NovelToon NovelToon

DOSENKU SUAMIKU (Nathan Dan Zia After Marriage)

KESEMPATAN

**SEBELUM BACA NOVEL INI, BACA DULU NOVEL SEBELUMNYA YA GUYS, SUPAYA GAK LIEURR... JUDULNYA "BOSKU SUAMIKU".

SELAMAT MEMBACA**....

Nathan menghela nafas dalam, sebelum ia menceritakan semua kebenarannya, pria itu harus bersiap untuk segala kemungkinannya, baik kemungkinan yang baik, atau kemungkinan terburuk sekalipun. Nathan tak mau kehilangan Zia, istri yang sangat di cintainya.

"Jelaskanlah". Zia berucap lirih, mendapati pria itu diam saja membuatnya ragu akan kesungguhan ucapan cinta pria itu padanya.

"Maaf sayang, aku gak jujur dari awal sama kamu. Sejak pertama kali aku ketemu sama kamu, aku jatuh cinta padamu. Aku bahkan sengaja selalu membuatmu kesal agar aku bisa selalu mencari alasan bertemu dengan mu. Saat papa mengabarkan aku tentang perjodohan kita, aku langsung menyetujuinya karena memang aku sangat menginginkan kamu. Salahnya aku, aku memberi kesempatan pada Zeny yang saat itu meminta kesempatan padaku untuk menjadi kekasihku. Aku merasa berhutang budi padanya, karena Zeny membuatku bisa melupakan masa laluku".

Nathan menghela nafas dalam, rasa sesak masih selalu ia rasakan ketika ia mengingat masa lalunya.

"Masa lalu??". Zia mengerutkan dahinya, menatap sang suami penuh tanya.

"Iya, kamu tidak akan menyangka kalo aku hampir depresi dulu. Dulu aku hampir menikah, namun naasnya, tunangan aku meninggal karena kecelakaan. Dan Zeny mampu membuat aku sembuh dan melupakan kesakitanku. Tapi Zeny tidak mampu membuat aku jatuh cinta padanya. Aku hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat, sampai Zeny mengungkapkan perasaannya padaku. Aku sempat menolak, tapi dia meminta kesempatan agar aku menerimanya. Dan bodohnya aku, karena alasan hutang budi, aku menyetujui dan menerima perasaannya. Sekarang aku terjebak sayang, aku harus bagaimana? Aku sangat mencintai kamu, aku tidak akan bisa sanggup jauh dari kamu. Tolong bantu aku sayang".

Nathan mendongak, menatap Zia yang juga tengah menatapnya. Zia memejamkan matanya sejenak bersamaan dengan helaan nafas dalam yang ia keluarkan.

"Aku harus gimana sayang??". Nathan kembali bertanya. Pria itu mengeratkan genggaman tangannya pada sang istri, menatap gadis itu dengan penuh harap.

"Kenapa kamu gak jujur dari awal mas? Kamu nyakitin aku dan Zeny".

Nathan mengangguk sendu, "Aku minta maaf, aku memang pengecut".

"Selesaikan masalah kamu dengannya mas, tapi aku juga gak akan maksa kamu. Kalo kamu memilih bersamanya, aku mundur".

"Gak, aku gak bisa hidup tanpa kamu. Jangan tinggalin aku, aku mohon kasih aku kesempatan untuk memperjuangkan cinta aku ke kamu. Tetaplah di sampingku, menjadi kekuatan untuk ku dalam menyelesaikan masalah ini".

"Tapi bagaimana dengan Zeny? Dia akan tersakiti mas, dia sangat mencintai kamu".

"Apa hanya Zeny yang mencintai aku? Apa tidak ada sedikit saja rasa cinta kamu untuk ku?". Nathan berucap lirih, pria itu tampak menunduk menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca.

Zia melepaskan genggaman tangannya, kemudian tangannya terangkat mengusap kepala sang suami yang kini mendongak. Sorot mata pria itu terlihat sendu dan penuh harapan.

"Aku akan berjuang bersama mu, kita akan menyelesaikan masalah ini bersama".

Nathan meneteskan air matanya, binar bahagia tak bisa lagi ia sembunyikan. "Benarkah? Kamu janji?".

Zia mengangguk seraya tersenyum, yang mana membuat Nathan bangkit dan mendekap sang istri dengan erat. "Terima kasih sayang, bantu aku untuk membuktikan bahwa aku mampu membuatmu bahagia, dan aku layak kamu cintai".

Zia kembali mengangguk dalam dekapan sang suami, kedua tangannya terangkat pelan untuk membalas dekapan pria itu, memeluknya dengan erat dan mengusap punggung pria itu untuk memberikan ketenangan padanya.

Halo anak² emak, emak lanjut kisan Zia sama Nathan di sini yah.......jan lupa follow akun emak, supaya kalian bisa tau kalo emak punya novel yang baru..hahah ngarep🤣🤣

DEKAPAN

Nathan mengeratkan dekapannya, tersenyum saat merasakan tangan mungil sang istri membalas dekapannya dengan erat. Nathan memang tak mendengar balasan sang istri tentang pernyataan cintanya, tapi setidaknya, gadis itu membalas pelukannya.

Zia melerai pelukannya, menunduk malu saat sang suami menatapnya dengan dalam. "Tetap di samping aku ya sayang". Lirihnya.

Zia mengangguk, mengeratkan pegangannya pada pinggang sang suami saat pria itu mendekatkan wajah tampannya, dan Ziapun melakukan hal yang sama, jarak di antara mereka semakin menipis. Hingga mata ke duanya terpejam saat bibir mereka menyatu.

Mereka saling menyatukan rindu, saling menyampaikan kata lewat sentuhan bibir keduanya.

Semakin lama ciuman itu semakin dalam, semakin menuntut dan semakin panas. Nathan merengkuh tubuh ramping Zia agar semakin merapat dengannya.

Zia membuka matanya saat merasakan usapan hangat di punggungnya, tangan nakal pria itu menyusup ke dalam piyama yang Zia kenakan. Gadis itu melepas pagutannya saat Nathan hendak melepaskan kaitan Br* nya.

"Mas aku.." Zia menunduk, berusaha menyembuyikan ke gugupannya.

"Kenapa?". Nathan bertanya lembut, suara yang baru Zia dengar untuk yang pertama kalinya dari pria itu.

"A..aku mau, kamu menyelesaikan urusan kamu sama Zeny dulu, setelah itu aku janji akan memberikan apa pun yang kamu mau. Maaf". Zia berucap lirih, bukannya ia tak mau, Gadis itu menyadari jika itu memanglah hak Nathan atas dirinya, namun masih ada yang mengganjal dalam hubungan mereka, yakni keberadaan Zeny yang pastinya akan merasa di khianati oleh Nathan. "Maafkan aku mas".

Nathan mengangguk lemah, ia pun tak mau memaksa sang istri untuk melakukan sesuatu yang gadis itu tak kehendaki, meski Nathan bisa memaksakan itu pada sang istri namun pria itu tak mau membuat istrinya tak nyaman dengannya.

"Maaf mas". Lagi-lagi gadis itu meminta maaf pada pria yang kini masih mendekapnya.

"Tak apa sayang, kamu ngasih aku kesempatan aja aku udah seneng. Maaf aku lancang menyentuhmu, aku janji, aku akan segera menyelesaikan masalah aku sama Zeny. Tapi aku minta satu hal dari kamu, bantu aku dengan terus ada di samping aku".

Zia mengangguk, "Aku janji akan terus ada di samping kamu, kecuali kamu yang menginginkan aku pergi".

Nathan tersenyum lembut, menangkup kedua pipi sang istri dengan kedua telapak tangannya, mengecup singkat bibir ranumnya kemudian membawa gadis itu kedalam dekapannya. "Aku sangat mencintai kamu Zia".

Zia tersenyum, mengeratkan dekapannya seraya menelusupkan wajah cantiknya pada dada bidang sang suami. Gadis itu bahagia, cintanya terbalaskan.

"Sayang". Nathan berucap lembut, tangannya mengusap kepala sang istri yang masih betah bersandar di dadanya.

"Hemmmm??".

"Pindah ke kamar kita yah? Aku gak mau jauh dari kamu".

Zia menggelengkan kepalanya, yang mana membuat sang suami melerai pelukannya dan menatap gadis itu dengan lekat. "Kenapa?".

"Mas, selesaikan dulu urusan kamu. Baru setelah itu kita bisa bersama, aku merasa berdosa dengan menjadi orang ke tiga di antara kalian, mba Zeny pasti marah banget sama aku, aku merebut kamu darinya."

"Jangan ngomong gitu sayang, kamu gak salah. Disini aku yang salah sepenuhnya pada kalian berdua".

Zia menatap manik hitam sang suami, terdapat kesedihan di dalamnya. Dan hal itu membuat Zia kembali mendekap tubuh kekar pria itu. "Maaf, untuk saat ini aku gak bisa jadi istri kamu seutuhnya."

Nathan tersenyum, membalas dekapan sang istri dengan erat. Pria itu bahagia, setidaknya, gadis yang sangat ia cintai menerimanya dan memaafkannya. Meski ia belum mendengar Zia mengucapkan kata cintanya, tapi dengan tidak menolak sentuhan bibirnya itu sudah cukup membuat Nathan tau, jika gadis itu pun mencintainya.

ADA YANG LUPA?

"Aku tidur disini boleh gak??". Nathan menggoyang-goyangkan lengan sang istri.

Zia tampak mencebiķan bibirnya sebal, bersiap untuk mengomel namun Nathan dengan sigap berdiri bersiap untuk melarikan diri.

"Iya enggak". Ucap Nathan.

Pria itu setengah berlari menuju pintu, namun langkahnya terhenti saat ia mengingat sesuatu.

Zia yang melihat gelagat sang suami bertanya. "Kenapa mas??".

"Ada yang lupa sayang". Nathan kembali berjalan ke arah sang istri, Zia tampak memperhatikan pergerakan pria itu yang semakin mendekatinya.

Cup

"Selamat tidur sayang".

Nathan mengecup singkat bibir ranum sang istri, kemudian kembali berbalik dan melanjutkan langkahnya menuju pintu.

Zia di buat ternganga, gadis itu memegang bibirnya sendiri yang sedikit basah, kemudian tersenyum seraya menggelengkan kepalanya.

💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

Paginya Zia terbangun karena suara dering alarm yang sengaja ia pasang malam harinya, gadis itu menggeliat seraya menguap kemudian menggelung rambut panjangnya dengan asal, berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya dan melaksanakan ibadah subuhnya.

Zia membuka lemari es yang terletak di dapurnya, kemudian memilih dan mengeluarkan bahan-bahan yang akan dia olah menjadi hidangan lezat untuknya dan sang suami sarapan.

Hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit saja untuk gadis itu menyiapkan semuanya.

Zia tersentak kaget saat tangan kekar melingkar di perutnya, ia sedikit menoleh, dan tersenyum ketika mendapati sang suami memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya di bahu kecilnya.

"Kalo masih ngantuk tidur lagi aja, kepala kamu berat mas".

Nathan tertawa tanpa suara, membuka matanya dan menyimpan dagunya di bahu sang istri. "Masakan kamu wangi, jadi aku kebangun".

Zia tersenyum, mendorong pipi sang suami agar menjauh darinya. "Aku belum mandi loh mas, bau keringet."

"Tapi aku suka". Nathan dengan sengaja mengecupi leher jenjang sang istri, membuat gadis itu terkikik geli dan kembali mendorong kepala suaminya.

"Jangan gini, aku risih mas, aku belum mandi".

Nathan mencebikan bibirnya, kemudian melepaskan Zia dan duduk di kursi meja makan, pria itu terlihat menelungkupkan kepalanya di atas meja dengan mata terpejam.

Zia merasa gelisah, ia kembali menolak pria itu, mungkin karena belum terbiasa dengan sikap Nathan padanya. Gadis polos itu terlihat ragu dan mendekat pada sang suami yang masih memejamkan matanya.

"Mas". Panggilnya.

Nathan tak menjawab, namun kepalanya terangkat menatap Zia yang berdiri di depannya. "Ada apa? Katanya aku disuruh tidur lagi??". Nathan bertanya polos.

"Kamu marah sama aku?".

"Marah kenapa? Aku gak marah kok, aku cuma masih ngantuk aja". Nathan menutup mulutnya yang terbuka akibat menguap, kemudian kembali menelungkupkan kepalanya di atas meja.

Zia menghela nafas panjang, ia mati-matian menahan debaran di jantungnya hanya untuk bertanya pada pria itu, namun nyatanya pria itu hanya mengantuk saja.

Zia mencebikan bibirnya sebal, kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya dan menyiapkan masakannya di atas meja.

Setelah semua tersaji, Zia kembali membangunkan Nathan, "Mas, sarapannya udah siap. Kamu mau mandi dulu atau sarapan dulu?".

Nathan masih terdiam, membuat Zia kembali memanggilnya dan mengguncang lengan pria itu. "Mas, bangun. Sarapannya udah siap".

Nathan mengerjapkan matanya, menatap wajah cantik sang istri dengan mata sayunya. "Kenapa sayang?".

"Sarapannya udah siap, kamu mau mandi dulu apa gimana?".

Nathan terlihat berfikir, kemudian pria itu berucap. "Mandi dulu deh, supaya seger".

Zia mengangguk, mengikuti langkah sang suami menuju ke kamarnya untuk menyiapkan pakaian pria itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!