Manuella Momolly Alexandra gadis berusia 23 tahun dengan wajah super cantik bak artis Korea (hehe), modis, cuek, super pintar alias jenius, misterius, dan perpendirian teguh pada prinsipnya. Momo merupakan anak tunggal keluarga Alexandra, keluarga terkaya setelah keluarga Grissham.
Momo gadis yang kuat fisik dan mental, tidak mudah terpengaruh dan tidak suka diusik kehidupan pribadinya. Dia belum pernah berpacaran karena menurutnya hanya akan mengganggu cita-citanya. Dia juga tidak pernah tertarik pada lawan jenis, karna menurutnya tidak ada pria yang setara dengan papanya.
Saat ini dia sedang menyelesaikan kuliah S2nya di Harvard University.
Cleopatra Grissham Tuan Muda keluarga Grissham, dan CEO CM Corp., berusia 25 tahun yang merupakan keluarga terpandang dan keluarga terkaya seAsia serta Bos Mafia nomor 1 di Asia. Berwajah super tampan bak pangeran yunani, dengan perawakan super sempurna, tinggi 180 cm, berotak suoer jenius, berkulit putih bersih bak Suga BTS (hehe), misterius, berwajah dingin dan terkenal kejam tanpa ampun pada orang-orang yg mencari masalah atau mengganggu gadis kecilnya, satu-satunya gadis yang dia inginkan menjadi Nyonya Muda Grissham. Dia tidak suka disentuh lawan jenis kecuali Mommy dan gadis kecilnya.
Cleo dan Momo sudah saling mengenal sejak kecil karena orangtua mereka bersahabat baik. Mereka tidak dijodohkan karena menurut orangtua mereka, urusan jodoh adalah pilihan pribadi mereka masing-masing. Orangtua mereka hanya akan mendukung pilihan mereka dan menyeleksi apakah pilihan mereka pantas untuk mereka atau tidak.
Cleo sudah jatuh cinta pada Momo yang disebutnya sebagai gadis kecilnya sejak pertemuan pertama mereka di rumah Cleo pada pesta ulang tahunnya yang ke-5, dimana saat itu Momo berusia 3 tahun. Dia terjatuh pada pesona seorang Momo sehingga mulai saat itu, dia telah menetapkan hatinya hanya untuk Momo si Gadis Kecilnya. Cleo memiliki panggilan kesayangan untuk Momo yaitu Bebe dan Ayy, dia sangat mencintai dan menyayangi Momomya.
Banyak gadis yang menyukainya dan mencoba mendekatinya tetapi semua diabaikan dan hanya diberi tatapan tajam penuh peringatan olehnya.
Sedangkan Momo dia merasa nyaman dengan Cleo Koko kesayangannya. Panggilan kesayangannya untuk Cleo adalah Yeyo, dan Cleo sangat menyukai panggilan tersebut. Momo tidak pernah jatuh cinta atau menyukai lawan jenisnya, karena sejak kecil dia hanya fokus pada karir dan cita-citanya. Menurutnya jodohnya akan datang juga padanya pada akhirnya, sehingga dia tidak mau repot-repot mencari atau hanya akan menjaga jodoh orang. Banyak yang menyukainya dan juga menyatakan perasaan kepadanya, tetapi sayangnya ditolak mentah-mentah olehnya.
Momo dan Cleo sangat dekat satu sama lainnya, sampai pada masa kuliah mereka harus berpisah karena berbeda kampus dan juga jurusan, serta berbeda angkatan.
Cleo selalu menempatkan pengawalan diam-diam untuk menjaga gadisnya tanpa sepengetahuan Momo. Dan setelah Momo mulai berkuliah di luar negeri, sejak itu juga dia tidak pernah berkomunikasi dengan Cleo karena fokus pada pendidikannya. Hal itu membuat Cleo uring-uringan tetapi dia mengerti dan tidak ingin mengganggu fokus gadisnya. Akibatnya dia menjadi semakin dingin dan kejam pada sekitarnya, dia hanya akan sedikit hangat pada kelurganya dan keluarga Alexander saja.
Setiap deriknya dia selalu merindukan gadisnya, tetapi tidak berani mengganggu atau menghubungi gadisnya karena takut dibenci oleh Momo, dia tahu Momo tidak suka diganggu apabila berkaitan dengan pendidikannya.
Sedikit cuplikan kisah mereka.
"Cantik sekali", batin Cleo kecil saat pertama kali melihat Momo kecil.
"Happy birthday Koko Yeyo", kata Momo kecil kepada Cleo yang masih mengaguminya.
"E-eh, terima kasih Momo kecil", kata Cleo gugup setelah tersadar dari lamunannya.
Setelah hari itu mereka semakin dekat dan Cleo selalu ingin bersama Momo sehingga Momo pun bersekolah di tempat yang sama dengan Cleo.
Suatu hari ketika mereka sedang bermain bersama di kantor Papanya Cleo.
"Koko harus menjadi seperti Papaku dan Papa Key saat besar nanti, atau aku tidak mau dekat dengan koko lagi", kata Momo kecil kepada Cleo kecil.
"Kenapa?", tanya Cleo sambil mengerutkan kening tidak mengerti.
"Karena aku mau melihat Yeyo menggunakan jas seperti Papa dan Papa Key", kata Momo sambil tersenyum indah pada Cleo.
"Baiklah, Koko akan menjadi seperti apa maumu Bebe", kata Cleo dengan tekat kuat agar bisa selalu dekat dengan Momo.
Padahal Momo hanya sekedar mengatakan itu tanpa mengerti apa maksud perkataanya. Dia hanya terlalu mengagumi kedua sosok pria paruh baya yang adalah Papanya juga Papa Cleo. Menurutnya kedua Papanya adalah pria paling sempurna di dunia.
"Bebe harus menikah dengan Yeyo saat kita sudah besar nanti.", lanjut Cleo serius menatap dalam pada wajah imut Momo.
"Oke Yeyoo", jawab Momo penuh semangat tanpa mengerti maksud dari kata menikah.
Cleo tersenyum bahagia dan berjanji dalam hatinya akan selalu membahagiakan Momonya, gadisnya, calon pendamping masa depannya.
Dia mengusap rambut Momo penuh sayang kemudian membaringkan kepalanya pada paha Momo kecil yang sedang berbaring dengan perasaan yang samgat bahagia. Momo hanya membiarkannya dan melanjutkan bermainnya tanpa mengganggu Cleo yang sudah memejamkan matanya.
Penasaran gimana kisah mereka? Bagaimana perjuangan Sang Tuan Muda mendapatkan perhatian dan hati sang gadis?
Pantengin terus, jadikan favorit biar dapet notifikasi update episode baru.
Salam hangat dari author receh🤭, hehe..
Sampai jumpa di next episode 😉
Kringgg,,, kringggg,,, kringggggggggggg…!!!!!!
Bunyi berisik alarm yang menunjukkan pukul 05.00 pagi itu membangunkan gadis cantik yang sedang tidur dengan mimpi indahnya, tetapi sang gadis masih enggan untuk membuka matanya. Entah apa yang ada dalam mimpinya sehingga membuatnya tersenyum dalam tidurnya. Padalah dia merupakan gadis yang jarang sekali untuk tersenyum dan cenderung dingin sehingga dijuluki “Ice Quenn” sejak sekolah dasar sampai perguruan tinggi oleh teman-teman dan orang sekitar.
Dia adalah Momo, gadis kecil yang sekarang sudah memasuki masa dewasa. Yaa, dia sekarang tengah melanjutkan studi S2nya di salah satu universitas terbaik dunia yaitu Harvard University dengan jalur prestasi (beasiswa) dari kampus pertamanya tempat dia menempuh Pendidikan S1nya yaitu Oxford University. Momo dikenal sebagai gadis dingin dan cuek terhadap sekitarnya, terbukti dengan kurangnya dia berinteraksi dengan sekitarnya dan hanya sedikit menanggapi jika ditanya. Dia akan menjadi pribadi yang manja dan hangat hanya pada Papa dan Maminya serta para Mbak dan para Mamang di rumahnya, juga pada Mommy Clarissa dan Papa Key, juga pada Koko kesayangannya. Hanya saja sifat manjanya pada kokonya hanya sampai keduanya di bangku Sekolah Menengah Atas, karena setelah Cleo berangkat kuliah ke luar negeri tepatnya di Harvard Univerty dia mulai memutuskan komukasi dengan Kokonya tersebut karena takut mengganggu fokus Cleo, juga dia sendiri saat itu fokus menyelesaikan SMAnya dan mempersiapkan diri untuk berkuliah di universitas impiannya yaitu Oxford University.
Hal itu membuat Cleo bertanya-tanya mengapa gadis kecilnya tidak pernah menghubunginya atau sekedar menyapanya lewat sosial media. Dia bertanya pada orangtuanya, lalu dijelaskan oleh Maminya bahwa Momo sedang fokus mempersiapkan dirinya untuk ujian akhir dan juga mempersiapkan segala hal untuk kuliahnya nanti. Dia juga menempatkan beberapa orang kepercayaannya untuk memantau gadisnya dari jauh sehingga dia bisa tau segala hal tentang gadisnya dan sedikit mengurangi rasa khawatir dan rindunya.
Kringggg…. Kringggggggggg!!!!!!!!!!!!!!!!
Sekali lagi bunyi alarm yang sangat berisik itu mengusik tidur sang gadis. Dia akhirnya membuka matanya perlahan, berbaring sebentar kemudian bangun dan duduk lalu merentangkan tangannya untuk meregangkan otot-ototnya yang sudah cukup beristirahat. Dia diam sebentar dan teringat mimpinya, membuat dia merasa merindukan tanah airnya, rumahnya, keluarga tercintanya. Dia pun bangkit berdiri kemudian beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelahnya, dia segera menggunakan pakaian, lalu bersiap-siap untuk ke kampus. Setelah bersiap-siap, dia kemudian turun ke lantai 1 apartemennya untuk sarapan.
“Pagi Mbak Naya”, sapanya pada salah satu pelayan yang sudah melayaninya sejak dia di bangku sekolah menengah pertama.
“Pagi Non Geulis, silahkan dimakan sarapannya Non, biar semangat kuliahnya, hehe”, kata Mbak Naya dengan sedikit bercanda pada Nona Mudanya itu.
“Siap Mbak. Mbak juga jangan lupa sarapan biar semangat terus nemenin Momo di sini”, kata Momo sambal tersenyum.
“Siap laksanakan Nona Muda”, katanya sambal bergaya hormat ala tentara yang membuat Momo sedikit terkekeh dengan tingkah pelayan pribadinya itu.
Mbak Naya adalah salah satu orang yang ditolong keluarga Alexandra sehingga dirinya mengabdikan diri pada keluarga tersebut dan menjadi pelayan pribadi Nona Muda Alexandra. Dia sangat menyayangi Momo seperti adiknya sendiri. Dia berasal dari kampung yang jauh dari kota kemudian memutuskan untuk merantau, hingga dirinya dirampok dan hamper dilecehkan, namun kemudian ditolong oleh pengawal Momo ketika dia dalam perjalanan pulang dari sekolahnya.
Mbak Naya ikut dengan Momo ke Inggris atas suruhan Tuan dan Nyonya Alexandra karena khawatir putri mereka akan kesepian nanti, padahal Momo ingin tinggal sendiri agar bisa mandiri dan merasakan hidup seperti orang pada umumnya yang melakukan semuanya sendiri tanpa perlu dilayani. Tetapi pendapatnya tidak dihiraukan orangtuanya, karena mereka tau Momo akan kesulitan bergaul nanti di lingkungan barunya. Mereka sadar putri mereka sedikit cuek dan terkesan tidak peduli dengan sekitarnya, sehingga memutudkan agar Mbak Naya ikut bersama Putri mereka untuk melayani kebutuhan sehari-hari Momo.
“Momo berangkat ke kampus ya Mbak, jangan rindu, berat, biar Mang Udin aja”, pamit Momo kemudian keluar apartemen untuk berangkat ke kampusnya.
“Hati-hati Non, semangat, cepat pulang, kasihan Tuan Muda Cleo menanti dengan penuh kerinduan di tanah air, hehehe”, kata Mbak Naya sambal bercanda pada Nona Mudanya.
Momo hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum, tidak menanggapi lagi ucapan Mbak gesreknya itu. Dia turun ke parkiran mengambil mobil sport kesayangannya yang dibelikan Papanya sebagai hadiah ulang tahunnya. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang karena masih jam 06.30, sedangkan kelasnya dimulai pada jam 07.30.
Setelah sampai di kampus, dia segera melajukan mobilnya pada area parkir mahasiswa. Setelah memarkirkan mobilnya, dia segera berjalan menuju kelasnya.
Di tengah perjalanan dia mendengar ada suara yang memanggil Namanya dengan sangat keras. Dia sangat mengenal suara tersebut dan hanya mengheka napas jenuh kemudian segera berjalan tanpa menghiraukan orang yang memanggilnya.
“Momoyaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!”, teriak seorang gadis bernama Cessa kepada Momo saat melihat sahabatnya sedang berjalan menuju kelas mereka.
“Hei Nona Muda, tunggu aku..!!!”, teriaknya sambal berlari mendekat pada Momo karena Momo tidak menghiraukan panggilannya. Dia sadar sahabatnya pasti sangat kesal dengan tindakannya yang seperti orang hutan saja.
“Hei Nona Muda, apa kau sadar dirimu sedang menjadi pusat perhatian semua orang”, katanya lagi pada Momo yang berjalan disampingnya karena dia sudah berhasil mengejar Momo, sambal melirik ke sekitar mereka yang sedang memperhatikan Momo yang memang sangat cantik dan penuh dengan aura positif dan misterius.
“Berhenti bicara omong kosong.”, kata Momo santai tanpa mempedulikan pandangan sekitar. Dia hanya berjalan lurus dan ingin segera masuk ke kelasnya.
Merekapun berjalan menuju kelas dengan Cessa yang selalu mengoceh sepanjang jalan tanpa direspon oleh sang Nona Muda Alexandra. Sesampainya di kelas mereka segera duduk di bangku lalu bersiap menunggu dosen yang akan mengajar. Momo dan Cessa bersahabat sejak kuliah S1 di Oxford, mereka bertemu di kelas Sastra Jerman. Saat itu Momo mengambil jurusan Manajemen Bisnis dan Teknik Informatika, sedangkan Cessa mengambil jurusan Seni dan Bisnis. Sejak saat itu mereka semakin akrab dan menjadi sahabat.
Cessa yang berisik dan Momo yang cuek sehingga mereka menjadi cocok satu sama lain. Cessa juga merupakan anak orang kaya di kotanya. Dia tau Momo peduli dengannya walaupun terlihat cuek, karena Momo selalu ada di saat dia membutuhkan bantuan. Seperti saat ini, dia sibuk menyalin tugas Momo yang akan mereka kumpulkan nanti, dia lupa mengerjakan karena terlarut dalam drama Korea yang ditontonnya sampai subuh. Hah, kebiasaan memang. Dan Momo akan selalu membiarkan sahabatnya itu untuk menyontek tugasnya. Menurutnya tidak ada alasan dia tidak mengijinkan sahabatnya itu untuk meenyontek, karena dia tau Cessa memang tidak sengaja melupakan tugasnya.
“Morning everyone. Silahkan kumpulkan tugasnya.” Kata Dosen pengampu kelas tersebut.
“Yes, Mr. John”, kata mereka serempak.
*(Author ga pake Bahasa inggris karena author sendiri ga pinter Bahasa inggris, paling kata-kata sehari-hari yang gampang aja, jadi langsung Bahasa Indonesia aja, hehehe)
Mereka pun segera mengumpulkan tugas mereka masing-masing. Setelah itu kelas pun dimulai.
Setelah kelas berakhir, Momo segera bergegas ke ‘markas’nya untuk melanjutkan pekerjaannya. Cessa tidak mengikutinya karena beralasan akan pusing dengan suasana ‘markas’ Momo. Mereka hanya janjian untuk makan siang bersama di kantin. Cessa kemudian pergi bersama teman-temannya yang lain, dan Momo segera ke ‘markas’nya.
Setelah sampai di ‘markas’ yang merupakan ruangan lab computer khusus mahasiswa/I yang tergabung dalam “organisasi peretas handal” (para pencetus organisasi yang memberi nama organisasi tersebut) dia langsung menjuhu mejanya dan melanjutkan pyoke yang sedang dikerjaknnya selama semester tersebut. Terdengar narsis memang nama organisasi mereka, namun memang anggota-anggotanya adalah orang-orang jenius dalam bidang IT dan peretasan. Di ruangan itu hanya ada Momo dan beberapa mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas ataupu penelitian mereka. Mereka semua bekerja dengan serius sehingga menimbulkan kesan mencekam pada ruangan tersebut, karena benar-benar hening tanpa ada suara sedikitpun, hanya ada suara mesin keyboard yang sedang ditekan-tekan oleh pengguna computer tersebut.
Melihat jam sudah menunjukkan waktunya makan siang, Momo segera beranjak dari tempat duduknya kemudian keluar menuju kantin setelah menyimpan file pengerjaannya dan mematikan komputernya. Sesampainya di kantin dia segera menuju meja yang diduduki oleh Cessa karena sahabatnya tersebut sudah melambaikan tangannya dengan heboh setelah melihat Momo. Seperti biasa, Momo selalu menjadi pusat perhatian karena kecantikannya, kejeniusannya, dan auranya.
Setelah makan siang, mereka melanjutkan mengikut kelas berikutnya, kemudian Kembali ke rumah masing-masing untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk hari berikutnya. Cessa juga tinggal di appartemen tetapi berbeda Kawasan dengan Momo. Dia juga bekerja part time untuk mengisi waktu luangnya, dia hanya mengatakan mencari pengalaman saat ditanya mengapa mau bekerja part time padahal dirinya tidak kekurangan dalam hal finansial. Itulah salah satu alasan Momo betah berteman dengan dirinya, karena kesederhanaan dan kemandiriannya membuat Momo mengagumi kepribadiannya tersebut.
Setelah sampai di apartemen, Momo segera memarkirkan mobilnya dan naik menuju kamar apartemennya. Setelah menyapa Mbak Naya sebentar, dia segera ke kamarnya, menghubungi orangtuanya sebentar, lalu beristirahat sejenak di tempat tidur kesayangannya. Sore harinya, dia bangun lalu membersihkan diri, kemudian menyalakan laptopnya dan memeriksa laporan perkembangan restorannya yang ada di Jakarta, kota kelahirannya. Ya, dia memiliki beberapa restoran di Jakarta, dan puluhan cabang yang tersebar di seluruh kota di Indonesia. Dirinya membuka usaha tersebut saat berumur 18 tahun dengan dimodalkan oleh Papanya.
Setelah memeriksa sedikit, dia turun ke ruang makan untuk malam malam bersama pelayan setianya, lalu kembali ke kamar setelah mengobrol sedikit tentang kegiatannya seharian bersama Mbak Naya untul lanjut memeriksa laporan yang belum diperiksa juga mengerjakan tugas yang belum dikerjaknnya. Setelah itu dia tidur Ketika jam menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Begitulah kesehariannya sebagai mahasiswa S2 tingkat akhir. Hari-harinya dilalui dengan semangat karena dirinya tidak sabar untuk segera pulang ke tanah air dan bekerja di perusahaan impiannya yaitu perusahaan Papanya. Dia tidak ingin langsung mengambil alih perusahaan, tetapi ingin bekerja sebagai bawahan Papanya sampai dirinya yakin mampu untuk memegang perusahaan besar Papanya tersebut.
Hari-hari berlalu seperti biasanya, sampai akhirnya minggu depan merupakan hari penting baginya karena dirinya akan segera diwisuda dan akan resmi nenyandang gelar Magister. Dia sangat menanti hari itu tiba agar segera pulang ke tanah kelahirannya. Dia tidak sabra untuk segera bertemu dengan keluarganya, rumahnya, kamar tercintanya.
“Aku akan segera kembali”, gumamnya penuh semangat lalu tidur menuju alam mimpi dan bersiap menyambut hari esok.
Sedangkan di belahan dunia lain tepatnya di negara Indonesia kota Jakarta, di sebuah Gedung perkantoran berlantai 60, di sebuah ruangan bertulikan ruangan CEO, tampak seorang pria tampan dengan perawakan yang begitu sempurna sedang berdiri dekat jendela, memandangi pemandangan luar yang begitu padat dan berisik walaupun tidak terdengar diruangannya. Pria itu berdiri memandang ke kejauhan, entah apa yang dipikirkannya. Yang jelas sekarang dirinya sedang gelisah namun juga bahagia. Bahagia karena menurut perkiraannya, gadisnya akan segera kembali ke tanah air dan akan selalu dekat dengannya lagi, namu dia gelisah karena selama beberapa tahun terakhir dia dan gadis kecilnya tidak pernah berkomunikasi lagi. Dia takut gadisnya akan menolak bertemu dengannya, dan menjadi semakin jauh dengannya.
Dia sangat tau bagaimana sifat sang gadis, sehingga membuat dia gelisah. Akibatnya, dia melampiaskan segala perasaanya pada pekerjaannya dan pada karyawannya dengan sering mengadakan rapat dadakan, juga tugas-tugas kantor ataupun project dengan deadline waktu yang cukup singkat. Para karyawan sangat tersiksa tetapi tetap mengerjakan semua perintah bos mereka tersebut. Karena tidak ada perusahaan yang membayar gaji sebesar CM Corp. tempat mereka bekerja saat ini. Mereka hanya berharap suatu hari nanti sang boss akan berubah menjadi sedikit ‘baik’ sehingga mengurangi tekanan yang mereka rasakan Ketika bekerja.
Pria itu adalah Sang Tuan Muda Grissham, Cleo Grissham. Dia melamun, mengingat kembali masa lalunya bersama gadisnya Momo. Mulai dari masa kecil mereka, sampai kelulusan sekolah menengah atasnya, dimana saat itulah pertemuan terakhirnya dengan gadis kecilnya sampai sekarang ini.
“Aku sangat merindukanmu Bebe, apakah kamu juga merasakan hal yang sama? Aku harap kamu tidak melupakanku di sana”, gumamnya dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.
“Aku masih mengingat janji kita Bebe”, lanjutnya kemudian sambal mengingat Kembali momen-momen kebersamaannya dengan Bebenya, juga janji masa kecil mereka.
Janji apakah kira-kira yang mereka berdua ucapkan? Penasaran? Pantengin terus biar ga ketinggalan update terbaru dari author.
Para readers sekalian… Jangan lupa like, comment, follow author, dan paling penting jadikan favorit karya pertama author ini sebagai bentuk dukungan kalian untuk author, agar agar menjadi makin semangat nulisnya.
.
.
Author ga maksa kok, seikhlasnya ajaa..
Salam hangat Author receh.. hehe
.
.
Sampai jumpa di episode berikutnya.
Flashback On
Hari ini adalah hari bahagia Sang Tuan Muda Grissham, Cleo Grissham, karena hari ini adalah hari ulang tahunnya yang kelima. Pemuda cilik yang sangat tampan itu tampak biasa-biasa saja menikmati pestanya. Menurutnya itu adalah sesuatu hal yang membosankan dan tidak cukup untuk menarik perhatiannya. Hari ini adalah ulang tahunnya yang kelima. Semua orang begitu bersemangat Ketika acara puncak dimana sang pemilik pesta akan melakukan tiup lilin. Semua orangpun mulai menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan dipandu oleh MC yang merupakan salah satu MC terbaik ibukota.
“Happy Birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday, happy birthday to you”, nyanyi mereka sambal bertepuk tangan dengan begitu meriah.
Sang MC kemudian mengarahkan lagi para hadirin untuk menyanyikan lagu tiup lilin serta potong kue untuk mengiringi acara tiup lilin an potong kue. Setelah acara tiup lilin dan potong kue selesai, para undangan mulai menguapkan selamat pada Sang Tuan Muda bermuka datar sejak lahir itu. Dia hanya mengangguk Ketika diberikan ucapan selamat juga kado. Menurutnya itu tidak terlihat istimewa apalagi menark perhatiannya.
“Selamat ulang tahun little boy, I wish you all the best”, kata seorang pria tampan berusia cukup matang sambil menggandeng seorang wanita dan diikuti oleh seorang gadis kecil yang begitu cantik dan imut berusia 3 tahun sambil membawa sebuah kotak kado. Mereka adalah Tuan dan Nyonya Alexandra serta Putri tercinta mereka Momo yang tidak lain adalah Nona Muda Alexandra.
“Thank you Papa, Mami”, jawabnya sambil tersenyum.
Dia pun mengalihkan pandangannya ke arah gadis kecil itu, dan seketika dia pun terpesona oleh keindahan wajah dan aura dari Sang Nona Muda Kecil.
“Cantik sekali”, batin Cleo kecil saat pertama kali melihat Momo kecil.
“Happy birthday Koko Yeyo”, kata Momo kecil kepada Cleo kecil yang masih mengaguminya.
“E-Eh, terima kasih Momo kecil”, kata Cleo gugup setelah tersadar dari lamunannya.
Mereka berdua memang mengetahui nama panggilan masing-masing, tetapi ini adalah pertemuan pertama mereka. Mereka hanya diperkenalkan oleh orang tuan mereka tanpa pernah bertatap muka secara langsung, dikarenakan Tuan Alexandra tidak mau membawa Putri Kecilnya keluar dari kediaman jika bukan untuk sesuatu hal yang penting. Alasannya adalah dia takut keselamatan Putrinya terancam jika terlalu sering dibawa ke publik.
“Ini hadiah dari Momo, semoga Yeyo suka sama kadonya”, kata Momo kecil lagi sambil tersenyum manis yang membuat Cleo kecil semakin terpesona.
“Wah, thanks Momo”, katanya sambil tersenyum bahagia sambil mengambil hadiahnya dan memeluknya.
Orangtua Sang Tuan Muda Kecil yang melihat Putra mereka tersenyum dengan bahagia pun menjadi ikut bahagia dan berharap keduanya bisa berteman baik mengikuti jejak orangtua mereka yang memang telah bersahabat sejak sekolah menengah atas.
Sejak hari itu, Cleo kecil dan Momo kecil pun mulai berteman dan menjadi semakin dekat setiap harinya. Cleo akan meminta diantarkan ke rumah Momo jika dia sedang merindukan Momo, begitupun sebaliknya. Ketika Momo sedang sedih atau menangis, Cleo akan dengan senag hati menghiburnya, dan itu menjadi kebiasaan, sehingga Ketika Momo menangis, dia hanya akan diam jika dihibur oleh Koko Yeyonya.
Setiap harinya setelah jam sekolahnya usai, Cleo akan terlebih dahulu meminta diantarkan ke rumah Momonya untuk melihat gadis kecilnya. Mereka akan bermain sampai sore hari, dan Cleo akan dijemput pulang oleh Papanya.
Sore harinya setelah selesai bekerja, Papa Cleo terlebih dahulu menuju rumah sahabatnya Tuan Alexandra untuk menjemput Putranya. Setelah sampai di rumah keluarga Alexandra, dia menyapa dan mengobrol sebentar dengan Papa Momo yang juga baru pulang dari kantornya, kemudian dia menghampiri kedua anaknya yang sedang bermain.
“Hallo anak-anak Papa, lagi ngapain kalian?”, kata Papa Cleo yang baru datang untuk menjemput putra kecilnya.
“Hi Papa Key, kita lagi main boneka Papa. Papa mau gabung?”, kata Momo sambil tersenyum dan melambaikan tangannya ke Papa Key.
Tuan Grissham pun tersenyum mendengarnya, kemudian menghampiri mereka berdua dan bergabung dengan kedua Putra dan Putrinya tersebut. Setelah puas bermain, merkapun pamit
untuk Kembali.
“Baiklah, sudah cukup bermainnya, nanti dilanjutkan besok ya mainnya anak-anak”, kata Papa Key pada keduanya. Mereka pun menghentikan permainannya karena Papa Key dan Cleo harus Kembali ke kediaman mereka.
“Koko pulang ya Momo, besok Koko akan datang lagi, dan kita bisa bermain bersama lagi”, pamit Cleo pada Momo gadisnya. Ya, dia telah mengklaim Momo sebagai gadisnya dan hanya miliknya. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu membuat Gadisnya bahagia. Benar0benar bucinnya Momo.
“Ok Koko. Bawakan aku red velvet cake ya nanti, Koko sudah berjanji tadi”, kata Momo manja pada Kokonya.
“Siap Tuan Puteri, akan Koko belikan yang paling enak di kota ini”, jawab Cleo pada gadisnya sambal mengelus rambut gadisnya tersebut.
“Thanks Koko, I love Yeyo”, ucap Momo sambil tersenyum ceria. Wajah Cleo menjadi merona mendengar ungkapan sayang dari gadisnya. Dia pun tersenyum tanpa membalas ucapan Momo karena terlalu senang.
“I love you Momo, so much more than you know.”, batin Cleo. Dia akan memastikan senyum ceria Momo adalah hanya untuknya. Dia tidak mau berbagi senyum indah itu kepada dunia luar. Hanya untuknya.
Setelah berpamitan pada Momo dan Orangtua Momo, Cleo dan Papanya pun Kembali ke kediaman mereka. Selama perjalanan, Cleo hanya terdiam memandangi jalanan. Dalam diamnya, dia terus mengingat ungkapan sayang dari Momo tadi. Itu adalah pertama kalinya Momo mengungkapkan sayangnya pada Cleo. Walaupun Cleo tau Momo mengatakannya tanpa mengetahui makna ungkapan tersebut, dia telah menyimpannya sendiri dalam hatinya.
Tuan Grissham yang melihat Putranya hanya terdiam pun hanya membiarkannya, dia tidak bisa membaca apa yang dipikirkan Putranya tersebut, menurutnya Putranya cukup misterius dan cukup dingin untuk anak seusianya. Dia akhirnya menyadari, Putranya adalah jiplakan dirinya saat kecil dulu. Dia tersenyum dan mengelus kepala putranya sayang. Dalam hatinya, dia berjanji untuk membuat Putranya selalu bahagia. Dia akan memastikan yang terbaik untuk putra tercintanya. Dia tau anaknya kesepian. Istrinya tidak bisa melahirkan lagi karena mengalami ,asalah pada rahimnya setelah melahirkan Cleo. Putranya mulai berubah menjadi hangat setelah bertemu dengan Momo. Dia berharap keduanya selalu saling menyayangi. Dalam hatinya, dia juga berharap keduanya nanti bisa Bersatu dalam ikatan suci pernikahan, agar hubungan kedua keluarga semakin dekat. Tapi dia tidak akan memaksakan apapun, kalaupun mereka tidak berjodoh, mereka masih bisa menjadi keluarga. Dia tidak tahu, Putranya akan mewujudkan keinginanya tersebut suatu hari nanti.
“Mommy, I miss you”, panggil Cleo pada Mommynya sambil memeluk Mommynya ketika sampai di kediaman mereka.
“Hey boy, apa yang membuatmu begitu bahagia?”, tanya Nyonya Grissham pada Putra tercintanya yang terlihat begitu bahagia. Dia melihat ke arah suaminya, namun Tuan Grissham hanya mengangkat bahunya tanda diapun tidak tahu.
“Nothing Mommy”, jawab Cleo sambil tersenyum pada Mommynya.
Kemudian dia berlalu menuju kamarnya untuk membersihkan diri kemudian belajar.
Mommynya hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat putranya. Dia sudah menebak Putranya pasti bahagia karena Momo. Dia pun memilik harapan yang sama seperti suaminya pada kedua anak kesayangannya.
Malam harinya setelah makan malam, Cleo melanjutkan kegiatan menggambarnya di ruangan khususnya. Dia tersenyum sambil membayangkan apa yang digambarnya. Entah apa yang sedang digambarnya yang membuat dia selalu tersenyum tanpa mempedulikan hal-hal lain dan hanya fokus pada apa yang dilakukannya. Setelah merasa sudah waktunya istirahat, diapun beranjak menuju rintu samping ruangan tersebut yang langsung terhubung ke kamarnya. Dia akan melanjutkan gambarannya besok. Setelah berdoa, diapun segera tidur dan menuju alam mimpi. Dia tidak sabar untuk hari esok dimana dia akan bertemu dengan Kesayangannya.
Penasaran kelanjutannya? Pantengin terus biar ga ketinggalan update terbaru dari author.
Para readers sekalian…
Jangan lupa like,
comment, follow author, dan paling penting jadikan favorit karya pertama author ini sebagai bentuk dukungan kalian untuk author, agar agar menjadi makin semangat nulisnya.
Author ga maksa kok, seikhlasnya ajaa..
.
.
Salam hangat Author receh.. hehe :)
.
.
Sampai jumpa di episode berikutnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!