Siang hari setelah pulang sekolah....Kyra ke Rumah Sakit tempat adiknya dirawat. Ia membawakan beberapa makanan untuk adik tersayangnya itu.
Krekk....membuka pintu
“Hai sayang.....” Sapa pada adiknya yang sedang terbaring.
“Kakak sudah datang” Sahut adiknya.
“Lihat....apa yang kakak bawakan untukmu?” Ucap Kyra sambil mengangkat rantang yang sedang dipegangnya.
“Hari ini kakak bawa apa?” Tanya adiknya sambil tersenyum melihat rantang yang dipegang Kyra.
“Coba tebak...ini apa?” Sambung Kyra sambil duduk didepan adiknya itu. Sesaat kemudian ia membuka rantang yang dia letakkan didepan adiknya.
“Tadaaa.......”
“Wah......kakak bawa banyak makanan hari ini, kakak juga bawa ayam bakar kesukaanku” jawab adiknya sambil melihat makanan didepannya
“Ia dong....kemarin kan kamu minta ayam bakar jadi hari ini kakak membawakannya” Ucap Kyra
“Terima kasih makanannya kak” Balas Zahila
“Tidak masalah....makanlah selagi masih hangat” Ucap Kyra.
Zahila memakan makanannya dan ayam bakar yang diberikan Kyra dengan lahapnya. Kyra tersenyum bahagia melihat adiknya itu makan dengan lahap.
“Oyah....Zahila” Panggil Kyra sambil melihat adiknya.
“Emm” Sahut Zahila sambil memasukkan makanan dimulutnya.
“Kakak hari ini dapat pekerjaan part time di Bar. Jadi mungkin kakak tidak mengunjungimu nanti malam. Tidak apa –apa kan?” Ucap Kyra.
“Eem...oke” Balas Zahila sambil menelan makanan yang dimakannya. Lalu melanjutkan ucapannya. “Memangnya kakak diijinkan masuk. Bukannya Bar itu untuk orang dewasa ya”
“Tenang saja.....semuanya beres. Mereka tidak akan tahu kalau kakak masih SMA yang penting kita bisa dapat uang. Terus kamu bisa makan seperti ini setiap hari”
“Baiklah.....tapi kakak harus hati – hati jangan sampai ada orang yang mencelakai kakak”
“Ia...Zahila” Sambil berdiri dari tempat duduknya. “Kalau begitu kakak pergi ya karena ini sudah waktunya kakak masuk kerja lagi”
“Ia kak”
***
Kyra pergi sambil melambaikan tangan pada adiknya itu. Di Halte Bus....ia sudah berdiri menunggu kedatangan bus selanjutnya, selang beberapa menit. Bus datang dan ia naik di Bus menuju Bar. Terlihat orang – orang didalam Bus yang berdesak - desakan. Ia hanya bisa berdiri dengan memegang kursi penumpang yang ada disampingnya. Setelah beberapa menit, Bus berhenti dipemberhentian ketiga. Kyra turun dari Bus dan berjalan menuju salah satu Bar terbesar di Kota itu.
Saat masuk didalam ia sudah disambut oleh Manajer Bar dan menyuruhnya untuk berganti pakaian. Setelah berganti pakaian, ia keluar dengan memakai gaun hitam sexi sampai diatas lutut. Memperlihatkan pahanya yang putih mulus dan tak lupa ia memakai wig berwarna ungu untuk membuatnya terlihat dewasa.
Kyra naik ke panggung dan mulai menyanyi menghibur tamu yang hadir di Bar itu. Tiba – tiba seorang pria gagah yang duduk di meja bartender menengok ke arah Kyra yang sedang bernyanyi saat itu. Pria itu adalah Aditya Sinatria putra seorang pengusaha ternama di Kota Jakarta bernama Agung Sinatria.
“Hei...” Panggilnya pada pelayan yang sedang berjalan melewatinya.
“Ia tuan”
“Siapa wanita yang menyanyi itu?” Tanya Aditya melihat Kyra sambil meneguk gelas minumannya.
“Oh....dia penyanyi baru di Bar ini tuan”
“Bawa dia ke kamar VIP” Perintahnya
“Dia hanya penyanyi biasa tuan”
“Memangnya kenapa kalau dia penyanyi biasa. Sekarang aku menginginkan dia maka harus kudapatkan” Ucapnya dengan wajah kesal
“Mohon maaf tuan.....bos kami hanya memanggilnya bernyanyi bukan untuk hal lain.” Ucap pelayan bar.
“Panggil bosmu kesini.” Perintah Aditya
Dengan sigap....pelayan laki – laki itu pergi memanggil bosnya. Setelah beberapa saat datang Manajer Bar menghampiri Aditya.
“Oh....Tuan Aditya ya. Ada apa tuan?” Tanya Manajer Bar.
“Aku menginginkan gadis sexi yang menyanyi itu. Cepat bawa dia padaku” Perintahnya yang terus meneguk minumannya.
“Tapi dia hanya seorang penyanyi disini. Jika Anda mau saya bisa membawakan gadis yang lebih cantik dari dia” Ucap Manajer Bar.
“Tidak mau, aku maunya dia” Sahut Aditya dengan nada setengah mabuk.
“Bagaimana ini....kalau kutolak dia pasti mengamuk dan memberitahu bos. Tapi kalau
kuterima kasihan gadis itu” Dalam hati Manajer Bar.
“Hei... kamu dengar tidak” Teriak Aditya.
“Ia tuan”
“Cari aman sajalah” Dalam hati sambil melihat Aditya.
“Saya akan membawa dia ke Ruang VIP tuan. Anda tunggu saja disana” Ucap Manajer Bar.
“Emm” Dengan suara serak.
Aditya berdiri sambil menghabiskan minuman digelasnya dan pergi ke Ruang VIP.
(Dipanggung)
Manajer Bar berbisik pada Kyra saat dipanggung yang mengatakan bahwa ada seorang temannya sedang menunggu di Ruang VIP. Ia pun pergi ke Ruang VIP.
“Kenapa ada orang yang ingin menemuiku dan mengatakan kalau aku mengenalnya, perasaanku selama ini tidak punya kenalan baru....aahh aku ketemu dulu deh orangnya buat mastiin” Dalam hati Kyra.
Ia masuk kedalam dan melihat sesosok pria gagah tengah duduk bersandar disofa sambil memejamkan matanya.
“Siapa dia?” Dalam hati Kyra
“Hallo tuan.....Anda mencari saya” Sapa Kyra.
“Eemm.....kamu sudah datang.” Ucap Aditya yang masih dalam posisinya sambil memejamkan mata.
“Ia tuan, apa Anda kenal saya?” Tanya Kyra
“Cepat duduk sini...layani aku” Perintahnya tanpa menjawab pertanyaan Kyra.
“Haaah.....dia menyuruhku melayaninya, apa dia salah?” Dalam hati Kyra.
“Maaf tuan...mungkin Anda salah paham. Tugas saya bukan melayani pelanggan. Saya disini hanya menyanyi saja” Ucap Kyra mencoba memberi pengertian pada Aditya.
Ucapan Kyra membuat Aditya terbangun dengan posisi duduk tegap sambil menatap tajam Kyra dengan wajah serius. Dia menatap Kyra dari atas ke bawah.
“Bukankah penampilanmu sekarang mengatakan kalau kamu itu wanita penghibur” Ucapnya.
“Ini hanya sekedar penampilan saja tuan bukan berarti saya wanita penghibur” Balas Kyra.
“Huh...semua wanita mengatakan seperti itu didepanku. Tapi saat digoda...sifatnya yang jual mahal berubah agresif” Dalam hati Aditya sambil berjalan pelan ke depan Kyra.
Kyra yang mulai melihat Aditya berjalan kearahnya mencoba mundur kebelakang sampai membuatnya bersandar ke dinding.
“Benarkah.....kamu yakin kamu bukan wanita seperti itu hah” Ucap Aditya sambil tersenyum seringai pada Kyra yang sudah mendekatkan wajahnya.
“Anda mau apa tuan?” Tanya Kyra dengan wajah khawatir.
Tanpa berkata apa – apa Aditya langsung mencium bibir Kyra membuat Kyra terkejut. Dengan sigap ia mendorong Aditya dan menonjok hidungnya sampai berdarah.
“Dasar laki – laki hidung belang”
Kyra langsung berlari keluar.
“Hei....auw ssst auw” mengeluh kesakitan sambil memegang hidungnya yang berdarah. “Wanita sialan......ah sakit banget lagi. Tonjokkannya keras sekali” Gumamnya.
Dia lalu duduk disofa sambil menghentikan pendarahan dihidungnya. "Kurang ajar! Selama hidupku....tidak ada yang berani memukulku seperti ini. Biasanya aku yang memukul orang. Hari ini malah aku yang dipukul. ssstt aaahh sakit sekali. Awas saja kalau sampai ketemu. Tidak akan kubiarkan dia kabur. aaah brengsek" Mengoceh dengan sendirinya.
Kyra yang berjalan kaki. Terlihat sangat kesal memikirkan pria mesum yang menciumnya.
"Sialan....kenapa aku harus bertemu dia sih, ternyata perkataan Zahila terbukti. Harusnya aku lebih hati - hati lagi" Gumamnya.
Saking kesalnya sampai dia tidak tersadar kalau sudah sampai di Halte Bus.
Bersambung.
Jangan lupa like and koment ya.
Pukul 1:00 malam......Aditya menelfon supir pribadinya untuk datang menjemputnya di Bar. Tak lama kemudian supirnya datang dan membantu Aditya masuk ke mobil. Sesekali supir itu melirik kebelakang kursi penumpang untuk melihat keadaan Aditya.
“Apa Anda baik – baik saja tuan?” Tanya supir pribadi Aditya.
“Eem “ Sahut dengan setengah sadar.
Tidak lama mereka sampai disebuah Apartemen mewah yang terletak dikawasan elite. Pak Supir memarkirkan mobilnya dan membantu Aditya keluar dari mobil dengan keadaan sempoyongan.
“Saya bantu Tuan Muda” Sahut si supir mencoba memegangnya.
“Tidak usah....pergi sana” Teriaknya sambil menghempaskan tangannya dari supirnya.
Aditya berjalan masuk tanpa menghiraukan supirnya. Supir itu terus berdiri dan memperhatikan tuannya masuk. Ia menunggu apakah Aditya memerlukan bantuannya?Aditya sudah masuk dan menaiki lift sampai ke lantai empat Apartemennya. Saat sampai di Apartemennya. Ia langsung menjatuhkan dirinya dikasur.
“Haaa.....gadis sialan itu. Beraninya memukulku” Gumamnya sambil melemparkan HP yang dipegangnya ke samping. Ia lalu tertidur dengan keadaan mabuk.
Keesokan paginya....ia terbangun mendengar bunyi Handphonenya yang berdering berkali – kali dari tadi, ia carilah Handphonenya itu dikasur yang ia lemparkan tadi malam.
“Siapa sih...pagi – pagi begini menelfon?” Keluhnya setengah tidur.
(Suara Didalam telfon)
“Eemm...hallo”
“Halo kakak pertama, aku Andi. Kakak pertama sekarang dimana?”
“Aku dirumah. Ada apa kamu menelfonku pagi – pagi begini sialan?”
“Hari ini kita ada pertandingan futsall dikampus”
Tiba – tiba Aditya terperanjak bangun mendengar tentang pertandingan futsalnya, ia memang sangat menyukai futsal. Itu adalah hobinya dari dulu.
“Aahh sial jam berapa sekarang?”
“Ini sudah jam sembilan pagi kak” terdengar suara beberapa orang dari belakangnya.
“Kenapa berisik sekali sih disitu?”
“Kita sekarang ada dilapangan futsal kampus menunggu kakak pertama datang. Kakak kedua dan kakak ketiga sudah datang dari tadi”
Ia langsung menutup telfonnya dan turun ketempat tidur menuju kamar mandi. Hanya selang beberapa menit saja. Ia kembali keluar dari kamar mandi dan menuju kamar gantinya yang sangat besar. Didalam berjejer pakaiannya dan lemari yang dipenuhi dengan jam tangan mewahnya, disamping jamnya berjejer lemari sepatu yang sangat besar. Ia keluar dengan memakai kemeja putih ketat dan celana panjang ketat berwarna coklat muda. Membuat penampilannya semakin cool.
Diluar terlihat mobil sport berwarna hitam terparkir di parkiran Apartemennya. Ia keluar dengan menaiki mobil sportnya itu.
Di mobil, ia memikirkan kejadian tadi malam. Ia tidak bisa melupakan ciuman yang ia lakukan pada gadis itu. Itu adalah pertama kalinya ia selalu terbayang – bayang dengan seorang gadis hanya karena sebuah ciuman. Biasanya ia bisa melakukan berbagai hal pada seorang gadis bahkan tidur pun beberapa kali ia lakukan tapi ini pertama kalinya ia tidak bisa membuat gadis itu hilang dari pikirannya, tidak tahu karena apa?. Ia terus membayangi gadis itu. Mungkin karena ia pertama kali dipukul oleh seorang gadis hanya karena sebuah ciuman.
“Sialan.....sepanjang perjalanan aku terus memikirkan ciuman gadis itu. Lebih mengerikan lagi dia membuat hidungku berdarah. Awas saja kalau bertemu, aku pasti akan membalasnya” Gumamnya yang kesal.
Setelah menggerutu panjang, ia sampailah disebuah Universitas ternama dikota itu. Ia masuk dan memarkirkan mobilnya diparkiran pribadinya. Tiba – tiba datang seorang pria dari belakangnya. Pria itu adalah Andi yang biasa disebut adik ke empat oleh teman - temannya.
“Kakak pertama.....” Panggilnya.
Aditya berbalik setelah mendengar suara dari belakangnya.
“Apa mereka sudah mulai?” Tanya Aditya sambil berjalan masuk kampus.
“Ia.....baru sepuluh menit yang lalu” Balas Andi.
“Kalau begitu aku masuk di babak kedua saja” Ucap Aditya
“Baiklah....”
Aditya dan Andi masuk kedalam lapangan futsal, terlihat kursi penonton dipenuhi dengan gadis – gadis. Biasanya basket populer dikampus itu tapi sejak kedatangan Aditya dikampus itu. Popularitas basket menurun. Para siswa malah mengidolakan futsal apalagi gadis – gadis yang ada dikampus itu. Mungkin kerena ketampanan Aditya dan kepintarannya dalam main futsal.
(Kembali ke Aditya)
Pertandingan futsal sedang berlangsung, jurusan otomotif melawan jurusan ilmu komputer. Aditya sudah masuk kedalam gedung futsal. Para gadis yang sedang duduk dikursi penonton mulai berteriak melihat Aditya. Mereka berteriak memanggil – manggil nama Aditya sedangkan Aditya tidak menghiraukan mereka. Itu sudah biasa baginya.
“Hei.......kamu sudah datang” Terdengar teriakan seorang pria dari lapangan.
Ia adalah Bagas yang biasa dipanggil kakak kedua oleh yang lainnya, disampingnya ada Rey yang biasa dipanggil adik ketiga oleh Aditya.
Aditya hanya melihat Bagas yang ada dilapangan. Bagas berlari menghampiri Aditya yang sedang berdiri disamping kursi pemain.
“Aku sudah menyiapkan baju futsalmu diruang ganti. Kamu pergilah kesana” Ucap Bagas.
“Eem...”
Aditya pun pergi ke ruang ganti untuk mengganti bajunya. Ia keluar memakai baju futsal berwarna putih dengan nomor punggung delapan. Gadis – gadis semakin histeris melihat Aditya keluar dari ruang ganti. Terlihat seorang gadis cantik dikursi penonton terus tersenyum tidak melepaskan pandangannya pada Aditya. Gadis itu bernama Melia seorang primadona kampus yang dikejar – kejar banyak pria tapi ia hanya menyukai Aditya saja.
“Hei..Aditya tampan sekali ya” Sahut teman disampingnya yang bernama Alini.
“Hemm ia” Balasnya yang terus tersenyum melihat Aditya.
“Haaaaa.....” Teman disampingnya mencoba menghela nafas. “Memang orang yang sudah jatuh cinta itu susah diajak bicara” Sahut temannya itu yang bernama Sarla.
“Kalian itu cerewet sekali sih. Kalian fokus saja lihat pertandingannya” Sahut Melia sambil menengok melihat mereka berdua.
Babak pertama masih berlangsung. Poin yang didapat Jurusan Otomotif sangat menurun. Mereka terlampau jauh dari Jurusan Ilmu Komputer. Para siswa yang duduk dikursi penonton mulai khawatir melihatnya apalagi para pemainnya. Mereka sangat khawatir melihat poin yang didapatnya sedangkan Aditya yang duduk dikursi pemain hanya memasang wajah biasa – biasa saja. Terlihat Rey dari lapangan memandang Aditya dari kejauhan lalu ia mulai berteriak pada Aditya.
“Hei kakak pertama....cepatlah masuk. Sebentar lagi kita akan kalah” Teriaknya
“Dasar tidak berguna” Gumamnya sambil melihat Rey.
Babak kedua pun dimulai. Aditya masuk ke lapangan dengan gaya angkuhnya. Ia memulai aksinya memainkan bola didepannya. Para gadis mulai antusias melihat aksi Aditya. Mereka yang tadi tidak semangat melihat permainannya. Kini mulai semangat lagi. Hanya beberapa menit saja Aditya masuk. Ia sudah manambah poin untuk timnya dan sudah melewati poin dari lawan. Ia memang pemain jenius diantara teman – temannya itu.
Pertandingan pun berakhir. Jurusan Otomotif mengalahkan Jurusan Ilmu Komputer. Para pemain sudah mulai meninggalkan lapangan satu – persatu. Diruang ganti, ke empat laki – laki itu berkumpul untuk berganti pakaian. Mereka membuka lemari ganti mereka masing – masing dan saling membelakangi sambil berganti pakaian .
“Haaa....kita memang beruntung memiliki kakak pertama” Sahut Andi sambil melihat Aditya yang berdiri disampingnya yang sibuk membuka lemari bajunya.
“Hei.....adik keempat. Kamu itu setiap hari memuji – muji kakak pertamamu terus. Kapan giliran kita” Sahut Bagas sambil menengok Andi yang ada dibelakangnya
“Aku juga ingin dipuji oleh adik keempat” Sambung Rey sambil tertawa mengejek yang saat itu berdiri disamping Bagas
“Diamlah kalian! Kalian ini berisik sekali dari tadi” Sahut Aditya dengan suara keras membuat mereka terdiam.
“Lihat..... dia marah lagi” Bisik Rey ditelinga Bagas.
“Hussst...”Menahan bibirnya dengan jari telunjuknya menyuruh Rey untuk diam. “Diamlah.....jangan bicara lagi. Nanti dia semakin marah” Jelas Bagas padanya.
Setelah ganti baju, Aditya keluar meninggalkan ketiga temannya itu. Ia pergi menuju sebuah ruangan dan istirahat disana. Itu adalah ruangan tempatnya istirahat. Ruangannya sangat mewah dan luas. Ia memang selalu mendapat perlakuan istimewa dikampus itu karena ibunya selalu menyumbangkan uang yang cukup besar dikampus itu. Bisa dibilang kalau ibunya pemilik yayasan terbesar tempatnya kuliah.
Bersambung.
Jangan lupa like and koment ya
Tring...Tring....Tring...bunyi bell sekolah menandakan waktu istirahat, semua murid sekolah keluar menuju kantin sekolah sementara Kyra masih duduk dikelas sendiri sambil memakan bekal makanannya yang ia buat sendiri. Ia bukalah bekalnya itu yang isinya hanya telur dadar dan nasi goreng. Ia makan dengan lahap makanannya itu karena sedari tadi ia sudah sangat lapar sampai perutnya berbunyi selama pelajaran berlangsung.
Tiba – tiba terdengar teriakan seorang pria dari bawah memanggil namanya. Ia berlari kedepan dan melihat ke lantai bawah. Matanya tertuju pada laki – laki yang berdiri dilapangan sekolah. Laki – laki itu bernama Ivan. Ia melihat ivan memegang sebuah mawar merah sambil melihat kearahnya. Ivan adalah laki – laki yang ia sukai selama ini. Tapi ia tidak bisa mengutarakan perasaannya pada Ivan karena ia lebih ingin fokus pada adik dan sekolahnya. Ia berteman dengan ivan sejak masuk sekolah. Untuk menutupi perasaannya pada Ivan. Ia berusaha menjadi biasa – biasa saja dihadapan Ivan.
“Apa yang dia lakukan....dibawah sana?” Gumamnya.
Wajahnya terlihat malu karena saat itu ia melihat para siswa berkumpul dibelakang Ivan.
“Turunlah Kyra.....” Teriak Ivan.
Kyra yang mendengar Ivan berteriak tidak menanggapi Ivan. Ia malah masuk ke kelasnya kembali.
“Kalau kamu tidak turun. Aku akan berdiri disini terus dan berteriak memanggil manggil namamu.” Teriaknya lebih keras.
“Kyraaaaa.......Kyra.......Kyra kamu dengar aku” Teriak Ivan.
Kyra mulai terganggu mendengar teriakan Ivan. Ia pun turun ke bawah dan menghampiri Ivan.
“Sekarang apalagi yang kamu inginkan dariku?” Tanyanya pada Ivan yang sekarang sedang berdiri tidak jauh darinya.
Ivan menyodorkan bunga yang dipegangnya pada kyra sambil tersenyum lebar.
“Apa maksudnya ini?” Tanya Kyra.
“Selama ini aku terus mengikutimu berusaha mendekatimu tapi kamu tidak peduli sama sekali padaku.” Ucap Ivan.
“Terus....” Sambungnya dengan tatapan tidak mengerti.
“Aku sudah tidak tahan lagi Kyra, aku ingin mengutarakan perasaanku selama ini” Ucap Ivan.
“Perasaan apa?” Tanya Kyra.
“Aku sudah menyukaimu sejak pertama masuk sekolah tapi aku tidak berani mengatakannya Kyra, aku berusaha menjadi temanmu tapi hari ini aku sudah tidak tahan lagi pura – pura menjadi temanmu apalagi kita akan ujian sekolah, sebelum ujian aku ingin kamu menjadi pacarku” Jelasnya.
“Kyra.....orang ini menyukaimu, dia menyukaimu....” Dalam hati Kyra.
“Kyra....apa kamu ingin jadi pacarku”
Terdengar suara teriakan dari para murid dibelakang Ivan. "Terima.....terima.....terima...."
“Ayo Kyra terima dia” Terdengar suara teriakan dari salah satu teman Ivan.
Kyra terdiam....hatinya dilema antara terima dan tidak. Ia menyukai pria didepannya itu tapi ia tidak ingin karena pacaran masalah sekolahnya terganggu.
“Kyra.....aku tahu kalau kamu tidak ingin pacaran karena kau ingin fokus merawat adikmu dan ingin fokus pada sekolahmu. Tapi percayalah selama kamu menerimaku menjadi pacarmu. Aku berjanji tidak akan menganggu aktivitasmu. Aku akan menjadi orang yang mendukungmu dari belakang, kamu harus percaya padaku”
Kyra masih diam tanpa mengeluarkan kalimat satupun dari mulut manisnya itu. Ia hanya terus menatap Ivan.
“Kalau kamu menerimaku kamu bisa mengambil bunga ini dan jika kamu menolaknya kamu bisa langsung melempar bunga ini” Pinta Ivan.
Suara teriakan dari belakang kembali terdengar. "Terima....terima.....terima...."
Kyra melihat sekelilingnya, ia baru tersadar jika lapangan tambah ramai, tidak seperti tadi. Lalu ia kembali melihat ke arah Ivan. Dengan ragu – ragu, ia mulai mengulurkan tangannya untuk mengambil bunga itu sedangkan Ivan sudah terlihat cemas, wajahnya terlihat sangat khawatir jika bunganya dilempar oleh Kyra.
Tiba – tiba Kyra menarik kembali tangannya tidak mengambil bunga itu. Ivan kaget melihat Kyra saat itu. Ia tidak tahu maksud Kyra.
“Kenapa dia tidak mengambil bunganya. Apa dia terima atau tidak ya?” Dalam hati Ivan
Kyra menghela nafasnya dengan panjang lalu ia mulai bicara pada Ivan.
“Ivan.....”
Kyra mulai menyebut nama ivan membuat jantung Ivan semakin berdegup kencang karena was – was.
“Aku mau bilang jika aku pacaran denganmu dan aku melakukan pekerjaan yang tidak kamu sukai. Apakah kamu mengijinkannya” Tanya Kyra
“Itu terserah kamu. Selama itu baik menurutmu.” Balasnya
“Jika aku tidak bisa bertemu denganmu setiap hari dan hanya bisa bertemu dua kali seminggu. Apa kamu akan marah?” Sambungnya
“Tidak....” Balasnya.
“Apa kamu bisa menerima jika aku terus merawat adikku yang sakit – sakitan?”
“Tentu saja, aku sudah menganggap dia adikku sendiri. Aku menyayangi Zahila, aku juga bisa membantumu menjaga Zahila jika kamu sedang sibuk bekerja” Ucap Ivan.
Tiba – tiba Kyra menerima bunga yang dipegang Ivan.
“Aku tidak akan membuang bunga ini. Aku pasti akan menyimpan baik – baik dikamarku” Ucap Kyra.
Sontak saja membuat Ivan kaget. Ivan langsung memeluk Kyra. Dibelakang para murid sudah berteriak senang melihat Kyra menerima Ivan.
Dikejauhan seorang siswi perempuan sedang berdiri dilorong sekolah. Ia mengepalkan tangannya karena marah melihat mereka. Ia lalu pergi dari situ dan menuju Kantor Kepala sekolah bersama temannya. Ia masuk dan melapor kepada kepala sekolah tentang Ivan dan Kyra.
“Ada apa Rena?” Tanya kepala sekolah.
“Kyra dan Ivan membuat keributan pak. Kami para siswa yang sedang belajar sedang terganggu” Sahutnya.
“Bukankah ini jam istirahat” Sahut kepala sekolah.
“Kami belajar untuk mempersiapkan ujian sekolah pak. Kalau bapak tidak memperingati mereka. Para murid yang lain juga akan seperti mereka nanti. Lalu nasib kita yang otaknya tidak sepintar Kyra bagaimana pak.”
“Baiklah....kamu panggilkan mereka keruanganku sekarang” Perintahnya.
“Baik pak”
Rena dan temannya keluar dari kantor kepala sekolah menuju ruang kelas memanggil Kyra dan ivan yang sedang duduk bersama.
"Hei....Kalian berdua dipanggil pak kepala sekolah ke ruangannya" Ucap Rena.
"Ada apa Ren..?" Tanya Ivan.
"Aku tidak tahu. Mungkin karena keributan kalian tadi" Balas Rena.
Kyra dan Ivan saling menatap satu sama lain dengan wajah kebingungan. Mereka berdiri bersama dan menuju Kantor Kepala Sekolah.
Tok.....tok.....tok......Kyra mengetuk pintu Kantor Kepala Sekolah.
"Masuk" Terdengar suara dari dalam.
Kyra dan Ivan masuk ke dalam kantor kepala sekolah. Mereka melihat pak kepala sekolah duduk dikursi sambil menatap mereka.
"Ada apa bapak memanggil kami berdua?" Tanya Ivan.
"Bapak hanya ingin memberitahukan kepada kalian bahwa keributan yang kalian lakukan itu sangat mengganggu proses belajar mengajar para siswa disekolah ini"
"Kami sama sekali tidak mengganggu mereka pak, tadi itu waktu istirahat" Ucap Ivan.
"Ivan....sebentar lagi akan ada ujian sekolah. Semua murid disekolah ini sangat sibuk belajar sementara kamu hanya melakukan hal yang tidak penting seperti tadi. Bapak tidak mau gara - gara kamu, siswa disekolah ini terpengaruh. Apa kamu mengerti?"
"Baik pak...saya mengerti" Balas Ivan.
"Dan kamu Kyra, kamu itu salah satu siswa pintar penerima beasiswa disekolah ini. Kamu adalah contoh disekolah ini tapi hari ini kau membuat keributan. Sebagai hukumannya kalian harus membersihkan seluruh toilet sekolah. Apa kalian mengerti?"
Kyra hanya terdiam terpaku mendengar ucapan pak kepala sekolah padanya.
"Baik pak" Sahut secara bersamaan.
"Keluarlah"
Kyra dan Ivan berjalan keluar ruangan pak kepala sekolah. Saat diluar, Kyra menghela nafas dengan panjang. Ivan melihat Kyra yang menghela nafasnya.
"Maaf Kyra.....ini semua gara - gara aku. Aku sudah membuatmu terbawa masalah" Ucap Ivan.
"Jadi kamu menyesal sekarang"
"Tentu saja tidak...kenapa aku harus menyesal. Biarpun aku dihukum untuk membersihkan sekolah ini. Aku rela melakukannya yang penting aku bisa pacaran denganmu." Ucapnya dengan wajah tersenyum pada Kyra.
"Terus....kenapa kamu minta maaf"
"Itu karena aku merasa bersalah karena kamu ikut dihukum"
"Sudah...jangan bicara lagi. Sekarang kita rekan satu tim, ayo....kita harus cepat selesaikan hukuman pak kepala sekolah." Ucap Kyra.
Mereka mulai membersihkan toilet bersama. Kyra dan Ivan saling menatap lalu kemudian tertawa. Mereka seperti menertawakan diri mereka yang sedang menerima hukuman dari kepala sekolah.
Bersambung.
Jangan lupa Like yah karena Like itu gratis.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!