NovelToon NovelToon

TERLANJUR MENCINTAI

Eps 1. Kesiangan

"Sayang apa abang ga ngantor hari ini?" Tanya mama Fio melihat anaknya masih duduk di sofa dengan memainkan ponselnya.

"Ke kantor dong mi, cuma Deni berangkat agak siangan" jawab Deni.

"Mama kira ga ke kantor, karena papimu aja sudah berangkat dari tadi, adikmu juga sudah berangkat kuliah semua" kata Fio.

"Loh tadi adek berangkat sama siapa mi?" Tanya Deni

"Ya berangkat sama Arya dong kan mereka satu kampus" jawab Fio.

"O ya sudah, soalnya mereka kan beda jurusan mi siapa tahu jam kuliahnya berbeda" kata Deni.

"Iya kemarin lusa memang mereka berangkat sendiri karena Arini masuk siang" kata mami Fio.

"Abang berangkat dulu mi" pamit Deni ke mami Fio sambil mencium punggung tangan sang mami.

"Hati-hati sayang" jawab Fio

Setelah semua berangkat kantor, Fio baru pergi ke Alfi cafe kampus. Fio masih aktif mengurus usahanya yang dirintis bersama sang suami dari bawah hingga sekarang sudah mempunyai banyak cabang.

Bahkan Fio menjalin kerja sama dengan kakak tercintanya Raka yang membuka sebuah rumah sakit ibu dan anak "RSIA Mahendra" Ya Raka sudah menjadi seorang dokter anak.

Awalnya Raka meminta Fio yang menjadi pimpinan di rumah sakit ibu dan anak, akan tetapi Aldo tidak mengijinkan jika istrinya ikut dalam berbisnis. Yang akhirnya di pimpin oleh Raka sendiri dimana sekarang wakil pimpinannya adalah Deni yang sudah menjadi seorang dokter umum.

💐 RSIA Mahendra

"Pagi dok" sapa perawat yang bertemu dokter Deni Angkasa Wijaya.

Deni hanya menganggukkan kepalanya tapa mengeluarkan sepatah kata dan senyumannya.

"Denger-denger katanya dokter Deni itu masih keponakan dokter Raka ya" bisik salah satu perawat rumah sakit ini.

"Iya dokter Deni itu anak dari adiknya dokter Raka" jawab perawat yang sudah tahu silsilah keluarga Mahendra.

"Sudah ayo kembali ke kerjaan masing-masing jangan membecarakan orang apa lagi itu bos kita sendiri" ucap kepala perawat.

"Eh kira-kira dokter Deni itu sudah punya pacar belum ya, gue juga ga nolak kok kalau mesti dampingi kemana aja" bisik salah satu perawat yang bernama Susi.

"Gue juga ga tahu, tapi kemarin waktu di mall gue lihat dokter Deni jalan dengan seorang gadis cantik. Dimana si gadis ini bergelayut manja dengan dokter Deni" kata suster Rina.

"Duh sakit hatiku..." kata Susi sambil memegang hatinya dengan kedua tangannya. Semua teman perawat yang mendengar pembicaraan mereka tertawa.

"Tok tok tok" pintu ruangan Raka di ketok

"Masuk" kata Raka

"Dok nanti jam 11 siang akan ada operasi cecar" kata suster Rina sambil memberikan berkas pemberitahuan bahwa dokter Raka yang akan menjadi dokter anak dari operasi cecar siang nanti.

Dokter Raka menerima berkasnya kemudian melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan angka 10.15. Yang artinya 45 menit lagi dokter Raka harus bersiap di kamar operasi.

Di cafe lantai bawah dokter Deni sedang menikmati makan siangnya seorang diri.

Tiba-tiba pundaknya ditepuk oleh seseorang.

"Halo Den, makan sendirian?" Tanya dokter Raka.

"Hai om, ini makan sama dokter Raka" jawab Deni sambil terkekeh.

"Kamu itu, gimana kabar mamimu. Lama om ga ketemu sama mami" tanya Raka.

"Mami baik om, biasa mami masih sibuk ngurus cafe" jawab Deni.

"Papimu ga protes apa, mami masih ngurusin cafe." Kata Raka.

"Papi sudah pasti protes om, cuma mami itu orangnya mana bisa diam. Pernah suatu kali mami disuruh papi berhenti mengurus cafe dan semua cafe di handel sama Arya dan Arini. Tapi mami malah mau buka usaha bareng sama temannya." Cerita Deni membuat Raka tertawa mendengarnya.

"Terus akhirnya gimana, apa papimu mengijinkan mami buka usaha sama temannya?" Tanya Raka.

"Papi ga mungkin mengijinkan mami buka usaha om, yah akhirnya mami diijinkan untuk kembali mengurus cafe tapi hanya dua cafe aja yang diurus mami. Yang lain lain tetap di handel Arya dan Arini" jawab Deni.

"Mamimu dari dulu memang ga pernah bisa diam" kata Raka

"Mami dulu katanya suka ikutan group band ya om?" Tanya Deni.

"Iya dari masih sma dia punya group band, papimu juga iya tuh. Cuma kalau mamimu dulu kuliah juga masih suka ikut, tapi papi tidak mengijinkan" kata Raka.

"Kenapa papi ga mengijinkan ya mami aktif kegiatan" kata Deni.

"Karena mamimu dulu banyak yang menyukainya dan kamu tahu sendiri papimu seposesif apa ke mamimu kan" kata Raka terkekeh. Deni ikut tertawa kecil membayangkan maminya banyak yang mengejarnya, sedangkan papinya begitu cemburuan.

Kedua dokter ini menghabiskan waktu makan istirahat dengan ngobrol dan makan bersama.

"Wah asyiknya makan sambil mengobrol" sapa dokter Vina.

"Silahkan dok kita ngobrol bersama" kata Raka.

"Bagaimana dokter Deni dengan kuliahnya, apakah tidak ingin melanjutkan ke spesialis?" Tanya dokter Vina.

"Tidak dok, saya hanya melanjutkan ke S2 saja. Biar om Raka saja yang menjadi dokter spesialisnya" jawab Deni sambil tersenyum.

💐 Kediaman Aldo Wijaya

Sorenya Aldo pulang lebih awal. Beruntung Fio tadinya mau ke cafe cabang yang lain dibatalkan dan pilih kembali ke rumah. Ternyata sang suami pulang lebih awal. Yah memang Aldo mengijinkan Fio untuk mengurus cafe, akan tetapi selalu Aldo meminta ke istrinya setiap suaminya datang maka istrinya harus sudah di rumah. Kecuali sebelumnya sudah meminta ijin Aldo akan pulang sore hari.

"Ceklek" Aldo membuka pintu kamar.

Terdengar suara air dari dalam kamar mandi. Aldo masuk ke kamar mandi yang tidak di kunci dengan sangat pelan-pelan untuk ikut mandi istrinya.

"Astaga papi, bikin kaget mami aja" kata Fio saat merasakan ada tangan melingkar di badannya yang polos karena sedang mandi.

"Papi jam segini sudah datang?" Tanya Fio menengok ke suaminya sambil mencium pipi sang suami.

"Papi kan mau mandi bareng sama mami, makannya papi pulang sore" jawab Aldo kemudian mencium bibir sang istri yang belanjut dengan tangan Aldo tak bisa lagi dikondisikan. Hingga selesai ritual mandi bersama pasangan suami istri ini.

Fio dan Aldo selesai mandi sore, mereka turun ke ruang keluarga untuk menunggu anak-anaknya datang dengan Aldo memainkan organnya untuk mengenang masa muda.

Arya dan Arini yang juga sudah datang dan sudah mandi setelah dari kuliah kemudian ke cafe pun juga sudah berganti dengan pakaian di rumahnya. Si kembar Arya dan Arini turun ke bawah setelah mendengar suara musik yang dilantunkan dengan organ.

Deni masuk ke dalam rumah mendengar suara musik mengalun kemudian melihat ke arah suara berbunyi yang ternyata papinya sedang memainkan organ, sedang sang mami bernyanyi. Ketiga anaknya yang mendengar secara bersamaan mengurungkan niatnya menyapa kedua orang tuanya. Mereka menunggu maminya selesai bernyanyi.

Eps 2. Papi pernah cemburu

Tepuk tangan dari ketiga anaknya sambil berjalan mendekati kedua orang tuanya, setelah Fio selesai menyanyikan lagu nostalgia bersama sang suami di usia mudanya.

Ketiga anaknya memberi salam dengan mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

"Loh kok kalian sudah pada datang, mami ga dengar?" Tanya Fio sambil mencium pipi ketiga anaknya.

"Mami tadi masih di kamar waktu adek (Arini) datang ya bang" kata Arini.

"Iya kata bibi mami masih di kamar" jawab Arya.

"Ternyata benar juga ya om Raka bilang tadi, katanya mami sama papi dulu suka musik dan mami sering ikutan pentas hingga kuliah ya" kata Deni.

"Om Raka cerita sama kamu bang?" Tanya Aldo.

"Iya kebetulan tadi kami makan siang bersama pih, terus om Raka banyak cerita tentang mudanya mami dan papi waktu masa sma hingga kuliah" kata Deni. Aldo dan Fio hanya tersenyum mendengar anaknya bicara.

"Kamu ga mandi dulu bang, apa badanmu ga gerah?" Tanya maminya.

"Iya nih Deni mau mandi dulu deh, baru nanti menyusul ke sini lagi" kata Deni kemudian naik ke atas menuju kamarnya.

"Om Dimas kok lama ga main ke sini ya mi, kapan-kapan kita main ke rumah om Dimas yuk mi" ajak Arini.

"Om Dimas kan kerja sayang, mana ada waktu disuruh sering main ke sini" kata Aldo.

"Kamu kalau mau main kesana ajak bang Arya aja sayang" kata Aldo

"Beneran pih kita boleh main ke sana?" Tanya Arini.

"Bener boleh, asal kamu ditemani bang Arya" kata Aldo

"Dulu kata om Dimas, papi pernah cemburu ya sama om Dimas?" Tanya Deni kemudian duduk di sofa. Fio tertawa mendengar pertanyaan anaknya ke papinya.

"Om Dimas cerita apa aja ke abang?" tanya balik Aldo ke Deni.

"Banyak, katanya papi itu cemburu akut. Sampai kuliah aja mami harus antar jemput tante Erna kalau ga ya sama om Farel" kata Deni.

"Ya ampun papi segitu takutnya apa pih mami diambil orang" kata Arya.

"Kalau papi ga begitu, mamimu udah diambil orang dari sebelum bang Deni lahir" jawab Aldo mengenang saat Dio mendekati istrinya hingga membuat Aldo salah paham.

"Memang banyak ya pi dulu yang suka sama mami?" Tanya Arya.

"Banyak, bahkan ada yang sampai mami hamil kalian berdua aja masih belum move on." Kata Aldo mengingat bagaimana dulu pandangan Dio saat mereka bertemu dan Dio tahu Fio hamil si kembar. Fio hanya diam tanpa memberi jawaban kepada ketiga anaknya.

"Memang dulu mantan mami banyak ya mi?" Tanya Arini.

"Mami ga punya mantan sayang, kan papi itu pacar pertama dan terakhir mami" kata Fio.

"Ehem..." Aldo berdehem

"Tuh papi kali yang punya mantan" kata Fio.

Aldo tertawa melihat istrinya protes.

"Sudah yuk kita makan dulu" ajak Fio.

"Tuh kan mami kalau bahas mantan langsung mengalihkan pembicaraan kan" kata Aldo ke anak-anaknya.

Fio jalan menuju ke meja makan melihat bi Ina dan bi Siti menata meja makan.

Akhirnya semua anggota keluarga mengikuti maminya menuju meja makan untuk makan malam bersama.

Selesai makan malam, mereka masih meneruskan pembicaraan yang membuat anak-anak ingin tahu bagaimana kisah mami dan papinya dulu. Mereka berkumpul di ruang keluarga sambil bercerita.

"Dulu papi sama mami pertama kali bertemu dimana?" Tanya Arini ke mami Fio

"Dulu mami bertemu di sekolah sayang" jawab Fio

"Mami sama papi dijodohkan dek sama Oma, karena oma sudah terlanjur mencintai mami di awal pertemuan." Kata Deni.

"Abang dari mana tahunya?" Tanya Aldo.

"Dari oma pah" jawab Deni.

Kemusian Aldo dan Fio mencerotakan kisahnya dulu dari awal mereka bertemu hingga saat ini.

"Sudah yuk kita istirahat, mami udah ngantuk bang. Tuh lihat udah jam 11 malam, berarti kita cerita lama banget kan" kata Fio.

"Ga lama jugalah mi, lagian papi ceritanya banyak yang disingkat alias dilewatin kan" protes Deni.

"Kapan-kapan kita cerita lagi, sekarang mami udah ngantuk mau tidur duluan. Kalau papimu masih mau lanjut cerita ya silahkan aja" kata Fio kemudian berdiri dan jalan memasuki kamarnya.

"Okey ceritanya disudahin aja, kapan-kapan kita cerita lagi ya biar mamimu juga ikut bercerita" kata Aldo.

"Yah papi gitu deh" kata Arini.

"Ya kan papi juga mau istirahat, nanti kalau cerita lagi bisa sampai besok dan kita jadi begadang" kata Aldo kemudian berdiri hendak menyusul sang istri di kamar.

Arini akhirnya juga ikut pergi dari ruangan keluarga menuju kamarnya sendiri. Begitu juga dengan kedua abangnya juga masuk ke kamar masing-masing.

Deni masuk ke kamar bukan untuk tidur, melainkan kembali bekerja dengan laptopnya. Ya Deni langsung membuka laptopnya di meja kerjamya yang berada di dalam kamar

Paginya Fio terbangun lebih dulu kemudian turun ke dapur untuk membuat sarapan. Kemudian disusul Arini yang juga sudah bangun pagi.

"Adek udah bangun sayang, masuk jam berapa nanti kuliahnya?" Tanya Fio.

"Pagi mi sama dengan bang Arya" jawab Arini.

"Ya sudah kalau begitu mandi dulu sana biar mami yang masak" kata Fio.

"Arini mau bantuin mami bikin sarapan dulu baru mandi" kata Arini.

"Ya sudah terserah kamu ajalah" kata Fio.

"Mami mau masak apa pagi ini?" Tanya Arini.

"Memang anak gadis mami lagi pengin apa?" tanya Fio.

"Arini lagi pengin makan capcay mi tanpa nasi" kata Arini kemudian membuka kulkas untuk melihat sayurannya adamya apa aja.

"Loh kenapa tanpa nasi sayang, nanti kamu jadi kurang kenyang loh" kata Fio mengingatkan.

"Iya Arini lagi mengurangi karbohidrat mi biar agak kurusan" kata Arini.

"Badan segitu agak kurusan, jangan terlalu kurus sayang nanti kurang enak dipandang" kata Fio.

"Mami tadinya mau masak apa?" Tanya Arini.

"Nasi goreng sosis aja sih" kata Fio.

"Ya sudah Mami bikin nasi goreng sosis, sedang adek bikin capcay ya mi" kata Arini.

"Boleh" jawab Fio sambil memotong cabai.

Selesai Arini dan Fio membuat sarapan, Arini langsung kembali ke kamarnya untuk mandi. Sedangkan Fio kembali ke kamar untuk membangunkan suaminya baru kemudian mandi untuk bersiap sarapan pagi bersama.

Raka sarapan pagi bersama istri dan ketiga anaknya.

"Mi nanti mami mau pergi ga?" Tanya Arini.

"Iya mami rencana mau ke rumah oma sayang, kenapa?" Jawab Fio.

"Adek ikut ya mi, tapi nanti mami jemput adek dulu ke kampus atau mami nungguin di cafe aja deh nanti adek yang kesana" kata Arini.

"Okey nanti mami ke cafe jam 10 ya" kata Fio.

"Terima kasih mami sayang" kata Arini sambil mencium pipi maminya kemudian berangkat ke kampus.

"Abang juga berangkat dulu ya pi, mi" kata Arya pamit ke kedua orang tuanya sambil mencium punggung tangannya.

"Kalian hati-hati di jalan" kata mami Fio.

Kedua anak kembar ini hanya menganggukkan kepala sambil memberikan tanda jempol tangan kanannya.

Eps 3. Mengikuti jejak papi

"Abang nanti ada operasi?" Tanya Raka.

"Nggak sih pah memangnya ada apa?" Jawab Deni.

"Nggak apa-apa, papi mau ngajak makan siang aja nanti di resto dekat rumah sakit sekalian ajak om Raka kalau dia ga sibuk" kata Raka.

"Siap pih, nanti Deni janjian sama om dulu sebelum dia ada janji dengan yang lain." Kata Deni.

"Om Raka sibuk sekali ya bang?" Tanya Fio.

"Iya mi, akhir-akhir ini banyak yang melahirkan cecar dengan om Raka" jawab Deni.

"O begitu, abang ga mau ambil spesialis bang?" Tanya Fio.

"Abang ambil S2 aja mi, nanti kak Irfan yang mau ambil spesialis kandungan juga katanya mau mengikuti jejak papanya" kata Deni.

"Kamu ga ngikuti jejak papimu" kata Fio.

"Ngikuti jugalah mi, tuh dia ga ambil spesialisnya justru maunya ambil S2 karena dia kejar ke kariernya bukan ke profesinya." Kata Aldo.

"Udah mi, abang berangkat dulu sudah jam segini nanti kesiangan" kata Deni.

"Papi juga udah mau berangkat nih" kata Aldo

"Okey, hati-hati ya bang semoga lancar semuanya" kata Fio

"Aamiin mi" jawab Deni.

"Papi juga hati-hati, semoga selalu dalam lindunganNya ya pi" kata Fio.

"Aamiin sayang, terima kasih selalu mendukung dan mendoakan papi" kata Aldo mencium kening istrinya kemudian mengecup bibir istrinya sekilas.

"Hah papi" kaget Fio yang tiba-tiba suaminya mengecup bibir istrinya di depan anak sulung mereka. Aldo tertawa melihat istrinya kaget dan malu di depan anak sulungnya.

💐 Rumah sakit

"Selamat pagi dok" sapa sekuriti yang berjaga di depan pintu utama.

"Pagi" jawab Deni sambil melangkah menuju ke ruangannya.

"Pagi dok" sapa perawat di dekat ruangan Deni.

"Pagi" jawab Deni singkat

Deni masuk ke ruangannya kemudian melihat ada map menumpuk di mejanya, tanda ada pasien. Benar juga sudah ada 3 pasien yang daftar padahal jam baru menunjuk di angka 8, sedangkan dokter Deni praktek masih jam 9 - 11 siang.

Deni melihat ada notifikasi masuk di ponselnya dari seseorang yang sudah lama tidak pernah lagi berhubungan. Ya dia adalah mantan dari dokter Deni saat masih kuliah dulu yang bernama Elisabet yang sering dipanggil Elis.

🗨 "Apa kabar dokter Deni?"

"Alhamdulilah kabar baik, maaf ini siapa" 💬

🗨 "Sudah lupa sama aku ya Den ternyata"

🗨 "Elisabet"

"Maaf Elis karena di ponselku belum tersimpan nomermu, sebab ponselku sempat hilang"💬

🗨 "Tidak apa-apa, aku maklum dengan dokter yang sibuk"

"Kamu dan suami apa kabar"💬

🗨 "Kabar kami juga baik"

🗨 "Sekarang sedang sibuk ya Den?"

Tok tok tok

"Masuk"

"Maaf dok ini ada lagi pasien yang mau konsultasi ke dokter Deni" kata perawat Susi. Deni langsung melihat ke jam dinding yang sudah menunjuk di angka 8.56

"Bawa saja semua berkas pasien itu ke ruangan poli, o ya saya nanti ada di ruang berapa suster?" Tanya Deni.

"Baik dok, dokter ada di ruang 9" jawab Susi.

Kemudian Deni memasuki ruang poli di kamar nomer 9. Tanpa menjawab lagi pesan dari Elis yang belum sempat dilihat kembali pesan yang terakhir terkirim.

Deni tipe orang yang berusaha untuk tidak lagi terbawa ke masa lalu, dimana Elis merupakan masa lalunya yang tidak akan pernah menjadi masa depannya. Dan mereka memang sudah berkomitmen untuk saling menjaga persahabatan saja di karena perbedaan kepercayaan yang tidak akan menyatukan kedua anak manusia ini.

Elisabet dengan Deni teman satu kampus tetapi berbeda jurusan. Deni mengambil jurusan kedokteran, sedangkan Elis jurusan hukum. Selepas Elis lulus sarjana langsung menikah dengan pilihan orang tuanya yang ternyata teman sma Deni.

Deni sangat mendukung hubungan Elis dengan calon suaminya Elis, saat Elis memperkenalkannya dengan Deni. Setelah Deni kenal siapa calon suami Elis, Deni semakin mendukungnya karena Deni sudah tahu seperti apa sifat calon suami Elis pada waktu itu.

Ternyata benar adanya bahwa suami Elis (Nico) adalah suami yang bertanggung jawab dan baik. Bahkan Nico tahu hubungan Deni dan Elis sebelum mereka menikah. Tetapi itu semua tidak menjadikan Nico menjauhi Deni sahabat masa putih abunya.

Selesai Deni dengan semua kerjaannya di poli, Deni keluar menuju ruangan Raka. Ternyata mereka bertemu di koridor rumah sakit dari poli menuju ke ruangan dokter.

"Mau kemana Den" sapa Raka.

"Mau ke ruangan dokter Raka" jawab Deni.

"Ada apa, tumben amat" tanya Raka.

"Kalau om siang ini ga sibuk mau diajak papa makan siang di restoran dekat sini om, tadi papa udah pesan Deni. Cuma Deni tadi sibuk ada pasien" kata Deni.

"Iya kita berangkat bersama aja, om tadi juga sudah di hubungi papamu" kata Raka.

"Baik om" kata Deni.

💐 Di restoran

"Apa kabar Al?" sapa Raka ke adik iparnya.

"Baik kak, kakak sendiri apa kabar?" Jawab Aldo sambil menjabat tangan kakak iparnya.

"Alhamdulilah baik juga" jawab Raka sambil mendudukkan diri di depan Raka.

"Kak Iliyas apa kabar sekarang kak, lama kami tidak bertemu" kata Aldo.

"Memang cafemu ga pernah ada pertemuan apa dengan Iliyas?" Tanya Raka.

"Ada sih, cuma Aldo beberapa kali ga pernab bisa datang jadi hanya perwakilan Leo dan Arya" jawab Aldo sambil menunggu pesanan untuk makan mereka.

"O ya Al sekalian aku pengin ngomong juga tapi ini ga ada Fio gapapa kali ya" kata Raka sambil melirik Deni.

"Tentang apa kak kok harus ada Fio?" Tanya Aldo heran.

"Jangan berpikir negatif dulu, tidak ada hubungan masalalu mereka" jawab Raka terkekeh.

"Ternyata kamu masih sama saja dengan yang dulu Al" kata Raka tertawa.

"Memang hubungan masalalu apa om?" Tanya Raka.

"Tuh nanya papimu aja" jawab Raka tertawa melihat Aldo hanya mengharukkan kepala yang tidak gatal.

"Apa kak yang mau diomongin tadi" tanya Aldo penasaran.

"Aku berpikir bagaimana kalau Deni di jodohkan aja sama anaknya Iliyas" usul Raka.

"Hah kok jadi Deni sih om, ya Irfan aja lah kam mereka pasti juga sudah kenal" protes Deni.

"Irfan kan usianya lebih muda dari anaknya om Iliyas" jawab Raka.

"Tapi itu aku hanya usul aja ya Al, semua tergantung dari kamu dan istrimu bagaimana" kata Raka. Aldo membuang nafasnya pelan. Bukan takut jika istrinya bertemu dengan Iliyas, tapi dia juga merasakan bagaimana dulu dia berjuang membuat istrinya mencintainya

"Deni ke toilet sebentar ya pih" pamit Deni kemudian melangkah ke toilet.

"Terus terang kak, aku dulu kan juga dijodohkan dengan Fio. Aku matian-matian berusaha membuat Fio mencintaiku dan itu memakan waktu yang lama walaupun kami sudah menikah dan hidup dalam satu atap bahkan satu kamar" kata Aldo.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!