"Adududu..........badanku serasa potong semua adehhhhh sakit bener." Zear yang terbangun dari tidurnya.
Zear pun melihat sekitaran disana semuanya hanya terdapat reruntuhan batu saja.
"Sebenarnya apa yang terjadi kenapa aku masih bisa hidup?" Zear yang kebingungan.
"Kenapa penglihatanku seperti berkurang yah? Eh tunggu tunggu kenapa lengan kiriku tidak bisa digerakan yah." Zear pun melihat tangan kiri yang sudah tidak ada.
Zear terlihat sedikit terkejut dengan hal itu namun dia mencoba untuk menenangkan diri, dia mencoba untuk mensyukuri keadaannya yang sekarang.
"Sepertinya selain lengan kiri aku kehilangan mata kiri juga ahhh ini sungguh sangat merepotkan tapi sebenarnya tidak masalah juga, seharusnya aku bersyukur karna kau masih hidup."
"Itu semua berkat kalung ini, Ang Wing kata-kata dia memang benar hahaha kalung ini adalah kalung keberuntungan." Zear yang mengingat ucapan Ang Wing.
"Sepertinya kekuatanku juga sedikit berkurang karna salah satu sayapku di tebas oleh bajingan Azazel itu aahhhh sial kenapa aku teledor ketika pertarungan tadi jika saja aku tidak teledor mungkin keadaanku tidak akan separah ini."
"Tapi aku akui pertarungan melawan primordial demon memang sangat merepotkan mereka sangat kuat, kekuatan mereka sungguh tidak masuk akal."
"Kalau tidak salah ketika aku bertarung dengannya aku mendengar bahwa sekarang para primordial memiliki pemimpin ntah kenapa aku tidak percaya dengan omongan itu."
"Ya itu semua karna pertama para primordial tidak mungkin patuh terhadap orang lain, karna mereka adalah orang-orang yang sangat kuat."
"Tapi bisa jadi mereka memiliki pemimpin dan apa yang di ucapkan Azazel benar, jika itu terjadi maka kemungkinannya hanya satu orang yang memimpin primordial demon dia kekuatannya melebih para primordial demon yang lain."
"Yang artinya orang itu sangat kuat. Jika asumsiku itu benar maka jangan berharap bumi bisa selamat."
"Semoga saja apa yang aku asumsikan dan apa yang di bilang oleh Azazel tidak benar."
"Dan aku berharap semoga di bumi ada yang memiliki kekuatan yang sama seperti para Primordial Demon."
"Jika tidak mungkin bumi tidak akan ada harapan lagi itu semua karna kekuatan para Primordial Demon mungkin bisa menghancurkan satu atau dua atau tiga negara dengan mudahnya."
"Intinya para primordial demon adalah mahluk yang sangat kuat."
"Ngomong-ngomong sudah berapa lama ya aku disini bagaimana dengan keadaan mereka." Zear yang termerenung memikirkan Jane Reyhan Fang Yin Fang Jiali, Hana, Devin, RED dan yang lainnya.
"Baiklah sepertinya aku harus keluar dari sini lagi pula aku sudah mulai pulih yah walaupun badan masih terasa sakit tapi itu bukan masalah." Ucap Zear yang bertekad.
Akhirnya Zear pun berjalan pelan menuju keluar namun pintu keluar itu tertutup oleh reruntuhan goa.
"Sepertinya aku harus menyingkirakan terlebih dahulu reruntuhan ini, baiklah saatnya menge tes kekuatanku. Aku akan mencoba menggunakan kekuatan tangan kananku"
[Ice Spread] Zear yang menyentuh reruntuhan itu, dan tiba-tiba saja reruntuhan itu berubah menjadi ES yang sangat dingin.
[Earth Destroyer] Lengan Zear tiba-tiba mengeluarkan aura berwarna kuning, kemudian Zear memukul reruntuhan ES itu.
Duarrrrrrrrrrrrrrrr
Seketika itu juga reruntuhan itu hancur "Sepertinya kekuatanku masih ada masih aman, tapi tak sekuat dulu sialllllllll!!!!!!."
Zear pun kemudian berjalan menelusuri goa itu setelah berada di jurang tanpa batas itu ia kemudian mengeluarkan pasukan bayangan berjenis monster burung miliknya.
"Untung saja pasukan bayanganku masih ada banyak, dan untung saja aku masih bisa mengeluarkan skill ini."
Zear pun kemudian menaiki pasukan bayangan berjenis burung itu, ia pun kemudian menuju portal pulang.
"Tunggu tunggu ada yang aneh kenapa portal menuju jalan pulang tidak muncul di tempat tadi?"
"Apa jangan-jangan ti-tidak mungkin dia masih hidup."
"Primordial Demon dasar mahluk tak logis setelah bertempur habis-habisan dia masih berhasil hidup dan kabur dari sana?"
"Dasar mahluk gila sebenarnya mereka lahir dari rahim siapa kenapa mereka bisa sekuat itu gila gila." Zear yang menggelengkan kepala.
"Tapi yah sudahlah aku tidak peduli untuk sekarang yang penting aku masih hidup dan yah aku yakin walaupun dia selamat dari pertempuran tadi tapi pasti dia terluka sangat parah aku yakin akan hal itu."
"Ketika aku kembali nanti aku akan menceritakan tentang para primordial demon pada mereka, aku tidak akan menyembunyikannya lagi."
"Dan kemungkinan setelah aku pulang dan istirahat beberapa waktu aku akan langsung menaklukan tower kematian itu."
"Zear ini sudah 1 bulan lebih kamu meninggalkanku, sebenarnya kamu berada dimana, apa kamu baik-baik saja, kamu tau Reynald banyak orang yang bilang bahwa kamu telah meninggal tapi kamu tau aku tidak percaya dengan semua perkataan mereka."
"Aku percaya kamu masih hidup, kamu pasti akan kembali kepelukanku, Zear apa kamu tau setelah kamu menghilang Devin, Reyhan dan teman-teman yang lainnya, mereka terlihat setress dan kesal."
"Mereka juga menangis karna kehilanganmu, mereka semua setress dan kesal itu semua karna mereka merasa lemah sebenarnya apa yang mereka rasakan juga aku rasakan."
"Zear sudah satu bulan lebih ini aku dan teman-teman yang lainnya di kala pagi kami terus berlatih menjadi orang yang lebih kuat lagi, dan di kala malam kami selalu menangis mengingat dirimu."
"Zear kamu tau kami semua akan terus menunggumu pulang loh, walaupun kami tidak tau kapan kamu kembali, dan meskipun kami harus menunggu bertahun-tahun lamanya."
"Zear maafkan aku dan teman-teman yang lainnya, gara-gara kami yang terlalu lemah kamu harus menanggung beban yang sangat berat, maafkan kami."
"Hiks hiks Zear maafkan aku, dikala kamu susah aku tak berada disisimu maafkan aku."
"Aku ini memanglah wanita jahat bahkan kamu tau waktu kita pertama kali bertemu sebenarnya aku hanya ingin memanfaatkanmu untuk membantuku menyembuhkan kedua orang tuaku."
"Aku yakin kamu tau akan hal itu, tapi ntah kenapa meskipun kamu sudah tau dan merasa di manfaatkan tapi kamu masih saja membantuku, aku selalu bertanya-tanya kenapa?"
"Dan meskipun kamu tau kamu di manfaatkan tapi kamu selalu tersenyum padaku dan selalu memberikanku semangat kenapa?"
"Zear kumohon kembalilah aku ingin meminta maaf kepadamu dan mengatakan aku sangat mencintaimu aku tidak ingin kehilanganmu, aku akan melakukan apapun yang aku bisa jadi aku mohon kembalilah."
Jane yang menangis tersedu-sedu di pinggir pantai sambil bercerita tentang kejadian setelah Zear menghilang.
Jane tiap hari selalu melakukan hal itu, dia selalu pergi kepantai dan bercerita tentang kesehariannya yang penuh kegelapan.
Pantai tersebut sebenarnya di tutup karna kejadian waktu itu, tapi Jane bisa masuk itu semua karna ia mendapat izin dari Ang Wing.
Sebenarnya Jane dan yang lainnya sudah mencoba untuk mencari Zear bahkan sampai sekarang mereka masih mencari di mana keberadaan Zear.
Mereka semua mencari dengan cara mereka sendiri, segala cara mereka lakukan.
Namun sampai sekarang Zear tetap tidak di temukan dimana pun.
"Zear apa kamu tau? Guild MOONLIGHT tanpa dirimu semuanya hancur, semuannya berpisah tidak ada tawa canda lagi disini."
"Zear kamu tau kamu itu seperti bulan, tidak ada kamu maka tidak akan ada orang yang menerangi malam kami."
"Zear walaupun kami tidak seperti dulu lagi tapi kami semua tetap percaya bahwa kamu suatu saat akan kembali lagi kepada kami."
"Kami terutama aku, sangat merindukan masa-masa itu tertawa bersama tersenyum bersama, bercanda bersama, meminum teh hangat di malam hari di halaman depan rumah bersama."
"Menegurmu yang selalu minum kopi, menegurmu yang selalu tidur kesiangan, aku juga merindukan bagaimana kamu memerhatikanku lebih dari apapun, kamu selalu saja menasehatiku ketika mengingat hal itu ntah kenapa aku menjadi senang dan rasanya aku ingin kembali ke hari-hari itu."
"Zear kamu tau sebelum bertemu denganmu kupikir hidup ini tidak adil, kupikir diriku tidak berguna, kupikir tidak ada yang pernah peduli padaku, kupikir hidup ini sangat membosankan,"
"Hidupku waktu itu seperti abu-abu tanpa warna, tapi setelah kamu datang kamu merubah segalanya menjadi lebih indah dan berwarna, kamu mengajariku betapa berharganya diriku ini di mata seseorang."
"Zear sepertinya ini sudah sore aku harus kembali ke rumah maafkan aku karna tak bisa menemanimu lebih lama lagi."
"Zear jika kamu kembali aku hanya ingin mengatakan terima kasih, aku sangat merindukanmu, dan aku sangat mencintaimu," Jane yang tersenyum namun mengeluarkan air mata.
Jane pun melangkah pergi dengan perlahan sambil mengelap air matanya.
"Hey tuan putri bodoh." Ucap seseorang yang kini sedang berada di belakang Jane.
Jane yang mendengar suara yang sangat amat Familiar itu Jane langsung menengok kebelakang.
Jane terdiam mematung, air mata Jane tiba-tiba saja keluar.
"Ini nyata bukan?" Tanya Jane yang seperti ingin menangis dengan sangat keras.
"Tentu saja aku nyata dasar tuan putri bodoh." Zear yang tersenyum sambil mengangkat tangan kananya.
Zear seperti mengatakan kemarilah pelukalah aku.
Jane ia langsung saja berlari dan memeluk Zear dengan sangat erat, dia menangis dengan sangat kencang di pelukan Zear.
Zear ia mengelus rambut Jane.
"Akhirnya kamu kembali hiks hiks hiks.......Aku dan yang lainnya sudah menunggumu sejak lama Hiks hiks......"
"Zear Maafkan aku maafkan aku, ini semua karna salahku, kamu menjadi seperti ini maafkan aku hiks hiks hiks....."
"Maafkan aku Zear kumohon jangan pergi lagi kumohon jangan melakukan hal bodoh seperti itu lagi, aku akan melakukan apapun tapi tolong jangan pernah tinggalkan aku lagi."
"Zear maafkan aku karna aku terlalu lemah............." Jane yang terus menangis sambil mengeluarkan unek-uneknya.
"Dasar bodoh kenapa kamu harus minta maaf, kamu tidak salah dasar tuan putri bodoh, seharusnya aku lah yang meminta maaf padamu karna telah membuatmu khawatir seperti ini." Zear yang tiba-tiba saja mengeluarkan air mata sambil memeluk erat kembali Jane.
Di sore hari yang indah itu dengan matahari yang ingin tenggelam mereka berdua berpelukan dan menangis melepaskan kerinduan satu sama lain.
"Sudah beberapa bulan dia pergi ntah kenapa rasanya menjadi sangat sepi seperti ini." Reyhan yang menarik nafas dalam-dalam, sambil melihat ke langit.
Saat ini dia berada di sebuah hotel di Amerika serikat tepatnya di New York City, saat ini Reyhan di amerika sedang mencari fenomena kemarin.
Yaitu sebuah portal yang tiba-tiba muncul di pantai.
"Kau dimana Alien kami semua merindukanmu." Ucapnya sambil mengingat-ngingat kembali kenangan bersama Zear dan yang lainnya.
Reyhan dia tersenyum tapi, senyuman itu sangat menyakitkan, "Alien maafkan kami terutama aku hahaha aku ini sungguh sangat lemah, semuanya gara-gara diriku yang bodoh dan lemah ini, kalau saja aku lebih kuat dan lebih pintar mungkin saat ini kita masih bisa bercanda bersama ya kan Alien."
"Alien kau tau tanpa dirimu tidak ada sinar bulan yang menerangi malam, kau sama seperti nama guild kita MOONLIGHT."
"Aku jadi teringat ketika kita bertemu pertama kali waktu di sekolah, kau begitu bodoh, mengingat itu aku jadi ingin tertawa."
"Hey Alien kau masih hidupkan aku yakin kau masih hidup, tenang saja alien aku akan menemukanmu segera jika kau mati aku akan menghidupkan mu dengan segala cara hahaha."
"Jika ada dirimu disini aku tidak akan berani menyebutmu Alien karna aku takut hahaha."
"Alien kau harus tau dari aku sejak kecil sampai sekarang baru dirimulah yang benar-benar mengajarkanku tentang apa itu keluarga apa itu kebersamaan apa itu keluarga apa itu cinta."
"Kau mengajarkanku banyak hal, Alien terimakasihku untuk mu tidaklah cukup aku terlalu banyak berhutang padamu."
"Waktu yang kuhabiskan denganmu dan yang lainnya sangatlah menyenangkan."
"Aku seperti menemukan sesuatu alasan kenapa aku hidup, dan alasan kenapa aku harus hidup."
"Alien kau adalah orang hebat, jadi kumohon dimanapun kau bertahanlah kami pasti akan menyelamatkanmu."
Reyhan yang tengah merenung itu tiba-tiba saja mendengar suara ketukan pintu.
"Masuklah." Ucapnya yang lemas.
"Pak ini ada telepon."
"Dari siapa? Kenapa menelopon malam-malam begini."
"Dari Jane pak."
"Jane?" Reyhan yang kebingungan karna tumben sekali Jane menelopon, Reyhan pun mengangkat telepon Jane.
Reyhan menunjukan wajah yang sangat terkejut, tapi wajah dia terlihat sangat bahagia.
"PESANKAN AKU PESAWAT MENUJU CINA SEKARANG." Ucapnya.
"Ta-"
"Tidak ada alasan cepat pesankan, bayar saja 10 kali lipat tiketnya yang penting aku bisa berangkat sekarang, kalau perlu beli sekalian bandaranya."
"Aku memesan tiket karna pesawat pribadi kita sedang dibenarkan kan?"
"Iy benar tuan tadinya aku hanya ingin memberitahu bahwa pesawat pribadi tuan besok sudah siap berangkat."
"Aku tidak perlu besok aku perlunya sekarang, jika mereka tetap ngeyel kita hancurkan saja bandaranya, aku tidak peduli jika aku harus perang dengan amerika, yang terpenting aku bisa pergi sekarang."
Reyhan yang langsung pergi menuju bandara dengan wajah berseri senang. sedangkan pelayannya kena mental.
***
"Haah (Menghela nafas lemas).....Kak Zear sebenarnya kau ada dimana ini semua salahku dan yang lain karena terlalu lemah, menyebabkanmu menjadi menanggung semua masalah sendirian." Ucap Devin yang saat ini sedang berada di sebuah hotel mewah jepang.
"Aku berjanji sebelum kau kembali aku akan menjadi lebih kuat lagi dengan begitu aku tidak akan lagi jadi beban humu humu."
"Kau tau kak Zear kau itu seperti cahaya bulan, kau menerangiku ketika aku berada di kegelapan, tanpa siapapun, kau memberikanku sebuah harapan, kau juga yang memberikanku alasan kenapa aku harus hidup."
"Aku jadi teringat ketika pertama kali aku bertemu denganmu, hahaha kita mengobrol banyak hal kan."
"Bodohnya aku waktu itu menganggapmu sebagai orang lemah padahal kau adalah orang yang sangat kuat hahahah."
"Kak Zear tenanglah tunggulah kami, kami pasti akan menyelamatkanmu saat ini aku dan yang lainnya sedang berpencar di berbagai negara untuk mencari informasi tentangmu."
"Kak Zear ntah kenapa aku jadi merindukan suasana waktu itu, suasana ketika kita semua sedang bersama, bertengkar bercanda menjahili satu sama lain."
"Kau tau kak Zear tanpa sadar kau telah membuat rumah untuk kami tidak tidak bukan rumah lebih tepatnya adalah sebuah istana."
"Dimana di istana itu semua orang bisa tertawa dan melupakan segala masalah."
Tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu.
"Masuklah ada apa?"
"Ada telepon tuan Devin."
"Telepon?" Tanya Devin sambil mengambil telepon dari genggaman pelayannya.
"Kak Jane? Ada apa kenapa dia menelepon malam-malam seperti ini."
"Halo." Devin yang langsung saja menunjukan ekpresi yang sama seperti Reyhan, namun dia terlihat lebih senang.
Bahkan saking senangnya Devin dia mengeluarkan air mata.
"Kak Zear..........."
"Kau tolong cepat pesankan aku tiket pesawat menuju cina sekarang."
"Ouh yah jika bandara itu menolak beritahu saja namaku, jika mereka masih menolak akan kuhancurkan bandara itu."
"Aku tidak menerima penolakan intinya tiket pesawat harus tersedia sekarang."
Devin pun dengan segera pergi dari sana.
***
Hana yang sedang berada di sebuah restoran di korea sambil memandangi pemandangan malam yang indah.
Untuk kali ini dia sedang sendirian, walaupun sebenarnya dia membawa pelayan tapi, dia meminta kepada pelayannya agar membiarkan dia sendirian.
Hana menarik nafas dalam-dalam dia menatap langit.
"Zear dimana kau sekarang, kau tau setelah kejadian waktu itu kau pergi dan sampai sekarang kau tak pernah kembali, sekarang kami semua berpisah, kami semua menyalahkan diri kami sendiri karna kami tidak kuat, kami terlalu lemah, sehingga membuatmu menanggung semua masalah sendirian."
"Zear aku berharap kau baik-baik saja dan tunggulah kami, kami semua pasti akan menyelamatkanmu. Dan aku berharap dengan kembalinya dirimu nanti, kita semua dapat kembali seperti dulu lagi."
"Dimana aku yang selalu memarahi trio bodoh, Reyhan, Fang Yin dan Devin."
"Mengingat kejadian-kejadian seperti itu membuatku ingin tertawa dan merasa sedih,"
"Zear maafkan kami semua, karna sampai saat ini kami belum melakukan sesuatu untukmu, padahal kau telah melakukan banyak hal untuk kami."
"Kau menciptakan sebuah rumah yang hangat, yang dimana setiap orang bisa masuk kesana dan merasa nyaman disana."
"Kau adalah orang hebat yang aku, akui selain Reyhan."
"Haaah (Menghela nafas lelah)"
"Nona maaf karna telah menganggu waktu anda tapi ada telpon dari seseorang nona." Ucapnya sambil memberikan telepon itu pada Hana.
"Jane? Halo............................A-APA be-benarkah, aku akan segera kesana."
"Kita pergi siapkan helikopter sekarang cepat tidak ada alasan tidak ada keterlambatan."
"Semuanya harus siap dalam waktu 10 menit jika tidak kalian tau sendiri bukan?"
Pelayannya pun menelan ludah sendiri dengan tangan yang bergemetar pelayan tersebut dengan segera melakukan apa yang di perintahkan oleh Hana.
***
Fang Jiali yang tengah mandi air panas di sebuah hotel yang mewah di thailand, sambil mendengarkan sebuah musik.
Dia menarik nafas dalam-dalam, dia mengingat kembali pada saat dengan Zear dan yang lainnya.
Di dalam hati Fang Jiali sama seperti yang lain ia ingin kembali seperti dulu.
Dimana mereka semua dapat tertawa bersama, karna kejadian portal itu yang mengakibatkan Zear menghilang sampai sekarang.
Membuat Fang Jiali dan yang lainnya tidak bisa bersama kembali, mereka semua terlelap dalam kesedihan.
Bahkan ketika waktu itu sedang berkumpul semua orang hanya terdiam meratapi kesalahan mereka masing-masing.
"Zear maafkan kami gara-gara kami yang lemah kau harus menanggung semuanya sendiri."
"Aku yakin saat ini kau masih hidup, walaupun kami tidak tau kau dimana, tapi tenang saja kami pasti akan menemukanmu."
"Zear sebelum kau datang kehidupku dan kakaku, kami hanya seekor sampah alis orang buangan."
"Kami tidak di hargai oleh banyak orang, ketika kami susah tidak ada yang membantu sama sekali padahal kami sudah mengemis."
"Tapi kau Zear tanpa kami memintapun kau menolong kami, ntah kenapa aku merasa kau seperti malaikat."
"Zear kata terimakasih saja untukmu tidaklah cukup, sejujurnya aku dan kakaku tidak tau bagaimana caranya membalas semua kebaikanmu."
Ketika Fang Jiali melamun tiba-tiba saja teleponnya berdering.
"Hah? Siapa yang menelopon semalam ini." Ucapnya sambil mengambil handphonenya.
"Jane kenapa dia menelopon semalam ini ada yang aneh aku harus mengangkatnya."
"Apa? Benarkah itu? Baiklah aku akan kesana segera."
Fang Jiali pun dengan segera berhenti mandi dan langsung mengganti baju, dia langsung pergi dengan terburu-buru.
***
Fang Yin yang tengah berada di hotel mewah singapura yang sedang bersantai tiduran sambil menikmati pemandangan langit yang indah.
"Sudah dua bulankah kami semua berpisah, sejak Zear pergi ntah kenapa semuanya jadi berubah, semua orang jadi bersedih."
"Semua orang yang berada di sekitaran Zear, semuanya menangis karna kehilangan Zear, jangankan mereka aku saja sama."
"Gara-gara diriku yang lemah Zear jadi menanggung semuanya sendirian, SIALLLLLLLLLLLL."
"Seandainya waktu itu aku lebih kuat, mungkin hal ini tidak akan terjadi."
"Zear maafkan aku dan yang lainnya."
"Aku jadi merindukan masa-masa dimana aku, Zear, Devin, Reyhan dan yang lainnya bersama, kita seperti keluarga bukan? Ntah kenapa aku merasa jika kita bersama kita selalu bercanda tidak pernah serius bahkan ketika kita memiliki masalah yang berat."
"Mengingat kejadian waktu itu membuatku jadi tersenyum sendiri seperti ini untung saja hotel ini aku pesan khusus untukku sendiri, jadi tidak ada orang kecuali pelayanku, jadi aku bebas mau melakukan apapun tanpa di kira orang gila."
"Zear tenang saja kami pasti akan menyelamatkanmu, dan setelah kembali kita semua akan kembali bersama-samakan."
"Zear tenang saja kami semua akan menjadi lebih kuat, dari sebelum-sebelumnya."
"Aku jadi ingat ketika pertama kali kita bertemu kupikir pada awalnya kau adalah orang yang bodoh, tapi setelah mengenalmu lebih lama ternyata kau lebih bodoh dari yang aku kira."
"Zear aku dan adikku dan yang lainnya hanya ingin mengucapkan terimakasih, karna gara-gara dirimu aku dan yang lain akhirnya tau apa yang dinamakan dengan keluarga yang sesungguhnya."
"Kau menciptakan sebuah rumah yang hangat untuk kami semua, kami semua tidak pernah mengira akan mendapatkan rumah seperti itu, karna bagaimana pun juga kami semua hanyalah sampah."
"Bahkan kami tidak pernah menghargai hidup tapi setelah bersama denganmu kau mengajari kami banyak hal, apa itu hidup."
"Zear aku terlalu banyak berhutang padamu sampai-sampai aku bingung harus membalasnya dengan apa,"
"Bahkan dengan hidupku dan hidup adikku saja mungkin itu tidaklah cukup."
Ketika Fang Yin melamun tiba-tiba saja ada seorang pelayan yang memberitahu bahwa ada telepon dari seseorang bernama Jane.
Fang Yin pun langsung mengambil telepon itu dan tiba-tiba saja wajah dia terkejut dan sangat senang ekspresinya sama seperti yang lain.
"Pesankan aku tiket pesawat menuju cina sekarang."
"Tapi tuan mmm..."
"Bayar saja 20 kali lipat, kalau tidak bisa jual saja namaku, kalau tidak bisa lagi ancam saja kalau aku akan menghancurkan bandara, bukan bandara saja mungkin seluruh malaysia akan kuratakan jika aku tidak mendapatkan tiket menuju cina sekarang."
Fang Yin dengan senyuman iblis yang menakutkan, dengan segera Fang Yin pun pergi dari sana.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!