NovelToon NovelToon

Sehangat Dekapan Mentari Pagi

Memperkenalkan diri

Semilir angin malam menerpa tubuh gagah seorang lelaki yang sudah bisa di bilang cukup matang secara usia, duduk seorang diri menatap langit malam yang kebetulan bermandikan cahaya malam dari sinar bulan purnama yang nampak sempurna bentuknya ditambah sinar binatang yang malam ini sangat banyak bertaburan menghiasi cakrawala malam nampak terlihat indah dan terang.

Siapa yang tidak mengenal sosok gagah ini dia seorang pemimpin pasukan yang sangat disegani di angkatannya juga oleh semua angkatan yang dimiliki di negerinya, dia panutan dan penakluk segala kejahatan yang akan mengancam negeri tercintanya baik dari luar maupun dari dalam negerinya.

Dia tinggal di lingkungan yang sangat disiplin dalam mendidiknya untuk menjadi seorang yang harus kuat agar menjadi pelindung dan menjaga negerinya tanpa memperhatikan kepentingan dirinya, dia lebih cenderung sedikit bicara banyak bertindak dan lebih suka menyendiri dari pada bersenda gurau apalagi sekedar basa basi tidak ada dalam kamusnya, lebih tepatnya to the poin dalam berbicara dalam hal apapun.

Dia di besarkan oleh seorang jendral besar sebagai orang tua angkatnya, beliau hanya tinggal seorang diri tanpa memiliki keluarga begitupun dengan bayi laki-laki yang sudah menjelma menjadi pemuda yang gagah ini yang terlahir yatim piatu karena bencana melanda kota asalnya karena pemberontakan yang banyak meninggalkan korban anak-anak tidak berdosa yang harus kehilangan keluarga juga sanak saudara.

Jendral besar itu memberikan nama "Hans Fahreza" dengan berharapan menjadi sosok yang sesuai dengan arti namanya "Ksatria hadiah dari tuhan" sebab saat ini negerinya butuh seseorang yang dapat siap sedia mempertahankan negerinya dari musuh yang tidak dapat diduga kehadirannya.

Sosok yang menjadikan dirinya besar seperti saat ini sudah tidak dapat menemaninya lagi sebab tuhan lebih sayang pada beliau dan mungkin juga tuhan lebih tahu kalau tugasnya sudah ada yang menggantikannya.

Sebenarnya ini kesedihan yang dalam bagi dirinya tapi dia sadar betul semua tidak ada yang abadi dan tuhan mengatur sebaik-baiknya pengatur, bagi dirinya beliau orang tua yang dia kenal sebab dia tidak tahu siapa kedua orang tuanya apalagi keluarga besarnya, hanya beliau orang terdekat dalam hidupnya, yang membesarkan dirinya walaupun seorang diri tapi berlimpah kasih sayang dan menjadi pribadi yang taat.

Lantunan suara harmonika mungil terasa memecahkan sunyinya malam ini salah satu cara dirinya mengobati rasa rindu akan sosok jendral yang telah tiada, harmonika satu-satunya benda yang sangat berarti dalam hidupnya sebab pemberian dari beliau sebagai salah satu benda kenang-kenangan yang dia miliki.

Dia ingat betul disaat sang jendral harus meninggalkan dirinya karena mendapatkan tugas yang bertepatan dengan besok hari ulang tahunnya, beliau tidak ingin putranya kecewa sebelum pergi dia menitipkan kado pada ajudannya agar di berikan pada putranya sebagai hadiah ulang tahun dan seperti menjelaskan bahwa beliau akan selalu ingat hari jadi dirinya dan sudah jadi bagian dari hidupnya.

Sosok gagah ini lebih sering disapa eza oleh kawan terdekatnya tapi di kalangan dinas dia lebih sering dikenal dengan hans baginya tidak masalah apapun itu, sebab keduanya nama dirinya.

Sebenarnya saat ini hans sedang jadi buah bibir di kalangan petinggi di negerinya sebab sepak terjangnya saat ini baru saja menyelesaikan misi yang lumayan membahayakan dirinya juga semua personil yang dipimpinnya, dia baru saja menangkap para pemberontakan yang terbilang susah untuk dapat di taklukan sebab terkenal kejam juga lihai dalam mengelabui musuhnya sebab mereka lebih tahu medan dibandingkan pasukan yang hans pimpin.

Suara pesta kemenangan pasukannya masih berlangsung tapi hans memilih menyendiri, sayup-sayup terdengar kegaduhan dari suara salah satu pasukan yang sepertinya dia sudah terlalu banyak minum sehingga mulai mabuk dengan berteriak tidak jelas, hans hanya diam dan tersenyum tipis yang mengandung arti mereka sudah terlewat batas pikir hans yang tanpa bicara.

Tapi itu sudah terbilang wajar dikalangan prajurit semua angkatan selama masih bisa kontrol diri, tapi hans tidak biasa ikut serta dalam hal seperti ini sebab dia tahu sesuatu yang memabukkan akan membuat orang hilang akal sehatnya walaupun sesaat dan itu peringatan keras bagi dirinya untuk menjauhi hal itu.

Semua pasukan tahu hans sangat menjauhi yang namanya hal-hal dilarang tuhannya dan tidak pernah memaksakan hans harus ikut serta dalam acara ini, apalagi hans seorang pemimpin jadi tidak pantas rasanya bila dipaksa harus untuk ikut serta dalam hal ini, sebab sudah di luar dari tugas dan ini hanya kesenangan semata itu yang mereka pikir.

Tapi bagi hans tugas baru akan datang tanpa bisa dia menolaknya dan seperti apa nanti medan serta musuh yang akan di hadapinya, jelas-jelas ini tidak bisa di prediksi dari awal oleh dirinya karena butuh kesiapan di setiap waktunya.

Esok adalah suatu yang rahasia kita tidak bisa ketahui tapi hari ini harus kita perjuangkan itu yang selalu tertanam dalam prinsip hidup hans dengan harapan agar selalu waspada akan sesuatu hal apapun.

Di tempat lain yang terbilang sangat jauh sekali dari keberadaan pasukan yang hans pimpin, sebuah kehidupan yang terbilang sangat megah dan sangat di kenal dekat oleh penguasa saat ini karena keberadaan beliau berperan penting dalam negerinya dengan selalu memberikan sebagian hartanya untuk kemajuan perekonomian negerinya.

Beliau ini penyumbang dana terbesar untuk kemajuan negeri karena itu siapa yang tidak mengenal siapa garis keturunan dari keluarga besar "Indra Kusuma Atmadja" yang saat ini sedang berpesta memperingati hari kelahiran cucu tercintanya dari garis keturunan putrinya yang kebetulan juga seorang putri yang akan menginjak masa dewasa.

Indra kusuma atmadja seorang terkaya nomor satu di negerinya, beliau memiliki tiga orang penerus dua orang laki-laki dan satu orang wanita, yang sudah memiliki keluarga semua dan telah memiliki keturunan.

Dari dua anak laki-lakinya dia memiliki cucu laki-laki tanpa ada wanita, sedangkan dari anak wanitanya dia memperoleh cucu laki-laki dan putri, sudah jelas dia sangat di jaga sekali baik oleh sang kakek juga kakak sepupunya sebab hanya dia putri semata wayang dari garis keturunan beliau.

Semua keturunan indra kusuma atmadja tidak ada yang bersekolah di luar lingkungan rumah besar kakeknya semua fasilitas di sediakan dalam lingkungan mewah kediaman kakeknya termasuk rumah keturunan indra kusuma atmadja masih dalam satu komplek.

Kemeriahan pesta begitu terasa dari tamu yang datang semua orang penting di negerinya, makanan tersaji begitu beragam tersedia guna menyenangkan cacing dalam perut para undangan dan tidak kalah histeria hiburan dari artis yang sedang naik daun, begitupun dengan dekorasi ruangan yang menambah kesan mewah dari keluarga yang memiliki segalanya yang sedang mengadakan pesta ulang tahun untuk cucunya.

Dikarenakan tidak pernah keluar dari lingkungan komplek tempat tinggalnya diantara cucu indra kusuma atmadja ada yang saling jatuh cinta yaitu cucu dari anak lelaki kedua indra kusuma atmadja dengan sang putri, seiring waktu bergulir saudara sepupu ini saling jatuh cinta karena sering bersama dalam banyak hal yang semakin lama tumbuh rasa bukan sekedar hanya sayang selayaknya saudara lagi tapi rasa cinta untuk memiliki.

Keduanya yang mulai tumbuh menjadi manusia yang butuh cinta dan mencintai, kedua orang tua mereka tahu tapi menurut mereka hanya cinta monyet biasa tidak lebih, tapi bagi keduanya ini cinta yang mengarah ke jenjang yang lebih serius dengan harapan keduanya ingin disatukan dalam ikatan suci.

Ceisya Anandita itu nama putri yang sekarang berulang tahun, dan tidak jauh dari sisinya Adhianta sosok lelaki yang menjadi cinta pertamanya saling melemparkan senyum dalam pesta ini, sepertinya keduanya sangat bahagia menikmati pesta yang special di siapkan sang kakek.

Tidak jauh dari mereka kakak sepupu keduanya sibuk berbincang dengan beberapa tamu orang penting menemani ayah dan sang kakek dia dikenal dengan nama Adhiatama yang serius dengan dunia bisnis, sepertinya dia begitu ambisi untuk jadi penerus kejayaan kekayaan sang kakek.

Nama besar Indra kusuma atmadja tidak serta merta membuat banyak kolega dalam genggamannya yang bisa satu misi pasti ada juga yang menjadi pesaing mereka terkadang bermuka dua, manis di depan di belakang dia siap menikam.

Salah satunya ada diantara tamu yang hadir sepertinya mengharapkan dapat masuk kedalam kekuasaan Indra group dengan cara ingin memiliki ceisya sebagai jalan yang dia tempuh, dia adalah salah penerus dari Erlangga group yang merupakan pesaing Indra group dalam berbisnis dan kalangan pengusaha semua tahu siapa keduanya yang selalu bersaing dengan caranya yang hanya mereka yang tahu dengan cara apa agar dapat menancapkan kukunya semakin dalam dalam persaingan bisnis ini.

Dia dikenal dengan nama Elang yang orang tahu dia calon utama penerus Erlaga group yang di miliki ayahnya dan sudah mulai mempercayakan pada dirinya untuk menjalankan bisnis yang cukup besar di usianya yang tergolong masih baru matang, sang ayah sudah melibatkan dirinya turun dalam bisnis miliknya.

Berpenampilan sangat tampan sepertinya sangat mudah untuk menarik lawan jenisnya dari parasnya yang rupawan yang dia miliki,tapi saat ini dia lebih memilih ingin menaklukkan cucu dari indra group dari pada melayani gadis-gadis yang menggoda dirinya.

Kemeriahan pesta semakin di rasakan baik oleh tamu undangan juga pihak yang mengundang pesta, dalam kesempatan ini ceisya unjuk kemampuan dengan bernyanyi yang membuat tamu undangan terpukau dengan suara merdunya untuk pertama kalinya, maklum saja ceisya anak yang di berikan pendidikan seorang putri yang elegan pokoknya harus bisa apapun tapi dia suka sesekali ikut kakak dan kedua kakak sepupu laki-lakinya berkuda juga menembak dan dia cukup mahir dalam hal ini tidak kalah dengan semua saudara laki-lakinya tanpa sepengetahuan kakeknya tentunya.

Dalam studi semua keturunan Indra di berikan pendidikan berbisnis dan langsung mendatangkan seorang guru yang sangat ahli dalam bidangnya, ceisya tidak memiliki kawan wanita dia hanya bisa berkawan dengan asisten rumah yang mengurus segala kepentingannya yang kebetulan usianya tidak jauh darinya mungkin terbilang sedikit muda darinya.

Dia begitu percaya pada asisten rumah yang mengurus kepentingannya, dia menganggapnya seperti adik baginya banyak hal yang dia bagi dengan dirinya termasuk segala hal yang dia punya dari baju yang menurutnya pantas untuk dirinya hingga segala perhiasan yang dia milik begitupun dengan fasilitas boleh asisten juga menggunakannya tanpa harus ijin terlebih dahulu padanya.

Malam semakin larut tamu undangan mulai berpamitan satu persatu termasuk elang dan ayahnya yang bersikap ramah pada indra selaku kakek ceisya, dia menunjukkan sikap ramahnya tapi indra sepertinya tahu elang memiliki maksud yang terselubung di balik sikap ramah pada dirinya.

Di tempat berbeda terlihat ceisya masih berbincang dengan adhianta yang suka di panggil mas adhi di kalangan keluarga juga semua asisten yang ada di komplek rumah besar Indra kusuma atmadja, selayaknya sepasang kekasih yang saling mencintai saling menggenggam erat tangan dan senyum yang tidak lepas dari bibir keduanya.

Dari jauh terlihat ayah ceisya seperti tidak menyukai kedekatan putrinya dengan keponakan dari istrinya yang menurutnya tidak baik bila harus menikahkan keduanya karena masih terlalu dekat dalam hubungan kekerabatan keduanya.

Sepertinya dia sedang berpikir bagaimana caranya memisahkan keduanya agar tidak sampai ke jenjang pernikahan sedangkan putrinya tidak pernah mengenal namanya lelaki selain yang ada didalam lingkungan komplek dan staf pengajar yang sengaja di datangkan dari luar sesuai bidangnya, secara usia staf pengajar semua sudah berkeluarga dan tidak mungkin terjadi,yang jelas dia akan mendapatkan pertentangan dari indra selaku sang kakek yang begitu memanjakan dirinya.

Selepas kepergian mas adhi yang harus pamit undur diri karena malam makin larut, ceisya tersenyum dengan riang dengan di bantu oleh asistennya yang bernama rima yang sepertinya tahu nona mudanya sedang senang karena jatuh cinta.

Pemilik kekuasaan beserta keturunannya sudah bisa melepaskan lelah tapi tidak dengan asisten rumah megah masih sibuk berbenah, terlihat banget perbedaan dalam hidup siapa yang memiliki kekuasaan berkuasa dalam banyak hal berbeda dengan dengan yang tidak memiliki kekuasaan yang terlihat di tindas untuk memenuhi keinginan sang penguasa.

Memang hidup adalah pilihan untuk beberapa orang termasuk asisten rumah megah itu yang mau tidak mau harus memenuhi segala keinginan memilik rumah megah sesuai yang mereka perintahkan tanpa ada penolakan dengan alasan apapun.

Mereka terima dengan suka cita walaupun terkadang ada saja perlakuan yang tidak menyenangkan dari beberapa penghuni rumah megah ini, yang menurutnya hampir tidak manusiawi yang terkadang mereka rasakan.

Tapi ada sedikit bersyukur bagi mereka yang kebetulan memiliki tuan yang baik hati dan lebih menerima layaknya bagian dari keluarganya yang menerima perlakuan baik dan tanpa perhitungan layaknya keluarga bagian dari mereka.

Salah satunya ceisya yang terkenal paling baik terhadap asistennya, banyak yang hal yang ceisya bagi dengan asistennya hampir tidak ada rahasia pada keduanya.

Tapi berbanding terbalik dengan kedua saudara sepupu laki-lakinya yang lebih memperlakukan sesuka hatinya pada asisten rumah, berbeda dengan asistennya yang dengan suka cita membantu memenuhi segala keperluannya walaupun tuannya sesuka ganti nya dalam memperlakukan mereka dalam tugas yang dia perintahkan.

Maklum saja mereka memiliki apa yang di sebut uang sebagai bayaran sebagai upah yang mereka terima sebagai bayaran atas kerja mereka walaupun tidak sebanding dengan perlakuan mereka yang sesuka hatinya tanpa mempertimbangkan perasaan yang terkadang membuat asisten rumah membatin karena perlakuan mereka yang sesuka hatinya.

Tapi meskipun mereka sedikit tidak berperasaan ada kalanya mereka berbaik hati bila hatinya sedang senang dan mereka sedang bersuka cita dengan sesuatu hal tidak di mengerti oleh asistennya, inilah kenyataan dalam hidup yang harus terus di jalani selepas suka tidak suka harus tetap di perjuangkan untuk meraih kemenangan itu meski perih pedih harus dirasakan.

~ Note ~

Terkhusus untuk yang membaca karya saya, sebelum melanjutkan membaca mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan apapun itu baik dari penulisan jabatan maupun penulisan kata, dengan kerendahan hati mohon di maafkan sebab masih banyak ketidak tahuan dan kurangnya pahaman dari saya.

Dengan kerendahan hati boleh di koreksi sebagai saran tapi jangan seperti menjatuhkan, bukan tidak mau di kritik tapi alangkah baiknya menggunakan kata yang santun akan lebih baik buat saya ataupun penulis lainnya, mari belajar menegur dengan cara menghargai agar tetap memberikan karya yang baik untuk yang membacanya.

Sekali lagi terima kasih dan mohon di maafkan seluas-luasnya dengan segala kerendahan hati, siap menerima saran dan masukan.💜

Awal pertemuan yang tidak di harapkan

Mentari pagi mulai menampakkan sinarnya menghangatkan seisi bumi, termasuk ceisya yang baru saja membuka matanya karena sinar mentari menyilaukan matanya dari balik celah jendela kamarnya yang sudah di bukan oleh rima.

Dengan malas ceisya merenggangkan tubuhnya yang masih belum sepenuhnya sadar dari tidurnya sebab dia tidur hampir menjelang pagi, dengan malas dia bergumam pada rima yang sebenarnya tidak menampakkan batang hidungnya, entah dimana dirinya berada.

"Aku masih mengantuk rimaaa biarkan aku lima menit lagi tidur" gumam ceisya masih dalam posisi matanya tertutup.

Karena rasa kantuk yang masih ceisya rasakan dia kembali dalam tidurnya, tapi telinganya sudah dapat mendengar celoteh dari asisten rumah yang merapikan kamar dan mengambil beberapa pakaian yang di gunakan oleh ceisya semalam.

"Nanti malam akan ada karnaval di taman kota apakah kamu juga akan pergi?" ucapan salah satu asisten bertanya pada kawannya yang tidak jauh dari sisinya.

"Pasti,kapan lagi kita akan mendapatkan hiburan!!" jawab asisten yang lain dengan setengah berbisik takut nona mudanya terbangun.

Dan tidak lama keduanya meninggalkan kamar ceisya, yang membuat ceisya terbangun karena rasa penasaran ingin melihat karnaval yang mereka bicarakan sebab selama ini dia tidak pernah tahu apapun yang terjadi di luar tembok besar komplek keluarga besar kakeknya.

"Rimaaa,kamu dimana !!!" teriak ceisya memanggil rima yang berlari kecil masuk kedalam kamar nona mudanya dengan napas terengah-engah dan berucap lembut pada nona mudanya.

"Iya non, apa yang bisa saya bantu?" balas rima dengan menundukkan kepalanya tanda merendahkan dirinya.

"Apa yang aku dengar itu benar?" tanya ceisya pada rima yang bingung harus menjawab apa sebab dia tidak mengerti dengan pertanyaan nona mudanya.

"Apakah benar nanti malam akan ada karnaval?" tanya ceisya menjelaskan pertanyaan pada rima.

"Oh soal itu, yang saya dengar sepertinya benar non,ada apa yah non?" tanya rima ingin tahu karena baru pertama kalinya nonanya bertanya soal karnaval.

"Saya mau melihat karnaval itu !!" dengan sedikit berharap pada rima agar bisa membantunya keluar dari rumah besarnya berharap dapat melihat karnaval untuk pertama kalinya.

"Jangan non,bahaya dan saya takut tuan juga nyonya marah besar non,sebab akan banyak orang disana" ucap rima menjelaskan dengan meremas jari kedua tangannya tanda dalam kecemasan yang sangat dia rasakan.

"Kamu sudah pernah tahu?" tanya ceisya makin penasaran dengan apa yang rima jelaskan.

"Please rim, saya mau lihat seperti apa karnaval itu" rengek ceisya pada rima dengan memegang tangannya penuh harap.

"Tahu non,disana banyak orang yang akan menyaksikan apa yang di pertunjukkan oleh peserta karnaval dan akan berkumpul di taman kota dengan banyak penjual beraneka macam yang mereka jual juga banyak permainan,pokoknya ramai non" rima menjelaskan dengan seksama yang semakin membuat nona mudanya semakin penasaran ingin melihat karnaval itu.

"Bantu saya, yah rim" pinta ceisya dengan wajah memohon pada rima yang sepertinya tidak tega melihat nona muda meminta bantuan darinya.

"Gimana caranya non?" rima hanya bisa meminta nona mudanya berpikir.

Di tempat lain adhi sedang berbincang dengan beberapa sepupu dari pihak ibunya yang kebetulan sedang main di kediamannya, terlihat sangat akrab sesekali tertawa lepas sepertinya ada yang lucu yang mereka bicarakan.

"Bro, nanti malam akan ada karnaval seperti biasa kita senang-senang" ujar salah satu sepupu adhi dengan terlihat senang.

"Oh ya kenapa gue baru tahu" ucap adhi dengan menepuk bahu sepupunya yang duduk di antara mereka.

"Apa sih bro yang loh tahu selain ceisya dan belajar" balas sepupu adhi dengan sedikit mengejeknya.

"Memang sesempit itu dunia gue !!" tegas terdengar balasan ucapan adhi pada sepupunya yang membuat tertawa mereka, mendengar adhi protes tidak terima.

"Iya,iya begitu aja ngambek" goda sepupu adhi yang tahu ini hanya candaan diantara mereka.

"Bro,ceisya ga loe bawa serta?" tanya sepupu adhi yang lainnya sepertinya mengingatkan adhi.

"Oh iya tapi bagaimana caranya?" tanya adhi dengan wajah seperti berpikir.

"Tanya dulu mau apa ga anaknya?" ucap sepupu adhi yang ikut berpikir.

"Tumben otak loe encer" sepupu adhi yang lain ikut bicara dengan mengusap kepala sepupunya sedangkan yang lain tertawa dengan mengejeknya.

"Ok,gue telepon dia dulu" terlihat adhi dengan cepat mengambil ponsel dan langsung menghubungi ceisya, sepertinya ceisya tidak menjawab panggilan dari adhi yang membuat adhi terlihat kesal.

pada akhirnya adhi hanya bisa meninggalkan pesan yang nantinya akan di baca oleh ceisya, dan berharap ceisya sama dengan dirinya yang ingin ikut serta melihat karnaval yang akan berlangsung malam nanti.

Di kediaman ceisya terlihat beberapa asisten yang sibuk melayani ceisya yang saat ini sedang melakukan perawatan dan tanpa sungkan beberapa asisten saling bergosip dengan keadaan di luar komplek rumah besar kakeknya.

"Mba saya dengar dua hari lagi akan ada tamu besar di kediaman tuan besar?" tanya salah satu asisten pada yang lain.

"Benar dan tuan besar meminta di siapkan beberapa ruangan khusus untuk tamunya" asisten yang satu ini salah satu orang kepercayaan tuan besar yang pasti kakek dari ceisya tentunya.

"Sepertinya orang penting ya mba?" tanya asisten yang masih junior pada mbanya yang lebih senior dengan rasa penasaran.

"Pastinya yang saya dengar dia seorang yang sangat berpengaruh dalam dunia militer" ujar mbanya menjelaskan sebatas yang dia tahu.

"Oh gitu ya mba ganteng ga mba?" tanya asisten junior dengan tampang polosnya menahan malu tapi ingin tahu dengan senyum yang tertahan tapi ditunjukkan olehnya, yang membuat mbanya tertawa tapi tidak terbahak-bahak.

"Eh eh udah mulai genit ya, memang kamu tahu orang ganteng?" balas mbanya yang ingin terus menggoda juniornya.

"Tahu mba, seperti tuan muda adhianta dan tuan muda adhiatama iya kan mba?" balas asisten junior dengan memberikan perumpamaan pada mbanya.

"Yang ini berbeda dia ditakuti seluruh orang yang bermaksud jahat dan di kenal memiliki mata yang membuat musuh mati gaya begitu berhadapan dengannya" mbanya menjelaskan dengan serius membuat juniornya cukup ketakutan tapi penasaran dengan sosoknya.

"Makin penasaran mba siapa namanya mba?" asisten lain semakin ingin tahu dengan apa yang mereka dengar dari dunia diluar sana.

"Kalau ga salah hans itu namanya itu kalau ga salah ya" balas mbanya yang banyak tahu sebab dia banyak berinteraksi dengan beberapa pengawal tuan besarnya.

Tapi berbeda dengan ceisya yang sepertinya menilai sosok hans sebagai lelaki yang arogan tidak lembut bahkan terkesan lelaki yang kasar terhadap wanita bahkan berkesan menakutkan yang dirasakan dalam benak ceisya,membayangkannya saja membuat dirinya tanpa sadar menutup mukanya dengan kedua tangannya karena rasa takut sehingga membuat masker wajahnya tidak beraturan lagi.

"Kenapa non?" ujar asisten yang membantu melakukan perawatan padanya bertanya dengan nada khawatir pada nona mudanya.

"He he ga" dengan malu ceisya menutupi rasa gugupnya karena sudah ikut mencuri dengar yang bukan kebiasaan dirinya.

"Benar non, ga apa-apa biar saya bantu merapikan kembali" dengan perlahan asisten membantu merapikan masker wajah ceisya, hanya saja membuat asisten yang lain bertanya juga bingung dalam benak masing-masing ada apa dengan nona mudanya.

malam makin menjelang ceisya yang sudah membaca pesan dari ponselnya yang isinya permintaan dari adhi yang mengajak ikut serta untuk melihat karnaval yang akan berlangsung beberapa saat lagi.

Ceisya terlihat gelisah terlihat dari dirinya yang berjalan keluar masuk tidak jelas, dari raut wajahnya terlihat dia bimbang harus mengikuti keinginan mas adhi atau larangan orang tuanya yang harus dia patuhi.

Ponsel dalam genggaman ceisya bergetar sepertinya ada pesan yang masuk dari seseorang dan betapa terkejutnya ceisya isi pesannya yang meminta dirinya keluar dari kamarnya sebab mas adhi sudah menunggu di balik tembok besar rumah megahnya.

Ceisya biasanya menaiki tembok besar itu untuk keluar dari rumah megahnya bila ingin keluar rumah untuk ikut berkuda atau latihan menembak, sebab hanya dengan cara itu ceisya bisa keluar dari rumahnya dengan memanjat pohon yang terhubung dengan tembok besar rumahnya, kebiasaan ini yang tidak di ketahui oleh orang tuanya.

Tampa persiapan ceisya memanjat pohon dan menaiki tembok yang terhubung keluar dan mas adhi sudah menantinya dengan senyum manisnya ceisya memberikan tanda berharap mas adhi menyambutnya dengan menangkap dirinya yang akan turun melompat dari tembok yang terbilang cukup tinggi.

Saat bersamaan ceisya akan melompat asisten yang setianya berteriak memanggil namanya dengan memberikan pakaian hangat yang harus ceisya kenakan karena malam akan menjelang.

"Non...ini !!" teriak rima dengan suara sedikit keras dan ceisya memberikan tanda tutup mulut pada rima agar tidak terdengar oleh orang rumah.

Ceisya berjalan di atas tembok dan turun melompat ke bawah mas adhi dengan sigap menerima dan senyum bahagia dari keduanya terlihat saat bersama begitupun dengan ceisya yang sudah dalam dekapan mas adhi.

Saat ini keduanya sudah berada dalam kerumunan orang yang ramai menyaksikan iring-iringan karnaval yang sangat meriah, ceisya terlihat bingung dengan apa saja yang dilihatnya maklum saja ini baru pertama kalinya dia mengetahui suasana ramainya karnaval.

"Kamu senang?" tanya mas adhi pada ceisya yang tidak memperhatikan mas adhi dia sibuk melihat-lihat suasana sekitar yang sangat ramai apalagi ornamen sepanjang jalan yang di lalui rombongan karnaval berhias lampu warna-warni menambah kesan semarak.

"Iya mas aku senang mas aku mau lihat yang itu" jawab ceisya dengan menarik tangan mas adhi ke tempat yang menurutnya menarik perhatiannya.

"Pelan-pelan sayang" pinta mas adhi dengan menggenggam tangan ceisya erat yang terus menariknya.

Ternyata tempat yang ceisya tujuh adalah atraksi dari barisan tentara yang menunjukkan kemampuan bela diri yang cukup membuat penonton berdecak kagum dengan kemampuannya.

Diantara penonton berucap ini adalah unjuk kemampuan dari salah satu tim yang dipimpin oleh hans yang kemampuannya cukup di perhitungan oleh lawan, hal ini membuat ceisya sedikit kesal kenapa harus nama orang yang sama yang asisten rumahnya ramai membicarakannya, memang tidak ada nama lain pikir dalam benak ceisya selain hans...hans lagi.

"Memang seperti apa dan sepenting apa sih dia!! gerutu ceisya yang membuat mas adhi hanya tersenyum melihat ceisya yang terlihat kesal, sebab lucu menurutnya.

Bibir mungil ceisya terlihat cemberut karena kesal yang dia rasakan karena menurut dirinya tidak penting baginya siapa orang yang jadi bahan pembicaraan mereka saat ini.

Sepertinya mas adhi tahu ceisya yang kesal dan dia bertujuan menghiburnya dengan menjauh dari kerumunan orang yang masih asyik melihat atraksi tentara yang cukup membuat kesal ceisya.

Sebenarnya seseorang yang membuat ceisya kesal ada di dekatnya yang hanya bisa tersenyum tipis hanya ajudannya yang terus menggoda dirinya sepeninggal ceisy, hans hanya bisa menilai sebagai anak kecil yang tidak suka pada dirinya itu saja tidak lebih.

Berbeda dengan ajudannya yang menggoda dirinya dengan menepuk pundaknya yang tertawa mengejeknya.

"Ko bisa ya sang jendral mempunyai haters yang sepertinya fanatik sekali" gumamnya dengan terus tertawa menggoda hans.

Hans tidak membalasnya baginya tidak penting dia datang ke kota ini hanya memenuhi undangan dari komandannya tidak lebih, dan saat ini ingin mencari penginapan karena tidak ingin besok datang ke tempat undangan tugasnya terlambat itu saja.

Hans dan ajudannya masih berjalan menuju penginapan dengan menikmati sudut kota yang masih ramai dan hal yang tidak terduga terjadi, ada beberapa gerombolan orang berlari yang sepertinya akan melakukan hal yang tidak terpuji.

Dan benar saja adhi dan ceisya yang sekarang dalam incaran mereka yang sepertinya tahu latarbelakang dari keduanya, entah ada permainan apa yang mereka rencanakan yang jelas adhi dan ceisya tidak tahu keduanya hanya korban.

Adhi berusaha melawan dengan kemampuan yang dia punya tapi lawan yang tidak seimbang membuat dirinya terjatuh hanya suara ceisya yang terdengar lantang masih bisa berusaha melawan dengan apa yang dia bisa.

"Kalian curang bisanya cuma keroyokan!!" teriak ceisya dengan suara yang terdengar sangat lantang dan sedikit parau karena takut juga gemetar.

"Apa mau kalian kita tidak merasa bermusuhan !! teriak ceisya lagi dengan memeluk mas adhi yang sudah tidak mampu berdiri lagi.

Tidak sepatah kata pun yang keluar dari mulut gerombolan lelaki yang bertubuh tegap itu hanya diam dan bersiap menghabisi keduanya yang sudah hampir tidak berdaya lagi untuk melakukan perlawanan pada mereka.

"Kalian mau uang ambil silakan ambil !!" teriak lagi ceisya yang sudah hampir menangis karena takut dan melempar tas kecil yang dia bawa berisikan apa yang dia miliki.

Tampa di duga pertolongan pun datang hans dan ajudannya memberikan perlawanan pada gerombolan itu dan tidak beberapa lama, beberapa diantara mereka tumbang bersimbah darah dan yang lainnya lari membawa teman-temannya berlari menyelamatkan diri dari serangan hans dan ajudannya.

Hans hanya diam tidak sepatah katapun keluar dari bibirnya hanya ajudannya yang bertanya pada ceisya dan adhi yang masih merasakan sakit pada bagian tubuhnya.

"Kalian ok ?" tanya ajudan hans dengan sopan pada keduanya tapi apa balasan dari ceisya sebaliknya.

"Apanya yang ok apa ga lihat !!" balas ceisya dengan suara yang terdengar ketus.

"Maksud saya apa yang bisa di bantu mba ?" ucap ajudan hans masih dengan suara yang sopan pada ceisya.

"Tidak usah saya bisa sendiri oh iya terima kasih sudah mau menolong apa perlu balasan temui saja nomor ini " ucap ceisya masih dengan nada yang seenak hatinya yang menurutnya semua bisa di bayar lewat uang pikirnya yang tidak ingin berhutang budi.

Hans hanya bisa senyum dari tempat yang tidak jauh dari ceisya dan adhi, dalam benaknya gadis kecil yang sombong tapi cukup berani itu yang hans pikir dalam benaknya.

Hans dan ajudannya dapat menilai kalau keduanya memang dari keluarga yang berada dari pakaian yang keduanya kenakan dan bahasa tubuh yang terlihat bisa membeli yang mereka suka dengan uang yang dimilikinya, tapi bagi hans sudahlah itu urusan keduanya baginya tugasnya menolong sudah di jalankan selebihnya itu di luar kemampuannya.

Belum juga hans beranjak dari tempatnya beberapa orang pengawal datang membantu adhi dengan kendaraan mewah yang mereka punya begitu dengan ceisya yang ikut masuk kedalam kendaraan mewah itu, tidak lama mereka sudah meninggalkan tempat kejadian yang meninggalkan hans dan ajudannya hanya bisa memandang hingga kendaraan mewah itu menghilang dari pandangan mata keduanya.

Apa yang hans pikirkan berbeda dengan ceisya biarlah jadi rahasia dalam hati keduanya dan hanya keduanya yang bisa memberikan kesan pertama saat bertemu untuk pertama kalinya, yang jelas tidak ada yang kebetulan dalam hidup semuanya sudah diatur sesuai kehendak sang pencipta.

Kenapa harus dia

Pagi yang seharusnya cerah jadi pagi yang sangat suram buat ceisya yang mendapatkan teguran keras dari ayah juga bundanya yang tidak ingin kejadian ini terulang kembali pada putrinya begitupun sang kakak yang ikut kena marah karena tidak menjaga adiknya.

"Bagaimana sih mas bukannya menjaga adiknya malah sibuk sendiri saja di kamar !!" tegur ayah ceisya pada kakaknya yang bernama aditya.

"Aku ga tahu kalau ade pergi yah,ade udah gede yah,kenapa sih harus diawasi terus!!" aditya menjawab apa yang ayahnya sampaikan pada dirinya yang tidak mau disalahkan karena ulah adiknya.

"Tapi kan kamu kakaknya berhak ikut mengawasinya mas !!" balas ayahnya yang makin menyalahkan aditya.

Ocehan sang ayah harus di tunda terlebih dahulu sebab akan ada pertemuan penting di rumah besar mertuanya yang pasti kakek dari ceisya yang saat ini sedang menikmati sarapan pagi dan sudah mendengar berita yang menghebohkan tentang kedua cucunya yang berulah di luar kediaman mewahnya.

Ceisya yang bersedih karena mendapat teguran dari ayah dan bundanya berlari ke rumah mewah kakeknya sepertinya meminta perlindungan dari sang kakek.

"Kakek !!"ucap ceisya dengan sedikit terisak dan berlari memeluk sang kakek erat yang membuat kakeknya menyudahi menikmati sarapan paginya.

"Mana salamnya sayang,kenapa siapa yang bikin cucu kakek sedih !?" ucap sang kakek manja pada ceisya.

"Ceisya ga mau punya semua fasilitas yang kakek kasih kalau hanya membuat ceisya jadi banyak musuh " ucap ceisya dengan nada manja pada kakeknya.

"Siapa yang sudah membuat cucu kakek sedih...siapa yang memusuhi cucu kesayangan kakek?" balas kakeknya yang sepertinya ikut sedih karena ceisya menangis sepertinya dia tertekan pikir kakeknya.

"Kek ceisya hanya mau hidup seperti orang lain yang bisa kesana kemari tanpa harus memperhatikan keadaan sekitar dan bisa jalan kemanapun tanpa jadi pusat perhatian orang lain..dan tidak harus di kawal siapapun kakek,maafkan sya kek hanya itu maunya sya ga lebih kok" ucap ceisya dengan mencium satu pipi kakeknya dengan lembut dan menggenggam tangannya erat.

"Sayang terus untuk siapa semua yang kakek punya ini?" balas sang kakek dengan mengusap lembut tangan ceisya.

"Ceisya tidak butuh semua ini kek,kasih saja sama mas adhiatama, mas adhianta dan mas aditya, ceisya hanya butuh hidup tenang kek"

ceisya berucap dengan lembut dan memeluk tubuh yang semakin rapuh itu dengan rasa sayang yang menghangatkan kakeknya itu yang beliau rasakan.

"Apakah kamu akan cukup dengan apa yang kamu mau sedangkan kamu sudah terbiasa dengan segala apa yang kamu nikmati selama ini sayang?" dengan menangkup wajah manis sang cucu kakeknya bertanya seakan tidak percaya dengan apa yang beliau dengar.

"Kakek tidak percaya dengan sya,kakek takut sya tidak hidup, ga kek,sya akan baik-baik saja dan kakek harus percaya itu" ceisya memeluk dengan erat sang kakek yang masih menyimpan rasa khawatir pada cucu kesayangannya.

"Bagaiamana kakek percaya semalam itu apa?" tanya sang kakek seperti mengingatkan ceisya di luar sana tidak senyaman di dalam lingkungan kakeknya.

"Itu hanya orang iseng saja yang ingin mengambil apa yang kami punya...pokoknya kakek harus percaya sya!" ceisya masih ingin menyakinkan kakeknya yang hanya bisa menyetujui permintaan cucu kesayangannya walaupun masih dengan rasa yang setengah hati.

"Akan kakek pertimbangkan ya sayang" balasan kakek pada cucunya dengan mengusap lembut kepala ceisya.

Kebersamaan tuan besar dengan cucunya harus terganggu dengan kedatangan orang kepercayaan sang kakek yang sepertinya membawa berita penting untuk urusan yang tidak harus ceisya tahu.

"Sayang maaf kakek harus pergi dulu ya,ada urusan yang harus kakek kerjakan sampai ketemu lagi ok,kakek sayang sya" ucap sang kakek dengan mencium ujung kepala ceisya lembut.

"Ok,sya sayang kakek dah" balas ceisya dengan berlari kecil keluar dari ruangan kakeknya yang juga bersiap menemui tamunya yang sudah menunggu di rumah tamu.

Disaat bersamaan ceisya dan hans berpapasan hanya saja berbeda urusan juga berbeda pintu, hans yang datang berniat masuk sebagai tamu di kediaman kakek ceisya sedangkan ceisya keluar dari rumah kakeknya untuk kembali ke tempat tinggalnya yang sebenarnya masih dalam satu komplek dengan sang kakek.

Di kediaman indra nampak berbaris mobil orang-orang penting yang memang sengaja indra undang untuk kepentingan kelangsungan kemakmuran indra group sebab menurutnya perlu perlindungan dari negara untuk generasi penerusnya sebab indra sudah dapat mencium gerak gerik musuhnya yang sudah mulai menampakan jati dirinya secara langsung dan indra tidak mau kecolongan dalam hal ini.

Indra berpikir lebih cepat bertindak lebih awal dari pada hal tidak di inginkan sudah terjadi baru bertidak itu bukan prinsipnya apalagi berurusan dengan generasi penerusnya bagi dirinya diatas segalanya dalam kehidupan dirinya.

Terlihat pembahasan serius di ruang tamu utama indra, diantara orang-orang penting yang hadir salah satunya hans yang di pinta langsung oleh komandan besar yang menjadi pimpinannya untuk dapat hadir menemani dirinya sekaligus memperkenalkan dirinya sebagai salah satu pemimpin muda yang berpengaruh dalam dunia militer saat ini terutama dalam menyelesaikan kasus-kasus yang cukup serius yang ditangani hans dapat diselesaikan sesuai harapan.

Perkenalan ini sepertinya sesuai harapan indra apalagi kesan pertama yang hans berikan pada dirinya cukup memberikan kesan yang mendalam terutama didalam hati beliau yang sepertinya ada sesuatu yang spesial yang beliau rasakan maklum saja beliau orang cukup umur yang dapat dengan mudah menilai seseorang walaupun baru pertama kali melihatnya juga mengenalnya.

"Siap membantu saya bila diperlukan sewaktu-waktu jendral muda!!!" ucap tegas indra tanpa basa basi di sela-sela percakapan tanpa tersenyum.

"Siap!! kapan pun!!" jawab hans dengan sikap bersiap dan terdengar serius oleh semua tamu undangan yang membuat komandannya bangga pada dirinya.

"Tanpa terkecuali?" ucap indra lagi sedikit lebih santai dengan tersenyum ramah saat ini, yang membuat yng lain ikut tersenyum tipis.

"Tanpa terkecuali!! balas hans dengan tegas tanpa senyum hanya tatapan serius yang hans tanpakan pada indra yang sepertinya menaruh simpatik padanya.

"Ok, saya tunggu sesuai apa yang kamu ucapakan" ujar indra lagi yang makin mengagumi hans yang berdiri tegap menghadap indra tentunya.

Berhubung acara akan di lanjutkan kembali dengan memperkenalkan semua penerus indra dengan tamu penting terutama untuk hal pengawasan dan pengawalan mereka dengan ini bincang-bincang harus di sudahi sementara agar tamu bisa beristirahat terlebih dahulu.

Dan indra sudah menyiapkan semua keperluan dari tamunya baik dari tempat istirahat dengan segala fasilitas yang sangat lengkap serta keperluan lainnya selama masih ada dalam kediaman miliknya.

Tempat yang terbilang sangat megah tamu undangan di manjakan dengan segala fasilitas yang ada dengan didampingi asisten yang akan membantu memenuhi segala keperluannya selama menjadi tamu indra di kediamannya.

Menjaleng malam semua tamu yang telah beristirahat kembali menikmati jamuan di kediaman rumah mewah indra cuma kali ini ada perbedaan dengan kehadiran semua anggota keluarga besar indra yang menghadiri acara ini kecuali ceisya yang mendapatkan hukuman dari sang ayah karena sudah melanggar aturan keluar rumah dan terjadi insiden yang tidak di harapkan.

Adhianta hadir walaupun dalam keadaan masih ada bekas memar di bagian sudut bibirnya bekas pukulan seseorang yang berusaha melakukan kekerasan pada dirinya dan dia berusaha melakukan perlawanan walaupun pada akhirnya dia tetap tidak berdaya.

Acara berlangsung dengan meriah dan sosok hans masih jadi pusat perhatian indra yang menurut dirinya dia pantas berada dalam keluarga besarnya.

Apa karena sikap diam hans dengan tatapan mata yang tajam bisa di bilang lebih cenderung membaca situasi serta tetap tenang dalam dirinya membuat simpati sang pemilik indra group yang terkenal ini entahlah hanya indra yang tahu untuk persoalan itu.

Adhianta terkejut untuk pertama kalinya di kenalkan oleh sang kakek dengan hans yang sebenarnya telah membantunya dalam insiden kemarin malam itu yang ternyata seorang yang mempunyai kemampuan dan seorang yang di sentani dalam dunia militer di negerinya.

"Ini juga salah satu penerus saya" ucap Indra dengan menepuk pundak adhi dengan tersenyum bangga.

Cucu pertama beliau adhiatama sudah terlebih dahulu di perkenalkan pada hans yang sudah berbaur dengan tamu-tamu penting yang di dampingi ayahnya sedang berbincang sepertinya dia merasa senang bisa mengenal banyak tamu orang penting di negerinya walaupun berkat kakeknya.

"Hans,salam kenal tuan?" ujar hans dengan memperkenalkan diri mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan yang tidak mengenal adhi selaku cucu indra.

"Adhianta terimakasih sudah membantu kemarin malam" dengan rasa gugup adhi membalas perkenalan dari hans dan seperti mengingatkan kembali hans siapa orang yang ditolongnya bersama gadis kecil yang sombong dengan tersenyum kecil hans mengingat hal itu.

"Oh,ternyata anda yang membantu cucu saya,terimakasih banyak memang anda yang terbaik" ucap indra yang membuat hans bingung apa maksud dari ucapan indra.

"Hanya kebetulan saja saya berada di tempat itu dan saya hanya membantu sesama tidak ada maksud lain dan saya tidak mengenal daerah sini" ujar hans santai dengan senyum datar.

"Kenapa harus merendah" ucap indra dengan tatapan penuh makna yang hans bisa tahu apa yang indra mau.

"Silakan menikmati jamuan yang tersedia maaf kalau tidak bisa memenuhi harapan,saya permisi harus menyapa yang lain,terimakasih sudah memenuhi undangan saya" indra kembali merendahkan diri yang membuat hans sedikit simpati dan menilai pantas bisa bertahan dengan bisnisnya yang makin besar di negerinya sebab bisa menempatkan dimana dirinya berada walaupun dengan yang leBih muda dari beliau.

"Ini sudah terbilang sangat mewah tuan indra,saya yang harus berterimakasih,oh iya silahkan" balas hans yang kembali sendiri setelah kepergian indra dan cucunya.

Hans merasa bosan dalam ruangan pertemuan yang menurutnya terlalu basa basi tidak penting, dia lebih suka bertindak dari pada bicara dan tanpa sadar kakinya terus melangkah keluar dari tempat pertemuan seperti mengajaknya untuk menjauh dari tempat itu walaupun masih belum di persilakan untuk keluar dari ruangan itu.

Wangi bunga dari taman membuat hans seakan ingat akan tempat dimana dirinya berdinas di pedesaan yang asri yang jauh dari keramaian yang menurut dirinya merasa damai dan tenang dalam suasana itu.

Di tempat yang tidak jauh dari hans berjalan-jalan ceisya yang merasa bosan kembali berulah dengan naik diatas tembok rumah megahnya dengan memakai gaun tidur yang hampir melewati batas kakinya yang membuatnya susah untuk melangkahkan kakinya dan benar saja dia terpeleset karena menginjak gaun tidurnya.

Ceisya tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya dan kejadian yang tidak di harapkan terjadi dia jatuh, entah kenapa dalam benaknya dia berharap tubuhnya ada yang menopangnya saat terjatuh nanti dan berharap seseorang itu adalah mas adhi yang ada dalam benaknya.

Harapan yang ada dalam angan ceisya terkabul tapi bukan mas adhi seseorang itu, tapi hans orang yang tidak dikenal dan tidak di harapkannya dengan sigap tubuh gagahnya dapat menangkap tubuh ceisya yang hampir saja jatuh menyentuh tanah bila saja hans tidak sedikit berlari kecil menangkap tubuh ceisya.

"Ups,hampir saja" ucap hans pelan hampir tidak terdengar oleh ceisya yang sedikit hilang kesadarannya karena kaget.

"Anak gadis tidak baik malam-malam naik tembok sebaiknya sudah tidur manis dengan selimut hangat" ucap hans terdengar menyindir itu yang ceisya dengar.

Betapa terkejutnya ceisya setelah mengetahui siapa yang menangkap tubuhnya,ternyata seorang hans lelaki yang pernah menolong mas adhi dan dirinya dan kenapa harus dia lagi orang yang harus menolongnya.

"Maaf" dengan sedikit malu ceisya turun dari gendongan hans yang menangkap tubuhnya saat terjatuh tadi, dengan tergesa karena menurut dirinya lelaki yang di hadapannya orang asing.

Berbeda dengan hans yang sangat malu dan langsung melepaskan jas yang dia kenakan karena pemandangan yang dia lihat sangat mengiurkan bagi lawan jenis yang punya keinginan untuk melihat tubuh seorang wanita yang sangat mempesona dengan gaun tidur yang sangat tipis begitu terlihat bentuk lekuk tubuh dari ceisya yang berkulit putih bersih mulus serta terlihat sangat terawat, bagi siapapun pasti akan tergoda untuk melihat sekaligus menikmati dari kemolekan tubuh miliknya ditambah aroma dari wangi tubuh yang begitu membuat candu bagi lawan jenis.

Tapi tidak dengan hans yang kebetulan juga seorang diri di tempat itu, dia langsung menutupi tubuh ceisya yang hanya terbungkus gaun yang menurutnya tidak pantas di lihat dengan jas miliknya dan menghindari pandangannya dari tubuh ceisya yang sangat mempesona.

"Sebaiknya nona pulang tidak baik berada di luar ini sudah terbilang malam untuk seorang gadis" ucap hans singkat dengan membuang pandangan matanya kearah lain.

"Terimakasih" balas ceisya dengan berlari kecil karena tidak mengunakan alas kaki.

Hans mengusap mukanya sepertinya dia meminta ampun pada tuhannya karena telah melihat yang bukan untuk dirinya tapi apa daya ini bukan kehendaknya, dan dia kembali ke tempat pertemuan.

Berbeda dengan ceisya yang sudah ada di dalam kamarnya, dia merasa hans orang aneh menurut dirinya sebab tidak ada yang aneh dengan baju yang melekat di tubuhnya saat ini, dan kenapa harus dia orang tidak di harapankannya hadir di saat itu.

Ceisya bercermin memandang dirinya yang menurut dirinya tidak ada yang salah selama ini dia memakai gaun tidur yang menurutnya nyaman digunakan seperti malam ini yang sedikit panas menurutnya.

"Dasar laki-laki aneh apa yang salah dengan baju dan tubuh ku rimaaa!!!" teriak ceisya dengan sedikit keras memanggil rima yang kebetulan tidak berada di dekatnya.

"Iya non ada yang bisa saya bantu" ucap rima penuh hormat pada nonanya yang masih berdiri di cermin besar miliknya.

"Apa gaun yang saya pakai aneh?" tanya ceisya dengan penuh harap rima menjelaskan pada dirinya.

"Iya lah aneh sebab di padu-padankan dengan setelan jas jelas,non ga cocok itu" balas rima yang membuat ceisya sadar dia mengunakan jas milik lelaki yang menolongnya.

"Ih,rima bukan dengan yang ini tapi seperti ini" ceisya menunjukkan gaun tidurnya tanpa setelan jas yang dilepaskan dengan kasar dan dilemparkan asal saja.

"Ga ada yang aneh non,ada apa memangnya?" tanya rima dengan polosnya ingin tahu.

"Benar ga ada yang aneh menurut kamu?" tanya ceisya lagi dengan penuh harap pada rima agar mendapatkan gambar yang membuat lelaki yang menolongnya tidak membuang pandangan pada dirinya.

"Ga ada bukanya seperti biasanya non mengunakan gaun ini?" rima bertanya balik pada nonanya yang membuat ceisya dapat menyimpulkan lelaki itu yang kurang waras.

"Ya,sudahlah mungkin dia belum pernah lihat bidadari turun ke bumi" gumam ceisya yang membuat rima makin bingung dengan ucapan nona mudanya.

Memang ceisya memiliki tubuh yang indah dan terawat maklum saja dia hidup dalam kemewahan yang di wariskan dari garis ibunya yang memiliki seorang ayah kolongmerat yang hartanya berlimpah untuk garis keturunannya.

Ceisya tidak pernah terpapar matahari yang terik layaknya gadis-gadis yang lain yang harus membantu keluarganya yang bermandikan peluh keringat untuk menghasilkan uang agar bisa membantu tercukupinya kebutuhan keluarganya, wajar saja bila kulit dan tubuhnya mulus dan terawat dengan baik apalagi dengan perawatan yang rutin di berikan pada tubuhnya pantas saja terpancar pesonanya.

Tapi dia hidup tidak sebebas seperti gadis-gadis lainnya yang berkawan banyak bisa kemanapun pergi sesuka hati menikmati masa-masa remajanya bermain bersama tanpa ada aturan yang begitu ketat seperti yang ceisya alami.

Kebebasan sebenarnya adalah keinginan terbesarnya tapi kapan waktunya dia sendiri tidak bisa menentukannya hanya bisa menurut itu yang saat ini dia lakukan, hidup serba kecukupan tapi kebebasan yang tidak dia dapatkan dalam hidupnya saat ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!