NovelToon NovelToon

DERAI AIR MATA

Ultah baby Al

Siang ini di rumah Jiyan dan Zain cukup rame banget, karena hari ini tepat ulang tahun baby Al yang ke 1,

Semua sepupu saudara dan yang lainnya pada datang dan berkumpul di sana, dan banyak juga para anak anak tetangga komplek nya yang di undang dalam acara itu

Sorak meriah mereka bersholawat untuk memeriahkan acara tersebut,

Baby Al sudah berada di gendongan Abah Zain, di depan kue ulang tahun yang cukup besar, Umi Jihan juga ada di antara keduanya sambil ber sholawat

Mabruk Alfa Mabruk, Alaika Mabruk

Mabruk Alfa Mabruk, Alaika Mabruk

Mabruk Alfa Mabruk, Yaumilladik Mabruk

Mabruk Alfa Mabruk, Yaumilladik Mabruk

Selamat Ulang tahun, semoga berkah turun

Selamat Ulang tahun, semoga berkah turun

Dari Allah pengampun, sehingga hidup rukun

Dari Allah pengampun, Sehingga hidup rukun

Selamat hari Milad, Semoga dapat Rahmat

Selamat hari Milad, Semoga dapat Rahmat

Dari Allahu ahad, hingga hidup selamat

Dari Allahu ahad, hingga hidup selamat

" Yeeee......... " Tepuk tangan bersorak dari para anak anak dan juga keluarga

" Barokallah fiumrik putra Umi, semoga sehat selalu, jadi putra yang sholeh, dan selalu berbakti kepada orang tua, taat kepada Allah taala, dan mengikuti sunah rosul baginda nabi Muhammad SAW, dan selalu menjadi orang yang memberi manfaat kebagusan pada siapapun, berguna bagi nusa bangsa dan agama Amin...." doa dari Jihan kepada baby Al, dan tak terasa tetes air mata kebahagiaan mengalis di pipi mulusnya

" Amin...... Dan mudah mudahan putra Abah, juga menjadi putra yang tangguh, Ahlul ilmi, Ahlul Khoir, Ahlul Qur'an , dan mempunyai sifat seperti Umi Jihan" lanjut Zain dengan mencium pipi gembul putranya

" Anim........." jawab baby Al lucu dengan menadahkan tangannya , membuat semuanya tertawa karena hurufnya masih kebalik

" Amin sayang....." ucap Jihan lembut dan baby Al ikut tetawa

" Dan mudah mudahan punya sifat penyayang kayak Abah juga" lanjut Jihan dan Zain langsung memeluk pundaknya

Mereka memang keluarga yang sangat harmonis, Romantis dan tetap uwwu, apa lagi setelah pulang dari tanah suci, Zain dan Jihan makinntambah mesra dan uwwu

Setelah menyaksikan keuwwuan keluarga kecil mereka, para tamu undangan dan lainnya menikmati hidangan yang sudah di hidangkan disana

Baha' dan juga keluarga lainnya juga ikut hadir disana, begitu juga dengan Toha dan Charir, tapi tidak dengan Ulfa dan Hamdan, mereka jauh dan tidak bisa hadir , hanya bisa kirim doa untuk cucu mereka dan ikut menyaksikan dengan video call

Setelah acara selesai semua undangan ikut pulang, dan kini hanya tinggal Keluarga Toha yang disana

" Hallo boy.... Selamat ulang tahun.." ucap Toha baby Al yang berjalan menghampirinya

Saat ini Toha dan Zain , juga Charir dan Jihan sedang ngobrol santai di kamar bawah baby Al, sembari menunggu para jasa cleaning servis membersihkan rumah mereka

Baby Al berjalan dengan di tuntun Atifa, ikut menghampiri orang tuanya

" Hayo uga Tatung.....( Hallo juga kakung)" jawab baby Al lucu

Baby Al memang pertumbuhan nya dan juga perkembangan nya cukup cepat , dari 10 bulan saat Jihan berangkat haji baby Al sudah jalan, dan menjadi kejutan bagi Jihan dan Zain saat pulang dari ibadah haji

Saat dia bisa jalan, ngomongnya juga ngikut, jadi makin nyipris, apa lagi sama Toha yang kalau ketemu sering kali mengajaknya bermain dan bercanda ala lelaki dewasa

" Eh... Jangan kakung dong, Uncle " ucap Toha membuat yang lain tertawa

" Hahahaha.... Uncle, muda sangat anda ya mbah, " tawa Jihan meledak

" Akel atong... ( Uncle Latong) " cetus baby Al menyebutkan nama karakter animasi

Lagi lagi membuat mereka tertawa, dan makin meledak dengan cetusan baby Al yang sekarang sudah duduk di pangkuan Abahnya

" Gini ya Al ya, ... Surat kabar lama, betri lama.. Gitu ya?" tambah Zain menirukan sang karakter animasi

Dan dengan polos dan sikap lucunya baby Al mengangguk, dan tertawa

" Kakung mana kado untuk Al" bisik Zain menyuruh Al untuk minta kado pada Toha

" Tatung ado Al ana? (Kakung kado Al mana)? " cetus baby Al langsung

" Uncle " selak Toha

" Tatung" jawab Al kekeh

" Uncle"

" Tatung aja"

" Uncle dulu nanti, tak kasih kadonya" jawab Toha lagi

" Iya... akel atong " jawab baby Al membuat yang lain kembali tertawa

" Hahaha lagian sih, udah tua juga minta dipanggil Uncle," tawa Charir melihat perdebatan antara bocil dan suaminya

" Kamu ini Al, calon penerus perdebatan Abahmu" kesal Toha dengan bercanda

" Ya kan generasi kung" saut Zain

" Ana adona Kung?" ucap Baby Al lagi

" Sini pangku Uncle dulu" jawab Toha melambaikan tangannya

" Tatung ukan akel ( Kakung bukan Uncle)" bantah baby Al lucu

" Iya udah Kakung, Okey.." pasrah Toha dan di tertawakan kembali oleh lainnya

Zain langsung mengacungkan jempol pada putranya yang terlihat teguh pada pendirian, dengan Kakek Tohanya itu,

Baby Al kemudian berdiri dan pindah duduk di pangkuan Toha ,

" Puas loe ya Zain" ucap Toha sadis pada Zain

" Bukan puas tapi bangga mempunyai anak cerdas" jawab Zain santai

" Cardas karena keturunanku Zain, jangan bangga dulu" jawab Toha gak mau kalah

" Idih Ngaku ngaku, gue lahir juga belum kenal sama Loe Om, " elak Jihan gak terima

" Keturunanmu ancur semua yah" saut Charir lagi lagi membuat semuanya tertawa

" Ana tung adonya?" ucap baby Al lagi mwrasa di cueki

" Baby mau minta kado apa dari Kakung?" tanya Toha pada baby Al, Zain dan Jihan mulai mengompor pada baby Al

" Mobil, apa motor gitu Al" kompor Zain

" Baju baru ,sama sepatu kremes Al" tambah Jihan ikut kompor

" Kompor kompor " sindir Toha , dan baby Al masih diam untuk berfikir

" Baby Al minta apa dari Kakung sayang?" tanya Charir

" Al inta kado Doa aik dali Tatung ama Uti ( Al minta kado yang terbaik dari kakung sama Uti)" jawab Al spontan membuat orang tuanya melongo terharu

Begitu juga dengan Toha dan Charir yang gak nyangka, baby sekecil itu biasanya minta mainan dan mengikuti apa kata orang lain, tapi luar biasa bagi baby Al yang malah minta kado doa terbaik untuknya

" Ini nih... Baru terlihat keturunan gue, minta kado simpel gak nyusahin orang, Doa, " ucap Toha membanggakan baby Al

" Gak kayak Emak sama bapaknya... Matre, superr .." tambahnya lagi

Zain dan Jihan kompak menggaruk kepalanya yang tidak gatal , karena malu dengan anaknya yang luar biasa itu

" Mobil motor, bayi belum bisa bawa kali, pekok kan Abahmu, apa lagi baru baru sepatu baru kremes, dikira ayam kali ya sama Umikmu, " tambah Toha lagi menyindir Zain dan Jihan

" Pokoknya dari kakung dan Uty, doa terbaik untuk baby tampannya Uty" sambung Charir mencium baby Tampan di pangkuan suaminya

Tiba tiba saat mereka lagi ngobrol double Me datang dan langsung masuk kekamar dimana baby Al berada

Pasalnya saat mereka masuk dari embak yang bertugas di luar memberi tahukan kalau semua sedang ngumpul di kamar baby Al

" Assalamualaikum...." ucap Double Me kompak

" Waalaikumsalam...." jawab Mereka yang ada di dalam

" Aunty Me me...." teriak baby Al berdiri dan berlari menghampiri mereka

" Eh nih bocah lincah amat sama kalau sama cewek cantik, nurun bakatku nih..." cetus Toha saat melihat baby Al menghampiri Mega dan Melisa

Seketika tatapan tajam Charir tertuju pada Toha

Reuni

Di hari berikutnya Jihan dan Zain sedang santuy di teras belakang rumah mereka, tepatnya di depan kolam renang, sambil menemani baby Al yang sedang main air dengan kolam mungilnya

Baby Al memang seneng banget mainan air, sama dengan Jihan waktu kecil, lebih lagi seperti Omnya yang sedari kecil sering renang di kolam buatan dekat masjid rumah mereka

Di weekend kali ini mereka memilih di rumah saja, yang mana seharusnya ke rumah Umi Zahra, tapi kali ini tidak, karena lusa Jihan udah harus berangkat KKN di luar kota

" Ayok udahan sayang main airnya," ucap Jihan pada baby Al yang masih asyik

" Gak... Gak mau" jawab baby Al masih dengan main

Ya memang belum lama sih baby Al main air baru sekitar 5 manitan, tapi Jihan cukup khawatir aja sama anaknya itu

" Nanti masuk angin lho.... Udah yuk.." rayu Jihan lagi

" Udah biarin aja, Anginnya takut sama anak kita" jawab Zain ngasal

" Hm..... Ini lagi, ya makin betah kalau ada yang belain" ucap Jihan kembali duduk di dekat Zain

Zain hanya tersenyum mejawabnya, dan membawa Jihan dalam pelukannya dan langsung mencium pipi halus istrinya

Seperti itu lah kebiasaan Zain dan Jihan, selalu lengket dan gak mau lepas, dan seneng banget kalau nyosor pipi Jihan duluan

" Biarin dong sayang, baru 5 menit main lho, lagi asyik tuh" ucap Zain dan Jihan pasrah saja

" Oh ya Abang ada acara reuninan sama teman kuliah dulu, enaknya berangkat gak ya?" ucap Zain meminta pertimbangan

" Emang kapan Raunian nya bang?"tanya Jihan

" Menurut info sih malam ini sayang, di dekat sini juga sih, di hotel ARRUMI" jawab Zain menjelaskan

" Berangkat lah, kan Abang sering bilang , kalau kita otu harus sering silatur rahim " jawab Jihan

" Iya sayang, tapi Abang maunya malam mingguan bareng Adek.." ucap Zain manja dengan menggulat ke pundak Jihan

Jihan tak lagi menjawab dan tersenyum, serta mengelus pipi berewok suaminya, yang makin hari makin manja

" Ya kan jarang sayang kumpul sama mereka, terakhir kapan coba?" tanya Jihan lagi

" Ya waktu resepsi dulu sih" jawab Zain singkat

" Nah udah 3 tahun lebih lho sayang, berangkat aja, sesekali kumpul teman temannya" ucap Jihan memberi izin pada Zain

" Tapi Adek ikut ya" pinta Zain

" Haduh kalau malam baby Kan bobok sayang, mana Adek juga harus siap siap untuk KKN, kan lusa udah berangkat sayang" jawab Jihan menolak halus

" Ya udah kalau gitu Abang di rumah aja" jawab Zain santai

" Idih.... Kok gitu, ya udah okey.... Adek sama baby ikut deh, tapi kalau baby udah ngantuk anter kami pulang ya" ucap Jihan pasrah

" Yes.... Siap sayang" jawab Zain bucin dan menghujani wajah Jihan dengan ciuman

Begitulah sikap manja Zain pada Istrinya, sudah hilang wibawa kalau udah masuk kandangnya

Malam harinya, setelah sholat isya' Jihan dan Zain sudah siap untuk menghadiri acara tersebut, begitu juga dengan baby Al yang sudah girang karena tau mau di ajak pergi sama Abah dan Uminya

Mereka sudah masuk kedalam mobil sport hadiah dari Jihan waktu itu, dan baby Al sudah berada di pangkuan Uminya, yang mana sedari tadi terus ngoceh dan nyanyi serta sholawat

Makin menggemaskan memang baby Al itu, selain ramah dan ceriwis baby Al juga cerdas, dia selalu menjawab dengan orang yang bertanya kepadanya

10 menit menempuh perjalanan, mereka sudah sampai di hotel tempat Zain berkumpul dengan teman temannya,

Di hotel sederhana sih, bukan yang berbintang lima, dan katanya itu traktiran dari salah satu rekannya,

Tadinya Zain sempat menawarkan kalau mau di restoran miliknya aja, tapi mereka menjawab udah ada yang ngebosi di hotel tersebut

Sesampainya di sana, ternyata sudah banyak teman teman mereka yang berkumpul di restoran hotel tersebut

" Assalamualaikum pak Ustadz..." ucap salah satu temannya saat melihat kedatangan Zain

" Waalaikumsalam...." jawab Zain dengan menggandeng Jihan mendekat pada mereka

Zain kemudian berjabat tangan dengan para rekan mereka, Zain yang gak mau jauh jauh dari Jihan, mengajak Jihan duduk di sebelahnya

Jihan tentu menjadi pusat perhatian teman teman Zain, apa lagi bagi mereka yang gak datang di pernikahan Jihan kala itu,

Mereka tadi sempat kaget, karena Zain membawa gadis cantik yang masih muda, mereka mengira itu keponakannya, yang membawa adeknya yang di gendong Zain

" Duduk sini aja sayang" ucap Zain membukakan kursi untuk Jihan

lagi lagi membuat teman teman Zain melongo dengan ucapan Zain yang memanggil istrinya dengan sebutan Sayang

Jihan pun tersenyum dan mengikuti arahan Zain, yang mana setelah Jihan berjabat tangan dengan teman Zain yang cewek, termasuk Rani yang mana di juga hadir sekaligus yang membayar semuanya

Zain tidak tau kalau Rani yang membayarkan semua itu, kalau pun tau mungkin Zain gak akan pernah berangkat, dan gak mau juga di traktir sama Rani

Semua teman teman Zain juga membawa anak serta istrinya, terkecuali Rani yang memang suka pergi sendiri, tanpa mau di ribetkan dengan anak dan suaminya

Dan mereka semua sudah mempunyai anak yang sudah cukup besar dan rata rata sudah sekolah,dan ada juga yang sudah mempunyai anak 2 dan ada juga yang 4

Lha Zain, istri masih muda cantik dan bahkan anak baru satu masih bocil lagi,

" Pak Ustadz... Itu istri dan anaknya?" tanya salah saru temannya yang tepat di sebelahnya

" Iya dong, loe kira siapa?" tanya balik Zain

" Masih muda banget,... Lho gak maksa dia untuk nikah sama loe kan,?" jawab temannya kembali bertanya

membuat Zain mengerutkan keningnya dan menahan tawa

" Iya mana tau bokapnya terlilit hutang sama loe, dan loe meminta ganti dengan menikahi anaknya" saut teman lainnya

" Gue bukan rentenir kali, enak aja, dan gak pake cara kasar juga gue, " jawab Zain tertawa

" Alah bohong.. Modus paling kan loe?" saut lainnya gak percaya

" Dan jangan jangan dia murid loe di BNT, dan loe iming imingi nilai tinggi, iya kan? ngaku aja deh loe.." tambah lainnya lagi

" Iya kalau murid gue iya, betul, tapi gue gak pernah ya mengiming imingi dengan nilai tinggi, gue kan halus orangnya" jawab Zain membanggakan dirinya

" Seperti gue bikin anak pake cara hakus dan lembut makanya anak gue tampan kan kayak Abahnya" bisik Zain pada teman temannya

Sontak tawa mereka langsung pecah, dan membuat rame suasana reunian di sana , selanjutnya mereka lanjut makan dan bercanda

Baru sekitar 20 menit disana baby Al, yang sedari tadi ikut ceria dan ngoceh dengan pertanyaan dari teman Abahnya, kini agak rewel di pangkuan Jihan karena sudah ngantuk

" Kenapa sayang, Minta apa nak?" tanya Zain heran dengan rewelnya anaknya

" Ngantuk mungkin Bang, Ayok anter kami pulang dulu, nanti kalau masih mau ngobrol Abang balik lagi" jawab Jihan dengan menenangkan anaknya

" Ya udah ayok, " jawab Zain sigap dan kemudian pamit dengan teman temannya untuk mengantar Jihan pulang

Setelah sampai rumah, memang benar baby Al ngantuk, dan kalau sudah ngantuk memang tidak bisa di tempat yang rame, buktinya sampai rumah baby Al udah bobok tampan

Zain segera memindahkan putranya kekamar atas sama dengan tempat tidur mereka

" Ya udah kalau Abang mau balik lagi" ucap Jihan setelah Zain menidurkan baby Al

" Adek gak papa sendiri dirumah? atau Abang panggilkan embak biar menemani Adek?" ucap Zain

" Eh udah gak usah, embaknya pling udah istirahat juga, Udah balik aja, Adek gak apa apa kok, Al juga udah tidur bentar lagi Adek juga ikut tidur " jawab Jihan menolak halus

" Tapi sayang...."

" Udah gak papa, mumpung lagi kumpul lho" jawab Jihan mendukung

" Okey lah, kalau ada apa apa hubungi Abang ya" pinta Zain dan diangguki oleh Jihan

Zain mencium kening Jihan sebelum berangkat kembali kehotel bersama teman temannya

Setelah sampai di parkiran hotel, dan akan masuk ke lobi hotel, tiba tiba ..

Bruk..... Ada seseorang yang memukul pundak Zain dari belakang

Jebakan

Jam 01:00 di rumah Jihan, Jihan masih belum memejamkan matanya, apa lagi barusan baby Al cukup rewel 30 Menit sekitar kepergian Abahnya

Jihan sengaja tidak mengabari Zain, takut akan mengganggu kebersamaan Zain dan juga teman temannya, dan setelah cukup lama Jihan menenangkan baby Al sendirian, akhirnya baby Al sudah tenang dan kembali tertidur

" Kamu kenapa tadi sayang? " ucap Jihan lirih dengan mengelus kepala baby Al lembut

" Gak mau ya kalau besok Umi tinggal pergi KKN?" ucap Jihan lagi masih dengan suara lirih dan lembut

Jihan mengira kalau Al rewel karena bawaan yang akan di tinggal pergi untuk tugas KKN di luar kota, dan rencana besok sore baby Al mau di antar ke rumah Charir dan Toha

" Maafkan Umi ya sayang, Umi gak bisa bawa baby Al, doakan Umi ya Nak, biar cepet lulus dan terus berkumpul sama Baby dan juga Abah" ucap Jihan lagi dengan tetesan air mata yang sudah menerobos dinding pertahanan

Walau setiap hari Jihan sering meinggalkan baby Al dengan Halimah di rumah, tapi Jihan masih tidak tega meninggalkan baby Al dalam waktu yang cukup lama, dan kurang lebih sekitar 2 bulanan itu

Disisi lain, semua teman teman Zain sudah pulang semua, sejak jam 11 malam tadi, mereka mengira kalau Zain tidak akan balik lagi, karena melihat dari sifat bucin Zain pada istrinya, makin membuat Yakin kalau Zain tidak akan balik untuk berkumpul dengan mereka

Tapi sebenarnya kini Zain masih berada di dekat mereka, ya di salah satu kamar hotel yang sama dengan mereka, dengan Rani yang sudah siap siap untuk berdrama

Ya... Ini semua ulah Rani, Rani sengaja menjebak Zain, Rani rela mengeluarkan banyak uang dan mengadakan acara tersebut untuk menjebak Zain,

Tadinya Rani sempat ketar ketir dengan kedatangan istri dari Zain juga, yang mana akan menjadi gagal total rencananya,

Tapi saat ini iblis lebih menang, Rani sumringah saat mendapatkan kabar dari anak buahnya, kalau Zain kembali lagi ke Hotel

Rani cukup putus asa dengan tinjuannya eaktu lalu, yang gak pernah mendapatkan nomer Zain sebagai incaran, di tambah Zain yang super cuek liar biasa dan tidak peduli dengannya membuat Ranu berbuat senekat ini

Sebelumnya Rani membuat bukti sebanyak banyaknya untuk di jadikan sebagai ancaman buat Zain yang pasti akan mengelak kenyataannya

Gerakan dari kepala Zain yang akan sadarkan diri, dengan tangan yang sudah memegang kepalanya

Rani yang melihat segera mengeluarkan tangisannya, berpura pura nangis dan berdosa, marah dan emosi seolah olah dirinya yang menjadi korban saat ini

" Ya Allah kenapa jadi pusing gini kepalaku" ucap Zain lirih yang belum menyadari keberadaanya

Zain mulai membuka matanya perlahan, belum mengamati keberadaannya, tapi dia sudah mendengar ada suara tangisa yang cukup mendalam

" Ya Allah sayang.... Kenapa menang...." ucap Zain terjeda saat menyadari siapa yang ada di dekatnya

" Astagfirullahal adzim..... Loe ngapain di sini Ran?" kaget Zain dengan suara bentakan

Rani tidak menjawab dan makin menangis berdrama

" Ah.... Ya Allah... Apa yang sebenarnya terjadi?"Umpat Zain yang menyadari dirinya yang tidak memakai baju

Zain mulai mengingat ngingat kejadian sebelumnya yang mana dia terkena pukulan yang cukup kuat di punggungnya

" Loe jadi orang manafik Zain, kedok loe aja seorang ustadz, tapi sifat loe sama juga dengan orang bejat lainnya hiks hiks..." ucap Rani masih dengan tangis yang makin menjadi

Rani tadi sengaja membuka baju yang Zain kenakan, supaya seperti dia yang menjadi korban Aslinya

" Kita udah punya keluarga masing masing Zain, kenapa loe sengaja menghancurkan keluarga gue" tambah Rani makin emosi

Zain langsung memakai baju yang ada di sebelahnya, dan dia sadar dia masih memakai celana yang cukup lengkap, dan fiks ini jebakan dari wanita munafik di dekatnya itu

Zain dengan segera merapikan pakaiannya, dan berdiri tepat di hadapan Rani yang masih pura pura menangis

" Seharusnya gue yang bilang seperti itu Ran, Dari awal loe ninggalin gue, sampai bertahun tahun gue gak pernah mengganggu kehidupan keluarga loe, dan sebaliknya saat ini loe yang mengganggu rumah tangga gue," ucap Zain dengan suara yang cukup keras

" Sekarang gue tanya sama loe, .. Loe yang merencanakan semua ini kan? loe yang menjebak gue kan ? kenapa kenapa loe lakukan ini? karena loe tahu apa yang gue punya saat ini, karena loe tahu gue sudah sukses saat ini?" tanya Zain to the poin dan makin menggebu gebu

" Sial kenapa dia tau kalau itu tujuan gue" batin Rani

" Kenapa jadi loe nuduh seperti itu sama gue Zain? gue disini juga gak tau, gue korban, gue kena sekap saat gue keluar dari toilet, dan gue tersadar saat gue bangun udah ada loe disini, " ucap Rani masih drama tangis buayanya

" Dan loe ... Loe malah membalikkan fakta semuanya? seolah loe gak mau tanggung jawab, pokoknya gue gak mau tau Zain, kalau sampai terjadi sesuatu sama gue, loe harus tanggung jawab, karena suami gue sudah di luar negri sejak 2 bulan yang lalu" ucap Rani beralasan,

Padahal suaminya sedang jaga malam di kantor pabrik tempatnya bekerja, dan saat ini Rani memang sudah hamil, dan akan menggunakan hal itu sebagai alat bumerang untuk Zain nantinya

Zain makin frustasi dengan kejadian saat ini, bukan masalah di jadi korban, tapi masalahnya dengan Jihan yang harus ikut menjadi korban akhirnya

Zain tidak lagi berkata apa apa, pikirannya terus tertuju pada istri sholihah yang selalu ada di dalam hatinya, dan Zain beranjak untuk pergi , tapi langkahnya terhenti saat Rani kembali berteriak

" Dasar pengecut.... Laki laki macam apa loe Zain, bisanya cuman nidurin doang, dan langsung tinggal pergi" teriak Rani masih dengan tangis histeris

Zain kembali menoleh kebelakang, sorot matanya langsung tertuju kepada mantan kekasihnya dulu, Zain kembali mendekat dan menatap tajam Rani

" Loe bilang gue pengecut Ran,? Tapi loe sendiri sebagai dalang sekaligus pemeran dalam dramamu ini ?" ucap Zain tajam dan mendalam

" Sebelumnya gue tanya sama Loe Ran, kenapa loe tega lakukan hal ini pada gue dan keluarga gue, apa salah gue sama loe? " tanya Zain tajam

" Okey gue gak masalah kalau gue jadi korban, tapi saat ini bukan juga aja yang jadi korban, tapi istri gue? apa salah dia sama loe Ran? sehingga loe nekat berbuat seperti ini untuk menyakiti hati istri gue, dia gak pernah tau bahkan gak pernah mau tau masa lalu kita, dia wanita hebat yang gak pernah mengungkit masalalu gue, dan dia juga gak pernah menganggap loe sebagai musuh atau saingannya, tapi kenapa? wanita yang tidak berdosa loe libatkan dalam keegoisan loe?" ucap Zain pelan tapi sangat mendalam

Rani sama sekali tidak menggubris ucapan Zain, dia terdiam dan mengepalkan tangannya, dia cukup emosi karena Zain terus memuji istrinya tepat di depan Rani mantannya

" Gue yakin semua ulah loe ini akan gue buktikan, dan gue gak akan pernah pisah dengan istri gue apapun yang terjadi nanti, ingat itu" ucap Zain lagi langsung pergi dari hadapan rani

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!