NovelToon NovelToon

Mengejar Tuan CEO

PENGUMUMAN (lapak promosi)

Sebelumnya aku jelaskan dulu kenapa judulnya lapak promosi.

Bagi kalian para authors atau reader yang juga author, kalo promosi tolong banget tolong yaaa promosi nya di chapter ini aja oke:)!! Kenapa? Karena ini mempermudah dalam promosi sekaligus aku juga bisa ngeliatin komentar pembaca yang bukan promosi.

Dan lagi ada keuntungan lainnya kenapa lapak promosi nya disini aja, bagi pembaca yang mau cari rekomendasi cerita untuk dibaca bisa langsung buka disini. Mudah kan? Simpel kan? Ringkas kan?

Lain kali, JANGAN PERNAH KOMENTAR DI BEST KOMEN OKE! Tolong banget, ini aku udah sediakan lapak promosi buat kalian semua yang mau promosi.

Aku juga mau baca komentar pembaca tentang cerita aku. Bukan baca promosi kalian. Jadi kalau aku ngeliat ada yang promosi di chapter lain aku gak bakal kasih balasan apapun oke. Oke untuk toleransi aku gak bakal bilang apa-apa. Tapi setidaknya aku masih kasih keringanan kan? Ada banyak banget novel yang gak mengizinkan promosi toh?

Dan juga, kalo kalian mau spam promosi di chapter ini juga boleh. Aku izinin. Asalkan masih di bab pengumuman ini oke!

......................

Oke aku mulai pengumuman cerita ini. Lihat gak sih tulisan awal di deskripsi cerita? Yang ini "[A•2]".

Nah kalian lihat lagi di deskripsi cerita PDLL juga ada kode yang mirip, [A•1•1]. Itu artinya novel ini, sama novel PDLL dan novel TSTP itu berhubungan yaaa. Satu yang pertama kali, yang disamping A itu, yang di tanda PDLL artinya cerita Lin Lin. Terus satu disamping nya yang paling ujung, itu artinya ceritanya Xie Yu Ra.

......................

Note buat semuanya : BAGI YANG BELUM BACA, PDLL (PEMBALASAN DENDAM LIN LIN) MOHON BACA TERLEBIH DAHULU SUPAYA LEBIH PAHAM DENGAN JALAN CERITANYA. Oke terimakasih itu aja yang mau aku sampaikan, jangan lupa dukungan nya yaaaa kalian semua makasih:)

1. Kebersamaan

"Ibu, coba lihat aku. Apakah aku cantik dengan gaun ini?" tanya Xie Yu Ra sambil berlarian di sekitar Lin Lin.

Lin Lin terkekeh pelan. Lin Lin menatap putri nya dengan tatapan yang seolah-olah dirinya sedang berfikir. Kemudian setelah itu Lin Lin terkekeh lagi ketika wajah cemberut Xie Yu Ra hadir.

"Tentu saja cantik, putri ibu adalah yang paling cantik sejagat raya," ucap Lin Lin dengan senyuman di wajah nya mulai menggoda Xie Yu Ra.

Xie Yu Ra terkekeh pelan, ibu nya saat ini telah kembali sehat setelah melahirkan kedua adik nya yang tampan.

Sejujurnya Xie Yu Ra merasa agak gemas untuk mencubit pipi gembul kedua adik nya. Sayang nya ayah dan ibu nya langsung saja menahan tangan nya agar tidak mencubit kedua pipi adik-adik nya itu.

Ah Xie Yu Ra benar-benar sangat menyayangkan hal itu. Andai saja ayah dan ibu nya tidak melarang dirinya untuk mencubit pipi kedua adik nya maka Xie Yu Ra sudah pasti akan membuat kedua adik nya menangis setiap hari karena dicubit kuat-kuat oleh Xie Yu Ra.

"Ibu, jadi dimana Hao Lan dan Hao Ran?" tanya Xie Yu Ra dengan sedih.

Walaupun Xie Yu Ra mungkin tidak akan bisa mencubit pipi kedua adik nya setidaknya Xie Yu Ra ingin mengajak bicara kedua adik nya itu.

Sayangnya Lin Lin membalas dengan senyuman tipis kemudian berkata dengan lembut untuk membuat Xie Yu Ra menjadi lebih pengertian.

"Mereka sedang tertidur. Tadi malam mereka berdua terjaga semalaman sehingga membuat ayah mu menjadi tidak bisa tidur. Biarkan mereka beristirahat dulu. Memangnya kenapa kau mencari mereka hm? Bukankah kau sudah bermain dan mengoceh terus menerus kepada mereka sepanjang hari kemarin? Bahkan Hao Ra juga membalas ocehan mu dengan kata-kata nya yang tidak jelas," ucap Lin Lin mengingatkan kepada Xie Yu Ra perihal Xie Yu Ra yang sudah bermain seharian dengan Xie Hao Lan dan Xie Hao Ran.

Xie Yu Ra menjadi cemberut ketika mendengar hal itu. Ibu nya ini terkadang sangat baik hati, tetapi terkadang cukup kejam dengan kata-kata nya.

Berbicara tentang si kembar, meskipun keduanya memiliki tampilan wajah yang mirip, mereka berdua memiliki sifat yang sangat bertolak belakang.

Xie Hao Lan, sang kakak, memiliki sifat yang ceria, kurang lebih sama dengan Xie Yu Ra. Tetapi menurut pendapat Lin Lin sendiri, Xie Yu Ra akan menjadi yang paling berisik dan cerewet diantara seluruh anak-anak nya.

Lalu sang bungsu, Xie Hao Ran, dia berbanding terbalik dengan kakak nya. Dia bayi yang sangat dingin. Bahkan ketika dia baru lahir, Xie Hao Ran sama sekali tidak menangis ataupun menetes air mata.

Bahkan disaat Xie Yu Ra mengajak berbicara kedua bayi kembar itu, Xie Hao Ran sama sekali tidak tertawa ataupun tersenyum.

Bayi pada umumnya jika diajak bicara pasti akan menunjukkan reaksi, entah itu bersemangat, suka, senang, tidak suka, benci, ataupun langsung menangis.

Dan salah satu reaksi itu ditunjukkan oleh Xie Hao Lan, sang kakak. Xie Hao Lan kerap kali tertawa ketika Xie Yu Ra mulai berkata apapun di hadapan nya.

Sedangkan Xie Hao Ran hanya menatap dengan dingin. Bahkan Xie Jun Hao pernah mengira bahwa ternyata anak nya bisu sehingga tidak bisa berbicara.

Lin Lin yang mendengar itu segera saja memukul Xie Jun Hao dengan kuat. Lin Lin sampai marah kepada Xie Jun Hao selama kurang lebih tujuh hari sebelum akhirnya Xie Hao Lan akhirnya membuka suara nya dengan mengucapkan beberapa kata tidak jelas.

"Owa owa, mwa mwa eung eng gwa gwa." Kira-kira begitulah yang diucapkan oleh Xie Hao Ran. Meskipun begitu, Xie Hao Ran tetap saja berekspresi dengan sangat dingin.

Lin Lin sebagai seorang ibu tentu saja mengerti melalui tatapan mata dan gelengan kepala dari Xie Hao Ran, karena itu Lin Lin akhirnya baru bisa memaafkan Xie Jun Hao.

Terkadang Xie Yu Ra sering kali mengejek Xie Jun Hao perihal itu. Dan berakhir Xie Yu Ra disuruh untuk berlari mengelilingi lapangan latihan para prajurit.

Hukuman yang kejam, tetapi Xie Yu Ra tetao melakukan nya dengan senang hati karena Xie Yu Ra memang suka berlatih sesekali.

"Tapi ibu, itu berbeda. Itu kemarin, dan sekarang hari ini. Mana mungkin bisa begitu," ucap Xie Yu Ra kembali cemberut.

"Karena itu ayah datang membawa dua orang adik mu ini. Jadi apakah putri ayah senang?" ucap Xie Jun Hao tiba-tiba saja datang ke tempat dimana Lin Lin dan Xie Yu Ra sedang duduk.

Lin Lin menatap Xie Jun Hao dengan senyuman di wajah nya kemudian Lin Lin bertanya dengan lembut, "Apakah kau tidak bekerja?"

Xie Jun Hao menggelengkan kepalanya, "Aku tidak mau. Aku sedang ingin menghabiskan waktu bersama dengan keluarga ku. Apakah itu salah?"

Lin Lin terkekeh pelan kemudian menggelengkan kepalanya. Malahan saat ini Lin Lin sebenarnya sangat senang karena Xie Jun Hao rela meninggalkan pekerjaan nya yang menumpuk setinggi gunung hanya untuk kumpul keluarga.

Xie Jun Hao juga datang dengan menggendong dua orang bayi di lengan kanan dan kiri nya. Lin Lin yang melihat itu segera saja mengambil satu anak nya dari gendongan Xie Jun Hao agar pria itu tidak kesulitan dalam menggendong nya.

Xie Yu Ra yang melihat itu segera saja mengangkat tangan nya ke arah Xie Jun Hao. Xie Jun Hao menaikkan sebelah alis nya. Xie Jun Hao tidak mengerti mengapa putri nya malah tiba-tiba mengangkat tangan nya.

"Ada apa?" tanya Xie Jun Hao.

Xie Yu Ra menjadi cemberut, "Ayah, aku juga ingin menggendong nya."

Xie Jun Hao dan Lin Lin terkekeh pelan ketika mendengar ucapan dari Xie Yu Ra.

Ternyata itulah yang diinginkan oleh putri kecil nya.

Xie Jun Hao menatap Lin Lin yang juga sedang menatap dirinya. Lin Lin menganggukkan kepalanya dengan senyuman di wajah nya, memberikan tanda kepada Xie Jun Hao bahwa Xie Yu Ra boleh menggendong adik nya.

"Lakukan dengan hati-hati Rara, jangan sampai adik mu terluka," ujar Xie Jun Hao dengan perlahan memberikan Xie Hao Lan kepada putri nya.

Xie Yu Ra menganggukkan kepalanya. Tentu saja dia akan merawat adik nya dengan sangat baik dan tidak akan melakukan sesuatu yang akan membuat adik nya menjadi kesakitan.

Di tengah kebersamaan itu Lin Lin mengernyitkan dahi nya, tiba-tiba saja dia merasa bahwa bagian jantung nya terasa sangat sakit, tetapi sakit itu hanya sesaat. Jadi Lin Lin memilih untuk mengabaikan nya.

...****************...

Maaf atas up yang lama, aku sebelumnya sempat buat satu chapter ternyata aku salah. Yah, ceritanya ternyata langsung aku lompatin, jadinya nanti gak nyambung sama di sekuel kedua, jadi aku ganti. Dan ternyata buat ngehasilin ide susah banget.

Note: Mari kita mulai dengan yang ringan dahulu. Satu dulu ya hehe, lagi sibuk-sibuknya sih soalnya.

2. Rasa sakit

Lin Lin saat ini sedang bercanda tawa bersama dengan keluarga nya. Namun sedari tadi Lin Lin terus saja mengernyitkan dahi nya menahan rasa sakit yang sesekali muncul pada jantung nya.

Mungkin jika Lin Lin hanya sekali atau dua kali mengernyit saja, Xie Jun Hao dan Xie Yu Ra tidak akan menyadari nya. Tetapi lain hasilnya jika Lin Lin terus mengernyitkan dahi nya berkali-kali.

Xie Jun Hao melihat Lin Lin mengernyitkan dahi nya sekali, dan Xie Jun Hao akan menganggap itu wajar. Tetapi disaat Lin Lin tampak mengernyitkan dahi nya dua kali, itu terkesan tidak wajar.

Dan semakin lama Lin Lin semakin sering mengernyitkan dahi nya, hal ini membuat Xie Jun Hao dan Xie Yu Ra juga merasakan ada yang aneh pada Lin Lin.

"Ibu? Apa yang terjadi pada ibu? Ibu kenapa terus mengernyitkan dahi ibu terus menerus? Apakah ada yang tidak nyaman bagi ibu? Jika iya maka kita bisa berpindah tempat," ucap Xie Yu Ra dengan panik.

Xie Jun Hao pun juga merasa firasat buruk nya sangat dalam hari ini. Xie Jun Hao merasa takut dengan sesuatu yang terjadi hari ini.

Lin Lin menggelengkan kepalanya, mencoba untuk tersenyum. Tetapi disaat dirinya tersenyum ternyata mendadak bibir nya menjadi kaku seolah-olah ada yang menahan dirinya untuk tidak tersenyum.

Xie Jun Hao yang menyadari itu menjadi lebih panik lagi. Xie Jun segera saja berdiri dari duduk nya dan mengajak keluarga nya untuk masuk ke dalam istana.

Lin Lin hanya bisa menuruti apa kata Xie Jun Hao. Lagipula apa yang dikatakan Xie Jun Hao mungkin benar, mungkin dirinya harus berada di dalam istana saja.

Terbukti disaat Lin Lin sudah berada di bawah istana semuanya menjadi baik-baik saja. Bibir Lin Lin yang tadinya sangat kaku saat ini bisa tersenyum kembali dengan mudah.

Lin Lin menghela nafas nya merasa bersyukur atas semua itu. Lin Lin kemudian menatap Xie Jun Hao dan Xie Yu Ra yang juga menatap dirinya dengan ekspresi yang sangat khawatir.

Sejujurnya Lin Lin sendiri juga khawatir dengan perubahan tubuh nya yang mendadak menjadi anehnya seperti itu. Tetapi Lin Lin memilih untuk tidak memberitahukan kekhawatiran nya kepada suami dan anak-anak nya.

Lin Lin lebih memilih menyimpan kekhawatirannya nya sendirian di dalam lubuk hati nya.

Lin Lin tidak ingin membuat suami dan putri nya merasa lebih khawatir lagi. Jadi Lin Lin dengan cepat berusaha untuk terlihat baik-baik saja di hadapan Xie Jun dan juga Xie Yu Ra.

"Aku baik-baik saja, kalian tidak perlu khawatir," ucap Lin Lin berusaha untuk tersenyum sebaik mungkin di hadapan suami dan anak nya.

Tetapi seakan tahu bahwa Lin Lin saat ini masih menahan rasa sakitnya sendirian, kedua bayi kembar malah merengek dan menangis disaat yang bersamaan.

Baik Lin Lin, Xie Jun Hao, dan Xie Yu Ra menjadi terkejut. Sangat jarang bagi mereka untuk melihat Xie Hao Ran menangis. Sosok bayi kecil itu sangat pendiam, bahkan untuk ukuran seorang bayi.

Melihat bahwa keduanya menangis secata bersamaan membuat Lin Lin sedikit melupakan rasa sakitnya dan mulai fokus kepada kedua bayi nya.

"Ada apa ini? Aku rasa mereka tidak lapar. Mereka baru saja bangun tidur, sebelum tidur aku sudah memberikan mereka ASI," ucap Lin Lin dengan panik.

Xie Jun Hao malah semakin panik pada Lin Lin. Xie Jun Hao tahu bahwa kedua anak yang masih bayi itu masih memiliki hubungan batin yang sangat erat pada Lin Lin.

Melihat bahwa bayi itu menangis terus menerus membuat Xie Jun Hao khawatir kepada Lin Lin. Tetapi Xie Jun Hao tetap menjalankan tugas nya sebagai seorang ayah yaitu menenangkan kedua bayi yang sedang menangis itu.

Lin Lin berusaha keras untuk membuat bayi di dalam gendongan nya berhenti menangis, sayangnya semua itu tetap saja sia-sia.

Kedua bayi itu masih menangis. Bahkan disaat Xie Yu Ra sudah mulai bertingkah konyol agar membuat kedua adiknya berhenti menangis, kedua bayi kembar itu masih saja tidak berhenti untuk menangis.

Hal itu membuat ketiga orang lainnya menjadi kewalahan. Lin Lin membawa kedua bayi nya ke dalam kamar bersama dengan Xie Jun Hao dan Xie Yu Ra.

Kedua bayi itu menangis selama beberapa jam sebelum akhirnya mereka tertidur akibat kelelahan menangis.

Lin Lin, Xie Jun Hao, dan Xie Yu Ra menghela nafas mereka dengan sangat lega. Setidaknya kedua bayi itu telah selesai menangis.

"Lin Lin, apakah benar kau baik-baik saja? Jangan berbohong. Jika kau tidak baik-baik saja maka kau bisa membicarakan nya pada kami. Kami pasti akan mendengarkan dirimu. Atau mau aku panggilkan tabib?" tanya Xie Jun Hao dengan cemas.

Xie Yu Ra yang berada di samping Xie Jun Hao juga ikut menganggukkan kepalanya. Sikap ibu nya terlihat sangat aneh hari ini.

Lin Lin tersenyum tipis, menggelengkan kepalanya dengan pelan kemudian menepuk kepala Xie Yu Ra dengan pelan dan menatap Xie Jun Hao.

"Aku baik-baik saja. Aku juga seorang tabib Jun Hao, jangan lupakan itu. Aku hanya merasa sedikit tidak enak badan hari ini. Tidak perlu khawatir," ucap Lin Lin berusaha membuat suami dan anak nya menjadi lebih tenang saja.

Xie Jun Hao dan Xie Yu Ra saling bertatapan satu sama lain kemudian menghela nafas mereka secara bersamaan. Lin Lin masihlah seorang pribadi yang keras kepala. Jadi mereka berdua hanya bisa mengalah dan menganggukkan kepalanya.

"Baiklah kalau begitu Lin Lin. Jika ada yang kau perlukan maka kau bisa mengatakan nya pada ku," ucap Xie Jun Hao, juga langsung diangguki oleh Xie Yu Ra.

Lin Lin terkekeh pelan, lebih tepatnya memaksakan dirinya untuk terkekeh karena rasa sakit di jantung nya kembali muncul secara tiba-tiba. Tetapi karena tidak ingin membuat Xie Jun Hao dan Xie Yu Ra menjadi khawatir, Lin Lin bersikap seolah-olah dia baik-baik saja.

"Kalau begitu, Jun Hao, kau bisa kembali melanjutkan pekerjaan mu mengenai dokumen istana. Dokumen itu sudah terlalu menumpuk, bahkan kau sampai harus membawa dokumen kekaisaran ke kamar ini. Kerjakan sekarang. Dan Rara, sekarang sudah siang, kau bisa beristirahat. Kau masih anak-anak, tidak baik kalau sampai kelelahan," ucap Lin Lin dengan nada yang tegas, seperti biasanya.

Xie Jun Hao dan Xie Yu Ra segera saja menganggukkan kepalanya, mereka segera saja pergi dari sana untuk melaksanakan apa yang disuruh oleh Lin Lin.

Setelah kedua orang itu pergi, Lin Lin mulai menghela nafas nya dengan kasar, sedikit terengah-engah.

...****************...

Aku ingatkan sekali lagi, alur ceritanya lambat yaaa. Terus aku juga slow update karena mendekati ujian akhir semester. Ujian ini harus aku kerjain serius, ntar nilai aku jadi jelek kalo gak belajar. Mohon dimaklumi yaaa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!