NovelToon NovelToon

My Handsome Lover

Masa Lalu (Episode 1)

07.30 AM

Aku pernah mengalami kenyataan yang tidak bisa aku terima sampai aku hanya berpikir bahwa itu adalah mimpi buruk dan akan berakhir ketika aku bangun nanti, tapi semua itu tak akan pernah bisa aku hindari kembali. Kenyataan dimana aku disakiti oleh orang yang sangat kucintai, diawali saat aku menemukan dia dimasa SMA.

Lima menit terakhir Jessica terburu-buru berlarian ke arah gerbang yang akan ditutup sebentar lagi.

"Tunggu pak.. Saya kan cuman lewat 2 detik saja pak. Ayolah pak, bukain gerbangnya," jawab Jessica dengan nafas yang tak beraturan dan tidak ditanggapi sama sekali oleh satpam.

"Udahlah. Lagian kalo telat pun bisa bolos ke suatu tempat," seorang dengan muka berandalan dan pakaian seragamnya yang tidak benar menyela Jessica.

Hanya dibalas dengan tatapan yang sinis, gadis itu melanjutkan teriakannya untuk tetap meminta penjaga gerbang membukakan gerbangnya yang membuat laki-laki bernama Jonathan, kakak kelasnya itu merasa terganggu, "Hey.. Berisik tau. Sini gua bantu supaya bisa masuk ke kelas," ucap Jonathan.

"Gak usah. Udah marah-marah sok pura-pura mau bantuin pula."

"Dari pada gua harus denger teriakan yang bikin telinga gua masuk ambulan, masih mending ada niat buat bantuin yang malah di katain."

"Emang sekenceng apa suara gua?" tanya Jessica dengan memberi pukulan yang dashyat dari tangan kecil mungilnya.

Jonathan yang tak bisa berkata-kata lagi karena pukulan itu diam memegang lengannya.

"Lu juga tadi ngatain gua, jadi impas. Buruan apa caranya."

Dari awal pertengkaran mereka, disinilah mereka berdua mengubah aturan yang tertera bahwa 'tidak diperbolehkannya siswa-siswi yang datang terlambat mengikuti pelajaran sehari itu'.

Bibir Jonathan mendekati telinga Jessica dan ini saatnya mereka memulai semuanya.

"Gila. Gak mau gua."

Mendengar penolakan atas ide Jonathan, ia tidak memaksakannya dan beranjak untuk pergi,"Yaudah. Gua pergi dulu mau bo--"

Tangan gadis itu pun meraih tas sekolah Jonathan yang terpaksa menggangguk setuju agar dapat masuk kelas.

"Pak. Mau gak nih kopinya? Saya beli dua, soalnya gak tahu mau ngapain kalo bolos ke suatu tempat," ucap Jonathan dengan memberi kopi yang langsung diterima satpam itu.

"Makanya lain kali bangun pagi. Tapi makasih kopinya ya."

Satu tegukan kopi itu langsung bereaksi dengan cepat tanpa ada penghambatan. Satpam itu tertidur pulas seperti orang yang pingsan.

"Gak apa, kan saya bisa nemenin bapak jaga gerbang," gumam Jonathan yang langsung mengambil kunci gerbang dan tersenyum ke arah Jessica yang sedari tadi memperhatikannya.

Mereka berdua memasuki sekolah tanpa ada yang mengetahuinya sama sekali dengan keadaan sekolah yang kosong karena jam pelajaran akan dimulai.

"Pak! Kayaknya ada tugas yang belum bapak periksa waktu itu," seorang gadis yang melihat Jessica lewat jendela pun langsung mengalihkan pandangan wali kelas mereka.

Butuh lima menit hingga akhirnya Jessica berada di depan kelas.

"Yang mana?"

"Pak ini privasi saya jawaban setiap soalnya. Jadi bapak harus liat ke arah sini supaya gak ada yang liat."

Dengan cara wali kelas itu membelakangi arah pintu, maka dengan mudah Jessica dapat masuk ke kelas dengan beberapa siswa yang bersikap tak peduli dan satu siswa yang menatap permainan mereka berdua.

Hingga akhirnya semuanya berhasil dengan bantuan Naila, teman sekelasnya itu.

"Oh, saya lupa bapak waktu itu udah kasih nilai A+. Jadi kita bisa mulai pelajarannya pak," ucap Naila yang langsung duduk kembali ke tempatnya.

"Jessica? Kamu tadi pas absen bapak liat gak ada," tanya wali kelas dengan begitu heran.

"Tadi dia ma--"

Naila yang menyadari teman sekelasnya akan membocorkannya pun langsung menyelanya, "Ayo pak, kita mulai pelajarannya." Tangannya mempersilahkan wali kelas untuk ke tempatnya.

"Hari ini kamu semangat banget buat belajarnya ya."

Mata Jessica dan Naila yang saling menatap itu tersenyum.

Pikiran Jessica yang kacau ketika pelajaran dimulai itu teralihkan saat ia melirik ke jendela dan ternyata Jonathan sedang dihukum oleh guru yang melihatnya sedang berada diluar kelas.

"Kamu 'kan telat kenapa bisa masuk, hah? Atau kamu mau bolos dari jam sekolah ya?" bentak guru itu dengan penggaris kayu yang panjang di tangannya.

Jonathan yang hanya diam tak menjawab apapun membuat guru itu emosi melihat anak murid yang susah untuk diatur.

"Kenapa diem? Orang tua kamu mau saya panggil dan saya skors lagi?! Kamu kira ini rumah, bisa seenaknya masuk keluar gitu? Udah nilai jelek, kamu mau jadi apa? Anak yang gak bisa banggain orang tua, itu cita-cita kamu?!"

Bahkan penggaris kayu pun dipakai karena emosi memuncak dari guru itu yang di hentakan ke lantai.

Seluruh kelas memperhatikan lewat jendela mendengar itu semua. "Sudah Bu. Biar saya yang urus Jonathan," ucap wali kelas Jonathan yang takut dengan meluap kemarahan yang besar.

"Kalian juga belajar!!"

Melihat semua yang terjadi membuat Jessica terdiam dan tenggelam ke pikirannya lagi.

Kring.. Kring.... bunyi bel istirahat itu membangunkan Jessica dari lamunannya dan terus memikirkan Jonathan yang sedang dihukum, akhirnya ia berancana untuk memberikan coklat sebagai ucapan terimakasih karena telah membantunya.

Matanya bergulir kesana kemari mencari seseorang lewat jendela kelas, hingga Jessica memutuskan untuk bertanya pada seseorang yang keluar dari kelas Jonathan,"Liat Jonathan gak?"

"Gak. Tapi kalo ketemu bakalan gua kasih tau lu nyariin."

"Makasih. Gua tunggu di kantin."

5 menit berlalu sejak Jessica menunggu diantara banyak orang di kantin itu hanya untuk orang yang baru dikenalnya.

"Ada apa? Katanya nyariin," ucap Jonathan mengahimpiri Jessica yang tertidur.

Jessica yang mendengar suara seseorang pun langsung terbangun dan mata mereka berdua bertatapan langsung dengan dekat, "Kenapa? Sakit? Kalo sakit ke UKS kenapa jadi ke kantin?"

Orang yang ditunggu sedari tadi, sekarang ditinggal begitu saja dengan merasa malu pada satu hal kenapa dia ada disitu tiba-tiba? Udah dari lama bukan? Itulah yang dipikirkannya sembari berjalan pergi dengan cepat.

"Hei! Siapa tuh yang nyariin sampe ke kelas, sekarang malah per--"

Jessica langsung menutup mulutnya yang akan terus berbicara sampai membuat semua orang mendengarnya dan membuat Jessica malu sendiri.

"Gila ya?"

"Kenapa?"

Semua orang dikantin memperhatikan mereka berdua, dimana Jessica sedang memegang mulut Jonathan dan ketika menyadari situasi sekitarnya ia langsung berjalan pergi begitu saja dan membuang cokelat itu ke tempat sampah.

Jonathan yang hanya bisa tersenyum kepada orang disekitar pun langsung mengejar Jessica.

"Hey. Jessica tunggu!"

Permainan kejar-kejaran itu berakhir saat Jessica berhenti berlari di area taman yang sepi, dan ia langsung menarik tangan Jonathan.

"Lu ngapain ngejar gua dari tadi? Gak liat tatapan orang dikantin, hah? Kalo orang-orang pada mi--"

"Makasih cokelatnya," sela Jonathan.

"Loh kok tahu? Ah, maksud gua itu bukan untuk lu," jawab Myung Hee dengan mengalihkan pandangannya dari Jonathan yang duduk di sampingnya.

Seketika keheningan mengambil alih suasana di antara mereka berdua.

"Ta-da." Suasana hening itu terpecahkan ketika Jonathan menujukkan gelang dengan ukiran satu huruf J dan beberapa ukiran bunga disana.

"Buat?" tanya Jessica dengan nada yang masih dingin.

"Buat lu. Balasan terimakasih dari cokelat itu," jawab Jonathan.

"Bohong. Buat apa terimakasih dari cokelat yang belum lu makan sama sekali."

"Hahha... Iya deh, jujurnya gua kasih ini karena ini mirip dengan bentuk bunga yang ada di ikat rambut lu," ucap Jonathan yang pantas memperhatikan Jessica saat ia tertidur.

Jonathan melanjutkan alasannya, "Dan gua bukan menyimpan koleksi wanita, tapi ini punya Joyce yang ternyata punya kesukaan yang hampir sama kayak lu. Gua dulu mau kasih ke dia tapi gua gak pernah ketemu lagi sama dia."

"Meskipun kesukaan gua sama dia sama, tapi gua orang yang berbeda dari orang itu. Dan Joyce itu pacar lu, kan?" balas Myung Hee yang mengembalikan barang bukan miliknya ke tangan Jonathan.

"Bukan pacar, gua cuman temenan sama dia dan beneran kalo gua gak pernah ketemuan sama dia lagi. Karena gua kasih ini terkhusus untuk gadis yang udah gua anggep sebagai teman," jawab Jonathan sembari memakaikan gelang itu pada tangan Jessica yang terlihat sangat cocok dan pas.

"Makasih," ucap Jessica sambil tersenyum memandangi gelang ditangannya.

Senyum manis itu seperti racun menular, hingga Jonathan pun ikut tersenyum. "Ya udah gua pergi dulu ya, bentar lagi kelas gua udah mau masuk. Lu juga balik ke kelas sana," balas Jonathan berlari pergi dari sana dengan tangan yang melambai pada Jessica.

"Okee."

***

"Perhatikan semuanya. Jadi ini adalah cara untuk...."

"Hei Jessica. Kau sudah pacaran ya? Dengan Jonathan?"

Naila menggodanya terus hingga Jessica yang sedang senyum-senyum pun terbangun ke alam sebenarnya, "Ya? Kenapa??"

"Hah- Nasib punya temen penyakit gelo."

Kriinnngg... Kriiinngg....

Tanpa disangka waktu berjalan dengan cepat kini jam bubarnya sekolah.

Pulang sekolah dua gadis itu keluar dari gerbang bersama-sama bahkan Jessica terus menempel pada Naila.

"Hey. Bukankah hari ini lebih cepat berlalu dari kemarinnya?" tanya Jessica.

"Ah begitu ya."

Di tengah banyak orang yang tidak jauh dari kelasnya, Naila langsung berteriak, "Pak. Jessica masih mau belajar nih pak. Kasih tambahan ke dia, pak!"

Jessica langsung menutup mulut Naila dan mengajaknya berlari terburu-buru sampai di depan gerbang sekolah.

"Gila lu!"

"Eh, gua tanya nih. Orang yang teriak-teriak atau orang yang senyum-senyum terus, mana yang orang gila?" tanya Naila.

"Yah. Jawabannya kita sama-sama gila."

"Maap. Gak kenal gua ama lu~."

Hari yang benar-benar melelahkan dan menyenangkan sekaligus terjadi pada Myung Hee.

"Aku pulang."

Jessica merebahkan tubuhnya di ranjang dan terlelap dengan cepat. Ia memimpikan dirinya yang sedang pergi bersama orang yang ia cintai tapi entah apa yang terjadi tiba-tiba awan berubah menjadi gelap.

Mereka bertengkar dengan hebat lalu terdengar suara yang berkata padanya 'jika aku jadi bumi apakah kamu mau menjadi mataharinya?'. Gadis itu menjawab 'Iya', ia terlihat seperti Jessica dari berbagai sisi.

Mendengar jawaban dari gadis itu membuat laki-laki tersebut melemparkan gelang yang ia pakai dengan berkata 'baiklah, mulai sekarang kamu harus menjauhi aku 149 juta kilometer' dengan begitu dingin laki-laki itu pergi begitu saja.

Gadis itu terus menangis di tengah rintikan hujan yang semakin deras.

Petir itu membangunkan Jessica dari mimpinya.

Seseorang yang ada dalam mimpi ku itu tidak terlihat dengan jelas dan membuat ku semakin penasaran dengan orang itu, ucap Jessica dalam hatinya.

"Hah- Dari sebelumnya gua gak pernah mimpi. Apa cuman karena gua kecapean makanya mimpi begitu?" gumam Jessica.

Saat Jessica tenggelam dalam lamunannya Ibunya pun memanggil Jessica untuk mandi dan turun ke bawah untuk makan malam.

Setelah selesai mandi Jessica turun dan melihat bahwa makan malam sudah disiapkan dengan tertata rapih.

"Jessica bagaimana tadi saat disekolah, apakah kamu terlambat?" tanya Ibu Jessica.

"Ya terlambat bu, tapi ada kakak kelas bantuin aku jadi bisa ngikutin pelajaran dan dia yang kena hukumannya," jawab Jessica sambil makan dengan lahap.

"Kakak kelasmu? Cewe atau cowo? Dia ganteng tidak?" tanya Ibu nya dengan begitu penasaran.

"Ibu banyak sekali pertanyaannya. Aku tidak bisa menjawab semua nya dengan begitu cepat," jawab Jessica.

"Maaf Ibu terlalu bersemangat karena setahu Ibu kamu hanya berteman dengan teman sekelas mu saja bahkan nama adik kelas dan kakak kelas saja kamu tidak ingat, tapi sekarang kamu ditolong oleh kakak kelas. Ibu yakin pasti dia laki laki dan ganteng kan," ucap Ibunya.

"Iya aku tahu bu. Iya memang benar dia laki laki tapi menurut ku dia gak ganteng banget kok."

"Hais kamu tidak akan bisa berbohong kepada Ibu nak. Oh ya gelang dari siapa itu Ibu tidak pernah melihat nya," kata Ibu yang memperhatikan penampilan Jessica dari atas hingga bawah.

"Dari kakak kelas itu. Aku dengan dia memang sudah dekat sih Bu," ucap Jessica yang baru saja masuk dalam khayalan.

"Ibu tidak melarang kamu dekat dengan seseorang tapi kamu harus berhati hati dan tidak boleh sampai mengganggu pelajaran mu. Ok?" ucap Ibu.

"Iya Ibu. Aku sudah selesai makan, aku akan tidur dulu Bu," jawab Jessica.

"Selamat tidur nak. Awas nanti kakak kelas mu muncul lagi dipikiran mu lalu terbawa mimpi loh," ucap Ibu dengan tersenyum.

"Ihh Ibu.. Selamat malam Bu," ucap Jessica.

Saat Jessica tertidur ia pun mepimpikan mimpi yang sama lagi tapi entah kenapa ia merasa bahwa seseorang yang ada didalam mimpinya seperti seseorang yang ia kenal.

**

Maaf jika ada kesalahan kata atau sebagainya, silahkan beri komentar terhadap novel saya ini.

Setiap kritik dan saran yang diberikan akan membuat saya belajar dari kesalahan itu dan mencoba saya untuk memberi yang lebih baik lagi.

Terimakasih semuanya😊❤

Salam hangat untuk semuanya dari author pemula❤❤

Ingatan Ku (Episode 2)

Ingatan Ku ~

Tok..tok.. suara ketukan pintu dari luar kamar Jessica tersebut membangunkan Jessica dengan kaget.

"Jessica, ini Ibu nak. Ibu boleh masuk?" tanya Ibunya.

"Iya Bu, masuk saja," jawab Jessica sambil membereskan rambutnya.

"Loh, kok kamu belum siap-siap untuk berangkat sekolah, Nak?" tanya Ibu sambil mengelus rambut Jessica.

"Ah iya Bu, aku akan mandi dulu nanti aku turun ke bawah untuk sarapan," jawab Jessica.

"Baiklah. Jangan tidur lagi loh nanti telat lagi," ucap Ibu sambil mencubit hidung Jessica.

"Iya Ibu. Aku sudah besar tidak usah Ibu khawatir lagi ya Bu," jawab Jessica sambil memegang tangan Ibunya.

"Oh anak Ibu sudah besar ya sekarang sudah punya pacar pula," jawab Ibu sambil tertawa.

"Siapa yang sudah punya pacar lagian Bu. Ya sudah aku mandi dulu ya Bu," jawab Jessica.

"Ok. Ibu ke bawah ya, Nak," jawab Ibunya.

Saat bersiap siap dan menguncir rambut, Jessica tidak sengaja menjatuhkan gelang yang diberikan oleh Jonathan. Mutiara yang terdapat di gelang tersebut mengelinding ke segala arah dan membuat Jessica panik sehingga membuat Jessica menjatuhkan gelas yang ada di meja belajarnya.

Ibunya pun kaget mendengar suara jatuhnya gelas dengan kencang dari arah kamar Jessica.

Ibu pun segera berlari ke kamar Jessica dan mendengar teriakan Jessica dikamarnya, dengan gelisah Ibunya bertanya kepada Jessica, apa yang terjadi padanya? Saat Ibu sudah berada di kamar Jessica, Ibu kaget melihat Jessica tangannya berdarah dalam keadaan pingsan karena terbentur dengan meja.

Saat Ibu menelpon dokter untuk datang, Jessica yang berada dalam keadaan pingsan pun dibantu oleh para dokter untuk menghentikan darah yang mengalir ditangannya dan melihat bahwa digenggaman tangannya ada sebuah mutiara berbentuk bunga yang sangat indah kemudian mutiaranya diberikan kepada Ibunya.

Saat sudah selesai diberikan infus dan segera mendapat perawatan, setelah dokter keluar Ibu Jessica langsung menanyai keadaan nya Jessica lalu dokter langsung menjelaskan bahwa Jessica perlu dirawat untuk beristirahat.

Keadaan di sekolah.

"Naila lu liat Jessica gak? Dari tadi gua cariin dia kok gak ada ya," tanya Jonathan kepada Naila.

"Masa lu gak tahu, Jessica kan dibawa kerumah sakit dan dia lagi beristirahat sebentar," jawab Naila.

"Bro ngapain lu nyariin si Jessica, lu jatuh cinta ya sama dia?" tanya teman teman nya Jonathan.

"Udahlah diem aja lu, mau gua suka atau gak kan gak ada urusannya sama lu," jawab Jonathan sambil marah.

"Naila tunggu, dimana rumah Jessica?" tanya Jonathan.

"Perumahan Mutiara Sakura," jawab Naila.

Jonathan langsung lari dan mengambil kunci motornya.

"Jon lu jangan kesana sendirian gua takut nyokap nya Jessica malah ngusir lu, mendingan perginya pas istirahat kedua karena nanti pelajarannya juga sering banyak anak anak yang bolos," jawab Naila.

"Tapi gua gak bisa nunggu selama itu," jawab Jonathan yang panik.

"Lu kesana mau liat keadaannya Jessica kan bukan mau diusir sama nyokapnya kan, jadi lu tunggu sebentar lagi ok," jawab Naila sambil menenangkan Jonathan.

Akhirnya istirahat kedua yang ditunggu Jonathan pun datang. Kring... kring..

"Siapa yang mau ikut gua bareng Naila kerumah sakit jenguk Jessica?" tanya Jonathan sambil bersiap siap.

"Gua aja Jon, biar yang lain jaga disini aja," jawab Steven salah satu temannya Jonathan.

"Yaudah ayo kita berangkat," jawab Jonathan.

Saat sudah tiba di rumah Jessica, Naila langsung berusaha menenangkan Ibu Jessica sedangkan Jonathan masuk kedalam ruang Jessica beristirahat.

"Jessica gua mau bilang kalau gua itu...," ucap Jonathan sambil memegang tangannya Jessica.

Setelah Jonathan melihat keadaannya Jessica, ia merasa bersalah dan akhirnya ia berpikir untuk tetap menjaganya.

Dalam mimpi Jessica

Kamu janji ya gak akan meninggalkan ku dan gelang ini menandakan adanya cinta diantara kita. Jessica mendengar seorang yang memberikan sebuah janji untuk tidak meninggalkannya sambil memegang tangannya.

Whus... whuss.. hembusan angin disekitar Jessica yang membuatnya merinding dan terdengar orang yang berkata "jika aku jadi bumi apakah kamu mau menjadi mataharinya"

Whus... whuss.. kamu tidak mungkin mendapatkannya karena dirinya harus menjadi milik ku haaaa haaa haa*. Ketawa yang begitu mengenaskan membuat Jessica semakin ketakutan semua kata kata itu terus muncul dikepalanya dan membuat Jessica ketakutan sampai ada suara lembut yang memanggil Jessica dan berkata Jessica cepatlah bangun aku menunggu mu disini dan aku ingin menyampaikan sesuatu.

Keadaan di ruang beristirahatnya Jessica.

"Kumohon Jessica kau harus bangun. Andai saja aku tidak memberikan gelang itu," ucap Jonathan.

"Sudah jangan salahkan dirimu lagi ini kan sebuah kecelakaan dan tidak ada yang salah," ucap Steven sambil menepuk pundak Jonathan.

Tiba tiba tangan Jessica bergerak dan Jonathan langsung memanggil dokter untuk memeriksanya lalu dokter langsung memeriksa Jessica.

"Dok ada apa dengan anak saya?" tanya Ibu Jessica.

"Jessica sudah membaik tapi dia masih perlu beristirahat sampai membaik," jawab Dokter.

"Baik Dok," jawab Ibunya Jessica.

"Ibu..," panggil Jessica.

"Iya nak. Ibu ada di sampingmu," jawab Ibunya.

"Apakah aku sudah boleh sekolah besok Bu?" tanya Jessica.

"Tunggu sampai sembuh ya nak," jawab Ibunya sambil mengelus kepalanya.

"Ibu itu kok ada Jonathan, Naila. Lalu dibelakang Jonathan siapa?" ucap Jessica.

"Ah iya mereka itu dari tadi dateng ke sini hanya untuk kamu, loh," jawab Ibunya Jessica.

"Masa sih bu?" kata Jessica.

"Iya 'kan Naila," kata Ibunya Jessica.

"Iya tante. Oh ya yang di belakang Jonathan itu Steven, temannya Jonathan," jawab Naila.

"Hai Jessica," ucap Steven.

"Hai juga Steven," ucap Jessica sambil tersenyum.

"Jonathan..," panggil Jessica.

"Iya, kenapa panggil panggil aku, kangen sama aku?" ucap Jonathan.

"ihh tingkat kehaluan lu tinggi amat ya. Oh ya mumpung ada dokter periksa kepala lu tuh siapa tau aja ada masalah," ucap Jessica.

"Sudah.. sudah.. Jangan berisik," ucap Ibu.

"Tau ya Tante, Jessica nya bandel banget ngejek saya terus," ucap Jonathan.

"Eh lu ga usah ngejek gua juga ya," ucap Jessica.

Mereka semua tertawa melihat Jessica dan Jonathan yang sedang bertengkar padahal dalam hati mereka sudah tumbuh rasanya cinta dan salah satu dari mereka tidak ada yang mau menyatakan rasa cintanya.

"Udah ya kalian ini dibilangin dari tadi, jangan ribut nanti kalian tau taunya jodoh loh," ucap Ibunya.

"Ihh.. Ibu," ucap Jessica dengan pipi merahnya.

"Tante ini kalo bercanda bisa aja" Ucap Jonathan.

"Hahaa.. Tapi kalo kamu menantu Ibu juga sebenarnya Ibu bakal restuin," ucap Ibu Jessica.

"Ciee Jessica," ucap Naila.

"Cie Jonathan," ucap Steven.

"Saya juga tidak keberatan punya Ibu mertua seperti Tante," ucap Jonathan.

"Ihh Jonathan. Maksud lo apa?!" teriak Jessica.

"Ah iya, Steven kita pergi beli minum soda yuk," jawab Jonathan.

"Tapi ingat ya menantuku awas kamu melukai hati anak saya dan kamu tidak boleh sering minum soda karena tidak baik untuk kesehatan," ucap Ibunya Jessica.

"Baiklah Ibu," jawab Jonathan.

Blush... blush.. Muka Jessica langsung memerah seketika.

"Ehh kayak nya muka Jessica jadi merah deh," ucap Steven.

"Ihh apaan sih," ucap Jessica.

"Ya sudah aku belikan air minum untuk kalian ya, oh ya Steven, Tante, dan Jonathan mau minum apa?" tanya Naila.

"Aku soda saja. Thanks ya Naila," ucap Steven.

"Kalo Tante air putih saja," ucap Ibunya Jessica.

"Aku juga sama kayak Steven saja," ucap Jonathan.

"Oh iya Ibu mau pergi keluar ya menghirup udara segar dulu. Ibu dan Naila akan belikan air minum, Steven dan Jonathan jagain Jessica ya," ucap Ibunya Jessica.

"Siap Tante," ucap Jonathan.

"Oh ya Jon, gau mau minta maaf ya soal gelangnya," ucap Jessica.

"Iya gak papa kok lagian seharusnya gua yang minta maaf ke lu karena gelang itu jadinya lu jadi sakit gini," ucap Jonathan kepada Jessica.

"Ehem.. gua kayaknya jadi nyamuk deh di sini gua mau keluar aja ya," ucap Steven.

"Ya udah sono keluar aja gak ada yang ngelarang kok," ucap Jonathan sambil mengusir Steven.

"Ehh kasian tau dia kan udah cape- cape kesini terus lu usir gitu aja," ucap Jessica kepada Jonathan.

"Eh dia itu cape apanya coba, orang gua yang nganterin dia pake motor tau, seharusnya gua yang ditanya cape gak gitu loh," ucap Jonathan.

"Ihh males banget gua ngomong sama lu," ucap Jessica kepada Jonathan.

"Awas lu ya!" ucap Jonathan.

Dan saat Jessica ingin minum tiba tiba..

Bunyi gelas jatuh yang mengagetkan semua orang itu membuat mereka panik.

"Jessica lu gak apa apa," ucap Jonathan.

"Jangan ditanya doang, dibantuin dong Jon," ucap Steven.

"Jessica, lu kenapa gak bilang gua kalo lu mau minum?" tanya Jonathan sambil membereskan pecahan gelasnya.

"Ya abisnya lu ngeselin sih," ucap Jessica.

"Aww..," teriak Jonathan yang terkena pecahan gelas.

"Aduh lu gak apa apa kan Jon, sini tangan lu," ucap Jessica yang sedang berusaha menghentikan darah dari tangan Jonathan.

"Ehemm...Gua keluar dulu deh," ucap Steven.

"Udah gak apa apa kok Jessica tangan gua," ucap Jonathan sambil tersenyum.

Beberapa menit kemudian Jonathan selesai membersihkan pecahan gelas lalu datang Steven.

"Jessica, Jonathan ditunggu sama Ibunya Jessica dan Naila di taman ya," ucap Steven.

"Owh ok. Thanks ya Steven, nanti saya akan segera kesana," ucap Jessica.

Saat mereka tiba di taman ternyata Ibunya Jessica dan Naila sedang menunggu mereka sambil membawakan snack dan cemilan lainnya.

"Wah Ibu mertua memang sangat baik sampai menyediakan segala nya untuk saya dan Jessica," ucap Jonathan.

"Wah ternyata dia benar benar ingin menjadi menantuku yaa," ucap Ibu sambil menyentil kepalanya Jonathan.

"Aw.. Tante aku tadi udah terluka karena Jessica masa Tante sekarang menyentil saya," ucap Jonathan sambil memperlihatkan luka nya.

"Hais kasiannya. Eh itu tuh cuman ke gores tau," ucap Ibunya Jessica sambil mencubit hidungnya Jonathan.

"Oh ya tante tadi kan Jessica membantu Jonathan menghentikan darahnya yang mengalir loh," ucap Steven sambil tertawa.

"Wah masa, nanti kamu ceritakan ke aku pas perjalanan pulang ya," bisik Naila kepada Steven.

"Kalo kamu berani ceritain yang tadi, aku gak segan-segan mencekik lehermu," ucap Jessica sambil mencubit tangan Steven.

"Dengar tuh kata Jessica," ucap Jonathan.

"Wahai temanku, apakah kamu tidak mau membantuku? Cubitan Jessica sangat menyakitkan apalagi jika dia mencekik leherku," ucap Steven yang ketakutan.

"Oh maaf kan aku, kawan. Tapi aku lebih memilih Jessica," ucap Jonathan.

"Bagus Jon," ucap Jessica.

"Sudahlah Jessica kasian tau Steven sepertinya sudah kesakitan tuh," ucap Naila kepada Jessica.

"Ok baiklah," ucap Jessica kepada Naila.

"Nak jika kamu nanti menjadi suami anak ku, tolonglah buat dia bersikap lembut seperti wanita dan tidak seperti cowo," ucap Ibunya Jessica sambil menepuk pundaknya Jonathan.

"Baik Bu," bisik Jonathan.

"Hais Ibu aku masih disini dan aku masih mendengarnya, mengerti tidak Jonathan," ucap Jessica sambil menyubit Jonathan.

"Iya nak ada apa?" tanya Ibu Jessica dengan pandangan polos.

"Aww.. Sakit Jess.. Ibu tolonglah aku," ucap Jonathan.

"Nak Ibu minta maaf ya Ibu tidak mengenal mu nak," ucap Ibu Jessica kepada Jonathan.

Mereka semua tertawa dan mengobrol sampai sore dan akhirnya Jessica harus kembali ke ruangan agar tidak terlalu cape lalu dokter datang dan berkata bahwa nanti siang Jessica sudah boleh ke sekolah. Kabar yang dinanti Jessica pun tiba dan membuat Jessica gembira.

"Tapi hari ini kamu harus istirahat jika besok pagi kamu masih lemah maka kamu harus dirawat kembali," ucap Dokter.

"Baiklah Dok," ucap Jessica.

"Dan besok saya datang untuk pembayaran administrasi," ucap dokter sambil berjalan keluar.

"Baik Dok," ucap Ibu Jessica.

"Oh iya anak anak mendingan kalian pulang saja duluan ,kalian pasti cape," ucap Ibunya Jessica.

"Ya udah tante saya pamit dulu," ucap Steven.

"Saya juga pamit Tan," ucap Naila.

"Dan kamu masih mau disini toh, gak mau pulang lalu mau nginep disini," ucap Ibunya Jessica kepada Jonathan.

"Aku masih mau disini Tante nemenin Jessica," ucap Jonathan.

"Ya sudah, Ibu titip Jessica mau pergi beli makan malam," ucap Ibunya Jessica kepada Jonathan.

"Lah buat siapa Tante?" tanya Jonathan.

"Ya buat tante lah masa tante gak makan ikut kayak Jessica apa, makan cairan infus juga," ucap Ibunya Jessica.

"Owh gitu toh Tan," ucap Jonathan.

"Eh Jon aku mau nanya, kok kamu tadi bisa dateng nya jam 12 kan itu masih jam sekolah," ucap Jessica.

"Ya jadi aku itu tadi bolos pas jam istirahat kedua," ucap Jonathan.

"Iss... Bandel ya kamu," ucap Jessica.

"Ya abisnya kamu bikin aku panik sih. Yaudah sekarang kamu harus cukup tidur jadi kamu tidur gih," ucap Jonathan.

"Ya udah deh tapikan ini masih jam tujuh," ucap Jessica.

"Kan dibilang dokter kamu harus istirahat jadi kamu harus bobo dari sekarang," ucap Jonathan.

"Ya udah tapi kamu harus ceritain sebuah cerita dulu," ucap Jessica.

"Ya udah. Jadi disebuah desa terdapat peri yang sedang sakit dan sedih dan sebuah kurcaci yang menemaninya. Dan ternyata kurcaci tersebut menyukai peri itu dan sang peri memberi tujuh syarat agar cinta kurcaci diterima oleh sang peri," ucap Jonathan sambil mengelus rambut Jessica.

"Syarat yang pertama adalah sebuah bunga diatas hutan yang menyeramkan bahkan seseorang yang masuk kedalamnya tidak akan bisa keluar kembali, tapi karena cinta yang besar kepada peri itu maka kurcaci berusaha mendapatkan bunga nya dan akhirnya kurcaci itu memdapatkan bunga nya. Konon bunga itu bisa menyembuh kan penyakit sang peri," ucap Jonathan.

"Terus syarat kedua apa?" tanya Jessica.

"Sekarang waktunya kamu tidur ya nak," ucap Ibunya.

"Baik Bu tapi janji nanti lanjut lagi ceritanya," ucap Jessica.

"Ok. Selamat tidur Jessica," ucap Jonathan.

"Tante aku pamit pulang dulu ya," ucap Jonathan.

Saat Jonathan pergi Jessica pun tertidur pulas.

"Andai Jonathan memang jodoh mu nak, Ibu pasti tidak akan khawatir lagi dengan mu karena Jonathan menurut Ibu dapat menjaga kamu dengan baik," ucap Ibu dalam hati.

**

Suara Rintikan Hujan (Episode 3)

Suara Rintikan Hujan ~

Kring.. kring.. Bunyi jam yang kubiarkan terus berbunyi itu membangunkan ku dari lamunanku.

"Nak ayo bangun, kamu harus siap siap untuk berangkat kesekolah, sebentar lagi Ibu akan pergi ke kantor," ucap Ibunya Jonathan.

"Hoam.. baik Bu," ucap Jonathan.

"Sayang kamu lihat dasiku tidak," tanya Ayahnya Jonathan kepada Ibunya Jonathan.

"Kamu mandi buruan ya nak," ucap Ibunya kepada jonathan.

"Tunggu ya Sayang ku," ucap Ibu kepada Ayahnya Jonathan.

Setelah Ia mandi, Jonathan bersiap siap untuk berangkat ke sekolah.

"Nak Ibu pergi dulu ya," ucap Ibunya Jonathan.

"Ayah juga berangkat ya. Kamu nanti langsung berangkat kesekolah ya nak," ucap Ayahnya Jonathan.

Jonathan mendengar suara menutup pintu dan mesin mobil yang menyala, lalu ia hanya berbaring kembali. Tring.. bunyi ponsel Jonathan yang berdering dan memberinya pesan dari Steven.

"Gua *pu*nya kabar baik buat lu.. Jadi Jessica hari ini udah diperiksa katanya dia udah baikkan dan kita akan jenguk dia lagi setelah sekolah. Awas lu telat hari ini ke sekolahnya atau sampe lu bolos." -Steven**.

Jonathan langsung bergegas berangkat ke sekolah. Sesampainya ia disekolah, Jonathan langsung menepuk pundak Steven.

"Gua gak telat kan bro," ucap Steven.

"Iya. iyalah orang mendengar kabar Jessica pasti lu langsung buru buru kan," ucap Steven.

"Tau aja lu," ucap Jonathan.

Setelah guru selesai menjelaskan pelajaran

"Ada yang bisa menjawab pertanyaan di depan?" tanya Ibu guru kepada semua muridnya.

Seketiba kelas menjadi hening saat guru bertanya tentang pelajaraanya.

"Emm baiklah Ibu yang akan pilih ya," ucap Ibu Guru yang membuat semua murid menjadi tegang.

"Ya Tuhan, semoga tu guru gak milih saya," bisik Jonathan sambil menutup kepalanya dengan buku.

"Ok murid Ibu yang paling ganteng dibelakang silakan jawab pertanyaannya," ucap Ibu Guru kepada Jonathan.

"Haduh ini Guru pujiannya makasih banget, tapi janganlah saya yang disuruh jawabnya," bisik Jonathan kepada Steven.

Steven hanya ketawa kepada Jonathan.

"Buruan Jonathan ngapain kamu malah diem disana," ucap Ibu Guru kepada Jonathan.

"Iya Bu ini loh Stevennya ngajak ngobrol mulu Bu " ucap Jonathan sambil mengulur waktu.

"Kata Steven dia mau jawab soalnya Bu, jadi mending Steven aja Bu," ucap Jonathan kepada Ibu Guru.

"Aku gak..," ucap Steven yang terpotong karena Jonathan menutup mulutnya.

"Ibu kan nyuruhnya kamu, jadi buruan kamu kesini," ucap Ibu Guru.

"Iya Bu tunggu ya Bu," ucap Jonathan.

Jonathan sengaja mengulur waktu dengan jalan perlahan karena ia tidak tahu jawaban dari pertanyaan Ibu Guru dipapan tulis.

"Lama banget kamu jalannya," ucap Ibu Guru.

"Emm.. Ini loh Bu kaki saya kemarin abis jatuh jadi harus jalan perlahan lahan Bu," ucap Jonathan kepada Ibu Guru.

Kring.. kring.. bunyi bel istirahat itu menyelamatkan Jonathan dari pertanyaan Ibu Gurunya.

"Ya sudah kita istirahat dulu ya," ucap Ibu Guru.

Kelas pun menjadi seperti biasanya yang penuh dengan tawa, candaan, dan suara anak murid yang sedang berbicara dengan teman temannya.

"Hais, tadi itu bikin gua ketakutan banget, mana gua dari tadi gak dengerin penjelasan tu guru," ucap Jonathan.

"Makanya kalo pelajaran udah mulai, fokus dululah sebentar jangan mikirin Jessica mulu," ucap Steven kepada Jonathan.

"Lu sih gak tau kalo Jonathan udah suka sama sesorang pasti bakalan dipikirin terus," ucap Naila kepada Steven.

"Ihh. Apaan sih orang gua gak suka kok sama Jessica," ucap Jonathan yang memalingkan wajah.

Keadaan di rumah sakit.

"Haaciu...," bersin Jessica.

"Ada apa nak?" tanya Ibu Jessica.

"Gak ada apa apa kok Bu," ucap Jessica.

"Pasti Jonathan lagi ngomongin gua nih, kalo bukan dia pasti Steven atau Naila," ucap Jessica dalam hati.

Keadaan disekolah

"Eh.. setelah istirahat pelajarannya bikin bosen lagi. Gua pengen cepetan pulang sekolah," ucap Jonathan.

"Cie yang kangen Jessica," ucap Steven.

"Cie...," ucap Naila kepada Jonathan.

"Sttt.. Gua itu gak suka sama dia jadi lu semua jangan pada nyebarin gosip yang gak gak, nanti cewe fans gua pada nangis tau," bisik Jonathan kepada Naila dan Steven.

Naila dan Steven hanya saling bertatap dan menggangkat bahu.

Sepulang sekolah Jonathan, Naila, dan Steven langsung bergegas menuju rumah sakit, tetapi Jonathan berhenti didepan toko yang menjual aksesoris wanita dan pria. Ia melihat ada sebuah gelang yang memiliki tulisan My TeadyBear, sedangkan yang satu lagi bertulis My Rabbit.

"Pak saya beli dua gelang ini sama ikat rambut yang ada ukiran kelincinya ya pak," ucap Jonathan kepada sang penjual.

"Ok, semuanya jadi 8k saja," ucap penjual kepada Jonathan.

"Ok ini pak uangnya," ucap Jonathan sambil membayar pembeliaannya.

"Pasti ini buat pacarnya ya, yang gelang satunya dan ikat rambut buat pacar kamu terus yang satu lagi gelangnya buat kamu ya," ucap sang penjual.

"Makasih ya pak," ucap Jonathan kepada penjual.

"Si Bapak ini kepo tapi bener tebakannya," ucap Jonathan dalam hati sambil meninggalkan tokonya.

Saat dirumah sakit Naila dan Stevenn sudah sampai duluan dan langsung mencari Jessica.

"Halo Tante. Hai Jessica," ucap Steven.

"Siang Tante. Jessica gimana luka di tangan lu? Udah baikan," ucap Naila.

"Oh Siang semua. Silahkan kalo mau kedalam gak papa kok, tante mau keluar dulu ya," ucap Ibunya Jessica.

"Siap Tante," ucap Naila.

"Gua udah gak papa kok. Owh iya Jonathan gak kesini?" ucap Jessica kepada Naila.

"Owh iya gua juga baru nyadar dia belum sampe mungkin sebentar lagi nyampe," ucap Naila.

Setelah mereka semua mau pulang Jonathan datang dengan tergesa gesa.

"Huh.. untung gua belum ketinggalan kalian semua," ucap Jonathan.

"Kenapa lu telat Jon, perasaan tadi kita berangkatnya bareng," ucap Steven kepada Jonathan.

"Ih kepo deh," ucap Jonathan.

Setelah mereka semua sedang berada dirumah Jessica, mereka semua saling bercanda, tertawa, dan mengobrol sampai sampai mereka melupakan waktu.

"Eh, Jessica udah malem nih gua pulang duluan ya," ucap Steven.

"Oh iya gua juga nih. Oh iya ada satu hal yang mau gua omongin kata teman teman sekelas mereka gak bisa dateng dan nitip salam buat lu dan sebagian dari mereka udah ngucapin salam buat lu dari HP katanya," ucap Naila.

"Owh ok, thanks ya buat salamnya," ucap Jessica.

"Yaudah gua sama Steven titip salam pulang duluan buat mama lu," ucap Naila.

"Lu gak mau pulang Jon?" tanya Jessica kepada Jonathan.

"Emm. Yaudah gua pulang ya, nanti bilangin ya gua pulang duluan ke mama lu," ucap Jonathan.

Saat semua sudah pulang. Jessica pergi ke kamar dan tiba tiba ada bunyi dari kaca jendela yang membuat Jessica ketakutan. Ia memberanikan diri untuk membukanya.

"Loh Jon kok lu masih ada disini," tanya Jessica.

"Gua mau ngomong sesuatu ke lu," ucap Jonathan

Jessica keluar dan mendekati Jonathan yang berada di depan rumahnya.

"Jessica gua mau bilang sesuatu. Sebenernya gua itu..," ucap Jonathan yang terpotong.

"Eits tunggu dulu kayaknya ini gerimis deh," ucap Jessica.

"Jadi gimana? Mau ke dalam aja?" tanya Jonathan.

"Gak usah, gua udah lama gak main hujan mumpung Ibu gua lagi mandi. Jadi temenin gua main hujan bareng ya," ucap Jessica.

"Tapi gua mau ngomong sesuatu," ucap Jonathan.

"Sttt.. udah temenin gua aja main hujan ya, ngomong nya besok aja," ucap Jessica sambil menyuruh Jonathan diam.

Mereka berdua menikmati waktu yang ada sebaik baiknya mungkin dengan menari, dan tertawa bersama seperti dunia hanya milik mereka berdua. Suara rintikan hujan itu berbunyi seperti melodi musik yang seketika menghilangkan seluruh beban dan membuat mereka berdua kembali kemasa kecilnya, dimana bahagia mereka yang sangat sederhana~

"Jessica kamu dimana?" tanya Ibu Jessica.

"Kamu pulang aja duluan ya, aku mau masuk dulu. Oh iya thanks ya udah nemenin gua," ucap Jessica sambil masuk ke rumah lewat jendela kamar Jessica.

"Yuhu.. Jessica where are you?" tanya Ibunya Jessica.

"Sedang mandi Bu," ucap Jessica.

"Setelah mandi kamu minum susu coklat yang sudah Ibu siapkan di meja belajar mu ya nak udahnya langsung tidur ya nak," ucap Ibunya Jessica.

"Iya Bu," ucap Jessica.

Suara rintikan air dikamar mandi Jessica menjadi melodi musik seperti suara rintikan hujan tadi, tetapi ada sesuatu seperti ada yang kurang.

"Apakah hanya tadi ada Jonathan yang nemenin aku makanya aku jadi lebih terasa bahagia. Tapi gak mungkin lah ya kan. Oh iya tadi Jonathan mau ngomong apaan ya. Apa jangan jangan dia mau bilang kalo dia suka sama aku ya, udah deh dari pada mikirin yang aneh aneh mending tidur deh," ucap Jessica dalam hatinya.

**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!