NovelToon NovelToon

Dewa Pembantaian

Chapter 00 - Prolog

Di sebuah dunia tempat kekuatan adalah yang utama. Dunia tersebut adalah tempat pertumpahan darah sebenarnya untuk mencapai tujuan menjadi yang terkuat.

Tepi Jurang Kematian

Seekor Rubah berwarna putih yang memiliki sembilan ekor sedang terluka. Dia adalah salah satu jenis spesies tertinggi yang pernah ada karena termasuk dari jenis binatang roh mistis.

Saat ini sang Rubah sedang berada di tebing Jurang Kematian sambil menatap ke arah dalam Jurang.

Jurang tersebut sangatlah dalam seperti tidak memiliki dasar. Aura aneh dan energi Kegelapan yang sangat padat terpancar dari dalam Jurang Kematian.

Beberapa rumor mengatakan bahwa Jurang Kematian adalah dasar Neraka. Namun ada juga yang mengatakan Jurang Kematian adalah sebuah tempat yang menghubungkan dunia kuat tersebut dengan dunia lain.

Rubah yang sedang terluka yang berada di pinggiran Jurang Kematian baru saja melarikan dari banyak musuh kuat. Musuh kuat tersebut memburunya karena dia memiliki sesuatu alat yang menentang akal sehat.

Keberadaan alat yang di miliki Rubah itu bocor karena orang yang dicintainya memiliki keserakahan atas alat tersebut.

Karena tidak mampu melawan Rubah tersebut seorang diri dan merebut alat tersebut, dia akhirnya membocorkan tentang alat tersebut kepada semua makhluk kuat dari dunia tersebut.

Alat tersebut merupakan alat peninggalan yang di ciptakan oleh seseorang yang sangat kuat menurut legenda yang beredar.

Alat itu bernama, 'Benih Permintaan.'

Namun, Benih Permintaan yang sebenarnya adalah sebuah Sistem.

Namun, Sistem adalah sebuah alat yang tidak sempurna. Semua pengguna Sistem mengetahui hal tersebut.

Bahkan untuk Rubah tersebut yang saat ini pemegang Sistem mengetahui bahwa alat kuat itu tidak sempurna karena suatu hal.

Kekurangan Sistem adalah, alat itu tidak beroperasi sendiri karena tidak memiliki Roh untuk menjalankannya. Itu membuat para pemegang Sistem merasa kesulitan mengatur isi dari Sistem.

Rubah saat ini sedang menatap jendela hologram yang hanya dapat di lihat oleh pemilik Sistem.

Jendela hologram yang sedang di tatapnya seperti sedang kabur sedikit demi sedikit karena dirinya mengalami luka yang parah.

Sistem yang terletak di jiwanya juga ikut terserang sewaktu dia bertempur habis-habisan dengan banyak makhluk kuat.

“Sepertinya Sistem tidak akan bisa digunakan lagi untuk sekarang. Jiwaku sudah terluka sangat parah. Jika terus seperti ini, aku pasti akan terbunuh jika mereka tiba.” Rubah tersebut berbisik kecil. Suaranya terdengar sangat merdu.

Lalu Rubah tersebut mengambil wujud manusia sambil menatap Jurang Kematian.

“Aku akan tetap terbunuh walaupun aku melarikan diri. Sistem tidak boleh jatuh pada salah satu dari mereka,” ujar wanita tersebut.

“Akhirnya kami menemukanmu!” Suara seseorang terdengar tidak jauh di belakang wanita itu.

Dua belas individu tiba di sana untuk mengepung wanita tersebut.

Wanita itu tetap diam dan terus menatap ke arah Jurang Kematian.

“Yueyin.. serahkan Benih Permintaan jika kau ingin masih hidup.” Suara pria muda terdengar yang membuat wanita bernama Yueyin bergetar hebat di tubuhnya.

“Yang Yitian..” Bisik Yueyin sambil meneteskan air matanya. Karena Yang Yitian adalah mantan kekasihnya.

Yang Yitian adalah seorang manusia. Mereka bertemu tidak sengaja ribuan tahun lalu. Setelah mereka bersama sekian lama, Yueyin mengatakan semua tentang Sistem yang di milikinya yang ada di dalam legenda.

Namun, keserakahan Yang Yitian lebih besar dari perasaannya ke Yueyin. Mereka bertempur sebelumnya karena Yang Yitian ingin merebut Sistem dan Yueyin mengalahkan Yang Yitian.

Namun, Yueyin tidak tega membunuhnya dan membiarkannya pergi. Itulah asal mula bencana untuk dirinya saat ini.

Yueyin berbalik dan menatap kedua belas individu yang sedang mengejarnya. Diantara mereka semua, empat orang adalah seorang penguasa di dunia yang di mereka tempati.

“Kalian ingin Benih Permintaan? Coba rebut jika bisa!” Yueyin berkata dingin sambil menatap Yang Yitian dengan amarah yang sangat besar.

“Apa kau pikir kau bisa mengalahkan kami semua? Kau memang kuat karena menjadi pemilik Benih Permintaan. Namun, kau tidak akan bisa melawan semua penguasa di dunia ini bersamaan.” Salah satu pria tua berkata dengan nada mencemooh.

“Ayo kita lihat apakah itu benar. Aku lebih baik mati dari pada menyerahkan Benih Permintaan!” Setelah mengatakan itu, Yueyin mengedarkan Qi miliknya. Ia sudah memiliki rencana tentang Sistem.

Melihat Qi yang begitu kuat meletus, semua dari mereka menyerang ke arah Yueyin sekuat tenaga.

“Kalian tidak akan pernah bisa mendapatkan Benih Permintaan!” Yueyin menyerang dengan Qi miliknya ke arah tepi Jurang Kematian.

Boom!!

Ledakan besar terjadi di pinggiran Jurang Kematian yang membuat Yueyin terjatuh ke belakang.

“Tangkap dia!” Teriak mereka bersamaan dan mulai terbang mengejar Yueyin yang sedang terjatuh ke bawah.

“Fusi!”

Yueyin berbisik saat terjatuh ke bawah sambil menatap mereka semua dengan penuh kebencian.

Jiwa Yueyin bersinar terang karena dia saat ini sedang menggabungkan jiwanya dengan Sistem.

Whus!!

Energi roh yang sangat kuat menghempaskan semua yang ada. Pusaran putih kecil terbentuk di dahi Yueyin dan mulai melahap semua jiwanya dan juga tubuhnya.

Semua dari para penyerang menghentikan pengejaran karena ledakan energi roh tersebut. Ketika Yueyin hampir terlahap seutuhnya, dia hanya bisa berkata. “Siapapun yang memiliki Sistem ini nantinya, aku harap kau menggunakannya dengan bijak.”

Seluruh tubuh Yueyin tersedot ke sebuah benda berwarna emas dengan besar yang setengah ukuran biji kacang.

Karena penggabungan jiwa Yueyin dengan Sistem, Sistem akhirnya menjadi sempurna.

Melihat benda itu, mereka semua ingin menangkapnya. Namun mereka terhenti karena energi yang sangat mengerikan di dalam Jurang Kematian.

Lalu benda yang menjadi Sistem terjatuh ke dalam Jurang Kematian.

Di dalam Jurang Kematian, ada banyak lubang-lubang aneh terlihat seperti pusaran. Dan Sistem masuk ke salah satu lubang tersebut dan menghilang dari Jurang Kematian.

Chapter 01 - Awal Mula

Bumi

Indonesia, Tahun 2016

Saat ini seorang pemuda terlihat sedang berlari buru-buru ke sebuah tempat. Di tangan kanannya, terlihat kertas dengan Lebel Indomaret.

“Aku harus buru-buru!” Pria muda itu berlari secepat mungkin dengan wajah tersenyum.

Pria muda itu bernama Adrian. Dia baru saja keluar dari sebuah Indomaret untuk melakukan Top Up untuk game tertentu.

Adrian adalah seorang pemuda berumur 16 tahun dengan penampilan tampan. Dia adalah pemuda cerdas tapi sangat malas. Hobinya adalah bermain Biliar dan memang benar dia sangat hebat bermain Biliar. Namun, dia juga memiliki hobi lainnya yaitu bermain Game Online.

Karena Game Online, semua hasil kerjanya yang di kumpulkan olehnya habis sedikit demi sedikit untuk melakukan Top Up di game tertentu.

Ketika sampai di sebuah bangunan yang bertuliskan Warnet Orang Gaul, dia langsung tersenyum lebar.

Adrian masuk ke dalam Warnet Orang Gaul secepat mungkin. Namun, ketika sampai di sana, semua PC sudah di isi dengan orang-orang.

“Kenapa penuh? Bukankah aku sudah memesan satu tempat kosong?” Adrian mengerutkan dahinya sambil menatap Operator Warnet Orang Gaul.

“Hoi, kenapa semua PC penuh? Bukankah aku sudah meminta satu PC sebelumnya dan sudah membayarnya?” Tanya Adrian dengan wajah kesal.

Operator Warnet Orang Gaul terdiam sejenak karena tidak tau harus menjawab apa. Operator Warnet Orang Gaul hanya menatap individu tertentu yang duduk di bangku PC yang sudah di pesan oleh Adrian.

Melihat tatapan sang Operator Warnet Orang Gaul, tatapan Adrian juga jatuh pada individu tersebut.

“Alex!” Adrian merasa kesal melihat siapa yang duduk di kursi tersebut.

“Oh? Yo Adrian! Kau terlambat satu langkah lagi.” Individu bernama Alex berkata dengan senyum lebar di wajahnya dan siapapun tau bahwa senyum itu adalah ejekan.

Adrian yang merasa kesal berjalan menuju pemuda bernama Alex. Karena dia sangat menggemari Game Online, dia sama sekali tidak bisa untuk tidak bermain Game Online dalam sehari saja.

Bahkan orang tua Adrian sudah merasa kewalahan melihat sikapnya.

Orang tua Adrian membelinya sebuah PC untuk bermain di rumah. Namun, ia lebih memilih bermain di Warnet karena merasa sunyi bermain di rumah.

Game Online yang sering di mainkan olehnya adalah Game yang bertemakan pertarungan. Dan Adrian sangat menyukai karakter Game Online yang suka membantai di sana sini dengan pedang yang kuat.

“Kenapa kau duduk di tempat aku memesan PC?” Tanya Adrian dengan wajah marah.

“Pesan? Kenapa mereka harus membiarkan PC kosong sementara ada yang ingin bermain?” Alex bertanya dengan pertanyaan yang masuk akal.

“Kau-..” Adrian ingin mengucapkan sesuatu namun di potong oleh Alex.

“Kau seharusnya tidak bermain Game Online lagi, Adrian.. Apa kau tidak tau bahwa kau hanya menjadi beban karena sangat suka berkeliaran sendirian memukul ke sana ke mari?” Alex berkata sambil melihat ke arah sebelahnya.

Di sebelahnya adalah seorang pemuda biasa yang sedang bermain Game. Mendengar perkataan Alex, pemuda itu berhenti sejenak membuat Pause di Game lalu menatap Adrian yang sedang marah.

“Benar apa yang di katakan oleh mereka Dedi, apa kau tidak menyadarinya? Kau selalu saja berkeliaran dan membuat Team kita kalah. Dan kami semua sudah sepakat menggantikan tempatmu dengan Alex.” Pemuda yang berbicara itu bernama Yusuf. Dia merupakan pemimpin mereka di dalam Game Online tersebut.

“Apa maksudmu, Yusuf? Jangan bercanda denganku!” Adrian tidak terima di tendang dari Grup karena sangat mencintai Game Online tersebut.

Namun dia tidak bisa jika bermain sendirian. Dia akan merasa ada sesuatu yang kurang jika bermain sendirian. Itulah sebabnya dia tidak terima di tendang oleh Yusuf.

“Bukan kau yang memutuskan Adrian, kamilah yang telah sepakat untuk mengeluarkanmu dari Grup.” Sambung seorang pemuda lainnya bernama Ben Chong.

Namanya sebenarnya adalah Ben Michael. Namun, karena wajahnya terlihat seperti orang China, semua teman-temannya memanggilnya Acong dan terjadilah panggilannya Ben Chong.

“Acong sialan!” Geram Adrian karena mereka berdua tidak pernah sepakat dalam semua hal.

“Apa? Kau tidak senang?” Ben Chong menantang Adrian secara langsung.

Awalnya Adrian tidak ingin memperpanjang argumen dan pergi. Namun Ben Chong terus memanasnya.

“Lemah..” Dengus Ben Chong ke arah Adrian yang ingin berbalik pergi.

Tanpa berbicara, Adrian muncul entah kapan di sebelah Ben Chong sambil mengayunkan bogem miliknya.

Buak!

Bogem mentah milik Adrian mengenai tepat di wajah Ben Chong dan langsung membuat hidung Ben Chong patah lalu menyemprotkan banyak darah.

Ben Chong yang merasakan sakit langsung melompat ke arah Adrian dan perkelahian mereka berlangsung dalam beberapa menit. Dan Adrian keluar sebagai pemenang.

Setelah itu, Adrian di usir dari Warnet Orang Gaul.

Adrian yang sedang berjalan pulang menatap kertas dari Indomaret yang sudah di lumuri sedikit darah Ben Chong.

Dia langsung melempar kertas itu setelah meremasnya karena merasa kesal.

Di tengah jalan, ia yang sedang tidak mood berjalan ke sebuah bangunan yang lumayan besar. Dia masuk ke dalam sana dan langsung melihat sekeliling.

Di depan sana sanga banyak meja Biliar. Untuk menghilangkan rasa bosan, ia langsung bermain Biliar seorang diri.

Namun, ketika sudah beberapa putaran bermain, ia melihat sebuah benda aneh dan tidak memperhatikannya sejak awal.

Di tempat pemasangan bola, ada benda kecil lebih kecil dari ukuran biji kacang.

“Hm? Apa ini?” Tanya Adrian pada dirinya sendiri lalu meraih benda kecil itu.

“Emas?” Adrian melebarkan matanya sedikit karena sudah mencoba meremas atau menggesek benda yang di pungutnya.

Karena tidak ada yang memperhatikan, ia hanya menyimpannya di kantongnya. Jika itu emas, dia berencana untuk menjualnya.

Setelah selesai melampiaskan kekesalannya, ia pulang ke rumah karena waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WiB.

Ketika sampai di rumah, Adrian di beri ceramah oleh ayah dan ibunya karena kemalasannya.

Adrian hanya bisa diam karena dihujani kata-kata sayang dari orangtuanya.

Setelah selesai menerima ceramah, Adrian masuk ke dalam kamarnya dengan wajah kusut karena ocehan kedua orangtuanya.

Saat dia mengganti baju, ia yang melempar celana begitu saja terkejut karena melihat sesuatu bersinar sedetik di dalam saku celana yang di lempar olehnya. Ia menghampiri celana itu lalu meraih saku celana. Dia mengambil benda kecil yang terlihat seperti emas itu.

“Apa ini?” Adrian bingung lalu mencoba menggigit benda itu apakah itu bisa retak atau tidak.

Krak!

Suara renyah terdengar dari mulut Adrian. Itu bukan biji kecil itu yang retak tapi giginya yang patah.

“Aduh! Apa-apaan ini? Aku bahkan tidak kuat mengigit benda ini! Bagaimana bisa itu mematahkan gigiku?” Adrian terkejut luar biasa.

Karena giginya terlepas satu, darah perlahan keluar dan ia buru-buru mengambil tisu untuk membersihkannya. Benda kecil itu masih berada di tangannya. Setelah mengambil tisu, Adrian yang ingin membersihkan darah terkejut karena benda itu yang memiliki sedikit jejak darah di permukaannya menyedot darahnya.

“Apa ini?” Adrian semakin penasaran dengan benda kecil itu. Dia mengabaikan giginya untuk sementara waktu lalu mengambil jarum kecil.

Adrian menusuk jarinya dan dari luka itu keluar setetes darah. Dia kemudian mendekatkan benda kecil itu ke arah tetesan darah. Setelah benda kecil itu bersentuhan dengan tangannya yang mengeluarkan darah, benda kecil itu menempel erat tiba-tiba dan mulai menyedot darah Adrian dengan rakus.

“Sial!” Adrian melambai-lambaikan tangannya agar benda kecil itu terlepas. Namun benda itu tidak kunjung lepas dan menyedot darahnya dengan kecepatan mengerikan.

Pandangan Adrian mulai kabur karena kehilangan banyak darah lalu dia tergeletak di bawah. Setelah ia tidak sadarkan diri, benda kecil itu terhenti menyedot darahnya. Benda kecil itu bergetar tiba-tiba lalu pusaran aneh muncul dari arah benda kecil itu.

Pusaran itu melebar dan mulai menyedot semua yang ada di sekitarnya termasuk Adrian dan juga benda kecil itu.

Zhep!

Setelah itu, tubuh Adrian menghilang seketika bersama dengan benda kecil tersebut.

Chapter 02 - Terdampar

Di ruang hampa

Saat ini tubuh Adrian sedang perlahan-lahan di lahap oleh benda kecil yang membawanya. Setelah melahap semua tubuhnya, benda kecil itu hanya menyisakan jiwanya.

Lalu benda kecil itu melesat ke arah jiwa milik Adrian.

Ruang Spiritual Adrian

Saat ini terlihat Yueyin yang telah bergabung dengan Sistem melihat ke arah seluruh Ruang Jiwa Adrian.

“Inikah pemilik baru Sistem?” Yueyin menatap keseluruhan ingatan tentang Adrian.

Yueyin menghela nafas karena Sistem terlempar ke dunia yang sangat lemah. Namun, ia tidak bisa lagi mencampuri semua yang ada tentang pemakaian Sistem dengan pemilik barunya.

“Sepertinya terowongan spasial ini membawa kami ke dunia lain.” Gumam Yueyin. Ia tentu saja bisa merasakan dunia tempatnya berasal.

Yueyin menatap jiwa Adrian lagi lalu menggelengkan kepalanya. “Aku berharap kita bisa bertemu suatu hari nanti. Aku tidak bisa menghubungimu saat ini. Aku hanya menjadi pendukung untuk Sistem. Suatu hari nanti, kita akan bertemu jika kau mampu mencapai puncak.”

Setelah mengatakan itu, Yueyin di sedot kembali ke dalam Sistem untuk menyempurnakan Sistem.

Lalu Sistem kemudian bergabung dengan jiwa Adrian.

Waktu terus berlalu

Jiwa Adrian yang di baluti oleh energi aneh memasuki sebuah dunia. Dia sama sekali tidak menyadari apa yang sedang terjadi.

Gumpalan cahaya yang merupakan jiwa Adrian memasuki tubuh seseorang anak yang terlihat berusia 13 tahun.

Anak itu belum lama tewas sehingga Sistem membawanya ke tubuh anak tersebut.

Tubuh anak yang belum lama tewas tersebut bergetar selama sedetik karena jiwa Adrian masuk ke tubuhnya.

[Ding!]

[Sistem menemukan tubuh untuk Host baru]

[Ding!]

[Memulai Sistem dari awal]

[Ding!]

[Sisa poin 2.000]

[Ding!]

[Menganalisis dunia]

[Ding!]

[Mulai menganalisis]

[1%.. 20%.. 77%.. 100%]

[Analisis selesai. Sistem mendeteksi Qi dalam jumlah kecil]

[Ding]

[Sistem mendeteksi kerusakan]

[Ding!]

[Host disarankan melakukan perbaikan]

[Ding!]

[Pemulihan otomatis dilakukan tanpa persetujuan Host]

[Ding!]

[Memulai proses penyembuhan]

[1% - 2% - 3% - 4%...]

Adrian sama sekali tidak menyadari semua itu karena dia masih tidak sadar. Saat ini ia sedang berada di sebuah peti mati. Beberapa jam kemudian, dia tersadar dari tidurnya.

Ia melihat sekeliling dengan heran karena di dalam sangat gelap dan pengap.

“Di mana ini?” Tanya Adrian penasaran karena tempat itu sangat gelap.

Karena merasa sangat sulit bergerak, ia akhirnya memukul ke arah depan sekuat tenaga.

Bang!

Bang!

Bang!

Crak!

Lubang perlahan terbentuk karena peti mati tersebut sangatlah lapuk. Namun, Adrian terkejut karena melihat tanah perlahan masuk. Dia buru-buru menghancurkan kayu lapuk itu di sebelah bawah. Setelah hancur sepenuhnya, tanah mulai turun kembali.

Adrian langsung mulai merangkak sedikit demi sedikit dan menggali tanah di atasnya. Ia telah membuat spekulasi tentang tempat dia berada saat ini adalah sebuah peti mati. Dia merasa merinding membayangkan dirinya di kubur hidup-hidup.

Setelah menggali ke atas, Adrian tidak menyangka luang kuburan untuknya akan sangat dangkal. Ketika melihat cahaya, ia merasa seperti di surga dan juga karena menghirup udara yang lumayan segar.

Namun, ketika dia keluar dari lubang kuburannya, Adrian sangat terkejut melihat sekelilingnya.

Dia saat ini sedang berada di sebuah bukit kecil yang lumayan tandus. Dari atas bukit, sejauh mata memandang hanya dataran yang sangat luas. Beberapa binatang besar terlihat sedang berkeliaran di dataran bebatuan tersebut.

“Di mana ini?” Adrian gugup seketika karena tidak tau dia berada di mana saat ini.

Lalu dia melihat ke batu nisan kuburannya. Dia awalnya bingung karena tidak pernah melihat tulisan tersebut. Namun karena Sistem, pengetahuan tentang bahasa secara otomatis di ketahui olehnya.

“Tempat peristirahatan adik kecil tercinta, Yi Yun.” Adrian membacakan kalimat tersebut dan terkejut dengan pengucapannya sendiri.

“Di mana ini?” Adrian semakin gugup karena tidak tau harus berkata apa. Dia mencoba untuk menenangkan dirinya.

Dia mengingat kembali tentang benda kecil aneh yang menyedot darahnya lalu dia tidak sadarkan diri.

”Ini pasti berhubungan dengan benda kecil itu.” Adrian melihat sekeliling lagi. Dia ingin pergi dari lokasi tersebut untuk mencari seseorang agar mengetahui di mana dia berada saat ini.

Namun langkah kakinya terhenti saat di kejauhan ada seseorang yang sedang mendekat ke arahnya. Adrian melihat ke arah seseorang yang sedang mendekat. Dia melihat seorang wanita yang terlihat berumur 15-16 tahun yang sedang membawa sebuah keranjang kecil di tangannya.

Wanita itu memiliki paras cantik dengan rambut hitam sepanjang tengah punggungnya. Namun, dia terlihat biasa saja karena pakaiannya yang terlihat lusuh. Dan lainnya, wanita itu tidak memakai sendal dan hanya berjalan dengan kaki telanjang.

Ketika wanita itu mendekat, dia terkejut dan menjatuhkan keranjang di tangannya yang berisi berbeda bunga.

”Yun'er..” Bisik wanita itu sambil meneteskan air matanya.

Adrian bingung dan melihat sekelilingnya dengan siapa wanita itu berbicara. Namun hanya dia individu lain saat ini yang sedang berada di sana selain wanita tersebut. Dengan kata lain, panggilan itu merujuk dirinya sendiri.

Wanita itu langsung berlari ke arah Adrian lalu langsung memeluknya sambil menangis. “Syukurlah kau masih hidup. Aku kira aku akan hidup sendirian..” Isak wanita tersebut.

Adrian bingung awalnya kenapa wanita itu memeluknya. Namun dia merasa ada yang aneh karena tinggi wanita yang terlihat berumur 15-16 tahun tersebut lebih tinggi dari dirinya sendiri.

Dengan gugup di melihat ke arah tangannya yang terlihat lebih kecil dari sebelumnya. Dia langsung meraba-raba tubuhnya sendiri. Adrian sangat terkejut bahwa tubuhnya yang sempurna sekarang sangat kurus kering.

Adrian sekarang mengerti bahwa Yi Yun tersebut adalah dirinya. Dan yang membuatnya tidak mengerti, bagaimana kejadian itu bisa terjadi.

“Apa aku berada di tubuh orang lain saat ini? Bagaimana bisa? Siapa wanita ini? Di mana ini?” Batin Adrian. Dia ketakutan sekarang memikirkan semua itu.

Namun dia menenangkan dirinya sendiri perlahan-lahan. Dia tidak tega mendorong wanita yang memeluknya yang kemungkinan adalah kakak dari pemilik tubuh yang ditempatinya saat ini.

Adrian adalah seorang yang sangat cerdas walaupun sangat malas. Bisa di katakan IQ miliknya sangatlah tinggi namun tidak pernah dipergunakan olehnya selama hidup.

Wanita itu perlahan melepaskan pelukannya dan membelai wajah Adrian dengan senyum kebahagiaan.

“Anuuu, kau siapa?” Tanya Adrian yang membuat wanita itu membeku.

Namun wanita itu tenang kembali sambil mengelus bagian kiri kepala Adrian yang membuatnya meringis kesakitan.

“Kau sepertinya kehilangan ingatan. Maafkan kakak oke, seharusnya kakak menjagamu lebih baik.”

“Aku saudarimu Yan Chenyu. Dan kau Yi Yun.” Yan Chenyu berkata dengan nada sedikit sedih yang membuat Adrian tidak tau harus apa.

Namun satu yang Adrian tau saat ini bahwa hidupnya akan berubah drastis semenjak dia akan menjadi anak yang bernama Yi Yun.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!