NovelToon NovelToon

Terpesona Anak Pembantu

Melupakanmu...

Satu bulan telah berlalu setelah kejadian menyedihkan itu. Rengganis mulai menjalani hari-harinya seperti biasa.

Setiap pagi Rengganis ikut ibunya ke pasar dan membantu pekerjaan apa saja di rumah mewah itu.

Karena Rengganis cuma seorang gadis desa yang hanya tamat SMP maka untuk mencari pekerjaan yang lebih layak mungkin akan sedikit susah.

Pagi itu Rengganis membantu ibunya di dapur seperti biasa. Menyiapkan sarapan untuk keluarga Nyonya Rani.

Namun tak seperti biasanya wajah nya nampak murung.

"Nak, kenapa wajahmu di tekuk seperti itu, nanti cantik nya ilang lho." Bu Siti mencoba mencairkan suasana.

"Aku tidak apa-apa, kok, Bu. Cuma lagi sedikit tak enak badan."

Rengganis berusaha menutupi perasaannya pada sang ibu. Tapi sebagai orang tua Bu Siti mungkin lebih mengenal anaknya dari siapapun.

"Sudah lah Nak, upakan Rangga. Masih banyak laki-laki di luar sana yang bisa menerima keadaan kita apa adanya."

"Kamu masih muda Nak, umur kamu baru 20 tahun. Perjalananmu masih panjang."

Bu Siti sebenarnya tidak tega melihat anaknya seperti itu, tapi mungkin ini takdir bahwa mereka berdua memang tidak berjodoh.

Rengganis tersenyum dan memandang ibunya.

Kini ia sadar bahwa wanita di depannya lah orang yang paling penting dalam hidupnya yang pantas ia bahagiakan.

Aku akan melupakan nya Bu...

*****

Di tempat lain seorang pria tengah berjalan di dampingi para pengawalnya.

Ya ... Arya Pratama.

Pemuda sukses berumur 30 tahun yang baru saja tiba dari Inggris.

Arya kembali ke tanah air karena harus meneruskan bisnis keluarga besarnya.

Sebagai penerus satu-satunya Arya di tuntut untuk selalu bersikap sempurna.

Inilah yang menjadi alasan mengapa hingga detik ini Arya masih melajang.

Rumah Keluarga Pratama

Dua orang tua paruh baya tengah menantikan kedatangan putranya dengan perasaan rindu.

Hingga tak lama terdengar langkah kaki seseorang masuk yang tak lain adalah Arya Pratama.

"Mah .. Pa ..."

Dengan perasaan rindu pria itu menghambur kedalam pelukan orang tuanya.

"Apa kabarmu, Nak?"

Sang papa menyapa Arya mewakili istrinya yang masih menangis haru.

"Seperti yang kalian lihat, aku baik-baik saja."

Arya tersenyum simpul membalas ucapan papanya.

Setelah Arya menetap di Indonesia otomatis perusahaan keluarganya akan di pegang kendali oleh Arya.

Karena Tuan Pratama merasa sudah waktunya untuk menikmati hari tua bersama istri tercinta.

"Nak, tiga hari lagi ada pertemuan besar antar kolega, kamu harus mewakili papa di acara itu." Tuan Pratama menyampaikan undangan untuk putra nya.

"Baik, Pa. Arya akan berusaha membangun perusahaan agar lebih pesat lagi."

.

.

Sementara Rengganis kini tengah tertunduk sambil meremas ujung pakaiannya. Entah kesalahan apa yang ia perbuat hingga di panggil langsung oleh Nyonya Rani ke ruang kerjanya.

"Kamu tahu apa salah kamu hingga di panggil kemari?" Nyonya Rani membuka pembicaraan.

"Ma–maaf Nyonya, saya tidak tahu apa salah saya."

Dengan tangan yang bergetar Rengganis mencoba menghilangkan kegugupannya.

"Kamu tidak bersalah, tapi ... "

Nyonya Rani tampak berpikir.

"Tapi apa, Nyonya?"

Kini Rengganis semakin bingung.

"Jadilah anak angkatku. Dan mulai besok ikut lah ke perusahaan agar kamu bisa belajar," ucap Nyonya Rani tanpa basa basi.

Eh

mksudnya

"Tapi saya hanya gadis desa yang tak tahu apa-apa Nyonya. Bagaimana kalau saya hanya membuat malu anda?"

Rengganis menolak dengan alasan yang paling logis agar Nyonya Rani tidak tersinggung.

Sebenarnya Rengganis juga ingin hidupnya berubah, namun apalah daya Rengganis tak pernah memiliki kesempatan.

"Apa kamu tidak ingin membuktikan pada mantan kekasihmu itu bahwa kamu wanita hebat?"

Nyonya Rani menekankan kata mantan agar Rengganis sadar bahwa hidupnya harus berubah.

Hening....

Rengganis terhanyut dalam lamunannya saat ingat kejadian waktu itu. Harga dirinya di injak-injak hanya karena status sosial.

Rengganis yang hanya anak dari seorang pembantu berani menjalin kasih dengan seorang pengusaha muda dari keluarga Wijaya.

Dan kini tekadnya sudah bulat, ia ingin membuktikan pada semua orang bahwa dirinya pantas di hargai.

"Ba–baik, Nyonya. Saya akan mengabdi sepenuh hati saya untuk Nyonya," jawab Rengganis dengan penuh keyakinan.

"Oke. Mulai besok asistenku Tari yang akan membantumu di kantor. Jangan lupa, panggil saya mama."

Nyonya Rani tersenyum simpul.

"Baik ... Mama".

Rengganis tak tahu semua ini akan berakhir seperti apa. Rengganis berharap ini keputusan terbaik untuk dirinya dan masa depannya nanti.

Menata hidup baru

Seperti yang sudah di bahas kemarin saat di ruang kerja. Hari ini Rengganis di antar sopir pribadi keluarga Ardian ke perusahaan.

Ardian adalah mendiang suami Nyonya Rani yang meninggal dua tahun yang lalu akibat kecelakaan.

Berhubung keluarga Ardian tidak memiliki keturunan maka Nyonya Rani memutuskan untuk mengangkat Rengganis sebagai anaknya.

Sebenarnya sudah lama niat itu ingin di sampaikan pada

orang tua Rengganis karena pengabdian Bu Siti di keluarga ini sudah lumayan lama.

Tapi Nyonya Rani takut Bu Siti tersinggung dan berhenti bekerja karena di anggap akan memanfaat kan anak satu-satunya.

Dan mungkin saat ini lah keadaan yang paling tepat.

Di sinilah sekarang Rengganis berdiri di depan bangunan megah yang di sebut perusahaan Ardian Corp.

Asisten Tari telah mengumpulkan semua karyawan untuk berkumpul menyambut kedatangan Rengganis.

Karena Nyonya Rani sendiri lah yang akan memperkenalkan langsung Rengganis pada semua karyawan kantor.

"Saya tidak mau berbasa-basi. Waktu saya tidak banyak. Perkenalkan ini Rengganis, anak angkat saya yang akan mewakili sebagai CEO di sini saat saya tidak ada." Nyonya Rani berbicara tegas di hadapan semua karyawan kantor.

"Dan Saya harap tidak ada pertanyaan dari kalian semua. Untuk Rengganis selamat bergabung di perusahaan ini." Nyonya Rani memeluk Rengganis lalu pergi menuju lobbi dan langsung masuk ke mobil.

Perlahan mobil pun pergi meninggalkan parkiran.

"Baiklah, kalian silahkan kembali bekerja. Silahkan Nona Rengganis ikut Saya keruangan Anda."

Asisten Tari membawa Rengganis ke ruangan nya.

....

tok

tok

ceklek,

"Ada apa ,Tari?"

Rengganis menatap sang Asisten yang berdiri di depannya.

"Maaf Nona, besok kita ada undangan untuk menghadiri rapat para kolega, dan Nyonya Rani meminta Anda yang mewakilinya," ucap Tari sopan.

"Baiklah. Tapi ... apa Saya bisa?"

Rengganis tampak ragu karena memang ini bukan dunianya."

"Nona tak perlu khawatir. Saya akan membantu Nona menyiapkan segalanya."

Asisten Tari mencoba menenangkan.

"Terima kasih, Tari. Kamu atur saja apa yang harus saya lakukan."

Rengganis mencoba mengerti.

"Baik Nona. Kalau begitu saya permisi."

mengangguk sopan.

🌺🌺🌺🌺

Hari ini adalah pertemuan para kolega dari berbagai perusahaan besar di seluruh negeri.

Tak ketinggalan keluarga Wijaya yang sudah mewanti-wanti putranya yang tak lain adalah Rangga Wijaya agar bisa menarik simpati para pengusaha lain.

Dengan penuh percaya diri Rangga memasuki ballroom hotel mewah tempat acara yang akan berlangsung.

Di sana sudah banyak tamu undangan yang sedang berbincang-bincang dengan para tamu lain.

Tak berapa lama berhentilah mobil mewah berwarna silver yang tak lain milik keluarga Ardian.

Seorang wanita cantik turun dari dalam mobil bersama sang asisten.

Rengganis yang malam ini mengenakan gaun berwarna toska dengan panjang selutut dan tanpa lengan, tak ketinggalan tas serta sepatu dengan warna senada yang menambah ke anggunan wanita itu.

Semua mata memandang saat wanita cantik itu memasuki ruangan ballroom hotel.

Tak terkecuali seorang pria yang dari tadi memperhatikan dari kejauhan.

sungguh indah ciptaan Mu

bergumam-gumam sendiri menatap wanita cantik yang entah dari mana asalnya.

Namun sebuah tepukan di pundak menyadarkan dari lamunan pria itu.

"Hei, Arya. Apa yang kau lihat?" Teman pria itu ikut menatap kearah yang sama.

"Oh ... jadi kau sedang memandangi bidadari cantik dari keluarga Ardian," ungkapnya.

ck

"Apa maksud mu? Bukankah keluarga Ardian tak mempunyai keturunan?"

Arya berdecak tak percaya.

"Aku dengar dia anak angkat dari keluarga Ardian. Tapi, ya sudah lah kalau kau tak percaya."

Pria itu melengos lalu pergi meninggalkan Arya.

Benarkah?

Arya masih mematung dan menatap dari kejauhan.

****

Di meja lain Rangga tengah menatap tak percaya dengan apa yang terlihat di depan sana.

Bagaimana seorang gadis biasa seperti Rengganis ada di pesta sepenting ini. Dan lihatlah penampilannya juga berbeda dengan Rengganis yang di kenalnya dulu.

Meski penasaran namun Rangga belum berani mendekat karena takut akan menjadi canggung nanti bila ada yang mengetahui gadis itu pernah menjalin kasih dengannyaa dan pernah di permalukan di pesta ulang tahun keluarganya.

Kini Rengganis memilih meja kosong paling pojok di temani Tari sang asisten. Sesekali Rengganis membenahi baju yang di pakai karena kurang percaya diri.

"Tari, apa penampilanku terlihat kampungan?"

Rengganis cemas dengan penampilan sendiri.

"Sama sekali tidak, Nona. Anda kelihatan cantik dan elegan."

Tari mencoba meyakinkan sang majikan.

"Benarkah?"

Wajah Rengganis berbinar senang.

Acara berlangsung sangat meriah. Semua tamu tertawa bahagia.

Dan acara inti ialah perkenalan dari setiap wakil dari perusahaan yang di pimpinnya.

Saat tiba giliran Rengganis tiba-tiba dari arah belakang ada seseorang yang menyapanya. Suara nya sangat ia kenal.

"Apa kabar Rengganis? Lama tidak berjumpa?"

Deggg....

Seakan waktu berhenti berputar. Jantung Rengganis berdegup sangat kencang

Suara itu....

Masa lalu

deg

Mas Rangga ...

Rengganis masih terpaku di tempat mengamati sesosok pria yang kini berada di depannya.

Ada perasaan marah, benci, namun tak di pungkiri bahwa ia sangat merindukannya. Sebisa mungkin Rengganis menepis itu semua karena sadar kini keadaan sudah berubah.

"Selamat malam Tuan Rangga Wijaya, senang bertemu dengan Anda."

Rengganis pura-pura tidak mengenal mantan kekasihnya itu di hadapan semua kolega bisnisnya.

Tak lupa seulas senyum manis pun di sematkan.

Waktu menunjukkan tengah malam saat pesta hampir selesai, Rengganis dan sang asisten memilih untuk kembali ke rumah.

****

Pagi hari yang indah di kediaman Pratama tengah berlangsung sarapan pagi.

Tidak seperti biasanya sang putra nampak sangat berseri-seri. hal itu pun di sadari oleh kedua orang tuanya.

"Papa lihat ada yang berbeda semenjak kamu pulang dari acara semalam, Nak." Tuan Pratama memecah keheningan pagi ini.

"Ehmmm ... apa Papa tau siapa keluarga Ardian itu?"

Senyum pun tersemat di bibir Arya saat membayangkan wajah cantik gadis semalam.

"Papa hanya tahu kalau Tuan Ardian meninggal sejak dua tahun yang lalu. Dia juga tidak memiliki seorang anak," ucap sang papa.

"Berarti benar kabar bahwa Nyonya Ardian mengangkat seorang putri." Arya menimpali.

"Apa maksudmu, Nak? Apa Nyonya Ardian memiliki putri angkat?" Tuan Pratama bingung.

"Iya, Pa. Semalam Arya bertemu di acara perkenalan kolega." Senyum pun tak surut di bibir Arya.

"Apa kamu tertarik pada nya? Lalu, bagaimana dengan Lisa?"

Tuan Pratama mengingatkan putranya tentang seseorang yang pernah hadir dalam hidup Arya.

"Dari dulu Arya tak pernah punya perasaan apapun pada Lisa, Pa. Lagi pula entah sekarang dia ada dimana."

🍀🍀🍀🍀🍀

Seperti biasa hari-hari Rengganis kini sangat sibuk dengan pekerjaan barunya.

Namun dia tak pernah lupa untuk membantu pekerjaan sang ibu.

Nyonya Rani benar-benar mengemblengnya agar bisa Rengganis bisa mengurus perusahaan milik keluarga besarnya. Meskipun hanya berpendidikan rendah, nyatanya Rengganis sangat cepat memahami apa-apa yang di ajarkan oleh orang kepercayaan Nyonya Rani. Dan sebagai gantinya Rengganis berjanji untuk tidak mengecewakan Nyonya Rani.

Bagaimana pun Rengganis sudah berhutang budi pada keluarga Ardian yang selama ini baik pada keluarganya.

Suatu malam Nyonya Rani kedatangan tamu dari salah satu teman kolega yaitu keluarga Pratama.

Senyum pun tak tertinggal di wajah tampan seorang pria karena malam ini ia akan menemui wanita yang di cintainya.

sedang apa ya kira-kira gadis itu.

Di taman belakang seorang gadis tengah memandang indah langit malam.

Masih sangat membekas di ingatan tentang kisah cintanya.

Ya ... Cinta pertama yang membawa luka.

Flasback on

"Aku mencintaimu Rengganis," ucap Rangga yang saat itu tengah mengungkapkan perasaannya.

"Tapi aku tak pantas untukmu, Mas. Aku hanya anak seorang pembantu." Rengganis menatap lelaki di depannya dengan sedih.

"Aku tak peduli dengan status sosialmu. Aku sangat mencintaimu."

Rangga bersikukuh meyakinkan Rengganis bahwa semua akan baik-baik saja.

Dan akhirnya mereka menjalin kasih tanpa sepengetahuan orang tua Rangga.

flasback off

Tak terasa air mata menetes begitu saja.

Bagaimana pun Rangga adalah sosok yang penyayang dan bertanggung jawab.

walaupun hubungan mereka baru berjalan tiga bulan tapi Rengganis merasa sangat beruntung mengenal sosok Rangga yang bisa menjaganya.

"Apa kau butuh ini?"

Seorang pria tiba-tiba datang dan menyodorkan sapu tangan berwarna putih.

siapa laki-laki ini?

"Tak baik seorang gadis malam-malam sendirian, apalagi melamun." Arya tersenyum simpul.

Cih menyebalkan

sebenarnya siapa pria ini?

"Tak usah ikut campur. Aku tidak sedang melamun."

Rengganis mengelak mencoba menyembunyikan air matanya.

Baru saja Rengganis ingin meninggalkan tempat itu tapi dengan cepat pria itu menahannya.

"Jangan terburu-buru, Nona. Bisakah kita berbincang sebentar?" Arya tersenyum penuh arti.

"Apa yang kau lakukan? Lepas kah tanganmu itu!" hardik Rengganis. Arya melepaskan tangannya dan berusaha mendekat.

menarik ...

Arya semakin tertarik dengan sikap Rengganis yang terlihat tidak mudah di tahlukkan. Arya jadi penasaran untuk apa seorang gadis malam-malam sendirian dan menangis.

"Perkenalkan, saya Arya. Mungkin Anda sudah mengenal keluarga saya dari Nyonya Ardian."

Cih, siapa yang bertanya.

Rengganis tak peduli dan langsung meninggalkan tempat itu tanpa menoleh sedikitpun.

Gadis sombong.

Aku pasti akan mendapatkanmu.

****

Keesokan harinya.

Seorang pria tengah menatap foto seorang gadis cantik yang tak lain ialah Rengganis.

Ck, ternyata benar dugaanku Rengganis pernah punya hubungan dengan Rangga Wijaya.

Arya mendapatkan semua informasi tentang Rengganis dari salah satu anak buahnya yang di tugaskan memata-matai keluarga Ardian.

Selain tentang masalah pengangkatan menjadi anak, Arya juga mengetahui sebab kandasnya hubungan antara Rengganis dan Rangga Wijaya.

🍀🍀🍀🍀🍀

Malam di keluarga Ardian.

drett ...dret ...

Ponsel Rengganis bergetar berkali-kali karena sebuah panggilan.

Namun sang empu sepertinya enggan mengangkat telepon karena yang melihat dari nomer baru.

Hingga panggilan ke tiga kali berbunyi,

hufh... siapa sih malam-malam mengganggu saja

"Iya, halo ... dengan siapa?"

"Ch, kau lupa dengan suaraku nona manis?" Suara pria di seberang sana terdengar meledek.

"Anda siapa?"

Hening ...

"Hei kau tidak tuli, kan?" Rengganis merasa geram.

"Arya Pratama. Apa kau sudah mengingatku?"

"Untuk apa kau menghubungiku, dan dari mana kau dapat nomer teleponku?"

Rengganis nampak tidak suka.

"Itu bukan hal yang sulit untuk ku lakukan."

Sambil terkekeh.

"Dasar pria gila!"

klik.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!