mungkin masih bobo" Balas Tama yang mendengar gerutuan Amanda dengan wajah tengil nya.
"Yaudah kita tunggu saja , kita juga udah pada sarapan" Ucap Ayah Salim dengan santai nya.
Amanda hanya mencebikan bibir nya kesal.
-
Terlihat sepasang wanita dan pria dengan tak wajah berdosa nya baru sampai disana dengan cengengesan.
"Maaf lama" Ucap Ayu dengan tak enak.
"Tak apa Nak, tapi ini Adik mu menggerutu karena kesal" Balas Ibu Yulia dengan terkekeh.
"Ibu" Rajuk Amanda dengan kesal.
HAHAHAHA
Sontak mereka langsung tertawa karena melihat wajah merajuk Amanda yang sangat lucu.
"Tenanglah nanti Kakak ajak belanja, Oke" Ucap Ayu dengan membujuk Adik ipar nya dengan tersenyum.
"Ahh siapp Kak" Balas Amanda dengan semangat.
Ibu dan Ayah Amanda hanya menggeleng kepala saja.
"Heleh giliran belanja saja langsung semangat" Ucap Nicolass dengan menjitak kepala Amanda.
"Abang sakit" Ucap Amanda dengan cemberut.
Mereka sangat bahagia bahkan tertawa dengan bersama , hingga saat nya tiba Ayu dan Gibran mengantarkan sang Nenek ke Bandara.
"Tuan , Nyonya saya titip Cucu saya , jika memang suatu hari Anak kalian sudah tak menginginkan lagi dengannya , beritahu saya karena saya akan membawa nya pulang , dan jika saja kalian menyakiti nya saya akan membawa Ayu pergi" Ucap Kakek dengan lembut tetapi penuh dengan ancaman.
"Siap Tuan , kalian jangan khawatir jika itu terjadi saya dan suami saya juga akan membawa Menantu kita pergi" Balas Ibu Yulia dengan tak kalah tegas nya
"Kalau begitu saya dan istri saya permisi dulu" Ucap Kakek dengan berdiri dari duduknya.
Ayu hanya menghela nafas berat , ia sangat berat melepas Nenek dan Kakek nya pergi.
"Ibu dan yang lainnya , Ayu dan Mas Gibran akan ikut mengantar Nenek ke Bandara dulu ya" Ucap Ayu mengikuti Kakeknya berdiri
"Hati-hati ya kalian" Balas Ayah Salim.
Lalu Gibran dan Ayu masuk ke dalam mobil di ikuti dengan Kakek dan Nenek.
Gibran melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang karena mereka masih banyak waktu sebelum jam keberangkatannya tiba.
Hening , itulah yang mereka rasakan di dalam mobil tersebut , mereka diam dalam pikirannya masing-masing.
*
Selang 1 jam mobil yang mereka tumpangi akhir nya sampai di luar Bandara.
Anak buah Gibran membawa koper Kakek dan Nenek , Ayu sendiri tak melepaskan pelukannya di tubuh sang Nenek.
Mereka langsung ke jalur khusus karena Kakek akan terbang dengan pesawat pribadi keluarga Wibawa.
"Kalian hati-hati ya , kalau sudah sampai langsung telepon Ayu" Ucap Ayu memeluk sang Nenek.
"Iya sayang, kau juga jaga kesehatan dan jangan telat makan" Balas Nenek dengan mengecup pucuk kepala Ayu.
Lalu Ayu beralih memeluk Kakek nya.
"Kakek jangan khawatir , Ayu akan baik-baik saja" Ucap Ayu dengan tersenyum.
"Jika terjadi sesuatu langsung hubungi Kakek dan jika saja suatu hari kau mendapat masalah dan tak sanggup lagi menghadapi nya maka pulanglah" Bisik Kakek dengan lirih.
Ayu hanya mengangguk saja dan melepaskan pelukan dari Kakek nya.
Gibran memeluk Nenek dan Kakek Ayu bergantian.
"Jaga Ayu dengan baik jangan sakiti Cucu kami" Ucap Kakek dengan penuh tekanan.
"Baik Kek , aku akan menjaga Ayu dengan sangat baik" Jawab Gibran dengan memeluk pinggang Ayu.
Lalu Kakek dan Nenek berlalu masuk dengan di dampingi oleh beberapa anak buah Gibran.
Ayu melambaikan tangan kepada Kakek nya , tak terasa air mata nya menetes melihat kepergian Orang yang selalu ada untuk nya.
"Ayo sayang" Ajak Gibran dengan lembut.
"Hmmm" Balas Ayu dengan lesu.
Lalu mereka langsung pergi dari Bandara dengan Gibran membawa mobil nya sendiri.
**
Gibran membawa Ayu ke Mansion Utama Wibawa , disana Ibu , Ayah dan Amanda sudah menanti nya.
Mobil Gibran baru saja tiba di Mansion Utama dan langsung membukakan pintu mobil nya untuk Ayu.
"Terimakasih Mas" Ucap Ayu dengan tersenyum lembut.
"Sama-sama, Sayang" Balas Gibran dengan senyuman
Ayu dan Gibran masuk dan langsung ke Ruang Keluarga , karena disana sudah terlihat Ayah , Ibu dan Amanda yang sedang mengobrol.
"Sini Nak" Ucap Ibu Yulia menepuk sofa di sebelah nya.
Ayu hanya mengangguk sambil tersenyum dan langsung duduk di sebelah mertua nya.
"Oh iya Kak, Amanda akan membuka Butiq" Ucap Amanda pada Gibran.
"Bagus dong, nanti Kakak akan suruh Malik mencarikan tempat yang sangat bagus" Balas Gibran dengan tersenyum.
"Oh iya Kak, apa Kak Nadin mau menjadi sekertaris Manda gak ya?" Tanya Amanda sambil menatap Ayu.
"Pasti dia mau Dek, soalnya kemarin dia lagi mencari kerja sampingan untuk biaya kuliah nya" Jawab Ayu dengan senang.
"Coba aku minta nomor teleponnya , nanti biar aku yang tanyakan saja" Ucap Amanda
Lalu Ayu menyodorkan Hp nya dan langsung di ambil oleh Amanda.
"Sayang ayo istirahat dulu" Ucap Gibran dengan lembut.
"Nanti saja Mas , Ayu masih ingin disini" Balas Ayu dengan tersenyum.
"Baiklah , Mas ke Ruang kerja dulu ya" Pamit Gibran dengan mengusap kepala Ayu.
"Iya Mas" Balas Ayu
Gibran melangkahkan kaki nya ke arah Ruang kerjanya.
Amanda juga pergi ke kamar nya untuk menghubungi Nadin.
***
Ayu , Ayah dan Ibu Gibran masih duduk dan mengobrol di Ruang keluarga.
Hari sudah semakin gelap tak lama lagi malam akan menyapa.
"Bu ayo masak" Ajak Ayu dengan semangat.
"Ayo" Balas Ibu Yulia dan mereka langsung melangkahkan kaki nya ke arah dapur.
Pelayan yang ada disana langsung menyapa dan menyiapkan apa saja yang di butuhkan oleh ke dua Nyonya nya.
Hampir 1 jam Ayu dan Mertua nya berkutat di dapur , mereka memasak segala macam makanan.
"Ahhh selesai" Ucap Ayu dengan girang.
"Bi , tolong tata ini ya , aku dan Ayu akan membersihkan badan dulu dan memanggil yang lainnya" Ucap Ibu Yulia dengan tersenyum.
"Baik Nyonya" Balas pelayan tersebut.
***
Ayu langsung ke kamar dimana Gibran yang menempati nya.
Ceklek
"Dimana Mas Gibran" Gumam Ayu dengan mencari keberadaan suami nya.
"Ah mungkin masih di ruang kerja , aku mandi dulu" Gumam Ayu kembali dan mengambil handuk
Setelah beberapa menit Ayu langsung masuk ke walk in-closet , karena semua baju nya sudah rapih di dalam lemari tersebut.
Setelah selesai bersiap Ayu langsung saja menuju ke Ruang kerja suami nya.
Tok tok tok
"Mas , makan malam sudah siap" Ucap Ayu di depan pintu
Ceklek
"Iya sayang , Mas mandi dulu sebentar ya" Ucap Gibran dengan lembut.
"Yaudah ayo, aku siapkan baju nya ya" Balas Ayu dengan memeluk lengan Gibran.
"Baiklah ayo" Ajak Gibran dengan tersenyum.
***
Semua sudah berkumpul di meja makan , Ayu langsung mengambilkan makanan untuk Gibran , begitupun dengan Ibu mertua nya.
Amanda hanya diam saja dengan melihat Kakak ipar dan Ibu nya yang sedang melayani suami masing-masing.
"Kenapa Dek?" Tanya Gibran saat melihat Amanda hanya duduk saja.
"Tak apa Kak, hehehe" Jawab Amanda dengan cengengesan.
Lalu Amanda mengambil makanannya sendiri.
***
Setelah selesai makan malam mereka memutuskan untuk langsung beristirahat di kamar masing-masing.
"Hahhh apa Nenek belum ada menelpon, Sayang?" Tanya Gibran saat melihat istri nya baru keluar dari walk in-closet.
"Belum Mas , mungkin besok pagi baru sampai" Jawab Ayu saat duduk di samping suami nya
Lalu Gibran mengganti baju nya terlebih dahulu.
Tak lama kemudian Gibran keluar dan tidur di samping istrinya.
"Sayang, Mas mau tanya boleh?" Ucap Gibran dengan serius.
"Tanya apa Mas?" Balas Ayu dengan mengusap rambut suami nya
"Jika suatu hari kamu mendapat kabar tentang kejelakan ku atau rahasia ku dari orang lain , kamu akan percaya?" Tanya Gibran
"Tergantung Mas, jika itu ada buktinya aku percaya tetapi jika hanya omongan saja aku tidak akan percaya" Balas Ayu dengan santai , Gibran menghela nafas lega.
"Kenapa memangnya Mas?" Tanya Ayu penasaran
"Tidak apa sayang , Mas hanya nanya saja" Jawab Gibran
Lalu Gibran bangun dan tidur di samping Ayu , lalu Gibran menarik lembut tangan Ayu agar ikut tidur.
Mereka tertidur dengan pulas sambil memeluk satu sama lainnya.
.
.
*
Sedangkan Amanda ia masih terjaga di dalam kamar nya , ia baru saja menelpon Nadin untuk memastikan semua nya , dan akhirnya Nadin mau bekerja di Butiq nya.
Malik sendiri sudah mendapatkan tempat yang cocok untuk Amanda jadikan Butiq , tempatnya juga tak jauh dari Hotel milik Gibran.
"Huhh aku mengantuk sekali" Ucap Amanda dan langsung merebahkan tubuh nya di kasur.
Tak lama kemudian Amanda sudah menuju mimpi indah nya.
**
Tengah malam , Gibran terbangun dan melepaskan pelukannya dari tubuh sang istri dengan pelan.
Lalu ia melangkah ke arah balkon kamar dan duduk di kursi.
"Sampai kapan aku akan menyembunyikan semua ini dari mereka , terutama dari Ayu , aku tak ingin Ayu kecewa oleh ku" Batin Gibran
Gibran duduk dengan memandang langit dengan tatapan kosongnya.
Hingga 1 jam ia berdiam diri disana , karena sudah merasa dingin , Gibran masuk dan berbaring di sisi Istrinya lalu memeluk kembali istrinya.
**
Pagi hari nya Ayu bangun pagi-pagi , ia lalu melangkah ke arah kamar mandi dan mencuci wajah nya.
Setelah itu langsung saja Ayu turun dan oergi ke dapur , disana sudah ada para Pelayan yang sedang memulai pekerjaannya.
"Pagi" Ucap Ayu dengan ramah.
"Pagi juga Nyonya , ada yang bisa saya bantu?" Balas salah satu pelayan.
"Hmm tidak bi , aku akan memasak untuk sarapan pagi , jadi bibi kerjakan yang lainnya saja" Ucap Ayu dengan tersenyum.
"Baik Nyonya , kalau butuh apa-apa panggil saja kami ya" Balas bibi dengan sopan dan langsung pergi dari hadapan Ayu.
Ayu langsung berkutat dengan wajan dan teman-temannya.
Kali ini Ayu akan membuat sarapan Nasi goreng seafood dan Omelete saja.
Saat sedang berkutat dengan asyik nya , Ayu di kejutkan dengan sapaan dari mertua nya.
"Loh sayang kamu sudah ada disini" Ucap Ibu Yulia yang baru saja tiba.
"Ahh yaampun Bu , aku kaget" Balas Ayu dengan mengelus dada nya.
"Haha maafkan ibu ya , apa bisa ibu bantu?" Tanya Ibu Yulia dengan masih tertawa.
"Sudah selesai Bu , tinggal menata nya saja" Jawab Ayu dengan tersenyum.
"Baiklah biar Ibu yang menata , kamu mandilah dulu dan bangunkan Gibran saja" Ucap Ibu Yulia dengan lembut.
Ayu mengangguk dan membuka apron yang dia pakai.
Lalu ia langsung menuju ke arah kamarnya.
Ceklek
"Hmm mungkin sudah bangun" Gumam Ayu saat tak melihat Gibran di kasur.
Terdengar gemercik air di dalam kamar mandi dan Ayu langsung menyiapkan pakaian santai Suami nya.
Karena hari ini mereka akan berangkat bulan madu ke kota M.
Entah kenapa Ayu sangat ingin kesana , sedangkan Gibran hanya menurut saja.
Semua pekerjaan kantor Gibran limpahkan kepada Malik yang akan di bantu oleh Prans sahabat Ayu istrinya.
.
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!