NovelToon NovelToon

POSESIF PRIA BUTA

Little Hut

Di sebuah gubuk kecil tinggalah seorang gadis remaja yang masih berumur 17 tahun yang saat ini masih menempuh pendidikan dia di bangku menengah atas. Dia tinggal seorang diri di gubuk tersebut di karenakan ke dua orang tuanya telah tiada.

Julian bangun dari tidurnya untuk melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim. Dia segera mengambil wudhu dan segera menunaikan sholat subuh tak memakan waktu yang lama sholat subuh sudah usai dia laksanakan sekarang dirinya melanjutkan dengan Membaca Al-Qur'an.

Setiap sholat Julian selalu membaca Al-qur’an tersebut.

Dengan suara yang indah lantunan ayat-ayat suci al-qur’an yang di bacanya terdengar indah jika ada yang sedang mendengarnya. Julian selain cantik, kulit putih, wajah yang manis, hidung mancung dan suara yang bagus sangat perfect sekali jika orang lain mengetahuinya.

Setelah dia menyudahi bacaan alqur’annya Julian berdiri untuk membereskan mukena nya.

Dia menggantung mukena yang lusuh itu dengan baik, karena itu satu-satunya mukena yang dirinya punya, sebab dirinya belum bisa mengganti yang baru karena uangnya belum cukup.

Selesai itu dirinya pun menuju dapur kecil itu untuk memasak nasi. Dia mulai menyusun kayu-kayu kecil itu lalu membakar satu plastik untuk membantu menghidupkan apinya lalu di taruh di tengah – tengah kau yang sudah di susunnya tersebut.

Julian mulai mencuci beras yang sudah dia ambil dan segera memasaknya. Ketika menunggu nasinya matang Julian tak lupa membereskan bahan-bahan untuk di masak. Nasinya sudah mulai kering diri-Nya pun memindahkan panci yang berisi nasih tersebut, lalu dia menganti dengan wajan lalu di tuangkan minyak goreng ke dalamnya secukupnya tak lama minyak yang ada di dalam wajan itu sudah mulai panas.

Dengan lihai dirinya memasak makannya untuk dirinya, tak butuh waktu lama akhirnya masakan yang sedang ia masak pun selesai. Dia mengambil nasi yang sudah ada di panci tersebut lalu dia menyendok kan sekitar dua sendok nasi itu ke dalam piringnya tak lupa juga dengan mengambil satu beberapa potong ketang yang dia goreng.

Dia menaruh makanan itu di atas meja kecil dan kursi tua itu, kemudian dirinya pergi ke kamar kecil itu untuk mengambil handuk untuk dirinya mandi. Dia segera mandi dan bersiap- siapa untuk berangkat ke sekolah.

Setelah siap dan rapi Julian keluar dari kamarnya, terus ia menuju meja kecil itu untuk sarapan pagi. Tak butuh lama dirinya untuk menghabiskan makan itu ia pun telah selesai makan. Julian keluar dari gubuk itu dengan bahagia sekali sebelum dirinya melangkah dari pintu gubuk itu dia tidak lupa untuk membaca doa terlebih dahulu dengan melafalkan Basmalah dan surah Al-fatiha dia mulai melangkah pergi dari gubuk itu.

Di sepanjang perjalanan Julian melangkahkan kakinya dengan cepat karena dirinya takut akan telat masuk kelas,walau pun begitu dirinya tidak lupa untuk menyapa orang- orang yang sedang berpapasan dengan dirinya.

Julian berangkat dengan jalan kaki karena dirinya tidak Julian berangkat dengan jalan kaki karena dirinya tidak memiliki kendaraan sama sekali dia masih bersyukur dia bisa sekolah dengan baik. Walau pulang dari sekolah dirinya harus berkerja keras bagi dirinya itu satu hal yang mesti di perjuangkan.

Dia akan berkerja keras hingga dirinya bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi. Tinggal seorang diri membuat dirinya untuk menjadi mandiri, berkerja keras demi kehidupan sehari- hari terpenuhi. Dia memang tak pernah mengeluh sedikit pun atas apa yang dia lakukan.

School

Akhirnya sampai juga di sekolah, Julian segera menuju kelas dirinya yang berada berdekatan dengan UKS sana. Julian berjalan dengan penuh senyum yang terukir di pipih nya, ia membalas setiap sapaan teman- temanya.

Semua murid sangat mengidolakan sosok gadis cantik, ramah itu banyak teman- teman yang berteman dengan dirinya, sebab dirinya tak pernah membedakan- bedakan temannya. Hingga dia sudah berada didepan pintu kelas itu segera masuk ke dalamnya.

Julian menaruh tasnya di kursi bagian nomor tiga dari depan.

Julian mengeluarkan buku besar miliknya itu dengan hati- hati lalu dia mulai membuka buku itu untuk membacanya kembali. Tak lama kemudian datang pak Ardi lalu dan semua murid mulai duduk di tempat masing-masing.

“Selamat pagi semua anak-anak hari ini kita akan melanjutkan pelajaran kemarin yang belum sempat tertunda, dimohon untuk ananda sekalian memperhatikan apa yang saya jelaskan nanti.”

“Baik pak,” jawab mereka bersama.

Semua murid dengan hikmah memperhatikan penjelasan pak Ardi di depan mereka. Julian sangat menikmati Pelajaran pertama ini dia fokus memperhatikan ke depan dan merangkul sendiri apa yang di sampaikan oleh pak Ardi.

Tak terasa waktu sudah berjalan proses pelajaran pertama pun telah selesai pak Ardi mengakhiri pelajaran pertama dan berganti ke pelajaran ke dua bersama buk Aida.

“Baik anak-anak sekarang kita akan melanjutkan mata pelajaran kemarin ya, tapi untuk kali ini sebelum ibu lanjutkan terlebih dahulu kita akan mengadakan test dulu ya.”

“Baik buk,” jawab mereka serentak.

Sekarang mereka mengisi form yang di bagikan oleh ibu Aida tersebut ada sekitar 30 soalnya yang akan mereka kerjakan Julian yang sudah mulai mengisi dan mengorek-ngorek kertasnya untuk mencari jawaban dari soal tersebut. Ya mereka test matematika banyak yang merasa kesusahan karena soalnya sangat sulit untuk di jawab, namun bagi Julian ini sangat menyenangkan apa lagi dirinya sangat menggemari matematika.

“Waktunya tinggal dua menit lagi silahkan bagi yang telah siap silahkan untuk di kumpulkan, tidak ada yang mencontek jika ketahuan testnya tidak ibu terima.”

“...” semua murid hanya mengangguk untuk menjawab ucapan buk Aida.

Julian maju ke depan mengumpulkan form test tersebut di ikuti dengan teman-temanya yang lain dia kembali duduk ke kursinya.

“Semua sudah di kumpulkan? Jika belum ayo cepat kumpulkan, ibu hitung sampai sepuluh kalian harus kumpulkan..1..2...3...4...5...6...7...8...9....10 semua harus kumpulkan siap atau tidak siap.”

Akhirnya mereka lanjut untuk memperhatikan materi yang di terangkan oleh buk Aida.

Julian yang lagi asyik memperhatikan gurunya di depan lalu tiba-tiba datang pak Adri untuk menyuruh dirinya untuk menemuinya di ruang guru.

Pak Adri salah satu guru yang menyayangi Julian seperti anaknya sendiri, karena Jualin anak yang baik, pintar dan tentunya itu nilai plus untuk banyak guru di sekolah tersebut. Termaksud pak Adri salah satunya.

“Julian kamu nanti waktu istirahat temui bapak di ruangan guru ya!” titah pak Adri.

“Baik pak, terima kasih pak,” jawab Julian.

“Iya, buk Aida terima kasih waktunya saya permisi terlebih dahulu.”

“Iya pak Adri.”

Oke sekarang kita lanjutkan kembali pelajarannya.

"Baik pak," semua fokus ke depan mendengarkan  guru yang mengajarkan itu larut dalam belajar hingga waktu tak terasa lagi.

School

Waktu istirahat sudah tiba Julian pun pergi ke ruangan guru untuk menemui pak Adri.

“Tok..tok...tok..”

“Masuk.”

“Assalamualaikum pak,” ucap Julian.

“Wassalam nak, silahkan duduk nak.”

“Nak bapak ada sedikit rezeki ini untuk kamu, ambillah amplopnya ini,” kata pak Adri sambil dia memberikan amplop itu pada Julian.

“Pak ini apa? Kok di kasih ke Julian pak.”

“Ini ada sedikit uang untuk kamu nak, jadi ambilah jangan di tolak nak. Bapak sudah menyiapkan dari lain waktu untuk di berikan untuk kamu, maka ambilah nak.”

“Terima kasih pak, Julian akan ambilnya pak.”

“Iya nak, kalau gitu kamu gunakan uang itu untuk kebutuhan kam ya nak.”

“Iya pak,” jawab Julian.

“Iya nak, tetap lah rajin ya, sekarang kamu boleh istirahat.”

“Baik pak, kalau begitu Julian pamit pak.”

Julian keluar dari ruang guru menuju kelasnya. Sesampai di kelas dia sudah di tunggu oleh sahabatnya Sahri.

“Julian sini, aku ada ini yuk kita makan berdua,” sambil menyodorkan makan itu di depan Julian.

“Lo, terus kamu gak makan ini?”

“Ikut makan dong kita berdua saja, lagian gak usah malu juga kali aku kan sudah terbiasa makan berdua dengan kam Julian.”

“Iya kamu sendok duluan ya, aku selesai kamu saja.”

Mereka makan bakso itu berdua dalam satu mangkok. Sahri dan Julian itu sudah bersahabat dengan Julian semenjak mereka masuk SMA mereka juga sering seperti itu. karena Sahri sudah tahu bahwa sahabatnya itu tidak akan mau makan bersama dirinya ke kantin, jadi dia selalu membawa makanan itu ke kelas dan memakannya berdua Julian tidak pernah mau sendirian makan.

“Mulut kamu belepotan itu, sini aku bersihin.”

Sahri membiarkan sahabatnya itu membantu membersihkan bibirnya yang belepotan dengan kuah baksonya.

“Sudah selesai makan kok kayak anak kecil aja.”

“Gak kok, tapi ini juga gak tahu tadi makanya seperti itu.”

“Kamu sudah kenyangnya kan?” tanya Sahri.

“Alhamdullilah perut aku sudah kenyang, makasih ya Sahri,” ucap Julian sambil memeluk sahabatnya itu.

“Aku senang kalau kamu kenyang,” balas Sahri sambil membalas pelukan sahabatnya itu.

“Hari ini kamu pergi kerja lagi?” tanya Sahri.

“Iya aku pergi kerja lagi nanti, mumpung banyak yang kerja jadi bisa lebih dapat uangnya.”

Sahri sabahat Julian sudah tahu jika sahabatnya ini sepulang sekolah akan berkerja di setiap rumah tangga yang membutuhkan tenaganya nya.

Dia juga sering melihat Julian berkerja, namun Julian selalu melarang dirinya ikut membantu pekerjaannya. Julian juga tidak mau sahabatnya itu membantu dirinya, dia tahu itu tidak pantas di kerjakan oleh Sahri, karena Sahri termasuk orang yang tergolong kaya di tempat dirinya itu. walau kadang Sahri sering membelikannya banyak makan dia selalu menolak namun semua tolak kan itu tidak bisa membuat sahabatnya itu untuk membelikan makanan itu.

Dengan terpaksa dia harus menerima setiap apa yang di berikan Sahri.

“Hari ini kamu libur kerja ya, kita pergi refreshing yuk. Apa kamu gak capek kerja mulu, kasian sama tubuh kamu Julian, aku gak mau kamu nanti belum tua udah sakit-kesakitan.”

“Aku mana bisa libur Sahri, kamu tahu sendiri jika aku libur aku gak dapat uang Sahri.”

“Bagaimana hari minggu besok kita pergi refreshing, jalan-jalan gitu bagaimana?” tanya Sahri dengan berharap sahabatnya itu mau untuk ikut pergi.

“Baik minggu depan aku akan ikut dengan kamu jalan-jalan,” balas Julian.

“Yes, akhirnya kamu mau juga ikut pergi,” ujar Sahri dengan gembiranya ia bisa mengajak Sabahat nya pergi weekend.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!