NovelToon NovelToon

Karena Kamu, Jodohku

Prolog

" Karena cinta tak selamanya harus memiliki "

Akhirnya aku membenarkan ungkapan klise yang sering ku dengar saat orang-orang di sekitar ku patah hati. ( Devinta Dwi Suseno )

" Jika memang dia jodohmu , sejauh apapun perginya maka Ia akan kembali pulang "

Itulah hal pertama yang terlintas di benakku kala kami bertemu kembali. Apakah kamu memang jodohku ? ( Arnold Prayoga )

 

~ Devinta Dwi Suseno

Devi seorang dokter cantik yang merelakan cintanya kepada Arnold seorang CEO tampan , karena Devi merasa sang pria masih mencintai mantan kekasihnya yang tiba-tiba saja kembali ke kehidupan mereka disaat acara pertunangan mereka akan dilaksanakan.

Apakah ' merelakan ' seseorang yang kita cintai adalah suatu pembuktian cinta ?

Atau apakah ' merelakan ' ini adalah salah satu cara untuk menunjukkan rasa kecewa ?

Atau apakah ' merelakan ' adalah salah satu bagian dari ego nya ?

Yang Devi rasakan , saat ini keputusannya untuk ' merelakan ' sangatlah menyakiti hatinya. Terasa menyakitkan sampai rasanya Ia tak sanggup jika masih harus bertemu kembali dengan sang pemilik hati . Devi takut meruntuhkan dinding yang Ia telah bangun dengan alasan klise ' merelakan ' .

 

~ Arnold Prayoga

Namun benar ungkapan jika kita telah kehilangan maka kita akan mengetahui seberapa berartinya hal tersebut, itulah yang dirasakan Arnold ketika Devi memutuskan untuk menyerah terhadap hubungan mereka. Dan setelah itu semua terjadi, yang tersisa bagi Arnold hanyalah harapan-harapan yang membuatnya makin terluka.

Berharap Devi dapat menjadi penyembuh luka lama di hatinya. Namun yang Arnold lakukan malah menoreh luka baru dihatinya bahkan luka di hati Devi.

Berharap bahwa Ia lebih cepat menyadari bahwa sesungguhnya hanya Devi lah yang mampu membantunya menemukan jalannya kembali.

Berharap bahwa Ia lebih cepat menyadari jika Ia telah melakukan kesalahan dengan membiarkan sang penyembuh luka pergi meninggalkannya.

Namun semua hanyalah harapan Arnold. Harapan yang terus saja menambahkan rasa sakit di hatinya. Harapan yang menimbulkan penyesalan mendalam baginya. Harapan yang membuatnya tidak memiliki keberanian untuk mencari sumber kebahagiaannya. Harapan yang sudah membekukan hatinya. Harapan yang akan Ia simpan sebagai bentuk1 pertanggung jawaban karena telah menyakiti hati wanita yang tulus mencintainya. Namun apakah semua ini masih bisa di sebut harapan? atau inikah 111yyang namanya ' keputus asaan '.

 

Bagaimana jika takdir mempertemukan mereka kembali ? Apakah waktu telah berhasil menghancurkan ego mereka agar dapat meraih kebahagiaan? Ataukah mereka tetap pada pilihan untuk menjalani kehidupan masing-masing ? .

Disaat takdir berbicara, apakah kita dapat menerimanya walaupun sang hati masih menyimpan luka.

Disaat takdir berbicara, apakah kita bisa menerimanya walaupun bayangan masa lalu masih sering menghantui.

Atau,

Apakah semua kesakitan di masa lalu juga adalah takdir yang harus kita hadapi.

Apakah semua keputus asaan di masa lalu juga adalah takdir yang harus kita hadapi.

 

Kini, disaat mereka bertemu kembali bolehkah mereka berharap takdir dapat membawa kebahagiaan bagi mereka.

Kini, disaat mereka bertemu kembali bolehkah mereka berharap takdir memberikan mereka mengganti waktu-waktu kebersamaan mereka yang pernah hilang.

Kini, disaat mereka bertemu kembali bolehkah mereka berharap takdir dapat menyatukan cinta mereka yang mereka coba kubur dalam-dalam.

 

~ Devi dan Arnold

Biarkanlah takdir yang menentukan jalan apa yang harus kita lewati terlebih dahulu ,

Biarkanlah takdir yang menentukan kapan kita akan berbahagia bersama,

Akan kuterima semuanya, karena .....

Karena kamulah, Jodohku

 

to be continue ...

Bab 1 . Sebuah Keputusan

" Entah apakah keputusanku untuk kembali ini adalah yang terbaik bagiku " , seorang gadis berparas cantik sedang bermonolog kepada dirinya sendiri sambil menghela napas panjang.

Ya, dia adalah Devi seorang dokter bedah

, berusia 29 tahun di salah satu Rumah Sakit di kota London. Devi terkenal sebagai salah satu dokter bedah terbaik di rumah sakit tersebut. Sikapnya yang ramah juga ceria membuatnya banyak disukai oleh dokter lain, perawat , dan juga pasien. Kecuali Nancy yang merupakan sahabatnya, tidak banyak yang mengetahui dibalik senyumnya selama ini, Ia menyimpan luka dihatinya. Luka itu pula yang membuatnya bertahan ditempat yang sangat jauh dari rumahnya. Luka itu yang selama ini membuatnya betah dengan kesendirian.

Saat ini Devi sedang duduk sendiri di kursi kayu yang berada di roof top rumah sakit tempat Ia bekerja. Sudah terhitung 5 tahun Devi berada di London meninggalkan negara tempat Ia lahir dan dibesarkan, Indonesia.

5 tahun lalu Devi mendapatkan beasiswa di salah satu universitas di London untuk menyelesaikan pendidikan kedokterannya.

Karena merupakan salah satu mahasiswi yang berprestasi maka sembari Ia menyelesaikan pendidikannya, Ia juga di terima bekerja sebagai dokter bedah di Rumah Sakit yang di dirikan oleh universitas tersebut .

Setelah banyak berpikir, akhirnya Devi memutuskan untuk kembali ke Indonesia setelah terlebih dahulu menerima tawaran pekerjaan sebagai dokter bedah di salah satu Rumah Sakit swasta di Indonesia.

Dan sesuai rencana Ia, akan kembali ke Indonesia satu bulan lagi karena masih ada beberapa operasi yang telah Ia jadwalkan dan beruntungnya rumah sakit di Indonesia setuju untuk menunggu Devi menyelesaikan semua jadwal operasinya.

Gadis itu terlihat banyak pikiran, Ia merasa sedih karena harus meninggalkan teman-teman yang 5 tahun ini sudah menemaninya. Namun jauh di dalam hatinya, sebenarnya Ia hanya hawatir apakah Ia sudah siap pulang kembali ke Indonesia?

Tempat dimana Ia pernah mendapat luka

Tempat ternyaman yang rela Ia tinggalkan untuk menghilangkan luka hati nya

D0an juga tempat yang memungkinkan untuk Ia bertemu lagi dengan seseorang yang 5 tahun ini Ia coba lupakan.

" Huuufffttt..... biar bagaimana di sanalah rumahku, "

" Bukannya aku sudah melupakannya, "

" Bukannya 5 tahun ini aku baik-baik saja tanpanya, "

" Bukannya rasa itu sudah lama menghilang, "

" Bukannya tujuanku disini telah ku capai, "

Kembali Devi bermonolog untuk lebih meyakinkan dirinya sendiri bahwa keputusannya telah tepat.

" Aku rindu mama dan papa, "

" Aku rindu Kak Devan, "

Devi lanjut meyakinkan dirinya bahwa keputusannya sudah benar.

" Tapi bagaimana jika aku bertemu dengannya kembali? " tanyanya pada diri sendiri.

" Sepertinya itu gak mungkin, lagian belum tentu juga dia masih di Jakarta. "

" Belum bisa di pastikan juga jika kami bertemu apa dia masih mau menyapaku. Bukankah dia sudah bahagia dengan wanita pilihannya? " seketika Devi kembali merasa sedih karena pikirannya sendiri.

Setelah perdebatan sengit dalam pikirannya sendiri, kini Devi berdiri duduknya seraya merentangkan kedua tangannya seolah-olah Ia sedang menantang sang angin, Ia pun berteriak

" Home... Wait me. I'll be back soon "

Beberapa pasien dan suster yang juga berada di rooftop berbalik untuk menatapnya bingung. Tak sedikit ada yang tertawa melihat tingkah dokter cantik yang wajah dan body nya masih mirip anak SMA.

Menyadari itu Devi langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan sembari berlari meninggalkan rooftop dengan kepala yg menunduk karena malu.

. to be continue

Bab. 2. Thank You , London

~ Devi Pov

" Thank You Sir " ucapku sambil berjabat tangan untuk berpamitan kepada salah satu dokter senior yang merupakan kepala divisi dokter bedah dan juga pembimbingku saat menyelesaikan kuliah.

Aku berjalan keluar dari rumah sakit dengan membawa 1 box yang berisi buku-buku dan beberapa barang pribadiku. Sesekali aku membalas dengan senyum suster atau pasien yang menyapaku.

Sampai di lobby aku bertemu dengan sahabatku Nancy yang juga adalah seorang dokter spesialis anak. Selama lima tahun di London, Nancy sudah seperti saudaraku. Kami tinggal bersama di sebuah apartment yang kami sewa.

Kami berjalan beriringan untuk sampai ke parkiran mobil dan bergegas untuk pulang kerumah karena aku masih harus berkemas.

\*Apartement Devi, London .

"Hiks... hiks... hiks.... tak Ku sangka kau benar-benar akan meninggalkanku " masih ku dengar Nancy menangis sambil berjalan kearahku yang sedang duduk di lantai kamar mengemasi barang-barangku.

Sambil sesekali Nancy membantu melipat beberapa pakaianku , " Tidak bisakah kau tetap tinggal di sini? Karir mu disini sudah sangat bagus, jelaskanlah kepada mama dan papa Mu, bahwa disini penghasilan mu lebih banyak dibanding jika kau bekerja di Indonesia " , Nancy masih terus membujukku agar membatalkan niatku pulang ke Indonesia .

" Nan, kamu tahukan lima tahun ini aku tidak pernah sekalipun pulang ke Indonesia. Orang tua ku sangat hawatir dengan keadaan ku disini. Mereka berpikir aku masih tidak baik-baik saja" , aku coba menjelaskan.

" Apa ini masih soal pertunangan mu yang batal ? Ohh God, ini sudah 5 tahun berlalu Dev.... come on, apakah benar kamu belum move on ? " tanya Nancy .

" I'm really really good. Move on? Aku sudah lama melupakannya. Hanya saja kamu taukan, selama 5 tahun disini aku sangat sibuk. Aku sampai tidak pernah pulang ke Indonesia, Orang tua ku beralasan bahwa mereka sudah tua dan sudah sulit berpergian jauh untuk mengunjungiku karena kesehatannya. Jadi mereka mengharapkan agar aku pulang. Kamu pasti tau bahwa aku sangat menyayangi kedua orang tua ku. Aku tidak bisa menolak permintaan mereka. " Aku coba menjelaskan ke Nancy.

Ku lihat Nancy menghela napasnya panjang, Ia tidak lagi membalas ucapanku. Tangannya tetap cekatan membantuku melipat baju-bajuku. Nancy lebih dari seorang teman serumah bagiku. Ia sudah seperti saudaraku. Hampir lima tahun kami tinggal serumah, aku menceritakan semua rahasiaku kepadanya termasuk alasan ku meninggalkan Indonesia.

Setelah mengepak semua barangku, aku mengaturnya di pojok kamarku agar besok tak ada yang tertinggal.

" Nancy, maukah kau tidur dikamarku malam ini? Ku rasa aku akan sangat merindukan mu nanti " pintaku padanya.

" Oke... aku juga pasti akan sangat merindukanmu " jawabnya sambil berjalan ke arah tempat tidur.

Malam itu aku dan nancy terus saja mengobrol, kami mengingat-ingat saat pertama kali bertemu di kampus, saat susahnya kami mencari rumah yang saat ini kami tempati dan saat nancy hampir saja membakar apartement ini karena mencoba menyalakan perapian kuno saat musim dingin, dan banyak hal lain lagi yang kami obrolkan sampai akhirnya kami tertidur karena lelah tertawa bahkan menangis di sela sela obrolan kami.

* bandar udara internasional London Heathrow

Keesokan pagi nya, aku sudah check in dan memasukkan semua barangku ke bagasi pesawat. Terakhir kali sebelum masuk ke ruang tunggu, aku kembali berpamitan kepada nancy.

Di dalam pesawat kembali aku mengingat kenangan-kenanganku di kota ini. Kota tempatku melarikan diri dari semua kesakitanku lima tahun lalu. Kota tempatku belajar mandiri dan menjadi lebih kuat. Kota yang menjadi saksi bahwa aku sudah berusaha melupakannya . Kota yang membuatku merasa aku baik-baik saja. Kini aku siap untuk kembali pulang,

"See you and Thank You, London" ucapku lirih sebelum pesawat take off.

. to be continue

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!