NovelToon NovelToon

Beda Usia Tapi Cinta

Kristal

Siang itu Kristal tiba di bandara, ia sedang menyeret koper besar nya sembari mengedarkan pandangan mencari sosok kakak nya Armand.

Di kejauhan nampak lelaki berbadan tinggi tegap melambaikan tangan pada Kristal. ia membalas lambaian tangan lelaki yang berjalan ke arahnya itu. Kristal langsung memeluk kakaknya.

"Kau terlihat lebih tampan". Kata Kristal memuji kakaknya.

"Kau terlihat jelek!, apa saja yang kau lakukan dengan uang ku di sana, kenapa kau kembali sekarang?". Arman kesal dengan adiknya. ia tahu sebenarnya kenapa Kristal kembali.

"Aku menghabiskan uang mu untuk bermain-main saja. karena bosan jadi ku putuskan kembali". Kata Kristal sembari tertawa memeluk pinggang kakak nya. Armand baru saja akan menarik telinga adiknya itu.

Armand memasukan koper Kristal kedalam bagasi mobil dan melaju menuju rumah baru Armand. karena orang tuanya tinggal di luar negeri jadi Kristal akan tinggal bersama Armand.

Armand membelokan mobilnya di halaman rumah yang luas dan tertata rapi. terlihat terawat sekali.

"Woooww siapa yang merawat halaman ini?". Tanya Kristal takjub melihat keindahan di depannya. ia tahu kakak nya tidak mungkin punya waktu mengurusi semua itu.

"Tentu saja bukan kau yang merawatnya!". Kata Armand sembari menarik koper besar milik Kristal. Armand kesal, ia tahu kenapa adiknya kembali. pasti karena lelaki itu, lelaki yang membuat adiknya pintar karena termotivasi tapi juga membuat adiknya hancur karena patah hati.

Kristal menatap kamarnya yang baru di renovasi oleh kakak nya. Armand membuat interior yang bagus dan terkesan memang itu kamar seorang gadis. dari pemilihan cat dinding hingga hiasan di kamar itu menunjukan sisi feminin pas sekali dengan kepribadian Kristal.

"Kakak, ibu bertanya kapan kakak akan menikah?".

"Kenapa kau terus bertanya itu pada ku?!".

"Bukan aku tapi ibu, lagi pula kakak sudah mau 40 tahun ibu kan mau menimang cucu".

Armand kesal dan meninggalkan adiknya sendiri di kamar. ia paling malas di tanya kapan akan menikah.

Kristal memasak makan malam untuknya dan Armand. keduanya makan dengan tenang di meja makan.

"Kau kembali untuk bermain-main atau akan bekerja?".

"Jelas aku akan bekerja aku sudah di terima bekerja di butik ternama sebagai desainer".

"Bagus mulai sekarang pikirkan masa depan mu atau aku akan mengirim mu kembali ke Amerika".

"Baik". Kata Kristal penuh semangat.

Paginya Kristal pergi membeli beberapa stel baju untuk bekerja besok. ia juga mampir ke salon untuk perawatan. Kristal memotong pendek rambutnya dan memberikan sedikit warna kuning madu yang pas dengan kulit Kristal yang putih. selesai dari salon ia pergi ke gedung WJ Group tempat seseorang yang ia cari, seseorang yang membuatnya kembali.

"Ada keributan apa ini?!". Seorang lelaki keluar dari ruangan kerjanya. Kristal memandang kagum pada lelaki di hadapannya. tetap tampan dan tidak berubah.

"Nona ini memaksa menemui anda tuan Hen".

"Lepaskan dia".

"Baik tuan". Dua orang keamanan melepas pegangannya di kedua lengan Kristal.

"Kak Hen apa kau mengingat ku?". Tanya Kristal berkaca-kaca.

Lelaki yang di panggil Hen itu terdiam. ia menatap Kristal dengan tenang.

"Pergilah aku sibuk, Ryan antar dia keluar". Lelaki itu menyuruh asistennya untuk mengantar Kristal keluar gedung WJ Group.

"Silahkan nona". Ryan mempersilahkan Kristal pergi mengikutinya. Kristal menoleh ke arah lelaki itu. tapi lelaki itu nampak dingin dan tidak peduli. ia melangkah kembali ke ruangan kerjanya.

Hendrico Wijaya

Ia tampan dan sempurna, kaya dan mapan. banyak wanita menggilainya. ia pendiri WJ Group.

Siang itu Hendrico duduk di kursi kerjanya melamun menatap cincin pernikahan yang ia pegang. cinta sejatinya Maudy telah lama pergi meninggalkannya. tiga tahun yang lalu istri yang ia cintai telah tiada.

Hendrico berdiri dari kursi kerjanya. dan menatap asistennya Ryan.

"Ada keributan apa di luar?". Tanyanya pada Ryan.

"Ada seorang gadis memaksa bertemu anda tuan".

Hendrico melangkah keluar dan melihat siapa gadis itu. ia terpaku sesaat melihat seorang gadis cantik yang ia kenal. ia hampir tertawa melihat gadis itu tapi ia segera bersikap cool seperti biasanya.

Saat kembali ke ruang kerjanya ia tersenyum.

Kenapa gadis bodoh itu kembali. kapan ia kembali?.

Hendrico mengenang seorang gadis kecil dengan seragam taman kanak-kanak dan rambut yang diikat dengan pita warna warni. waktu itu jam pulang sekolah dan ia mampir ke rumah sahabatnya Armand. ia satu sekolah dengan Armand dan mereka sama-sama duduk di bangku sekolah menengah. sementara gadis kecil berseragam taman kanak-kanak itu adalah Kristal adik Armand.

Hendrico sangat suka dengan Kristal yang pintar dan lucu. ia sering mengajari Kristal belajar kalau ia sedang mampir ke rumah Armand.

Saat beranjak remaja Hendrico tahu Kristal menyimpan rasa suka padanya. tapi ia tidak pernah mempedulikannya karena perbedaan usia mereka. suatu kali Kristal memberanikan diri menyatakan perasaannya pada Hendrico yang saat itu sedang bersama Maudy kekasih Hendrico. Armand yang mengetahui tingkah adiknya itu langsung marah besar dan mengirim Kristal ke Amerika. sejak saat itu ia tidak lagi bertemu dan berkomunikasi dengan gadis itu. dan siang ini ia tidak menyangka akan bertemu gadis bodoh itu.

Sore itu sepulang bekerja Hendrico masih harus meeting dengan clientnya.

"Dimana kita akan bertemu client nerikutnya?". Tanyanya pada Ryan.

"Di caffe nine tuan".

Ryan melajukan mobil dan membelah jalannan menuju caffe nine. ia membelokan mobil mewah itu di pelataran parkir. Hendrico terlihat menuju sebuah meja uang sudah di pesankan Ryan untuk meeting. ia duduk memainkan ponselnya dan tak sengaja mengedarkan pandangannya. saat itu ia menatap Kristal dari kejauhan. gadis itu menikmati segelas minuman dingin dan cake strobery kesukaannya. Hendrico ingat ia akan selalu menyisakan strobery di cake nya untuk di berikan pada Kristal jika mereka sedang makan cake stobery bersama. ia tersenyum menatap gadis itu. dan lamunannya buyar ketika client nya telah tiba dan mengajak meeting.

Selesai meeting Hendrico pulang menaiki mobilnya. di lihatnya dari kaca mobilnya, Kristal berjalan kaki seorang diri. terlihat santai rambut pendeknya tertiup angin.

"Kenapa gadis itu memakai rok sependek itu?!, apa Armand tak memarahinya!". Gumam Hendrico dari kursi belakang. Ryan menatapnya dari kaca spion lalu ikut menoleh memandang ke arah Kristal.

"Maaf apa tuan mengenal nona Kristal?". Tanya Ryan yang mengamati sepertinya Hendrico mengenal gadis itu.

"Ya aku mengenalnya. bahkan aku melihatnya saat pertama kali mengenakan seragam taman kanak-kanaknya. aku juga melihatnya saat pertama kali mengenakan riasan dan high heels". Kata Hendrico tersenyum masih menatap Kristal. Ryan sengaja memelankan laju mobilnya agar tuannya bisa menatap gadis itu.

"Dia adik Armand teman ku". Kata Hendrico pada Ryan.

Ryan mengangguk pelan. pantas saja tuannya mengenal baik gadis itu. rupanya ia adalah adik dari Arman teman baik Hendrico.

Batasan

Armand terlihat memberikan instruksi pada para staffnya. mereka sedang dalam proyek baru pembangunan sebuah gedung untuk perkantoran. Armand membuka alat safety nya. ia meraih ponselnya yang berbunyi di saku celananya.

"Ada apa?".

"Kakak ibu mencari mu kenapa kau tak menjawab teleponnya?!".

Armand mematikan ponselnya dengan kesal. ibunya mencoba menjodohkannya dengan seorang gadis. ibunya bilang gadis itu yatim piatu dan bekerja di sebuah percetakan. ibunya ingin agar Armand menemui gadis itu.

Siang itu Armand mengamati dari jauh seorang gadis yang terlihat sibuk mengangkat karton berisi tumpukan kertas. gadis itu terlihat kuat dan sedikit tomboy. pakaiannya tidak seperti yang biasa di kenakan Kristal. ia memakai celana jeans panjang dan kemeja. rambutnya di ikat serampangan. Armand jengah gadis macam apa yang ibunya pilihkan. gadis itu bahkan jauh dari kesan cantik. Arman kembali melajukan mobilnya. ia pulang ke rumah untuk beristirahat.

Sesampainya di rumah ia di kejutkan dengan keberadaan Hendrico yang menunggunya di halaman sembari menikmati pemandangan kebun bunga mawar.

"Sejak kapan kau berkebun bunga mawar?". Tanya Hendrico.

"Memang aku sudah gila, itu kerjaan Kristal". Sebenarnya Hendrico sudah menebaknya. ia hanya memastikan saja dengan bertanya pada Armand. ternyata Kristal masih menyukai bunga mawar seperti dulu.

"Kenapa kau kemari?". Tanya Armand.

"Hanya mampir saja".

"Bibi Yun tolong buatkan minuman". Bibi Yun kepala pelayan di keluarga Arman. ibunya sengaja mengirim bibi Yun untuk ikut Kristal pulang agar ada yang merawat Armand dan Kristal.

"Apa kabar bi". Sapa Hendrico, ia juga mengenal bibi yun.

"Baik tuan Hen, kau terlihat masih seperti dulu".

Kata bibi Yun yang melihat Hendrico tidak berubah masih sama ramah dan baik seperti dulu.

Tidak lama Kristal pulang dengan kantung belanjaan. ia terlihat kerepotan dengan bawaannya.

"Kenapa kau membeli barang sebanyak ini?". Tanya Armand.

"Ini perlengkapan ku untuk bekerja besok". Kilah Kristal. ia memang membeli dua stel pakaian kerja dan sisanya baju untuk bepergian jalan-jalan dan beberapa kosmetik. Kristal terkejut melihat Hendrico duduk di ruang tamu. ia salah tingkah menatap lelaki itu.

"Pergi dan bawa barang-barang itu!". Kata Armand yang mulai menyadari tingkah adiknya. ia tahu betul Kristal sangan menyukai Hendrico. dan ia tidak suka dengan hal itu.

"Sudah jangan hiaraukan dia". Armand menyenggol lengan Hendrico karena ia terlihat sedang memandangi Kristal yang menaiki tangga dengan barang bawaannya.

"Sejak kapan ia kembali?". Tanya Hendrico.

"Dua hari yang lalu, ia bilang akan bekerja disini".

Hendrico mengangguk. tahu Armand akan sedikit sensitif jika ia menanyakan apapun tentang Kristal.

"Apa nanti malam kau ada waktu?, bagaimana kalau kita pergi bersama. sudah lama kita tidak minum bersama".

"Aku ada janji. bagaiman kalau besok saja. kau bisa mengabari ku jika setuju".

"Baiklah, memang kau mau kemana?". Tanya Hendrico. tidak biasanya Armand menolak ajakannya.

"Hanya bertemu seorang teman".

"Kakak ibu bertanya apa kau setuju dengan gadis itu?". Kristal muncul dengan membawa ponselnya. Armand langsung salah tingkah di hadapan Hendrico yang terlihat tersenyum geli. Kristal menyerahkan ponselnya pada Armand karena ibunya menelpon dan ingin bicara.

"Kakak kau pergi saja dengan ku". Kristal duduk di samping Hendrico. aroma parfum Kristal tercium, Hendrico menyadari Kristal memang sudah dewasa.

"Ambil ponsel mu dan kembali ke kamar mu!".

"Iya baik!". Kristal kesal karena kakak nya selalu tidak suka jika ia dekat-dekat dengan Hendrico.

"Baiklah aku kan pulang. besok aku akan menghubungi mu. dan bibi Yun terimakasih untuk kopi yang enak ini". Kata Hendrico. ia menghabiskan minumannya. Arman mengantarnya keluar. Armand tahu untuk apa Hendrico datang pasti karena Kristal.

"Hen". Panggil Armand. Hendrico mengentikan gerakannya membuka pintu mobilnya.

"Kau masih mengingat perjanjian kita bukan?". Armand pernah meminta Hendrico untuk tidak meladeni adiknya.

"Tentu saja, jangan cemas". Hendrico menepuk bahu Armand dan masuk ke dalam mobilnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!