Elang Danu Alberto,35th.Pria berwajah tampan berstatus duda anak 1 berusia 3th.Seorang pengusaha sukses yang di segani.Namun,dibalik wajah tampanya,akibat penghianatan yang dilakukan mantan istrinya dulu dia menjadi pribadi yang dingin,dan sangat kejam.Siapa yang sangka di balik wajah tampannya ternyata dia juga anak dari ketua mafia.
Putri Reina Annisa,lebih akrab disapa Rere,gadis imut dan ceria.Suka berteman dengan siapa saja.Berusia 18th,berasal dari keluarga yang sederhana.
Tapi siapa sangka,dibalik senyum cerianya dia menyimpan berjuta misteri dalam hidupnya.
~
Siang itu d salah satu sekolah SMA di kota B sedang mengadakan acara kelulusan.Semua wajah nampak bergembira,kecuali satu siswa yang mondar-mandir di depan gedung sambil menggenggam ponsel.Sesekali mata indahnya melihat kearah luar sekolah dengan raut wajah yang masam.
Putri Rheina Annisa atau biasa disapa Rere,dia sedang menunggu kedua orang tuanya yang akan menghadiri acara kelulusanya.Tapi sampai acara akan dimulai orang tuanya tidak kunjung datang.sesekali dia hubungi ponsel orang tuanya,tapi tidak aktif.
Pring...kring...
Ponsel yang d genggam rere bergetar
"Hallo"
"........ "
"Ya betul,saya sendiri"
"........ "
"Apa....."
Rere terkulai lemas dan tak sanggup lagi untuk berdiri.Baru saja dia mendapat kabar jika kedua orang tuanya mengalami kecelakaan dan sedang dalam perjalanan ke rumah sakit terdekat.
"Ada apa Re?" tanya Rima,sahabat rere satu-satunya.Yang kebetulan sedang mencari rere untuk segera ke tempat acara berlangsung,karena acara akan segera dimulai.
"Orang tuaku Rima,orang tuaku..hiks...hiks...Rere menangis di pelukan Rima.
Rima hanya diam karena tidak tahu apa yang terjadi
"Ada apa,ceritakan padaku apa yang terjadi?"
"Orang tuaku kecelakaan dan sekarang sedang dibawa ke rumah sakit"
"Apa? ayo sekarang juga kita kesana,kenapa hanya diam saja"
"Tapi rima,kamu tetap harus disini.Biar aku saja yang pergi"
"Hei,aku ini sahabatmu,mana mungkin aku biarkan kamu pergi sendiri dalam keadaan seperti ini.Tunggu sebentar,aku temuai kepala sekolah dulu",ujar Tima sambil melangkah pergi.
Tidak lama rima datang lagi dan menuju parkiran untuk mengambil motor matic miliknya.
Butuh 15menit untuk sampai ke rumah sakit tempat orang tua Rere di rawat.
"Permisi sus,ruang pasien kecelakaan di jln.A dimana ya?"
"Oh...pasien sudah dibawa ke kamar jenazah nona"
"Maksudnya sus?"tanya Rere pada suster itu
"Pasien kecelakaan di jln.A tadi meninggal dunia nona"
Duaarr....
Bagai tersambar petir,Rere tak bisa membendung tangisnya.dia berlari ke kamar jenazah diikuti oleh Rima.
"Ayah...Ibu... kenapa kalian tega tinggalin rere,nanti Rere sama siapa hiks...hiks...
Ayah bangun,Ibu bangun....
Rima diam terpaku melihat orang tua sahabatnya terbujur kaku dihadapanya.
"Re,yang sabar ya....doakan om dan tante tenang di alam sana"Rima memeluk Rere dan menghubungi orang tuanya
Rere terdiam memandang jenazah kedua orang yang sangat dicintainya
"Re,sebentar lagi orang tuaku datang untuk menjemput kita"
Rere tak kuasa menahan tangisnya,dia memeluk Rima,sahabat yang selalu menemaninya dari kecil sampai sekarang.
Orang tua Rima pun datang dan mengurus semuanya.
Sampai di rumah duka,jenazah langsung di mandikan dan dikafani,lalu mereka semua pergi mengantar jenazah ke tempat peristiratan terakhir.
Suasana pemakaman mulai sepi,para pelayat sudah pulang,tapi Rere belum berniat untuk pergi.panas terik matahari sama sekali tidak dirasakanya.
"Re,ayo...hari sudah siang"
"Kamu pulang saja Rima,aku masih ingin disini"
" Tapi Re..."
"Pergilah,aku ingin sendiri"
Rima melangkah meninggalkan Rere dan dia duduk di bawah pohon tidak jauh dari makam.Tidak mungkin dia meninggalkan rere sendiri di sana.
"Re,ayo makan...dari kemarin kamu belum makan"Rima membawa sepiring nasi dan lauk untuk rere.
"Aku tidak lapar Rima,kamu makanlah".
"Tapi re,nanti kamu bisa sakit.Kalau kamu sakit,nanti orang tuamu sedih di atas sana".
Rere menoleh kearah Rima"Ya benar apa kata Rima,orang tuanya pasti sedih jika melihat dia sakit",pikir Rere dalam hati.
Akhirnya dia makan nasi yang dibawa Rima tadi sampai habis.Dia tidak mau orang tuanya bersedih di alam sana.
"Rima,apa dari kemarin kamu tidak pulang?"
"Tidak Re,aku temani kamu disini...aku takut terjadi apa-apa sama kamu".
"Aku tidak apa-apa Rima,pulanglah.Terima kasih kamu selalu ada di sampingku.
"Hei...kenapa bicara begitu,kitakan sahabat.
Kamu tahu,persahabatan kita bagai ulat bulu",kata Rima menghibur sahabatnya
"Gatel donk?"ucap Rere sambil tersenyum
"He...he...he..."Rima hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Sekali lagi terima kasih atas bantuanmu dan juga orang tuamu,aku tidak tau bagaimana cara membalasnya".
"Kamu cukup tersenyum dan bahagia,teruslah giat belajar dan kejar cita-cita yang kamu janjikan pada orang tuamu",kata Tante Sinta mamanya Rima.
"Lagipula kami melakukan ini dengan ikhlas,kami sudah menganggapmu seperti anak kami sendiri",sambung Om Ardi papa Rima.
Rere tak kuasa menahan tangisnya,ia memeluk kedua orang tua Rima yang tiba-tiba sudah berada di rumahnya.
"Makasih Tante,Om"
"Kenapa Tante dan Om,mulai sekarang panggil kami mama dan papa,seperti Rima memanggil kami",kata Mama Sinta.
"Baiklah Tan eh Ma",jawab Rere sambil tersenyum
dihatinya merasakan kebahagiaan.Dia bersyukur masih ada orang yang begitu menyayanginya.Dia kira,dia sudah kehilangan orang-orang yang sayang padanya.
Hari semakin sore,Mama mengajak Rima juga Rere pulang ke rumahnya.Awalnya Rere menolak,tapi karena rayuan Rima dan orang tuanya,akhirnya Rere pun ikut.
"Tenang saja,nanti Papa suruh orang untuk merawat rumah ini"kata Papa sambil menggandeng Rere menuju ke mobil.sopir membantu membawa koper milik Rere.merekapun masuk kedalam mobil dan meninggalkan rumah yang penuh kenangan bagi Rere.
"Rima,Rere, setelah ini apa yang akan kalian lakukan?"tanya Papa
"Rere mau kerja Pa"
"Rima mau kuliah Pa"
jawab Rima dan Rere bersamaan.
"kenapa Rere mau kerja,Papa masih sanggup membiayai kuliahmu juga Rima"ujar Papa.
Rere menunduk,Mama mengusap lembut rambut Rere
"Kenapa sayang?"
"Iya Re,kenapa? kita bisa kuliah sama-sama"
"maaf Pa,Ma,Rima...Aku hanya ingin mandiri dan tidak ingin merepotkan kalian",jawab Rere.
"Baiklah,kalo itu keputusanmu,nanti Papa tanya di kantor Papa,ada lowongan atau tidak".
"Iya Pa,terima kasih"
"Sudah terima kasihnya,aku sudah kenyang mendengar kata terima kasihmu",kata Rima sambil keluar dari mobil,karena memang susah sampai di rumah kediaman Rima.
Rima menggandeng tangan Rere mengajak masuk kedalam rumahnya.Supir membawa koper milik Rere ke kamar.
"Mbok tolong siapkan makan malam,tambah porsinya ya.kita kedatangan satu anggota baru di rumah ini" kata Mama kepada Mbok Jumi yang sudah 20th ini ikut denganya.
"Baik Nyonya"
Tepat pukul tujuh malam semua berkumpul di meja makan.Semua makan tanpa bersuara,hanya dentingan sendok yg terdengar.
Di kota J,tepatnya di salah satu rumah yang sangat megah bak istana,sedang terjadi keributan,dimana para pelayan di rumah itu sedang kewalahan membujuk seorang anak kecil yang sedang rewel dan tidak mau makan.
"Ayolah Tuan Kecil,makan sedikit saja.Nanti Daddy bisa marah kalo Tuan Kecil tidak makan",rayu Mika,salah satu pelayan di rumah itu yang bertugas menjaga anak itu.
"Ndak mau,Levan ndak mau mamam,Levan mo cama Daddy Mbak",oceh anak itu.
Ya dia adalah Revan Putra Alberto,anak pengusaha kaya yang tampan namun dingin,
Elang Danu Alberto.
Di tempat lain~
Drttt...drtt...
"Hallo" suara yang tegas dan menggema itu bikin merinding bulu kuduk.
"Maaf Tuan, Revan tidak mau makan",kata orang di seberang sana.
"Berikanmu ponsel padanya"
"Hallo Daddy",
"Hallo sayang,kenapa tidak mau makan?"
"Ndak mo Daddy,Levan ndak lapal",oceh anak itu dengan gaya cadelnya.
"Makan ya,kasian kan mbaknya sudah masak capek-capek.Nanti mbaknya sama nasinya nangis lo kalo Revan gak mau makan",bujuk Elang.
Hening...
Revan seperti memikirkan sesuatu.
"Levan mo liat mbak dan nasinya nangis Daddy,pasti selu"
Waduh,Elang menepuk keningnya
"Sepertinya aku sudah salah bicara",gumam Elang.
"Revan sayang,mamam ya.Nanti kalo revan mau mamam,Daddy kasih hadiah deh.revan mau apa?"kata Elang lagi.
"Levan mo mommy,dad.Levan mo bobok cama mommy,Levan ndak mau bobok cama mbak lagi".
huft.....Elang menghembuskan nafasnya sambil memijit keningnya.
"Baiklah,nantiakan Daddy bawa mommy Revan pulang,tapi sekarang Revan mamam ya"
"oke Daddy..."
Tut...tut...tut...telpon pun terputus.
Elang menatap langit-langit ruanganya,seolah ada yang indah di atas sana.
Tok...tok...tok...
"Masuk"
"Hello bro,melamun bae,ada apa boy?"sapa Edo,sahabat sekaligus asisten Elang di kantor.
Hufttt....
Elang menghembuskan nafasnya,dadanya terasa sesak setiap ingat permintaan anaknya.
"Revan minta aku supaya pulang bawa mommy,dia pikir mommy bisa beli di mall"keluh Elang.
"Ha..ha..ha"Edo tertawa keras
"Revan memang anak pintar,klo gitu tunggu apalagi,ayo kita come on.
"Kemana?"tanya Elang
"Ya elah ni orang,ya beli mommy untuk Revan lah",goda Edo sambil tertawa terbahak.
"Sialan lo",kata Elang sambil melempar bola kertas kearah Edo.
"Ups,santai boy woles aja.Lagian ya sudah 2th lebih kamu menduda kawan.Sudah waktunya kamu pikirkan hal ini.Kamu butuh orang untuk mengurusimu dan juga merawat Revan",kata Edo.
"Aku punya kamu untuk mengurus semua kebutuhanku,dan juga Revan ada Mika yang menemani,merawat juga menyediakan segala kebutuhan Revan",jawab Elang.
"Terserah kamu lah boy,aku hanya memberi saran.revan butuh sosok ibu yang menyayanginya,bukan Mika yang sewaktu-waktu bisa pergi.Mika punya kehidupan sendiri boy,pikirkan itu,buang egomu demi Revan"kata Edo sambil keluar dari ruangan elang.
Elang hanya diam merenungi dan memikirkan kata-kata Edo tadi.
"Arrgghhhh......
Elang menjambak rambutnya sendiri,dia merasa pusing.Apa yang harus di lakukan,sementara penghianatan mantan istrinya dulu masih jelas di ingatanya.Haruskah dia membuka hati,demi Revan anak yang sangat di cintainya.
Atau membiarkan anaknya tumbuh besar tanpa kasih sayang seorang ibu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!