NovelToon NovelToon

Transmigrasi Queen Mafia

Prolog

Sret....

“AKH...” Vela berteriak keras ketika katana Archer menembus bagian bahunya. Sekarang ia tidak punya senjata apapun, Pisau, pistol dan katana nya sudah terlempar jauh ketika berkelahi dengan Archer tadi.

“Menyerah, Queen?” Tanya Archer, pria yang merupakan King dari Mafia Rideos itu menatap Vela remeh, nafasnya terengah-engah, bagaimanapun melawan Vela yang merupakan Queen Mafia Corvus tidaklah mudah.

Vela menatap Archer tajam, “Aku tidak akan menyerah, setidaknya sshh.. Sampai bisa membunuhmu disini!” Vela mendesis menahan rasa sakit dari luka-luka di sekujur tubuhnya.

Archer mengeluarkan pistolnya, “Tapi aku yang akan membunuhmu disini!” Archer mengarahkan pistolnya pada Vela,

Dor.. Dor.. Dor..

“VELA! AKHHH..!”

“LEO!” Teriak Vela, Ara dan Carina bersamaan.

Tepat setelah Archer menarik pelatuknya, Leo langsung berlari ke depan Vela, membuat tiga peluru baja Archer menembus dada Leo. Sedetik kemudian Leo langsung ambruk di hadapan Vela dengan darah yang mengalir di dadanya.

“Leo!! Kau kuat, kita akan ke rumah sakit setelah ini, tahan sebentar lagi!” Vela terduduk di depan Leo.

“Ti-tidak, a-aku su-sudah tidak kuat.” Ucap Leo terbata-bata, “A-aku, me-mengikuti ucapan Orion uhukk.. Untuk me-lindungimu.” Ia terbatuk darah.

“Tahan Leo! Sebentar lagi setelah aku membunuh keparat itu!”

Archer yang muak melihat drama dihadapannya ini berdecih, “Walau tidak mengenaimu, setidaknya salah satu anggota intimu gugur.” Gumamnya.

“Yaa, k-kau harus me-membunuhnya. A-aku akan me-menemani Orion di-disana, akh..” Tepat setelah itu, Leo menghembuskan nafas terakhirnya.

“Tidak, Leo! Hiks.. Bangun!” Vela menangis dan terus mengguncang tubuh Leo yang sudah tidak bernyawa, “Bangun! Kau akan melindungiku bukan? Kalau begitu bangun! Hiks..bangun! “ Carina dan Ara yang melihat itu menghampirinya.

“Leo..” Gumam Ara. Sementara Carina merengkuh Vela dalam pelukannya, “Tenang.” Ucap Carina, “Tidak, dia pergi Hiks.. Meninggalkanku sama seperti Orion!”

“Kita harus tenang, Vela. Jangan lemah!”

Vela menghapus air matanya, benar ia tidak boleh lemah. Vela mengedarkan pandangan, banyak anggota Mafia Corvus yang sudah gugur jika dibandingkan dengan Mafia Rideos.

“Ingat, tujuan kita membunuh Archer yang telah menghabisi Orion!” Ucap ara, Vela mengangguk. Ia akan membunuh keparat itu.

Sedangkan Archer yang sudah muak mulai membuka suara, “Kalian akan kalah, Rideos akan menjadi Mafia terkuat di Eropa!”

“Dalam mimpimu!” Teriak Carina lantang.

Dor dor dor dor

“Huhhh.” Archer meniup ujung pistol nya, kemudian membuang pistol yang hanya berisi tujuh peluru itu. Carina dan Ara, Masing-masing keduanya terkena 2 peluru Archer yang tanpa aba-aba menembak mereka.

Vela terduduk lemas dengan tatapan kosong, semua orang sudah pergi, meninggalkannya sendiri. Dan satu orang yang membuat Vela kehilangan semua orang yang ia sayang, “Archer..” Gumamnya.

“Sudahlah, menyerah saja!” Ucap Archer, Vela mengedarkan pandangan, hanya hitungan orang anggota Mafia Corvus yang masih berjuang.

“Lebih baik kau menyusul kekasihmu itu.” Benar, Vela akui ia lebih baik menyusul Orion dan teman-temannya sekarang.

Archer mendekat pada Vela, dengan memegang katananya. Ia mengarahkan katananya ke udara, bersiap menebas tubuh Vela. Vela hanya diam, tanpa perlawanan.

Dapat ia rasakan katana Archer menembus perutnya, rasa sakit ia rasakan. Hingga beberapa detik kemudian semuanya gelap, Vela tidak merasakan apapun lagi.

Hai all, welcome to my story❤

Perkenalan dulu yaww

1. Vela Bellatrix (Vela), Queen Mafia Corvus.

2. Orion Draco Lacerta (Orion), King Mafia Corvus kekasih Vela yang sudah tiada.

3. Ara Mensa (Ara), anggota inti Mafia Corvus

4. Carina Sagitta (Carina), anggota inti Mafia Corvus.

5. Leo Fornax (Leo), Tangan kanan Orion.

6. Archer Cygnus (Archer), King Mafia Rideos, orang yang membunuh Orion.

Next part adalah awal guys, jadi stay terus ya^^

Part 1 : Bertransmigrasi

Vela perlahan membuka matanya, dapat ia rasakan kepalanya sedikit pening. Samar-samar ia mendengar suara.

“Tuan Putri sudah bangun, cepat panggil tabib!”

“Baiklah.”

Ketika kesadarannya mulai terkumpul, Vela mengedarkan pandangan nya. Yang pertama ia lihat ada langit-langit kamar seperti dari kayu. Ia menoleh kesamping, ada dinding yang dilapisi ukiran kayu indah. Dan di sebelahnya ada seorang wanita berpakaian aneh yang menatapnya cemas.

Siapa dia? Dan dimana aku sekarang? Batin Vela bertanya.

“Tuan Putri.” Ucap wanita itu yang terdengar seperti sapaan sambil sedikit membungkuk. Vela hanya diam, siapa yang dia maksud tuan putri?.

Tak lama datang seorang laki-laki dan wanita yang juga berpakaian aneh. Mengapa mereka memakai pakaian kuno? Apa ini daerah pedalaman?.

Vela melirik pakaian yang ia pakai, seperti sebuah gaun tidur namun tidak seperti gaun tidur pada umumnya, ia rasakan kainnya sangat lembut seperti... Sutra? Entahlah.

Apa aku di alam baka? Tapi kenapa tempatnya aneh.

“Yang mulia, hamba akan memeriksa keadaan anda.” Vela masih diam, laki-laki itu meletakkan tangannya di kening dan pergelangan tangan Vela.

“Kabar baik, kondisi yang mulia mulai membaik.” Ucap laki-laki itu. Kedua wanita yang itu terlihat senang.

“Yang mulia, apa yang Anda rasakan sekarang?” Tanya laki-laki itu.

Vela tidak merasakan apapun, hanya kepalanya terasa sedikit pening. Bagi Vela sakit sedikit seperti ini tidak akan masalah.

“Kalian Siapa?” Bukannya menjawab, Vela malah bertanya balik. Laki-laki dan kedua wanita itu menyerngit bingung.

“Hamba Tabib istana, Yang Mulia. Dan mereka berdua dayang pribadi Anda.” Jawab laki-laki tersebut.

Sekarang malah Vela yang menyerngit bingung, “Tabib? Dayang? Kalian siapa? Aku tidak mengenal kalian.”

Salah satu wanita itu mendekat pada Vela, “Tuan Putri, hamba dayang Lyra, dayang Anda sejak kecil, Tuan Putri.”

“Apa yang kalian katakan? Aku benar-benar tidak mengenal kalian, jangan membuat lelucon!” Vela berkata tegas, ia selalu muak pada sesuatu yang tidak ia mengerti dan plin plan.

“Apa yang Anda ingat terakhir kalinya yang mulia?” Tanya laki-laki yang Vela ketahui adalah Tabib istana tadi.

Vela mulai mengingat, ia di medan perang melawan Mafia Rideos untuk balas dendam atas kematian Orion. Leo, Ara dan Carina yang tiada karena ditembak Archer. Dan terakhir katana Archer yang menembus perutnya.

Tidak mungkin Vela menceritakan itu pada orang-orang yang tidak dikenalnya ini kan? Vela tidak mengenal mereka.

“Aku tidak mengingat apapun.” Itu jawaban terbaik yang menurut Vela harus ia jawab sekarang.

Tabib itu mengangguk, kemudian beralih menatap kedua wanita yang Vela ketahui dayang itu, “Kemungkinan ketika Putri Tania terjatuh ke kolam, bagian kepalanya terkena bebatuan. Dan sepertinya sekarang Putri Tania mengalami lupa ingatan.” Jelas tabib itu.

“Lupa ingatan?” Tanya dayang itu memastikan. Tabib itu mengangguk, “Akan saya buatkan obat untuk pemulih keadaan Tuan Putri, untuk lupa ingatannya mungkin hanya akan sementara karena sepertinya luka dikepala Tuan Putri tidak terlalu parah.” Kedua dayang itu mengangguk.

“Hamba permisi, Yang Mulia.” Ucap tabib itu seperti pamit pada Vela dan membungkukkan badannya.

“Aku akan memberi kabar pada Raja dan Ratu bahwa Tuan Putri sudah sadar.” Ucap salah satu dayang itu, yang satunya mengangguk, “Aku yang akan menemani Tuan Putri di sini.”

Vela hanya diam menyimak kedua dayang ini, ia masih bingung, apalagi mereka membicarakan Raja, Ratu? Rasanya kepala Vela akan pecah untuk sekedar memahami pembicaraan mereka.

“Hamba permisi yang mulia.” Vela mengangguk, salah satu dari mereka membungkuk padanya kemudian keluar dari kamar ini.

“Karena Tuan Putri lupa ingatan, hamba akan memperkenalkan diri. Nama Hamba Lyra, hamba dayang Tuan Putri sejak kecil.” Ucap Dayang yang bernama Lyra tersebut.

“Lalu, siapa aku?” Tanya Vela, ia tidak yakin namanya adalah Vela di tempat ini.

“Anda Putri Titania Eylonwy Dalbert, Putri tertua dari Raja Atlas dan mendiang permaisuri Cordelia.” Jelas dayang Lyra.

Baiklah, sekarang Vela mulai mengerti. Ia adalah Seorang Putri dari Raja dan Ratu. Raja dan Ratu tentu ada istana. Di istana tentu ada dayang, tabib, prajurit, Putri dan mungkin pangeran.

Sekarang, apa ia sedang syuting film? Tapi tidak mungkin. Seingatnya tubuhnya hampir terbelah oleh katana Archer. Ah, mengingat pria itu membuat Vela menjadi kesal. Niatnya ingin membunuh Archer yang telah membunuh Orion, kekasihnya. Namun malah ia yang terbunuh.

Apa mungkin aku bertransmigrasi? Dan berada di tubuh Putri Titania ini?

***

Kenalan lagi yukk

1. Titania Eylonwy Dalbert (Putri Tania), Putri tertua/ Pertama Raja Atlas dan Mendiang (alm) Permaisuri Cordelia.

2. Dayang Lyra, dayang Putri Tania sejak kecil.

Dayang\= sejenis pelayan

Tabib\= sejenis dokter

Prajurit\= Pengawal

Part 2 : Balas Dendam

Apa mungkin aku bertransmigrasi? Dan berada di tubuh Putri Titania ini? Batin Vela bertanya.

Suara dayang Lyra mengusik lamunan Vela, “Tuan Putri, lebih baik sekarang Anda mandi dahulu.” Ucapnya.

Vela mengangguk, ia akan menjalani kehidupan ini dulu sekarang.

Selesai mandi dibantu dayang Lyra, Vela mengenakan baju seperti gaun. Dasarnya lembut seperti sutra, dayang Lyra bilang ini pakaian sehari-harinya.

Vela duduk di depan meja rias, karena dayang Lyra akan menata rambutnya. Ia menatap kaca dan terkejut, bukan karena wajah asing yang terlihat dikaca, melainkan wajahnya sendiri. Catat, wajahnya sendiri, wajah Vela Bellatrix.

Vela larut dalam fikirannya, sementara dayang Lyra menata rambutnya.

Apa aku bertransmigrasi ke tubuhku sendiri? Atau ini kehidupanku sebelumnya? Batin Vela bertanya-tanya.

“Tuan Putri, ini saatnya makan siang. Hamba akan mengambil makan dulu untuk Tuan Putri.” Ucap dayang Lyra setelah selesai menata rambut Vela. Vela mengangguk.

Dayang Lyra keluar dari kamar Vela, sedangkan Vela berjalan menuju tempat tidurnya, ia ingin berbaring sebentar.

Vela memejamkan mata, tiba-tiba banyak ingatan masuk dalam fikirannya. Memori yang sepertinya milik Putri Titania.

Vela melihat semuanya, dimana seorang gadis lemah yang sering dibandingkan dengan saudaranya. Gadis lemah yang sering dibentak ayahnya sendiri. Kadang-kadang di pukuli oleh ibunya, ah tidak sepertinya ibu tirinya. Karena ada kuburan yang merupakan mendiang Permaisuri Cordelia, ibu kandung Putri Tania. Permaisuri Cordelia tiada ketika melahirkan Tania, membuat Raja sangat membenci Tania. Sebab Raja Atlas sangat mencintai Permaisuri Cordelia.

Vela membuka matanya, tanpa sadar air matanya menetes melihat kilasan kehidupan Putri Tania. Vela sempat berfikir, sekarang kehidupannya lengkap memiliki ayah dan ibu. Namun ternyata sama saja, bahkan lebih dari hidupnya yang dulu.

Vela adalah anak yatim piatu, dari kecil ia dirawat oleh pamannya dengan hidup pas-pasan. sampai usia 8 tahun pamannya meninggal, Vela hidup sendiri dengan sedikit uang yang ditinggalkan pamannya. Di sekolah ia selalu di buli oleh teman-temannya karena tidak memiliki orang tua.

Ia selalu bekerja sepulang sekolah untuk mencukupi kebutuhannya. Vela tumbuh menjadi gadis yang dingin dan jarang bicara. Sampai di hari kelulusan SMA, Vela bertemu Orion. Laki-laki yang jatuh cinta pada Vela sejak pandangan pertama, wajar saja karena paras Vela memang cantik.

Orion langsung mengklaim Vela adalah miliknya, Vela tidak bisa membantah. Lewat Orion, Vela bertemu Leo, orang kepercayaan Orion yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri, kemudian Ara dan Carina, kedua wanita itu membuat Vela tau betapa hangatnya pertemanan. Ketika kuliah bersama Orion Vela baru mengetahui bahwa Orion, Leo,Ara dan Carina itu adalah pemimpin Mafia besar.

Mereka mengajarkan Ara beladiri, memakai senjata, dan lainnya yang membuat Vela tidak menjadi gadis lemah lagi. Vela menjadi Queen Mafia Corvus, pemimpin kedua setelah Orion. Orion benar-benar memperlakukan Vela seperti Ratu, ia sangat mencintai Vela. Orion benar-benar membuat Vela merasakan kebahagiaan yang tidak pernah ia rasakan.

Namun, takdir mengambil kebahagiaan Vela, lewat Archer. Lelaki yang menghabisi Orion, teman-temannya bahkan dirinya sendiri. Lewat laki-laki itu takdir mengambil nyawanya.

Vela kembali memejamkan matanya, sekarang ia melihat ruangan yang gelap. Kemudian datang seorang gadis yang memiliki wajah sama persis dengannya.

“Hai, Vela. Aku Tania.” Ucap gadis itu.

“Tania? Kau tau kenapa aku bisa ada di sini?” Tanya Vela. Putri Tania tersenyum, “Ini adalah tubuhku, dan tubuhmu.”

Vela menyerngit tidak mengerti, “Apa maksudmu?”

“Aku adalah kau, dan kau adalah aku. Aku adalah dirimu di kehidupan ini.” Jelas Tania. Sekarang Vela mengerti, ia kembali ke kehidupan sebelumnya.

“Kau sudah lihat bukan, bagaimana kehidupanku. Kemarin aku di dorong Putri Bianca, saudara tiriku ke kolam. Dan sekarang aku berada di sini.” Ucap Tania.

“Aku tau, kau sudah tiada di masa depan. Begitupun aku yang tiada kemarin. Sekarang aku akan tenang di alam sana, jika kau bisa meyakinkan ku untuk balas dendam atas kelakuan semua orang disini.” Lanjut Tania.

Vela menyerngit, “Balas dendam?” Tanyanya.

Tania mengangguk, “Tolong, berjanjilah untuk balas dendam agar aku tenang. Aku mohon, kau sanggup bukan?”

Tanpa berfikir, Vela mengangguk, “Ya, aku akan balas dendam atas kelakuan semua orang di masa ini.” Ucap Vela yakin.

Tania tersenyum, “Sekarang aku akan tenang menuju akhirat tempat Bunda. Aku yakin kau bisa menghadapi orang-orang disini.”

Vela mengangguk, “Ingatanku yang lain akan segera menyusul, sekarang aku pergi. Selamat tinggal, Vela.” Lanjut Tania. Kemudian ia menghilang dengan tiba-tiba.

Vela membuka matanya, ia kembali berada dikamarnya. Tatapan Vela lurus kedepan dengan tajam, “Aku akan balas dendam, tidak ada lagi Tania yang lemah, aku Tania yang sesungguhnya.” Gumamnya.

Tak lama Dayang Lyra masuk membawa makanan, “Tuan Putri, mari makan siang terlebih dahulu.”

“Hm.” Jawab Vela dingin, ah lebih tepatnya sekarang Putri Tania.

Dayang Lyra yang mendengar nada dingin dari Tuan Putrinya menundukkan kepala, apa ia melakukan kesalahan?

***

Raja Atlas, Ratu Miranda dan Putri Bianca berada di meja makan bersiap akan makan siang mereka. Namun kedatangan seorang Dayang menghentikan aksi mereka.

“Yang Mulia.” Ucap Dayang itu sambil menunduk.

“Ada apa?” Tanya Raja Atlas.

“Hamba ingin memberi tau bahwa Putri Tania sudah sadar, Yang Mulia.” Ucap Dayang tersebut.

Raja Atlas yangendengar itu hanya acuh, “Biarkan saja, aku pikir dia sudah mati.”

Sementara Putri Bianca yang mendengar itu berbisik pada ibunya, “Ibu, dia belum mati!” Ucapnya. Ratu Miranda mengangguk, “Tenang saja, dia tidak akan mengadu bahwa kau yang mendorongnya. Lagi pula Raja tidak mungkin marah padamu.” Ucap Ratu Miranda.

Putri Bianca mengangguk, benar juga. Ia adalah Putri kesayangan Raja Atlas, tidak mungkin ia akan dihukum karena Putri yang tidak dianggap Raja itu kan.

Dayang itu ingin melanjutkan berbicara, berniat mengatakan keadaan Putri Tania yang saat ini mengalami lupa ingatan, namun diurungkan karena datangnya seorang prajurit.

“Hormat yang mulia.” Ucap prajurit itu.

“Ada apa?” Tanya Raja Atlas malas, ia akan makan siang bersama anak istrinya segera.

“Raja Oberon datang berkunjung yang Mulia.”

Raja Atlas, Ratu Miranda dan Putri Bianca yang mendengar itu terkejut,

“Apa?”

***

Perkenalan lagi nih:

1. Cordelia Ariana Dalbert (Permaisuri Cordelia), ibu kandung Tania, tiada ketika melahirkan Tania.

2. Atlas Dalbert, (Raja Atlas), Raja kerajaan Dalbert.

3. Miranda (Ratu Miranda), selir yang diangkat menjadi Ratu Kerajaan Dalbert. Tidak menyandang gelar permaisuri, karena gelar permaisuri bagi Raja Atlas hanya untuk Permaisuri Cordelia.

4. Bianca (Putri Bianca), Putri Raja Atlas dan Ratu Miranda. Umurnya di bawah Putri Tania.

Setiap pemeran baru yang hadir, maka dibagian akhir akan ada perkenalannya. Happy Reading guys^^

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!