Arsenino pria yang sering di sapa Arsen itu memiliki paras yang rupawan. Bukan hanya penampilan nya saja yang mendukung, kekayaan yang berlimpah pun ikut menambah Arsen memasuki jajaran pria yang selalu diinginkan oleh banyak wanita. Hal itu yang membuat Arsen mudah bergonta-ganti pasangan. menganggap semua wanita itu sama, mendekatinya hanya untuk materi yang selalu Arsen berikan pada wanita yang berhasil memuaskan nya. Dan membuangnya begitu saja saat tidak lagi menarik di matanya.
Setelah lulus Sekolah menengah atas, Arsen melanjutkan studinya di negara asal grandpa nya dilahirkan, Jerman. Selama itu pula, Arsen jarang sekali pulang ke negri asal dia dilahirkan. Kedua orang tuanya lah yang sering bolak-balik Indonesia - Jerman untuk menjenguk putranya itu.
Arsenino menjadi semakin nakal saat tinggal di negara itu, karena pergaulan bebas yang bisa ia dapatkan di sana.
" Come on baby.. Faster! " Arsen ikut memandu teman kencannya berpacu mencari kenikmatan, teman yang baru semalam ia temui di sebuah pub. Kini berakhir di ranjang yang panas.
Meski Arsen sering bergonta-ganti pasangan dalam berhubungan sex, pria itu tak lupa memakai pengaman. Dia juga rajin untuk memeriksakan diri nya. Agar terhindar dari penyakit yang berbahaya. Satu hal yang tidak pernah Arsen lakukan saat bercinta dengan partner nya, ciuman bibir sangat Arsen hindari. Dia hanya akan melakukan dengan wanita spesial nya, nanti.
" Go away! " Usirnya saat dirinya telah mencapai pelepasan beberapa menit yang lalu. Tidak lupa memberikan beberapa lembar uang sebagai tanda terimakasih karena telah memberikan kepuasan padanya. Wanita itu tampak marah atas perlakuan Arsen, namun segera menyambar uang yang Arsen sodorkan.
Arsen tersenyum miring. " Wanita sama saja! "
Arsenino semakin menjadi, menggila karena perasaan yang tulus ia berikan pada wanita masalalu nya lebur menyesakkan hati.
Beberapa tahun silam, saat dirinya pulang ke negara kelahiran nya, Arsen bertemu dengan seorang wanita yang terlihat berbeda dari wanita yang pernah ia temui. Dia tertarik padanya dan berhasil mendapatkan wanita itu. Namun kenyataan pahit yang harus ia terima, wanita itu memiliki sifat yang sama dengan wanita-wanita lainya yang pernah ia temui.
Semenjak itu, Arsen menjadi semakin liar terhadap wanita. Meluapkan kekesalannya dengan melampiaskan pada wanita manapun yang bersedia naik ke atas ranjangnya.
Setelah membersihkan diri, Arsen duduk termenung di sofa single yang berada di kamarnya. Meraih ponselnya yang sedari tadi berdering saat kegiatan panasnya berlangsung.
Arsen berdecak ketika melihat beberapa panggilan tak terjawab dari orang yang dia kenal dan sayangi. Rasanya malas sekali untuk pulang kembali ke negara asalnya, pria itu lebih nyaman tinggal disini.
Berulang kali mama dan omanya menyuruhnya untuk segera pulang, dengan beralasan pekerjaan yang menumpuk, Arsen selalu menolaknya. Dan sekarang, omanya beralasan sakit agar dirinya segera pulang.
" Oke. Arsen akan pulang. " Arsen mengetik sebuah pesan lalu ia kirimkan kepada Elsa, ibunya.
Arsen menyandarkan tubuhnya, memejamkan matanya yang terasa lelah. Pikirannya kembali menerawang masa itu, dimana ia mendapatkan rasa yang begitu indah namun menyakitkan.
" Lisa.. " Lirihnya. Nama yang selalu ia ingat. Wanita yang sudah mengisi hatinya dengan sebuah cinta dan kebencian.
***
Lisa Auliya.
Wanita yang kini mempunyai kehidupan tak tentu arah. Tiga tahun yang lalu, dia di kecewakan oleh pria yang berhasil mencuri hatinya. Hingga ia rela menyerahkan hal yang sangat berharga dalam dirinya. Kesucian yang selama 23 tahun ia jaga, di berikan begitu saja kepada pria yang berhasil menjungkir balikan perasaannya kala itu. Janjinya terlalu manis untuk ia percayai.
Dengan bodohnya ia menuruti dan percaya dengan mudah setiap bualan yang keluar dari mulutnya. Hatinya benar-benar hancur saat pria itu mengingkari janjinya untuk segera pulang dan menikahinya.
Kehancuran nya semakin bertambah saat kedua orang tuanya mengalami kecelakaan. Meninggalkannya setelah beberapa bulan menjalani perawatan di rumah sakit. Harta peninggalan orang tuanya dan tabungannya habis untuk membiayai ayah dan ibunya di rumah sakit.
Lisa harus tetap bertahan untuk kedua adiknya. Perjuangan Lisa begitu berat untuk mencari nafkah, membiayai kedua adiknya yang masih sekolah. Satu tahun lebih Lisa merasakan masa-masa sulit itu. Sampai kedua adiknya lulus dan memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan nya ke jenjang yang lebih tinggi.
Adik perempuan nya memilih untuk menikah dengan pria yang di cintainya, yang berjanji akan membiayai nya untuk melanjutkan pendidikan. Sedangkan adik laki-lakinya memilih menjadi TKI di negara tetangga, bertujuan untuk mempermudah mendapatkan uang yang banyak agar meringankan beban Lisa.
Di sebuah kontrakan kecil, Lisa kini tinggal sendiri. Wanita itu sekarang bekerja di sebuah restoran cepat saji, mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari.
" Lis, tolong anterin ini ya ke ruko sebrang. "
" Iya mbak. " Lisa meraih kotak yang berisi makanan untuk di antar ke pemesannya. " Ada berapa kotak mbak? " Tanya Lisa.
" Cuma empat Lis. "
" Paket hemat semua? "
" iya. "
" Oke! " Tidak banyak tanya lagi, Lisa segera mengantarkan pesanan sesuai alamat yang temannya bilang. Restoran cepat saji tempat Lisa berkerja tidaklah besar, hanya seluas tiga ruko yang di gabungkan menjadi satu. Namun pelanggannya cukup ramai. Pemilik restoran nya pun sangat baik, membuat semua karyawan nya betah bekerja di tempat itu. Lisa beruntung karena bisa bekerja di tempat itu walau dengan gaji yang di bawah standar. Tapi menurut Lisa sudah cukup, selama ia gratis mendapatkan makan siang, bahkan bisa membawanya pulang jika masih tersisa banyak. Jadi Lisa tidak perlu memikirkan biaya pengeluaran untuk makan sehari-hari. Sisa gajinya setelah membayar kontrakan nya bisa ia tabung untuk keperluan mendadak.
Setelah mengantar pesanannya, Lisa harus menyebrang untuk kembali ke restoran.
Terdengar bunyi klakson berulang kali menyadarkan dirinya, menoleh ke sumber suara klakson itu. Mobil mercedes benz yang cukup ia kenal menjadi pusat perhatian nya.
" Clara.. " Lirihnya. Lisa sangat hapal dengan nomor plat mobil itu. Tidak mau bertemu dengan sahabat sekaligus atasannya dulu, Lisa memilih menghindarinya. Berjalan lebih cepat dan bergabung dengan sekrumunan orang yang hendak menyebrang.
Entahlah, Lisa belum siap kembali dengan orang-orang masalalunya.
Hari ini Lisa yang mendapatkan hari libur, berniat untuk pergi ke pasar. Membeli beberapa keperluannya. Seperti kebutuhan untuk mandi, kebutuhan dapur dan lain-lain. Uang Lisa hanya cukup membeli semua kebutuhannya di pasar, dengan harga yang terjangkau. Sangat berbeda dengan dulu, waktu ia bekerja sebagai asisten pribadi seorang artis terkemuka di negri ini. Dia sanggup memenuhi kebutuhan nya yang bisa ia beli di pusat perbelanjaan bergengsi. Kehidupan Lisa saat ini benar-benar memprihatinkan.
Lisa menaiki kendaraan umum untuk sampai ke pasar tradisional. Sesampainya di sana, Lisa harus menyelusuri jalanan sempit yang terhimpit oleh kios. Jalanannya pun tidak semulus ketika ia berjalan di sebuah mall. Genangan air keruh selalu ia jumpai, jangan lupakan bau tidak sedap menyeruak ke indra penciumannya.
Lisa mendatangi kios langganan nya, salah satu agen terbesar di pasar itu. Tentu harga di sana lebih murah. Dua puluh menit Lisa sudah mendapatkan semua yang ia butuhkan. Kedua tangannya pun sudah di penuhi beberapa kantong kresek.
Lisa mengusap peluh yang hinggap di dahinya. Cuaca begitu panas siang itu. Membuat Lisa ingin cepat-cepat sampai ke rumah kontrakannya. Mengistirahatkan tubuhnya. Tidak lupa sebelum pulang, Lisa membeli sebungkus nasi warteg untuk makan siangnya nanti.
Saat ingin menyebrangi jalan, sebuah mobil hampir saja menabraknya. Untung saja mobil itu segera menghindar.
" Astagfirullah.. " Pekik Lisa sembari mengelus dadanya. Dirinya hampir saja tertabrak jika mobil itu tidak menghindar.
" Woi.. Jalan tuh pake mata! Liat-liat kalo mau nyebrang! " Seorang wanita yang berpenampilan sangat modis keluar dari mobil mewah itu. Memaki Lisa yang sudah membuat mobilnya limbung hingga menabrak trotoar.
" Maaf mbak.. Maaf.. " Lisa segera meminta maaf atas kelalaian nya. Karena ingin mengejar angkot agar tidak tertinggal, Lisa buru-buru menyebrang tanpa menoleh ke kiri dan kanan terlebih dahulu.
" Enak aja lu minta maaf doang! Liat dong mobil gue! Ampe penyok begitu! " Suara wanita itu begitu kencang hingga beberapa orang mengerumuni mereka. " Gak mau tau! Lu harus ganti rugi!
Lisa membeku mendengar dirinya harus mengganti kerusakan mobil yang lumayan parah. Uang darimana dia harus menggantinya. Mobil itu terbilang mewah, sudah bisa di pastikan akan menghabiskan uang puluhan juta.
Dengan sangat terpaksa Lisa menyanggupinya. Lisa meminta keringanan dalam mengganti biaya kerusakan mobil itu dengan cara mencicilnya.
" Bagaimana mbak, boleh saya mencicilnya? " Tanya Lisa yang kini tengah berada di sebuah kafe tidak jauh dari tempat kejadian.
" Saya tidak mampu kalo harus membayar nya sekaligus. Itu sangat banyak buat saya. " Ucap Lisa memohon agar wanita bernama Angel itu mengerti keadaannya.
Angel menghela nafasnya, melihat penampilan Lisa yang sangat buruk membuat Angel percaya jika Lisa termasuk rakyat kaum jelata. " Oke! "
Lisa bisa bernafas lega dengan persetujuan Angel. Mereka berdua saling bertukar nomor telepon. Bahkan Angel meminta fotocopy KTP milik Lisa untuk berjaga-jaga.
" Gue tunggu pembayaran selanjutnya! Dan jangan pernah lari dari tanggung jawab lu! Kalo lu berani, gue bakal laporin lu ke polisi. " Ancaman Angel terdengar tak main-main.
" Iya mbak, saya janji akan segera membayar cicilan selanjutnya
" Dengan uang tabungannya, Lisa membayar 10 juta untuk cicilan pertamanya. Sisanya tinggal empat kali lagi. Yang artinya semua kerusakan biayanya mencapai 50 juta. Itupun karena Lisa memohon agar tidak sepenuhnya ia tanggung. Mobil milik Angel merupakan salah satu mobil sport yang memiliki harga milyaran.
" Bagaimana caranya gue dapetin duit sebanyak itu dalam waktu singkat? " Gumam Lisa setelah kepergian Angel.
Kepala Lisa terasa pening memikirkan semua itu. Niat hati ingin hidup tentram dengan kesederhanaan, malah masalah menghampiri nya. Lisa harus mencari pekerjaan yang lebih menjanjikan untuk mendapatkan uang. Bekerja di restoran cepat saji membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan uang sebanyak itu. Sedangkan Lisa membutuhkannya cepat.
***
Pagi buta, pukul dua dini hari. Arsen tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Arsen memenuhi keinginan Oma dan mamanya untuk pulang. Sudah ada pak Joko yang menjemput nya, supir pribadi keluarga nya.
Rasanya menyenangkan dan memilukan saat Arsen menjejakkan kakinya kembali di negri ini. Senang, karena dia bisa bertemu kembali dengan keluarga terkasihnya. Apalagi bertemu dengan kakak perempuan nya yang sebentar lagi mempunyai anak. Itu artinya dirinya akan menjadi uncle. Sedihnya, pria itu mengenang kembali tentang wanita yang telah mengkhianati nya.
Rumah tampak sepi saat Arsen tiba. Pencahayaan pun hanya sedikit. Karena sebagian lampu penerang di matikan. Menandakan penghuni rumah masih tertidur dengan nyenyak.
Arsen memilih memasuki kamarnya, tidak ingin membangunkan oma dan kedua orang tuanya. Masih ada esok hari untuk bertemu mereka. Tubuhnya sangat lelah, meminta segera di baringkan.
" Sial! " Umpatnya saat melihat ranjang yang penuh kenangan dengan seseorang. Dimana dulu ia pernah menyeret kekasihnya untuk bermesraan dengan sembunyi-sembunyi agar orang rumah tidak mengetahui nya.
Arsen menggelengkan kepalanya, mengusir semua kenangan itu. Menghembuskan nafas dalam, Arsen mulai merangkak ke atas ranjang setelah membersihkan diri dan mengganti pakainya. Rasa lelah membuat pria itu tertidur tanpa berlarut memikirkan kenangan itu.
Lisa menjadi sering melamun saat bekerja, memikirkan bagaimana ia bisa mendapatkan uang dengan cepat.
" Mbak, lu kenapa? Dari tadi bengong aja. " Tanya salah satu temannya yang bernama Cika.
" Eh.. Gak kok. " Lisa berusaha menutupi kegelisahan nya, bersikap baik-baik saja.
Cika mengangguk mengerti, tidak berniat membahasnya lagi. " Yaudah.. Bantuin gue yuk anterin pesenan ke depan. Lumayan banyak 15 box. Mau pake mobil juga tanggung, tempatnya deket. "
" Oke! " Lisa.
Cika dan Lisa membagi dua agar lebih ringan. Kedua tangan mereka penuh dengan box berisi makanan pesanan dari pelanggan. Lisa memperhatikan Cika dari belakang, karena Cika berjalan sedikit mendahului nya. Usia Cika empat tahun lebih mudah dari Lisa. Gadis itu terlihat sangat modis.
Lisa mengerutkan keningnya saat memperhatikan Aksesoris yang Cika kenakan. Hampir yang semua di kenakan Cika dari brand ternama. " Darimana si Cika dapetin itu? " Batin Lisa bertanya.
" Cika.. Boleh tanya gak? " Lisa.
Cika menoleh. " Boleh. Mau tanya apa? "
" Itu Gucci asli kan? " Tanya Lisa melirik ke sepatu yang di kenakan Cika.
Cika terlihat gugup, " Eh.. Bu-bukan kok.. Ini KW super.. Hehehe... " Jawab Cika terbata.
Lisa tidaklah buta tentang hal seperti itu, dia dulu sering melihat dan ikut membeli saat menjadi seorang asisten seorang artis.
" Gak Cik, itu asli! Gue yakin kok! " Kekeh Lisa.
" Ntar deh gue ceritain. " Balas Cika, kemudian berjalan lebih cepat mendahului Lisa.
Lisa ingin tahu sekali Bagaimana Cika bisa mendapatkan uang sebanyak itu untuk membeli barang-barang mewah. Sedangkan Cika hanya bekerja di tempat yang sama dengan nya, yang mempunyai gaji tak seberapa.
Sepulang keja, Lisa dan Cika mengunjungi taman yang tidak jauh dari tempat mereka bekerja. Disana Cika dengan jujur mengatakan bahwa dia mendapatkan itu semua dengan menjadi Sugar baby. Pria hidung belang yang haus akan belaian.
" Serius? " Lisa terkejut dengan pengakuan Cika.
" Iya mbak. Cuma cara itu yang gampang dapetin duit banyak. Apalagi Sugar Daddy ku tajir mlintir. " Jelas Cika dengan semangat. " Kenapa? Ilfeel ama gue mbak? " Tanya Cika yang melihat Lisa diam saja.
" Eh.. Gak kok. " Lisa menghembuskan nafasnya kasar. Apa hanya dengan cara itu yang bisa ia lakukan untuk mendapatkan uang banyak dan melunasi hutangnya.
" Mbak! Kok nglamun sih. " Tegur Cika. " Lagi ada masalah? Cerita aja mbak. " Seperti nya feeling Cika begitu kuat.
" Emm.. Gimana ya.. " Lisa ragu untuk mengatakan nya.
" Cerita aja mbak. Gue siap jadi pendengar yang baik kok. " Cika tersenyum ramah.
" Gue lagi kena musibah. Hutang gue banyak. " Ucap Lisa, tak lupa ia memberitahu asal hutang piutang itu terjadi.
" 40 juta ya.. Gue gak ada tabungan sebanyak itu. Bulan kemaren yang di kasih om udah abis. " Jujur Cika. Jika saja ia memiliki uang yang Lisa butuhkan, Cika dengan senang hati membantu Lisa.
" Iya Cik, gak papa.. Gue cuma cerita aja, gak ngarepin lu mau pinjemin gue. " Lisa.
" bulan depan deh.. Kalo si om ngasih duit lagi. Ntar lu pake aja dulu duit gue. " Saran Cika.
Lisa menggeleng. " Gak usah Cik, gue gak mau repotin lu. " Lisa merasa tidak enak jika harus meminjam pada Cika. Kenal saja baru beberapa bulan, sudah mau meminjam uang sebanyak itu, pikir Lisa.
Hari sudah semakin malam, mereka segera pulang ke rumahnya masing-masing. Lisa harus memikirkan cara lain untuk mendapatkan uang itu. Tidak mungkin dia harus menjadi Sugar baby seperti Lisa. Mungkin Lisa akan mencari pinjaman.
***
Seminggu sudah Arsenino di Indonesia. Pria itu sudah di sibukkan dengan pekerjaan perusahaan milik ayahnya, Adrian. Arsenino menjadi pewaris tunggal untuk memimpin perusahaan. Karena kakak perempuan nya tidak lagi mau ikut campur, apalagi berkecimpung di dunia bisnis. Dunia entertainment lah yang kakak perempuan nya tekuni. Namun, sepertinya kakaknya itu juga sudah mengurangi kegiatannya itu.
Dua hari tiba di Indonesia, Arsenino mengunjungi Clara ( kakaknya) di rumah suaminya, pria yang sangat ia benci. Sebenarnya sangat malas sekali berkunjung ke rumah suami dari kakaknya. Tapi Arsen ingin bertemu dengan keponakannya yang baru lahir ke dunia ini. Walau membenci pria di kehidupan Clara, Arsen tetap menyayangi Clara dan keponakan barunya.
" Sen, siang ini berkunjung lah ke HP ( Haidar Productions) bantu Aunty mu. " Adrian meminta Arsen untuk membantu Karin ( Kakak perempuan Adrian) mengurus rumah produksi yang dulu Adrian bangun dari nol hingga besar saat ini.
" Ok pah. " Jawab Arsen dengan semangat. Bukan untuk pertama kalinya Arsen mengunjungi HP. Seminggu ini, Arsen sudah tiga kali mengunjunginya dan membantu Karin.
Bagaimana tidak semangat? Di sana Arsen sudah memiliki kekasih baru. Mudah bagi Arsen untuk mendapatkan wanitanya dalam hitungan sehari.
***
Sedangkan Lisa saat ini di buat panik setelah mendapat panggilan dari Angel yang menagih sisa hutangnya. Padahal masih dua minggu lagi batas waktu yang di berikan oleh Angel. Tapi wanita itu berubah pikiran, Lisa harus melunasi cicilan keduanya minggu depan.
" Apa gue harus meminta bantuan Cika? " Gumam Lisa.
Dengan langkah terburu, Lisa datang ke tempat Cika. Membuat Cika terkejut, pasalnya Lisa datang di tengah malam.
" Ya Allah mbak! Kirain siapa. "
" Sorry Cik. Ada hal penting yang pengin gue omongin. "
" Sini mbak masuk dulu. " Cika mempersilahkan masuk ke dalam rumah kontrakannya. " Hal penting apa sampe malem-malem gini nekad ke rumah ku. Gak bisa besok apa, di luar ujan loh mbak. " Cika memberikan handuk kecil pada Lisa untuk mengeringkan rambutnya yang setengah basah karena air hujan.
" Makasih Cik. " Lisa menerima handuk itu, lalu mengeringkan rambutnya.
" Ada apa si mbak? " Tanya Cika penasaran tujuan Lisa datang kerumahnya.
" Cik. Gue mau kayak lu. Jadi sugar baby! "
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!