"Saya Lingga Aryowibisono, ingin bertemu dengan tuan Purnomo Aji,"
"Boleh saya lihat KTP anda?" tanya seorang satpam menimpalinya
Lingga segera memberikan Kartu tanda penduduknya kepada lelaki itu.
"Baik, silakan ikuti saya," lelaki itu langsung mengantarnya menuju ke ruang tamu.
Seorang lelaki tua menyambutnya dengan seulas senyum di wajahnya.
"Kau pasti Lingga temannya Garra bukan?" tanya lelaki itu
"Benar Tuan," sahut Lingga
"Silakan duduk,"ia
"Terimakasih," baru saja Lingga akan duduk di sofa tiba-tiba lelaki itu jatuh terkulai di lantai membuat Lingga terkejut melihatnya.
*Bruuugghh!!!
Lingga langsung bangun dan mendekati lelaki itu. Ia memeriksa denyut nadi lelaki itu dan bola matanya bergerak menatap sesuatu di tubuh lelaki tua itu.
"Santet tali pocong," ucapnya sinis
Ia berusaha menyentuh tangan lelaki itu yang diikat oleh tali pocong, namun seseorang langsung menepisnya.
"Jangan sentuh dia!" ucap seorang lelaki berbadan tegap
"Cepat panggil ambulance!!" imbuhnya membuat para penjaga rumah itu langsung bergegas melaksanakan perintahnya.
"Ketua, apa yang terjadi denganmu," lelaki itu memeriksa denyut nadi Purnomo Aji, dan kemudian melakukan RJP ( Resusitasi Jantung Paru-paru) sebagai pertolongan pertama untuk mengembalikan fungsi nafas dan sirkulasi darah yang sempat terhenti.
"Sepertinya dia tidak memerlukan dokter atau bantuan medis karena dia bukan terkena serangan jantung seperti yang kau kira, kalau boleh biarkan aku saja yang menolongnya," ucap Lingga menawarkan diri
"Cih, apa kau seorang dukun??" tanya lelaki itu dengan tatap mata seakan merendahkannya.
"Ketua sudah mengidap penyakit jantung akut sejak lima tahun terakhir, dan ini bukan kali pertama ia hilang kesadaran mendadak seperti ini jadi aku tahu mana penyakit mistis dan mana penyakit yang benar-benar membutuhkan medis. Karena bukan hanya dirimu yang menawarkan pengobatan non medis tapi sudah ratusan dukun sakti yang mencoba mengobatinya tapi hasilnya sia-sia dan sampai saat ini Ketua masih mengalami hal serupa. Dia hanya akan sadar setelah dirawat intensif di rumah sakit," tuturnya kepada Lingga
Bagiku Pandangan miring seseorang terhadap seorang dukun sudah biasa aku terima. Itulah alasannya kenapa aku ingin berganti profesi, selain karena aku juga ingin mendapatkan pasangan hidup tentunya.
Selama ini orang akan mencibirku jika aku memiliki kekasih gadis cantik apalagi kaya, mereka pasti akan mengira jika aku menggunakan pelet untuk membuatnya jatuh hati padaku, itulah kenapa aku tidak menjauhi kaum hawa. Sebenarnya wajahku lumayan ganteng kalau untuk mendapatkan cewek cantik tidak susah bagiku untuk mendapatkan pasangan tapi begitu aku beritahukan profesi ku sebagai seorang dukun dan ayahku juga sama maka mereka langsung meminta putus saat itu juga.
Hmmm, adakalanya kita sukses dalam karier tapi tidak beruntung dalam jodoh. Semua sudah di gariskan masing-masing.
Tidak lama kemudian suara sirine ambulans mendekati rumah mewah itu. Lingga membantu lelaki itu mengangkat tubuh Purnomo Aji menuju ke ambulans.
"Sebaiknya kau ikut denganku," tukas lelaki itu
Lingga mengangguk dan segera duduk disampingnya.
Sepanjang perjalanan keduanya hanya diam tanpa berkata apapun.
Sebagai seorang yang memiliki Indra keenam tentu saja membuatku tidak bisa tinggal diam saat melihat sesuatu yang menggangguku.
Dan sebagai seorang dukun aku tidak bisa tinggal diam ketika melihat seseorang di ganggu oleh mahluk halus di depanku. Karena bagiku memiliki kekuatan supranatural itu adalah untuk menolong orang lain. Dan tanpa sepengetahuan orang lain diam-diam aku mengusir lelembut yang terus mengganggu Pak Purnomo hingga ia tak sadarkan diri.
"Wah ini sebuah keajaiban, detak jantungnya kembali normal!" seru seorang perawat yang duduk di sebelah Lingga
"Syukurlah," tukas lelaki itu sembari melirik ke arah Lingga yang diam tak berkutik di tempat duduknya.
Tidak lama kemudian ambulance berhenti di sebuah rumah sakit dan para perawat berdatangan menjemput pak Purnomo.
"Apa keperluan mu menemui Ketua?" tanya lelaki itu pada Lingga
"Saya ingin menemuinya karena temanku merekomendasikan aku untuk menjadi bodyguard Pak Purnomo," jawab Lingga
"Kalau boleh tahu siapa yang merekomendasikan dirimu?"
"Garra Bramantyo,"
"Hmmm, pantas saja. Baiklah kalau begitu kau boleh langsung bertugas hari ini. Tugasmu adalah mengawasi Ketua, catat dan periksa siapapun yang mengunjunginya. Dan segera laporkan padaku jika ada yang mencurigakan," sahut lelaki itu
"Ngomong-ngomonh kalau boleh kenalan siap nama bapak, karena ada pepatah bilang tak kenal maka tak gampar," ucap Lingga menyunggingkan senyumnya
"Cih, pepatah darimana itu. Aku Gareth Abimanyu kau bisa panggil aku Mr. G saja." jawab Gareth
"Saya Lingga,"
"Disini nama asli tidak boleh di gunakan. El sekarang namamu dan jangan pernah sebutkan nama aslimu pada siapapun kecuali aku dan Ketua. Apa kau mengerti?" jawab Gareth
"Tentu saja saya paham Mr. G,"
"Good, kalau begitu selamat bertugas," ucap lelaki itu kemudian menyelipkan sesuatu di kantong celana Lingga
"Gunakan itu jika dibutuhkan," imbuhnya
Lingga segera yang penasaran segera mengambil sesuatu yang diselipkan Gareth di saku celananya setelah lelaki itu meninggalkannya.
"Astoge pistol, wah seumur hidup aku baru memegang senjata ini, keren." ucap lelaki itu sumringah
Lingga kemudian memasukkan lagi pistol itu kedalam saku celananya dan berjalan menuju bangsal perawatan VIP Purnomo Aji.
Sebenarnya aku penasaran siapa Purnomo Aji ini, kenapa para bodyguardnya harus di bekali dengan senjata api.
Lingga menganggukkan kepalanya ketika melihat ada dua orang berjaga di sana.
"Kau pasti anak baru ya, siapa namamu?" tanya seorang lelaki mendekatinya
"El," jawabnya singkat
"Gue M2"
"Aku Y,"
"Mohon bimbingannya semua," ucap Lingga menundukkan kepalanya
"Kalau kau memang temannya Garra Bramantyo kau pasti tidak perlu bimbingan dari kami, justru sebaliknya kamilah yang butuh bimbingan darimu," jawab M2
"Bagaimana kalian bisa tahu Garra temanku?"
"Semua informasi mengenai pegawai baru akan di berikan kepada semua bodyguard Ketua agar kami bisa menyelidiki latar belakangnya,"
"Oh begitu jadi kalian tahu siapa aku?"
"Tentu saja, El lahir bulan Februari tahun 1995 putra tunggal seorang pemilik rumah sakit kenapa tertarik menjadi seorang bodyguard, bukankah lebih enak menjadi pimpinan rumah sakit menggantikan ayahmu?" jawab Y
"Oh begitu rupanya," jawab Lingga lega
Syukurlah mereka tidak tahu jika aku adalah seorang dukun, dan rumah sakit yang dimaksud adalah klinik supranatural.
"Btw bagaimana aku bisa melihat informasi seperti itu?" tanya Lingga
"Kau akan mendapatkan semua informasi mengenai semua bodyguard setelah Mr. G memberikan senjata api padamu," jawab M2
"Aku sudah mendapatkan itu, lalu bagaimana?" tanya Lingga
"Buka ponselmu," timpal Y
"Ok," Lingga segera membuka ponselnya dan ia terkejut ketika melihat sebuah surel yang terkirim untuknya.
"Keren, bagaimana dia bisa tahu nomor ponselku dan juga email ku," ucap Lingga menggelengkan kepalanya
"Kau harus hati-hati dengannya karena dia lebih berbahaya daripada Iblis. Dia bahkan bisa tahu segalanya melebihi seorang paranormal," bisik M2
"Oh begitu, thanks infonya bro," ucap Lingga
"Kalau begitu sebaiknya kau jaga sendirian dulu, kami mau cari kopi dulu biar gak ngantuk," tukas Y
"Ok,"
Lingga segera menghampiri Purnomo ketika kedua lelaki itu pergi meninggalkannya.
"Hmmm, sepertinya aku berhasil melepaskan semua tali pocong dalam tubuhmu dan sebentar lagi akan ku kirim para pocong-pocong yang selalu mengganggumu Ketua," ucap Lingga
Lelaki itu mengusap wajah Purnama dan mengalirkan tenaga dalamnya.
"Hmmm, sekarang kau sudah terbebas dari santet tali pocong, seharusnya kau berterima kasih padaku dan menjadikan aku satu-satunya orang kepercayaan mu, karena begitu banyak orang yang menginginkan kematian mu," imbuhnya, ia kemudian beranjak dari tempat duduknya, namun lengannya ditarik oleh seseorang saat ia akan meninggalkan tempat itu.
"Terimakasih,"
Lingga segera membalikkan badannya dan terkejut ketika melihat Purnomo sudah sadarkan diri.
*Tak, tak, tak!!
*Greep!!
"Terimakasih,"
Lingga segera membalikkan badannya dan terkejut ketika melihat Purnomo sudah sadarkan diri.
"Kau sudah sadar Ketua," ucap Mr. G menghampirinya.
"Sama-sama," jawab Lingga menyunggingkan senyumnya
"Terimakasih sudah menjagaku dengan baik Lee," ucap Purnomo lirih
Gareth melirik kearah lelaki tua itu dengan tatapan sinis.
"Mulai hari ini dan seterusnya EL akan menjadi pengawal pribadi Ketua, jadi kemanapun anda pergi El akan selalu mendampingi Anda Ketua," tukas Gareth seakan tahu keinginan bosnya itu.
"Terimakasih Gareth, kau memang selalu tahu apa yang aku inginkan. Rasanya aku lega jika harus pergi sekarang, karena aku sudah memiliki dirimu yang bisa menggantikan aku menjalankan bisnis kita. Terimakasih G," ucap lelaki itu menepuk pundak Gareth
"Ketua jangan berkata seperti itu, anda masih sehat dan bugar jadi jangan berpikir untuk pergi lagi," sahut Gareth
"Umur manusia tidak ada yang tahu G, setidaknya aku lega ada kau yang bisa menggantikan ku kelak." jawab lelaki itu
"Selamat malam, maaf saya akan mengecek kondisi ketua. Silakan anda bisa menunggu di luar," tukas seorang dokter menyambangi mereka
"Baik dok," Gareth dan Lingga kemudian pergi meninggalkan Purnomo sendirian.
"Kesehatan anda sepertinya membaik Ketua, apa anda benar-benar melakukan apa yang saya anjurkan?" tanya dokter itu
"Sepertinya begitu dok," jawab Purnomo
"Syukurlah, jantung anda pun terlihat sehat. Anda mungkin bisa memimpin perusahaan anda hingga masa pensiun anda," ucap dokter itu sumringah
"Aku harap begitu dok, terimakasih atas bantuannya," jawab Purnomo
Semakin dewasa usia seseorang memang tidak menjamin kedewasaan orang tersebut, namun pengalaman hiduplah yang akan membuatnya dewasa dan semakin bijaksana dalam menjalani hidup ini.
***********
"Apa kau senang dengan pekerjaan barumu?" tanya Rangga
"Hmmm, entahlah. Padahal aku ingin sekali menghindari hal-hal yang berkaitan dengan mistis tapi tetap saja di tempat itu aku juga harus menjadi dukun juga walaupun secara sembunyi-sembunyi,"
"Semakin besar kemampuan seseorang maka semakin besar juga tanggung jawab yang harus dipikulnya. Kau tidak bisa menghindari hal itu le, karena itu adalah takdirmu. Hanya satu pesan Daddy padamu... gunakan kemampuanmu itu untuk menolong orang lain dan jangan pernah memamerkannya karena kita tidak tahu isi hati orang lain. Tetap sembunyikan identitas mu jangan pernah memberitahukannya kepada siapapun jika kau tidak ingin terkena masalah," tutur Rangga menasihatinya
"Baik dad,"
"Semoga kau bisa hidup seperti yang kau inginkan dan segera mendapatkan pasangan. Jangan seperti diriku yang terlambat menikah hanya gara-gara profesi ku. Bagaimanapun juga aku ingin menimang cucu sebelum aku tutup usia Le," ucap Rangga sendu
"Daddy tahu apa yang terjadi dengan ku kan, doakan saja aku bisa cepat menemukan belahan jiwaku," ucap Lingga sendu
"Tentu saja, semangat!" seru Rangga menyunggingkan senyumnya
"Thanks Dad, kalau begitu aku jalan dulu ya," Lingga segera mengambil kunci motornya dan bergegas berangkat ke kantornya.
Hanya butuh waktu tiga puluh menit Lingga akhirnya tiba di kediaman Purnomo Aji.
"Kau sudah datang El?" sapa lelaki tua itu menyambutnya.
"Maaf saya terlambat Ketua," jawab Lingga
"Tidak, kau tidak terlambat hanya aku terlalu cepat untuk pergi menemui klienku hari ini,"
"Kita berangkat sekarang Ketua,"
"Ok,"
Purnomo segera naik kedalam mobilnya diikuti oleh Lingga yang masuk mobil di belakangnya bersama pengawal lainnya.
Mereka menghentikan mobilnya di sebuah gedung pencakar langit dan segera masuk kedalam.
Lingga berjalan masuk mengikuti kemanapun Purnomo pergi.
"Kau tunggu di sini saja karena selain CEO perusahaan dilarang masuk," ucap Purnomo
"Tapi sebaiknya aku harus mengecek dulu keadaan di dalam sebelum anda masuk Ketua," tukas Lingga
"Hmmm, tidak salah Garra memilih dirimu untuk menjagaku. Kau pasti sudah belajar keras untuk menjadi seorang bodyguard, terimakasih Lee,"
"Sama-sama Ketua, jika ada apa-apa segara alarm ini," tukas Lingga memberikan sebuah alarm kepadanya
"Kau banyak belajar menjadi seorang bodyguard rupanya, sekali lagi terimakasih."
"Itu sudah jadi tugasku Ketua, aku akan selalu belajar menjadi seorang bodyguard profesional untuk melindungi mu Ketua," jawab Lingga
"Baiklah, sekarang kau pergilah," ucap Purnomo tersenyum simpul padanya
Lingga segera berjalan keluar meninggalkan Purnomo yang langsung memasuki ruang rapat.
"Kenapa firasat ku tidak enak," Lingga terus berjalan mondar-mandir di halaman gedung.
"Kenapa kau begitu gelisah El?" tanya M2
"Entahlah, sepertinya aku hanya mengkhawatirkan Ketua," jawab Lingga
"Kau tidak perlu khawatir karena ada Mr. G yang selalu melindunginya. Asal kau tahu dia itu sangat kuat dan belum ada satu orangpun yang bisa menandingi kemampuan diplomasinya. Ketua beruntung memiliki Mr. G karena berkat dia, ia selalu memenangkan tander dan mengalahkan lawan-lawan bisnisnya. Bahkan rumor yang beredar Mr. G adalah orang sakti yang tidak bisa tersentuh oleh senjata api ataupun senjata tajam," bisik lelaki itu padanya
"Masa iya di jaman modern seperti ini masih ada orang sakti?" tanya Lingga menelisik.
"Ini rahasia kita berdua saja, jangan beritahu siapapun," ucap M2
"Ok," Lingga kemudian membuka ponselnya dan melihat pesan masuk dari ayahnya.
"Hati-hati le, banyak ranjau di tempat kerjamu," Lingga hanya tersenyum melihat pesan singkat dari ayahnya.
"Aku sudah tahu Dad, aku akan hati-hati don't worry be happy," jawab Lingga sembari tersenyum
"Apa kau mau kopi?" tanya M2 kepada Lingga
"Tentu saja, kopi hitam dengan sedikit gula," jawab Lingga
"Beres," M2 segera pergi meninggalkan Lingga
Sementara itu di dalam ruangan rapat semua CEO Perusahaan masih berseteru memenangkan tender Miliran rupiah.
"Apa perlu saya melakukan negosiasi lagi Ketua," ucap Gareth
"Tidak perlu, lagipula proyek ini terlalu beresiko, lebih baik kita lepas saja." tukas Purnomo
"Tapi Ketua...jika anda berhasil memenangkan tender ini maka anda akan menguasai bisnis properti dan harga saham kita akan meroket naik di pasaran. Bukankah itu berarti anda bisa mengambil kembali singgasana yang di rebut oleh adik anda?" bisik Gareth
"Aku sudah tidak tertarik duduk di singgasana lagi Gareth," jawab Purnomo
"Tapi anda harus mengambil alih singgasana itu jika tidak ingin bisnis keluarga anda hancur, bagaimana nasib semua orang yang bergantung pada perusahaan itu, aku yakin anda adalah orang yang peduli dengan orang lain,"
"Lakukan saja yang terbaik,"
"Baik Ketua, aku akan berusaha melakukan semuanya sesuai keinginan anda,"
Gareth kemudian segera melakukan presentasi di depan para direksi.
***********
"Wah bagaimana bisa Purnomo memenangkan tender itu lagi, aku tidak habis pikir kenapa dia selalu memenangkan setiap proyek besar!" keluh seorang CEO saat meninggalkan gedung
"Aku yakin semuanya karena Gareth, andai saja aku punya tangan kanan seperti dia aku yakin bisa mengalahkan Mega Construction dengan mudah," sahut yang lainnya
"Wah benar-benar sulit ditaklukkan,"
"Kau lihat kan, betapa hebatnya Mr. G, dia selalu saja bisa memenangkan tender-tender besar, tidak salah jika ketua menjadikannya sebagai tangan kanan yang akan menggantikannya kelak," ucap M2 memberikan segelas kopi kepada Lingga
"Keren," jawab Lingga memberikan jempolnya
"Hari ini aku akan mengunjungi rumah ibuku, jadi kau tidak perlu mengawal ku," ucap Purnomo
"Baik Ketua, aku akan segera mengurus para penghuni lahan yang akan di bangun itu, agar proses pembangunan segera dilaksanakan secepat mungkin." sahut Gareth
"Baiklah, lakukan negosiasi dengan bijak dan berikan kompensasi yang sesuai aku percaya sepenuhnya padamu,"
"Baik Ketua, kalau begitu biar M2 yang akan mengantarmu ke rumah Nyonya besar,"
"Tidak perlu, aku pergi sendiri saja," jawab Purnomo
"Kalau begitu bagaimana jika El yang mengantar anda?"
"Baiklah jika kau memaksa," jawab Purnomo kemudian masuk kedalam mobilnya.
Lingga segera masuk kedalam mobilnya dan melesat meninggalkan tempat itu.
"Kita mau kemana Ketua?" tanya Lingga
"Kelapa gading,"
"Baik," Lingga segera memacu kendaraannya menuju tempat yang di tujukan oleh bosnya
"Sepertinya kita harus putar balik ke tempat tadi Lee," ucap Purnomo membuat Lingga mengerem mendadak mobilnya.
*Ciiitt!!
"Baik Ketua," Lingga langsung memutar balik mobilnya dan menambah kecepatannya.
"Kenapa kau tidak bertanya alasan aku ingin kembali lagi padahal tujuan kita sudah dekat?" tanya lelaki itu
"Kau pasti memiliki alasan kuat untuk melakukan sesuatu yang aku tidak perlu tahu bukan, jadi untuk apa aku kepo toh pada akhirnya nanti aku juga akan tahu alasanmu," sahut Lingga
"Aku suka dengan mu Lee, kau sangat cerdas namun tidak mau menonjolkan dirimu, kau bahkan cenderung menutupinya agar orang lain tidak tahu siapa dirimu,"
"Ketua jangan terlalu memuji, bagaimana aku bisa menonjolkan diriku jika aku tidak memiliki dua buah tonjolan di tubuhku," sahut Lingga membuat Purnomo terkekeh mendengarnya
"Kau benar-benar menghiburku Lee, sudah lama aku lupa rasanya tertawa lepas, dan sekarang aku bisa tertawa karena mu,"
"Jadi kita mau kemana Ketua?" tanya Lingga
Purnomo memberikan secarik kertas kepada Lingga.
"Kita pergi saja ke tempat itu,"
"Baik," Lingga segera melesatkan mobilnya menuju alamat itu.
***********
"Cepat kalian tanda tangani surat jual beli tanah itu dan ambil uang kompensasinya!" seru Gareth menggertak para penghuni kawasan itu
"Jika kalian tidak mau menerima harga yang kami tawarkan maka bersiaplah jika kalian harus meninggalkan tempat ini dengan kekerasan dan tanpa mendapatkan uang sepeserpun dari kami!" ancam Gareth
"Kami tidak mau pindah jika uang ganti rugi tidak sesuai!" celetuk salah seorang warga
"Benar, masa iya tanah kami yang bernilai tinggi hanya dihargai dengan harga rendah, aku yakin kau sudah tahu NJOP harga tanah di sini, kami tidak akan pindah dari tempat ini jika kau tidak memberikan ganti rugi sesuai NJOP tanah di sini!" seru seorang lelaki dengan lantang
"Setuju!!" teriak semua warga mendukungnya.
"Baiklah jika itu keinginan kalian," Gareth menghampiri lelaki itu dan dengan cepat menikam lelaki itu dengan belati di tangannya hingga pria itu jatuh terkulai bersimbah darah.
*Bruuugghh!!!
"Ohhhh!!" semua warga berteriak dan terkejut melihatnya.
"Lakukanlah jika kalian ingin mendapatkan nasib serupa dengannya, kalian akan mati sia-sia dan tidak akan mendapatkan uang ganti rugi sepeserpun dari kami," ancam Gareth
"Hancurkan rumah mereka jika, mereka tidak mau menerima ganti rugi hari ini!!" seru Gareth memberikan perintah.
"Hentikan mobilnya," tukas Purnomo
"Baik," Lingga segera menepikan mobilnya
"Bruuugghh!!!
"Ohhhh!!" semua warga berteriak dan terkejut melihat seorang lelaki ambruk bersimbah darah.
"Lakukanlah jika kalian ingin mendapatkan nasib serupa dengannya, kalian akan mati sia-sia dan tidak akan mendapatkan uang ganti rugi sepeserpun dari kami," ancam Gareth
"Hancurkan rumah mereka jika, mereka tidak mau menerima ganti rugi hari ini!!" seru Gareth memberikan perintah.
"Kalau begitu kami setuju!" seru salah seorang warga
"Aku juga," sahut yang lainnya membuat semuanya langsung berebut menandatangani surat perjanjian jual beli tanahnya.
"Ternyata begitu cara kerja Gareth, aku sudah menduganya," tukas Purnomo kemudian meminta Lingga melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu
"Sepertinya itu mobil ketua Bos," tukas seorang anak buah Gareth menunjuk kearah mobil Lingga yang baru saja meninggalkan tempat itu.
"Aku sudah tahu jika ia memang berusaha menyelidiki ku, kita lihat saja apa yang bisa ia lakukan tanpa diriku," sahut Gareth sinis
"Apa kita harus menyingkirkannya sekarang Bos?" tanya lelaki itu
"Sepertinya sekarang adalah saat yang tepat untuk menyingkirkan lelaki tua itu sebelum ia menyingkirkan aku," ucap Gareth menyeringai
"Kenapa Ketua tidak menegurnya saja jika dia salah?" tanya Lingga
"Semuanya tidak semudah yang kita bayangkan Lee, terkadang ada hal-hal yang memang harus di abaikan demi sesuatu hal," jawab Purnomo
"Kalau begitu kemana tujuan anda sekarang?" tanya Lingga
"Aku ingin menemuinya," Purnomo memberikan sebuah foto kepada Lingga
Pemuda itu melihat sekilas wajah wanita dalam foto itu dan kemudian melihat alamat di balik photo itu.
"Baik," Lingga menambah kecepatannya menuju alamat yang tertera dalam photo itu
*Braaakkk!!!
Tiba-tiba saat Lingga sedang memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi dua buah mobil sedan langsung memepetnya dan dengan sengaja membenturkan mobilnya hingga membuat Lingga oleng.
"Sial," Lingga kembali mempercepat laju kendaraannya dan terus menghindari dua mobil sedan yang terus mengejarnya.
Tiba-tiba dari arah berlawanan sebuah mobil minibus menabraknya.
*Braakkk!!
"Anda baik-baik saja ketua," tukas Lingga menoleh kearah Purnomo
*Praang!!
Tiba-tiba segerombolan orang datang dan memecahkan kaca mobilnya.
"Dasar brengsek," Lingga segera turun dan menghajar satu persatu orang-orang yang berusaha menghancurkan mobilnya.
Saat semua lawan-lawannya sudah berjatuhan Lingga segera membawa keluar Purnomo.
"Kita harus segera pergi dari sini Ketua, sepertinya ada yang berusaha membunuhmu," ucap Lingga sembari memapah lelaki itu
"Tinggalkan saja aku di sini, selamatkan dirimu," tukas lelaki itu getir
"Tapi ketua,"
"Aku sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini. Lagipula ini bukan kali pertama aku menghadapi kematian, pergilah dan selamatkan dirimu," ucap Purnomo
Lingga terbelalak ketika melihat puluhan lelaki membawa baton di tangannya berjalan kearahnya.
"Sial!!" makinya seraya mengepalkan tangannya
"Aku akan baik-baik saja, percayalah," imbuh Purnomo
"Baiklah kalau itu keinginan ketua, segera hubungi aku jika kau selamat," tukas Lingga kemudian berlari meninggalkannya.
Ia terus berlari meninggalkan tempat itu, namun pemuda itu menghentikan langkahnya ketika hatinya mulai gelisah meninggalkan Purnomo di sana.
"Brengsek, sejak kapan aku jadi pengecut seperti ini," Lingga segera membalikkan badannya dan berlari menyambangi Purnomo.
Lingga menghentikan langkahnya dan terpaku melihat Purnomo yang sedang berduel menghadapi para preman itu sendirian. Rahangnya mengeras seketika manakala melihat sesuatu yang tak biasa di depannya.
"Inikah alasannya dia menyuruhku pergi," Lingga kemudian berjalan gontai meninggalkan tempat itu
"Mr. G," Ia langsung membalikkan badannya ketika melihat Gareth turun dari mobilnya dan menyerang Purnomo.
Lingga segera melesatkan tendangannya kearah lelaki itu saat Gareth akan menikam Purnomo dengan belati di tangannya.
*Bruuugghh!!
"Anda baik-baik saja Ketua," ucap pemuda itu menghampirinya
"Kenapa kau kembali lagi?" tanya Purnomo menghela nafas
"Aku tidak bisa menjadi seorang pecundang yang lari dari tanggung jawab, itulah alasan ku kembali," jawab Lingga
Ia kemudian bangun dan menghampiri Gareth.
"Kau terlalu banyak ikut campur anak muda," Gareth kemudian melesatkan pukulannya kearah Lingga hingga lelaki itu jatuh tersungkur
Sebaiknya kau hati-hati terhadap Mr. G dia itu lebih kejam daripada Iblis.
"Cih, ternyata benar yang diucapkan M2 benar, bagaimana mungkin di jaman modern seperti ini masih ada orang sakti," Lingga segera bangkit sambil tersenyum kecut menatap Gareth.
Bagaimana bisa dia masih kuat berdiri setelah terkena pukulan Brajamusti milik Gareth.
"Pergilah dari sini Lee," tukas Purnomo berjalan mendekati Gareth.
"Apa yang kau inginkan dariku Gareth?" tanya lelaki itu
"Aku ingin menggantikan posisi mu sebagai CEO di perusahaan. Bukankah semua yang kau dapatkan selama ini adalah hasil kerja keras ku, jadi sudah seharusnya kau memberikan posisi itu padaku bukan pada anak haram mu itu," jawab Gareth
"Oh ternyata itu yang membuat mu ingin menyingkirkan diriku, kenapa kau tidak memintanya baik-baik Gerry?" sahut Purnomo
"Apa kau akan memberikannya jika aku memintanya baik-baik?" Gareth balik bertanya
"Karena kau sudah tahu jawabannya kau harusnya tahu diri Gerry, tidak mungkin aku memberikan perusahaan ku kepada iblis seperti dirimu,"
"Hmmm, sudah kuduga," Gareth segera melesatkan Tinjunya bertubi-tubi kearah Purnomo hingga lelaki itu terhempas berapa meter darinya.
Purnomo menyeringai dan membalas serangan Gareth.
Meskipun lelaki itu sudah cukup tua namun ia terlihat gesit melawan Gareth yang lebih muda darinya. Lingga menatap keduanya dari kejauhan sembari memegangi dadanya yang mulai terasa nyeri.
Gareth yang mulai terdesak dan kewalahan menghadapi Purnomo segera menyuruh anak buahnya menyerang lelaki itu.
Tentu saja Lingga tidak tinggal diam dan segera membantunya melawan anak buah Gareth.
*Bruuugghh!!!
Saat semuanya tengah sibuk berduel satu sama lain diam-diam Gareth mengambil sebuah baton dan memukulkannya kearah Purnomo hingga lelaki itu jatuh tersungkur bersimbah darah.
"Sekarang tamatlah riwayat mu lelaki tua," ucapnya menyeringai
Saat lelaki itu kembali mengayunkan baton kearah Purnomo Lingga segera melepaskan tendangan kerahnya.
"Kau masih punya nyali juga bocah tengik!" Gareth menyeringai dan bersiap menyerang Lingga.
Pertarungan sengitpun berlangsung, Lingga berusaha menghindari serangan Gareth yang begitu cepat, saat ia mulai terpojok karena kehabisan tenaga Lingga mengambil pistol pemberian Gareth dan mengarahkannya kepada lelaki itu.
"Tembak aku Lingga!!" seru Gareth menantangnya
"Pergi dari sini," ujar Purnomo berusaha bangun
*Buuggghhh!!
*Dor, dor!!
Lingga menarik pistolnya dan dua peluru melesat kearah Gareth, saat lelaki itu menikam Purnomo dengan belatinya.
"Hahahaha!!" suara tawa keras Gareth menggema melihat Lingga yang terpana melihatnya semua peluru itu tidak menembus tubuh lelaki itu.
Mr. G adalah orang yang sangat sakti, ia juga memiliki ilmu kebal sehingga senjata tajam dan senjata api tidak bisa menyentuhnya. Awalnya aku tidak percaya ada orang seperti itu di zaman modern seperti sekarang, meskipun M2 sudah memberitahukan ku sebelumnya. Tapi itulah kenyataannya, terkadang memang ada manusia yang menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
Lingga hanya bisa mengambil langkah seribu ketika melihat puluhan anak buah Gareth berjalan mendekatinya.
"Bunuh dia, jangan biarkan dia lolos!!" seru Gareth dengan suara lantang
Pergi, selamatkan dirimu.
Lingga terus berlari menyelamatkan diri dari kejaran anak buah Gareth.
Ia segera masuk ke sebuah restoran yang ramai dan duduk di sebelah seorang wanita dan menutupi wajahnya dengan buku menu restoran.
Tidak lama kemudian anak buah Gareth memasuki restoran itu membuat para pengunjung ketakutan.
Mereka segera memeriksa satu persatu pengunjung restoran.
Wanita itu menatap lekat kearah anak buah Gareth yang memeriksa satu persatu tamu restoran dengan kasar.
Ia segera menarik buku menu yang di pegang Lingga membuat saat anak buah Gareth mendekatinya.
Lingga membelalakkan matanya ketika melihat wanita itu mendekatkan wajahnya dan mendesah manja di hadapannya.
"Emmmm,"
"Sial, bagaimana bisa kalian bermesraan di restoran ramai seperti ini, sungguh menjijikkan!" umpat anak buah Gareth kemudian meninggalkannya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!